Professional Documents
Culture Documents
Bab IV
Bab IV
BAB IV
ANALISA DATA
Untuk mengetahui berapa banyak panjang data pada setiap pos hujan
yang ada, maka dibuatkan barchart data yang menyajikan ketersediaan
datanya. Nilai angka yang berada dalam barchart tersebut menunjukan
jumlah bulan yang tersedia setiap tahunnya (lengkap, 12 bulan). Untuk
keperluan analisa ketersediaan air, maka data hujan yang dibutuhkan
adalah harian, 10 harian, 2 mingguan atau bulanan, menyesuaikan dengan
kebutuhan analisa. Sebagai contoh ditampilkan dalam Tabel 4.3. Sementara
untuk keperluan analisa banjir, data hujan yang digunakan adalah data
hujan harian maksimum tahunan (1 nilai terbesar hujan harian dalam 1
tahun), sebagai contoh dapat dilihat pada Tabel 4.4. Berdasarkan data
sampai dengan tahun 2010, Isohit hujan tahunan rata-rata wilayah yang
terjadi di DI Sragi ditampilkan pada Gambar 4.2 dimana kisaran hujan
tahunan pada bagian hulu berada pada range 3500-5000 mm sedangkan
pada bagian hilir pada kisaran 2000-3500 mm.
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Jumlah
2010 609 270 373 285 353 113 111 135 270 328 150 410 3407
2011 430 448 366 303 141 71 171 40 44 49 346 213 2622
2012 452 150 351 259 83 127 0 0 0 0 0 0
2013 759 414 208 398 133 206 176 129 17 102 279 364 3185
2014 680 825 200 182 195 209 123 67 0 35 201 193 2910
2015 383 650 277 399 173 12 12 4 0 0 216 276 2402
2016 118 555 204 359 177 84 178 135 708 249 262 459 3488
2017 466 313 320 232 193 43 91 35 17 93 249 355 2407
2018 377 826 285 134 78 69 0 0 5 28 220 289 2311
Rata2 505 486 294 225 147 86 67 39 61 109 237 349 2648
Tabel 4.4 Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan Pos Gembiro
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des HHMT
1990 130 52 120 57 48 45 72 14 18 28 19 115 130
1991 111 139 45 85 35 32 5 9 5 8 60 35 139
1992 65 64 66 14 16 41 30 62 91 56 55 86 91
1993 226 69 42 71 52 92 8 64 7 60 72 16 226
1994 88 51 60 38 5 7 0 0 0 72 60 64 88
1995 76 158 99 57 54 67 42 1 38 69 89 115 158
1996 78 160 72 29 21 35 36 35 21 89 42 59 160
1997 140 44 67 59 33 22 12 13 0 0 14 76 140
1998 103 38 95 41 45 24 35 7 48 63 32 88 103
1999 80 74 34 38 25 10 16 70 24 90 67 44 90
2000 77 76 65 60 60 73 36 0 15 52 73 65 77
2001 46 115 65 90 41 30 30 10 39 65 86 49 115
2002 74 116 0 98 117 0 0 1 8 0 67 113 117
2003 52 76 87 31 31 12 0 4 12 36 49 68 87
2004 123 258 49 19 53 45 58 0 7 4 89 67 258
2005 110 92 56 63 26 37 40 0 46 4 71 87 110
2006 57 47 30 42 50 43 0 0 0 0 28 320 320
2007 66 135 62 45 45 43 63 3 0 0 57 133 135
2008 103 129 59 58 40 42 0 31 11 59 56 115 129
2009 62 92 31 65 76 13 29 3 0 54 67 60 92
2010 112 88 63 43 70 50 25 52 60 48 48 75 112
2011 81 68 58 50 32 33 82 40 20 11 70 51 82
2012 60 27 76 100 35 72 0 0 0 0 0 0
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des HHMT
2013 76 106 40 99 31 73 78 90 8 56 97 72 106
2014 113 187 30 24 36 56 59 28 0 17 49 57 187
2015 36 201 36 63 65 7 9 2 0 0 68 35 201
2016 28 70 51 81 60 48 60 101 215 48 54 100 215
2017 71 78 70 84 110 21 47 19 7 23 68 53 110
2018 130 160 81 25 29 25 0 0 5 21 52 68 160
Tabel 4.7 Data debit bulanan Bendung Brondong dan Bendung Gembiro
dimana :
IR = Kebutuhan air ditingkat persawahan
M ek = Kebutuhan untuk mengganti air yang hilang akibat evaporasi
dan
perlokasi di sawah = Eo + P
Eo = Evaporasi selama penyiapan lahan = 1,1 x Eto
k = Koefesien
t = Jangka waktu penyiapan lahan [ hari ]
S = Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan ditambah dengan 50 mm, dalm
perhitungan diambil 200+50 = 250 mm.
4.4.1 Evapotranspirasi
Data iklim yang berupa suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan
angin, lama penyinaran dan radiasi matahari digunakan untuk
memperkirakan besaran evapotranspirasi acuan (reference
evapotranspiration) yang dibutuhkan dalam perhitungan model rainfall-
run off dengan metode Nreca. Salah satu cara perhitungan
evapotranspirasi acuan yang dianjurkan adalah dengan menggunakan
rumus Modifikasi Penman (FAO, 1977) atau Penman Monteith (FAO,
1990) yang telah diimplementasikan pada program komputer Eto
Calculator. Namun demikian pada studi ini telah dibuatkan perhitungan
dengan spreadsheet yang hasilnya telah dikalibrasi. Perhitungan dengan
metode Penman Monteith ini secara resmi telah menjadi Standard
Nasional Indonesia dengan Nomor SNI 7745 Tahun 2012. Besar
evapotranspirasi potensial adalah banyaknya air yang menguap dari
daerah aliran sungai bila air yang tersedia tidak ada. Evapotranspirasi
aktual besarnya sama atau kurang dari evapotranspirasi potensial.
Evapotranspirasi potensial biasanya besarannya agak seragam dari tahun
ke tahun dengan data yang diperoleh.
Nilai evapotranspirasi potensial (Et0) yang telah dihitung pada beberapa
pos klimatologi di lokasi studi digunakan dalam perhitungan kebutuhan
air irigasi. Nilai Eto yang digunakan dalam perhitungan yaitu berdasarkan
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des
2012 87.4 91.5 96.3 106.8 113.8 97.0 114.0 121.1 123.3 121.9 96.5 87.5
Rata-Rata 83.4 81.4 99.3 100.7 104.0 98.0 105.2 113.3 116.2 113.1 96.9 88.7
neraca tersebut, neraca air mengalami defisit pada musim tanam ke-3 yaitu
palawija.
Untuk menghasilkan neraca air yang surplus, maka dapat dilakukan
perubahan intensitas pertanaman (IP). Pada neraca air Bendung Brondong,
dapat direkomendasikan IP sebesar 78% dengan rincian MT1 13%, MT2
60%, dan MT3 5%. Sedangkan, pada neraca air Bendung Gembiro dapat
direkomendasikan IP sebesar 153%, dengan rincian MT1 42%, MT2 100%,
dan MT3 11%. Dapat dilihat pada kedua neraca tersebut, pada MT3
menghasilkan niali IP yang cukup kecil. Untuk mengurangi kebutuhan air
irigasi, maka dapat pula dilakukan perubahan pola tanam menjadi Padi-Padi
yang sebelumnya Padi-Padi-Palawija.