You are on page 1of 6

Ahmad Bukhari Prastio

( 2307210054 )

Batuan Beku
A. Pendahuluan
Batuan merupakan suatu benda padat yang tersusun dari beberapa mineral yang
membentuk Kristal dan memiliki sifat sifat tertentu yang mengalami beberapa proses dalam
pembentukanya. Proses tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang
berbeda pula. Pembekuan magma yang terjadi secara spontan akan membentuk berbagai
jenis batuan beku. Batu-batu secara umum biasanya dibagi menurut proses yang
membentuknya, dan dengan itu dipecahkan kepada tiga kumpulan yang besar yaitu batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Sedangkan pengklasifikasian jenis batuan
biasanya dibedakan berdasarkan:
 Kandungan mineral ialah jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.

 Tekstur batu, atau ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu

 Struktur batu,yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.

 Proses pembentukan batuan tersebut. Pada suatu teori yaitu teori plutonus batuan
terbentuk dari magma cair pijar didalam bumi yang memaksa keluar sehingga terjadi
pembekuan dikarenakan di mana suhunya lebih rendah daripada suhu yang terdapat di
dalam tubuh bumi.dan batuan yang terbentuk dikarekana proses ini termasuk kedalam jenis
batuan beku.

B. Pengertian Batuan Beku


Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dai pembekuan larutan silica cair dan
pijar, yang kita kenal dengan nama magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak)
serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa
bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain)
yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan
pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi,
maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineralmineral silikat (magma), oleh NL. Bowen
disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.
C. Klasifikasi Batuan Beku
Batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah
permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama, disamping itu tidak semua magma yang
membeku itu terproses di tempat dan pada waktu yang sama sehingga hal ini menyebabkan
batuan beku yang terbentuk berbeda beda antara satu dengan yang lainya. dari hal hal
tersebut maka batuan beku diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor diantara lain
adalah:
1. Berdasarkan tempat terbentuknya
 Batuan beku Plutonik atau Intrusif, terbentuk dalam lingkungan yang jauh di dalam perut
bumi dalam kondisi tekanan tinggi. Secara garis besar bentuk batuan intrusive dibagi
menjadi dua diantaranya yaitu

Foto 1 Batuan Gabro

*Bentuk Konkordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur batuan intrusi
dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga batas/bidang kontaknya sejajar
dengan bidang perlapisan batuan sekelilingnya. Macamnya : sill, laccolith, phacolith,
lopolith.

 Sill merupakan Intrusi yang melembar sejajar dengan lapisan batuan sekitarnya
dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa kilometer.
 Laccolith merupakan Sill dengan bentuk kubah (plankonvex).
 Lopolith adalah bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12 dari lebar
tubuhnya dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkun ke arah
bawah karena batuan di bawahnya lentur.
 Phacolith adalah masa intrusi yang melensa yang terletak pada sumbu lipatan.
 *Bentuk Diskordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan struktur yang
memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya. Macamnya : dike,
batolith, stock.
 Dike : Intrusi yang berbentuk tabular yang memotong lapisan batuan sekitarnya.
 Batholith : intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran >100 km persegi, bentuk
takberaturan dan tidak diketahui dasarnya.
 Stock : intrusi mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di permukaan
bumi.
 Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi.

Foto 2 Obsidian

Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk
mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Macamnya adalah :

 Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
 Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
 Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
 Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
 Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
 Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit.
 Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran
2. Berdasarkan warnanya

 Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%

 Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%

 Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%

 Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%


3. Berdasarkan kandungan kimianya (SiO2)

 Batuan Beku Asam Termasuk golongan ini bila batuan beku tersebut mengandung silika
(SiO2) lebih dari 66%.contoh batuan ini dalah Granit dan Ryolit. Batuan yang tergolong
kelompok ini mempunyai warna terang (cerah) karena (SiO2) yang kaya akan menghasilkan
batuan dengan kandungan kuarsa, dan alkali feldspar dengan atau tanpa muskovit.
Foto 3 Granit

 Batuan Beku Menengah (intermediat)


Apabila batauan tersebut mengandung 52 – 66% silika maka termasuk dalam kelas ini.
Batuan ini akan berwarnagelap karena tingginya kandungan mineral feromagnesia. Contoh
batuan ini adalah Diorit dan Andesit.

Foto 4 Diorit

 Batuan Beku Basa Yang termasuk kelompok batuan beku ini adalah bataun yang
mengandung 45 – 52% silika. Batuan ini akan memiliki warna hitam kehijauan karena
terdapat kandungan mineral olivine. Contoh batuan ini adalah Gabbro dan Basalt.

 Batuan Beku Ultra Basa Golongan batuan beku ini adalah apabila bataun beku
mengnadung 45% SiO2 . Warna batuan ini adalah hijau kelam karena tidak terdapat silika
bebas sebagai kuarsa. Contoh batuan ini adalah Peridotit dan Dunit.
4. Berdasarkan derajat kristalnya

 Holokristalin yaitu batuan beku yang semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin
adalah karakteristik batuan plutonik(mikrokristalin yang telah membeku pada permukaan
kristal seluruhnya)

 Hipokristalin yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi
terdiri dari massa Kristal atau terdiri dari kristal dan amorf.

 Holohialin yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin
banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil
dari tubuh batuan atau terdiri dari amorf seluruhnya
5. Berdasarkan besar butir (Granularitas)

 Fanerik / fanerokristalin besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama
lain secara megaskopis dengan mata biasa

 Afanitik besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh
kristal, gelas atau keduanya.
6. Berdasarkan kemas batuan

 Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuran sama besar.

 Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama
besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik
yang bisa berupa mineral atau gelas.

D. Hal-Hal yang Mempengaruhi Pembentukan Batuan Beku


Saat proses pembentukan batuan beku yang terjadi dibawah kerak bumi terdapat hal hal
yang mempengaruhi proses tersebut, diantaranya adalah :
1. Diferensiasi magma Yang dimaksud dengan diferensiasi magma adalah Proses
pembekuan mineral batuan beku terbentuk tampak disusun oleh mineral-mineral
berukuran kasar dan menunjukkan bentuk butir yang sempurna, disebabkan oleh
mineral mineral yang terbentuk lebih awal dan semakin ke atas menjadi halus atau
proses berkembangnya (terjadinya) beberapa tipe batuan beku dari sejenis magma
yang sama. dalam pembekuan ini proses kristalisasi (penghabluran) berlangsung
secara berurutan, sesuai dengan sifat fisika kimia magma itu sendiri, mineral yang
mempunyai berat jenis besar (mineral yang mengandung Fe-Mg) menghablur lebih
dulu. urutan kristalisasi berdasarkan seri Bowen (Bowen’s Series).
2. Asimilasi magma asimilasi magma adalah proses pembekuan (penerobosan) magma
yang disertai percampuran/pertukaran unsur dari magma dengan batuan sekitar
(samping) yang diterobosnya. proses ini berlangsung ketika magma menerobos
batuan samping, sedangkan yang dimaksud dengan fraksinasi magma adalah Yaitu
proses pembauran dari sebagian magma yang terjadi selama proses penghabluran
berjalan.
Kesimpulan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan benda cair pijar
yang dimana biasa disebut dengan magma, magma ini awalnya terletak jauh dari
kerak bumi dan memaksa dirinya untuk keluar sehingga mendapatkan suatu
perbedaan suhu dan tekanan, karena faktor inilah yang menjadikan magma tersebut
membeku. Pembekuan magma yang terjadi tidak pada tembat dan waktu yang sama.
Dapat dilihat pengklasifikasian tempat pembentukan magma berdasarkan diagram
seri bowen.
Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral
sesuai dengan penurunan suhu [bagian kiri] dan perbedaan kandungan magma
(bagian kanan), dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma
induk yang bersifat basa. Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang;
continuous dan discontinuous.
Deret continous dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret
continous, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya.
Dari bagan, plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring
penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada
akhirnya membentuk plagioklas kaya sodium. Demikian seterusnya reaksi ini
berlangsung hingga semua kalsium dan sodium habis dipergunakan. Karena mineral
awal terus ikut bereaksi dan bereaksi, maka sangat sulit sekali ditemukan plagioklas
kaya kalsium di alam bebas.
Deret discontinous dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam
deret discontinou satu mineral akan berubah menjadi mineral lain pada suhu
tertentu dengan melakukan melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma. Bowen
menemukan bahwa pada suhu tertentu, akan terbentuk olivin, yang jika diteruskan
akan bereaksi kemudian dengan sisa magma, membentuk pyroxene. Jika pendinginan
dlanjutkan, akan dikonversi ke pyroxene,dan kemudian biotite [sesuai skema]. Deret
ini berakhir ketika biotite telah mengkristal, yang berarti semua besi dan magnesium
dalam larutan magma telah habis dipergunakan untuk membentuk mineral.

You might also like