You are on page 1of 15

PERTEMUAN 05

HURUF KAPITAL, HURUF MIRING, HURUF TEBAL, DAN KATA BAKU

A. HURUF
Menurut Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia (2016) fungsi huruf dan
sebagai berikut:
1. Huruf Kapital
a. Huruf kapital atau huruf besar digunakan sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Contoh:
Presiden memberikan sambutan di pembukaan acara itu.
Pameran komputer terbesar tahun ini telah resmi ditutup.
b. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Mahasiswa berargumen, “Jika massa mesin lebih berat, laju kendaraan
akan pelan.”
Pak Sapto mendoakan anaknya, “Semoga lancar ujian hari ini, Nak.”
“Kapan engkau mulai mengerjakan tugas ini?” tanya Ibu.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Contoh:
Islam
Alquran
Alkitab
Kristen
Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan Yang Mahakuasa
Tuhan Yang Maha Penyayang
Tuhan akan membimbing hamba-Nya ke jalan yang benar.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Mahapatih Gajah Mada
Sultan Agung
Haji Agus Salim
Imam Hanafi
Nabi Muhammad Saw.
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang
Contoh:
Bapaknya baru saja dilantik menjadi gubernur.
Dia telah beberapa kali menjalankan ibadah haji.
Saat saya masih anak-anak, menjadi imam salat merupakan kebanggaan.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan
sebagai pengganti nama orang tertentu.
Contoh:
Gubernur Sulawesi Selatan
Perdana Menteri Angela Merkel
Profesor Rustono
Menteri Susi Pudjiastuti
Catatan:
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan atau nama
instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Contoh:
Rapat terbatas itu dipimpin langsung oleh Sekjen PBB.
Indonesian Soccer Championship akhirnya direstui oleh Kementerian
Pemuda dan Olahraga.
2) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau
nama tempat tertentu.
Contoh:
Sebagian besar camat yang hadir menggunakan seragam yang sama.
Setiap peleton dipimpin seorang danton.
Setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Catatan:
1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van,
dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam
nama Portugal)
Contoh:
J. J. de Hollander
J. P. van Breukellen
H. van der Vaart
Otto von Bismarck
Pedro da Silva
2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan
huruf pertama kata bin atau binti.
Contoh:
Abdullah bin Rahmad
Zaenal bin Adnan
Siti Zaenab binti Salim
Zaitun binti Syamsul
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama singkatan nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
pascal second Pas
J/K atau JK-1 Joule per Kelvin
N Newton
4) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
mesin diesel
25 volt
10 ampere
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Contoh:
bangsa Inca
suku Jawa
bahasa Indonesia
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
kejawa-jawaan
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya.
Contoh:
tahun Masehi
tarikh Hijriah
bulan April
bulan Maulid
hari Jumat
hari Nyepi
hari Lebaran
hari Natal
Catatan:
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa
sejarah.
Contoh:
Perang Nuklir
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
2) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak digunakan sebagai nama.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri
geografi.
Contoh:
Cilacap
Eropa Selatan
Trenggalek
Asia
Sulawesi Barat
Catatan:
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi
yang diikuti nama diri geografi.
Contoh:
Gunung Leuser
Danau Maninjau
Dataran Tinggi Dieng
Gunung Kerinci
Jalan Hasanuddin
Jazirah Arab
Lembah Baliem
Selat Sunda
Pegunungan Jayawijaya
Sungai Kapuas
Tanjung Harapan
Teluk Benggala
Terusan Panama
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri
geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Contoh:
kerajinan Manding
asinan Bogor
tari Aceh
sarung Mandar
3) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang
tidak diikuti oleh nama diri geografi.
Contoh:
menerjang laut
menyeberangi sungai
berenang di teluk
4) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang
digunakan sebagai penjelas nama jenis.
Contoh:
nangka belanda
apel malang
garam madura
j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmu
negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama
dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.
Contoh:
Republik Indonesia
Kementerian Keuangan
Dewan Perwakilan Rakyat
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 1972
Catatan:
1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama
dokumen resmi.
Contoh:
beberapa badan hukum
Kerja sama antara pemerintah dan rakyat menjadi sebuah republik.
Sinergi antara pemerintah dan rakyat menjadi republik.
2) Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara
tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf
kapital.
Contoh:
Penenggelaman kapal di perbatasan sudah disetujui Menteri.
Tahun ini Kementerian sedang mempelajari masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Presiden Direktur.
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembagai
ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kelautan
Yayasan Ilmu-Ilmu Politik
Dasar-Dasar Ilmu Pertanian
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar,
dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk
yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
Saya telah membaca buku Dasar-Dasar Pragmatik.
Dia adalah agen surat kabar Suara Rakyat.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Pidana".
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Contoh:
dr. dokter
S.Pd. sarjana pendidikan
S.Akt. sarjana akuntansi
M.Hum. magister humaniora
Sdr. saudara
Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk
singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh:
Kakak bertanya, "Nilai ulanganmu berapa, Dik?"
Besok Bibi akan datang.
Surat Saudara sudah saya terima.
"Kapan Ibu berangkat?" tanya Sulaiman.
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan dan penyapaan.
Contoh:
Kita harus saling menghargai kakak dan adik kita.
Semua orang tua dan wali sudah datang.
Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Semarang.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan
dalam penyapaan.
Contoh:
Sudahkah Anda mencicipi makanan itu?
Siapa nama Anda?
p. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan,
catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti
oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.

2. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh: surat kabar Kedaulatan Rakyat.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh: Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring digarisbawahi.
3. Huruf Tebal
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian
bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.
Contoh:
Judul : LINGUISTIK UMUM
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan

Daftar, indeks, dan lampiran:


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMBANG DAFTAR PUSTAKA INDEKS
LAMPIRAN

B. ANGKA DAN BILANGAN


Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata. Angka dipakai sebagai
lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau
Angka Romawi.
Angka Arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II, III, IV,V,VI,VII,IX,X, L
1. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan seperti dalam
perincian atau pemaparan.
Misalnya:
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan
5 orang tidak memberikan suara.
2. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf jika lebih dari dua kata,
susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf
itu tidak ada di awal kalimat. Misalnya :
Panitia mengundang 250 orang peserta.
Bukan:
250 orang peserta diundang Panitia dalam seminar itu.
3. Angka yang menunjukkan bilangan uth besar dapat dieja sebagian supaya
lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan itu baru saja mendapat pnjaman 550 miliar rupiah.
4. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, luas, dan isi;
(b) satuan waktu; (c) uang; (d) jumlah.
Misalnya:
Rp5.000,00 1 jam 20 menit
US$ 3,50* 6 liter
2 sentimeter 25 orang
5 kilogram 10 persen
4 meter persegi
Catatan:
➢ Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda desimal.
➢ Penulisan lambang mata uang tidak diakhiri titik dan tidak ada spasi
antara lambang itu dan angka yang mengikutinya , kecuali di dalam tabel.
5. Angka digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Misalnya:
Jalan Wijaya No.14
6. Angka digunakan untuk menomori bagian karanganatau ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, pasal 5, halaman 52
Surah Yasin: 9
7. Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh
Misalnya:
dua belas (12)
lima ribu (5000)
Bilangan pecahan
Misalnya:
setengah (1/2)
satu persen (1%)
Catatan:
➢ Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi digunakan di
antara bilangan utuh dan bilangan pecahan.
➢ Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang bilangan
dengan huruf yang dapat menimbulkan salah pengertian.
Misalnya:
20 2/3 (dua puluh dua-pertiga)
22/30 (dua-puluh-dua pertiga puluh)
8. Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
Pada awal abad XX (angka Romawi kapital) dalam kehidupan pada abad ke-
20 ini (huruf dan angka Arab) pada awal abad kedua puluh (huruf)
9. Penulisan bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara berikut.
Misalnya:
Uang 5000-an (uang lima ribuan)
Tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
(kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi).
Misalnya:
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
11. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus
tepat.
Misalnya:
Bukti pembelianbarang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke atas
harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.
Catatan:
➢ Angka Romawi tidak digunakan untuk menyatakan jumlah.
➢ Angka Romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab )dalam
terbitan atau produk perundang-undangan) dan nomor jalan.
➢ Angka Romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman sebelum Bab
II dalam naskah dan buku.

C. KATA YANG BAKU


Kata baku merupakan jenis kata yang sesuai dengan kaidah penggunaan
bahasa Indonesia. Penggunaan kata baku yang tepat dapat menciptakan kalimat
yang efektif. Sebaliknya, pemilihan kata baku yang tidak tepat akan berdampak
pada bentuk kalimat yang tidak efektif. Kata baku dapat berupa kata dasar yang
penulisannya (pemakaian hurufnya) tepat. Selain itu, kata baku juga dapat
berupa kata berimbuhan yang penulisannya sesuai dengan kaidah penulisan
imbuhan dalam bahasa Indonesia.
Selain kata baku, bahasa Indonesia juga memiliki kata serapan yang
didapatkan dari bahasa asing yang kemudian diadopsi dan diadaptasi menjadi
kosakata bahasa Indonesia. Kata serapan bisa didapatkan dari bahasa Inggris,
Arab, dan Belanda. Pembakuan kata asing tersebut telah melewati proses
adaptasi sehingga penetapan penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia. Berikut kumpulan kata baku dan kata serapan yang sudah sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia.

KATA BAKU KATA TIDAK BAKU KATA BAKU KATA TIDAK BAKU
Akomodasi Akomodir kompleks komplek(rumit)
Aktif Aktiv komplet komplit
Aktivitas Aktifitas konferensi konperensi
Apotek Apotik kongres konggres
Asas Azas legalisasi legalisir
Besok besuk, esok leukemia leukimia
Bus Bis limfa limpa
Cedera Cidera lokakarya loka karya
Cendekia Cendikia maaf ma’af
Cenderamata Cinderamata mabuk mabok
Dakwah da’wah miliar milyar
Dekret Dekrit misi missi
Detail Detil museum musium
Devaluasi Defaluasi nakhoda nahkoda, nakod
Deviasi Defiasi napas nafas
Diagnosis Diagnosa nasihat nasehat
Dividen Deviden negatif negatip
Doa do’a nomor nomer
Ekspor Eksport november nopember
Ekstrem Ekstrim objek obyek
Elips Elip olahraga olah raga
Elite Elit omzet omset
Fondasi Pondasi paham faham
Formal Formil persen prosen
Frasa Frase provinsi propinsi
Frekuensi Frekwensi putra putera
Grup Group putri puteri
Gua Goa rakaat raka’at
Gubuk Gubug risiko resiko
Hadis Hadist saksama seksama
Hafal Hapal samudra samudera
Hakikat Hakekat sistem sistim
Hierarki Hiraki teknik tehnik
Hipotesis Hipotesa telanjur terlanjur
Ijazah Ijasah telantar terlantar
Imajinasi Imaginasi terampil trampil
Imbau Himbau ubah rubah
Indera Indra valid falid
Intens Inten varietas varitas
Istri Isteri wakaf waqof
Izin Ijin walikota wali kota
Jadwal Jadual yudikatif judikatif
Jenazah Jenasah yudisial judisial
Kacamata kaca mata yogyakarta jogjakarta
Kaidah Kaedah zaman jaman
Kanker Kangker zikir dzikir
Karier Karir zuhur dzuhur
Komoditas Komoditi
Komplek komplex(perumahan)

D. KATA YANG LAZIM


Kata yang lazim adalah kata yang umum digunakan dalam komunikasi pada
konteks tertentu. Kata yang lazim tidak menimbulkan makna yang janggal ketika
digunakan dalam berkomunikasi.
Contoh:
• ulang tahun → dies natalis
Ulang tahun Mitha dirayakan di panti asuhan. → lazim
Dies Natalis Mitha dirayakan di panti asuhan. → tidak lazim
• jatuh → rebah, tumbang
Ratna jatuh dari tangga. → lazim
Ratna tumbang dari tang. → tidak lazim
• mati → wafat, tewas
Kucing kesayangan Shinta mati. → lazim
Kucing kesayangan Shinta wafat. → tidak lazim

E. KATA YANG HEMAT


Kata yang hemat adalah kosakata yang mengandung unsur penghematan
kata. Kata yang hemat berarti juga kata yang padat makna dan berisi.
Contoh:
Hemat → Tidak Hemat
agar → agar supaya
berbagai faktor → berbagai faktor-faktor
dan lain-lain → dan lain sebagainya
sejak → sejak dari

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

You might also like