Professional Documents
Culture Documents
Hubungan PWB Dengan Loneliness Pada Mahasiswa Yang Merantau
Hubungan PWB Dengan Loneliness Pada Mahasiswa Yang Merantau
2, Desember 2016
171
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
172
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
173
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
174
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
175
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
176
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
loneliness yang akan muncul pada dengan keinginan dan nilai yang
individu. dimiliki individu tersebut. Individu
Dimensi penerimaan diri juga mengerjakan sesuatu sendiri dengan
memiliki hubungan dengan loneliness integrasi antara motivasi intrinsik (dari
(r=-0.520 dan p=0.000<0.05). Jika dalam diri individu) dan motivasi
seseorang dapat menerima dirinya ekstriksik (dari luar
dengan baik, tentu individu tidak akan individu/lingkungan) yang baik.
mengalami loneliness. Hal ini sejalan Individu yang memiliki motivasi
dengan penelitian Basiroh (2007) yang intrinsik dan ekstrinsik dalam otonomi
menyatakan hal yang serupa yaitu yang baik akan memiliki kesehatan
memang penerimaan diri memiliki psikologi yang baik. Sebaliknya, jika
hubungan yang negatif dengan individu tidak memiliki motivasi
loneliness. Selanjutnya dimensi tujuan otonomi yang baik akan memiliki
hidup memiliki hubungan yang negatif psychological well-being yang rendah
juga dengan r=-0.503 dan (Roth & Deci, 2009). Berdasarkan
p=0.000<0.05. Loneliness memang paparan di atas, dapat dilihat bahwa
dapat menyebabkan individu tidak jika individu tidak otonom akan
memiliki tujuan hidup. Hal ini sejalan menyebabkan psychological-well being
dengan Killeen (1998) yang yang rendah. Psychological well-being
menyatakan bahwa loneliness memiliki hubungan yang negatif
berkaitan dengan individu merasa tidak dengan loneliness. Jadi jika otonomi
berguna dan terisolasi bahkan rendah maka loneliness cenderung
menyebabkan hidup individu tidak tinggi begitupun sebaliknya.
memiliki tujuan. Pisca dan Feldman Dimensi selanjutnya yaitu
(2009) menyatakan bahwa individu pertumbuhan diri juga memiliki
yang memiliki tujuan hidup akan aktif hubungan yang negatif dengan
dalam mencapai tujuan tersebut seperti loneliness (r= -0.471 dan p=
mengatur lingkungan sekitar agar dapat 0.000<0.05). Individu yang memiliki
mencapai tujuan dan arti dari makna pertumbuhan diri artinya sadar dengan
hidupnya. Setelah individu memiliki pertumbuhan dan perubahan yang
tujuan, nilai, kepercayaan diri, dan terjadi dalam dirinya (Robitschek &
keberhargaan diri, individu akan Spering, 2009). Individu yang sadar
terhindar dari munculnya perasaan dengan perubahan dalam dirinya akan
frustasi, perasaan tidak enak, terbuka dan merespon positif pada
ketidakpuasan, atau ketidakstabilan. perubahan lingkungan yang terjadi
Dari paparan di atas, dapat dilihat karena hal tersebut dapat mebuat
bahwa memang ada hubungan yang individu tersebut dapat bertumbuh
negatif antara tujuan hidup dengan juga. Respon positif yang diberikan
loneliness. individu akan meminimalkan
Pada dimensi otonomi juga munculnya perasaan loneliness. Jadi
memiliki hubungan yang negatif jika pertumbuhan diri tinggi maka
dengan loneliness (r= -0.162 dan p= loneliness rendah begitupun
0.001<0.05). Individu yang otonom sebaliknya.
tentunya melakukan sesuatu sesuai
177
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
178
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
apalagi yang tidak tinggal bersama Selain itu, variabel seperti dukungan
agar psychological well-being anak sosial dapat menjadi moderator antara
pun tetap baik. Salah satu yang psychological well-being dengan
dimaksud dengan relasi positif dengan loneliness. Pengaruh budaya maupun
orang lain juga berarti dengan orang etnis juga dapat menjadi variabel
tua walau tinggal berjauhan. Namun kontrol agar hasil penelitian lebih
dengan adanya relasi yang baik dengan lengkap.
orang tua setidaknya membantu Secara metode penelitian, penelitian
mengurangi perasaaan loneliness yang secara kuantitatif yang dilakukan oleh
dapat dirasakan mahasiswa rantau. peneliti kurang dapat menggali lebih
Saran untuk penelitian selanjutnya dalam mengenai fenomena loneliness
adalah dapat menambahkan uji dan psychological well-being yang
pengaruh pada psychological well- dimiliki responden. Dengan demikian,
being terhadap loneliness. Lalu, nampaknya penelitian secara kualitatif
variabel loneliness dapat ditinjau lebih seperti wawancara secara terstruktur
dalam pada beberapa dimensinya dapat ditambahkan agar membantu
seperti sosial atau emosional serta melihat dan menggali lebih dalam
temporer atau kronis agar lebih mengenai fenomena psychological
tergambar lebih jelas dan mendalam. well-being dengan loneliness tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, I. M. (2009). Studi deskriptif http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/vi
mengenai derajat psychological well- ew/id/1839
being pada mahasiswa fakultas Basiroh, L. (2007). Hubungan antara
psikologi universitas 'X’ Bandung. penerimaan diri dengan kesepian pada
(Skripsi, Universitas Maranatha). lanjut usia. (Skripsi tidak dipublikasi).
Diunduh dari Universitas Ahmad Dahlan,
http://repository.maranatha.edu/8671/ Yogyakarta.
Aprianti, I. (2012). Hubungan antara Cecen, A. R., & Cenkseven, F. (2007).
perceived social support dan Psychological well-being in predicting
psychological well-being pada loneliness among university students.
mahasiswa perantau tahun pertama di Ç.Ü. Sosyal Bilimler Enstitüsü Dergisi,
Universitas Indonesia. (Skripsi, 16(2), 109-118.
Universitas Indonesia). Diunduh dari Cohen, R. J., Swerdlik, M. E., & Sturman,
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320 E. D. (2010). Psyhological testing and
186-S-Indah%20Aprianti.pdf assessment: An introduction to tests
Arnett, J. J. (2004). Emerging adulthood: and measurement. New York, NY:
The winding road from the late teens McGraw-Hill.
through the twenties. New York, NY: Compton, W.C. (2005). An introduction to
Oxford University Press. positive psychology. Belmont, CA:
Badan Pusat Statistik. (2015). Jumlah Thomson Wadsworth.
perguruan tinggi, mahasiswa, dan Dewa, A. R. (2015). Dukungan sosial
tenaga edukatif (negeri dan swasta) di dengan subjective well being pada
bawah kementrian pendidikan dan mahasiswa perantau dari luar jawa
kebudayaan menurut provinsi tahun pertama. (Skripsi, Universitas
2013/2014. BPS. Diunduh dari Gajah Mada). Diunduh dari
179
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
180
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
181