You are on page 1of 5

MAKALAH

(Sejarah Indonesia)

Proklamasi dan Sejarah Terbentuknya Kemerdekaan Indonesia

Guru Pengampu: Erudi Ansyah S.Pd.

Anggota Kelompok:
1. Ageng Setawan
2. Agus Setiawan
3. Amanah Lestari
4. Amanah Suciyati
5. Arif Hidayat
6. Ayu Lestari
7. Badria
8. Fathurohamah
SEJARAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Sejarah Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan melalui serangkaian peristiwa yang


melibatkan para pemimpin dan tokoh penting pada saat itu. Berikut adalah gambaran umum
tentang bagaimana proses proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan:

Sejarah Proklamasi Kemerdekaan

Sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai pada tanggal 17 Agustus 1945, ketika
bangsa Indonesia secara resmi menyatakan kemerdekaannya. Meskipun kekalahan Jepang
dalam Perang Dunia II menjadi salah satu latar belakang penting yang mempercepat proses
tersebut, kemerdekaan Indonesia bukanlah sebuah hadiah yang diberikan langsung oleh Jepang.
Serangkaian Peristiwa Menuju Proklamasi

Pertemuan dengan Marsekal Terauchi

Pada tanggal 10 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke
Dalat, Vietnam, untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi. Mereka diberitahu bahwa pasukan
Jepang berada di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengumumkan kepada Soekarno, Hatta, dan
Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia
dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari.

Desakan dan Peristiwa Rengasdengklok

Dua hari setelah pertemuan di Dalat, saat Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air
dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Namun, Soekarno belum yakin bahwa Jepang benar-benar telah menyerah dan proklamasi
kemerdekaan pada saat itu dapat menimbulkan konflik yang besar. Pada tanggal 14 Agustus
1945, Jepang menyerah kepada Sekutu, namun masih memegang kekuasaan di Indonesia.

Pada tanggal 16 Agustus 1945, peristiwa Rengasdengklok terjadi. Para pemuda pejuang,
termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih, dan lainnya membawa Soekarno,
Fatmawati, dan Guntur (anak mereka yang baru berusia 9 bulan) ke Rengasdengklok. Tujuannya
adalah agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sana, mereka meyakinkan
Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang Indonesia siap untuk melawan
Jepang.

Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan

Penyusunan Teks Proklamasi

Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mereka bertemu
dengan Mayor Jenderal Oosugi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan
militer Jepang. Nishimura mengemukakan bahwa Jepang harus menjaga status quo dan tidak
dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia seperti yang
dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan tersebut
dan menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk melakukan rapat guna menyiapkan teks
Proklamasi.

Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, dan
disaksikan oleh Soekardi, B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik. Teks Proklamasi ditulis oleh Ir.
Soekarno sendiri. Setelah selesai disepakati, Sayuti Melik menyalin dan mengetik teks tersebut
menggunakan mesin tik milik Mayor Dr. Hermanto Kusumobroto (dari kantor perwakilan
Angkatan Laut Jerman).

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56
(sekarang Jl. Proklamasi No.1), acara Proklamasi dimulai. Pukul 10 pagi, Soekarno membacakan
teks Proklamasi dan pidato singkat setelahnya. Kemudian, bendera Merah Putih, yang dijahit
oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan oleh seorang prajurit PETA bernama Latief Hendraningrat yang
dibantu oleh Soepardjo dan seorang pemudi yang membawa nampan berisi bendera Merah
Putih. Setelah bendera berkibar, lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh semua hadirin. Bendera
pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Proklamasi Nasional hingga saat ini.
Pasca Proklamasi

Pembentukan Undang-Undang Dasar (UUD)

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan
rapat dan mengesahkan Undang-Undang Dasar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
kemudian dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian, terbentuklah Pemerintahan Negara
Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang
dilakukan secara sukarela oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk
kemudian.

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Setelah usulan dari Mohammad Hatta dan persetujuan dari PPKI, Soekarno dan Mohammad
Hatta terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden
dan Wakil Presiden akan diambil sumpahnya oleh sebuah Komite Nasional.

Dengan demikian, proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi
tonggak bersejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Teks Proklamasi
yang disusun dengan cermat dan kesungguhan para pemimpin pada saat itu menjadi landasan
dasar pembentukan negara Republik Indonesia. Proklamasi kemerdekaan merupakan momen
penting yang harus dihargai dan diingat oleh setiap generasi Indonesia sebagai simbol
perjuangan dan semangat kebangsaan.

You might also like