You are on page 1of 6

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis eksperimen.
Sugiono dalam (Muhammad Ulum, 2016) menyebutkan bahwa penelitian
eksperimen merupakan jenis metode penelitian yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap suatu objek dalam kondisi
yang terkendalikan.

B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya terkait dengan semua hal yang
menjadi fokus penelitian oleh seorang peneliti. Peneliti memeriksa variabel-
variabel yang dipilih untuk mendapatkan informasi yang dapat dijadikan
dasar untuk menyimpulkan hasil penelitian.
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan lerak (Sapindus rarak DC.) dengan tambahan jeruk nipis
sebagai variabel bebas.
2. Cairan penghilang noda pada pakaian sebagai variabel terikat.

C. Teknik Pengumpulan Data


Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan eksperimen yang
melibatkan pembuatan cairan penghilang noda dari lerak dengan penambahan
jeruk nipis, serta memperhatikan perbandingan bahan-bahan yang digunakan.
Selanjutnya, dilakukan pengujian untuk menilai karakteristik cairan
penghilang noda tersebut. Selain itu, pengujian langsung juga dilaksanakan
untuk mengevaluasi efektivitas pemanfaatan campuran lerak dan jeruk nipis
sebagai penghilang noda pada pakaian.

D. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia SMA Islam
Athirah Bone, sementara uji pencucian dilakukan di Asrama Putra Sekolah
Islam Athirah Bone, dimulai dari bulan November hingga bulan Desember
2023.
E. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan peneliti pada eksperimen ini
adalah sebagai berikut:
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kompor
induksi, timbangan analitik, corong kaca, gelas beker 50 mL, gelas beker
1000 mL, gelas ukur 10 mL, gelas ukur 50 mL, gelas ukur 100 mL, labu
erlenmeyer, kaca preparate, pipet tetes, pisau, rak tabung reaksi, saringan,
sikat, spatula laboratorium, tabung reaksi dan botol.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air
(H2O), aquades, garam dapur (NaCl), jeruk nipis, lerak, dan tisu.

F. Prosedur Pembuatan
1. Ekstraksi lerak
Proses ekstraksi lerak dimulai dengan merendam 100 gram lerak
dalam 1 liter air selama satu sampai dua malam. Selanjutnya, hasil
perendaman dipanaskan selama kurang lebih 90 menit untuk memudahkan
proses ekstraksi. Setelah dipanaskan, lerak didinginkan hingga mencapai
suhu hangat kuku, dan kemudian diremas untuk mengeluarkan saponin
yang terkandung dalam buah lerak. Setelah proses peremasan, air
rendaman disaring untuk memisahkan air ekstraksi dari ampas lerak.
2. Ekstraksi jeruk nipis
Ekstraksi jeruk nipis dimulai dengan membelah jeruk nipis menjadi
empat bagian agar proses ekstraksi lebih mudah dilakukan. Jeruk yang
sudah dibelah kemudian diperas untuk menghasilkan sari jeruk nipis. Sari
jeruk nipis selanjutnya disaring untuk memisahkannya dari ampas yang
masih tersisa.
3. Pembuatan
Tahapan pertama dalam pembuatan cairan penghilang noda adalah
dengan mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Terdapat
perbedaan perbandingan bahan yang digunakan untuk mencari formula
terbaik. Dalam penelitian ini terdapat 4 perlakuan sebagai berikut:
a. Perlakuan 1 (F0) : 100 mL ekstrak lerak dan 25 gram garam dapur.
b. Perlakuan 2 (F1) : 95 mL ektrak lerak, 5 mL sari jeruk nipi, dan 25
gram garam dapur.
c. Perlakuan 3 (F2) : 75 mL ektrak lerak, 25 mL sari jeruk nipi, dan 25
gram garam dapur.
d. Perlakuan 4 (F3) : 50 mL ektrak lerak, 50 mL sari jeruk nipi, dan 25
gram garam dapur.
Tahapan selanjutnya adalah memanaskan ekstrak lerak, sari jeruk
nipis, dan garam yang telah dicampur hingga mendidih. Setelah mendidih,
sediaan kemudian didiamkan beberapa saat sebelum dimasukkan ke dalam
botol.
G. Metode Pengujian
1. Uji Pencucian
Uji pencucian dilakukan dengan cara merendam kain sampel (noda
saos-kecap dan tinta) menggunakan air yang telah dicampur dengan
sediaan, kemudian didiamkan selama lima menit. Setelah didamkan, kain
disikat dan dibilas menggunakan air bersih untuk melihat perubahan yang
terjadi pada kain dan dinilai berdasarkan tabel penilaian berikut:
Noda
Sediaan Kaos Seragam Sekolah
Saos-Kecap Tinta Saos-Kecap Tinta
F0
F1
F2
F3

2. Uji Stabilitas Busa


Menurut Agustina, dkk (2018), uji stabilitas busa dilaksanakan
dengan langkah awal mencampurkan 1 mL sampel dengan 9 mL air.
Setelah diaduk hingga larut, campuran kemudian dikocok selama 20 detik,
dan tinggi busa yang muncul diukur. Selanjutnya, diamkan selama 5 menit,
dan tinggi busa diukur kembali. Stabilitas busa dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

3. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan pada formulasi cairan
penghilang noda dengan meneteskan cairan tersebut pada permukaan plat
kaca transparan. Tujuan uji homogenitas adalah untuk memastikan bahwa
cairan penghilang noda yang telah disiapkan tidak mengandung gumpalan
partikel setelah diteteskan dan untuk mengetahui bahwa bahan-bahan
yang digunakan dalam cairan penghilang noda bercampur secara merata.

4. Uji Organoleptik
Uji organoleptik yang diterapkan dalam penelitian ini bertujuan
untuk menilai sifat kimia (aroma) dan sifat fisik (warna) pada formula
cairan penghilang noda. Panelis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah panelis tidak terlatih. Kelompok panelis ini terdiri dari 25 orang
yang dipilih berdasarkan variasi suku, tingkat sosial, dan pendidikan.
Panelis yang tidak terlatih hanya diizinkan menilai menggunakan alat
organoleptik sederhana, khususnya dalam aspek kesukaan (Fisis, 2013:4).
Adapun format penilaian yang diberikan kepada panelis sebagai berikut:

You might also like