You are on page 1of 5

BINA NUSANTARA UNIVERSITY

ONLINE LEARNING

TUGAS KELOMPOK KE-2


(MINGGU 4/SESI 5 )

GROUP 4

1. Acerine Bianda Eranta - 2602278920


2. Daru Ragil Wicaksono - 2602283523
3. Fitri Handayani - 2602307031
4. Mohammad Jihannudin Akhsan - 2602282722
5. Muhammad Adib Fadhlurrahman - 2602277810

MATA KULIAH
CHARACTER BUILDING: PANCASILA

OS1 – 2311 – DGBA

Character Building: Pancasila


CORPORATE INFORMATION SYSTEMS
JAKARTA
2023

Tugas Kelompok ke-2

(Minggu 4/Sesi 5)

Buatlah sebuah deskripsi minimal 1 halaman Font: Times New Roman, ukuran: 12,
spasi: 1,5.

Belakangan ini semakin banyak terjadi kasus kejahatan di Indonesia, terutama di kota-
kota besar, khususnya Jakarta. Kasus kejahatan yang terjadi bermacam-macam
jenisnya. Ada pelecehan, pencurian, perampokan, pemerkosaan, Dari jenis yang
beraneka ragam inipun intensitasnya juga beragam. Yang mengkhawatirkan adalah
semakin lama intensitas dan frekuensinya pun semakin bertambah. Padahal pihak
berwajib senantiasa meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam mengamankan
kehidupan masyarakat, tak kalah berperan para pemuka agama dan tokoh masyarakat
juga kerap menasihati agar masyarakat menjalani hidup yang baik, tapi kondisinya
tidak juga berubah, bahkan sepertinya semakin parah.

Berdasarkan deskripsi kasus di atas Jawablah pertanyaan-pertaanyaan berikut ini;

“Analisalah kasus di atas berdasarkan perspektif Kemanusiaan yang Berkeadilan dan


Berkeadaban”.

Catatan: analisa anda harus memuat sumber bacaan yang relevan.

Character Building: Pancasila


Analisis Kasus Kejahatan Berdasarkan Perspektif Kemanusiaan Yang Berkeadilan
Dan Berkeadaban

Kasus kejahatan yang semakin meningkat di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti
Jakarta, menghadirkan keprihatinan yang mendalam bagi semua pihak. Beberapa kasus
tersebut antara lain: (1) Kasus kekerasan fisik dan seksual: Kasus-kasus pemerkosaan,
pelecehan seksual, dan penganiayaan yang semakin meningkat menunjukkan ketidakadilan
sosial dan kurangnya kesadaran akan pentingnya menghormati hak-hak setiap individu. (2)
Kasus korupsi: Kasus korupsi yang melibatkan pejabat pemerintahan atau orang-orang dengan
posisi kekuasaan menunjukkan kurangnya keadilan dan integritas dalam tata kelola
pemerintahan. Hal ini mengancam martabat manusia dan memperburuk ketidakadilan sosial.
(3) Kasus perdagangan manusia: Kasus perdagangan manusia seperti trafficking untuk tujuan
eksploitasi seksual atau pekerja anak menunjukkan ketidakadilan gender dan rendahnya
keadaban dalam masyarakat. Hal ini juga melibatkan penyalahgunaan hak asasi manusia. (4)
Kasus penyalahgunaan narkoba: Kasus penyalahgunaan narkoba yang semakin meningkat
menunjukkan masalah sosial yang mendasar. Ketidakadilan terjadi ketika orang-orang yang
terlibat dalam peredaran dan penggunaan narkoba tidak dihukum dengan tegas, sementara
korban penyalahgunaan narkoba sering kali tidak mendapatkan rehabilitasi yang memadai. (5)
Kasus kejahatan terorganisir: Kasus kejahatan terorganisir seperti perampokan, pencurian, dan
penipuan yang semakin menjadi-jadi menunjukkan ketidakadilan dalam sistem hukum dan
kekurangan keadaban dalam masyarakat. Kelemahan dalam penegakan hukum dan adanya
jaringan kejahatan yang terorganisir mengancam keamanan dan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun pihak berwajib terus berupaya meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya dalam
menjaga keamanan masyarakat, keluhan ini tetap relevan. Tidak hanya mereka yang
berwenang mengamankan kehidupan masyarakat, tetapi juga pemuka agama dan tokoh
masyarakat yang memberikan nasihat agar masyarakat menjalani hidup yang baik, tetapi situasi
tetap tidak berubah bahkan semakin memburuk.

Secara moral, analisis atas kasus ini dapat dilakukan berdasarkan perspektif Kemanusiaan yang
Berkeadilan dan Berkeadaban. Nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menekankan
pentingnya penghargaan terhadap martabat manusia, persamaan hak, dan keadilan bagi semua

Character Building: Pancasila


individu. Dalam konteks kasus kejahatan, perspektif ini dapat memberikan sudut pandang yang
bermanfaat dalam mencari pemahaman tentang akar masalah dan solusi yang mungkin.

Di satu sisi, aspek kemanusiaan yang berkeadilan menyoroti perlunya adanya keadilan dalam
sistem hukum dan penegakan hukum yang berkeadilan. Masyarakat harus dapat mempercayai
bahwa pelaku kejahatan akan diadili dengan adil sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pengembangan dan penguatan lembaga penegak hukum serta proses hukum yang transparan
dan efisien sangat penting untuk menegakkan keadilan dan memberikan rasa aman kepada
masyarakat. Peningkatan sumber daya manusia dan infrastruktur penegakan hukum menjadi
faktor penting dalam mencapai tujuan ini.

Di sisi lain, aspek kemanusiaan yang berkeadaban memperhatikan masalah sosial yang
melatarbelakangi kejahatan. Pendidikan karakter dan pembangunan sosial harus menjadi fokus
untuk menciptakan masyarakat yang bertanggung jawab, memiliki nilai-nilai etika, dan mampu
hidup dalam harmoni. Pemuka agama dan tokoh masyarakat memiliki peran yang penting
dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya hidup beradab dan bertanggung jawab.
Kolaborasi antara pemerintah, para pemuka agama, dan tokoh masyarakat dalam
menyampaikan pesan-pesan moral dan menciptakan program-program yang mendorong
perubahan sosial positif sangatlah penting. Ketimpangan sosial dan kesenjangan ekonomi
sering kali menjadi pemicu kejahatan. Pengentasan kemiskinan, menciptakan kesempatan kerja
yang adil, dan mengurangi kesenjangan adalah langkah-langkah penting dalam menciptakan
masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban.

Dalam rangka mencapai masyarakat yang aman, adil, dan beradab, upaya kolektif dari semua
pihak diperlukan. Peningkatan sistem hukum yang adil, pendidikan karakter yang kuat,
pengentasan kemiskinan, serta kolaborasi antara pemerintah, pemuka agama, dan tokoh
masyarakat akan menjadi langkah maju dalam mewujudkan perspektif kemanusiaan yang
berkeadilan dan berkeadaban.

Character Building: Pancasila


Sumber:

1. Sudirman, A. (2020). Dinamika dan Penanganan Kejahatan dalam Sistem Kepolisian


di Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal Keamanan Nasional, 02(01), 33-46.
2. Soejoeti, R., Tony, & Hasanudin, T. (2019). Education in Character for Facing the
Challenge Era 4.0. INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENCES : Basic and
Applied Research (IJSBAR), 50(01), 97-107.
3. Abdullah, M., & Qodir, A. (2018). Poverty and Crime: How Reducing Poverty can
Decrease Crime Rates in West Nusa Tenggara, Indonesia. Budapest International
Research and Critics Institute (BIRCI-Journal), 01(01), 95-104.

Character Building: Pancasila

You might also like