You are on page 1of 40
vektor di Ruang-? dan Ruang-3 Bagi Anda yang sudah cui ‘kup me Bab 4 tanpa kehilangon kesinombe om nadie ‘bab ini dapat menerstanya lngung ke 3.1 VEKTOR (GEOMETRIK) — Banyak kuantitas fisis, seperti ua, lengkap apabila besaran kuantitas, PENGANTAR atau panah-panah di ruang.2 atau ruang-3;arah panah menentukan arch vektor den Panjang Banch menyatakan besarmya. Ekor panah dinamakan fitk awa (iil point) dat wektor dan ujung panah dinamakan tk terminal (terminal point). Kita akan menyatakan veka dengan huruf Kecil tebal misalnya, a, kv, w dan x. Bila membahas vektor, maka kit akan ‘menyatakan bilangan sebagai skalor, Semua skalar kita akan merupakan bilangan ri dan ‘akan dinyatakan oleh huruf kecil biasa misalnya, a, k, v, w dan x. Jika, seperti pada Gambar 3.1, tit awal vektor vadalah A dan titikterminalaya ada- Jah B, maka kita tuliskan Vektorektor yang mempunyai panjang dan arah yang sama, seperti vektor-vektor pada Gambar 31d, dinamakan ellen Keen Kit ‘menginginkan sebuah vektor yang tea ‘kan oleh panjang dan arahnya, maka vektor-vektor ekivalen dianggap sebagai sama walau- Bun vektorvektr tenet ‘mungkin diletakkan pada kedudukan yang berbeda-beda. Jika v dan w ekivalen maka kita tuliskan a re | indai dengan CamScanner 2 “ @ Oo) dambar 3.1. (@) Vektor AB, (b) Vektor-ektor eile vektor, maka jumah ¥ + adalah vektor Tah vektor w sehingg tt ‘awalnya berim. Definisi, Sika v dan w adalah sebarang dua yyatakan oleh panah dari titik awal v ter. yang ditentukan sebagai berikut. Tempatkanl pit dengan titik terminal v. Vektor v + dim hhadap titik terminal ww (Gambar 3.22). jumlah, yakaiv + W (panah biru) dan Dalam Gambar 3.2b kita telah membentuk dua w+ (panah putt). Jlaslah bahwa vyewewtyY ddan bohwa jumlah tersebut berimpit dengsn agonal ejaran genjang y2n8 ditentukan oleh vr ini ditokasikansehingga vektor-veKtOr tersebut mempunyai titk 'y dan w bila vektor-vel awal yang sama. ol dinamakan vektor nol (zero vector) dan dinyatakan de. Vektor yang panjangnya ngan 0. Kita definisikan O+vevt0=¥ Ww ) ‘ambar 3.2 Gambar 3.3, untuk tiap-tiap vektor v. Karena tc ian 8 . Karena tidak ada arah alami i io aa splat io a nol tersebut acaaer maps see ea idahkan untuk soal yang sedang ditinjau, Jika v sate erat Dipindai dengan CamScanner Aljabar Linear Elementey 92 4 (a) () Gambar 3.1. (@) Vektor AB. (b) Vektorvektor ekivalen: Definsi, Jika v dan w adalah sebarang dua vektor, maka jumlah v + W adalah vektor yang ditentukan sebagai berikut. Tempatkanlah vektor w sehingsa titik awalnya berim- pit dengan titik terminal v. Vektor v + w dinyatakan oleh panah dari titik awal v ter- hadap titik terminal w (Gambar 3.22). Dalam Gambar 3.20 kita telah membentuk dua jumlah, yakni v-+ w (panah biru) dan w+v(panah putih). Jelaslah bahwa vt+wewty dan bahwa jumlah tersebut berimpit dengan diagonal jajaran genjang yang ditentukan oleh vv dan w bila vektor-vektor ini dilokasikan sehingga vektor-vektor tersebut mempunyai titik wal yang sama. Vektor yang panjangnya nol dinamakan vektor nol (zero vector) dan dinyatakan de. ngan 0, Kita definisikan O+vavt+0=¥ w y v+w © ® ambar 3.2 =v Gambar 3.3 untuk tiap-tiap vektor v. Karena tidak ada arah alami ( (natural directios kita akan sepakat bahwa vektor nol tersebut ditetapkan me: a ae ae akan memudahkan pemecahan untuk soal yang sedang diti i Dipindai dengan CamScanner Vertorvektor dl Ruang.2 dan Ruang.3 93 vektor taknol, maka —v adalah negaify, ‘idefinistkan bagi vektor yang mempunyai besar- aoa at vil v, tetaptdiarahkan berlawanan dengan y (Gambar 3.3) Vektor inl mem P TF(MeO (Mengapa?) Sebagai tambahan, kita definisikan —0 = 0, Definisi. Jika v dan w adalah sebaran; oleh 18 dua vektor, pengurangan w dari y didefinisikan v= wey (=w) (Gambar 3.44). Untuk mendapatkan selisih v — w tanpa menggambarkan — w, maka tempatkanlah v dan w sehingga titik awalnya berimpit; vektor dari titik terminal w ke titik terminal v adalah vektor v ~ w (Gambar 3.45). Definisi. Jika v adalah vektor taknol dan & bilangan rill taknol (skalar), maka has Kali ky didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya || kali panjang v dan yang arahnya sa- ‘ma seperti arah v jika k > O dan berlawanan dengan arah v jika k <0. Kita definisikan kv=0/jikak =Oatauv=0, o Gambar 3.4 Gambar 3.5 melukiskan hubungan di antara vektor v dan vektorvektor Hv, (—I)v, 2v, dan (—3)v. Pethatikan bahwa vektor (~1)v mempunyai panjang yang sama seperti v tetapi diarah- kan berlawanan. Jadi (—1)v tak lain dari negatif v; yakni, (-t=-v Soal-soal yang melibatkan vektor sering dapat disederhanakan dengan memperkenal- kan sebuah sistem koordinat siku-siku, Buat sementara, kita akan membatasi pembahasan Dipindai dengan CamScanner 4 “Aljabar Linear Elemente rmengenai vektor di ruang-2 (bidang). Misalkan v adalah sebarang vektor pada bidang, day anggaplah, seperti pada Gambar 3.6, bahwa v telah ditempatkan sehingga titik awalnya ber, ade di ttt sal sistem Koordinatsiku-siku tersebut. Koordinat-koordinat (Ys, ¥2) dar tit terminal v dinamakan komponen-Komponen v, dan kita tliskan sebagai ¥ = (04, 02) Jka vektorvektor ekvalen, v dan w, dilokasikan sehingea tiik awalnya jatuh di titik asal, maka jelaslah bahwa ttik-titik terminalnya harus berimpit (Karena vektor-vektor ter. sebut mempunyai panjang dan arah yang sama). Jadi vektor-vektor tersebut mempunyaj Komponen-komponen yang sama. Sama juga jelasnya, bahwa vektor dengan komponen yang sama harus mempunyai panjang dan arah yang sama, dan sebagat konsekuensinya vek. torevektor tersebut ekivalen, Sebagai ikhtisar, maka dua vektor V=(bp.03) dan W= (ry W2) cckivalen jika dan hanya jika vp=w, dan 12 = 2 \ Operasi penambshan vektor dan operasi perkalian oleh skalar sangat mudah dilaksana- { kan dalam komponen-Komponen. Seperti yang dilukiskan pada Gambar 3.7, jika v=(v;, 02) dan W= (Wy, 2) » ee maka Gambar 3.6 Vw = (0) + 4,02 + W2) (G.1a) Gambar 3.7 Jika v = (?1, ¥2) dan k adalah sebarang skalar, maka d » lengan me » metrik yang melibatkan segitiga yang serupa, dapat diperlihatkan ‘ata 14 bin o Dipindai dengan CamScanner Vektorvehtor di Ruang.2 dan Rung. ro ky = (ko4, ko) (3.1b) (Gambar 3.8). Jadi, misalnya,jika v= (1, — 2) dan w = (7, 6), maka a Vw (1, ~2) + (7,6) =(1 +7, —2 +6) = (8,4) Av = 4(1, —2) = (4(1), 4(—2)) = (4, —8) Karena v—w =v + (—1)w, diikuti oleh rumus (3.14) dan (3.1b) bahwa Y= W= (04 = Wy0— Wy) (Buktikan) Gambar 3.8 Seperti halnya vektor-vektor dalam bidang dapat digambarkan oleh pasangan bilangan rill, maka vektor-vektor di ruang3 dapat digambarkan oleh tripel bilangan riil, dengan --memperkenalkan sistem Koordinat siku-siku, Untuk membentuk sistem koordinat seperti itu, pilihlah titik 0, yang dinamakan titik asal, dan pilihlah tiga garis yang saling tegaklurus, yang dinamakan sumbu koordinat, yang melalui titik asal tersebut. Tandailah sumbu-sum- bu ini dengan x, y, dan z dan pilihlah arah positif untuk setiap sumbu koordinat dan juga satuan panjang untuk mengukur jarak (Gambar 3.94). Setiap pasang sumbu koordinat me- nentukan bidang yang dinamakan bidang koordinat. Bidang-bidang ini disebut sebagai bi- dang-xy, bidang-xz dan bidang-yz. Untuk setiap titik P di ruang-3 kita tetapkan tripel bi- langan (x, y, 2) yang dinamakan Koordinat-koordinat P sebagai berikut. Coba Anda lewat- kan tiga bidang melalui P yang sejajar dengan bidang-bidang koordinat, dan nyatakanlah titik-titik perpotongan bidang-bidang ini dengan ketiga sumbu koordinat tersebut dengan X, ¥, dan Z (Gambar 3.96). Koordinat-koordinat P didefinisikan sebagai panjang bertanda “ @ o Gambar 3.9 indai dengan CamScanner _ Aljabar Linear Elerdenter ae Gambar 3.10 kita telah membentuk tikatik yang Koordinatnya adalah (4 5,6) dan -3, 2, ~4). 2 Gambar 3.10 Sistem-sistem koordinat sikusiku di ruang-3 dapat digolongkan ke dalam dua kategori yakni, sistem tangan kiri (left handed) dan sistem tangan kanan (right handed). Sistem ta- ngan kanan mempunyai sifat bahwa sekrup biasa yang diarahkan positif pada sumbu-z akan bergerak maja jika sumbusx positif dirotasikan 90° menuju sumbu:y positif (Gamba, f 3.11a). Sistem tersebut adalah sistem tangan kiri jika sekrup tersebut bergerak mundur (Gambar 3.118). X PERNYATAAN, Pada buku ini kita hanya akan menggunakan sistem koordinat tangan ka- nan. | @ ) Gambar 3.11 (q) Sistem tangan kanan. (b) Sistem tangan kisi Jika, seperti pada Gambar 3.12, vektor v di ruang-3 dilokasikan sehingga titik awaln) berada di titik asl sistem koordinat sik-siku, maka koordinat-koordinattitik terminal ns sebut dinamakan komponen-komponen v, dan kita tuliskan sebagai V=(X, 02, 03) 3.12 indai dengan CamScanner Vektorvektor di Ruang.2 dan Ruang.3 7 Jika v = (1, Ya, ¥3) dan w = (w, 1» W2 » Wa) adalah dua vektor di ruang-3, maka argu- men yang serupa dengan argumen yang di Tuang.3, maka argu dapat digunakan untuk mengh: asilkan ia pai vektorvektor di sebuah bidang v dan w ekivalen jika dan hanya jika vy =, . V+W=(P1 + 1,02 + Wa, 05 +03) : kv = (kv, kya, kv3) di mana k adalah sebarang skalar '2 = W2 danvs = Ws Contoh 1 Jika v = (1, -3, 2) dan w = (4,2, 1), maka v+w=(5,—1,3), 2v=(2,-6,4), -w=(-4, vV—-w=v+(—w)=(—3,-5,1) a -), mempunyai titik asal. Jika vektor P,P; mempunyai titik awal Py (x, ¥1, 21) dan titik ter- minal Pa(*2,¥2. 22), maka PYP2 = (2 — Xu, Ya — Yuva — 21) Yakni, komponen-komponen P,P; kita dapatkan dengan mengurangkan koordinat titik awal dari koordinat titik terminal. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan Gambar 3.13; vektor P,P; adalah selisih vektor OP; dan vektor OP}, sehingga P,P; = OP; - OP, ) = (2 = My Ya — Ya 2 = 21) (X2y Yay 22) — (X15 \ i Kadang-kadang vektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga titik awalnya tidak | [Pads yt 20) Gambar 3.13 Contoh 2 Komponen-komponen vektor v = P:P2 dengan titik awal P(2, —1, 4) dan titik terminal P,(7, 5, -8) adalah 7 — 2,5 —(—1), (-8) - 4) = 6, 6, -12) Analog dengan itu, maka di ruang-2, vektor dengan titik awal Py (x1, y1) dan tiik ter- tinal P(x, y2) adalah PyP3 = (x2 — Xv ¥2— Ya & indai dengan CamScanner x Aljabar Linear Elemente, 9 Contoh 3 Pemecahan banyak soal dapat disederhanakan dengan mentranslasik untuk mendapatkan sumbu baru yang sejajar dengan sumbu aslinya- an sumbu Koordinat a pews) G&D @ Hectaaae Gambar 3.14 Pada Gambar 3.14a kita telah mentranslasikan sumbu koordinat xy untuk mendapat- kan sebuah sistem koordinat x'y" yang titik asalnya O' berada di titik (x, » = (k, 0. Titik P di rvang-2 kini mempunyai baik koordinat (x, y) maupun koordinat (x y’). Untuk me- Tihat bagaimana kedua Koordinat tersebut dihubungkan, maka tinjaulah vektor O°P Gam. bar 3.146), Di dalam sistem xy titik awalnya berada di (k, 1) dan titik terminalnya berada di (x, y); jadi OP tik terminalnya berada di (x’, »’); jadi 07 = (x - k,y —D. Dalam sistem xy’ titik awalnya berada di (0, 0) dan t- OP =(x', y'). Maka Persamaan-persamaan ini dinamakan persamaan translasi. Untuk melukiskannya, jika titik asal yang baru tersebut berada di (k, ) = (4, 1) dan Koordinat-koordinat xy dari titik P adalah (2, 0), maka koordinat x'y’ dari P adalah xs 2-4=—2dany'=0-1 Di ruang-3 persamaan translasi adalah -k di mana (k, J, m) adalah koordinat xyz titik asal yang baru, 4 HIMPUNAN LATIHAN 3.1 1, Gambarkanlah sistem koordinat tangan kanan, dan letakkanlah titik yang koordinat- nya adalah: {a) (23,4) (b) (-2,3.4) 0) (2,-3.4) (a) (2,3, -4) (©) (-2 3.4) () (-2,3,-4) (g) (2, -3,-4) (hy) ; , 3 -4) @ 0,20) () 0,0, (k) (2, 0, 2) @ (-2,0,0) Di indai dengan CamScanner Vertor-vektor ai Ruang-2 dan Ruang-3 99 2, Gambarkanlah bagan vektor-vektor berikut dengan titik awal dilokasikan pada titik asal: @y=25) )%2=(-3,7) © y=(-5,-4) @ w=6,-2) ©) vs=(2,0) () v6 -8) ),0, =2) 202) fv 3. Ca komponen-komponen vektor yang mempuinyai titik awal Py dan titik termi nal Pa. (a) Pi, 5), P22, 8) (b) P,(7, —2), P,(0, 0) (0) Px6, 5,8) P28, —7, -3) (4) Py(0, 0, 0); P2(—8, 7, 4) 4. Carilah vektor dengan titik awal P (2, 1, 4) yang mempunyai arah sama seperti v=(7, 6, 3). 5. Carilah vektor, yang diarahkan berlawanan terhadap v= (—2, 4, ~ 1), yang mempu- nyai titi terminal (2, 0, ~7). 6. Misalkan w = (1, 2, 3), ¥= (2,3, D, dan w = (3, 2, ~1), Carilah komponen-kompo- nen dari (a) u-w (b) Iv+3w () -w+y (d) 3-79) (e) -3¥— Sw () Ww-(a+) 7. Misalkan u, v, dan w adalah vektor-vektor dalam Latihan 6, Carilah komponen-kompo- nen vektor x yang memenuhi 2u—v + x= 7x +. 8, Misalkan u, v, dan w adalah vektor-vektor dalam Latiha cs sehingge cu + cqv + caw = (6, 14, —2). 9, Perlinatkanlah bahwa tidak ada skalar ¢,, ¢2, dan ¢> sehingg | eq(l, 2, —3) + 6365, 7.1) + €46,9, -2) = (4, 5,00 | | | (@) 7=234) Ov in 6, Carilah skalar cy, ¢2, dan 10. Carilah semua skalar ¢1, ¢2, dan ¢3 sehingsa 12, 7, 8) + call, —1, 3) + €4(3, 6, 11) = (0,0, 0). 2, 3, —2) dan Q adalah titik (7, —4, 1). garis yang menghubungkan P dan Q. yang menghubungkan P dan Q yang 3/4 jalan dari 11. Misalkan P adalah titik ( (a) Carilah titik tengah dari segmen () Carilah titik pada segmen garis PkeQ. xy ditranslasikan ‘untuk mendapatkan sistem koordinat mpunyai koordinat xy adalah (2, ~3). ri titik P yang koordinat xy-nya adalah (7, 5). dari titik Q yang koordinat x'y'snya adalah (~3, 6). dan x’y’ dan letakkanlah titik P dan titik Q 12, Misalkan sistem koordinat cx'y’ yang titik asalnya 0! met (@) Carilah koordinat x'y" (b) Carilah koordinat x7 (©) Gambarkanlah sumbu koordinat xy 13. Misalkanlah sistem koordinat xyz ditranslasikan untul x'y'z!. Misalkan v adalah sebuah vektor yang kompo! dalam sistem xyz. Perlihatkanlah bahwa v mempuny: xy’? 14, Buktikanlah secara geometri lah bukti tersebut terhadap Kap akan melibatkan banyal pat vektor tersebut dan bergantung pat k mendapatkan sistem koordinat ynennya adalah v = (v1, Ya» ¥3) rai komponen sama pada sistem 2), maka ky = (v1, kv2): (Batast- iskan pada Gambar 3.8, Bukti leng- ran dalam mana terda- s bahwa jika v= (1, kasus k > O yang diluki 1k kasus yang bergantung pada kuadi da tanda k). 3.2 NORMA VEKTOR; ILMU HITUNG VEKTOR Pada bagian ini Kita akan menentukan aturan dasar ilu hitung vektor Dipindai dengan CamScanner Pisa ae ty ips heap ee wee Me ti eee ee 100 “Aljabar Lin ur Elementer Teorema I. Jika u, v dan w adalah vektorvektor di ruang-2 atau ruang-3 dan k serta 1 adalah skalar, maka hubungan berikut akan berlaku. U (@) w+v=v+u (e) k(la) = ©) w+ytwaus@~tm) () Kuty)= kot ky (© u+0=0+u=0 9) k+)u=ku+ lo @ u+(-w=0 (i) lu=u Sebelum membahas bukti tersebut, kita memperhatikan bahwa kita telah mengembangkan dua pendekatan tethadap vektor yaitu pendekatan geomeirik, dalam mana vektor dinyata- kan oleh panah atau segmen garis yang diarahkan, dan pendekatan analitik, dalam mana vektor tersebut dinyatakan oleh pasangan atau tripel bilangan yang dinamakan komponen. Komponen. Sebagai konsekuensinya, maka hasil-hasil dalam Teorema 1 dapat dihasitkan baik secara geometris maupun secara analitis. Untuk melukiskannya, maka kita akan mem. buktikan bagian (b) dengan menggunakan kedua cara tersebut. Bukti selebihnya sengaja dibiarkan sebagai latihan bagi anda. Bukti bagian (6) (analitik). Kita akan memberikan bukti untuk vektor di ruang-3. Bukti untuk ruang-2 serupa dengan bukti tersebut. Jika u = (uy, U2, Ua), V = (Y1, ¥2, ¥3), dan w= (W,, W2, W3) maka (ut v) + w= [(u, tea, ts) + (Oy, D2, 03)] + (025 Was Wa) (uy + Vy, Mz + V2, Uy + Ds) + (Wy, W, Ws) [us + 01] + Wi [Ma + 2] + Wa, [us + 09] + 3) (uy + [oy + 4], uz + [v2 + we], us + [v3 + wy ]) (ug, ti ts) + (0 + Wy, D2 + Wa, Dy + Ws) =u+(+woO Bukti bagian (b) (secara geometris). Misalkan u, v, dan w dinyatakan oleh PO, QR, dan RS seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.15. Maka dan u+(¥+w)= PS Juga, Maka, u+WVtW=Ut)+wW PERNYATAAN. Dalam penjelasan: bagian (6) dari teorema ini, simbol u+ v + w tidak mempunyai arti ganda Karena hasil yang sama tersebut tidak mempengaruhi tands Kurung yang disisipkan, Akan tetapi,jika vektor u, v, dan w ditempatkan berdasarkes kepala ke ekor” maka jumlah u + v + w adalah vektor dari titik awal uw pada titik terminal w (Gam- bar 3.15). Panjang sebuah vektor v sering dinamakan norma y Jah dari teorema Phythagoras bahwa norma vektor v = (y IM= Vateot dan dinyatakan dengan Ilvil Jelas 1+ ¥2) di ruang-2 adalah fe / Dipindai dengan CamScanner vektorwektor di Ruang.2 dan Ruang. 101 Gambar 315 (Gambar 3.1 an v= (V1, Ya, 3) adalah vektor di ruang-3. Dengan men a (6a). Misalk: 16-3. Der jegunak Gambar 3.166 dan dua penerapan teorema Pythagoras, maka kita dapatkan (IP = (OR? + (RPP (00)? + (05)? + (RPP a (vy, 0) Avil xo vt + 0h +0} Gambar 3.6 PC, Ys %) Jadi, In|-vereaee (2) Jika P,(x,, ys, 21) dan Pa(%2, Ya. 22) adalah dua titik di ruang-3, maka jarak d di antara kedua titik tersebut adalah norma vektor P,P, (Gambar 3.17). Karena P,P = (x2 — Xu V2 ~ Yar 22 - 21) maka dari (3.2) jelaslah bahwa d=J@q—™) +02 -) + & — 4) Demikian jug, jika P, (es, 1) dan Pa(xa» Ya) adalah titikettic di ruang-2, maka jarak di antara kedua titik tersebut diberikan oleh d= Vee HO Dipindai dengan CamScanner “Atjabar Linear Elementer 102 Reece “Pinned y Gambar 3.17 Contoh 4 Norma vektor v = (~3, 2, 1) adalah In = ere OF OF = VF Tarak d di antara titik P, (2, —1, —5) dan titik P2(4, -3, 1) adalah d=J@—2 +(-3 + PHF 5) = /M=2J/Tl a HIMPUNAN LATIHAN 3.2 1, Hitunglah norma v bila @ v=(,4) (b) (©) v=, -3) @v=(441) @y (0) ¥=(,0,0) 2. Hitunglah jarak di antara.Py dan P2 : (a) Pi(2,3), P2(4, 6) (b) P(-2,7, P2(0, -3) f (©) PB, —4,2, Px(—6,-1,0) (4) Pill, 1,1, P26, —73) 3. Misalkan u = (1, —3, 2), v= (1, 1, 0), dan w= (2, 2, —4). Carilah: () [ju + vf (©) [fal + [ol] (©) [|= 2ul] + 2 t 1 (@) [Bu Sv+ mW] ma" o lar! 4, Carilah semua skalar k sehingga llkvil = 3, di mana v= (1, 2, 4). §. Buktikanlah bagian (b), (e), (f), dan (g) dari Teorema 1 untuk u=(1, —3, 7), v= (6,6, 9), w= (—8, 1,2), K=—3,dan 1 =6, 6. Peslihatkanlah bahwa jka vtaknol, maka 74 v, mempunyai norma 1. 7. Gunakanlah Latihan 6 untuk mencari vektor yang normanya 1 mempunyai arah sama seperti v= (1, 1, 1). 8. Misalkan pp = (Xo, Yo, 2) dan p= (x, y, 2). Gambarkanlah himpunan semua titik (x, y, 2) untuk mana llp— p, !l= 1, 9, Buktikan secara geometris bahwa jika u dan v adalah vektor-vektor di 2 tea ruang-3 maka [lu + vll 0 8 tumpul — jika dan hanya ika w+ <0 Q=n/2 _jika dan hanya jika u-v = 0 Bukti, @ Karena sudut 6 di antara v dan v adalah 0, maka kita peroleh v+¥ = [I] 20s 0 = [M12 608 0 = [IP Dipindai dengan CamScanner Aljabar Linear Elementer 106 +¥ mempunyai (©) Karena {ull > 0, [lvil > 0, dan uw + v = [Lull lvl Cae aoe ja don sama seperti cos. Karena @ memenuhi 0<@ <7 iy 20; dan 6 = 0/2 jika dan funee jika cos @ > 0; dan @ tumpul jika dan hanya jika cos , jikacos@ =0 = Contoh 8 Sika u = (1, ~2,3),¥ = (~3, 4,2), dan w = (3, 63), maka wey = (I(=3)+ (-204) + BIA) = —9 yew =(—3)(3) + (466) + 218) = 21 + wew = (193) + (= 21) + BIG) =O Maka, u dan v membentuk sudut tumpul, v dan w membentuk sudut lancip, dan w serta w tegaklurus satu sama lain. & isebut j lasan Teorema 2(6), dua Vektor tegakhurus disebut juga vektor ortogonal. Pada penje i vektor faknol adalah tegaklunisjika dan hanya jika hasil kali tittknya adalah nol. Jka kita sepakat menganggap u dan v agar tegaklurus maka salah satu atau kedua vektor ini harus lah O, karenanya kita dapat menyatakan tanpa kecuali bahwa baik vektor w maupun v akan ortogonal jika dan hanya jika u - v = 0, Untuk menetapkan bahwa u dan v adalah vektor ortogonal maka kita dapat menuliskan u Lv. = | Contoh 9 ‘Tunjukkanlah bahwa di ruang-2 vektor n taknol = (a, b) tegaklurus terhadap garis ax + by +e=0. Penyelesaian, Misalkan P, (x, y;) dan P,(x2, y2) adalah titik nyata pada sebuah gars, se hhingga dengan demikian Ay Mi ax, + by, +0=0 ax, + by #O=0 (G7) Karena vektor P,P; = (x2 ee) digerakkan sepanjang garis itu, maka kita hanya ingin menunjukkan bahwa n dan P,P; adalah tegakluras. Namun pada pen Ise ‘maan dalam (3.7) kita peroleh eae a(x, — x) + (2 — y,) =0 yang dapat dinyatakan dalam bentuk (@,6)+(x; ~x,,y, atau a PP; =0 sehingga dengan demikian n dan P,P; akan tegaklurus. 4 Teorema berikut akan menyenaraikan seb tersebut, Has Kall tt int akan bermanfeat ac, poor, aig et al a Dipindai dengan CamScanner Vektor-vektor di Ruang.2 dan Rueng.3 107 seas Jika wv dan w adalah vektorvektor di ruang-2 atau ruang-3 dan k adalah (@) weveveu (1) wt Wa Uv tw (0) Kus) = (ku) = ws (ky) (@) vey >0 jika v0 dany-y =0 jika y= 0 Bukti. Kita akan membuktikan (c) untuk vektor di ruang-3 dan membiarkan bukti selebih- nya sebagai latihan bagi anda. Misalkan u = (1s, ua, ws) dan v = (Py, ¥g, 3); maka (w+ v) = k(uy, + uy0, + us5) = (kuy)vy + (kuz)02 + (kus)03 = (ku)-v Demikian juga, Ku) =ur(h) Dalam banyak penerapan hal ini cukup menarik untuk” menguraikan * vektor u ke da- Jam jumlah dua suku, yang satu sejajar dengan vektor a taknol sedangkan yang lain tegak lurus terhadap a. Jika u dan a ditempatkan sedemikian rupa maka titik awalnya akan me- nempati titik Q, kita dapat menguraikan vektor u sebagai berikut (Gambar 3.22) : Turun- anlah garis tegaklurus dari ates u ke garis yang melalui a, dan bentuklah vektor W, dati Q ke alas garis yang tegaklurus tersebut. Bentuk selanjutnya akan berbeda a” Gambar 3.22 Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.22, vektor w, sejajar dengan a, vektor ws tegak- Iurus dengan a, dan wy, t= m+ (u— Ww) <0 Vektor ws tersebut kita namakan proyeksi orfogonal u pada a atau kadang-kadang kita namakan komponen vektor u sepanjang a, Hal ini kita nyatakan dengan proy,u G8) Vektor ws kita namakan Komponen vektor u yang ortogonal terhadap a. Karena; =¥—W, maka vektor ini dapat kita tulis dalam notasi (3.8) sebagai Ww; = U— proy,u Teorema berikut memberikan rumus untuk menghitung vektor proygu dan u—proygu. Dipindai dengan CamScanner “Atjabar Linear Elementer ng-3 dan jika a #0, maka \dalah vektor di ruang-2 atau di rua (komponen vektor u sepanjang ®) u— proy, u =u — ar (komponen vektor w yang ortogonal dengan a) Bukti, Misalkan w, = proy, w dan ws =~ proy, u- Karena ws seajar dengan a, moka kita harus mengelikan skala? a, sehingga Kita dapat menuliskan dalam bentuk ws = Sadi (3.9) usw, +, =kat 2 Dengan mengambil hasl ali titik dari kedua sisi (3.9) dengan a maupun dengan mengguna- kan Teorema 2(a) dan 3 akan menghasilkan (ka + w,)+a = kffal? + wa (3.10) ‘Namun wy * a= O karena wz tegaklurus pada a; sehingga (3.10) menghasilkan SG q Karena proy, u = w, = ka, kita peroleh proy,u="ea vo UP Contoh 10 Misalkan u = (2, -1, 3) dan a = (4, —1, 2). Carilah Komponen vektor u sepanjang a dan Komponen vektor u yang ortogonal ke a. Pemecahan. ua = (24) +(—1)(-1) + 32) = 15 |lall? = 4? + (-17 +2? = 21 fe (200 ashi0 TPT dan komponen vektor u yang ortogonal dengan a adalah Jadi, Komponen vektor u sepanjang a adalah w= proy,u=(2, 1, 9-3 34) -(-§ azar PORT, ‘Sebagai pemeriksaan, Anda mungkin ingin menguraikan bahwa vektor u — adalah tegaklurus dengan menunjukkan bahwa hasil kali titiknya adalah nol eos Dipindai dengan CamScanner fonvektor di Ruang-2 dan Ruang.3 Vektonvekt ng. 109 Sebuah rumus untuk panj jan menuliskan ng Komponen vektor u sepanjang a dapat kita peroleh de- ge rae = FEEL aces a > 0] leroy, ul] = | u lal [rsen Jap #ésteh sebuah seas] yang menghasilkan Ve ol = ay cay Jika @ menyatakan sudut diantara udan a, maka u demikian (3.11) dapat juga kita tuliskan sebagai [ul [al] cos , sehingga dengan IIproy, ul] = [ul] cos 0 (3.12) (Buktikan). Sebuah interpretasi geometrik dari hasil ini kita berikan dalam Gambar 3.23. Sebagai contoh, kita ingin menggunakan metode vektor untuk memperoleh rumus untuk jarak dari sebuah titik pada bidang tersebut tethadap sebuah garis. Gambar 3.23 Contoh 11 Carilah rumus untuk jarak D diantara titik Po(Xo, Yo) dan garis ax + by +c =0. Pemecahan, Misalkan Q(%, 71) adalah sebarang titik pada garis dan posisi vektor n= (a,b) sehit ‘kian titik awalnya terletak di Q. ; ‘Dene cangeatsn Kebajikan Contoh 9, vektor n akan tegakiurus terhadap gars tersebut (Gambar 3.24). Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar tersebut, jarak D akan sa- ma dengan panjang proyeksi ortogonal QP, pada n, jadi, dari (3.11), kita peroleh ni OB. D= [pen OF = 2Fs Dipindai dengan CamScanner no AWslar Linea mais OF a = (x9 = X41 Yo ~ Ys) OP, om alxy — x4) 4 bo = 0d Hel] = Ya? 0? falxg — x4) + DU ~ Yad) GAY a Val bP yya akan mernen Karena titik Q(x, 4) terletak pada garls tersebut, maka koordinatnya al Persamaan garis, schingpa sehingga dengan demikian ax, thy, bee atau c= -ax,—hy, Dengan menyulihkan (mensubstitusikan) ekspresi dalam (3.13) menghasilkan rurnus [ax + byo +] > SOC a re (3.14) Gambar 3.24 Sebagai gambaran, jarak D dari titik (1, —2) ke garis 3x + 4y ~ 6 = 0 adalah _ [6)0) + (2) - 6f De Ve +4 HIMPUNAN LATIHAN 3.3 1, Carilah u+ v untuk: (a) u=(1,2),¥ = (6, —8) () (©) u=(1, -3,7),¥= (8, -2,-2) (dy x Di setiap bagian dari Latihan 1, carilah cosinus sudut 0 di antara u dan v. 3. Tentukanlah apakah u dan v membentuk sudut lancip, membentuk sudut tumpul, ‘atau ortogonal, (a) w= (7,3,5),¥=(~8,4,2) (by u (6,1, 3), ¥ = (4,0, ~6) (w= (1,1 1,v=(-1,0,0) (dy = (4, 1,6), v= (~3, 0,2) 4, + Carilah proyeksi ortogonal dari u pada a jika (a) w= (2,1),a = (3,2) (b) w= (2,6),a = (—9, 3) (©) w=(-7,1,3), 0 =(5,0, 1) (d) w= (0,0, 1),a = (8, 3, 4) 5. Di setiap bagian dari Latihan 4, carilah komponen vektor u yang ortogonal ke a, A, Dipindai dengan CamScanner rextorsvektor dt Ruang-2 dan Ruang.3 & wm 6 Dalam masing-masing bagian carilah lpr, ul (a) w=, — 1,8 = (3,4) (b) w= (4,5),a=(1, -2) / OeR-B-ba=h22 Mua Lanes, 9 7, Buktikan Teorema 3 untuk u= (6,1; 2), v= (2,7, 4), dan k 8, Carlah dua vektor yang normanya | yang ortogonal ke (3, 2), 9, Misalkan u=(1, 2), ¥ =(4,~2), dan w= (6, 0), Carlah: @) u-( +m) 0) |flu-w)w] (© Iulvem) (a) (ju) )-w 10, Terangkanlah mengapa masing-masing pernyataan berikut tidak beratt, @uGew OUytw 6 Iu. Wo @ ku tyy, 11, Gunakanlah vektor-vektor untuk mencari cosinus sudut di bagis i dengan titk-titik sudut (1, 0),(-2, 1), dan (4). ean Salam sud seein 12, Tunjukkanlah bahwa A(2, ~1, 1), B(3, 2, -1), dan C(7, 0, -2) adalah titik sudut segi- tiga siku-siku. Dimanakah letak puncak sudut segitiga siku-siku tersebut? 13. Misalkan a b + cdan a #0. Apakah dengan demikian b = c? Jelaskan. 14, Misalkan a = (k, 1) dan b = (4, 3). Carilah & sehingga (a) a dan b ortogonal (b) sudut antara a dan b adalah 7/4 (c) sudut antara a dan b adalah 7/6 (4) a dan b sejajar 15, Gunakanlah Rumus (3.14) untuk menghitung jarak antara titik dan garis. (@) 3x+4y+7=0; (1, -2) (b) y= 2x41; (-39) © 2x4+¥=8 ZO 16. Buktikanlah identitas [lu vif? + lu = 2ifull? + 2IjfP 17. Buktikanlah identitas ary = lu + vf? — dja — oP 18, Carilah sudut di antara diagonal kubus dan salah satu permukaannya. 19. Cosinus arah vektor v di ruang-3 adalah bilangan-bilangan cos a, cos 8, dan cos 7, di mana a, f, dan 7 adalah sudut-sudut di antara v dan sumbu-sumbu x, y, dan z yang positif. Perlihatkanlah bahwa jika v = (a, b, c), maka cos «= a/Va? + 5? + c*. Carilah cos B dan cos 7. | 20, Perlihatkan bahwa jika v ortogonal terhadap w, dan w) maka v ortogonal bagi ky w; + yw, untuk semua skalar ky dan kp. 21. Misalkan u dan v adalah vektor-vektor taknol di ruang-2 atau ruang-3, Jika k = Hull | dan 1 = Wl, perlihatkan bahwa vektor | welutky ‘membagi diia sudut di antara u dan v, 3.4 HASIL KALI SILANG Dalam banyak penerapan vektor untuk soal-soal geometti, fisika, dan teknik, kita perlu membentuk vektor di ruang-3 yang tegaklurus terhadap dua vektor yang diberikan. Dalam bagian ini kita perkenalkan sejenis perkalian vektor yang memungkinkan pembentukan ini, Dipindai dengan CamScanner wr Linear El a 12 Aljabar Linear Elemente [ Definis. Jika w = (ys, ws) dan v= (7p Ya, Pa) adalah vektor di ruang3, maka hhasi! kal silangw x v adalsh vektor yang didefinisikan oleh WX ¥= (Uys — Mba, Hye — MP3s HP? = uv) atau dalam notasi determinan luau; ux v= ) (3.15) o PERNYATAAN. Terdapat pola pada Rumus 3.15 yang berguna untuk diingat. Jika kita bentuk matriks 2 x 3 Wy Ue "| Dy M2 Ys, «ii mana entri baris pertama adalah Komponen faktor pertama u dan entri baris kedua ada- lah Komponen faktor kedua v, maka determinan dalam komponen pertama u X V didapat. kan dengan mencoret kolom pertama matriks tersebut, determinan dalam komponen kedua kita dapatkan dengan mencoret Kolom kedua dari matriks tersebut, sedangkan determinan dalam komponen ketiga kita dapatkan dengan mencoret kolom ketiga dari matriks tersebut, lus ual fr ir Psi lex Pa Contoh 12 Carilah u x v, dimana u = (1,2, —-2) dan v= (3, 0, 1). 12-2) 3,0, 1 _ (pe -4 |b -3 heYe\ ap oat =(,-7.-6) & Pemecahan. Sd) Walaupun hasil kali titik dari dua vaktor adalah skalar, namun hasil kali silang dari dua vektor adalah vektor Iainnya. Teorema berikut memberikan hubungan penting di antara hasil kali titik dan hasil kali silang serta juga memperlihatkan bahwa u x v ortogonal baik untuk u maupun v. . Teorema 5. Jika u dan v adalah vektor di ruang-3, maka: @ u-(uxv=0 (ux vortogonal ke u) (6) v-(uxy=0 (ux vortogonal ke v) (© {lux vi? =[lull? lvl? — (a+ v?? (identitas Lagrange) Bukti, Misalkan w= (uy, 2,43) dan v=(¥1, ¥2, ¥3) (a) w+ (Wx ¥) = (Uy, May Hs) * Ha03 — gba, U30, — 105, Wy, — Uy04) uy(uzds — Uae 2) + Waly) — 05) + us(u02 — 4204) =0 4 indai dengan CamScanner Vertonvektor di Ruang-2 don Ruang.3 3 (@) Demikian pula terhadap (a) (© Karena oll? = (a0 — rgb In MIP = (nabs ~ usa? 4 (yey = yey? + (aye, — uy0,)? 3.16) dan Ul? II}? = (as 9)? anh a (HP Us? UV. + 022 4052) — (ayo, uv, buses)? (3.17) Identitas Lagrange dapat dihasitkan dengan "menulise : G17) serta membuktikan kesamaannya, SK" hall kal” ruas kanan (3.16) dan Contoh 13 Tinjaulah vektor w=(1,2,-2) dan ¥=(3,0, 1) Kite telah menampilkan pada Contoh 12 bahwa uxv=(2, -7,-6) Karena us (ux ¥) = (1)2) + Q(-7) + (-2(-9.=0 gan ¥+ (wx v) = (3)(2) + (0)(—7) + (1)(-6) = 0. 4 x vortogonal baik untuk u maupun v seperti dijamin oleh Teorema S. Sifat ilmu hitung utama dari hasil kali silang didaftarkan pada teorema berikutnya. Teorema 6. Jika u,v dan w adalah sebarang vektor di ruang-3 dan k adalah sebarang skalar, maka: (@) uxv=-(vxu) |b) ux (Vv + w)= (Ux v) + (Ux W) (c) (Ut y) x w= (Ux Ww) +(¥ XW) (d) K(u x v) = (ku) x v =u x (ky) () ux0=0xu=0 (Quxu Bukti-bukti diperoleh Jangsung dari Rumus 3.15 dan sifat-sifat determinan; misalnya, (2) dapat dibuktikan sebagai berikut: Bukti. (a) Dengan mempertukarkan u dan v dalam (3.15) maka akan mempertukarkan ba: risbaris dari ketiga determinan pada ruas kanan (3.15) dan dengan demikian akan memper- tukarkan tanda setiap komponen hasil kali silang, Jadi ux v=—(vx u), © Bukti bagian selebihnya sengaja dibiarkan sebagai latihan bagi anda, Contoh 14 Tinjaulah vektorvektor 1,00) j=(0,1,0) k=(0,01) Dipindai dengan CamScanner | ‘Aljabar Linear Elemente, | 14 Masing-masing vektor ini mempunyai panjang 1 dan tela 2 herpes (Gambar 3.25). Vektor tersebut dinamakan vekfor sarurl 1 en ihe i ruang.3, Setiap vektor v = (V1, ¥2, Ys) i ruang-3 dapat dit 1 karenanya kita dapat menuliskan (e405, 03) = ot 00) + 040 1, 0) + 000, 01) = eat + vad + oak 2, -3,4) = 2i- 3) + 4k Gambar 3.25 bf S)-manca Anda tidak akan mengalami kesukaran untuk mendapatkan hasil-hasil berikut: xjakxk=0 k, ix kxi Diagram berikut akan membantu anda untuk mengingat hasil-hasil ini. Dengan melihat ke diagram ini, maka hasil kali silang dua vektor yang berurutan dalam arah Perputaranjarum jam adsl vektorberikutnya, dan hasi kali slang dua vektor yang bet uunutan dalam arah berlawanan dengan arah perputaran jarum jam adalah negatif dari vektor berikutnya. ‘Akan berfaedah juga bila anda mengingat kembali bahwa hasil kali silang dapat dinys- takan secara simbolis dalam bentuk determinan 3 x 3: i j k luau uxv=(m, uy uy) =| 3) My “sl Hs ta] oy vg, vgf 2 Pal Was by 2 Dipindai dengan CamScanner stonventor dl Ruang-2 dan Ruang-3 m us Misalnys, jikau = (1, 2;—2) dan v= (3,0, 1), maka ii. x Uxv=ll 2 —2)=2i-7j- 6k 30 hhasil ini sesuai dengan perolehan pada Contoh 12. Peringatan. Umumnya ridakiah benar bahvwa ux (v x w) ix(jxj=ixo=o0 =(ux v) x w. Misalnya, dan (ix)xjakx -Gxk)= =i wee (jx k) ixQxptGxpxj Dari Teorema 5 kita ketahui bahwa u x v adalah ortogonal baik untuk w maupun v. Jka w dan v adalah vektor-vektor taknol, maka dapat diperlihatkan bahwa arah u x v dapat ditentukan dengan menggunakan "aturan tangan-kanan”* (Gambar 3.26). Misalkan 6 ada- Jah sudut di antara u dan v, dan anggaplah w terrotasi melalui sudut 6 sehingga berimpit de- ngan v. Sika jarijari tangan kanan dilikukkan sehingga mengarah rotasi, maka ibu jari me- nnunjukkan (secara kasarnya) arah u x v, Gambar 3.26 Anda dapat mempraktekkan aturan ini dengan hasil kali ixjek jxk=i kxisj Jika u dan v adalah vektor-vektor taknol di ruang-3, maka norma u x ¥ mempunyai tafsiran geometrik yang berguna. Identitas Lagrange, yang diberikan dalam Teorema 5, me- nyatakan bahwa [lw > vl}? = [lo [lv]? — av G18) ares at kemball bahwa kita telah sepakat untuk hanya meninja sistem koordinat tangan kanan di dalam nay drag?” isl. Seandainys kita cunakan sistem tangan kisi, maka “aturan tangan kiri” akan berlaku Dipindai dengan CamScanner Aljabar Linear Elementer 16 - 6, sehingga (3.18) Jika 6 menyatakan sudut di antara u dan v, maka W * Y ~ {Jull IIvll cos a (3.18) dapat kita tuliskan kembali sebagai , i of? = fl? v2 — Hl? IMP 208 8 = [ol [IP ¢ — 208" = lll? IMP sia? 8 Jadi, ux ol} = ol vl sin G.19) Tetapi [Ill sin 0 adalah tinggi jajaran genjang yang ditentukan oleh u dan v (Gambar 3.27), Jadi, dari (3.19), luas A dari jajaran genjang ini diberikan oleh ‘A= (alas) (tinge) = [ul sin @= lla * Ml dengan luas jajaran genjang yang ditentukan oleh y Dengan kata Jain, norma u x v sama danv. 5 , ’ Contoh 15 Carilah luas segitiga yang ditentukan oleh titiktitik Py (2, 2,0), Pa(—1,0, 2), dan P3(0,4,3). Pemecahan, Luas segitiga A tersebut adalah % luas jajaran genjang yang ditentukan oleh vektor-vektor P,P; dan P,P, (Gambar 3.28). P,(0, 4, 3) Gambar 3.28 x Dengan menggunakan metode yang kita bahas pada Contoh 2 dari Bagian 3, 1, maka P,P = (-3,—2,2) dan P,P, = (—2,2, 3).Jelaslah bahwa P,P; x PyP3 =(—10, 5, -10) Dipindai dengan CamScanner Vettorvektor dt Ruang-2 dan Ruang.3 7 dan sebagai konsekuensinya maka A=3/P:P; x PPI] = 4(15) =48 a Pada mulanya, kita mendefinisikan sebuah vektor sebagai sebuah en garis yang. diarahkan atau panah di ruang-2 atau ruang.3; sistem Koordinat dan Emenee diperkenal kan kemudian supaya menyederhanakan pethitungan dengan vektor. Jadi, sebuah vektor mempunyai "keberadaan matematis” tak perduli apakah telah diperkenalkan sistem koor- dinatnya. Selanjutnya, komponen vektor tidaklah ditentukan oleh vektor itu sendiri; kom- ponen tersebut bergantung juga pada sistem koordinat yang dipilih. Misalnya, dalam Gam- bar 3.29 kita telah menunjukkan vektor bidang v yang tetap dan dua sistem koordinat ber- beda. Pada sistem koordinat xy, komponen v adalah (1, 1), sedangkan dalam sistem x'y’, Komponen tersebut adalah (\/2, 0), Hal ini menimbulkan pertanyaan penting tentang definisi kita mengenai hasil Kali si- Jang. Karena kita telah mendefinisikan hasil kali silang u x v dalam komponen u dan v, dan karena komponen ini bergantung pada sistem koordinat yang dipilih, maka kelihatannya mungkin bahwa dua vektor terap u dan y dapat mempunyai hasil kali silang yang berbeda dalam sistem koordinat yang berbeda. Untunglah, hal ini tidak demikian, Untuk melihat ini, maka kita hanya perlu mengingat kembali bahwa: (ux v tegaklurus baik bagi u maupun v. Orientasi u x v ditentukan oleh aturan tangan kanan. Iu x vil = [lull [Ivlj sin 6. Gi Ketiga sifat ini akan menentukan vektor u x v secara lengkap, sifat (i) dan sifat (ii) menen- tukan arah, dan sifat (iii) menentukan panjang. Karena sifat-sifat ini hanya bergantung pa- da panjang serta kedudukan relatif u dan v dan bukan bergantung pada sistem koordinat tangan kanan khusus yang sedang digunakan, maka vektor u x v akan tetap tidak berubah jika kita perkenalkan sistem koordinat tangan kanan yang berbeda. Kenyataan ini dij kan dengan menyatakan bahwa definisi u x v bebas koordinat (coordinate free). Hasil penting bagi ahli fisika dan ahli teknik yang sering bekerja dengan banyak sistem koordinat dalam soal yang sama. Gambar 3.29 Contoh 16 , , Tinjaulah dua vektor tegaklurus u dan ¥, yang masing-masing panjangnya 1 (seperti yang di- perlihatkan-pada Gambar 3.302). Jika kita memperkenalkan sistem Koordinat xyz seperti diperlihatkan di dalam Gambar 3.306, maka (1,0,0)=i dan ¥ 0,1, 0)=j u sehi = =(0,0,1) Dipindai dengan CamScanner iat Aljabar Linear Elementer tkan di dalam Sebaliknya, jika kita perkenatkan sistem koordinat 29/2" sepertt dipertia Gambar 3.30c, maka U=0,0,=k dan v=(1,00)=4 schingga uxvekxisj=(0,1,0) Tetapi jelaslah dari Gambar 3.300 dan Gambar 3.30¢ bahwa vektor ©. mare tem xyz adalah sama seperti vektor (0, 1,0) di dalam sistem 3/2" 9°" CA A OD peroleh vektor wx v yang sama kalau kita hitung dengan koordinat-koordina xyz ataupun dengan koordinat dari sistem x'y"2".& (@) Gambar 3.30 HIMPUNAN LATIHAN 3.4 1. Misalkan u = (2, —1, 3), v= (0, 1,7), dan w =(1, 4, 5). Hitunglah: (@) vxw ()uxivxw) (O(uxyxw @ xyx(vxw) (@ux(v—2") (f) (Uxv—2W y . Dalam setiap bagian carilah vektor yang ortogonal baik untuk u maupun ¥. (a) w=(-7,31) v= 2,04) ()) u=(-1,-1,-1) v= (,0,2) Carilah luas segitiga dalam setiap bagian yang mempunyai titik sudut P, Q, dan R. (a) PU, 5,-2) 900,0,0) RG.) (0) PQ, 0,3) Q(1,4,5) — R(7,2,9) . Buktikanlah Teorema 5 untuk vektor-vektor u=(1,~5, 6) dan v= (2, 1, 2). , Buktikanlah Teorema 6 untuk u = (2,0,~-1), v=(6,7,4), w=(1, 1, 1) dank . Apakah yang salah dengan pernyataan ux vx w? |. Misalkan u = (~1, 3, 2) dan w =(1, 1-1), Carilah semua vektor x yang memenuhi ux x=w Misalkan w = (Ws, Ha 3), V= (4, Yay ¥3),dan w= (wy, wa, w3). Perlihatkan bahwa » saws = yup uy % Py dy Wa Wai Ws] w(x w= . Gunakanlah hasil Latihan 8 untuk menghitung w+ (y x w) bila u = (-1)4,7), v=(6,-7, 3), dan w= (4,0, 1). t ° Dipindai dengan CamScanner vertonvektor dt Ruang-2 dan Ruang.g uy 10, Misalkan m dan n adalah, vektor xyz dari Gambar 3,30 adalah me (oan Yang Komponen-komponennya dalam sistem (0,0, 1) dan n= (0,1, 0), 11, Buktikan identitas-identitas berikut fa) Wt hy) xveuxy : (b) (ax W)ez= u(y x 2) 12, Misalkan u, v, dan w adalah vektorv sama, teu tidak ada dua di antaranya yang terletak dalam satu gars, Perlihatk: (a) aX (vx w) terletak pada bidang yang ditentukan oleh v dan w. (b) (wx ¥) X w terletak di dalam bidang yang ditentukan oleh u dan v. 13. Futian bebe XX (YX 2) = (x + Zy —(x+ y)z, [Perunjuk, Buktikanlah dulu hasil ferebet jcslen eae di mana z= i= (1, 0, 0), kemudian bila z = j = (0, 1, 0), dan ke- mu la 0, 0, 1). Akhimnya buktikanlah hasil tersebut untuk sebarang vek- tor z= (21, 22, 23) dengan menuliskan z= 2,1 + 2) + zk]. 14, Buktikan bagian (a) dan bagian (b) Teorema 6, 15, Buktikan bagian (c) dan bagian (d) Teorema 6, 16, Buktikan bagian (e) dan bagian (f) Teorema 6. 3.5 GARIS DAN BIDANG DI RUANG-3 Pada bagian ini kita akan menggunakan vektor-vektor untuk menurunkan persamaan garis dan persamaan bidang di ruang-3. Kita akan menggunakan persamaan-persamaan ini untuk memecahkan beberapa soal geometrik dasar. Dalam bidang geometri analitik, sebuah garis dapat ditentukan dengan memberikan ke- miringannya dan salah satu titiknya, Demikian juga, sebuah bidang di ruang-3 dapat diten- tuken dengan memberikan inklinasinya dan dengan menetapkan salah satu titiknya. Meto- de yang memudahkan untuk menjelaskan inklinasi tersebut adalah dengan menetapkan se- buah vektor (yang dinamakan normal) yang tegaklurus ke bidang tersebut. 92) Poor Yor Gambar 331 indai dengan CamScanner “Aljabar Linear Elementer 120 Jaluisitik Po(*o» You Z0) dan mem- wat jaslah dari Gamnbar 3:31 bahwa bidang ‘tuk mana vektor PoP ortogonal ke n; Misalkan kita ingin persamaun bidang yang le punyai vektor taknol n = (a,.b, c) sebagai normal. tersebut terdiri dari persis titiketitik P(x, Ys 2) yakni, untuk mana n+ PoP =0 (3.20) +P ; ) Karena PoP= (x ~ xo, y ~ yor # ~2o),petsamaan (320) dapat dituliskan kembali sebagai 3. ale — xo) + bly — yo) + ele — 70) =O G21 Kita akan menamakan ini bentuk normal ritik dari persamaan bidang. Contoh 17 ‘ Carilzh persamaan bidang yang melewati titik (, —1, 7) dan tegaklurus ke vektor n=(4,2,-8). - sid “4 Pemecahan, Dari (3.21) maka bentuk normal titik adalah A(x — 3) + Ay +1) — 5-7) =0 4 Dengan mengalikannya dan dengan mengumpulkan suku-sukunya, maka (3.21) dapat dituliskan kembali dalam bentuk ax + by+cz+d=0 2) di mana a, b, ¢ dan d adalah konstanta, dan a, b, sertac tidak semuanya nol. Untuk melu- kiskannya, maka persamaan pada Contoh 17 dapat dituliskan kembali sebagai 4x +2y—S2+25=0 & Seperti yang diperlihatkan oleh teorema kita berikutnya, setiap persamaan yang ber- bentuk (3.22) menyatakan bidang di ruang-3. Teorema 7. Jika a, b, c, dan d adalah konstanta dan a, b, serta c tidak semuanya nol, ‘maka grafik persamaan ax + by+ez+d=0 adalah sebuah bidang yang mempunyai vektor n= (a, b, ¢) sebagai normal. Bukti, Menurut hipotesis, maka koefisien a, b, dan c tidak semuanya n 101. Untuk sementa- ra, anggaplah bahwa a # 0. Maka persamaan ax + by + cz +d =0 aaa ‘Gituliskan kembal sebagai a(x + (d/a)) + by + cz = 0. Tetapi ini adalah bentuk normial titik dari bidang yang melewati titik (—d/a, 0, 0) dan mempunyai n = (a, b, c) sebagai normal, ne Jika a = 0, maka b # 0 at . Modifikasi x sangani Kass irae 0. ModifikasiIangsung dari argumen di atas akan me- Persamaan (3.22) adslh persamaan linea dix, y dans, persamaan tersebut dinamaket Di indai dengan CamScanner vertorvektor dl Ruang.2 don Ruay.2 121 ennuk uum persamaan bidang, Seperti halnya pemecahan sistem persamaan linear ax + by = ky ext dy =k; bersesuaian terhadap titik perpotongan garis ax + by = maka demikian juga pemecahan sstom |) “1 Samer + dy = a di bidang ay Ox + by + cz= ky dx + eyt fo=k, (3.23) OX + hy + iz = ky bersesuaian dengan titik perpotongan bidang ax + by + cz = = Se eeets 1g by + cz = ky, dx + ey + fo =k, dan Pada Gambar 3.32 kita telah melukiskan beberay it i : it ipa kemungkinan geometrik yang ter- jadi bila (3.23) mempunyai nol, satu, atau takterhingga banyaknya pemecahan. os Goa (d ) Yn Gambar 3.32 (a) Tidak ada pemecahan (3 bidang sejajat). (b) Tidak ada pemecahan (2 bidang sejajar), (© Tidak ada pemecahan (3 bidang tanpa titik potong bersama). (d) Takterhingga banyaknya peme~ cahan (3 bidang berimpit). (e) Takterhingga banyaknya pemecahan (3 bidang berpotongan dalari se- ‘buah garis). (f) Satu pemecahan (3 bidang berpotongan di sebuah titik). Contoh 18 Carilah persamaan bidang yang melalui titik P,(1, 2, -1), P2(2, 3, 1) dan P3(3, —1, 2). Pemecahan. Karena ketiga titik tersebut terletak pada bidang, maka koordinatnya harus memenuhi persamaan umum ax + by + cz +d = 0 dari bidang tersebut.Jadi, a+2b- c+d=0 a+ 3b+ c+d=0 3a—- b+2c+d=0 indai dengan CamScanner 122 Aljabar Linear Elementer Dengan memecahkan sistem ini maka akan memberikan * tbat vestet dae 16, misalnya; maka akan menghasilkan persamaan yang dingn- a Dengan memisalkan t = kan 9x +y—52-16=0 z Kita perhatikan bahwa setiap pilihan ¢ yang lain akan memberikan kelipatan persamaan ini, sehingga sebarang nilai #0 akan sama saja baiknya. Pemecahan elteratif. Karena P,(1,2,—1), P3(2,3,1) dan Ps@ > Saves tea b. dang tersebut, maka vektor P,P, = (1, 1, 2) dan vektor PyP3 “G0 a engan bidangtersebut. Maka, PP; x P,P; = (, 1, ~5) adalah normal pada bidang, Ravene has kali slang tersebut tegaklurus baik untuk PP; maupun P;P3. Dari elon bukti ini bahwa P, terletak pada bidang, maka bentuk titik normal untuk persamaan Didang ter. sebut adalah 9x = 1) + (y—2)— e+ I) =O atau Ox ty—Sz—16=0 & Kita sekarang akan memperlihatkan bagaimana mendapatkan persamaan untuk gars dj ruang-3. Misalkan / adalah garis di rvang-3 yang melalui ttik Po(Xo, Yo. 20) dan sejajar de. ngan vektor taknol v =(g, d, c). Jelaslah (Gambar 3.33) bahwa / persis terdiri dari ttik P(x, y, 2) untuk mana vektor PoPsejajar dengan v, yakni, untuk mana terdapat skalar ¢ sehingga PoP = 0 (3.24) Pada suku dari komponen-komponen (3.24) dapat kita tuliskan sebagai \ (% = X0,.¥ — You 2 — Zo) = (ta, tb, te) dari persamean tersebut kita peroleh bahwa X=Xotta y= yo+tb dimana —0

You might also like