Professional Documents
Culture Documents
EKLAMSI
1
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT karena atas Berkat dan Rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSI”. Penyusunan makalah
ini merupakan salah satu syarat dalam mengikuti program SI Keperawatan di Universitas
MH. Thamrin.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, tapi
penulis mendapatkan banyak dukungan , saran, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak,
tidak terlepas dari dukungan tenaga dan dukungan moril. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Pengajar dan teman teman.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga sara dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penulis pada khususnya.
Kelompok 8
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................6
C. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB 2...................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
A. Pengertian Preeklamsi...............................................................................................................7
B. Etiologi Preeklamsi....................................................................................................................7
C. Patofisiologi Preeklamsi............................................................................................................8
D. Manifestasi Klinis Preeklamsi...................................................................................................9
E. Jenis – Jenis Preeklamsi...........................................................................................................10
F. Komplikasi Preeklamsi............................................................................................................14
G. Penatalaksanaan Preeklamsi................................................................................................15
H. Pemeriksaan Penunjang Preeklamsia...................................................................................15
I. Asuhan dan Pelaksanaan Preeklamsia.....................................................................................16
BAB 3..................................................................................................................................................22
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................................................22
B. Saran........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang sangat
dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya. Meskipun
persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses persalinan yang terjadi
beresiko mengalami komplikasi selama persalinan. Hal tersebut dapat memperburuk
kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan berlangsung sehingga berdampak
terjadinya kematian pada ibu dan bayi (Winancy, 2019)
Preeklampsia bukan hanya berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan, namun
juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai
organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang dilahirkan ibu dengan preeklampsia
antara lain bayi akan lahir prematur sehingga mengganggu semua organ pertumbuhan
bayi. Sampai dengan saat ini penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti,
beberapa faktor resiko yang menjadi dasar perkembangan kasus preeklampsi
diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida, jarak antar kehamilan, janin
besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu (POGI, 2019).
WHO mendefinisikan kematian ibu ialah kematian seorang wanita yang terjadi saat
hamil, atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan
langsung atau tidak langsung setelah persalinan. Masalah kematian ibu ini,
masyarakat menggugat target SDG’s tahun 2030 tentu perlu untuk mendapat perhatian
khusus dari seluruh pihak baik pemerintah maupun sektor swasta, yaitu menurunkan
5
AKI di bawah 70/100.000 KH (WHO,2020). AKI didunia tahun 2020 ialah 303.000
kematian atau ± 216/100.000 KH dan setiap 2 harinya tercatat ± 830 perempuan
meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan, dengan jumlah paling tinggi
berada di Negara berkembang yaitu 33 kali lebih tinggi daripada wanita yang tinggal
di negara maju. Penyebab utama kematian. erjadi saat dan pasca-melahirkan.
75%kasus kematian ibu diakibatkan oleh perdarahan, infeksi, atau tekanan darah
tinggi saat kehamilan.
Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu
secara langsung disebabkan karena perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca
persalinan, hipertensi (12%), partus macet (8%), aborsi (13%), dan sebab lainnya
(7%).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka disusunlah rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan preeklamsi?
2. Apa penyebab terjadinya preeklamsi pada ibu hamil?
3. Patofisiologi Preeklamsia
4. Manifestasi Klinis Preeklamsia
5. Apa saja jenis-jenis preeklamsi?
6. Pemeriksaan Penunjang Preeklamsia
7. Asuhan dan Pelaksanaan Preeklamsia
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Pengertian dari Pre-eklamsi pada Ibu Hamil
2. Untuk Mengetahui dan Memahasi Penyebab terjadinya Pre-eklmasi pada Ibu
Hamil
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Patofisiologi Pre-eklamsi
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Manifestasi Klinis Pre-ekllamsi
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Jenis – Jenis Pre-eklamsi
6. Untuk Mengetahui dan Memahami Pemeriksaan Penunjang Pre-eklamsi
7. Untuk Mengetahui dan Memahami Asuhan Keperawatan Preeklasmi pada Ibu
Hamil
7
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Preeklamsi
Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil dengan
usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya tekanan
darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).
B. Etiologi Preeklamsi
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui secara
pasti. Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya kelainan
pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi bagi
bayi selama masih di dalam kandungan
C. Patofisiologi Preeklamsi
Pada preeklampsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi air
dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya sehingga nyata dilalui oleh
9
satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami spasme
maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasai kenaikan tekanan
perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan
edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerolus.
Penangan preeklamsi ringan dapat dilakukan dua cara, tergantung gejala yang
timbul, yakni :
11
4) Kunjungan ulang setiap 1 minggu
5) Pemeriksaan laboratorium (Hb, Hemotokrit, trombosit, urine
lengkap,asam urat darah, fungsi hati, fungsi ginjal)
2. Preeklamsi berat
Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih desertai proteinuria dan/atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Gejala dan tanda preeklamsi berat :
a. Tekanan darah sistolik > 160 mmHg, tekanan darah diastolik > 110 mmHg
b. Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
c. Trombosit < 100.000/mm 3
d. Oliguria < 400 ml/24 jam
e. Proteinuria > 3 gr/liter
f. Nyeri episgastrium
g. Skotoma dan gangguan visus lainnya atau nyeri frontal yang berat
h. Perdarahan retina
i. Odem pulmonum
Pada preeklamsi berat juga terdapat penyulit lain, diantaranya : kerusakan organ-
organ tubuh seperti jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan
pembekuan darah, sindrome HELLP, bahkan dapat terjadi kematian pada janin, ibu,
atau keduanya bila preeklamsi tak segera diatasi dengan baik dan benar.
Penanganan preeklamsi berat, yakni :
a. Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita
dilakukan pemeriksaan fetal assessment yakni pemeriksaan nonstress test (NST)
dan USG, dengan indikasi (salah satu atau lebih) :
1) Ibu : usia khamilan 37 minggu atau lebih; adanya tanda- tanda atau gejala
impending eklamsi, kehgagalan terapi konservatif yaitu setelah 6 jam
pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24 jam
perwatan edicinal, ada gejala-gejala satus quo (tidak ada perbaikan)
2) Janin : hasil fetal assesment jelek (NST dan USG): adanya tanda Intravena
Uterine Growt retardatin (IUGR)
3) Hasil laboratorium: adanya “HELP syndrome” (hematolisis dan
peningkatan fungsi hepar, trombositopenia)
b. Pengobatan medisinal pasien preeklamsi berat (dilakukan dirumah sakit dan
atas instruksi dokter) yaitu : segera masuk RS: tirah baring kesatu sisi. Tanda-
tanda vital diperiksa setiap 30 menit, reflek patella setiap jam, infus RL
dextrose 5% dimana setiap 1 liter disleingi infus RL (60-125 cc/jam) 500CC,
berikan antasida, diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak, dan
rendah garam, pemberian obat anti kejang, MgSO4, diuretik tidak diberikan
kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung kongestif atau edema
anasarka, diberikan furosemid injeksi 40mg/IM
c. Antidepresa diberikan bila : tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg. Diastolis
lebih dari 110 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasasaran pengobatan
adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena
akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis
antihipertensi pada umumnnya.
13
d. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat-
obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu)
e. Bila tidak tersedia anti hipertensi parental dapat diberikan tablet anti hipertensi
secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan
awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral
(Syakib Bakri, 2019)
f. Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda menjurus
payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid
g. Lain-lain : konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata.
F. Komplikasi Preeklamsi
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun
beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai
berikut (Marianti, 2017) :
1. Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim liver,
dan rendahnya jumlah trombosit.
b. Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai
dengan kejang-kejang.
c. Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan dengan
fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika mempunyai riwayat
preeklamsia.
d. Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa organ
seperti, paru, ginjal, dan hati.
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa
perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk pembekuan
darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena
protein tersebut terlalu aktif.
f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran
dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang akan
membahayakan keselamatan wanita hamil dan janin.
g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah
otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut. Ketika seseorang
mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami kerusakan karena
adanya penekanan dari gumpalan darah, dan juga karena tidak mendapatkan
pasokan oksigen akibat terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang
menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.
15
2. Bagi Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
d. Asfiksia Neonatorum
G. Penatalaksanaan Preeklamsi
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanana pada preeklamsi adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring miring ke satu posisi
2. Monitor tanda – tanda vital, refleks dan DJJ
3. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4. Pemenuhan kebutuhan cairan : jika jumlah urine <30ml/jam pemberian caira
infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam
5. Pemberian obat-obatan sedative, anti hipertensi dan diuretic.
6. Monitor keadaan janin (Aminoscopy, Ultrasonografi). Monitor tanda-tanda
kelahiran persiapaan dengan induksi partus pada usia kehamilan diatas 37
minggu.
17
Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
Gangguan serebral
Edema pada ekstermitas
Tengkuk terasa berat
Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu
3) Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji riwayat penyakit pada pasien dan keluarganya, apakah pasien
dan keluarga memiliki penyakit keturunan seperti hipertensi, atau diabetes
melitus (DM) serta kemungkinan memiliki riwayat preeklamsia serta
eklamsia dalam keluarga.
4) Riwayat obstretrik dan ginekologi
Melakukan pengkajian pada pasien dengan menanyakan riwayat
menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, riwayat
kehamilannyasaat ini, dan riwayat keluarga berencana.
5) Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien seperti
pengkajian pada pernafasan, nutrisi (makan dan minum), eliminasi (BAB
dan BAK), gerak badan atau aktivitas, istirahat tidur, rasa nyaman (pasien
merasakan adanya dorongan meneran, tekanan ke anus, perinium
menonjol). Kebersihan diri, rasa aman, pola komunikasi atau hubungan
pasien dengan orang lain, produktivitas, rekreasi, kebutuhan belajar.
3. Intervensi Keperawatan
Berikut Intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan
Indonesia (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018) :
a) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003).
1. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu
tertentu diharapkan pertukaran gas meningkat
2. Kriteria hasil :
Pasien melaporkan keluhan sesak berkurang.
Tidak terdenga bunyi nafas tambahan.
Tanda – tanda vital dalam batas normal
3. Intervensi ( Dukungan Ventilasi ) :
Observasi
Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas.
Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan.
Monitor status respirasi dan oksigenisasi.
Teurapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas.
Berikan posisi semi fowler atau fowler.
Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin.
Berikan oksigenisasi sesuai kebutuhan.
19
Edukasi
Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
21
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka post operasi.
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Potter & Perry, 2019).
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah membandingkan tingkah laku klien
sebelum dan sesudah implementasi. Hal ini terkait kemampuan klien dengan
preeklampsia primigravida dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali
masalah yang pernah dialami. Pada klien preeklampsia multigravida dapat
mengevaluasi kemampuan masalah adaptasi yang pernah dialami, kemampuan
adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik psiko maupun social (Hidayati, 2014).
BAB 3
A. Kesimpulan
Preeklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematian ibu dan
bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat.
Penyebab terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti.
Itulah sebabnya preklamsi disebut juga “disease of theory”, gangguan kesehatan yang
diasumsikan pada teori. Preklamsi ringan ditandai dengan : kehamilan lebih dari 20
minggu; kenaikan tekanana darah 140/90 mmHg atau lebih dangan pemeriksaan 2
kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2
kali setelah istirahat 10 menit); edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut,
lumbosakral, wajah atau tangan; proteinuria lebih 0,3 gr/liter/2jam, kualitatif +2.
Preeklamsi berat di tandai dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg, diastolik > 110
mmHg, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, trombosit < 100.000/ mm 3, oliguria
< 400 ml/24 jam, protein urine > 3 gr/liter, nyeri episgtastrium, skotoma dan
gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat, perdarahan retina, odem pulmonum.
Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani dengan baik pada ibu hamil,
maka akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu hamil. Eklamsi adalah
kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai
dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan neorologik) atau koma dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi.
B. Saran
Demikianlah makalah kami ini dapat dipaparkan, semoga berguna dan bermanfaat
bagi kita semua. Kami sebagai penulis menyadari bahwa apa yang kami tulis dan
kami paparkan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritikannya yang membangun demi kelancaran makalah kami ini.
23
DAFTAR PUSTAKA