You are on page 1of 49

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KONGRES XVI PEMUDA/KNPI


Nomor : TAP 07/KONGRES-XVI/Pemuda-KNPI/IV/2022

ANGGARAN DASAR
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

PEMBUKAAN

Dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, generasi muda memiliki peranan yang
sangat strategis dalam mencetuskan ide – ide pembaharuan yang didasari pada
militansi dan idealisme sebagaimana dibuktikan pada tahun 1908 dengan momentum
Kebangkitan Nasional, tahun 1928 dengan lahirnya Sumpah Pemuda, tahun 1945
dengan usaha merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, tahun 1973
terbentuk KNPI melalui deklarasi pemuda, serta tahun 1998 dengan semangat
kejuangan yang kritis, dinamis dan rasional untuk menegakan demokrasi, keadilan dan
supremasi hukum yang berakumulasi secara sinergik dengan lahirnya era reformasi.
Kaum muda sebagai sumber insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa, perlu
mempersiapkan dan membina diri menjadi kader-kader bangsa, agar dapat menjadi
generasi penerus yang berpandangan rasional, berbudi pekerti luhur, dan memiliki
keterampilan serta bertanggung jawab demi masa depan yang lebih baik.
Generasi muda Indonesia sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, memiliki tanggung
jawab moral untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kaum muda
sebagai suatu bangsa yang berdasarkan Pancasila, Undang Undang Dasar 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, ikut serta mengisi
kemerdekaan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempercepat
pembangunan nasional demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk melanjutkan dan melaksanakan cita–cita bangsa serta mempersiapkan tunas-
tunas bangsa dengan panggilan sejarah dan mewujudkan tanggung jawabnya, maka
organisasi kemasyarakatan pemuda dan seluruh potensi pemuda Indonesia yang
berhimpun dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia, dengan landasan semangat
kebersamaan untuk menumbuhkan, menggerakkan militansi serta idealisme, serta
menyalurkan aspirasi dan potensi pemuda Indonesia demi tercapainya masa depan
yang lebih baik.
Sadar sepenuhnya akan panggilan sejarah, potensi, peranan, dan tanggung jawab
kaum muda, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami generasi muda
Indonesia dengan ini menetapkan ANGGARAN DASAR KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA sebagai berikut :

1
BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
N A MA

Organisasi ini bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia disingkat KNPI.

Pasal 2
WAKTU DAN KEDUDUKAN

(1) KNPI didirikan pada tanggal 23 juli 1973 di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan
(2) KNPI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

BAB II
AZAS DAN TUJUAN

Pasal 3
AZAS

KNPI berazaskan Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 4
TUJUAN

KNPI bertujuan untuk:


a. terwujudnya persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia
b. terciptanya pemuda Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan dan
berkepribadian Indonesia, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berbudi
pekerti luhur dan bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita kemerdekaan
bangsa Indonesia;
c. terberdayakannya seluruh potensi pemuda Indonesia dalam berbagai dimensi
kehidupan berbangsa dan bernegara demi mempercepat terwujudnya Indonesia
yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tungal Ika.

2
BAB III
STATUS DAN SIFAT

Pasal 5
STATUS

KNPI adalah satu-satunya wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda


disingkat OKP diIndonesia.

Pasal 6
SIFAT

KNPI bersifat terbuka dan independen.

BAB IV
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 7
FUNGSI

KNPI berfungsi sebagai wadah:


a. perekat kemajemukan pemuda Indonesia di dalam mewujudkan persatuan dan
kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. laboratorium kader pemuda Indonesia dalam mengembangkan potensi dan
sumber daya pemuda yang berwawasan kebangsaan, mandiri dan
bertanggungjawab, guna terjaminnya proses regenerasi kepemimpinan masa
depan bangsa;

Pasal 8
PERAN

KNPI berperan Sebagai organisasi perjuangan pemuda Indonesia dalam


mewujudkanIndonesia yang adil, makmur dan sejahtera

BAB V
USAHA
Pasal 9

Berdasarkan azas, tujuan, sifat, status, fungsi dan perannya maka KNPI sebagai
wadah berhimpun organisasi kemasyarakatan pemuda disingkat OKP memiliki usaha
sebagai berikut:

3
a. membina dan menjalin komunikasi diantara berbagai komponen kepemudaan
yang tergabung dalam organisasi kemasyarakatan pemuda disingkat okp dan
jenjang structural kepengurusan KNPI melalui serangkaian program komunikasi
dan kerjasama;
b. menggalang kerjasama antar pemuda, baik di tingkat lokal, nasional, regional
maupun internasional, melalui program kepedulian dan kemitraan secara aktif
terhadap berbagai dinamika kemasyarakatan dan kepemudaan, baik yang sedang
berlangsung maupun yang akan terjadi dalam rangka menciptakan ketahanan
nasional dan perdamaian dunia;
c. mengembangkan dan meningkatkan integritas moral, jatidiri bangsa dan
semangat patriotisme di kalangan pemuda dan masyarakat;
d. memelihara dan mempertahankan tegaknya negara kesatuan republik indonesia
melaluiusaha pengembangan kualitas sumberdaya pemuda, tingkat partisipasi
dalam pembangunan, serta komunikasi diantara sesama pemuda dan potensi
nasional lainnya;
e. melaksanakan upaya-upaya agregasi dan artikulasi terhadap berbagai aspirasi,
dan kepentingan pemuda;
f. menggalang, mengembangkan dan memantapkan kemampuan sosial, budaya,
ekonomi, dan politik pemuda dalam rangka memperkokoh persatuan nasional
dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 10

(1) Pada hakekatnya seluruh pemuda indonesia adalah anggota KNPI;


(2) Anggota KNPI adalah organisasi kemasyarakatan pemuda disingkat OKP.
(3) Setiap Anggota memiliki hak dan kewajiban
(4) Syarat-syarat keanggotaan serta hak dan kewajiban anggota diatur lebih lanjut
dalam ART KNPI.

BAB VII
KEDAULATAN

Pasal 11

Kedaulatan/Kekuasaan Tertinggi KNPI berada di tangan anggota yang dilaksanakan


sepenuhnya oleh Kongres.

4
BAB VIII
SUSUNAN ORGANISASI DAN KEDUDUKAN

Pasal 12
ORGANISASI

(1) Organisasi KNPI terdiri dari Majelis Pemuda Indonesia (MPI) dan Dewan
Pengurus.
(2) Untuk membantu tugas Dewan Pengurus KNPI, maka dapat dibentuk Badan dan
Lembaga.

Pasal 13
KEDUDUKAN

(1) Kepemimpinan organisasi terdiri dari:


a. KNPI ditingkat pusat disebut sebagai Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional
Pemuda Indonesia, disingkat DPP KNPI, berkedudukan di ibu kota Negara.
b. KNPI ditingkat provinsi disebut sebagai Dewan Pengurus Daerah Komite
Nasional Pemuda Indonesia Provinsi, disingkat DPD KNPI Provinsi,
berkedudukan di ibu kota Provinsi.
c. KNPI ditingkat kabupaten/kota disebut sebagai Dewan Pengurus Daerah
Komite Nasional Pemuda Indonesia kabupaten/kota, disingkat DPD KNPI
Kabupaten/Kota, berkedudukan di kabupaten/kota.
d. KNPI ditingkat Kecamatan/Distrik disebut sebagai Pengurus Kecamatan
Komite Nasional Pemuda Indonesia, disingkat PK KNPI, berkedudukan di
Kecamatan.
(2) Kepemimpinan organisasi sebagaimana pada ayat 1 pasal ini mempunyai
hubungan hirarki dan vertikal.

Pasal 14
MAJELIS PEMUDA INDONESIA

(1) Majelis Pemuda Indonesia, disingkat MPI, merupakan forum konsultasi dan
pengawasan Dewan Pengurus KNPI.
(2) Majelis Pemuda Indonesia dibentuk di setiap tingkatan Dewan Pengurus KNPI
terdiri dari:
a. Majelis Pemuda Indonesia ditingkat Pusat;
b. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi ditingkat Provinsi;
c. Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota ditingkat Kabupaten/Kota;
d. Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan/Distrik ditingkat Kecamatan/ Distrik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai MPI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

5
Pasl 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Ketua Umum DPP KNPI bersama dengan MPI tingkat pusat berwenang mengadili
dan memutuskan perkara penyelesaian sengketa kepemimpinan DPP KNPI.
(2) Keputusan atas penyelesaian perselisihan kepemimpinan harus diselesaikan
paling lambat 60 hari, terhitung sejak laporan diterima.
(3) Keputusan sebagaimana yg dimaksud pada ayat (2) di atas bersifat final dan
mengikat.

Pasal 16
BADAN DAN LEMBAGA

(1) Dewan Pengurus KNPI disemua tingkatan dapat membentuk Badan dan Lembaga
sesuai kebutuhan organisasi.
(2) Badan dan Lembaga berorientasi pada pengembangan keahlian, minat/bakat dan
profesi pemuda Indonesia yang tidak bertentangan dengan hakikat KNPI.

Pasal 17
BADAN PERWAKILAN LUAR NEGERI

(1) Badan perwakilan KNPI luar negeri adalah badan koordinasi DPP KNPI di luar
negeri.
(2) Badan perwakilan KNPI luar negeri dibentuk oleh DPP KNPI untuk mengkoordinir
pemuda warga negara Indonesia yang berdomisili dan beraktifitas di luar negeri.
(3) Masa jabatan pengurus badan perwakilan KNPI luar negeri disesuaikan dengan
masa jabatan Dewan Pengurus Pusat KNPI.

BAB IX
PERMUSYAWARATAN DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 18
PERMUSYAWARATAN

Permusyawaratan terdiri dari:


a. Kongres
b. Kongres Luar Biasa
c. Musyawarah Daerah KNPI Provinsi
d. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi
e. Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota
f. Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota

6
g. Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI
h. Musyawarah Luar Biasa Kecamatan/Distrik KNPI

Pasal 19
RAPAT-RAPAT

(1) Rapat-rapat organisasi terdiri dari:


a. Rapat Pimpinan Paripurna Nasional
b. Rapat Kerja Nasional
c. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi
d. Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi
e. Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota
f. Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota
g. Rapat Pimpinan Paripurna Kecamatan/Ditrik
h. Rapat Kerja KNPI Kecamatan/Distrik
(2) Selain jenis Rapat-Rapat pada ayat (1) di atas, Dewan Pengurus KNPI di seluruh
tingkatan mengadakan rapat-rapat Dewan Pengurus yaitu;
a. Rapat Pleno;
b. Rapat Harian;
c. Rapat Bidang;
d. Rapat Badan dan atau Lembaga;
e. Rapat Koordinasi dan atau konsultasi;
f. rapat -rapat khusus lainnya

BAB X
ATRIBUT

Pasal 20

KNPI memiliki Lambang, Lagu dan atribut-atribut lainnya, yang diatur dalam ART
KNPI.

BAB XI
KEUANGAN DAN HARTA BENDA

Pasal 21

(1) Keuangan dan harta benda KNPI di semua tingkatan, dikelola dengan prinsip
transparansi, bertanggungjawab, efektif, efisien dan berkesinambungan.
(2) Keuangan dan Harta benda KNPI di semua tingkatan diperoleh dari uang pangkal
anggota,iuran dan sumbangan, Bantuan Perseorangan dan atau instansi serta
usaha-usaha lain yang halal dan tidak mengikat.

7
BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 22

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui Kongres dan atau Kongres
Luar Biasa yang diadakan khusus untuk itu.

BAB XIII
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 23

(1) Pembubaran organisasi KNPI hanya dapat dilakukan melalui Kongres;


(2) Untuk melakukan pembubaran organisasi KNPI, Kongres harus disetujui oleh
sekurang- kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah OKP Tingkat Nasional yang
berhimpun di KNPI dan 2/3 (dua pertiga) dari Jumlah DPD KNPI Tingkat Provinsi;
(3) Pengalihan kekayaan organisasi setelah organisasi dibubarkan, ditentukan lebih
lanjut oleh Kongres sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini.

BAB XIV
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 24
Aturan Peralihan

(1) Penjabaran Anggaran Dasar ini dirumuskan dalam Anggaran Rumah Tangga dan
Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi.
(2) Hal-hal yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan Pokok-Pokok Program
Kerja Nasional dan Organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.

Pasal 25
Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar dan penjabaran Anggaran Dasar
dimuat dalam peraturan-peraturan/ketentuan- ketentuan tersendiri yang tidak
bertentangan denganAnggaran Dasar dan Penjabaran Anggaran Dasar KNPI.

8
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

(1) Anggaran Dasar ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran
Dasar yang ditetapkan dalam Kongres XVI Pemuda/KNPI pada tanggal 10 April
2022 Di Jakarta, dan akan disempurnakan kembali pada Kongres XVII.
(2) Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 10 April 2022

KONGRES XVI PEMUDA/KNPI


PIMPINAN KONGRES

SIRAJUDDIN ABDUL WAHAB RIJAL AKBAR TANJUNG


Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota

SAM TIDAR TAMAGOLA MARGARET ALIYATUL MAIMUNAH


Wakil Ketua/Anggota Wakil Ketua/Anggota

ZIEKO C. ODANG ARSI DIVINUBUN


Anggota Anggota

SEDEK R. BAHTA ALMANZO BONARA


Anggota Anggota

MUHAMMAD AMIN LUBIS RAHMAT SARIF


Anggota Anggota

9
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

BAB I
KEANGGOTAAN

BAGIAN I
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN DAN PENGESAHAN ANGGOTA

Pasal 1
Syarat-Syarat Keanggotaan

(1) Anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia, selanjutnya disingkat KNPI adalah
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda, selanjutnya disingkat OKP yang telah
mengajukan permohonan untuk berhimpun dan terdaftar secara sah sesuai
persyaratan.
(2) Persyaratan Umum OKP untuk menjadi anggota KNPI meliputi :
a. menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, Pokok-pokok Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO), dan
peraturan organisasi KNPI lainnya;
b. memiliki AD/ART, akta notaris organisasi, SK Menkuham RI (Pemerintah
pusat), surat keterangan domisili di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. menyerahkan struktur komposisi kepengurusan OKP bersangkutan dari tingkat
pusat sampai Kabupaten/Kota;
d. OKP yang berorientasi kemasyarakatan untuk tujuan pemberdayaan pemuda
sebagaimana diatur dalam AD/ART OKP bersangkutan dan/atau yang
mengatur secara tegas batas usia keanggotaannya 40 tahun;
e. OKP tingkat nasional yang memiliki jenjang struktur organisasi secara vertikal,
serendah-rendahnya sampai tingkat Kabupaten/Kota.
(3) Persyaratan khusus OKP untuk menjadi anggota keberhimpunan KNPI meliputi:
a. tingkat Nasional, yaitu OKP Tingkat Nasional yang telah memiliki jenjang
kepengurusan lebih dari ½ kepengurusan OKP Tingkat Provinsi yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan Kepengurusan tingkat provinsi serta
terdaftar di Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
b. tingkat Provinsi, yaitu OKP tingkat Provinsi yang memiliki jenjang
kepengurusan di wilayah Provinsi dibuktikan dengan Surat Keputusan
Kepengurusan Periode berjalan, serta terdaftar di Dewan Pengurus Daerah
KNPI provinsi;
c. tingkat Kabupaten/Kota, yaitu OKP Tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki
jenjang kepengurusan di Kabupaten/Kota bersangkutan yang dibuktikan

10
dengan Surat Keputusan kepengurusan periode berjalan;
d. tingkat Kecamatan/ Distrik adalah OKP tingkat Kecamatan/ Distrik yang
memiliki jenjang kepengurusan ditingkat Kecamatan/Distrik dibuktikan dengan
Surat Keputusan Kepengurusan OKP Tingkat Kecamatan/Distrik.
(4) Persyaratan Khusus OKP Lokal meliputi:
a. memiliki jenjang kepengurusan lebih dari ½ kepengurusan kabupaten/kota
untuk tingkat provinsi;
b. memiliki jenjang kepengurusan lebih dari ½ kepengurusan kecamatan/distrik
untuk tingkat kabupaten/ kota.
c. memiliki AD/ART, akta notaris, dan SK KEMENKUMHAM dan/atau surat
keterangan terdaftar pemerintah daerah setempat sesuai tingkatannya;
d. jumlah OKP lokal tidak boleh melebihi 30% jumlah okp tingkat nasional yang
berhimpun di setiap tingkatan;
e. OKP lokal dapat diterima berhimpun di knpi hanya pada tingkat provinsi,
kabupaten/kota, dan kecamatan/distrik;
f. personalia kepengurusan OKP lokal berusia 40 (empat puluh) tahun; dan
g. ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan khusus OKP Lokal diatur dalam
peraturan organisasi.
(5) OKP tingkat nasional dan/atau OKP lokal yang tidak tunduk terhadap AD/ART
KNPI dan Deklarasi Pemuda 1973 akan diturunkan status keberhimpunannya
dan/atau dikeluarkan dari keanggotaan KNPI.
(6) OKP yang baru berhimpun di KNPI sesuai tingkatannya, wajib diverifikasi syarat-
syarat keanggotaannya oleh tim khusus yang dibentuk Dewan Pengurus KNPI
sesuai tingkatannya, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan
Kongres/ Musyawarah Daerah KNPI Provinsi/Musyawarah Daerah
Kabupaten/Kota/ Musyawarah Kecamatan/Distrik.
(7) OKP yang masa bakti kepengurusannya telah berakhir sesuai Surat Keputusan
internal Organisasinya, dan sudah melampaui waktu lebih dari 1 (satu) tahun
tetapi tidak melaksanakan Kongres/Muktamar/Munas dan/atau sejenis
permusyawaratan lainnya di semua tingkatan, maka status keanggotaannya
dicabut untuk sementara waktu oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya
sampai memenuhi batas waktu tertentu dan syarat- syarat dimaksud.
(8) Status OKP tingkat nasional yang berhimpun di KNPI adalah sama dengan 1 (satu)
tingkat diatasnya pada setiap permusyawaratan KNPI.
(9) Status OKP yang diterima sebagai anggota keberhimpunan KNPI, dalam mengikuti
musyawarah, rapat-rapat dan/atau forum pengambilan keputusan KNPI lainnya
meliputi:
a. undangan, untuk kehadiran pertama kali;
b. peninjau, untuk kehadiran kedua kali; dan
c. peserta yang memiliki hak suara dan hak bicara pada Kongres/Musyawarah

11
Daerah berikutnya, apabila telah melalui verifikasi kelayakan dan memenuhi
persyaratan;
(10) OKP yang tidak memenuhi syarat-syarat keanggotaan keberhimpunan di KNPI,
berstatus sebagai Undangan dalam musyawarah, rapat-rapat dan/atau forum
pengambilan keputusan KNPI lainnya.

Pasal 2
Pengesahan Anggota

(1) OKP yang dapat disahkan sebagai anggota keberhimpunan di KNPI adalah OKP
yang telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Pasal 1 Anggaran Rumah
Tangga KNPI.
(2) Pengesahan Anggota dilakukan oleh:
a. bagi calon anggota di tingkat pusat, diverifikasi dan disahkan oleh Dewan
Pengurus Pusat KNPI, selanjutnya disingkat DPP KNPI.
b. bagi calon anggota di Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, disahkan oleh Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi, selanjutnya disingkat DPD KNPI Provinsi.
c. bagi calon anggota di tingkat Kabupaten/Kota, disahkan oleh Dewan Pengurus
Daerah KNPI Kabupaten/Kota, selanjutnya disingkat DPD KNPI
Kabupaten/Kota.
d. bagi calon anggota di Tingkat Kecamatan/ Distrik, disahkan oleh Pengurus
Kecamatan/ Distrik KNPI.
(3) Pengesahan Anggota KNPI diputuskan melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI
di setiap tingkatan.
(4) Status kepesertaan OKP pada Kongres KNPI direkomendasikan dalam Rapat
Pimpinan Paripurna Nasional, selanjutnya disingkat RAPIMPURNAS KNPI.
(5) Status kepesertaan OKP pada Musyawarah Daerah KNPI direkomendasikan dalam
Rapat Pimpinan Paripurna Daerah, selanjutnya disingkat RAPIMPURDA KNPI.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai verifikasi keanggotaan di atur lebih lanjut di
peraturan organsisasi.

BAGIAN II
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 3
Hak Anggota

(1) Anggota KNPI memiliki hak sebagai berikut:


a. hak suara;
b. hak bicara untuk mengajukan pendapat, saran dan usul;

12
c. hak dipilih dalam kepengurusan knpi dan kegiatan- kegiatan KNPI;serta
d. hak partisipatif dalam kegiatan KNPI.
(2) OKP yang telah menjadi Peserta dalam Kongres KNPI secara otomatis menjadi
Peserta dalam setiap musyawarah, rapat-rapat dan/atau forum pengambilan
keputusan KNPI lainnya.

Pasal 4
Kewajiban Anggota

Anggota berkewajiban:
a. tunduk dan taat terhadap Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda
Indonesia, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI serta seluruh
perangkat peraturan organisasi KNPI lainnya;
b. menjunjung tinggi nama baik, serta misi organisasi KNPI;
c. berperan aktif dalam program kegiatan keberhimpunan; serta
d. mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksanaan program KNPI.

Pasal 5
Pemberdayaan Keanggotaan

(1) KNPI pada setiap tingkatan berkewajiban memfasilitasi pembentukan struktur OKP
yang sudah berhimpun tetapi belum memiliki kepengurusan di tingkat Provinsi,
dan Kabupaten/Kota.
(2) KNPI berkewajiban membantu konsolidasi dan kegiatan regenerasi kepengurusan
OKP sesuai dengan tingkatan Dewan Pengurus KNPI.
(3) KNPI bersinergi dengan OKP dalam menjalankan tujuan, fungsi, dan usahanya
secara bersama- sama dan saling timbal-balik.
(4) Pemberdayaan keanggotaan KNPI diatur lebih lanjut dalam peraturan Organisasi.

BAGIAN III
SANKSI ANGGOTA

Pasal 6
Sanksi Keanggotaan

(1) Sanksi Keanggotaan berupa:


a. teguran tertulis;
b. pembekuan status keanggotaan;
c. diturunkan status kepesertaannya di Kongres KNPI;serta
d. dikeluarkan dari keberhimpunan;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi keanggotaan di atur di dalam Peraturan
Organisasi.

13
BAB II
PERMUSYARAWATAN

BAGIAN I
KONGRES

Pasal 7
Status Kongres

(1) Kongres merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi KNPI.


(2) Kongres merupakan musyawarah OKP tingkat nasional yang berhimpun di KNPI
dan DPD KNPI tingkat provinsi.
(3) Kongres diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
(4) Dalam keadaan luar biasa, Kongres dapat diadakan menyimpang dari ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (3), dan dinamakan Kongres Luar Biasa
Pemuda/KNPI.

Pasal 8
Wewenang Kongres

Kongres KNPI berwenang untuk:


a. menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;
b. menilai laporan pertanggungjawaban DPP KNPI dan Laporan Majelis Pemuda
Indonesia;
c. menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional dan Organisasi (PPKNO), serta
kebijakan– kebijakan organisasi lainnya;
d. memilih dan menetapkan Ketua Umum / Ketua Formatur DPP KNPI;
e. memilih dan menetapkan anggota formatur;
f. menetapkan Ketua dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia;
g. merekomendasikan waktu dan tempat pelaksanaan Kongres Berikutnya.

Pasal 9
Penyelenggaraan Kongres

(1) Penyelenggara dan Penanggungjawab Kongres adalah Dewan Pengurus Pusat


KNPI.
(2) Rancangan Materi Kongres ditetapkan pada Rapat Pimpinan Paripurna Nasional.
(3) Kongres dihadiri oleh Peserta, Peninjau dan Undangan DPP KNPI.
(4) Peserta Kongres KNPI adalah:
a. DPP KNPI;
b. Majelis Pemuda Indonesia
14
c. DPD KNPI Provinsi; dan
d. OKP tingkat nasional.
(5) Peninjau Kongres KNPI terdiri dari:
a. OKP tingkat nasional;
b. Badan Perwakilan KNPI Luar Negeri
c. Badan dan Lembaga DPP KNPI; dan
d. DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(6) Undangan Kongres KNPI terdiri dari:
a. OKP tingkat nasional yang untuk pertama kalinya mengikuti Kongres;
b. Utusan Majelis Pemuda Indonesia Provinsi; dan
c. Undangan lainnya yang ditetapkan oleh DPP KNPI.
(7) Peserta Kongres memiliki hak bicara, hak memilih dan dipilih, masing-masing
1 (satu) suara secara kelembagaan.
(8) Peninjau Kongres hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak memilih dan
dipilih;
(9) Rekomendasi tuan rumah Kongres diusulkan oleh DDPD KNPI Provinsi.
(10) Sidang-sidang Kongres dipandu oleh DPP KNPI d a n M P I sampai terpilih
Presidium Sidang sebagai pimpinan Kongres;
(11) Kongres dinyatakan sah apabila diikuti oleh lebih dari 2/3 OKP tingkat nasional yang
berhimpun di KNPI dan 2/3 DPD KNPI Provinsi.
(12) Setelah Laporan Pertanggungjawaban DPP KNPI diterima oleh Kongres, maka
DPP KNPI dinyatakan demisioner.

Pasal 10
Kongres Luar Biasa

(1) Kongres Luar Biasa KNPI dilaksanakan apabila:


a. Ketua Umum DPP KNPI berhalangan tetap;
b. Ketua Umum KNPI mengundurkan diri;
(2) Kongres Luar Biasa diadakan atas permintaan secara tertulis dari:
a. 2/3 jumlah OKP Tingkat Nasional yang menjadi peserta Kongres sebelumnya,
dan;
b. 2/3 jumlah DPD KNPI Provinsi.
(3) Kongres Luar Biasa berwenang untuk memilih dan menetapkan Ketua Umum DPP
KNPI pada periodisasi berjalan, serta kebijakan organisasi strategis lainnya yang
dianggap penting dan mendesak.
(4) Penyelenggara dan Penanggungjawab Kongres Luar Biasa adalah DPP KNPI;
(5) Penyelenggaraan Kongres Luar Biasa disesuaikan dengan pasal 9 Anggaran Rumah
Tangga KNPI.

15
(6) Rancangan Materi Kongres Luar Biasa adalah Hasil-hasil Kongres pada periodesasi
berjalan.

BAGIAN II
MUSYAWARAH DAERAH KNPI PROVINSI

Pasal 11
Status Musyawarah Daerah KNPI Provinsi

(1) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI di
tingkat provinsi.
(2) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi merupakan musyawarah OKP tingkat provinsi
yang menjadi peserta pada Kongres KNPI; DPP KNPI, Majelis Pemuda Indonesia
Provinsi, DPD KNPI Provinsi, DPD KNPI Kabupaten/Kota, dan OKP Lokal tingkat
provinsi.
(3) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun.
(4) Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Daerah dapat diadakan menyimpang dari
ketentuan Pasal 11 ayat (3) dan dinamakan Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI
Provinsi.

Pasal 12
Wewenang Musyawarah Daerah KNPI Provinsi

Musyawarah Daerah KNPI Provinsi berwenang untuk:


a. menilai Laporan Pertanggungjawaban DPD KNPI Provinsi dan Majelis Pemuda
Indonesia Provinsi;
b. menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja KNPI Provinsi dan Organisasi (P2KPO)
dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja Nasional
dan Organisasi (P2KNO);
c. memilih dan Menetapkan Ketua/Ketua Formatur DPD KNPI Provinsi;
d. memilih dan menetapkan Anggota Formatur KNPI Provinsi;
e. menetapkan ketua dan anggota Majelis Pemuda Indonesia di tingkat Provinsi; dan
f. merekomendasikan waktu dan tempat Musyawarah Daerah KNPI Provinsi
berikutnya;

Pasal 13
Penyelenggaraan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi

(1) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi diselenggarakan dan menjadi tanggung jawab
sepenuhnya DPD KNPI Provinsi dengan persetujuan DPP KNPI;
(2) Materi Musyawarah Daerah KNPI Provinsi disiapkan melalui Rapat Pimpinan

16
Paripurna Daerah KNPI Provinsi.
(3) Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dihadiri oleh Peserta, Peninjau serta Undangan
DPD KNPI Provinsi.
(4) Peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi adalah :
a. DPP KNPI;
b. DPD KNPI Provinsi;
c. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
d. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
e. OKP tingkat nasional peserta Kongres yang ada di tingkat Provinsi; serta
f. OKP lokal berstatus sebagai peserta yang diputuskan di dalam RAPIMPURDA
KNPI Provinsi.
(5) Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Provinsi terdiri dari :
a. OKP Nasional di tingkat provinsi yang berstatus sebagai peninjau pada
Kongres;
b. OKP Lokal yang berstatus sebagai peninjau;
c. badan dan lembaga DPD KNPI Provinsi;
d. pengurus Kecamatan/Distrik KNPI.
(6) Undangan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi terdiri dari :
a. OKP lokal yang telah ditetapkan didalam RAPIMPURDA KNPI Provinsi sebagai
undangan.
b. utusan Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota
c. undangan lainnya yang ditetapkan oleh DPD KNPI Provinsi.
(7) Peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi memiliki hak bicara, hak memilih dan
dipilih, masing-masing 1 (satu) suara secara kelembagaan;
(8) Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Provinsi hanya memiliki hak bicara dan tidak
memiliki hak memilih dan dipilih;
(9) Rekomendasi waktu dan tempat Musyawarah Daerah KNPI Provinsi di usulkan oleh
DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(10) Sidang-sidang Musyawarah Daerah KNPI Provinsi dipandu dan dipimpin oleh DPP
KNPI dan Presidium Sidang Musyawarah Daerah KNPI Provinsi terpilih;
(11) Musyawarah Daerah baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 2/3
OKP yang berhimpun di KNPI dan 2/3 DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(12) Setelah Laporan Pertanggungjawaban DPD KNPI Provinsi diterima oleh
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi, maka DPD KNPI Provinsi dinyatakan
demisioner.

Pasal 14
Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi

(1) Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi dapat diadakan apabila Ketua DPD
KNPI Provinsi melanggar AD/ART KNPI;

17
(2) Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi diselenggarakan atas permintaan
tertulis dari:
a. Lebih dari setengah jumlah OKP Tingkat Provinsi yang menjadi peserta pada
Musyawarah Daerah Provinsi sebelumnya, dan;
b. Lebih dari setengah jumlah DPD KNPI Kabupaten/Kota;
(3) Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi dapat diselenggarakan
atas persetujuan tertulis dari DPP KNPI.
(4) Tata tertib Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Provinsi disesuaikan dengan pasal
13 Anggaran Rumah Tangga.

BAGIAN III
MUSYAWARAH DAERAH KNPI KABUPATEN/KOTA

Pasal 15
Status Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

(1) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah pemegang kekuasaan


tertinggi KNPI di tingkat Kabupaten/Kota;
(2) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota merupakan musyawarah OKP tingkat
Kabupaten/Kota yang menjadi peserta pada Musyawarah Daerah KNPI Provinsi,
DPD KNPI Provinsi, Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota, serta KNPI
Tingkat Kecamatan/Distrik dan OKP lokal tingkat Kabupaten/Kota.
(3) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun;
(4) Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dapat
diadakan menyimpang dari ketentuan Pasal 15 ayat (3) dan dinamakan
Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota.

Pasal 16
Wewenang Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota berwenang untuk:


a. menilai Laporan Pertanggungjawaban DPD KNPI Kabupaten/Kota dan Laporan
Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota;
b. menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja KNPI Kabupaten/Kota dan Organisasi
(P2K2O) dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja
Provinsi dan Organisasi (P2KPO) yang merupakan penjabaran dari Pokok-Pokok
Program Kerja Nasional dan Organisasi (P2KNO);
c. memilih dan menetapkan Ketua/Ketua Formatur Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
d. memilih dan menetapkan Anggota Formatur;
e. memilih dan menetapkan Ketua dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia
Kabupaten/Kota.

18
Pasal 17
Penyelenggaraan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

(1) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota diselenggarakan dan menjadi tanggung


jawab DPD KNPI Kabupaten/Kota dengan persetujuan DPD KNPI Provinsi;
(2) Materi Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota disiapkan melalui Rapat
Pimpinan Paripurna Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
(3) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dihadiri oleh Peserta dan Peninjau serta
Undangan DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(4) Peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota adalah:
a. DPD KNPI Provinsi;
b. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
c. Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI;
d. Majelis Pemuda Indonesia KNPI Kabupaten/Kota;
e. OKP tingkat nasional peserta Kongres yang ada di tingkat Kabupaten/Kota;
serta
f. OKP lokal berstatus sebagai peserta Musyawarah Daerah yang diputuskan di
dalam RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota.
(2) Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari:
a. OKP Nasional Tingkat Kabupaten/Kota yang berstatus sebagai peninjau pada
Kongres;
b. OKP lokal yang berstatus sebagai peninjau;
c. utusan Badan dan Lembaga DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(3) Undangan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota KNPI adalah OKP lokal yang
telah ditetapkan dalam RAPIMPURDA KNPI Kabupaten Kota sebagai undangan.
(4) Peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota memiliki hak bicara, hak
memilih dan dipilih, masing-masing 1 (satu) suara secara kelembagaan;
(5) Peninjau Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota hanya memiliki hak bicara dan
tidak memiliki hak memilih dan dipilih;
(6) Sidang-sidang Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dipandu dan dipimpin
oleh DPD KNPI Provinsi dan Presidium Sidang Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota yang terpilih;
(7) Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota baru dapat dinyatakan sah apabila
dihadiri lebih dari 2/3 OKP yang berhimpun dan 2/3 Pengurus Kecamatan KNPI;
(8) Apabila Pasal 17 ayat (7) di atas tidak terpenuhi, maka Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota diundur selama 1 kali 24 jam, dan setelah itu dinyatakan sah.
(9) Setelah Laporan Pertanggungjawaban DPD KNPI Kabupaten/Kota diterima oleh
Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota, maka DPD KNPI Kabupaten/Kota
dinyatakan demisioner.
19
Pasal 18
Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota

(1) Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota dapat diadakan apabila
Ketua DPD KNPI Kabupaten/Kota melanggar AD/ART KNPI;
(2) Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota diselenggarakan atas
permintaan tertulis dari:
a. lebih dari setengah jumlah OKP tingkat Kabupaten/Kota yang menjadi peserta
pada Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota sebelumnya, dan;
b. lebih dari setengah jumlah pengurus Kecamatan/Distrik;
(3) Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota
diselenggarakan atas persetujuan tertulis dari DPD KNPI Provinsi.
(4) Pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa KNPI Kabupaten/Kota disesuaikan
dengan pasal 18 Anggaran Rumah Tangga.

BAGIAN IV
MUSYAWARAH KECAMATAN/DISTRIK KNPI

Pasal 19
Status Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI

(1) Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI adalah pemegang kekuasaan tertinggi KNPI


di tingkat Kecamatan/Distrik;
(2) Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun;
(3) Dalam keadaan luar biasa, Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI dapat diadakan
menyimpang dari ketentuan Pasal 19 ayat (2) dan dinamakan Musyawarah
Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI

Pasal 20
Wewenang Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI

Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI berwenang untuk:


a. menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI;
b. menetapkan Pokok-Pokok Program Kerja Kecamatan/Distrik dan Organisasi (P2KCO)
dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Pokok-Pokok Program Kerja
Kabupaten/Kota dan Organisasi (P2KKO) yang merupakan penjabaran dari Pokok-
Pokok Program Kerja Provinsi dan Organisasi (P2KPO) serta Pokok-Pokok Program
Kerja Nasional dan Organisasi (P2KNO);
c. memilih dan Menetapkan Ketua/Ketua Formatur Dewan Pengurus Kecamatan/
Distrik KNPI;

20
d. memilih dan menetapkan Anggota Formatur; serta
e. menetapkan Ketua dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan/Distrik.

Pasal 21
Penyelenggaraan Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI

(1) Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI dihadiri oleh Peserta dan Peninjau serta
Undangan KNPI Kabupaten/Kota.
(2) Materi Musyawarah Daerah KNPI Kecamatan/Distrik disiapkan oleh DPD KNPI
Kabupaten/Kota.
(3) Peserta Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI :
a. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
b. Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI;
c. Majelis Pemuda Indonesia KNPI Kecamatan/ Distrik;
d. OKP tingkat nasional; dan
e. OKP tingkat lokal.
(4) Peninjau Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI terdiri dari :
a. OKP di tingkat lokal yang berstatus sebagai peninjau; dan
b. badan dan lembaga Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI.
(5) Undangan Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI terdiri dari :
a. OKP lokal tingkat Kecamatan/Distrik yang ditetapkan sebagai undangan;dan
b. badan dan lembaga Dewan Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI.
(6) Peserta Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI memiliki hak bicara, hak memilih
dan dipilih, masing-masing 1 (satu) suara secara kelembagaan;
(7) Peninjau Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI hanya memiliki hak bicara dan tidak
memiliki hak memilih dan dipilih.
(8) Sidang-sidang Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI dipandu dan dipimpin oleh
DPD KNPI Kabupaten/Kota dan Presidium Sidang Musyawarah Kecamatan/Distrik
KNPI yang terpilih.
(9) Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI baru dapat dinyatakan sah apabila dihadiri
oleh lebih dari 1/2 jumlah peserta Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI.
(10) Apabila pasal 21 ayat (9) di atas tidak terpenuhi, maka Musyawarah
Kecamatan/Distrik KNPI diundur selama 3 kali 60 menit, dan setelah itu dinyatakan
sah.
(11) Setelah Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI diterima
oleh Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI, maka Pengurus Kecamatan/Distrik
KNPI dinyatakan demisioner.

21
Pasal 22
Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI

(1) Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI dapat diadakan apabila Ketua
Pengurus Kecamatan/Distrik melanggar AD/ART KNPI.
(2) Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI diselenggaran atas permintaan
tertulis dari sekurang – kurangnya setengah tambah satu dari jumlah Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Kecamatan/Distrik yang menjadi peserta pada
Musyawarah Kecamatan/Distrik sebelumnya, dan.
(3) Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI berwenang untuk memilih Ketua
Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI pada periodisasi berjalan.
(4) Pelaksanaan Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI dapat
diselenggarakan atas persetujuan tertulis dari DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(5) Penyelenggaraan Musyawarah Kecamatan/Distrik Luar Biasa KNPI disesuaikan
dengan pasal 21 Anggaran Rumah Tangga.

BAB III
STRUKTUR KEPEMIMPINAN

BAGIAN I
DEWAN PENGURUS PUSAT

Pasal 23
Status Dewan Pengurus Pusat

(1) Dewan Pengurus Pusat KNPI, disingkat DPP KNPI adalah Kepemimpinan
tertinggi organisasi.
(2) Masa jabatan DPP KNPI adalah tiga (tiga) tahun.

Pasal 24
Personalia Dewan Pengurus Pusat

(1) DPP KNPI terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno.
(2) Pengurus Harian terdiri dari Ketua Umum, beberapa Wakil Ketua Umum,
beberapa Ketua, Sekretaris Jenderal, beberapa Wakil Sekretaris Jenderal,
Bendahara Umum dan beberapa Wakil Bendahara Umum.
(3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian ditambah Komisi;
(4) Jumlah Pengurus DPP KNPI terdiri dari 60% unsur keterwakilan OKP Tingkat
Nasional secara eksponensial, 30% unsur kesinambungan KNPI, dan 10% unsur
potensi pemuda lainnya.

22
(5) Untuk dapat dipilih menjadi DPP KNPI, Calon pengurus DPP KNPI harus memenuhi
prosedur sebagai berikut:
a. Diusulkan secara tertulis oleh OKP Tingkat nasional sebagai unsur keterwakilan
OKP dan/atau DPP KNPI demisioner dan/atau DPD KNPI Provinsi sebagai unsur
kesinambungan dan/atau perseorangan sebagai unsur potensi pemuda atau
kebutuhan organisasi;
b. Melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Pakta Integritas Calon
Pengurus DPP KNPI kepada formatur terpilih;
(6) Calon Pengurus yang diusulkan untuk menjadi DPD KNPI Provinsi harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
b. berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun 11 (sebelas) bulan 29 (dua puluh
sembilan) hari 23 (dua puluh tiga) jam 59 (lima puluh sembilan) menit;
c. pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan/atau Dewan
Pengurus Pusat KNPI dan/atau Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi;
d. memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
e. tidak pernah melakukan perbuatan tercela, anti narkoba dan/atau tidak
sedang menjalani proses hukum baik perdata maupun pidana;
f. menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI; dan
g. bersedia berdomisili di Ibukota Negara, serta mempunyai waktu yang cukup
untuk berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.
(7) Selain harus memenuhi Pasal 24 ayat (5) dan (6) di atas, untuk dapat dipilih
menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat KNPI, Calon Ketua Umum harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua Umum DPP KNPI;
b. pernah atau sedang menjabat sebagai pimpinan Dewan Pengurus KNPI
dan/atau Unsur Pimpinan OKP tingkat nasional, dibuktikan dengan
menunjukkan Surat Keputusan Kepengurusan di masing-masing lembaga;
c. didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta dalam Kongres;
d. mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis dari 1 (satu) DPD KNPI Provinsi
serta sekurang-kurangnya 15 (lima belas) OKP tingkat nasional yang
berhimpun dalam KNPI dan berstatus sebagai peserta Kongres KNPI; dan
e. menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi
dan Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan
peserta Kongres KNPI.

23
Pasal 25
Tugas dan Wewenang Dewan Pengurus Pusat

Dewan Pengurus Pusat KNPI bertugas dan berwenang untuk:


a. melaksanakan Ketetapan-Ketetapan Kongres;
b. menjalankan organisasi berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
KNPI serta Pedoman Organisasi lainnya;
c. menetapkan Peraturan Organisasi yang berlandaskan atas Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga dan ketetapan Kongres serta kebijakan-kebijakan KNPI
lainnya;
d. melaksanakan Rapat Pimpinan Paripurna Nasional minimal 1 (satu) kali selama
periode berlangsung;
e. melaksanakan Rapat Kerja Nasional minimal 1 (satu) kali selama periode
berlangsung;
f. melaksanakan Rapat Pleno minimal 1 (satu) kali dalam tiga bulan;
g. melaksanakan Rapat Harian minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan;
h. memfasilitasi Rapat Majelis Pemuda Indonesia;
i. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban melalui Kongres;
j. melaksanakan rapat konsultasi dan koordinasi bersama Majelis Pemuda Indonesia
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
k. membentuk Badan perwakilan KNPI Luar Negeri;
l. membentuk Badan/Lembaga Dewan Pengurus Pusat KNPI;
m. menetapkan dan Mengesahkan susunan personalia DPD KNPI Provinsi, dan Anggota
Majelis Pemuda Indonesia KNPI Provinsi sesuai dengan hasil Musyawarah Daerah
KNPI Provinsi;
n. membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang ditempuh DPD KNPI
Provinsi jika terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan kebijakan yang bertentangan
dengan AD/ART dan Peraturan Organisasi;
o. mengambil alih kepengurusan dengan membentuk pejabat dan/atau Caretaker DPD
KNPI Provinsi apabila terjadi pelanggaran AD/ART;
p. memberikan rekomendasi sanksi dan merehabilitasi keberhimpunan OKP; dan
q. melaksanakan tugas dan kewenangan lain sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan organisasi.

24
BAGIAN II
DEWAN PENGURUS DAERAH KNPI PROVINSI

Pasal 26
Status Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi

(1) Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi, disingkat DPD KNPI Provinsi adalah
kepemimpinan organisasi KNPI di tingkat Provinsi.
(2) DPD KNPI Provinsi ditetapkan oleh DPP KNPI untuk masa jabatan 3 (tiga)
tahun.

Pasal 27
Personalia Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi

(1) DPD KNPI Provinsi terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno.
(2) Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil
Bendahara.
(3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian ditambah Komisi.
(4) Jumlah Pengurus DPD KNPI Provinsi terdiri dari 60% unsur keterwakilan OKP
Tingkat Provinsi secara eksponensial, 30% unsur kesinambungan KNPI, dan 10%
unsur potensi pemuda lainnya.
(5) Untuk dapat dipilih menjadi DPD KNPI Provinsi, calon pengurus DPD KNPI Provinsi
harus memenuhi prosedur sebagai berikut:
a. diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat
Nasional yang ada di Tingkat Provinsi dan/atau OKP Lokal sebagai unsur
keterwakilan OKP, dan/atau Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi
demisioner dan/atau Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota sebagai
unsur kesinambungan, dan/atau perseorangan sebagai unsur potensi pemuda
serta unsur kebutuhan organisasi;
b. tidak merangkap jabatan di dewan pengurus KNPI pada semua tingkatan; dan
c. melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Pakta Integritas Calon
Pengurus DPD KNPI Provinsi kepada formatur Musyawarah Daerah KNPI
Provinsi terpilih;
(6) Calon Pengurus yang diusulkan untuk menjadi DPD KNPI Provinsi harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
b. berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun, 11 (sebelas) bulan, 29 (dua puluh
sembilan) hari, 23 (dua puluh tiga) jam, 59 (lima puluh sembilan) menit.

25
c. pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan/atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi dan/atau Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota disemua tingkatan;
d. memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
e. tidak tercela, anti narkoba dan/atau tidak sedang menjalani proses hukum
baik perdata maupun pidana;
f. menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya; serta
g. bersedia berdomisili di Ibukota Provinsi, serta mempunyai waktu yang cukup
dan/atau bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI Provinsi.
(7) Selain harus memenuhi Pasal 27 ayat (5) dan (6) di atas, untuk dapat dipilih
menjadi Ketua DPD KNPI Provinsi, calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua;
b. pernah atau sedang menjabat sebagai Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Provinsi dan/atau Pimpinan OKP di Tingkat Provinsi, dibuktikan dengan
menunjukkan SK Kepengurusan di masing masing lembaga.
c. didukung sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) % suara peserta dalam
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;
d. mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis dari 1 (Satu) Dewan Pengurus
Daerah KNPI Kabupaten/Kota serta sekurang-kurangnya 10 (Sepuluh) OKP
Nasional Tingkat Provinsi dan/atau OKP Lokal yang berstatus sebagai peserta
Musyawarah Daerah KNPI Provinsi; dan
e. menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi
dan Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan
peserta Musyawarah Daerah KNPI Provinsi.

Pasal 28
Tugas Dan Wewenang Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi

Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi bertugas dan berwenang untuk:


a. melaksanakan ketetapan-Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi;
b. melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Program Kerja Organisasi di
tingkat KNPI Provinsi yang berlandaskan atas AD/ART, Pedoman Organisasi KNPI,
dan ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi serta kebijakan-kebijakan KNPI
lainnya;
c. membentuk Badan/lembaga di tingkat DPD KNPI Provinsi;
d. melaksanakan Rapat Kerja Daerah minimal satu kali selama periode berlangsung;
e. melaksanakan Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi minimal satu kali selama
periode berlangsung;

26
f. Melaksanakan Rapat Kerja Daerah minimal satu kali selama periode berlangsung;
g. Melaksanakan Rapat Pleno minimal satu kali dalam tiga bulan;
h. Melaksanakan Rapat Harian minimal satu kali dalam satu bulan;
i. Memfasilitasi Rapat Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
j. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban melalui Musyawarah Daerah KNPI;
Provinsi;
k. Menyampaikan laporan kinerja kepengurusan minimal 1 kali dalam satu tahun
kepada DPP KNPI;
l. Melaksanakan rapat konsultasi dan koordinasi dengan Majelis Pemuda Indonesia
Provinsi minimal 1 kali dalam satu tahun;
m. Menetapkan dan Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/ Kota, dan Anggota Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/ Kota sesuai
dengan hasil Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
n. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota jika terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan kebijakan yang
bertentangan dengan AD/ART dan Peraturan Organisasi;
o. Mengambil alih kepengurusan dengan membentuk penjabat dan/atau Caretaker
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
p. Melaksanakan kewenangan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, Keputusan DPP KNPI,
dan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi.

BAGIAN III
DEWAN PENGURUS DAERAH KNPI KABUPATEN/KOTA

Pasal 29
Status Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota

(1) Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota, disingkat DPD KNPI


Kabupaten/Kota adalah kepemimpinan organisasi KNPI di tingkat Daerah
Kabupaten/Kota.
(2) DPD KNPI Kabupaten/Kota ditetapkan oleh DPD KNPI Provinsi untuk masa jabatan
3 (tiga) tahun.

Pasal 30
Personalia Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota

(1) DPD KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus Pleno;
(2) Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil
Bendahara;

27
(3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian ditambah Komisi;
(4) Jumlah Pengurus DPD KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari 60% unsur keterwakilan
OKP Tingkat Kabupaten/Kota secara eksponensial, 30% unsur kesinambungan
KNPI, dan 10% unsur potensi pemuda lainnya.
(5) Untuk dapat dipilih menjadi DPD KNPI Kabupaten/Kota, maka calon pengurus
harus memenuhi prosedur sebagai berikut :
a. diusulkan secara tertulis oleh OKP Nasional Tingkat Kabupaten/Kota
dan/atau OKP Lokal sebagai unsur keterwakilan OKP, dan/atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota demisioner dan/atau Pengurus
Kecamatan KNPI sebagai unsur kesinambungan, dan/atau perseorangan
sebagai unsur potensi pemuda atau kebutuhan organisasi;
b. tidak merangkap jabatan dengan dewan pengurus KNPI disemua tingkatan;
c. melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Pakta Integritas Calon
Pengurus DPD KNPI Kabupaten/Kota kepada formatur Musyawarah Daerah
KNPI Kabupaten/Kota terpilih;
(6) Calon Pengurus yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;
b. berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun, 11 (sebelas) bulan, 29 (dua puluh
sembilan) hari, 23 (dua puluh tiga) jam, 59 (lima puluh sembilan) menit.
c. pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan/atau Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota dan/atau Dewan Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI disemua tingkatan;
d. memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap tugas-
tugas organisasi;
e. tidak tercela, anti narkoba dan/atau tidak sedang menjalani proses hukum;
f. menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya; dan
g. bersedia berdomisili di Ibukota Kabupaten/Kota, serta mempunyai waktu yang
cukup dan bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI
Kabupaten/Kota.
(7) Selain memenuhi Pasal 30 ayat (5) dan (6) di atas, calon Ketua harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua;
b. pernah atau sedang menjabat sebagai Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI
Kabupaten/Kota dan/atau Pimpinan OKP Nasional Tingkat Kabupaten/Kota,
dan/atau OKP Lokal dibuktikan dengan menunjukkan SK Kepengurusan di
masing- masing lembaga.
c. didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta dalam Musyawarah Daerah
KNPI Kabupaten/Kota;
d. mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis dari 1 (Satu) Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI serta sekurang-kurangnya 10 (Sepuluh) OKP Nasional
28
Tingkat Kabupaten dan/atau OKP Lokal yang berhimpun dan berstatus sebagai
peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota; dan
e. menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi
dan Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan
peserta Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

Pasal 31
Tugas Dan Wewenang
Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota

Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota bertugas dan berwenang untuk:


a. melaksanakan ketetapan-Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
b. melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Program Kerja Organisasi di
tingkat Kabupaten/Kota yang berlandaskan atas AD/ART, Peraturan Organisasi,
Keputusan DPD KNPI Provinsi dan Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
c. melaksanakan RAPIMPURDA Kabupaten/Kota minimal 1 (satu) kali selama periode
berlangsung;
d. melaksanakan Rapat Kerja Daerah Kabupaten/Kota minimal 1 (satu) kali selama
periode berlangsung;
e. melaksanakan Rapat Pleno minimal 1 (satu) kali dalam tiga bulan;
f. melaksanakan Rapat Harian minimal 1 (satu) kali dalam satu bulan;
g. memfasilitasi Rapat Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota;
h. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban melalui Musyawarah Daerah KNPI
Kabupaten/Kota;
i. menyampaikan laporan kinerja kepengurusan minimal 1 kali dalam satu tahun
kepada DPD KNPI Provinsi;
j. melakukan rapat konsultasi dan koordinasi dengan Majelis Pemuda Indonesia
Kabupaten/Kota minimal satu kali dalam satu tahun;
k. membentuk Badan/Lembaga ditingkat Kabupaten/ Kota;
l. menetapkan dan mengesahkan susunan personalia Pengurus Kecamatan/Distrik
KNPI, dan Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan/Distrik sesuai dengan hasil
Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota;
m. membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan Pengurus Kecamatan KNPI jika
terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan kebijakan yang bertentangan dengan
AD/ART dan Peraturan Organisasi;
n. mengambil alih kepengurusan dengan membentuk penjabat / Caretaker Pengurus
Kecamatan/Distrik KNPI untuk sementara waktu apabila terjadi Pelanggaran AD/ART
KNPI Pengurus Kecamatan/Distrik; serta
o. melaksanakan kewenangan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, Keputusan
KNPI Provinsi serta Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota

29
BAGIAN IV
PENGURUS KECAMATAN/DISTRIK KNPI

Pasal 32
Status Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI

(1) Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI, selanjutnya disingkat PK KNPI adalah


kepemimpinan organisasi KNPI di tingkat Kecamatan/Distrik.
(2) PK KNPI ditetapkan oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota untuk masa jabatan 3 (tiga)
tahun.

Pasal 33
Personalia Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI

(1) Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI terdiri dari Pengurus Harian dan Pengurus
Pleno.
(2) Pengurus Harian terdiri dari seorang Ketua, beberapa Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, beberapa Wakil Sekretaris, seorang Bendahara dan beberapa Wakil
Bendahara;
(3) Pengurus Pleno terdiri dari Pengurus Harian ditambah Anggota;
(4) Jumlah Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI disesuaikan menurut potensi wilayah
masing-masing.
(5) Untuk dapat dipilih menjadi Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI, maka calon
pengurus harus memenuhi prosedur sebagai berikut :
a. diusulkan secara tertulis oleh OKP Nasional Tingkat kecamatan, dan/atau OKP
Lokal tingkat Kecamatan/Distrik sebagai unsur keterwakilan OKP, dan/atau
Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI Demisioner sebagai unsur kesinambungan,
dan/atau perseorangan sebagai unsur potensi pemuda atau kebutuhan
organisasi;
b. tidak merangkap jabatan pada Dewan Pengurus KNPI disemua tingkatan.
c. melampirkan daftar riwayat hidup bersamaan dengan Pakta Integritas Calon
Pengurus Pengurus Kecamatan KNPI kepada formatur Musyawarah
Kecamatan/Distrik KNPI terpilih;
(6) Calon Pengurus yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. berakhlak mulia dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa;

b. berusia maksimal 30 (tiga puluh) tahun, 11 (sebelas) bulan, 29 (dua puluh


sembilan) hari, 23 (dua puluh tiga) jam, 59 (lima puluh sembilan) menit.
c. pernah atau sedang menjabat dalam kepengurusan OKP dan/atau Dewan

30
Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI disemua tingkatan;
d. memiliki mobilitas, prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap
tugas- tugas organisasi;
e. tidak tercela, anti narkoba dan/atau tidak sedang menjalani proses hukum;
f. menerima deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia,
AD/ART KNPI, dan peraturan organisasi KNPI lainnya;serta
g. berdomisili di Ibukota Kecamatan, serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI Kecamatan/Distrik.
(7) Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI, maka selain
memenuhi Pasal 33 ayat (5) dan (6) di atas, Calon Ketua PK KNPI harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. tidak melebihi 2 (dua) periode sebagai Ketua;
b. pernah dan sedang menjabat sebagai Unsur Pimpinan Pengurus Kecamatan
KNPI dan/atau Unsur Pimpinan OKP Nasional Tingkat Kecamatan/Distrik
dan/atau OKP Lokal, dibuktikan dengan menunjukkan SK Kepengurusan di
masing-masing lembaga.
c. mendapatkan rekomendasi dukungan tertulis sekurang-kurangnya 3 (tiga)
OKP Nasional dan/atau OKP Lokal Tingkat Kecamatan/Distrik yang berhimpun
dalam KNPI;
d. menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Pokok-Pokok Pikiran mengenai Visi
dan Misi serta strategi dan kebijakan dalam memajukan KNPI dihadapan
peserta Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI.

Pasal 34
Tugas Dan Wewenang Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI

Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI bertugas dan berwenang untuk:


a. melaksanakan ketetapan-Ketetapan Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI;
b. melaksanakan kebijakan Organisasi serta Menetapkan Program Kerja Organisasi di
tingkat Kecamatan yang berlandaskan atas Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Organisasi, keputusan KNPI Kabupaten/Kota, dan ketetapan
Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI;
c. melaksanakan Rapat Kerja Kecamatan minimal satu kali selama periode
berlangsung;
d. melaksanakan Rapat Pleno minimal satu kali dalam tiga bulan;
e. melaksanakan Rapat Harian minimal satu kali dalam satu bulan;
f. menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban melalui Musyawarah
Kecamatan/ Distrik KNPI;
g. melaksanakan Rapat Konsultasi dan Koordinasi dengan Majelis Pemuda Indonesia
tingkat Kecamatan/Distrik;

31
h. menyampaikan laporan kinerja kepengurusan minimal 1 kali dalam satu tahun
kepada KNPI Kabupaten/Kota;
i. membentuk dan mengkoordinir Badan/Lembaga ditingkat Kecamatan/ Distrik;
j. melaksanakan kewenangan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Organisasi, Keputusan
KNPI Kabupaten/Kota.

BAB IV
MAJELIS PEMUDA INDONESIA

BAGIAN I
TUGAS, FUNGSI, KEANGGOTAAN DAN MASA JABATAN

Pasal 35
Tugas Dan Fungsi

(1) Majelis Pemuda Indonesia, selanjutnya disingkat MPI merupakan forum konsultasi dan
pengawas kinerja Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.
(2) Majelis Pemuda Indonesia berfungsi sebagai:
a. wadah konsultasi bagi Dewan Pengurus KNPI
b. pengawas terhadap kinerja Dewan Pengurus KNPI.

Pasal 36
Keanggotaan dan Masa Jabatan

(1) Ketua dan Anggota MPI ditetapkan oleh Kongres/Musyawarah Daerah KNPI
Provinsi/Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota dan Musyawarah
Kecamatan/Distrik KNPI.
(2) Anggota MPI harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus KNPI Demisioner dan/atau Ketua
Umum/Ketua Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang berhimpun di KNPI
dan/atau Dewan Pengurus KNPI Demisioner dan/atau perseorangan yang
memiliki dedikasi terhadap pemuda.
b. Tidak menjadi Anggota Majelis Pemuda Indonesia untuk yang ketiga kalinya
pada tingkatan yang sama.
(3) Ketua Umum/Ketua Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang berhimpun di KNPI
secara ex officio menjadi anggota Majelis Pemuda Indonesia.
(4) Masa jabatan Majelis Pemuda Indonesia mengikuti masa jabatan Dewan Pengurus
KNPI di setiap tingkatan.

32
BAGIAN II
TUGAS DAN WEWENANG

Pasal 37
Tugas dan Wewenang Majelis Pemuda Indonesia

(1) Majelis Pemuda Indonesia memiliki Tugas dan Wewenang, antara lain:
a. mengawasi kinerja Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatan masing-masing;
b. memberikan saran dan masukan kepada Dewan Pengurus KNPI sesuai
tingkatan masing-masing melalui Rapat Konsultasi;
c. menyampaikan hasil pengawasannya secara langsung kepada Dewan Pengurus
KNPI sesuai tingkatan masing-masing;
(2) Dalam hal DPP KNPI tidak dapat menyelenggarakan Kongres selama 6 (enam)
bulan setelah masa baktinya berakhir, maka Pimpinan MPI dapat mengusulkan
penyelenggaraan Kongres setelah mendapat persetujuan Rapat MPI dan dukungan
tertulis sebanyak 2/3 dari jumlah OKP tingkat Nasional dan 2/3 DPD KNPI Provinsi;
(3) Dalam hal DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan/ Distrik tidak dapat
menyelenggarakan Musyawarah dalam jangka waktu sekurang- kurangnya dalam
tempo 6 (enam) bulan setelah masa baktinya berakhir, dan Dewan Pengurus satu
tingkat diatasnya tidak mengambil langkah organisasi dalam melaksanakan
musyawarah, maka MPI sesuai tingkatannya dapat berinisiatif sebagai fasilitator/
mediator untuk menyelenggarakan musyawarah setelah mendapat persetujuan
Dewan Pengurus satu tingkat diatasnya dan dukungan tertulis 2/3 jumlah OKP
yang berhimpun di KNPI.
(4) MPI tingkat pusat bersama dengan Ketua Umum DPP KNPI berwenang mengadili
dan memutuskan perkara/sengketa kepemimpinan DPP KNPI.
(5) Tata cara memutuskan perkara / sengketa kepemimpinan DPP KNPI diatur secara
terpisah dari ketentuan ini.

BAGIAN III
STRUKTUR DAN RAPAT

Pasal 38
Susunan Majelis Pemuda Indonesia

(1) MPI di setiap tingkatan terdiri dari Ketua merangkap anggota, Sekretaris
merangkap anggota dan anggota-anggota.
(2) MPI di setiap tingkatan dibentuk dan disusun oleh Formatur Kongres/Musda
Provinsi/Musda Kabupaten/Kota/Musyawarah Kecamatan/Distrik KNPI.
(3) Apabila mantan Ketua Umum/Ketua Dewan Pengurus KNPI di setiap tingkatan
tidak bersedia menjadi Ketua MPI, maka Ketua MPI dipilih oleh Formatur
Kongres/Musyawarah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota atau
Kecamatan/Distrik KNPI.
33
Pasal 39
Rapat Majelis Pemuda Indonesia

(1) MPI di setiap tingkatan mengadakan rapat sekurang- kurangnya sekali dalam 1
(satu) tahun;
(2) Setiap rapat MPI difasilitasi oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya;
(3) Rapat MPI diselenggarakan untuk membahas dan mengevaluasi kinerja Dewan
Pengurus KNPI sesuai tingkatannya;
(4) Rapat MPI dianggap sah apabila dihadiri lebih dari 1/2 jumlah anggota MPI.

BAB V
BADAN DAN LEMBAGA

Pasal 40
Fungsi dan Kedudukan Badan/Lembaga

(1) Badan/Lembaga berfungsi sebagai pengembangan potensi, minat dan bakat


Pemuda Indonesia.
(2) Badan/Lembaga dibentuk oleh Dewan Pengurus KNPI sebagai wadah kreativitas
dan inovasi pada bidang tertentu.
(3) Kedudukan Badan/Lembaga berada di bawah koordinasi bidang dalam struktur
Dewan Pengurus.
(4) Badan/Lembaga bersifat semi-otonom terhadap struktur Dewan Pengurus KNPI.

BAB VI
RAPAT-RAPAT

BAGIAN I
RAPAT PIMPINAN PARIPURNA NASIONAL

Pasal 41
Kedudukan Rapat Pimpinan Paripurna Nasional

(1) Rapat Pimpinan Paripurna Nasional, disingkat RAPIMPURNAS merupakan forum


yang kedudukannya setingkat di bawah Kongres.
(2) RAPIMPURNAS diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periodesasi
kepengurusan.
(3) RAPIMPURNAS diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
pelaksanaan Kongres KNPI.

34
Pasal 42
Fungsi Dan Wewenang Rapat Pimpinan Paripurna Nasional

RAPIMPURNAS memiliki fungsi dan wewenang, antara lain:


a. menetapkan rancangan materi Kongres Pemuda/ KNPI;
b. menetapkan peserta, peninjau, dan undangan Kongres Pemuda/ KNPI; dan
c. menetapkan waktu dan tempat Kongres Pemuda/ KNPI.

Pasal 43
Penyelenggaraan Rapat Pimpinan Paripurna Nasional

(1) RAPIMPURNAS diselenggarakan oleh DPP KNPI.


(2) Peserta RAPIMPURNAS terdiri dari:
a. DPP KNPI;
b. Majelis Pemuda Indonesia;
c. DPD KNPI Provinsi; dan
d. OKP tingkat nasional.
(3) Peninjau Rapat RAPIMPURNAS adalah OKP tingkat nasional yang berstatus sebagai
Peninjau.
(4) Peserta RAPIMPURNAS memiliki hak bicara dan hak suara ;
(5) Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh DPP KNPI dan hanya memiliki hak bicara;
(6) RAPIMPURNAS dipimpin oleh DPP KNPI.

BAGIAN II
RAPAT PIMPINAN PARIPURNA DAERAH PROVINSI

Pasal 44
Kedudukan Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi

(1) Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi, disingkat RAPIMPURDA KNPI Provinsi
merupakan forum yang kedudukannya setingkat dibawah Musyawarah Daerah
KNPI Provinsi.
(2) RAPIMPURDA KNPI Provinsi diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu
periodesasi kepengurusan.
(3) RAPIMPURDA KNPI Provinsi diadakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum
pelaksanaan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi.

35
Pasal 45
Fungsi Dan Wewenang Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi

RAPIMPURDA KNPI Provinsi memiliki fungsi dan wewenang, antara lain:


a. menetapkan rancangan materi Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Provinsi yang
disiapkan oleh DPD KNPI Provinsi;
b. menetapkan peserta, peninjau, dan undangan Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI
Provinsi; dan
c. menetapkan Waktu dan tempat Musyawarah Daerah Pemuda/ KNPI Provinsi;

Pasal 46
Penyelenggaraan Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Provinsi

(1) RAPIMPURDA Provinsi diselenggarakan oleh DPD KNPI Provinsi.


(2) Peserta RAPIMPURDA Provinsi terdiri dari:
a. DPP KNPI;
b. DPD KNPI Provinsi;
c. DPD KNPI Kabupaten/Kota
d. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
e. OKP tingkat nasional peserta Kongres yang ada di tingkat Provinsi; dan
f. OKP Lokal tingkat provinsi yang lolos verifikasi DPD KNPI Provinsi.
(3) Peninjau RAPIMPURDA KNPI Provinsi adalah OKP tingkat nasional yang ditetapkan
sebagai peninjau pada Kongres dan OKP Lokal;
(4) Peserta RAPIMPURDA KNPI Provinsi memiliki hak bicara dan hak suara;
(5) Peninjau dan undangan ditetapkan oleh DPD KNPI Provinsi dan hanya memiliki hak
bicara;
(6) Rapimpurda KNPI Provinsi dipimpin oleh DPP KNPI.

BAGIAN III
RAPAT PIMPINAN PARIPURNA DAERAH KABUPATEN/KOTA

Pasal 47
Kedudukan Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota

(1) Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota, disingkat RAPIMPURDA


KNPI Kabupaten/Kota merupakan forum yang kedudukannya setingkat dibawah
Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

36
(2) RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam satu periodesasi kepengurusan.
(3) RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota diadakan selambat- lambatnya 6 (enam)
bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah Daerah KNPI Kabupaten/Kota.

Pasal 48
Fungsi Dan Wewenang Rapat Pimpinan Paripurna Daerah
Kabupaten/Kota

RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota memiliki fungsi dan wewenang, antara lain:


a. menetapkan rancangan materi Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Kabupaten/Kota
yang disiapkan oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota;
b. menetapkan peserta, peninjau, dan undangan Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI
Kabupaten/Kota;dan
c. menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI
Kabupaten/Kota.

Pasal 49
Penyelenggaraan Rapat Pimpinan Paripurna Daerah Kabupaten/Kota

(1) RAPIMPURDA Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota.


(2) Peserta RAPIMPURDA Kabupaten/Kota terdiri dari:
a. DPD KNPI Provinsi;
b. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
c. Pengurus Kecamatan/ Distrik KNPI
d. Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota;
e. OKP tingkat nasional peserta Kongres yang ada di tingkat Kabupaten/Kota;
f. OKP Lokal tingkat Kabupaten/Kota yang lolos verifikasi DPD KNPI
Kabupaten/Kota;
(3) Peninjau RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota adalah OKP Tingkat Nasional yang
ditetapkan sebagai peninjau pada Kongres dan OKP Lokal.
(4) Peserta RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota memiliki hak bicara dan hak suara.
(5) Peninjau dan undangan ditetapkan oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota hanya memiliki
hak bicara.
(6) RAPIMPURDA KNPI Kabupaten/Kota dipimpin oleh DPD KNPI Provinsi.

37
BAGIAN IV
RAPAT KERJA

Pasal 50
Rapat Kerja Nasional

(1) Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS KNPI, diadakan untuk menjabarkan
hasil-hasil Ketetapan Kongres, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan
serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode Kepengurusan DPP
KNPI.
(2) Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu
periode kepengurusan KNPI.
(3) Rapat Kerja Nasional diadakan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab DPP
KNPI;
(4) Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri dari:
a. DPP KNPI;
b. DPD KNPI Provinsi;
c. Majelis Pemuda Indonesia; dan
d. OKP tingkat nasional;
(5) Undangan Rapat Kerja Nasional, terdiri dari:
a. Badan Perwakilan KNPI Luar Negeri;
b. badan/lembaga DPP KNPI;dan
c. pihak lain yang diundang khusus oleh DPP KNPI.
(6) Peserta Rapat Kerja Nasional memiliki hak bicara dan hak suara.
(7) Rancangan materi Rapat Kerja Nasional disiapkan oleh DPP KNPI.
(8) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat KNPI.

Pasal 51
Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi

(1) Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil
Ketetapan Musyawarah Daerah KNPI Provinsi, khususnya tentang perumusan arah
dan kebijakan serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode
masa bakti kepengurusan DPD KNPI Provinsi.
(2) Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam
satu periodesasi kepengurusan KNPI Provinsi.
(3) Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi diselenggarakan oleh DPD KNPI Provinsi.
(4) Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi terdiri dari:
a. DPP KNPI;
b. DPD KNPI Provinsi;

38
c. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi;
d. OKP nasional Tingkat Provinsi dan/atau OKP lokal;
e. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
f. badan dan lembaga DPD KNPI Provinsi.
(5) Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi memiliki hak bicara dan hak suara.
(6) Rancangan materi Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi disiapkan oleh DPD KNPI
Provinsi.
(7) Rapat Kerja Daerah KNPI Provinsi dipimpin oleh DPD KNPI Provinsi.

Pasal 52
Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota

(1) Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota disingkat RAKERDA KNPI


Kabupaten/Kota diadakan untuk menjabarkan hasil-hasil Ketetapan Musyawarah
Daerah KNPI Kabupaten/Kota, khususnya tentang perumusan arah dan kebijakan
serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode masa bakti
kepengurusan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kabupaten/Kota.
(2) Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam satu periodisasi kepengurusan KNPI Kabupaten/Kota.
(3) Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota di selenggarakan oleh DPD KNPI
Kabupaten/Kota.
(4) Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota terdiri dari:
a. DPD KNPI Provinsi;
b. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
c. Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota;
d. OKP nasional Tingkat Kabupaten/Kota dan/atau OKP lokal;
e. Pengurus Kecamatan KNPI;
f. badan dan lembaga DPD KNPI Kabupaten/Kota.
(5) Peserta Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota memiliki hak bicara dan hak-
suara.
(6) Rancangan materi Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota disiapkan oleh DPD
KNPI Kabupaten/Kota.
(7) Rapat Kerja Daerah KNPI Kabupaten/Kota dipimpin oleh DPD KNPI
Kabupaten/Kota.

Pasal 53
Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI

(1) Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI diadakan untuk menjabarkan hasil–hasil
Ketetapan Musyawarah Kecamatan/ Distrik KNPI khususnya tentang perumusan
arah dan kebijakan serta program kerja yang akan dilaksanakan dalam satu periode
masa bakti kepengurusan Kecamatan KNPI.
39
(2) Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali dalam satu periodisasi kepengurusan Kecamatan/ Distrik KNPI.
(3) Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI sepenuhnya diselenggarakan dan menjadi
tanggungjawab Dewan Pengurus Kecamatan KNPI.
(4) Peserta Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI:
a. DPD KNPI Kabupaten/Kota;
b. Pengurus Kecamatan/Distrik KNPI;
c. Majelis Pemuda Indonesia Kecamatan;
d. OKP nasional tingkat kecamatan;
e. badan dan lembaga DPD KNPI Kecamatan/Distrik.
(5) Peserta Rapat Kerja Kecamatan/Distrik KNPI memiliki hak bicara dan hak suara.
(6) Rancangan materi Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI disiapkan oleh DPD
KNPI Kabupaten/Kota.
(7) Rapat Kerja Kecamatan/ Distrik KNPI dipimpin oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota.

BAGIAN V
RAPAT-RAPAT DEWAN PENGURUS

Pasal 54
Rapat Pleno

(1) Rapat Pleno Dewan Pengurus adalah mekanisme pengambilan keputusan tertinggi
Dewan Pengurus pada masing-masing tingkatannya.
(2) Rapat Pleno Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 (tiga)
bulan yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Pleno sesuai tingkatannya;
(3) Rapat Pleno dinyatakan sah apabila dipimpin oleh Ketua Umum atau yang
mendapat mandat secara tertulis dan dihadiri lebih dari setengah pengurus Pleno.
(4) Apabila ketentuan dalam Pasal 54 ayat (3) tidak terpenuhi, maka Rapat Pleno
ditunda selama 1 (satu) kali 30 menit dan dinyatakan sah untuk dilanjutkan.
(5) Fungsi dan wewenang Rapat Pleno, antara lain:
a. memutuskan kebijakan organisasi yang bersifat strategis;
b. menetapkan Peraturan Organisasi;
c. membahas, mengevaluasi, dan mengkoordinir pelaksanaan hasil-hasil
keputusan Kongres/Musyawarah Daerah/Musyawarah Kecamatan/Distrik.

Pasal 55
Rapat Harian

(1) Rapat Harian Dewan Pengurus adalah rapat yang diadakan sekurang kurangnya 2
(dua) kali dalam 1 (satu) bulan yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Harian menurut
tingkatannya.

40
(2) Rapat Harian dinyatakan sah apabila dipimpin oleh Ketua Umum atau Pengurus
Harian lainnya yang mendapat mandat secara tertulis dan dihadiri lebih 1/2 jumlah
pengurus Harian.
(3) Apabila ketentuan dalam pasal 55 ayat (2) tidak terpenuhi, maka Rapat Harian
ditunda selama 1 (satu) kali 30 menit dan dinyatakan sah untuk dilanjutkan.
(4) Fungsi dan wewenang Rapat Harian :
a. mengambil keputusan-keputusan mendesak organisasi yang berkaitan dengan
kebijakan organisasi;dan
b. mengambil keputusan tentang perkembangan internal dan eksternal organisasi
yang harus dilaporkan di dalam rapat Pleno.

Pasal 56
Rapat Bidang

(1) Rapat Bidang Dewan Pengurus adalah rapat yang diadakan sekurang kurangnya 3
(tiga) bulan sekali yang dihadiri oleh Ketua Bidang, Sekretaris Bidang, Bendahara
Bidang serta Anggota Komisi terkait sesuai tingkatannya;
(2) Rapat Bidang Dewan Pengurus diselenggarakan untuk membahas dan
merencanakan pelaksanaan program kerja organisasi sesuai dengan bidangnya.

Pasal 57
Rapat Koordinasi dan Konsultasi

(1) Rapat Koordinasi/Konsultasi adalah rapat yang diadakan sewaktu-waktu jika


dianggap perlu;
(2) Rapat Koordinasi/Konsultasi dihadiri oleh seluruh atau sebagian Pengurus Harian
dengan Majelis Pemuda Indonesia dan/atau dengan Badan dan Lembaga dan/atau
dengan Ketua Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya dan/atau Badan
Perwakilan Luar Negeri untuk tingkatan DPP KNPI;
(3) Rapat Koordinasi/Konsultasi diselenggarakan untuk membahas hal-hal khusus
yang berkaitan dengan kebijakan internal dan eksternal organisasi.

BAB VII
RANGKAP JABATAN, PENDELEGASIAN WEWENANG
Pasal 58
Rangkap Jabatan

(1) Dewan Pengurus di setiap tingkatan, tidak diperkenankan merangkap jabatan


sebagai:

41
a. anggota Majelis Pemuda Indonesia;
b. Dewan Pengurus baik yang lebih rendah maupun lebih tinggi tingkatannya,
kecuali jika yang bersangkutan bersedia mengundurkan diri baik lisan maupun
tertulis;
(2) Ketentuan lebih lanjut Pasal 58 ayat (1) diatur dalam Peraturan Organisasi KNPI.

Pasal 59
Pendelegasian Wewenang

(1) Dalam hal Ketua Umum/Ketua berhalangan dan/atau karena sesuatu sebab tidak
dapat menjalankan kewajibannya untuk sementara waktu, maka Ketua Umum
berhak menunjuk salah satu dari wakil ketua Umum/Wakil Ketua agar bertindak
untuk dan atas nama ketua Umum/ Ketua dalam jangka waktu tertentu sebagai
Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum/Ketua.
(2) Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum/Ketua tidak diperkenankan untuk mengambil
keputusan strategis organisasi;
(3) Jangka waktu tertentu sebagai Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum/Ketua tidak
boleh melebihi 14 (Empat Belas) hari kerja.

BAB VIII
PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 60
Pelaksana Tetap Ketua Umum/Ketua

(1) Pengangkatan Pelaksana Tetap (Plt) Ketua Umum/Ketua dilakukan apabila Ketua
Umum/Ketua meninggal dunia atau mengundurkan diri.
(2) Dalam hal Ketua Umum/Ketua meninggal dunia atau mengundurkan diri, maka
Wakil Ketua Umum/Wakil Ketua diangkat menjadi Pelaksana Sementara (Pls)
Ketua Umum/Ketua hingga dipilih dan diangkat Pelaksana Tetap (Plt) Ketua
Umum/Ketua dalam Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.
(3) Pelaksana Tetap (Plt) Ketua Umum/Ketua melaksanakan Kongres Luar
Biasa/Musyawarah Daerah Luar Biasa selambat – lambatnya 6 (Enam) Bulan sejak
ditunjuk.

Pasal 61
Pergantian Personalia Pengurus

(1) Pergantian Antar Waktu Personalia Pengurus KNPI ditetapkan dalam rapat Pleno
Dewan Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya.

42
(2) Pergantian Antar Waktu Personalia Pengurus dalam setiap tingkatan dapat
dilakukan apabila:
a. melanggar AD/ART KNPI;
b. mengundurkan Diri;
c. meninggal Dunia;
d. kurangnya realisasi program kerja di bidang yang bersangkutan dalam 1 (satu)
tahun periodesasi; dan/ atau
e. kurangnya partisipasi yang bersangkutan dalam Program Kerja.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pergantian personalia pengurus KNPI pada setiap
tingkatan diatur dalam Peraturan Organisasi.

BAB IX
KEUANGAN

Pasal 62
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

(1) Dewan Pengurus KNPI setiap tingkatan bertanggung jawab atas penggunaan dana
dan pengelolaan harta kekayaan organisasi sesuai dengan sistem keuangan di
Indonesia.
(2) Bendahara Umum/Bendahara secara rutin setiap 1 (Satu) Tahun sekali memberikan
laporan keuangan kepada Rapat Pleno Dewan Pengurus.
(3) Laporan Pertanggungjawaban keuangan yang bersumber dari keuangan negara
(APBN/APBD) harus disusun berdasarkan hasil audit oleh akuntan publik yang
ditunjuk oleh Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.
(4) Khusus dalam penyelenggaraan Kongres dan Musyawarah Daerah KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan/Distrik, semua pemasukan dan pengeluaran
keuangan harus di pertanggungjawabkan kepada Dewan Pengurus KNPI masa
bakti berikutnya.
BAB X
ATRIBUT

Pasal 63
Lambang dan Lagu

(1) Lambang KNPI adalah seperti yang terdapat dalam Lampiran Anggaran Rumah
Tangga ini, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi.
(2) Lambang seperti tersebut pada Pasal 63 ayat (1) dipergunakan untuk pembuatan
bendera, jaket, vandel, dan identitas KNPI.
(3) Bentuk, warna, penjelasan, tata cara penggunaan dan pengaturan lebih lanjut

43
atribut seperti dimaksud pada Pasal 63 ayat (2), diatur dalam lampiran Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini;
(4) Jenis Lagu meliputi Mars Pemuda Indonesia dan Hymne Pemuda Indonesia seperti
terdapat dalam lampiran Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini.

BAB XI
ATURAN PERALIHAN

Pasal 64

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan
kemudian melalui Peraturan Organisasi.
(2) Hal-hal yang akan diatur dan ditetapkan kemudian dalam Peraturan Organisasi, tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga ini.
(3) Penyempurnaan terhadap Anggaran Rumah Tangga ini dilakukan pada Kongres
XVI Pemuda/KNPI yang dilaksanakan pada tanggal 8-10 April tahun 2022 di Hotel
Sultan - Jakarta melalui tim perumus yang ditetapkan oleh Kongres.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 65

(1) Anggaran Rumah Tangga ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Anggaran Dasar.
(2) Anggaraan Rumah Tangga ini ditetapkan dalam Kongres XVI Pemuda/KNPI pada
tanggal 8-10 April 2022 di Jakarta.
(3) Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

KONGRES XVI PEMUDA/KNPI


PIMPINAN KONGRES

SIRAJUDDIN ABDUL WAHAB RIJAL AKBAR TANJUNG


Ketua/Anggota Sekretaris/Anggota

SAM TIDAR TAMAGOLA MARGARET ALIYATUL MAIMUNAH


Wakil Ketua/Anggota Wakil Ketua/Anggota

44
ZIEKO C. ODANG ARSI DIVINUBUN
Anggota Anggota

SEDEK R. BAHTA ALMANZO BONARA


Anggota Anggota

MUHAMMAD AMIN LUBIS RAHMAT SARIF


Anggota Anggota

OTNIL DEDA
Anggota

45
46
47
TATA CARA PENGGUNAAN
MARS DAN HYMNE PEMUDA INDONESIA

(4) Mars dan hymne pada dasarnya dipergunakan dalam upacara-upacara resmi :
(5) Upacara yang bersifat nasional, seperti Perayaan 17 Agustus, 28 Oktober, 10
November dan lain-lain.
(6) Upacara resmi yang bersifat intern organisasi KNPI, seperti perayaan Hari Ulang
Tahun KNPI, Pembukaan dan/atau Penutupan Kongres, Musyawarah Pimpinan
Paripurna, Rapat Kerja Nasional/Daerah, Musyawarah-musyawarah Daerah.
(7) Hymne dapat juga digunakan untuk mengiringi upacara pembacaan Deklarasi
Pemuda Indonesia.
(8) Mars kecuali digunakan pada upacara-upacara resmi, dapat juga digunakan untuk
upacara yang membutuhkan semangat dan gerak, seperti pada acara olahraga,
gerak jalan, ataupun perlombaan-perlombaan ketangkasan lainnya.

48
Pengertian Lambang/Logo :
1. Bentuk figur melambangkan Pemuda, menatap ke masa depan dengan optimis.
2. Memegang “daun berhelai lima” melambangkan bahwa setiap tindakan atau perbuatan
selalu berpegang pada azas Pancasila dan juga symbol untuk kemakmuran.
3. Figur yang mendorong mengartikan maju secara dinamis, kemauan bekerja dan
membangun.
4. Huruf-huruf KNPI yang menyatu mengartikan persatuan dan kegotong royongan, kesatuan
tindakan dalam tubuh KNPI.
5. Bentuk mengartikan; 1) Perisai yang bermakna ketahanan Pemuda terhadap pengaruh luar
serta; 2) Wadah yang bermakna tempat berkumpul, bersatunya pemuda-pemuda.

Keterangan Warna :
1. Orang : Coklat
2. Daun dan Huruf KNPI : Kuning
3. Dasar bagian bawah : Biru
4. Dasar bagian atas : Putih
5. Garis Pinggir : Hitam

Pengetian Tata Warna:

1. Biru : menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi


Kepulauan Nusantara
2. Coklat Muda : menggambarkan Manusia/Bumi Indonesia
3. Kuning Muda/Kehijau-hijauan : menggambarkan generasi muda harapan bangsa dan
sifat pemuda itu sendiri yang optimis penuh harapan.

Lambang Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia digunakan/dipakai pada panji/


bendera, badge, jaket dan pakaian seragam, papan nama, kertas dan amplop surat, piagam,
vandel dan plakat.

49

You might also like