Professional Documents
Culture Documents
net/publication/361254283
CITATIONS READS
0 2,089
1 author:
Hafnidar A. Rani
University Of Muhammadiyah Aceh
85 PUBLICATIONS 145 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Hafnidar A. Rani on 13 June 2022.
Hafnidar A. Rani
Desain Cover :
Dwi Novidiantoko
Sumber :
www.shutterstock.com
Tata Letak :
Zulita Andan Sari
Proofreader :
Mira Muarifah
Ukuran :
viii, 79 hlm, Uk: 15.5x23 cm
ISBN :
978-623-02-4641-8
Cetakan Pertama :
Mei 2022
PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)
Jl.Rajawali, G. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Website: www.deepublish.co.id
www.penerbitdeepublish.com
E-mail: cs@deepublish.co.id
KATA PENGANTAR
vi | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................... vii
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | vii
6. Tahap Rekomendasi (Recommendation
Phase).........................................................................35
viii | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
BAB I
DASAR–DASAR VALUE ENGINEERING
[CATEGORY
NAME] [CATEGORY
12% NAME]
[CATEGORY
NAME] 22%
6%
[CATEGORY
NAME]
4%
Review
[CATEGORY spesifikasi
NAME] 18%
23%
Redesign biaya
15%
10 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
BAB II
KONSEP VALUE ENGINEERING
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 11
secara hati-hati dipilih berdasarkan kriteria kinerja yang telah
ditetapkan.
1. Konsep Perencanaan
12 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
tahap ini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
keseluruhan proyek, di samping memiliki fleksibilitas yang
maksimal untuk mengadakan perubahan-perubahan tanpa
menimbulkan biaya tambahan untuk merencana ulang
(redesign).
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 13
meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya. Pada tahap
ini pula studi VE dapat membantu pemilik proyek untuk:
a. Menetapkan keperluan yang sebenarnya dari proyek
tersebut, di mana diperlukan pengertian yang lengkap
terhadap fungsi utama yang akan ditampilkan dalam
perencanaan.
b. Melakukan koordinasi terpadu antara ahli rekayasa nilai,
pemilik proyek dan perencana untuk meneliti secara
mendalam, menyeluruh dan menyatakan dengan
tegas kebenaran dari semua keperluan-keperluan dan
menghilangkan kesimpangsiuran.
14 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
kemajuan perencanaan ini. Khususnya pada setiap
penyerahan tahapan perencanaan analisis VE harus
disertakan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan
pengarahan kepada perencana dan menjamin bahwa
pertimbangan dari segi nilai maupun biaya telah
dikemukakan pada pemilik proyek guna mendapatkan
perhatian dalam mengambil keputusannya.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 15
c. Dari beberapa alternatif yang didapatkan dilakukan
analisis versus fungsi untuk mendapatkan alternatif yang
terbaik dari segi biaya, fungsi dan kinerja.
d. Setelah alternatif terbaik didapat, hasil rekayasa nilai
dikembangkan dan diverifikasi berdasarkan standar
yang berlaku.
e. Biaya rekayasa nilai ditetapkan beserta tambahan
pertimbangan teknis
f. Hasil rekayasa nilai didokumentasikan dan dijelaskan
kepada pemilik proyek untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Biaya (Cost)
16 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
pengumpulan data. Zimmerman & Hart (1982) berpendapat
ada beberapa bentuk cost model, yaitu:
a. Matrix Cost Model, yaitu memisahkan komponen
konstruksi proyek dan mendistribusikan ke dalam
berbagai elemen dan sistem dari proyek.
b. Breakdown Cost Model, model ini item pekerjaan
diurutkan dari elemen tertinggi sampai terendah
dengan mencantumkan biaya setiap pekerjaan untuk
mencatat distribusi pengeluaran. Selain biaya nyata
yaitu biaya berdasarkan desain yang sudah ada, dibuat
juga nilai manfaat (worth) sebagai estimasi biaya
rekayasa nilai dan merupakan biaya terendah untuk
memenuhi fungsi dasar.
4. Fungsi (Function)
5. Nilai (Value)
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 17
barangnya atau harga komponen-komponen yang
membentuk barang tersebut.
b. Ukuran nilai condong ke arah subjektif, sedangkan
biaya tergantung kepada angka (monetary value)
pengeluaran yang dilakukan untuk mewujudkan barang
tersebut.
18 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
BAB III
TAHAPAN RENCANA KERJA
VALUE ENGINEERING
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 19
b. Menurut U. S. Department of Defense (1963), rencana
kerja Value Engineering dibagi menjadi lima tahap,
yaitu:
1. Tahap Informasi
2. Tahap Kreatif
3. Tahap Analisis
4. Tahap Pengembangan
5. Tahap Penyajian
c. Menurut A. E. Mudge (1971), rencana kerja Value
Engineering dibagi menjadi tujuh tahap, yaitu:
1. Tahap Seleksi Proyek
2. Tahap Informasi
3. Tahap Fungsi
4. Tahap Kreatif
5. Tahap Evaluasi
6. Tahap Investigasi
7. Tahap Rekomendasi
d. Menurut Dell’Isola (1997) rencana kerja Value
Engineering dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Informasi
Identifikasikan secara lengkap atas sistem struktur
bangunan dan sistem pelaksanaan konstruksi,
identifikasikan fungsi dan estimasi biaya yang
mendasar pada fungsi pokok.
2. Tahap Kreatif
Mencari alternatif-alternatif untuk memenuhi fungsi
pokok
3. Tahap Analisis
Analisis terhadap alternatif meliputi: analisis
keuntungan-kerugian, analisis biaya daur hidup
proyek, dan analisis pembobotan kriteria dalam
analisis pemilihan alternatif untuk mendapatkan
alternatif potensial.
20 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
4. Tahap Rekomendasi
Mempersiapkan rekomendasi dari alternatif yang
dipilih dengan mempertimbangkan pelaksanaan
secara teknis dan ekonomis.
e. Menurut Public Buildings Service of the General Service
Administration (GSA-PBS) (1972), rencana kerja Value
Engineering dibagi menjadi delapan tahap, yaitu:
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Informasi
3. Tahap Kreatif
4. Tahap Analisis
5. Tahap Pengembangan
6. Tahap Penyajian
7. Tahap Penerapan
8. Tahap Tindak Lanjut
f. Menurut Miles (1972), rencana kerja Value Engineering
dibagi menjadi lima tahap:
1. Tahap Informasi
2. Tahap Analisis
3. Tahap Kreatif
4. Tahap Penilaian
5. Tahap Pengembangan
g. Di Indonesia, konsep Value Engineering tercantum
dalam Lampiran B Keputusan Direktur Jenderal Cipta
Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
222/KPTS/CK/1991 tanggal 07 Juni 1991 mengenai
Pedoman Spesifikasi Teknis Penyelenggaraan
Pembangunan Bangunan Gedung Negara tahun
anggaran 91-92, tahapan meliputi:
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Informasi
3. Tahap Kreatif
4. Tahap Analisis
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 21
5. Tahap Pengembangan
Informasi
Kreatif
Analisis
Pengembangan
Usulan
22 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Kelebihan dari rencana kerja Value Engineering adalah
adanya tahap kreatif, di mana pada tahap ini setiap tim VE
dituntut untuk bisa memberikan alternatif pemecahan
masalah/sumbang saran (brainstorming). Kreativitas dan
pengalaman setiap anggota tim akan menentukan berhasil
atau tidaknya perencanaan VE seperti spesifikasi yang
diharapkan.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 23
dengan segmen pekerjaan yang akan distudi. Informasi berupa
data-data dari proyek secara umum dan data-data tentang
segmen pekerjaan. Dari data-data tersebut, tahapan-tahapan
dalam rencana kerja VE dapat dilakukan. Berdasarkan job plan
dalam VE, tahap pertama yang harus dilalui adalah
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai desain
perencanaan proyek mulai data umum hingga batasan desain
yang diinginkan dalam proyek tersebut.
24 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
pekerjaan. Dengan hukum distribusi pareto dapat
ditentukan 80% biaya total yang berasal dari 20% item
pekerjaan yang mempunyai biaya tinggi. Analisis fungsi
hanya dilakukan pada 20% item pekerjaan tersebut. Sisa
item pekerjaan hanya memiliki biaya rendah, sehingga
tidak dilakukan studi pada item pekerjaan tersebut.
b. Analisis Fungsi
Analisis fungsi bertujuan untuk mengklasifikasikan fungsi
utama dan fungsi penunjangnya. Dari klasifikasi tersebut
didapatkan perbandingan antara biaya dengan nilai
manfaat yang dibutuhkan untuk menghasilkan fungsi
tersebut. Barrie dan Paulson (1984) menyarankan definisi
fungsi dilakukan melalui penggunaan dua kata, kata
kerja (verb) dan kata benda (noun). Cara ini
memberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Membatasi timbulnya perluasan arti, sebab jika tidak
bisa mendefinisikan suatu fungsi dalam dua kata
maka tidak cukup mempunyai informasi tentang
masalah tersebut atau pendefinisian masalah
menjadi terlalu luas.
2. Menghindari penggabungan fungsi-fungsi dan
pendefinisian lebih dari satu fungsi sederhana, karena
dengan hanya menggunakan dua kata kita dipaksa
untuk memecah masalah ke dalam elemen-elemen
yang paling sederhana.
3. Merupakan pembantu untuk mencapai tingkat
pengertian yang paling mendalam dari hal-hal yang
spesifik. Kemungkinan akan terjadinya kesalahan jika
hanya dua kata yang digunakan.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 25
berpotensi memiliki tingkat biaya yang tinggi dengan
melakukan breakdown cost terlebih dahulu di mana
mengacu pada hukum Pareto. Hukum Pareto berbunyi 20%
dari total item pekerjaan mewakili/terletak pada 80% dari
total suatu anggaran proyek. Dengan kata lain perlu
dilakukan proses seleksi item pekerjaan yang memiliki potensi
biaya terbesar dalam suatu proyek. Kemudian setelah item
pekerjaan yang berpotensi VE telah diperoleh maka tahap
selanjutnya dilakukan proses analisis fungsi dengan
menggunakan persamaan rasio Cost/Worth (C/W) di mana
menganalisis antara biaya elemen dengan biaya fungsi
elemen tersebut.
Selain itu terdapat model analisis fungsi lain yang sering juga
digunakan yaitu metode Function Analysis System Technique
(FAST) yaitu dengan mengidentifikasi fungsi primer, sekunder,
dan pendukung dalam analisisnya. Metode ini memiliki fungsi-
fungsi yang terletak pada lintasan kritis, di mana fungsi-fungsi
26 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
tersebut adalah yang sangat diperlukan dan diinginkan
pengguna.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 27
cara menyelesaikan suatu pekerjaan hanya
mengandalkan tenaga manusia dengan alat-alat
sederhana, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Seiring dengan
kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang
lebih canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Maka
dalam analisis VE, metode pelaksanaan dapat
dirancang beberapa alternatif, karena semakin singkat
waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan dengan peralatan yang optimal, maka
semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan.
c. Waktu pelaksanaan
Setiap pekerjaan dalam suatu proyek mempunyai
jadwal pelaksanaan dalam perencanaan time
schedule. Untuk beberapa item pekerjaan yang memiliki
bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan
pekerjaan dapat dikurangi. Banyak cara yang dilakukan
untuk mewujudkan hal tersebut, di antaranya dengan
menambah jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Dengan
demikian, alternatif pengurangan waktu pelaksanaan
dapat dijadikan suatu alternatif, karena akan
berpengaruh pada anggaran biaya.
28 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
c. Apakah sudah ditemukan proses atau cara baru yang
lebih ekonomis untuk mengerjakan bagian-bagian
konstruksi?
Teknik pelaksanaan pekerjaan selalu mengalami
kemajuan seiring perkembangan zaman. Mutunya
semakin baik, dengan harga yang semakin ekonomis
pula.
d. Sudahkah diusahakan penyederhanaan?
Pihak pemilik proyek dan perencana seringkali
menginginkan terwujudnya suatu konstruksi yang prima
dan ideal, yang berakibat pada desain yang terlalu
kompleks, tetapi masih memungkinkan diadakannya
penyederhanaan agar dapat lebih memudahkan
pengerjaan dan pemeliharaan konstruksi.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 29
waktu untuk dapat memberikan acuan dalam menentukan
rekomendasi pada tahapan berikutnya. Tahap ini menjawab
pertanyaan tentang ide kreatif apa yang bisa dikembangkan
untuk meningkatkan nilai proyek dan berapa biayanya
(Berawi, 2013).
30 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
c. Mengadakan analisis biaya mengenai gagasan
selebihnya.
d. Membuat daftar dari gagasan dengan segi
penghematan yang bermanfaat, termasuk potensi
keunggulan maupun kelemahannya.
e. Memilih gagasan dengan keunggulan yang melebihi
kelemahannya dan mengusulkan segala sesuatu yang
memberi penghematan terbesar.
f. Mempertimbangkan kendala penting seperti estetika,
keawetan dan kemudahan pengerjaannya sehingga
dapat membuat suatu daftar yang lengkap.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 31
perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih
dengan mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan
ekonomis. Menurut Berawi (2013) tujuannya adalah untuk
menganalisis lebih lanjut alternatif yang terpilih dari tahapan
sebelumnya.
32 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
pengukuran biaya yang akurat merupakan salah satu
persyaratan yang terpenting dari suatu konsep VE yang
berhasil. Sebagian besar perkiraan biaya yang
dipergunakan dalam bidang konstruksi menangani
biaya modal dari sudut pandang kontraktor maupun
pengguna akhir dari fasilitas tersebut. Analisis biaya dari
sudut pandang pemilik harus memperhitungkan modal,
operasi yang akan datang serta biaya perawatan bila
ingin mencapai nilai maksimum dari suatu investasi
keseluruhan yang minimum. Biaya daur hidup biasa
dipakai sebagai alat bantu dalam analisis ekonomi
untuk mencari alternatif-alternatif berbagai
kemungkinan dalam pengambilan keputusan dan
menggambarkan nilai sekarang serta nilai yang akan
datang dari suatu proyek selama umur manfaat proyek
itu sendiri dengan memperhatikan faktor ekonomi dan
moneter yang saling terkait satu sama lainnya.
Secara garis besar biaya daur hidup adalah biaya total dari
kepemilikan dan pengoperasian fasilitas, menggambarkan
biaya sekarang dan biaya yang akan datang selama masa
hidup proyek. Dalam analisis biaya daur hidup proyek,
alternatif-alternatif dianalisis terhadap biaya daur hidup
proyek.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 33
b. Biaya pemilikan/pembebasan tanah
c. Biaya rekayasa (perencana, desain dan pengawasan)
d. Biaya perubahan desain
e. Biaya administrasi
f. Biaya penggantian
g. Nilai sisa
h. Biaya operasional (bahan bakar, gaji staf, listrik, bahan
kimia, perbaikan, servis, pengangkutan)
i. Biaya pemeliharaan (suku cadang pelumas, buruh,
pemeliharaan preventif, kebersihan)
j. Biaya/beban bunga (cost of money) yang dibebankan
selama proyek
34 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
b. Aspek ketahanan (durability)
c. Aspek keandalan (reliability)
d. Aspek biaya (life cycle cost/LCC)
e. Aspek mutu (quality)
f. Aspek waktu pelaksanaan (scheduled)
g. Aspek pelaksanaan (construction workability)
h. Aspek estetika (estetic)
i. Aspek lingkungan (enviroment)
j. Aspek legalitas (legal)
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 35
kepada pemilik proyek mengenai alternatif terbaik dari segi
teknis maupun ekonomis (Dell’Isola, 1997).
36 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Realita di lapangan proses VE yang dalam pelaksanaannya
sering terbentur oleh pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Misalnya jika konsultan perencana telah membuat suatu
perencanaan teknis dan kemudian di sisi lain pihak VE ingin
mengubah desain tersebut dengan tujuan mereduksi biaya
konstruksi, maka hal demikian dapat memicu timbulnya
konflik internal. Hal tersebut tidak perlu terjadi jika sebelumnya
dilakukan koordinasi antara semua pihak baik owner,
konsultan, kontraktor dan tim VE agar komunikasi yang terjadi
tidak merugikan salah satu pihak. Dalam hal ini diperlukan
pendekatan komunikasi, pemahaman dan koordinasi dalam
mengaplikasikan konsep VE.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 37
BAB IV
STUDI KASUS
1. Studi Kasus-1
38 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
dapat diterapkan pada tahap perencanaan, agar dapat
memberikan nilai yang optimal dengan biaya yang efisien.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 39
Gambar 3. Distribusi Nilai Pareto pada Pekerjaan Konstruksi
Jembatan Pango (Jembatan Baru Terusan Jalan T. Nyak Makam–
Santan Banda Aceh)
40 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Tabel 2. Desain Awal Pekerjaan Struktur
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 41
Tabel 3. Analisis Fungsi Pekerjaan Struktur
42 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
No Uraian Pekerjaan Cost (Rp) Worth (Rp)
22 Geotextile untuk 15.716.250,00 -
perkuatan tanah
Total 10.620.184.337,17 4.709.087.565,49
Rasio Cost/worth 2,25
2. Tahap Kreatif
Tahap kreatif dalam value engineering merupakan
tahap melakukan alternatif dari semua segmen dengan
berbagai keunggulan sehingga didapatkan hasil yang
optimal. Dari tipe struktur atas jembatan rangka baja
dilakukan perhitungan Rencana Anggaran Biaya. Hasil
perhitungan alternatif tersebut dapat dilihat pada Tabel
4.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 43
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Cost (Rp)
Satuan (Rp)
5 Unit pracetak Buah 11,00 54.861.228,82 603.473.517,02
gelagar tipe I
bentang 16,6 m
(termasuk
pengangkutan &
erection)
6 Pengadaan Kg 7.656,00 154.586,41 1.183.513.556,87
tiang pancang
baja ukuran/
diameter 500
mm (t=12 mm)
7 Pengadaan tiang M’ 1.276,00 608.434,65 776.362.613,40
pancang beton
prategang
pracetak ukuran/
diameter 500 mm
8 Pemancangan M’ 1.276,00 265.167,21 338.353.359,96
tiang pancang
beton bertulang
pracetak
ukuran/diameter
500 mm
9 Pemancangan M’ 1.276,00 310.147,22 395.747.849,89
tiang pancang
pipa baja
ukuran/diameter
500 mm (t=12
mm)
10 Pasangan batu M3 560,00 609.870,72 341.527.603,20
11 Pasangan batu M3 100,00 435.295,70 43.529.570,00
kosong yang diisi
adukan
12 Bronjong M3 400,00 424.050,00 169.620.000,00
13 Expansion joint M’ 198,00 2.909.522,00 576.085.356,00
type asphaltic
plug
14 Sandaran M’ 640,00 409.090,00 261.817.600,00
(railing)
15 Ornamen Buah 316,00 3.256.000,00 1.028.896.000,00
sandaran (railing)
jembatan
16 Pelindung kabel M’ 700,00 55.550,00 38.885.000,00
utilitas PVC
diameter 4 inci
44 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Cost (Rp)
Satuan (Rp)
17 Pasir isian tiang M3 150,00 150.000,00 22.500.000,00
pancang
18 Papan nama Buah 2,00 1.850.000,00 3.700.000,00
jembatan
19 Pembongkaran M3 25,00 140.140,00 3.503.500,00
pasangan batu
20 Pembongkaran M3 25,00 260.177,50 6.504.437,50
beton
21 Pembongkaran M3 25,00 345.070,00 8.626.750,00
beton pratekan
22 Geotextile untuk M2 500,00 31.432,50 15.716.250,00
perkuatan tanah
Total 9. 208.547.668,81
3. Tahap Analisis
Beberapa kriteria yang dianggap relevan dalam memilih
tipe struktur atas jembatan adalah: biaya, mutu material,
waktu pelaksanaan, kemudahan pelaksanaan, sarana
kerja, tenaga kerja dan teknologi. Pada tabel di bawah
ini dapat dilihat keuntungan dan kerugian dari alternatif
terpilih yaitu tipe rangka baja berdasarkan kriteria.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 45
No. Kriteria Keuntungan Kerugian
4 Kemudahan - Pelaksanaan yang
pelaksanaan sulit karena
memerlukan tingkat
keahlian yang tinggi
5 Sarana kerja Tidak membutuhkan -
banyak sarana kerja
6 Tenaga kerja Tidak membutuhkan -
tenaga kerja dalam
jumlah yang banyak
7 Teknologi - Memerlukan
teknologi yang tinggi
100
80
% Item Biaya
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21
% Item Pekerjaan
46 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
karena mempunyai nilai lebih unggul pada kriteria mutu
material, waktu pelaksanaan, kemudahan pelaksanaan,
sarana kerja, tenaga kerja, dan teknologi.
2. Studi Kasus-2
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 47
Setelah dilakukan analisis Pareto maka diperoleh item
pekerjaan berbiaya tinggi yaitu pekerjaan fondasi, dinding
dan struktur. Selanjutnya mencari alternatif desain dengan
kriteria biaya yaitu Life Cycle Cost (LCC) dan Initial Cost serta
dengan kriteria non biaya matriks zero one dan matriks
berpasangan.
48 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Tabel 9. Analisis Fungsi Struktur
Tahap Informasi
Item Pekerjaan: Struktur
Konstruksi Dapur
Fungsi: Menahan/menerima dan menyalurkan
beban bangunan atas
Fungsi
No Komponen Kata Cost Worth
Kata kerja
benda
1 Sloof 15/25 Menerima Beban 641.655,30 641.655,30
2 Kolom 20/20 Pengikat Dinding 966.102,55
3 Ringbalk Menerima Beban 641.655,30 641.655,30
15/25
Jumlah 2.249.413,15 1.283.310,60
Cost/worth 1,75
No Solusi Alternatif
1 Memperkecil dimensi fondasi batu kali
2 Mengganti fondasi batu kali dengan fondasi plat dan strauss
pile h = 2 m
3 Memperkecil fondasi dan pasir urug di bawah aanstamping t =
10 cm
No Solusi Alternatif
1 Dinding yang berhubungan dengan sirkulasi dihilangkan diganti
dengan gypsum board, tetap dengan pintu desain awal
2 Dinding yang berhubungan dengan sirkulasi dihilangkan diganti
dengan multipleks, tetap dengan pintu desain awal dan cat
kapur gamping
3 Dinding batu bata dengan plasteran dan acian tanpa cat
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 49
Tabel 12. Solusi Alternatif Pekerjaan Struktur
No Solusi Alternatif
1 Menggunakan dinding batu bata dengan kolom praktis
campuran 1:2:3
2 Ringbalk ukuran 15/15 dengan campuran 1:2:3
3 Menggunakan dinding batu bata dengan kolom praktis dan
ringbalk 15/15 campuran 1:2:3
50 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Tabel 14. RAB Solusi Desain Alternatif Fondasi
Harga
No Pekerjaan Volume Satuan Harga (Rp)
Satuan (Rp)
1 Galian tanah 7,03 m3 14.073,00 98.933,19
2 Aanstamping 22,01 m3 38.364,00 844.391,64
3 Fondasi batu kali 3,08 m3 294.625,00 907.445,00
4 Urugan pasir 1,13 m3 79.700,00 89.662,50
5 Urugan tanah 6,08 m3 7.035,00 42.772,80
6 Galian tanah 4,00 m3 27.200,00 108.800,00
strauss pile
7 Fondasi strauss 1,98 m3 1.645.270,00 3.257.634,60
pile
Jumlah 5.349.639,73
Harga
No Pekerjaan Volume Satuan Satuan Harga (Rp)
(Rp)
1 Dinding batu 4,08 m3 428.781,00 1.748.140,14
bata
2 Dinding bata 1,01 m3 425.613,00 431.571,60
trasram
3 Plasteran 10,97 m2 19.780,00 216.891,00
4 Plasteran trasram 4,21 m2 22.098,00 92.926,00
5 Cat kapur 47,60 m2 1.000,00 504.322,00
gamping
Jumlah 2.993.850,74
Harga
No Pekerjaan Volume Satuan Satuan Harga (Rp)
(Rp)
1 Dinding batu bata 3,29 m3 428.781,00 1.409.831,93
2 Dinding bata 0,88 m3 425.613,00 374.539,44
trasram
3 Gypsum board 5,28 m2 22.000,00 116.160,00
4 Plasteran 4,45 m2 19.780,00 88.021,00
5 Plasteran trasram 0,85 m2 22.098,00 18.672,81
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 51
6 Cat kapur 47,60 m2 1.000,00 47.600,00
gamping
Jumlah 2.054.825,18
Harga
No Pekerjaan Volume Satuan Harga (Rp)
Satuan (Rp)
1 Sloof 15/25 0,39 m3 1.645.270,00 641.655,30
2 Kolom 20/20 0,59 m3 1.645.270,00 966.102,55
3 Ringbalk 15/25 0,39 m3 1.645.270,00 641.655,30
Jumlah 2.249.413,15
Harga
No Pekerjaan Volume Harga (Rp)
Satuan Satuan (Rp)
1 Sloof 15/25 0,39 m3 1.325.000,00 516.750,00
2 Kolom 15/15 0,50 m3 1.325.000,00 394.850,00
3 Ringbalk 15/15 0,23 m3 1.325.000,00 310.050,00
Jumlah 1.221.650,00
52 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Berdasarkan alternatif tersebut di atas, maka diperoleh
penghematan biaya keseluruhan sebesar Rp2.700.961,93
atau 17,865%.
3. Studi Kasus-3
1. Tahap informasi
Pada tahap ini dilakukan penyusunan Breakdown Cost
Model dari biaya item-item pekerjaan, sebagaimana
yang disajikan pada tabel di bawah ini.
Biaya Kumulatif
No Item Pekerjaan
Rp % Rp %
1 Struktur balok 7.297.731.220,00 0,130 13,000 7,692
2 Shearwall 7.017.049.250,00 0,125 25,500 15,385
3 Finishes to cell 6.624.094.492,00 0,118 37,300 23,077
4 Struktur kolom 5.894.321.370,00 0,105 47,800 30,769
5 Dinding partisi 5.725.912.188,00 0,102 58,000 38,462
6 Persiapan 5.332.957.430,00 0,095 67,500 46,154
prasarana
7 Finishing lantai 4.490.911.520,00 0,080 75,500 53,846
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 53
Biaya Kumulatif
No Item Pekerjaan
Rp % Rp %
8 Plat lantai 4.097.956.762,00 0,073 82,800 61,538
9 Detailing 3.817.274.792,00 0,068 89,600 69,231
10 Struktur atap 3.087.501.670,00 0,055 95,100 76,923
11 Tangga utama 1.796.364.608,00 0,032 98,300 84,615
12 Tangga darurat 617.500.334,00 0,011 99,400 92,308
13 Tangga atap 336.818.364,00 0,006 100,000 100,000
2. Tahap kreatif
Berdasarkan hasil brainstorming didapatkan beberapa
alternatif untuk item pekerjaan terpilih yaitu pekerjaan
dinding partisi dan pekerjaan plafon.
54 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Tabel 21. Tahap Kreatif Pekerjaan Dinding Partisi
3. Tahap analisis
Setelah menemukan alternatif-alternatif dari tahap
sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan pemilihan
alternatif terbaik dengan menggunakan analisis
keuntungan dan kerugian.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 55
Tabel 23. Rekapitulasi LCC Pekerjaan Dinding Partisi
Desain Awal
No Cost Komponen Alternatif I (Rp) Alternatif II (Rp)
(Rp)
1 Biaya konstruksi 5.725.912.188,00 5.334.731.028,98 4.408.951.597,71
2 Biaya redesain 3.762.500,00 3.762.500,00
Initial cost
3 Total initial cost 5.338.493.528,98 4.412.714.097,71
(1+2)
4 Replacement Penggantian 93.431.548,78 93.431.548,78 93.431.548,78
cost karpet dinding
5 Salvage cost Seluruh - - -
komponen
tidak
memberikan
nilai sisa pada
akhir proyek
6 Operatio- Tidak ada - - -
ning cost biaya
operasional
pada alternatif
desain
7 Mainte- Present worth 3.812.016.092,09 1.687.433.573,02 1.687.433.574,02
nance of annual
cost maintenance
cost
8 Total Total Cost 9.631.359.828,87 7.119.358.650,78 6.193.579.220,51
Present Value
Jumlah penghematan (%) 0,00 26,08 35,69
56 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Desain Awal
No Cost Komponen Alternatif I (Rp) Alternatif II (Rp)
(Rp)
7 Mainte- Present worth of 2.759.258.774,00 2.759.258.775,00 2.759.258.776,00
nance annual
cost maintenance
cost
8 Total Total Cost 9.388.708.115,47 8.912.847.364,30 7.558.219.675,30
Present Value
Jumlah penghematan (%) 0,00 5,07 19,50
4. Tahap pengembangan
Tahap ini, alternatif yang terpilih dikembangkan lagi
yaitu dengan membandingkan kepentingan tiap
alternatif sehingga didapatkan satu alternatif terbaik
dengan memiliki tingkat kepentingan tertinggi. Metode
yang digunakan dalam tahap ini adalah metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 57
Dari tabel sintesis di atas diperoleh pekerjaan dinding partisi
dengan CR = 0,0613 < 1, dan pekerjaan plafon dengan CR =
0,0279 < 1.
5. Tahap rekomendasi
Tahap akhir dari Value Engineering adalah tahap
rekomendasi. Adapun rekomendasi yang diberikan
adalah sebagaimana yang disajikan pada Tabel 27 dan
Tabel 28.
Tahap Rekomendasi
Proyek Pembangunan Taman Melati Margonda
Lokasi Jalan Margonda Raya No. 525 A, Pondok
Cina-Depok
Item Pekerjaan Dinding Partisi
Desain Awal Bata hebel 600 x 200 x 75, bata K24 Klinkers,
kolom praktis, plesteran, finishing (cat,
keramik, waterproof)
Usulan Bata hebel 600 x 200 x 75 pengganti bata
merah pada desain awal, bata K24 Klinkers,
kolom praktis, plesteran, finishing (cat,
keramik, waterproof)
Penghematan Biaya konstruksi Rp1.316.960.590,29
LCC Rp3.437.780.608,36
Dasar Berdasarkan Analisis pengambilan keputusan
Pertimbangan metode AHP dengan mempertimbangkan
kriteria biaya, waktu pelaksanaan, Teknik
pelaksanaan, dan tingkat perawatan.
Tahap Rekomendasi
Proyek Pembangunan Taman Melati Margonda
Lokasi Jalan Margonda Raya No. 525 A, Pondok
Cina-Depok
Item Pekerjaan Plafon
58 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Tahap Rekomendasi
Desain Awal Accoustic board, rangka metal furing 20 x 40,
plafon plat beton exposed, finishing (cat)
Usulan Tripleks t = 6 mm, rangka hollow galvanis
(0,35) 20 x 40, finishing (cat)
Penghematan Biaya konstruksi Rp1.834.250.942,17
LCC Rp1.835.843.289,64
Dasar Berdasarkan analisis pengambilan keputusan
Pertimbangan metode AHP dengan mempertimbangkan
kriteria biaya, waktu pelaksanaan, Teknik
pelaksanaan, dan tingkat perawatan.
4. Studi Kasus-4
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 59
b. Pekerjaan plesteran dinding.
c. Pekerjaan acian dinding.
d. Pekerjaan plafon.
60 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Material pekerjaan plafon yang direkomendasikan adalah
menggunakan plafon gypsum dengan biaya yang didapat
sebesar Rp100.113.017,00. Pada perencanaan awal material
yang digunakan adalah tripleks dengan biaya sebesar
Rp.116.899.083,38. Terdapat penghematan biaya sebesar
Rp16.786.066,38.
5. Studi Kasus-5
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 61
campuran beton akan membentuk suatu sistem pelat
lantai komposit yang sempurna.
b. Steel floor deck memiliki bobot yang ringan, sehingga
tidak berpengaruh pada pembebanan yang telah
direncanakan sebelumnya.
c. Penggunaan steel floor deck dapat menghemat
pemakaian perancah, bekisting, dan semen dengan
jumlah yang cukup massive, sehingga lebih cepat
dalam proses pekerjaannya dan lebih menghemat
biaya yang dikeluarkan.
d. Steel floor deck juga sesuai digunakan pada bangunan-
bangunan bertingkat karena waktu pengerjaan dan
tenaga pemasangan dapat menghemat biaya.
e. Steel floor deck memiliki dimensi yang dapat diatur
sesuai kebutuhan sehingga pekerjaan pelat lantai lebih
cepat selesai dibandingkan pelat lantai cor beton
konvensional. Berdasarkan pengujian ComFlor New
Zealand, steel floor deck dapat tahan terhadap api
selama kurang lebih empat jam.
f. Penggunaan steel floor deck sebagai pengganti
tulangan pokok beton yang berada di sisi bawah
memang sangat menguntungkan dalam segi
kecepatan produksi. Dengan menggunakan steel floor
deck, maka pekerjaan menjadi sangat efektif dan
efisien tanpa mengurangi mutu dan fungsinya.
62 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
berupa union floor deck W-1000 adalah sebesar
Rp1.180.380.798,88. Dengan demikian diperoleh
penghematan biaya sebesar Rp120.988.335,12, dan dapat
direkomendasikan.
6. Studi Kasus-6
Biaya Kumulatif
No Item Pekerjaan
Rp % Rp %
1 Struktur 3.690.263.025,53 34,964 34,964 9,091
2 Atap 2.069.099.375,07 19,604 54,567 18,182
3 Pelapis dinding & 978.040.303,52 9,266 63,834 27,273
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 63
Biaya Kumulatif
No Item Pekerjaan
Rp % Rp %
lantai
4 Pasangan bata, 856.491.870,79 8,115 71,949 36,364
plester & acian
5 Pintu 779.890.840,00 7,389 79,338 45,455
6 Sanitary & fixture 555.297.200,00 5,261 84,599 54,545
7 Facade 449.163.119,08 4,256 88,855 63,636
8 Jendela 407.729.860,00 3,863 92,718 72,727
9 Pengecatan 395.573.342,77 3,748 96,465 81,818
10 Kayu 195.208.612,62 1,850 98,315 90,909
11 Rangka metal 177.850.056,12 1,685 100,000 100,000
hollow
Total Biaya 10.554.607.605,4
64 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Provinsi Bali adalah pekerjaan struktur, pekerjaan atap, dan
pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 65
pekerjaan penutup atap (genting) sebesar Rp408.640.032,48
(44,381 %), pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian
sebesar Rp79.296.760,10 (9,258%). Dengan demikian total
penghematan biaya diperoleh sebesar Rp633.152.727,23
atau 5,228 % dari total biaya proyek yaitu
Rp12.110.923.724,44.
7. Studi Kasus-7
66 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp5.250.019,00
dari biaya awal sebesar Rp18.172.797,00 atau 28,88 %. Dari
kedua item pekerjaan tersebut dihasilkan penghematan total
untuk 1 unit rumah sebesar Rp9.597.019,00 atau 2,23 % dari
RAB awal. Dalam hal ini rumah tipe 155 yang dibangun 33
unit, jadi total penghematan seluruhnya adalah
Rp316.701.627,00.
8. Studi Kasus-8
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 67
Kriteria yang terdapat pada analisis matriks adalah:
a. Keamanan, meliputi: keamanan struktural, dan
keamanan teknis pelaksanaan.
b. Biaya awal, meliputi: biaya konstruksi.
c. Biaya operasi dan pemeliharaan, meliputi: biaya
pengoperasian fasilitas, biaya perawatan selama siklus
hidup, dan biaya penggantian.
d. Waktu pelaksanaan, meliputi: waktu pembuatan, dan
waktu di lapangan.
e. Kemudahan pelaksanaan, meliputi: kemudahan
pelaksanaan pembuatan, dan kemudahan
pelaksanaan di lapangan.
f. Potensial penghematan, meliputi: penghematan biaya
awal, dan penghematan biaya siklus hidup.
68 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Rp255.811.718,00. Dengan demikian terdapat penghematan
biaya sebesar 12,41 %.
9. Studi Kasus-9
Biaya Kumulatif
No Item Pekerjaan
Rp % Rp %
1 Beam structure 7.095.039.063,53 13,620 13,620 3,571
2 Enclosing walls 5.842.027.454,11 11,859 25,479 7,143
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 69
Biaya Kumulatif
No Item Pekerjaan
Rp % Rp %
3 Upper floors 4.665.822.330,00 8,957 34,435 10,714
4 Finishes to floors 4.107.469.796,74 7,885 42,320 14,286
5 Coloumn 4.098.564.695,88 7,868 50,188 17,857
structure
6 Internal doors 3.713.667.130,00 7,129 57,317 21,429
7 Finishes to 2.979.946.020,44 5,720 63,037 25,000
ceiling
8 Pile cap 2.605.865.918,97 5,583 68,621 28,571
9 External 2.108.184.522,82 5,002 73,623 32,143
windows
10 Cladding 2.028.041.544,65 3,893 77,516 35,714
11 Shear wall/core 1.953.337.001,53 3,750 81,266 39,286
wall structure
12 Equipment 1.730.269.610,00 3,321 84,587 42,857
13 GWT 1.458.188.800,00 2,799 87,387 46.429
14 Wall curtain 1.279.151.629,60 2,455 89,842 50,000
15 Lowest floor 1.199.785.562,80 2,303 92,145 53,571
bed/ slab
16 Roof structure 709.210.937,69 1,361 93,507 57,143
17 Balustrades and 651.262.082,22 1,250 94,757 60,714
handrails
18 Sanitaryware 641.945.040,00 1,232 95,989 64,286
19 Stair structure 638.529.813,41 1,226 97,215 67,857
20 Stair balustrades 521.560.511,32 1,001 98,216 71.429
and handrails
21 STP 256.367.400,00 0,492 98,708 75,000
22 Internal 246.750.950,00 0,474 99,182 78,571
windows
23 Tie beam 176.166.129,14 0,338 99,520 82,143
24 Basement walls 91.916.935,38 0,176 99,697 85,714
25 Stair finish 67.428.186,00 0,129 99,826 89,286
26 Sump pit 57.767.125,13 0,111 99,937 92,857
27 External doors 31.732.740,00 0,061 99,998 96,423
28 Gutter 1.114.065,00 0,002 100,000 100,000
Total Biaya 52.092.830.963,61100,000
70 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
menggunakan dasar hukum distribusi pareto. Maka didapat 11
item pekerjaan berbiaya tinggi yaitu beam structure, enclosing
walls, upper floors, finishes to floors, coloumn structures, internal
doors, finishes to ceiling, external windows, pile cap, cladding,
dan shearwall/corewall structures.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 71
Tahap kreatif berdasarkan hasil brainstorming didapatkan
beberapa alternatif untuk item pekerjaan terpilih yaitu
enclosing wall dan finishes to ceiling yang disajikan pada
Tabel 33 dan Tabel 34 di bawah ini.
No Alternatif
A0 Bata merah, Hebel 600 x 200 x 75, Bata Klinkers K24, Gypsum
board 12 mm, Rangka metalstud, Kolom/balok praktis,
Plesteran, Finishing (cat, keramik, batuan)
A1 Modular panel hebel pada bagian dinding eksterior
A2 Dinding woven pada dinding interior
A3 Dinding sistem insulating concrete forms sebagai pengganti
bata merah dan hebel pada desain awal
A4 Dinding clover block 10 x 40 x 60 sebagai pengganti bata
merah dan hebel pada desain awal
A5 Dinding PVC pada dinding interior
A6 Dinding louvers pada dinding eksterior
A7 Dinding plywood pada dinding interior
A8 Operable wall system/folding doors pada ruangan perkuliahan
dan rapat
A9 Gypsum cooling wall system pada dinding interior
A10 Quipanel sandwich wall sebagai pengganti bata merah dan
hebel pada desain awal
A11 Dinding single panel M-System pada lantai dasar hingga
lantai 3 dan dinding qui panel
A12 Bata ringan Hebel 600 x 200 x 75 sebagai pengganti bata
merah pada desain awal
No Alternatif
A0 Plafon gypsum 9mm, calcium silicate 4,5 mm, rangka
metal furing, plafon plat beton ekspos
72 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
No Alternatif
A1 Kaca tempered 10mm, rangka metal furing
A2 Plafon PVC tebal 8mm, metal furing channel 23 mm
A3 Acoustic panel ceiling 12mm, rangka metal furing
A4 Tanaman rambat, rangka kayu
A5 Plywood tebal 9 mm, rangka hollow galvanis (0,35) 20 x 40
A6 Plafon GRC tebal 4 mm, rangka metal furing
A7 Aluminium cell 100 x100 mm tinggi 40 mm tebal 0,5m,
suspender
A8 Gypsum cooling ceiling system
A9 Aluminium baffle 50 x 25 mm tebal 0,5 mm, steel carrier,
suspender
A10 Anyaman bambu
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 73
Sedangkan alternatif-alternatif finishes to ceiling dengan nilai
keuntungan dan kerugian terbaik adalah sebagai berikut:
a. Alternatif 1: Aluminium baffle 50 x 25 mm tebal 0,5 mm,
steel carrier, suspender.
b. Alternatif 2: Plafon PVC tebal 8mm, metal furing channel
23 mm.
c. Alternatif 3: Aluminium cell 100 x 100 mm tinggi 40 mm
tebal 0,5 m, suspender.
d. Alternatif 4: Plywood tebal 9mm, rangka hollow galvanis
(0,35) 20 × 40.
74 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
b. Bata klinkers K24 pada dinding eksterior yang juga
berfungsi sebagai fasad khas Universitas Kristen Widya
Mandala.
c. Gypsum board 12 mm dengan rangka metalstud pada
ruang interior non-privat seperti ruang Organisasi
Himpunan, ATM Centre, dan lainnya.
d. Finishing berupa cat dinding, keramik, karpet, dan
batuan.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 75
DAFTAR PUSTAKA
76 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Ervianto, W. I. 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek
Konstruksi. Jakarta, Indonesia: Andi.
Hammersley, H. 2002. Value Management in Construction.
Association of Local Authority Business Consultants,
Coventry.
Himawan, D. & Nugroho, W. P. 2008. Value Engineering
Analysis Planning of Blimbing Bridge Sukoharjo, Jawa
Tengah. Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Diponegoro.
Husen, A. 2011. Manajemen Proyek–Perencanaan,
Penjadwalan & Pengendalian Proyek. Yogyakarta:
Andi.
Kembuan, A. S., Tjakra, J., Walangitan, D. R. O. 2016.
Penerapan Value Engineering pada Proyek
Pembangunan Gereja GMIM Syaloom Karombasan,
Manado. Jurnal Sipil Statik, Vol. 4, No. 2.
Kodoatie, R. J. 2003. Pengantar Manajemen Infrastruktur.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Labombang, M. 2007. Penerapan Rekayasa Nilai (Value
Engineering) pada Konstruksi Bangunan. Jurnal
Smartek, Vol. 5, No. 3.
Mahendra, S. 2004. Manajemen Proyek. Jakarta: Gramedia
Pustaka.
Miles, L. D. 1972. Techniques of Value Analysis and
Engineering, Second Edition. New York: McGraw-Hill
Book Company.
Nakagami, Y. 1996. VE Application and Management in
Japanese Construction Sector. SAVE International
Conference.
Nur, M. A. 2013. Perkembangan Jembatan dalam Zaman
Modern. Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 77
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
Pohan, D. A. & Utomo. Penerapan Rekayasa Nilai pada
Proyek Apartemen Taman Melati Margonda Depok.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27686-
3107100080-Paper.pdf
Pontoh, M. M., Tarore, H., Mandagi, R. J. M., Malingkas, G. Y.
2013. Aplikasi Rekayasa Nilai pada Proyek Konstruksi
Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Taman Sari
Metropolitan Manado PT Wika Realty). Jurnal Sipil
Statik, Vol.1 No.5, pp. 328-334.
Pratiwi, N. A. 2014. Analisis Value Engineering pada Proyek
Gedung Riset dan Museum Energi dan Mineral Institut
Teknologi Bandung. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan,
Vol. 2, No. 1.
Rani, H. A. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta:
Deepublish.
Rani, H. A., Isya, M., Fazil, M. 2017. Optimization and
Effectiveness of Bridge Construction Development
Based on Value Engineering. International Journal of
Civil, Structural, Environmental and Infrastructure
Engineering Research and Development, Vol. 7, Issue 2,
pp. 15-22.
Robinson, J. L. 2008. Value Added Strategies to Sustain a
Successful Value Improvement Program. Value World,
Vol. 31, No. 3.
Rompas, A. N., Tarore, H., Mandagi, R. J. M., Tjakra, J. 2013.
Penerapan Value Engineering pada Proyek
Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado. Jurnal
Sipil Statik, Vol. 1, No. 5.
Saptono, A. 2007. Analisis Penentuan Bangunan Atas
Jembatan dengan Metode Rekayasa Nilai.
78 | K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g
Yogyakarta: Manajemen Konstruksi, Teknik Sipil,
Universitas Islam Indonesia.
SAVE International Value Standard. 2007. Value Standard and
Body of Knowledge.
Shen, Q. & Liu, G. 2007. The Selection Benchmarking Partners
for Value Management: An Analytic Approach.
International Journal of Construction Management.
Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek–Dari Konseptual Sampai
Operasional. Jakarta: Erlangga.
Sukmana, F. & Vaza, H. 2008. Jembatan Indonesia: Sekarang
dan Mendatang. Direktorat Bima Teknik, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum.
Untoro. 2009. Penerapan Value Engineering dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Ke-PU-an di
Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dalam
Usaha Meningkatkan Efektivitas Penggunaan
Anggaran. Universitas Indonesia, Indonesia.
Wicaksono, A. Y. & Utomo, C. 2012. Penerapan Value
Engineering pada Pembangunan Proyek Universitas
Katolik Widya Mandala Pakuwon City–Surabaya. Jurnal
Teknik ITS, Vol. 1, No. 1, pp. 56-62.
Zimmerman, P. E. & Hart G. D. 1982. Value Engineering A
Practical Approach for Owners, Designers and
Contractors. New York: Van Nostrand Reinhold
Company.
K o n s e p V a l u e E n g i n e e r i n g | 79
View publication stats