Professional Documents
Culture Documents
Reflektif Dan Kritis Sebagai Jalan Menuju Kebijaksanaan
Reflektif Dan Kritis Sebagai Jalan Menuju Kebijaksanaan
1
dengan keadaan dunia masa kini, banyak orang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu dan juga
malas belajar, tetapi merasa paling tahu dan memahami segalanya.
Perjalanan waktu yang panjang dipahami oleh banyak orang sebagai ukuran
kebijaksanaan. Kemendalaman yang seharusnya dipahami sebagai bagian dari kebijaksanaan,
kurang mendapat perhatian dari sebagian besar orang. Dengan demikian, tidak salah jika pada
masa kini banyak ditemukan kedangkalan-kedangkalan yang seharusnya bisa diatasi dengan
baik. Oleh karena ini diperlukan pemahaman yang mendalam akan suatu pengalaman dan
semangat untuk terus menerus belajar dalam kehidupan ini.
Seorang filsuf bernama Plato pun pernah menyampaikan pengertian filsuf menurut
pandangannya yang selaras dengan pengertian filsuf menurut Socrates. Bagi Plato, filsuf
merupakan seorang ilmuwan. Seorang ilmuwan merupakan pendidik dan politisi yang
tugasnya menunjukkan kepada dunia apa adanya dan keadaan yang seharusnya. Pendapat dari
Plato ini menegaskan kembali dari pendapat Socrates mengenai seorang filsuf yang baginya
adalah seorang yang rendah hati dan pembelajar. Jika dibandingkan dengan dunia masa kini,
seorang yang bijak dianggap sebagai seorang tidak lagi pernah salah dan sudah baik.
Dari permasalahan-permasalahan yang ada dengan dilihat kembali berdasarkan
pemahaman Plato dan Socrates tentang seorang yang bijaksana, maka hal yang perlu
dilakukan adalah mencoba untuk bersikap lebih reflektif dan kritis terhadap kehidupan. Nilai
reflektif dan kritis pada masa kini mulai terkikis akibat kemudahan-kemudahan yang
ditemukan dalam berbagai segi kehidupan saat ini. Kedangkalan cara berpikir merupakan
salah satu akibat dari penurunan nilai reflektif dan kritis yang terkikis masa ini. Tentunya hal
ini bisa berdampak bagi perkembangan generasi masa kini.
Dalam salah satu topik perkuliahan Pengantar Filsafat Semester 1 tahun 2023 di
Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, pernah disinggung mengenai
prinsip-prinsip filosofis. Dalam pengajaran tersebut, dijelaskan mengenai beberapa prinsip
filosofis yang mendasari ilmu filsafat, antara lain :
1. Beyond Expertise
2. Beyond Data
3. Beyond The Ideal
4. Beyond The Given
Dalam prinsip pertama, Beyond Expertise, secara ringkas dapat dipahami sebagai keberanian
untuk bersikap kritis, jujur, bebas, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi kesetaraan
dalam perbedaan. Dalam prinsip kedua, Beyond Data, secara ringkas juga dapat dipahami
sebagai pemahaman yang mendalam akan kehidupan, terutama makna kehidupan. Dalam
2
prinsip ketiga, Beyond The Ideal, secara ringkas dapat dipahami sebagai kemampuan untuk
mempertanyakan kembali dan melampaui pemahaman yang sudah ada. Dalam prinsip
keempat, Beyond The Given, dapat dipahami sebagai kemampuan untuk menembus
batas-batas yang ada dengan berlaku kreatif.
Berangkat dari prinsip-prinsip filosofis ini, setiap orang sebenarnya mampu untuk
menjadi pribadi yang reflektif dan kritis. Sekalipun permasalahan kedangkalan menjadi
masalah yang aktual pada masa ini, prinsip-prinsip filosofis ini dapat menjadi terobosan
untuk menghadapinya. Jika melihat kembali permasalahan utama yang mendorong banyak
orang pada masa kini kepada kedangkalan, sebenarnya prinsip-prinsip filosofis ini secara
sederhana dapat dipahami sebagai terobosan untuk menghadapi tantangan tersebut.
Kedangkalan terjadi karena adanya berbagai kemudahan yang terlalu banyak dimanfaatkan
oleh para penggunanya sehingga kemudahan yang ada membuat para penggunanya lupa akan
kenyataan yang seharusnya dihadapi.
Kemudahan untuk mengakses berbagai informasi menjadi salah satu penyebab
kedangkalan dalam cara berpikir. Ketika para pengakses informasi dapat dengan mudah
menerima dan menemukan informasi yang dicarinya, kecenderungan untuk tidak menggali
informasi lebih lanjut. Maka tidak mengherankan juga, beberapa waktu belakangan ini,
muncul fenomena penyebaran berita palsu atau hoax. Tentunya fenomena ini juga
menunjukkan peningkatan kedangkalan manusia dalam cara berpikir atau berpandangan.
Kecepatan perkembangan teknologi dan informasi terkadang tidak sejalan dengan
kesiapan manusia untuk menerima berbagai macam informasi yang ada. Kesiapan yang
dimaksudkan adalah kesediaan untuk menerima informasi dengan jumlah yang banyak secara
bijak. Maka ketika ada informasi baru yang masuk, semua informasi ditangkap dengan begitu
saja tanpa ada pertimbangan apapun juga. Segala informasi diserap secara tidak beraturan dan
semuanya dianggap sebagai suatu informasi yang benar. Oleh karena itu, diperlukan
kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kedangkalan
cara berpikir.
Kebijaksanaan hanya bisa muncul apabila seseorang mampu untuk bersikap reflektif
dan kritis. Tentunya untuk bisa mencapai kebijaksanaan itu diperlukan suatu proses. Namun
pertama-tama harus disadari arti dari kebijaksanaan dalam pemahaman secara pribadi.
Kebijaksanaan menurut Aristoteles adalah pengetahuan. Dengan mengetahui dan memahami,
orang bisa menjadi bijaksana dan sampai pada kebahagiaan (eudaimonia). Namun jika ditarik
kembali dalam pemahaman ini, kebijaksanaan menjadi hal yang perlu diusahakan agar
semakin mampu untuk hidup dalam kebahagiaan.
3
Untuk bisa menjadi bijaksana, durasi umur kehidupan seseorang tidak cukup untuk
menjadi kriterianya. Seseorang yang lebih muda bisa saja menjadi pribadi yang lebih
bijaksana dibandingkan dengan seorang yang lebih tua. Hal ini sama dengan kedewasaan
seseorang yang tidak hanya tergantung daripada jumlah umur seseorang tetapi kembali lagi
terletak pada kematangan kepribadian dan juga pemahaman yang mendalam akan kehidupan
ini. Bila dinilai secara psikologis, tentunya akan memiliki kriteria-kriteria tertentu. Namun,
jikalau berangkat kembali dari beberapa pemahaman tentang filsafat, maka kebijaksanaan
mendapat tempat yang berbeda dan menjadi bagian utamanya.
Dalam kajian ilmu filsafat, kebijaksanaan dapat dikatakan sebagai sebuah proses
untuk terus menerus belajar dan mengetahui berbagai macam hal. Diperlukan usaha dan daya
juang untuk bisa menjadi lebih bijak, terutama dalam menghadapi kedangkalan yang pada
masa kini sedang bertumbuh sekaligus meningkat. Setiap pengalaman hidup juga menjadi
sarana untuk belajar dan terus menerus mengembangkan kehidupan. Oleh karena itu, usaha
dan upaya untuk menambah pengetahuan dan pemahaman akan kehidupan ini menjadi bagian
penting dalam rangka menumbuhkembangkan kebijaksanaan dalam hidup.
4
“ Kebijaksanaan lahir dari sebuah proses belajar berkepanjangan bukan dari penambahan jumlah pada umur
ataupun jumlah hal-hal yang kita miliki.”