You are on page 1of 100

Agustus 2023

INDONESIA
CONSUMER
FINANCE
REPORT
2023
Memperkuat Inklusi,
Meningkatkan Resiliensi

In Collaboration with:
this page intentionally blanks
TERBITAN

Indonesia Consumer
Finance Report 2023
Memperkuat Inklusi,
Meningkatkan Resiliensi

Lead Researcher Advisor


Taufiq Nur Dr. Nurdin Sobari

Researcher
AA Dwi Mustia Dewi
Amalia Dwi Puspita
Mardhiyyah Inaayatun Aadilah
Shania Amna Sutandyo

Gambar dan sampul


Hak Cipta © 2023 Lembaga Management Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LMFEBUI).
Seluruh hak cipta. Tidak ada bagian dari publikasi ini yang
boleh disalin atau didistribusikan ulang dalam bentuk apa
pun tanpa izin tertulis sebelumnya dari LM FEBUI.
Untuk penggunaan non-komersial dapat menghubungi
layanan esensial

Lembaga Management
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Indonesia (LM FEB UI)

Jalan Salemba Raya, 4


Mohammad Sadli Building, UI Salemba Campus Central Jakarta
Tel : +62213907410
Email: research@lmfebui.com

Silahkan kutip laporan ini sebagai:


LMFEBUI (2023). Indonesia Consumer Finance Report 2023.
Jakarta: Lembaga Management FEB UI (LMFEBUI)

Publikasi: Agustus 2023


GLOSARIUM ISTILAH
DAN SINGKATAN

Asuransi (Insurance) Keamanan Finansial (Financial Security) Keuangan Digital (Digital Finance)

Layanan untuk memberikan perlindungan dan Kondisi keuangan di mana individu mempunyai Konsep luas terkait digitalisasi layanan keuangan
pertanggungan finansial terhadap risiko atau kerugian simpanan dalam bentuk tabungan atau investasi tradisional yang mewakili hasil dari penggunaan
tertentu dengan imbalan pembayaran premi reguler yang relatif aman dan hasilnya dapat mencukupi teknologi dalam keuangan
kebutuhan hidupnya

Kredit Bermasalah (Non-Performing Loan)


Bank Digital (Digital Bank) Kebebasan dalam Mengambil Keputusan Pinjaman atau hutang yang mengalami gagal bayar
Lembaga keuangan yang beroperasi terutama atau (Financial Self- Determination) atau memiliki kemungkinan gagal bayar yang tinggi
secara eksklusif melalui saluran digital
Kebebasan seseorang dalam melakukan atau
mengambil suatu keputusan Money Date
Biaya (Cost) Waktu yang dialokasikan oleh seseorang dan
pasangannya untuk berdiskusi seputar kondisi
Sejumlah pengeluaran yang digunakan dalam rangka Kebebasan Finansial (Financial Freedom)
keuangan rumah tangga mereka
untuk mendapatkan atau menghasilkan suatu produk Kondisi dimana individu sudah mencapai
kemapanan dalam keuangannya
Nilai Waktu (Time-Value)
Bunga Majemuk (Compound Interest) Konsep bahwa nilai uang atau investasi dapat
Kapabilitas Finansial (Financial Capabilities) berubah dari waktu ke waktu
Bunga yang dihitung dengan membungakan
pinjaman pokok ditambah bunga dari periode Kemampuan individu menerapkan pengetahuan
sebelumnya (bunga-berbunga) dan keterampilan yang dimiliki dalam dalam Non-tunai (Cashless)
mengelola keuangannya
Pembayaran tanpa menggunakan uang fisik
CAGR
Compound Annual Growth Rate – Tingkat Keparahan Finansial (Financial Severity) Pangsa Pasar (Market Share)
pertumbuhan per tahun selama rentang periode Dampak atau konsekuensi negatif yang disebabkan Persentase dari total penjualan dalam suatu
waktu tertentu oleh peristiwa atau situasi keuangan industri yang dihasilkan oleh perusahaan tertentu

Diskusi Keuangan Sebelum Menikah PDB (GDP)


Keputusan Tersembunyi (Hidden Decision)
(Pre-Marriage Financial Discussion) Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Keputusan yang disembunyikan oleh seseorang
Diskusi keuangan yang dilakukan oleh pasangan – Indikator ekonomi yang mengukur nilai total
sebelum menikah semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam
perbatasan suatu negara selama periode tertentu
Kerentanan Finansial (Financial Fragility)
Diversifikasi Risiko (Risk-Diversification) Kerentanan individu atau rumah tangga yang
menggambarkan ketidakmampuannya dalam Pedagogi (Pedagogy)
Teknik mengurangi akibat atau konsekuensi yang
menghadapi suatu peristiwa terhadap guncangan
merugikan dalam keuangan dengan mengalokasikan Teori dan praktik pengajaran dan pendidikan meliputi
dan tekanan keuangan
investasi ke berbagai instrumen keuangan lainnya memahami bagaimana siswa belajar, merancang
bahan ajar dan aktivitas instruksional yang efektif,
menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,
Generasi Sandwich (Sandwich Generation) Kesejahteraan Finansial (Financial Well-Being) serta menerapkan strategi penilaian dan feedback
Kondisi di mana seorang individu memiliki tanggung Keadaan di mana seseorang dapat sepenuhnya untuk mengevaluasi dan meningkatkan hasil belajar
jawab ganda terhadap kebutuhan finansial dari dua memenuhi kewajiban keuangan saat ini, dapat merasa
generasi, generasi di atas dan di bawahnya, yaitu anak aman di masa depan dan mampu membuat pilihan
dan juga orang tuanya, serta memiliki tanggung jawab Pelayanan (Services)
yang memungkinkan untuk menikmati hidup
terhadap kebutuhan finansialnya sendiri Kegiatan yang diperuntukkan dan ditujukan untuk
memberi kepuasan melalui pelayanan yang diberikan
Kesenjangan Literasi Keuangan
Inflasi (Inflation) (Financial Literacy Gap)
Pelayanan Prima (Service Excellence)
Kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan Perbedaan dalam pengetahuan, pemahaman, dan
terus menerus dalam jangka waktu tertentu keterampilan yang terkait dengan keuangan pribadi Memberikan layanan pelanggan yang luar biasa
biasanya terjadi pada kebutuhan yang sifatnya dan manajemen keuangan di antara individu atau dan melebihi harapan pelanggan
primer dan mendasar kelompok yang berbeda dalam suatu populasi

Pembayaran Otomatis (Automatic Payment)


Inklusi Finansial (Financial Inclusion) Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) Proses pembayaran tagihan secara rutin melalui izin
Aksesibilitas dan ketersediaan layanan keuangan Keterbatasan pada sumber daya keuangan atau nasabah untuk penarikan sejumlah dana melalui
bagi individu dan masyarakat kemampuan yang dapat mempengaruhi kemampuan transfer berulang dari rekening giro/tabungan
individu, organisasi, atau entitas untuk mengejar
aktivitas, investasi, atau tujuan yang diinginkan
Investasi (Investment)
Pemborosan (Overspending/Spend Lavishly)
Kegiatan mengalokasikan uang atau sumber daya Keterbukaan Finansial (Financial Openness) Kegiatan membelanjakan atau mengeluarkan
dengan harapan menghasilkan pendapatan,
Keterbukaan terkait keadaan finansial uang secara berlebihan
keuntungan, atau apresiasi dari waktu ke waktu
individu kepada orang lain

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | i


Pengambalian (Repayment) Pinjaman Dana (Financial Lending) Tabungan Rahasia (Secret Saving)
Tindakan mengembalikan dana pinjaman atau Proses pemberian uang atau kredit kepada Tabungan individu yang disembunyikan
memenuhi kewajiban keuangan individu, bisnis, atau organisasi dengan harapan dari pihak lain
akan dibayar kembali di masa depan, biasanya
dengan bunga atau biaya lainnya
Pengecualian Diri (Self- Exclusion) Teknologi Finansial (Financial Technology)
Kondisi di mana seorang individu memilih Bagian dari keuangan digital yang secara khusus
untuk mengecualikan diri dari kegiatan atau berfokus pada penerapan teknologi untuk merevolusi
Pinjaman Peer-to Peer (Peer-to-Peer Lending) dan meningkatkan kualitas layanan keuangan
lingkungan tertentu
Kegiatan financial lending dalam bentuk digital
atau online yang dilakukan antar individu dalam
Tingkat Penetrasi (Penetration Rate)
Penggabungan/Fusi (Merger) platform digital yang telah disediakan
Persentase target pasar atau populasi yang
Penggabungan dua atau lebih perusahaan telah mengadopsi produk, layanan, atau
menjadi satu, di mana salah satu mengambil alih teknologi tertentu dalam jangka waktu tertentu
semua aset dan kewajiban perusahaan lainnya Platform Digital (Digital Platform)
Infrastruktur online atau digital yang memungkinkan
Tingkat Pengembalian (Return)
pengguna untuk berinteraksi, bertransaksi, atau
Perilaku Keuangan (Financial Behavior) Imbal hasil uang yang dihasilkan, atau hilang
terlibat dalam berbagai aktivitas dan layanan
Tindakan seseorang dalam mengelola, mengatur, yang didapat atas aktivitas investasi selama
dan memanfaatkan sumber daya keuangan uang beberapa periode waktu
mereka dalam kehidupan sehari-hari
Spiritualitas (Spirituality)
Kondisi pada pikiran manusia yang berkaitan Uang Mudah (Easy Money)
Permintaan (Demand) dengan peran jiwa sebagai esensi bagi kehidupan Gagasan menghasilkan uang dengan cepat
Besaran kebutuhan atau keinginan diantaranya terkait dengan konteks kepercayaan dan dengan sedikit usaha atau risiko
konsumen terhadap suatu produk pada
waktu dan harga tertentu. Ukuran Pasar (Market Size)
Tabungan (Saving) Nilai total atau volume pasar dalam industri tertentu
Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity) Tindakan menyisihkan sebagian dari pendapatan
atau sumber daya untuk penggunaan masa depan
Kondisi terkait keuangan dalam rumah tangga Utang (Debt)
atau keadaan darurat, alih-alih membelanjakannya
di mana seseorang menyembunyikan keadaan Kegiatan seseorang berupa peminjaman sejumlah
dengan segera
maupun aktivitas finansial dari pasangan mereka uang sejumlah uang kepada pihak lain

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | ii


RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan ini mencoba mendalami dan meng-highlight berbagai tren dan kondisi terkait perilaku keuangan
masyarakat Indonesia, melalui survei yang dilakukan pada masyarakat Indonesia di berbagai provinsi, dengan
eksplorasi berdasarkan kriteria gender, lintas generasi (intergenerational analysis) dan juga Status Sosial Ekonomi
(SES analysis). Lebih dalam lagi, studi ini juga menyajikan berbagai peluang (key opportunities) dan tantangan
(challenges) yang dilihat berdasarkan empat lingkup perspektif keuangan, yaitu (1) Literasi Keuangan dan
Kesejahteraan (Financial Literacy and Well-being); (2) Layanan Keuangan Digital (Digital Financial Services);
(3) Keuangan di dalam Rumah Tangga (Household Finance); dan (4) Keuangan Syariah (Sharia Finance).

Berdasarkan hasil analisis dari data survei yang kami peroleh, setidaknya terdapat beberapa key highlights, yaitu:

LITERASI DAN Indeks kesejahteraan finansial (financial well-being) masyarakat


Indonesia mencapai 53%. Indeks ini menjadi alternatif ukuran dalam
KESEJAHTERAAN mengevaluasi perilaku keuangan masyarakat secara komprehensif. Masih
terdapat ruang perbaikan (room for improvements) untuk meningkatkan
KEUANGAN kesejahteraan finansial masyarakat.
(Financial Literacy & Well-Being)
Kami juga menemukan bahwa generasi yang berada di usia produktif
secara umum memiliki literasi keuangan (financial literacy) yang lebih
baik dan memiliki pemahaman mendalam terkait konsep time value of
money dan investasi jangka panjang.

Dari sisi tingkat perekonomian, sekitar 48% masyarakat ekonomi kelas


menengah lebih aware dan memahami konsep keuangan. Sementara itu,
perempuan ditemukan mulai memiliki literasi keuangan yang lebih
komprehensif dan mengejar tingkat literasi responden laki-laki.

Berdasarkan top 3 perilaku keuangan, saving dan debt-manage


didominasi generasi X dan Y dan debt-free merepresentasikan generasi
Z. Dalam melihat pola persebaran perilaku keuangan, survei ini turut
melakukan pengelompokkan dan menghasilkan 5 kelompok responden.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | iii


Layanan Keuangan digital (digital financial services) mencatat adaptasi LAYANAN
masyarakat Indonesia terhadap teknologi mobile banking dan e-wallet,
didominasi pada fase Late Majority dengan masih adanya Potential Adopters KEUANGAN
di beberapa provinsi. Meskipun demikian, perkembangan kedua layanan ini
di Indonesia terbilang lebih pesat dibandingkan dengan beberapa negara lain.
DIGITAL
(Digital Financial Services)
Perkembangan layanan financial technology lain berupa tabungan,
pinjaman, investasi, dan asuransi digital terbilang positif, dengan mayoritas
penggunaan berada pada layanan tabungan digital. Walaupun begitu, 99%
masyarakat indonedia belum memiliki kesadaran yang menyeluruh terhadap
produk fintech.

Adapun produk digital finance terbaru dengan adopsi yang terus meningkat
di Indonesia yaitu QRIS, saat ini diestimasikan memiliki market size mencapai
nilai Rp10 triliun hingga Rp20 triliun per bulan.

Keuangan rumah tangga (household finance) mencatat bahwa rumah


tangga di Indonesia yang terindikasi mengalami perselingkuhan finansial
(financial infidelity) mencapai persentase 38,4%, salah satunya disebabkan
karena adanya perilaku menyembunyikan keputusan keuangan (hidden
decision) dari pasangannya.

Kami juga menemukan bahwa aktor lain yang meningkatkan perselingkuhan


finansial financial infidelity adalah kondisi sandwich generation dan perasaan
tidak bebas untuk melakukan keputusan finansial tanpa persetujuan
pasangan, di mana masyarakat dengan kedua kondisi tersebut lebih memiliki
PERILAKU kecenderungan melakukan perselingkuhan keuangan dalam rumah tangga
dibandingkan mereka yang tidak termasuk ke dalam kondisi tersebut.
KEUANGAN
RUMAH TANGGA Kegiatan diskusi keuangan di antara pasangan (money date) yang rutin dapat
menjadi salah satu solusi, di mana kebiasaan ini dapat mengurangi peluang
(Household Finance Behaviour) terjadinya perselingkuhan keuangan dalam rumah tangga hingga 31%.

Keuangan syariah (sharia finance) membahas lebih lanjut faktor apa yang
menjadi motivasi utama masyarakat Indonesia menggunakan produk
keuangan berbasis syariah. Potensi keuangan syariah di Indonesia terbilang
besar dan didukung oleh penetrasi perbankan syariah yang meningkat.

Hal ini menjadi pendorong bagi masyarakat mulai familiar terhadap produk
keuangan syariah dan tidak hanya muslim, tapi 4 dari 10 non-muslim juga
familiar. Namun, jika dilihat dari tingkat penetrasi penggunaan produk,
hanya 1 dari 10 responden yang sudah menggunakan produk keuangan
syariah dengan didorong oleh 3 motivasi utama yaitu tingkat pengembalian,
biaya, dan pelayanan yang diterima (return, cost, dan services).

Sehingga, jika responden yang sudah menggunakan produk keuangan


syariah dihadapkan dengan situasi tertentu yang berkaitan pemenuhan
KEUANGAN
kebutuhannya, mereka tetap akan melakukan substitusi ke produk SYARIAH
perbankan konvensional. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan inklusi
(Shariah Finance)
keuangan syariah masih menjadi tantangan besar dan perlu ditingkatkan.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | iv


DAFTAR ISI

i Glosarium Istilah dan Singkatan Bagian 4.


iii Ringkasan Eksekutif Layanan Keuangan Digital

v Daftar Isi 42 Adopsi Mobile Banking, Peluang


vi Daftar Gambar dan Tabel Penetrasi pada Pelopor Layanan
Teknologi Keuangan di Indonesia

48 Perkembangan Teknologi
Bagian 1. Pembuka Keuangan (Fintech) dan Dukungan
2 Perilaku Finansial: Apa dan Mengapa terhadap Inklusi Keuangan
Kita Semua Perlu Memahami? (Financial Inclusion)
4 Bagaimana Laporan Ini Disusun? 56 Inovasi Layanan Keuangan Digital
yang Semakin Memudahkan
5 Partisipan dan Pendekatan Studi
Aktivitas Sehari-hari

Bagian 2.
Bagian 5.
Peluang dan Tantangan dari Fenomena
Perilaku Finansial di Dalam
Perilaku Finansial di Indonesia
Rumah Tangga
10 Berbagai Peluang yang Terbuka untuk Dioptimalkan
61 Perselingkuhan Finansial, Apakah
15 Berbagai Tantangan Utama yang Masih Anda dan Pasangan adalah Salah
Perlu Dijawab Satu Pelakunya?
66 Kebiasaan Money Date di Indonesia
yang Menjadi Kultur Masyarakat
Ekonomi Kelas Atas

Bagian 3. 68 Sandwich Generation dan Implikasi


Literasi dan Kesejahteraan Keuangan terhadap Keuangan di Dalam
Rumah Tangga
20 Indeks Kesejahteraan Keuangan (Financial
Well-Being Index) sebagai Suatu Alternatif Ukuran
dalam Mengevaluasi Perilaku Finansial Masyarakat
secara Komprehensif Bagian 6. Keuangan Syariah
22 Pemahaman Konsep Keuangan Antar Generasi 73 Kebebasan dalam Keputusan Finansial
dan Kelas Ekonomi Individu dalam Rumah Tangga
28 Potret Kerentanan Finansial (Financial Fragility) 80 Kepercayaan Masyarakat pada
pada Masyarakat Produk Keuangan Syariah

31 Seberapa Besar Masyarakat Bebas dari Jerat 81 Asosiasi terkait Produk Keuangan Syariah
Keterbatasan Finansial (Finansial Constraint)?
82 Membangun Kapabilitas
32 Kapabilitas Finansial (Financial Capability): Industri Keuangan Syariah
Apakah Sudah Merata di Tengah Masyarakat? 86 Preferensi Pembiayaan Jangka Panjang
melalui Fasilitas Keuangan Syariah
34 Gambaran Pola Perilaku Keuangan Masyarakat
dalam Hal Menabung, Berhutang, dan Berinvestasi 87 Motivasi Masyarakat
Menggunakan Produk Syariah
36 Perilaku Keuangan Berubah Seiring Usia

39 Tipe-tipe Masyarakat Indonesia berdasarkan


Perilaku Menabung, Berhutang, dan Berinvestasi

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | v


DAFTAR GAMBAR
DAN TABEL
5 Gambar 1. 1. 35 Gambar 3. 14.
Distribusi Responden berdasarkan Provinsi Perilaku Keuangan Responden

7 Gambar 1. 2. 36 Gambar 3. 15.


Kerangka Analisis Perilaku Finansial Perilaku Keuangan Generasi Z
21 Gambar 3. 1. 38 Gambar 3. 16.
Indeks Kesejahteraan Finansial Masyarakat Perilaku Keuangan Generasi Y
di Indonesia
42 Gambar 4. 1.
23 Gambar 3. 2.
Diffusion of Innovation pada Mobile Banking
Proporsi Generasi menjawab benar
dalam Literasi Keuangan 44 Gambar 4. 2.
Diffusion of Innovation pada E-Wallet
23 Gambar 3. 3.
% Pertanyaan yang dijawab benar 46 Gambar 4. 3.
berdasarkan Generasi Penetrasi Mobile Banking di Berbagai
Negara di Dunia
25 Gambar 3. 4.
Proporsi Kelas Perekonomian menjawab 46 Gambar 4. 4.
benar dalam Literasi Keuangan Penetrasi E-Wallet di Berbagai Negara di Dunia

26 Gambar 3. 5. 47 Gambar 4. 5.
% Pertanyaan yang dijawabbenar berdasarkan Pemetaan Potential Adopters Mobile
Kelas Perekonomian Banking di Indonesia
27 Gambar 3. 6. 48 Gambar 4. 6.
Proporsi Gender menjawab benar Pemetaan Potential Adopters
dalam Literasi Keuangan E-Wallet di Indonesia
28 Gambar 3. 7. 49 Gambar 4. 7.
% Pertanyaan yang dijawab benar Pengguna Layanan Teknologi Finansial
berdasarkan Gender (Financial Technology) di Indonesia
29 Gambar 3. 8.
50 Gambar 4. 8.
Proporsi Kerentanan Finansial
Persentase Pengguna setiap Layanan
(Financial Fragility) secara umum
Teknologi Finansial (Fintech) berdasarkan
30 Gambar 3. 9. Status Sosial Ekonomi Pengguna
Proporsi Kerentanan Finansial (Financial Fragility)
berdasarkan Kelas Perekonomian 51 Gambar 4. 9.
Persentase Pengguna setiap Layanan
31 Gambar 3. 10. Teknologi Finansial (Fintech) berdasarkan
Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) secara Generasi Pengguna
Umum dan berdasarkan Kelas Perekonomian
54 Gambar 4. 10.
32 Gambar 3. 11. Wilayah Kota dan Desa yang Belum
Proporsi Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) Memiliki Akses Internet
berdasarkan Kelas Perekonomian
56 Gambar 4. 11.
33 Gambar 3. 12. Persentase Pengguna QRIS di Indonesia
Kapabilitas Finansial (Financial Capability)
Responden secara Umum 57 Gambar 4. 12. Nilai Transaksi dalam Satu Kali
Penggunaan dan Intensitas Penggunaan QRIS
34 Gambar 3. 13.
di Indonesia
Proporsi Kapabilitas Finansial (Financial Capability)
berdasarkan Kelas Perekonomian

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | vi


59 Gambar 4. 13. 71 Gambar 5. 14.
Alokasi Dana Nasabah pada Bank Digital Hubungan antara Sandwich Generation dengan
(Digital Banking) di Indonesia Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)

61 Gambar 5. 1. 72 Gambar 5. 15.


Financial Infidelity dalam Rumah Tangga Tahun 2023 Hubungan antara Sandwich Generation dengan
Keterbatasan Finansial (Financial Constraint)
62 Gambar 5. 2.
Pasangan yang Berdiskusi sebelum Menikah 73 Gambar 5. 16.
Household Financial Freedom pada Pasangan
62 Gambar 5. 3. yang telah Menikah
Hubungan Kegiatan Diskusi Intensif sebelum
Menikah dengan Perselingkuhan Finansial 74 Gambar 5. 17.
(Financial Infidelity) Hubungan antara Household Financial Freedom
dengan Financial Infidelity
63 Gambar 5. 4.
Intensitas Individu dalam Rumah Tangga 77 Gambar 6. 1.
Melakukan Keputusan Tidak Terbuka Pemain Besar Pasar Keuangan Syariah Global

63 Gambar 5. 5. 78 Gambar 6. 2.
Seberapa Sering Keputusan Tidak Terbuka Pangsa Pasar di Berbagai Negara
Memperburuk Keuangan Rumah Tangga di Indonesia 79 Gambar 6. 3.
Gambar 5. 6. Tingkat Familiaritas Produk Keuangan Syariah
64
Kaitan antara keputusan finansial tersembunyi (hidden 80 Gambar 6. 4.
financial decision) dengan Keparahan Keuangan Tingkat Familiaritas Keuangan Syariah
Rumah Tangga (households financial severity) berdasarkan Keyakinan Masyarakat
66 Gambar 5. 7. 81 Gambar 6. 5.
Intensitas Money Date dalam Rumah Tangga Kuantitas Produk Keuangan Syariah
yang Digunakan
67 Gambar 5. 8.
Hubungan Money Date dengan Perselingkuhan 81 Gambar 6. 6.
Finansial (Financial Infidelity) Jenis Produk Keuangan Syariah yang Digunakan
68 Gambar 5. 9. 83 Gambar 6. 7.
Sandwich Generation Tahun 2023 Substitusi Akibat Faktor Ketersediaan

68 Gambar 5. 10. 84 Gambar 6. 8.


Alokasi Dana yang Dikeluarkan oleh Individu Substitusi Akibat Pengaruh Lingkungan
per Bulan untuk Tanggungan Anak maupun Orang Tua
85 Gambar 6. 9.
69 Gambar 5. 11. Substitusi Akibat Efisiensi dan Kenyamanan
Alokasi Dana oleh Sandwich Generation per Bulan
berdasarkan Segmentasi Kelas Status Sosial Ekonomi 86 Gambar 6. 10.
Pilihan Jenis Pinjaman Jangka Panjang
70 Gambar 5. 12.
Diagram Alir Alokasi Dana oleh Sandwich Generation 87 Gambar 6. 11.
per Bulan berdasarkan Segmentasi Kelas Ekonomi Motivasi Penggunaan Produk Keuangan Syariah

58 Tabel 4. 1. Estimasi Market Size QRIS


71 Gambar 5. 13.
Hubungan antara Kondisi Tanggungan Individu
terhadap Anak ataupun Orang Tua dengan
Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | vii


Bagian

01

PEMBUKA
Perilaku Finansial:
Apa dan Mengapa Kita Semua
Perlu Memahami?

“ Perilaku Finansial atau Keuangan (consumer financial


behavior) adalah pintu gerbang dari berbagai
keputusan lain dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat dikatakan bahwa mayoritas keputusan dalam berkaitan dengan tingkat inklusi keuangan
berbagai aspek kehidupan kita (meskipun tidak selalu (financial inclusion) dan literasi keuangan
dominan) berkaitan dengan uang, mulai dari aspek (financial literacy) individu. Tingkat literasi
profesional seperti pilihan karier, kehidupan keuangan di Indonesia sendiri masih menjadi
bermasyarakat, seperti kegiatan sosial apa yang kita tantangan. Berdasarkan data Otoritas Jasa
ingin ikuti, hingga aspek religiositas, seperti keputusan Keuangan (OJK) pada tahun 2022, hanya sekitar
untuk berangkat haji. Namun demikian, terkadang kita 49,68% dari masyarakat Indonesia yang memiliki
semua mengalami kesulitan, misalnya dalam mengontrol pengetahuan tentang konsep dan literasi
perilaku finansial kita. Banyak dari masyarakat yang keuangan. Data ini mengindikasikan bahwa
terjebak akan penyalahgunaan (misuse) atau terlalu Indonesia masih tertinggal dalam hal literasi
berlebihan (overuse) akan perilaku finansial. Padahal, keuangan, di mana pada negara-negara maju
perilaku finansial yang lebih bijaksana akan tingkat literasi keuangan dapat mencapai di atas
mengantarkan individu pada kesejahteraan finansial 70-80%. Lebih dari setengah masyarakat
(financial well-being) yang lebih baik. Indonesia masih belum memiliki pengetahuan
yang cukup terkait produk dan jasa keuangan
Perilaku finansial (dalam laporan ini juga disebut yang mereka gunakan. Sementara, pemerintah
perilaku keuangan) adalah sebuah irisan pendekatan Indonesia menargetkan tingkat inklusi keuangan
ekonomi dan perilaku yang secara holistik menjelaskan mencapai 90% pada tahun 2024, masih terdapat
bagaimana individu mengelola kondisi keuangannya1. gap yang besar antara tingkat inklusi keuangan
Urgensi untuk mempelajari lebih dalam terkait hal ini saat ini (85,10%) dengan tingkat literasi
dalam konteks Indonesia menjadi semakin penting. Hal keuangan (49,68%), mencapai sebesar 35,42%2.
ini karena perilaku finansial memungkinkan penelusuran
berbagai perilaku keuangan yang diadopsi oleh Tingkat literasi keuangan yang minim dapat
masyarakat sebagai konsumen dan mengeksplorasi mengakibatkan individu mengambil keputusan
peran aspek psikologis di balik pengambilan keputusan keuangan yang kurang tepat, karena kurangnya
dan pilihan mereka. Analisis perilaku finansial (consumer informasi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan
financial behavior) dapat membantu memahami seseorang terjerumus pada kondisi keuangan
kompleksitas preferensi konsumen dan memberikan yang tidak diinginkan, seperti terlilit utang
insights berharga terkait preferensi pilihan mereka. dengan tingkat bunga besar atau memilih
instrumen investasi yang kurang tepat atau
Salah satu fondasi dari perilaku finansial adalah ilegal3. Fenomena ini menjadi salah satu concern
inklusi dan literasi keuangan (financial inclusion and besar yang terjadi di Indonesia saat ini dengan
literacy). Hal ini karena keputusan seseorang terkait pesatnya kemunculan
penggunaan produk dan jasa keuangan sangat

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 2

1
van Raaij, W. F. (2016). Understanding consumer financial behavior: Money management in an age of financial illiteracy. Palgrave Macmillan. https://doi.org/10.1057/978-1-137-54425-4
2
Otoritas Jasa Keuangan, 2022
3
Centre For Indonesian Policy Studies Policy Paper No.49, Creating Informed Consumers: Tracking Financial Literacy Programs in Indonesia, 2022
berbagai platform pinjaman online (pinjol) atau memerlukan tingkat literasi dan pengetahuan yang
fintech dan investasi online yang belum terdaftar cukup untuk dapat memperoleh manfaat (benefit)
OJK atau memenuhi ketentuan regulasi. Platform dari berbagai produk keuangan tersebut4.
pinjaman online tersebut menawarkan pinjaman
instan dengan tingkat suku bunga tinggi, sementara Contoh nyata akibat dari minimnya tingkat literasi
platform investasi menawarkan high return dalam keuangan di Indonesia dapat dilihat dari adanya
jangka pendek, seolah mendorong praktik easy fenomena Fintech Devil’s Trap yang terjadi
money yang menarik bagi individu untuk memperoleh di Indonesia belakangan ini. Adanya platform
pendapatan atau uang besar dalam waktu singkat. pinjaman online (fintech), dapat membantu suatu
Kondisi ini semakin diperburuk dengan dampak dari rumah tangga atau individu untuk memenuhi
adanya COVID-19 yang menyebabkan banyak orang kebutuhannya melalui pinjaman, dalam jangka
harus kehilangan pekerjaan atau mengalami pendek. Kondisi ini mendorong individu atau rumah
pemotongan gaji. Akibatnya, praktik easy money ini tangga seolah memiliki fleksibilitas keuangan yang
semakin menarik untuk dicoba sebagai solusi tinggi atau memiliki sumber dana yang banyak untuk
jangka pendek. memperoleh berbagai barang dan jasa sehingga
mereka cenderung melakukan pembelian di luar
Meskipun Indonesia mengalami tren pertumbuhan batas kemampuannya. Mereka melakukan
positif berupa peningkatan tingkat inklusi dan literasi pengeluaran yang jauh lebih besar dari penghasilan
keuangan, diiringi dengan perkembangan teknologi, mereka sehingga akhirnya tidak dapat melakukan
terdapat pertanyaan besar yang perlu ditelaah pengembalian (repayment) atas dana yang telah
kembali terkait kemampuan masyarakat Indonesia mereka gunakan. Kondisi ini yang banyak memicu
untuk dapat mengoptimalkan pertumbuhan positif terjadinya tunggakan pinjaman dan secara industri
tersebut serta apakah mereka dapat mengambil keuangan mendorong peningkatan Non-Performing
keputusan keuangan yang bijak dan aman. Loan (NPL)5. Berdasarkan data OJK pada November
2022, tercatat total NPL dari fintech lending
Ketimpangan tingkat inklusi dan literasi keuangan mencapai lebih dari Rp 1,42 triliun atau sekitar
juga memicu isu lain, yang mengindikasikan adanya 91 miliar US Dolar Angka ini tiga kali lipat lebih besar
ketidakseimbangan antara pertumbuhan infrastruktur jika dibandingkan dengan awal periode tahun 20226.
atau sistem teknologi keuangan dengan tingkat
comprehensions atau pengetahuan dari pengguna Lebih jauh lagi, pengambilan keputusan keuangan
platform teknologi keuangan di Indonesia. Terlebih yang tidak bertanggung jawab (reckless) dapat
lagi lembaga keuangan memiliki berbagai jenis mengganggu kestabilan ekonomi individu ataupun
produk dan jasa keuangan sehingga membuat pilihan suatu rumah tangga. Jumlah konsumsi berlebihan
untuk menggunakan produk keuangan merupakan yang dibiayai melalui pinjaman, tanpa dibekali literasi
proses yang kompleks. Masyarakat atau individu keuangan untuk mengukur kapasitas seseorang untuk

Tagihan

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 3

4
Panos, G. A., & Wilson, J. O. S. (2020). Financial literacy and responsible finance in the FinTech era: Capabilities and challenges. The European Journal of Finance, 26(4–5), 297–301. doi.org/10.1080/1351847X.2020.1717569; Dewi, V. I., Febrian, E., Effendi, N., Anwar, M., & Nidar, S. R.
(2020). Financial Literacy and Its Variables: The Evidence from Indonesia. Economics & Sociology, 13(3), 133–154. doi.org/10.14254/2071-789X.2020/13-3/9. Cited from Universitat Erfurt Bulletin, 2023
5
Agarwal, S., & Chua, Y. H. (2020). FinTech and household finance: A review of the empirical literature. China Finance Review International, 10(4), 361–376. doi.org/10.1108/CFRI-03-2020-0024
6
Otoritas Jasa Keuangan, 2022
mengembalikan utang tersebut (repayment Pemahaman akan perilaku finansial ini tidak hanya
capacity), dapat menyebabkan seseorang terlilit dapat memberikan insights terkait preferensi
utang (over-indebtedness) dan memicu masyarakat Indonesia, tetapi sekaligus juga dapat
ketidakstabilan dalam rumah tangga7. Kondisi mengurai motivasi utama yang mempengaruhi
ini dapat memicu konflik dengan pasangan, masyarakat Indonesia dalam membuat keputusan
dan pada kondisi ekstrim, dapat mendorong finansialnya. Melalui proses identifikasi akar utama
terjadinya perceraian8. dari berbagai keputusan finansial tersebut, baik
regulator maupun pelaku industri akan dapat
Dengan memahami, menelaah dan mempelajari pola bersama-sama mengembangkan tools serta strategi
(pattern) terkait fenomena perilaku finansial yang tepat untuk mengatasi berbagai tantangan yang
(consumer financial behavior) masyarakat Indonesia, ada di Indonesia saat ini. Tujuan akhirnya adalah
hal ini dapat menjadi kunci utama bagi para individu, tingkat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia yang
regulator, hingga pelaku industri yang relevan dalam lebih baik dan mendorong masyarakat Indonesia
memberikan nilai tambah bagi terwujudnya semakin merasakan kesejahteraan finansial.
kesejahteraan finansial masyarakat secara umum.

Bagaimana Laporan Ini Disusun?


Laporan ini merupakan sebuah kolaborasi antara Laporan ini disajikan untuk memberikan pemahaman
Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis komprehensif tentang perilaku masyarakat Indonesia
Universitas Indonesia (LM FEB UI) dengan tSurvey.id pada domain keuangan. Laporan ini mencoba melihat
by Telkomsel Enterprise. LM FEB UI dan tSurvey.id bagaimana perilaku dan juga preferensi masyarakat
berkomitmen menyajikan insights yang bermanfaat Indonesia terhadap isu layanan keuangan digital
terkait perilaku finansial masyarakat Indonesia dan (digital financial services), keuangan di dalam rumah
mempromosikan kesejahteraan finansial. Laporan ini tangga (household finance), serta keuangan syariah
merupakan hasil analisis data dari 1.000 responden (sharia finance). Selain itu, laporan ini juga
masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia melalui menyajikan berbagai temuan terkait kondisi literasi
platform online survey dari tSurvey.id. Pengumpulan keuangan dan kesejahteraan finansial (financial
data dilaksanakan selama satu bulan pada periode awal literacy dan well-being) masyarakat Indonesia.
Maret hingga awal April 2023. Seluruh data dari riset ini Dengan menyajikan berbagai informasi tersebut,
diolah dan dianalisis oleh Tim Riset LM FEB UI, yang laporan ini adalah yang pertama dan utama dalam
kemudian disusun menjadi laporan yang bertajuk memberikan insights baru dan berharga tentang
“Consumer Financial Insights 2023”. Laporan ini akan lanskap perilaku keuangan masyarakat di Indonesia.
membahas berbagai aspek secara lebih mendalam
terutama terkait berbagai fenomena, tren dan perilaku
dari masyarakat Indonesia di bidang keuangan.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 4

7
Andersen, A. L., Duus, C., & Jensen, T. L. (2016). Household debt and spending during the financial crisis: Evidence from Danish micro data. European Economic Review, 89, 96–115. doi.org/10.1016/j.euroecorev.2016.06.006; Cardaci, A. (2018). Inequality, household debt and
financial instability: An agent-based perspective. Journal of Economic Behavior & Organization, 149, 434–458. doi.org/10.1016/j.jebo.2018.01.010
8
CNBC, 2023; https://www.cnbc.com/select/national-debt-relief-survey-debt-reason-for-divorce/
Partisipan dan Pendekatan Studi

Responden pada studi ini tersebar di hampir


Sebaran dan Karakteristik seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Pulau
Responden Sumatra hingga Pulau Papua sehingga
mencakup keragaman geografis yang luas.
Hal ini memberikan gambaran yang lebih
komprehensif tentang persepsi dan perilaku
finansial masyarakat di Indonesia.

Guna mendapatkan gambaran yang


menyeluruh, sebaran responden pada
studi ini dibagi ke dalam tiga karakteristik
demografi utama: Status Sosial Ekonomi
(SES), Gender, dan Generasi. Dengan
menganalisis berbagai karakteristik
demografi tersebut, pemahaman
komprehensif tentang perilaku konsumen
atau masyarakat Indonesia dalam hal
keuangan dapat dicapai. Pendekatan ini
juga memungkinkan pemeriksaan yang
mendetail terhadap berbagai faktor yang
Gambar 1.1. Distribusi Responden berdasarkan Provinsi memengaruhi sikap dan perilaku keuangan
Sumber: LM FEB UI, 2023 di berbagai kalangan dan segmen dalam
kelompok sampel yang berbeda.

Karakteristik berdasarkan
Analisis Antar Generasi -
Intergenerational Analysis

Setiap generasi memiliki karakteristik yang khas.


Untuk memahami hal tersebut, survei ini juga
mencakup responden dari tiga generasi yang
berbeda, yaitu Generasi X, Generasi Y, dan Generasi
Z. Dengan sebaran tersebut, dimungkinkan analisis
komprehensif terhadap perilaku dan kelompok
keuangan dalam kelompok usia yang berbeda
(intergenerational analysis). Adapun kami
mendefinisikan setiap generasi sebagai berikut:

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 5


Generasi X Generasi Y Generasi Z
(lahir antara tahun 1965 (lahir antara tahun 1981 (lahir antara tahun 1997
dan 1980) dan 1996) dan 2012)

Kelompok ini memiliki Mewakili segmen terbesar, Mencakup sekitar 28% dari
proporsi sekitar 24% dari sekitar 48% dari responden total responden, di mana
total responden survei. termasuk dalam Generasi Y. Generasi Z mewakili segmen
Mereka memberikan Kelompok responden ini termuda. Pandangan mereka
pandangan penting terkait memberikan gambaran memberikan pemahaman
pengambilan keputusan tentang perilaku dan sikap tentang kebiasaan keuangan,
keuangan dan prioritas keuangan dari populasi preferensi, dan sikap dari
dalam kelompok usia yang usia kerja, termasuk kaum generasi yang tengah tumbuh
telah established. milenium dan para (emerging) dan memainkan
profesional muda. peran penting dalam
membentuk masa depan.

Karakteristik berdasarkan Upper SES Rp


Kelas Ekonomi - Status
Segmen ini terdiri dari 155 responden (15%),
Sosial Ekonomi (SES) yang mewakili individu dengan pendapatan
tinggi serta sumber daya keuangan dan
Pada karakteristik demografi ini, responden aset yang besar.
terdiri dari individu Indonesia dari berbagai
wilayah, mencakup rentang usia produktif
antara 18 hingga 55 tahun dengan sebaran
status sosial ekonomi yang beragam. Untuk Middle SES Rp
memperoleh insights yang komprehensif,
responden akan diklasifikasikan ke dalam Segmen ini terdiri dari 495 responden
tiga kelas berdasarkan status sosial ekonomi (50%), yang mewakili individu dengan
(SES) yang berbeda. pendapatan menengah dan telah
memiliki stabilitas keuangan.
Dengan menggali wawasan dari latar
belakang sosial ekonomi yang beragam,
laporan ini dapat memberikan pemahaman
Lower SES Rp
holistik tentang perilaku finansial
konsumen Indonesia berdasarkan
tingkat ekonomi masyarakat. Segmen ini terdiri dari 350 responden (35%),
yang mewakili individu dengan pendapatan
terbatas dan memiliki keterbatasan finansial.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 6


Karakteristik berdasarkan Gender

Dalam studi ini, terdapat perwakilan gender yang Dengan mempertimbangkan faktor demografi berupa
seimbang, di mana sekitar 45% responden adalah gender dan generasi, penelitian ini bertujuan untuk
wanita, sementara 55% adalah pria. Representasi memberikan analisis mendalam tentang perilaku
gender ini memungkinkan untuk analisis yang konsumen Indonesia, berdasarkan berbagai kategori
mendalam tentang perilaku keuangan dan sikap dan kriteria segmen.
dalam kelompok gender yang berbeda.

Kerangka Pemikiran

Laporan ini disusun dengan memfokuskan empat topik utama, yang meliputi Literasi dan Kesejahteraan Keuangan
(Financial Literacy & Well-being), Layanan Keuangan Digital (Digital Financial Services), Keuangan di Dalam
Rumah Tangga (Household Finance), dan Keuangan Syariah (Sharia Finance). Setiap topik mencakup berbagai
sub topik yang akan dianalisis dan dieksplorasi secara lebih mendalam.

Aspek Perilaku Finansial atau Keuangan

Rp

Rp

Literasi dan Layanan Keuangan Keuangan


Kesejahteraan Keuangan di Dalam Syariah
Keuangan Digital Rumah Tangga
Kesejahteraan Finansial Adopsi Layanan Perselingkuhan Familiaritas, dan
Konsep dan Literasi Keuangan Keuangan Digital Finansial Pemahaman, dan
Inovasi Layanan Fenomena Sandwich Penggunaan terhadap
Perilaku Finansial (Menabung, Generation dan Produk Keuangan Syariah
Keuangan Digital
Berhutang, dan Berinvestasi) Money Date
Penggunaan Layanan Motivasi dalam
Kebebasan Mengambil
Keuangan Digital menggunakan produk
Keputusan Keuangan
Keuangan Syariah

Gambar 1.2. Kerangka Analisis Perilaku Finansial

Sumber: Diilustrasikan oleh LM FEB UI (2023)

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 7


Literasi dan Kesejahteraan Keuangan,
berfokus pada pembahasan terkait kesejahteraan finansial, tingkat literasi terhadap konsep-konsep
keuangan, serta perilaku finansial menabung, berhutang, dan berinvestasi. Pada bagian ini akan
dibahas beberapa konsep yang berkaitan dengan kesejahteraan finansial (financial well-being)
di kalangan individu, mencakup kerentanan keuangan (financial fragility), dan kapabilitas keuangan
(financial capabilities) serta keterbatasan keuangan (financial constraint).

Layanan Keuangan Digital,


menyoroti tren berkembangnya mobile banking, e-wallet, dan tren pertumbuhan digital banking
di Indonesia. Bagian ini akan membahas faktor yang mendorong adopsi teknologi ini dan
mengeksplorasi analisis perilaku dan preferensi konsumen dalam ekosistem keuangan digital.

Keuangan di Dalam Rumah Tangga,


mengeksplorasi beberapa komponen penting dalam pengelolaan keuangan dalam rumah tangga,
termasuk mengukur kecenderungan individu yang menikah terhadap perselingkuhan finansial
(financial infidelity), menganalisis fenomena generasi sandwich (sandwich generation), aktivitas
diskusi keuangan pasangan (money date), dan menilai dampak perselingkuhan finansial (financial
infidelity) pada stabilitas keuangan rumah tangga. Dengan fokus pada berbagai aspek ini, temuan
studi ini diharapkan dapat menjadi salah satu medium yang dapat mendorong adanya keharmonisan
keuangan (financial harmony) atau pengelolaan keuangan yang sehat dalam rumah tangga.

Keuangan Syariah,
berfokus pada seberapa jauh masyarakat Indonesia mengenal, memahami, serta menggunakan
produk keuangan syariah. Identifikasi faktor-faktor yang mendorong keputusan individu untuk
memilih produk syariah dibandingkan produk keuangan konvensional akan disajikan. Berbagai
konteks dan studi kasus sehari-hari yang berkaitan dengan keuangan syariah seperti pengajuan
KPR, penggajian, serta pembukaan rekening akan dibahas lebih lanjut.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 8


Bagian

02

PELUANG &
TANTANGAN
DARI FENOMENA
PERILAKU FINANSIAL
DI INDONESIA
Berbagai Peluang yang
Terbuka untuk Dioptimalkan

A Adopsi penggunaan smartphone yang lebih masif


pada masyarakat dapat menjadi pendorong
penetrasi penggunaan layanan keuangan digital

Indonesia memiliki potensi pertumbuhan keuangan Layanan keuangan digital seperti mobile banking
digital yang besar. Dengan populasi yang besar dan dan e-wallet memberikan kemudahan dan
meningkatnya penetrasi internet setiap tahunnya, efisiensi dalam melakukan transaksi keuangan,
masih terdapat banyak ruang untuk pertumbuhan dan yang menarik minat masyarakat untuk
adopsi layanan keuangan digital oleh masyarakat. mengadopsinya dan mendorong peningkatan
Adopsi layanan keuangan digital di Indonesia salah penggunaan layanan keuangan digital.
satunya didorong oleh peningkatan penetrasi
smartphone. Pertumbuhan pengguna smartphone Fitur dan layanan dalam smartphone juga terus
memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang berkembang untuk mendukung pengembangan
untuk mengakses layanan keuangan digital secara mobile banking dan e-wallet, seperti integrasi
praktis dan mudah melalui perangkat mereka. dengan aplikasi lain, pembayaran menggunakan
teknologi NFC, serta pembayaran menggunakan
Smartphone sendiri pertama kali masuk ke Indonesia kode QR. Kode QR mulai diperkenalkan di
pada awal tahun 2000-an, lalu mengalami Indonesia pada tahun 2020 dengan nama QRIS
peningkatan signifikan dalam hal penetrasi pada tahun (Quick Response Code Indonesia Standard).
2010-an yang ditandai dengan masuknya berbagai QRIS membuka peluang yang lebih luas untuk
merek dan model smartphone ke pasar. Sejak saat itu, inovasi dan pengembangan layanan keuangan
penggunaan smartphone telah menjadi umum dan digital, di mana penggunaan QRIS yang semakin
menjadi perangkat yang penting dalam kehidupan meningkat juga mendukung perkembangan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Penggunaan aplikasi mobile banking, e-wallet, dan solusi
smartphone mendukung peluang adopsi layanan pembayaran lainnya, yang pada gilirannya
keuangan digital dengan menyediakan akses untuk mendorong pertumbuhan ekosistem layanan
mobile banking dan e-wallet. keuangan digital di Indonesia.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 10


B Upaya percepatan tingkat inklusi keuangan dapat
dicapai melalui adopsi layanan keuangan digital

Adopsi layanan keuangan digital dapat meningkatkan dan mengunggah dokumen-dokumen yang diperlukan
inklusi keuangan di Indonesia dengan memberikan untuk verifikasi identitas. Hal ini memungkinkan
masyarakat akses yang lebih mudah dan efisien ke individu untuk membuka rekening bank digital dengan
layanan keuangan. Hanya dengan menggunakan cepat dan efisien tanpa harus menghabiskan waktu
smartphone, individu yang sebelumnya tidak dilayani untuk pergi ke kantor bank secara fisik.
oleh layanan keuangan tradisional dapat dengan
mudah dan aman mengakses layanan perbankan dan Layanan keuangan digital seperti mobile banking dan
melakukan transaksi keuangan. e-wallet, selain memberikan manfaat dan kemudahan
bagi nasabah, juga membuka peluang untuk
Layanan keuangan digital seperti mobile banking dan meningkatkan efisiensi operasional lembaga keuangan.
e-wallet yang berbasis aplikasi menyediakan Dengan semakin banyaknya pengguna mobile banking
kemudahan dalam penggunaan dan memiliki fitur dan e-wallet, transaksi yang dilakukan melalui platform
untuk berbagai jenis transaksi keuangan. Keunggulan digital dapat mengurangi biaya dan waktu yang
aksesibilitas dan relevansi fitur-fitur yang dimiliki oleh dibutuhkan untuk layanan tradisional seperti mesin
mobile banking dan e-wallet dapat meningkatkan ATM atau teller bank. Hal ini dapat membantu lembaga
kepuasan nasabah dalam menjalankan transaksi keuangan dalam mengurangi biaya operasional
keuangan sehingga mendorong penggunaan mereka.
berkelanjutan dan menarik minat nasabah baru untuk
mengadopsi layanan tersebut. Fitur QRIS yang tersedia di mobile banking maupun
e-wallet dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
Saat ini juga telah banyak terdapat bank digital yang inklusi keuangan di daerah terpencil dan bagi
menawarkan proses pendaftaran yang sangat mudah masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga
dan tidak memerlukan kunjungan ke bank secara keuangan formal. Dengan adopsi QRIS yang semakin
konvensional (branchless services). Dengan meluas, lebih banyak masyarakat dapat mengakses
menggunakan aplikasi mobile banking atau situs web layanan keuangan digital dan aktif berpartisipasi dalam
mereka, calon nasabah dapat mendaftar secara online ekonomi digital.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 11


C Keterbukaan finansial sebagai kunci membangun harmoni
dalam pengelolaan keuangan rumah tangga

Keterbukaan finansial atau financial openness merujuk jawab bersama ini menciptakan rasa kepemilikan dan
pada tingkat transparansi dan keinginan untuk membagi akuntabilitas dari pasangan tersebut.
informasi dan keputusan finansial antara individu atau
dalam sebuah hubungan, terutama dalam konteks Rencana keuangan yang komprehensif dapat
keuangan pribadi atau rumah tangga. Kebiasaan ini dikembangkan oleh pasangan dengan menetapkan
mencakup komunikasi terbuka dan jujur tentang masalah tujuan keuangan yang sama, membuat anggaran, dan
keuangan, termasuk pendapatan, pengeluaran, mengalokasikan sumber daya secara tepat. Dengan
tabungan, utang, investasi, dan tujuan keuangan bahkan berbagi informasi keuangan individu mereka secara
sejak sebelum menikah. Keterbukaan finansial, terbuka, termasuk utang dan investasi, pasangan dapat
khususnya dalam rumah tangga dapat membentuk menyelaraskan strategi keuangan dan bekerja sama
kerangka dasar yang kuat untuk mengelola keuangan dalam mencapai tujuan bersama. Potensi masalah
rumah tangga dalam hal membangun kepercayaan dan keuangan dapat diidentifikasi sejak dini dengan adanya
komunikasi, mendorong tanggung jawab bersama, keterbukaan finansial pada pasangan, di mana ketika
mengembangkan rencana keuangan, mengidentifikasi pasangan menyadari gambaran keuangan secara
dan penyelesaian masalah keuangan, serta membangun menyeluruh, mereka dapat mengenali tanda-tanda
stabilitas dan keamanan keuangan. peringatan, seperti pengeluaran berlebihan atau utang
yang menumpuk, dan menanganinya dengan segera.
Kepercayaan dan komunikasi yang efektif antara Komunikasi yang terbuka memungkinkan adanya diskusi
pasangan dapat dibangun melalui keterbukaan tentang konstruktif, pemecahan masalah, dan penemuan solusi
urusan keuangan di mana pasangan dapat membahas yang tepat untuk kesulitan keuangan rumah tangga.
tujuan keuangan, prioritas, dan kekhawatiran Terakhir, stabilitas dan keamanan keuangan rumah
masing-masing secara terbuka. Tanggung jawab yang tangga dapat dibangun dengan kerja sama pasangan
adil dari kedua pasangan dalam mengelola keuangan untuk membentuk dana darurat, merencanakan masa
rumah tangga dapat didorong melalui keterbukaan pensiun, dan membuat keputusan yang berdasarkan
finansial dengan memantau bersama pendapatan, pengetahuan tentang perlindungan asuransi
pengeluaran, dan tabungan sehingga memastikan dan investasi.
bahwa keduanya menyadari situasi keuangan dan terlibat
aktif dalam pengambilan keputusan finansial. Tanggung

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 12


D Promosi lebih intensif terkait literasi
keuangan pada generasi muda

Generasi muda, khususnya generasi Y dan Z, dan sistem pembayaran digital. Generasi muda
menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih baik telah menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan
dalam hal keuangan. Hal ini menjadi sangat penting merasa lebih nyaman menggunakan teknologi
mengingat bahwa kedua generasi ini akan untuk mengatur keuangan mereka.
mendominasi komposisi masyarakat Indonesia dalam
beberapa waktu ke depan. Dengan pengetahuan Dengan kondisi literasi keuangan yang lebih baik,
keuangan yang kuat, generasi muda dapat generasi muda akan dapat mengambil keputusan
mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi finansial yang lebih bijaksana dan efisien
tantangan keuangan dan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang
yang cerdas dalam mengelola keuangan mereka. lebih mendalam. Generasi Y memiliki orientasi
pengelolaan jangka panjang. Mereka cenderung
Generasi muda dapat memiliki literasi keuangan menyadari pentingnya menyisihkan sebagian
yang lebih baik melalui berbagai faktor dan inisiatif. pendapatan mereka untuk masa depan dan
Dua faktor utama yang mempengaruhi adalah memiliki tujuan keuangan jangka panjang.
paparan sedari awal dan perkembangan teknologi. Kebiasaan menabung untuk hari tua yang kuat ini
Pendidikan keuangan semakin banyak akan membantu mereka menciptakan stabilitas
diimplementasikan di sekolah sehingga generasi finansial dan memberikan keamanan di masa
muda telah terpapar konsep keuangan pada usia depan. Di sisi lain, Generasi Z menunjukkan
yang lebih muda dibandingkan generasi sebelumnya. tingkat kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
Hal ini ditambah dengan fakta bahwa mereka yang menghindari utang yang tidak perlu. Mereka
tumbuh di era digital memiliki akses yang lebih cenderung memiliki sikap yang hati-hati dalam
mudah terhadap pengetahuan tentang keuangan. mengambil kewajiban keuangan. Generasi Z juga
Berbagai platform online dan aplikasi menyediakan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola
sumber daya dan akses informasi yang menjadi utang yang dimiliki di mana mereka cenderung
tempat belajar interaktif sehingga dapat mengembangkan strategi untuk membayar utang
meningkatkan literasi keuangan. Dengan dengan tepat waktu dan mengelola anggaran
berkembangnya teknologi, ekosistem keuangan mereka dengan bijak. Pengelolaan utang yang
telah mengalami perubahan pesat dengan baik dan kebiasaan dalam menghindari utang yang
munculnya pilihan investasi baru, inovasi teknologi tidak perlu dapat membantu mencegah terjadinya
keuangan (fintech), masalah keuangan di masa depan.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 13


E Masa depan cerah bagi keuangan syariah yang inklusif

Pertumbuhan jumlah umat Islam yang signifikan Dengan adanya banyak pilihan ini, kesempatan untuk
di Indonesia membuka peluang yang besar dalam meningkatkan pemahaman dan inklusi produk keuangan
pengembangan ekonomi Islam, terutama di sektor syariah di Indonesia semakin terbuka.
keuangan syariah. Permintaan terhadap produk dan
layanan keuangan syariah terus meningkat sejalan Tidak hanya masyarakat Muslim, tapi juga masyarakat
dengan pertambahan jumlah umat Muslim di negara ini. Non-Muslim di Indonesia telah familiar dengan produk
keuangan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa produk
Industri keuangan syariah di Indonesia telah mengalami keuangan syariah merupakah produk keuangan yang
pertumbuhan yang signifikan hingga saat ini, yang inklusif, yang nantinya akan mendukung pertumbuhan
tercermin melalui peningkatan aset keuangan syariah industri ini secara berkelanjutan. Oleh karena itu, potensi
dan pangsa pasar yang semakin luas. Hal ini keuangan syariah di Indonesia ke depan terlihat sangat
menciptakan peluang bagi institusi keuangan untuk menjanjikan dan diharapkan dapat terus berkembang
menawarkan beragam produk keuangan syariah kepada seiring dengan pertumbuhan ekonomi Islam, serta
masyarakat yang semakin beragam di Indonesia. meningkatnya kesadaran masyarakat tentang manfaat
Di samping itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya serta nilai-nilai yang terkandung dalam keuangan
keuangan syariah juga semakin meningkat, yang terlihat syariah. Ke depannya, keuangan syariah tidak hanya
dari peningkatan jumlah institusi keuangan yang dapat menargetkan umat Islam, tapi seluruh masyarakat
menyediakan produk dan layanan keuangan syariah. Indonesia dengan berbagai manfaat yang ditawarkan.

Rp Rp

Rp
Rp

R p

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 14


Berbagai Tantangan Utama
yang Masih Perlu Dijawab

A Disparitas infrastruktur
teknologi untuk akses
yang lebih merata pada
layanan keuangan digital
“ Berdasarkan tingkat
pendapatan,
masyarakat yang
memiliki pendapatan
Indonesia masih menghadapi tantangan dalam 10% teratas memiliki
membangun infrastruktur teknologi yang memadai
serta meningkatkan penetrasi dan akses internet
tingkat keterhubungan
yang merata di seluruh wilayah negara. Kesenjangan lima kali lebih tinggi
dalam hal infrastruktur dan akses ini menjadi
hambatan dalam adopsi dan penggunaan luas dibandingkan mereka
layanan keuangan digital di daerah-daerah yang
belum terlayani. Sebagai negara dengan wilayah yang berada pada level
yang luas dan kompleks, terdiri dari 17.000 pulau
dengan topografi yang menantang, Indonesia pendapatan 10%
dihadapkan pada tantangan yang besar dalam
mencapai pengembangan infrastruktur teknologi
terbawah.
yang merata di seluruh wilayahnya.

Selama satu dekade terakhir memang sudah pedesaan di luar wilayah perkotaan di pulau-pulau
terdapat kemajuan dalam perluasan jangkauan akses Sumatera, Jawa, dan Bali, yang merupakan tiga pulau
internet di Indonesia, tetapi kesenjangan konektivitas dengan populasi terbesar di Indonesia. Selain itu, 60%
dasar tetap menjadi tantangan utama. Menurut hingga 70% penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah
laporan dari World Bank, hampir setengah dari Indonesia Timur mengalami keterbatasan konektivitas
populasi dewasa di Indonesia masih belum memiliki karena variasi kualitas layanan yang ada.
akses internet. Selain itu, kesenjangan antara
konektivitas perkotaan dan pedesaan tidak World Bank juga mencatat bahwa masyarakat Indonesia
mengalami penyempitan. Pada tahun 2019, yang telah menggunakan layanan digital saat ini
sekitar 62% penduduk dewasa Indonesia di daerah mengalami bagaimana teknologi mengubah kehidupan
perkotaan terhubung ke internet dibandingkan dan aktivitas komersial mereka, yang berkontribusi pada
dengan hanya 36% di daerah pedesaan, sedangkan pengalaman konsumen yang lebih baik. Namun,
pada tahun 2011 angka tersebut masing-masing peluang-peluang tersebut sering kali terbatas pada
adalah 20% dan 6%. Adapun hampir 80% dari mereka kelompok dengan karakteristik demografi tertentu
yang tidak memiliki akses internet tinggal di daerah dengan tingkat keterampilan yang relatif lebih tinggi.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 15


B Belum memuaskannya tingkat literasi keuangan
sehingga urgensi edukasi keuangan kepada
masyarakat semakin tinggi

Tingkat literasi keuangan yang rendah dan kurangnya layanan-layanan ini kompleks atau berisiko sehingga
pemahaman tentang manfaat dan cara menggunakan enggan menerima solusi digital untuk kebutuhan
layanan keuangan digital dapat menjadi hambatan keuangan mereka. Selain itu, mereka juga memiliki
dalam adopsi layanan keuangan digital. Literasi kemungkinan lebih besar untuk mengalami penipuan
keuangan mencakup kemampuan individu untuk atau terlibat dalam praktik keuangan yang merugikan
memahami dan menggunakan pengetahuan keuangan karena tidak dapat mengidentifikasi potensi risiko atau
dalam mengelola keuangan pribadi dengan baik. mengambil keputusan keuangan yang bijaksana.
Hal ini mencakup pengetahuan tentang berbagai
konsep keuangan, seperti pengelolaan anggaran, Menurut hasil survei nasional literasi dan inklusi
tabungan, investasi, utang, dan asuransi. Literasi keuangan (SNLIK) OJK, indeks literasi keuangan
keuangan juga melibatkan pemahaman tentang produk masyarakat Indonesia adalah 49,68% di tahun 2022.
dan layanan keuangan yang tersedia, serta kemampuan Indeks ini memang mengalami peningkatan dari hasil
untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas. survei tahun 2019 yang sebesar 38,03%. Meskipun
Individu yang memiliki literasi keuangan yang baik akan indeks literasi keuangan sebesar 49,68%, masih
dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang terdapat tantangan dalam pemahaman dan
bagaimana mengelola uang dan mengambil pengetahuan masyarakat Indonesia tentang konsep
langkah-langkah yang tepat dalam mencapai tujuan keuangan. Hasil indeks ini tidak bisa dikategorikan
keuangan yang ingin dicapai. Literasi keuangan juga bahwa tingkat literasi keuangan sudah baik, tetapi
membantu individu memahami risiko dan peluang masih ada ruang untuk meningkatkan pemahaman
keuangan sehingga mereka dapat mengelola keuangan dan pengetahuan mengenai keuangan. Masyarakat
mereka dengan lebih efektif dan menghindari Indonesia dengan literasi keuangan yang terbatas
kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri. rentan menjadi korban penipuan, terutama dalam
konteks pertumbuhan layanan keuangan digital. Pusat
Dalam era digital saat ini, literasi keuangan juga Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
mencakup pemahaman tentang teknologi keuangan Indonesia menyebutkan bahwa teknologi dalam layanan
digital, seperti aplikasi mobile banking, e-wallet, dan keuangan secara alamiah memiliki karakteristik tertentu
platform pembayaran online. Kemampuan untuk yang membuat mereka rentan terhadap kejahatan
menggunakan dan memanfaatkan layanan keuangan terorganisir, seperti kemampuan untuk membuka
digital dengan bijaksana menjadi semakin penting rekening tanpa pertemuan tatap muka, transaksi
dalam mengelola keuangan pribadi dengan efisien dengan kecepatan tinggi, dan fitur privasi secara
dan aman. Keterbatasan literasi keuangan dapat real-time. Analisis PPATK menunjukkan bahwa kasus
menghalangi individu dalam mengakses manfaat penipuan di Indonesia terus meningkat, dari 9.801
dan kemudahan yang diberikan oleh layanan keuangan laporan tindakan mencurigakan terkait penipuan pada
digital sehingga berperan dalam meningkatkan tahun 2019 menjadi 13.338 pada tahun 2020, dan
kesenjangan digital. Individu dengan literasi keuangan sekitar 23.000 pada tahun 2021. Pada tahun 2022,
rendah mungkin ragu untuk mengadopsi layanan penipuan berbasis cyber dan pelanggaran hukum
keuangan digital karena kurangnya pemahaman transaksi elektronik telah menjadi jenis kejahatan yang
dan pengetahuan. Mereka mungkin menganggap paling umum memicu laporan tindakan mencurigakan.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 16


C Membangun rasa saling percaya antar
pasangan di Indonesia dalam hal keuangan

Hambatan yang menghalangi tercapainya keterbukaan individu yang kurang memiliki pengetahuan dan
finansial dan rasa saling percaya antar pasangan yang pemahaman tentang konsep keuangan, pengelolaan
sudah menikah di Indonesia meliputi: anggaran, investasi, dan pengelolaan utang sehingga
dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami dan
(1) norma-norma budaya dan sosial, (2) keterbatasan membicarakan masalah keuangan secara terbuka.
literasi keuangan, serta (3) kurangnya keterampilan
komunikasi dalam membicarakan topik keuangan Yang terakhir, komunikasi yang efektif memainkan peran
yang sensitif. penting dalam mencapai keterbukaan finansial. Namun,
banyak pasangan di Indonesia mengalami kesulitan dalam
Nilai-nilai budaya tradisional dan norma-norma sosial keterampilan komunikasi saat membicarakan topik
dapat mempengaruhi keterbukaan finansial dalam keuangan yang sensitif. Hal ini dapat menyebabkan
pasangan di Indonesia. Dalam beberapa kasus, masalah kesalahpahaman, konflik, dan menghindari diskusi penting
keuangan dianggap sebagai hal yang pribadi dan tidak tentang keuangan. Ketiga hal ini masih perlu menjadi
dapat dibicarakan secara terbuka dalam keluarga. Hal ini perhatian bersama agar setiap pasangan yang sudah
dapat menciptakan hambatan dalam komunikasi terbuka menikah dapat mengelola keuangan di dalam rumah
bagi pasangan mengenai keputusan finansial mereka. tangga secara bijaksana yang dilandasi rasa saling percaya.

Keterbatasan literasi keuangan juga menjadi salah satu


hambatan utama terhadap keterbukaan finansial. Banyak

D Kondisi sandwich generation membuat pasangan sulit


terhindar dari tendensi melakukan perselingkuhan finansial
(financial infidelity) dalam rumah tangga

Sandwich generation merupakan kondisi di mana individu menyebabkan ketidakstabilan finansial yang dapat
memiliki tanggung jawab ganda terhadap kebutuhan berdampak negatif pada kesejahteraan keuangan individu
finansial dari dua generasi, yaitu anak dan orang tua, serta dalam sandwich generation.
memiliki tanggung jawab terhadap kebutuhan finansialnya
sendiri. Individu yang berada dalam kondisi sandwich Perselingkuhan finansial (financial infidelity) adalah
generation menghadapi tantangan dalam mencapai kebalikan dari keterbukaan finansial di mana pasangan
kesejahteraan finansial (financial well-being) dan memiliki melakukan tindakan rahasia atau tidak jujur dalam hal
risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perselingkuhan keuangan. Kondisi sandwich generation menjadi salah satu
finansial (financial infidelity) terhadap pasangan mereka. faktor yang memperkuat financial infidelity dalam rumah
tangga, di mana individu dalam sandwich generation
Individu dalam sandwich generation menghadapi memiliki kemungkinan lebih besar dalam melakukan
tantangan dalam mencapai kesejahteraan finansial karena keputusan finansial yang disembunyikan terhadap
tanggung jawab keuangan yang mereka miliki terhadap pasangannya. Generasi ini sering menghadapi tanggung
orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak mereka. jawab keuangan yang lebih besar dan mungkin menjadi
Mendukung beberapa generasi mengakibatkan lebih rentan terhadap ketidakjujuran keuangan terhadap
peningkatan pengeluaran secara keseluruhan. Akibatnya, pasangan karena faktor-faktor seperti beban keuangan,
mereka hanya menyisakan sumber daya terbatas untuk prioritas kebutuhan, kurangnya komunikasi, serta
kebutuhan keuangan pribadi. Dengan sumber daya kurangnya batasan.
keuangan yang terbatas, individu dalam sandwich
generation sering kali harus mengorbankan tabungan Sandwich generation menghadapi tekanan besar dalam
pribadi, investasi, dan rencana keuangan jangka panjang, kondisi keuangannya untuk memenuhi kebutuhan dari
seperti membeli rumah atau pensiun dengan nyaman, beberapa generasi. Hal ini dapat menyebabkan stres
demi memenuhi kebutuhan orang tua dan anak-anak keuangan yang tinggi dan meningkatkan risiko terlibat
mereka. Keterbatasan sumber daya keuangan ini dalam perilaku keuangan yang tidak jujur. Dengan sumber

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 17


daya yang terbatas, generasi ini sering dihadapkan pada keterbatasan keuangan mereka atau mencari bantuan,
keputusan sulit dalam menentukan prioritas. Dengan yang dapat menciptakan lingkungan di mana
situasi seperti itu, individu mungkin memilih untuk ketidakterbukaan keuangan dapat berkembang.
memprioritaskan kebutuhan anggota keluarga tertentu, Terakhir, adanya batasan yang tidak jelas antara
yang dapat menyebabkan munculnya rahasia dan generasi dalam sandwich generation dapat membuka
ketidakterbukaan dalam rangka menjaga peluang untuk terjadinya ketidakterbukaan dalam hal
keharmonisan keluarga. keuangan. Individu mungkin merasa memiliki hak untuk
menggunakan sumber daya bersama atau
Selain itu, menyeimbangkan kebutuhan anggota membenarkan tindakan mereka berdasarkan kebutuhan
keluarga yang berbeda juga dapat menyebabkan yang dirasakan oleh orang tua atau anak-anak mereka,
kurangnya komunikasi terbuka dan jujur mengenai melewati batas etika dalam prosesnya.
masalah keuangan. Sandwich generation sering
menghadapi kesulitan dalam membicarakan

E Keuangan syariah butuh lebih dari sebatas nilai dan prinsip


agama dalam memberikan solusi keuangan bagi masyarakat

Agama memang memiliki peran yang penting sebagai Kerangka kepatuhan dan tata kelola yang kuat
dasar dari nilai-nilai dan prinsip keuangan syariah. dibutuhkan untuk memastikan transparansi, keadilan,
Namun, hanya mengandalkan agama saja tidak cukup dan akuntabilitas. Hal ini melibatkan standar dan praktik
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan terbaik dari industri keuangan. Inovasi keuangan sangat
perkembangan keuangan syariah di Indonesia. vital di tengah industri keuangan yang terus
Keuangan syariah secara khusus membutuhkan lebih berkembang sehingga keuangan syariah perlu
dari dasar etika dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh beradaptasi dan mengikuti perkembangan yang ada.
agama. Hal ini melibatkan aspek keahlian dan Mengembangkan produk dan layanan inovatif untuk
pengetahuan, pelayanan prima (services excellence), memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah
kepatuhan dan tata kelola yang baik, inovasi keuangan, membutuhkan riset, analisis pasar, dan adaptasi
manajemen risiko yang efektif, serta kerangka hukum terhadap kondisi ekonomi yang berubah adalah
dan regulasi yang memadai. suatu keniscayaan.

Keahlian dan pengetahuan serta pelayanan prima Manajemen risiko dibutuhkan untuk menghadapi
(services excellence) dibutuhkan dalam praktik berbagai risiko seperti risiko kredit, risiko pasar, dan
keuangan di mana profesional pada keuangan syariah risiko likuiditas. Untuk mengelola risiko-risiko tersebut
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dengan efektif, diperlukan penggunaan teknik, alat, dan
mendalam mengenai tidak hanya hukum Islam, tetapi keahlian manajemen risiko yang terampil. Kerangka
juga mengenai keuangan, akuntansi, serta kerangka hukum dan regulasi juga diperlukan sebagai dasar untuk
hukum untuk menjalankan operasi keuangan yang memastikan stabilitas, melindungi hak-hak pemangku
efektif. Dengan begitu, keuangan syariah dapat kepentingan, dan menjaga integritas transaksi
memberikan solusi yang senilai atau bahkan lebih keuangan. Meskipun agama memberikan pedoman
profesional dari solusi yang ditawarkan pada moral, kerangka hukum dan regulasi yang berlaku yang
keuangan konvensional. mengatur operasional industri keuangan.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 18


Bagian

03

LITERASI DAN
KESEJAHTERAAN
KEUANGAN
(Financial Literacy & Well-Being)
Indeks Kesejahteraan Keuangan
(Financial Well-Being Index) sebagai
suatu Alternatif Ukuran dalam
Mengevaluasi Perilaku Finansial
Masyarakat secara Komprehensif


Literasi keuangan mengacu pada
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
tentang berbagai konsep dan prinsip keuangan Indeks Kesejahteraan
yang memungkinkan individu membuat
keputusan keuangan yang efektif berdasarkan Finansial (Financial
informasi yang akurat. Hal ini melibatkan
pengetahuan dan kompetensi yang diperlukan
Well-being Index)
untuk mengelola keuangan pribadi, termasuk berfungsi mengukur
penganggaran, tabungan, investasi, pinjaman,
dan pemahaman produk dan layanan tingkat kesehatan
keuangan. Literasi keuangan membantu
individu dalam mengerti cara mengelola finansial masyarakat
keuangan dengan baik dan menjaga stabilitas
keuangan dalam jangka panjang. Individu yang
secara komprehensif.
memiliki tingkat literasi keuangan yang baik
dapat mencapai kesejahteraan finansial dan
lebih siap menghadapi masa depan keuangan. Indeks Kesejahteraan Finansial Masyarakat
Indonesia (Financial Well-being Index) disusun
Pada bagian ini, kami memperkenalkan suatu melalui beberapa indikator berikut:
metode untuk mengukur tingkat kesejahteraan
finansial (financial well-being) masyarakat di Pertama, kerentanan finansial (financial fragility)
Indonesia. Selain menggunakan indeks literasi mengacu pada tingkat ketidakmampuan individu
keuangan yang telah dikeluarkan oleh Otoritas atau rumah tangga dalam menghadapi tekanan
Jasa Keuangan (OJK), laporan ini juga keuangan dan guncangan ekonomi. Hal ini
menyajikan Indeks Kesejahteraan Finansial mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk
(Financial Well-being Index) sebagai alternatif menghadapi peristiwa yang dapat mempengaruhi
untuk mengevaluasi perilaku finansial pendapatan, penghasilan, dan aset yang dimiliki.
masyarakat di Indonesia. Indeks ini digunakan Nilai indeks yang semakin tinggi menunjukkan
untuk menilai sejauh mana seseorang dapat bahwa individu semakin tangguh menghadapi
mengelola keuangan mereka dengan baik. krisis keuangan karena mereka memiliki sumber
Indeks ini juga membantu melacak perubahan daya yang cukup untuk menghadapi biaya tak
kesejahteraan finansial dari waktu ke waktu, terduga dan memenuhi kewajiban keuangan yang
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan ada. Individu yang memiliki tingkat kerentanan
ditingkatkan, serta mengembangkan program finansial (financial fragility) yang lebih rendah
dan kebijakan untuk meningkatkan cenderung memiliki tingkat kesejahteraan
kesejahteraan keuangan. finansial (financial well- being) yang lebih tinggi.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 20


Kedua, keterbatasan finansial (financial Berdasarkan tiga komponen di atas, berikut adalah
constraint) merujuk pada keterbatasan Indeks Kesejahteraan Finansial masyarakat di Indonesia:
sumber daya keuangan yang tersedia bagi
seseorang untuk digunakan dalam memenuhi
kebutuhan dan gaya hidupnya, baik melalui
pengeluaran atau investasi. Nilai indeks yang
tinggi menandakan seseorang memiliki
keterbatasan finansial (financial constraint)
yang rendah. Artinya, orang tersebut tidak
KESEJAHTERAAN
FINANSIAL 53,1 %

merasakan hambatan yang berarti dalam hal


keuangan. Mereka dengan keterbatasan
finansial (financial constraint) perlu mengelola

49,7
keuangan dengan hati-hati, lebih khawatir KERENTANAN %
tentang keterbatasan sumber daya uang, dan FINANSIAL
tidak memiliki fleksibilitas yang besar dalam (Financial Fragility)
mengambil risiko finansial. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa individu yang
memiliki keterbatasan finansial (financial

51,8
KETERBATASAN
constraint) yang lebih rendah cenderung %
FINANSIAL
mencerminkan tingkat kesejahteraan finansial
(financial well-being) yang lebih tinggi.
(Financial
Constraint)
Ketiga, kapabilitas finansial (financial
capability) mengacu pada kemampuan
KAPABILITAS

57,8
individu untuk menerapkan pengetahuan dan %
keterampilan yang dimilikinya dalam
FINANSIAL
mengelola keuangan dengan baik. Ini meliputi (Financial
sejauh mana individu memiliki akses terhadap Capability)
sumber daya keuangan yang tersedia untuk
menghindari kesalahan yang merugikan,
membuat keputusan yang efektif dan tepat
Gambar 3.1. Indeks Kesejahteraan Finansial
dalam berbagai situasi keuangan, serta Masyarakat di Indonesia
mencapai kesejahteraan finansial. Semakin
tinggi kapabilitas finansial (financial Sumber: LM FEB UI, 2023
capability), semakin mampu seseorang dalam
mengambil keputusan keuangan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, individu yang memiliki *Catatan: Angka indeks kesejahteraan financial (financial
kapabilitas finansial (financial capability) yang well-being index) yang tinggi menunjukkan tingkat
lebih tinggi cenderung mencerminkan tingkat kerentanan finansial (financial fragility) dan keterbatasan
kesejahteraan finansial (financial well-being) finansial (financial constraint) yang rendah serta
yang lebih tinggi. kapabilitas finansial (financial capability) yang tinggi.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 21


Pemahaman Konsep Keuangan
Antar Generasi dan Kelas Ekonomi

“ Kami mengembangkan konsep Big 3 Financial


Literacy Questions yang dikembangkan oleh Global
Literacy Financial Excellence Center (GFLEC), untuk
mengevaluasi tingkat literasi keuangan. Konsep ini
mengukur tingkat literasi keuangan melalui tiga
pertanyaan terkait bunga majemuk (compound
interest), inflasi (inflation), dan diversifikasi risiko
(risk diversification) .
9

Dibandingkan dengan Generasi Lainnya, Generasi Y


Memiliki Tingkat Literasi Keuangan yang Lebih Tinggi

Setiap generasi memiliki latar belakang dan pengalaman diversifikasi risiko, mereka yang menjawab dengan benar
yang berbeda dalam hal pengetahuan keuangan dan mencapai hampir 45%.
penggunaan teknologi. Hal ini dapat mempengaruhi
pemahaman dan cara mereka mengelola keuangan Sementara itu, Generasi X menunjukkan tingkat literasi
mereka. Penting untuk mengenali perbedaan antar keuangan yang relatif lebih rendah dalam ketiga konsep
generasi dan tingkat literasi keuangan mereka. Jika kita ini. Pemahaman mereka terkait konsep bunga majemuk
melihat dari perspektif generasi dalam pemahaman (compound interest) dan inflasi hanya sekitar 21%.
konsep- konsep seperti bunga majemuk (compound Namun, menariknya, pemahaman mereka terkait
interest), inflasi (inflation), dan diversifikasi risiko (risk diversifikasi risiko justru paling tinggi di antara dua
diversification), ditemukan bahwa populasi orang konsep lainnya, mencapai 28%. Hal ini menunjukkan
dewasa atau generasi Y memiliki tingkat literasi dan bahwa Generasi X lebih berhati-hati dalam mengelola
pemahaman akan konsep keuangan yang lebih tinggi, risiko keuangan mereka.
mencapai hampir 50%. Generasi Z mengikuti dengan
tingkat literasi keuangan sebesar 29%, sementara Sebuah survei yang dilakukan oleh Wealth Watch dari
generasi X memiliki tingkat literasi keuangan yang New York Life di Amerika Serikat pada tahun 2022
cenderung lebih rendah dari kedua generasi lainnya, menunjukkan bahwa Generasi X adalah generasi yang
yaitu sebesar 24%. paling prihatin terkait kesehatan finansial mereka.
Mereka berada dalam tahap memastikan bahwa
Berdasarkan tiga pertanyaan terkait literasi keuangan investasi mereka menghasilkan, menyelesaikan masalah
tersebut, generasi Y secara konsisten memberikan yang timbul dari investasi, dan membuat keputusan
jawaban yang paling benar dalam setiap pertanyaan. terkait investasi. Oleh karena itu, risiko dan
Dalam konsep bunga majemuk (compound interest), ketidakpastian menjadi aspek yang sangat relevan dalam
sebanyak 47% Generasi Y menjawab dengan benar. pengelolaan investasi mereka. Temuan studi ini
Kemudian, dalam konsep inflasi, hampir 50% dari mereka mengindikasikan bahwa situasi serupa terjadi di
menjawab dengan benar. Terakhir, dalam konsep Indonesia sejalan dengan temuan studi tersebut.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 22

9
THE BIG THREE | Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC). (n.d.). Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC). https://gflec.org/education/big-three/
Gen Z
29,1 %
Gen X
23,9 %

Gen Y
47 %

Rp

Gambar 3.2. Proporsi Generasi menjawab benar


dalam Literasi Keuangan

Sumber: LM FEB UI, 2023

1 % pertanyaan yang dijawab benar

COMPOUND INTEREST INFLATION RISK DIVERSIFICATION

X 21,89 %
X 21,43 %
X 28,38 %

Y 46,77 %
Y 49,66 %
Y 44,59 %

Z 31,34 %
Z 28,91 %
Z 27,03 %

Gambar 3.3. % Pertanyaan yang dijawab benar berdasarkan Generasi


Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 23


Dari keseluruhan pertanyaan yang dijawab, konsep inflasi dalam jangka panjang. Berdasarkan urutan proporsi
merupakan pertanyaan yang paling banyak dijawab jawaban yang benar terkait konsep ini antara generasi,
dengan benar oleh Generasi Y, dengan proporsi sebesar Generasi Y memiliki proporsi jawaban benar terkait
49,6%. Salah satu penjelasan yang logis adalah karena konsep bunga majemuk (compound interest) terbanyak,
Generasi Y, yang juga dikenal sebagai generasi milenial, yaitu sebesar 46,7%, diikuti oleh Generasi Z dengan
termasuk dalam kategori usia yang sudah menghasilkan proporsi 31,3%, dan Generasi X dengan proporsi 21,8%.
pendapatan (usia produktif). Oleh karena itu, mereka Generasi Y, yang telah mencapai atau mendekati usia di
memiliki peluang yang lebih besar untuk merasakan mana mereka memiliki pendapatan tertinggi dalam siklus
dampak inflasi. Konteks inflasi menjadi penting bagi karier mereka, memiliki potensi lebih besar untuk
generasi ini karena mempengaruhi besarnya pengeluaran menabung dan berinvestasi lebih banyak demi tujuan
dalam berbagai aspek, termasuk gaya hidup (lifestyle). keuangan pribadi mereka. Hasil ini menunjukkan bahwa
Generasi Y memiliki pemahaman yang baik tentang peran
Dalam studi ini, terlihat bahwa Generasi Y memiliki bunga majemuk (compound interest) dalam
pemahaman yang relatif lebih baik dibandingkan dengan: menghasilkan pertumbuhan eksponensial tabungan
(1) Generasi Z dengan proporsi sekitar 29%, hal ini mereka dari waktu ke waktu jika mereka mulai menyimpan
mungkin disebabkan oleh fakta bahwa Generasi Z sejak usia muda untuk membangun kekayaan.
kemungkinan belum memiliki pendapatan yang stabil,
memiliki pengeluaran yang relatif kecil, atau belum Studi menunjukkan, dengan proporsi 31,3% atau selisih
banyak mengalami pengeluaran pada barang yang sekitar 15% dari generasi Y, Generasi Z yang sejak dini
terkena dampak inflasi. terpapar kemajuan teknologi dan kemudahan akses
informasi juga menunjukkan bahwa mereka memiliki
(2) Generasi X juga memiliki pemahaman yang lebih pengetahuan terkait konsep bunga majemuk (compound
rendah, dengan proporsi sekitar 21,4%. Hal ini mungkin interest). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
disebabkan oleh fakta bahwa Generasi X kemungkinan Greenlight Financial Technology, sebuah perusahaan
sudah berhenti menerima pendapatan reguler, mereka teknologi di Amerika Serikat pada 2021, Generasi Z
mungkin mengalami tekanan finansial sebagai bagian memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap aktivitas
dari "sandwich generation" yang menanggung tanggung keuangan, tetapi mereka kurang memiliki pengetahuan
jawab keuangan keluarga mereka, atau jika mereka yang cukup mendalam terkait pengelolaan keuangan10.
memiliki pendapatan pasif, mereka mungkin Ketertarikan awal ini dapat menjadi peluang bagi
mengalokasikannya ke dalam aset yang terkena dampak Generasi Z untuk lebih mendalami bidang keuangan dan
inflasi yang lebih kecil. menjadi target yang tepat dalam upaya edukasi keuangan
bagi masyarakat.
Konsep bunga majemuk (compound interest) berkaitan
erat dengan perkiraan tingkat pengembalian tabungan

Masyarakat Kelas Menengah Menunjukkan Pemahaman


Konsep dan Literasi Keuangan yang Lebih Baik
Dibandingkan Kelompok Masyarakat Lainnya

Kondisi ekonomi secara tidak langsung memengaruhi dapat efektif dalam mengelola pendapatan mereka,
kemampuan dan kapasitas individu dalam melakukan terlepas dari besarnya pendapatan yang dimiliki, dengan
aktivitas keuangan. Individu dengan pendapatan yang tujuan meningkatkan kesejahteraan hidup.
tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
terlibat dalam berbagai aktivitas keuangan daripada Secara keseluruhan, dari perspektif kelas ekonomi,
mereka dengan pendapatan rendah. Terlepas dari ditemukan bahwa masyarakat dengan kondisi ekonomi
besarnya pendapatan yang dimiliki, penting bagi setiap menengah memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih
individu untuk memiliki literasi keuangan yang baik agar baik. Rata-rata persentase jawaban yang benar terkait

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 24

10
Technology, Inc., G. F. (n.d.). Survey Finds Gen Z Lacks Knowledge and Confidence in Personal Finance and Investing. Survey Finds Gen Z Lacks Knowledge and Confidence in Personal Finance and Investing.
dengan tiga konsep, yaitu bunga majemuk (compound literasi keuangan yang lebih baik, masih terdapat
interest), inflasi (inflation), dan diversifikasi risiko (risk kesenjangan dalam pemahaman konsep keuangan
diversification) mencapai sekitar 48% dari total di semua kelas ekonomi.
pertanyaan yang diajukan. Lebih lanjut, baik bagi
responden yang berada dalam kelas atas maupun kelas Hal ini menunjukkan bahwa literasi keuangan
bawah, rata-rata kurang dari 30% dari mereka yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti akses
dapat menjawab semua pertanyaan terkait literasi terhadap pendidikan keuangan, kesadaran akan
keuangan dengan benar. pentingnya literasi keuangan, dan budaya keuangan
dalam masyarakat. Dalam hal ini, penting untuk
Implikasi dari temuan ini adalah bahwa kondisi ekonomi meningkatkan upaya dalam memberikan edukasi
tidak menjadi satu-satunya faktor penentu tingkat keuangan yang merata dan inklusif kepada semua
literasi keuangan. Meskipun masyarakat dengan kelompok masyarakat, masyarakat di kelas
kondisi ekonomi menengah cenderung memiliki tingkat perekonomian atas dan bawah.

Upper Lower
23,3 %

28,4 %

Middle
48,3 %

Gambar 3.4. Proporsi Kelas Perekonomian


menjawab benar dalam Literasi Keuangan

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 25


2 % pertanyaan yang dijawab benar Jika ditinjau lebih lanjut berdasarkan
konsep keuangan yang diukur, ditemukan
bahwa responden dari masyarakat kelas
COMPOUND INTEREST
menengah memiliki pemahaman yang baik
terkait konsep bunga majemuk (compound
Lower 30,65 %
interest), dengan proporsi sebesar 50%.
Pemahaman mereka juga cukup merata
Middle 50 %
terkait konsep inflasi dan diversifikasi risiko.
Sementara itu, responden yang berada di
Upper 19,35 %

kelas bawah memiliki pemahaman yang


lebih baik terkait konsep bunga majemuk
(30,6%) dan inflasi (30,3%), dibandingkan
INFLATION dengan pemahaman terkait konsep
diversifikasi risiko (24,3%).
Lower 30,27 %

Menariknya, ditemukan bahwa responden


Middle 48,30 %

dari masyarakat kelas atas memiliki


Upper 21,43 %
pemahaman yang relatif rendah terkait
konsep bunga majemuk (compound
interest) dan inflasi. Proporsi jawaban yang
RISK DIVERSIFICATION benar untuk konsep-konsep ini adalah
sebesar 19,3% dan 21,4% secara
Lower 24,32 %

berturut-turut, dibandingkan dengan


kelompok responden lainnya. Namun,
Middle 46,62 %

pemahaman mereka terkait diversifikasi


Upper 29,05 %
risiko relatif lebih baik, di mana sekitar 1
dari 3 orang kelas ini memahami konsep ini.
Istilah “Don't put your eggs in one basket”
Gambar 3.5. % Pertanyaan yang dijawab benar sangat relevan dalam konteks masyarakat
berdasarkan Kelas Perekonomian kelas ini.

Sumber: LM FEB UI, 2023

“ Masyarakat kelas atas memiliki fleksibilitas dalam


menempatkan kekayaan mereka pada berbagai
instrumen investasi yang dapat meminimalkan risiko
keuangan dalam jangka panjang. Mereka juga
memiliki akses yang luas terhadap informasi dan
produk investasi yang dapat memberikan
keuntungan karena adanya diversifikasi risiko.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 26


Meskipun Banyak Wanita Berperan dalam Mengelola
Keuangan Rumah Tangga, Studi ini Menemukan bahwa Pria
Memiliki Literasi Keuangan yang Lebih Baik

Kesenjangan literasi keuangan antara gender juga utama yang diuji dibandingkan dengan wanita, yaitu
terlihat dalam penelitian ini. Meskipun wanita sering bunga majemuk (compound interest), inflasi, dan
ditugaskan untuk mengelola keuangan rumah tangga, diversifikasi risiko. Hal yang menarik, terdapat
terutama dalam budaya yang memberikan peran kesenjangan pemahaman yang signifikan antara pria
dominan kepada pria dalam mencari nafkah, studi ini dan wanita terkait diversifikasi risiko, dengan selisih
menemukan bahwa pria memiliki tingkat literasi sekitar 15%. Sementara itu, kesenjangan pemahaman
keuangan yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini pada dua konsep lainnya hanya sekitar 5-6%. Temuan
menunjukkan bahwa pria memiliki literasi keuangan ini mengindikasikan bahwa perlu peningkatan edukasi
sebesar 54%, sedangkan wanita sebesar 46%. Hal ini keuangan terkait investasi khususnya untuk wanita
bertentangan dengan kepercayaan umum sehingga mereka dapat meminimalkan risiko
yang berlaku. penyalahgunaan investasi akibat kurangnya
pemahaman mengenai konsep diversifikasi risiko.
Jika ditelusuri lebih lanjut, pria memiliki pemahaman
yang lebih baik mengenai tiga konsep keuangan

Pria
54,4 %

Wanita
45,6 %

Gambar 3.6. Proporsi Gender menjawab benar


dalam Literasi Keuangan

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 27


3 % pertanyaan yang dijawab benar Potret
Kerentanan
COMPOUND INTEREST
Finansial
Wanita 46,31
(Financial
%

Pria 53,69 %

Fragility) pada
INFLATION
Masyarakat
Wanita 47,96 %

Pria 52,04 %
Melindungi Masyarakat
Kelas Menengah ke Bawah
dari Ancaman Kerentanan
RISK DIVERSIFICATION Finansial (Financial
Wanita 42,57 % Fragility) dan Kebutuhan
yang dapat Menjadi
Pria 57,43 %

Pemicu Guncangan (Shock


Breaker) di Masa Depan
Gambar 3.7. % Pertanyaan yang dijawab benar
berdasarkan Gender
Selain literasi keuangan, kami juga
Sumber: LM FEB UI, 2023 memperkenalkan konsep kerentanan finansial
(financial fragility) sebagai salah satu
komponen dalam kesejahteraan finansial
(financial well-being). Kerentanan finansial
(financial fragility) mengacu pada tingkat
Namun demikian, perlu diingat bahwa kerentanan seseorang terhadap kebutuhan
tidak semua pria memiliki literasi finansial yang mendesak di masa depan. Secara
keuangan yang baik, begitu juga tidak logis, menjadi masyarakat yang rentan secara
semua wanita memiliki literasi keuangan finansial (financially fragile) adalah suatu kondisi
yang rendah. Literasi keuangan yang tidak diinginkan. Sebaliknya, masyarakat
dipengaruhi oleh faktor individu dan yang mencapai kesejahteraan finansial dicirikan
dapat ditingkatkan melalui pendidikan, oleh keadaan yang minim kerentanan finansial
kesempatan, dan akses terhadap sumber (financial fragility).
daya yang relevan. Upaya berkelanjutan
untuk meningkatkan literasi keuangan Untuk mengukur kerentanan finansial (financial
bagi semua individu, termasuk wanita, fragility), kami mengadopsi alat ukur yang
akan membantu mencapai inklusi dikembangkan oleh GFLEC di Amerika Serikat
keuangan yang lebih baik di Indonesia. dengan penyesuaian konteks Indonesia.
Pertanyaan yang ditanyakan kepada responden
adalah: “Tingkat keyakinan mereka jika pada
bulan berikutnya dihadapkan dengan kondisi
darurat di mana dibutuhkan dana sebesar
Rp10.000.000”. Seseorang dianggap rentan

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 28


secara finansial (financially fragile) ketika mereka ragu dan kebutuhan hidup masyarakat. Pada kelas ekonomi
atau yakin bahwa mereka tidak mampu memperoleh dana atas, mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan
yang diperlukan. Kerentanan finansial (financial fragility), mampu untuk menabung untuk masa depan. Sementara
mencerminkan kurangnya aset yang memadai dan juga itu, pada masyarakat dengan kelas ekonomi yang lebih
menunjukkan ketidakmampuan untuk memperoleh rendah, pendapatan yang mereka miliki sering kali hanya
pinjaman yang produktif. Secara umum, sekitar 45% cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
masyarakat Indonesia dikategorikan sebagai rentan sehingga mereka memiliki keterbatasan dalam
secara finansial (financially fragile). mengalokasikan dana untuk persiapan kebutuhan yang
tidak terduga. Masyarakat di kelas ekonomi bawah juga
Lebih dari separuh responden dari kelas ekonomi bawah, cenderung memiliki akses terbatas terhadap sumber
sekitar 53% dari mereka, menunjukkan tingkat kerentanan daya keuangan sehingga sulit bagi mereka untuk memiliki
yang tinggi. Sementara itu, di kelas menengah dan kelas cadangan darurat yang memadai untuk menghadapi
atas, tingkat kerentanan cenderung lebih rendah, dengan biaya tak terduga lainnya.
masing-masing proporsi kerentanan sebesar 44% dan
34%. Perbedaan ini berkaitan dengan tingkat pendapatan

Fragile
45,7 %

Anti-fragile
54,3 %

Rp

Gambar 3.8. Proporsi Kerentanan Finansial


(Financial Fragility) secara umum

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 29


Fragile Anti-fragile

65,79 %

55,99 %

53,43 %

46,57 %

44,01 %

34,21 %

Lower Medium Upper

Gambar 3.9. Proporsi Kerentanan Finansial (Financial Fragility)


berdasarkan Kelas Perekonomian
Sumber: LM FEB UI, 2023

Adapun hasil ini mengindikasikan bahwa masyarakat kelas ini tidak begitu signifikan. Mereka yang memiliki
ekonomi bawah lebih rentan secara keuangan terhadap kemampuan ekonomi lebih tinggi dapat membangun
kebutuhan yang bersifat shock breaker. Oleh karena itu, cadangan darurat yang mencukupi, memiliki akses yang
mereka membutuhkan perlindungan yang lebih besar lebih baik terhadap sumber daya keuangan, dan dapat
dalam menghadapi situasi tersebut. Sementara itu, pada mengandalkan fasilitas keuangan lainnya untuk
masyarakat kelas ekonomi menengah dan atas, masalah menghadapi kebutuhan darurat dengan lebih siap.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 30


Seberapa Besar
Konsep penting berikutnya yang menjadi penyusun
kesejahteraan finansial (financial well-being) adalah
keterbatasan finansial (financial constraint). Pada studi
Masyarakat ini, kami mendefinisikan keterbatasan finansial
(financial constraint) adalah antitesis dari kondisi

Bebas dari Jerat kebebasan finansial (financial freedom). Kami


mengukur keterbatasan finansial (financial constraint)
menggunakan pendekatan terhadap pengeluaran
Keterbatasan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan berdasarkan
alat ukur yang dikembangkan oleh Paley, Tully, dan

Finansial (Financial Sharma11. Seseorang dikategorikan memiliki


keterbatasan finansial (financial constraint) jika merasa

Constraint)?
perlu melakukan pertimbangan dengan cermat dalam
melakukan pengeluaran (spending). Tidak hanya itu,
kondisi yang sama diterapkan ketika membutuhkan
dan menginginkan sesuatu dengan adanya hambatan
tertentu. Dalam survei ini ditemukan bahwa lebih dari
separuh responden, atau sebesar 53% memiliki
keterbatasan finansial yang tinggi. Temuan ini
menunjukkan bahwa adanya ketidakstabilan atau
ketidakpastian pada sumber daya finansial yang
mereka miliki sehingga menahan mereka untuk
Financial melakukan pembelanjaan secara tanpa kendala.

constraint
tinggi

53,04 %

Financial
constraint
rendah

46,96 %

Gambar 3.10. Keterbatasan Finansial (Financial Constraint)


secara Umum dan berdasarkan Kelas Perekonomian

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 31

11
Paley, A., Tully, S. M., & Sharma, E. (2019). Too constrained to converse: The effect of financial constraints on word of mouth. Journal of Consumer Research, 45(5), 889-905.
Meskipun terdapat perbedaan antara
Financial constraint rendah Financial constraint tinggi kelas sosial ekonomi, tingkat
perbedaannya tidak sebesar seperti
yang telah dibahas sebelumnya terkait
57,31 %
kerentanan finansial (financial fragility).
51,24 %

50,66 % Hal ini menunjukkan bahwa meskipun

48,76 % 49,34 %
masyarakat memiliki tingkat
keterbatasan finansial (financial
42,69 %
constraint) yang lebih rendah, mereka
tetap menghadapi batasan tertentu
dalam melakukan pengeluaran. Terlepas
dari kondisi ekonomi yang memengaruhi
masyarakat, ada upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi keterbatasan
finansial (financial constraint) dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber
daya keuangan yang tersedia secara
optimal, serta menerapkan strategi
Lower Medium Upper
keuangan yang tepat sasaran. Pola pikir
dan perilaku yang bijaksana dalam
mengelola keuangan juga dapat
Gambar 3.11. Proporsi Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) membantu masyarakat menghadapi
berdasarkan Kelas Perekonomian situasi tersebut.
Sumber: LM FEB UI, 2023

Kapabilitas Finansial (Financial


Capability): Apakah Sudah Merata
di Tengah Masyarakat?
Konsep terakhir yang menjadi bagian dari komponen pertanyaan kepada responden mengenai seberapa yakin
penyusun Indeks Kesejahteraan Keuangan (Financial mereka dalam mengembangkan sumber daya finansial
Well-being Index) masyarakat Indonesia adalah apa yang sebesar Rp100.000.000 menjadi Rp400.000.000 dalam
kami sebut sebagai kapabilitas finansial (financial waktu 10 tahun tanpa adanya tambahan dana. Hasil dari
capability). Kami mendefinisikan kapabilitas finansial survei menunjukkan bahwa secara keseluruhan, sebanyak
(financial capability) sebagai kemampuan individu untuk 62,4% responden merasa yakin bahwa mereka dapat
mengembangkan sumber daya finansial yang dimilikinya mencapai target tersebut. Namun, perlu dicatat bahwa
saat ini untuk masa depan. Untuk mengukur kapabilitas hasil ini harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena
finansial (financial capability), kami mengajukan skenario tersebut bersifat hipotetis.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 32


Financial
capability Financial
rendah capability
tinggi
37,59 %

62,41 %

Gambar 3.12. Kapabilitas Finansial (Financial Capability)


Responden secara Umum
Sumber: LM FEB UI, 2023

Temuan dalam hal ini menarik karena menunjukkan adanya finansial sebesar Rp100.000.000 sehingga sulit bagi
perbedaan persepsi antara kelas ekonomi yang berbeda. mereka untuk membayangkan bagaimana mengelola
Masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah cenderung jumlah yang besar tersebut. Di sisi lain, masyarakat kelas
lebih yakin dalam mencapai target tersebut, sementara ekonomi atas mungkin lebih sadar akan potensi risiko yang
masyarakat kelas menengah atas memiliki tingkat terkait dengan mengelola jumlah sumber daya yang
kepercayaan yang lebih rendah. Salah satu faktor yang signifikan. Mereka cenderung berhati-hati dalam
mungkin mempengaruhi perbedaan ini adalah mengambil keputusan keuangan dan berusaha untuk
ketersediaan sumber daya finansial awal yang dimiliki oleh menghindari risiko yang dapat merugikan mereka, yang
masing-masing kelas ekonomi. Masyarakat kelas ekonomi menunjukkan adanya tingkat risiko yang moderat
menengah bawah mungkin belum memiliki sumber daya (moderate risk aptitude).

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 33


Financial capability tinggi Financial capability rendah Perbedaan ini menggarisbawahi
pentingnya pendekatan yang berbeda
dalam mengelola sumber daya finansial
tergantung pada tingkat ekonomi.
64,26 %
Masyarakat kelas menengah bawah
60,90 %

59,87 %
mungkin memerlukan pendekatan yang
lebih mendalam untuk mengembangkan
kemampuan mengelola sumber daya
finansial mereka, sementara masyarakat

39,10 40,13 %
kelas atas perlu memperhatikan strategi
35,74
%
%
yang lebih berhati-hati dalam
menghadapi risiko yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya finansial yang
besar. Secara keseluruhan, kapabilitas
finansial (financial capability) melibatkan
kombinasi pengetahuan keuangan,
strategi keuangan, pemahaman risiko,
dan keterampilan pengambilan
Lower Medium Upper keputusan yang diperlukan untuk
membuat keputusan keuangan yang
sejalan dengan rencana dan tujuan
Gambar 3.13. Proporsi Kapabilitas Finansial (Financial Capability) keuangan yang telah ditetapkan.
berdasarkan Kelas Perekonomian

Sumber: LM FEB UI, 2023

Gambaran Pola Perilaku Keuangan


Masyarakat dalam Hal Menabung,
Berhutang, dan Berinvestasi

Aktivitas keuangan yang umum dilakukan oleh


seseorang meliputi kebiasaan menabung,
mengelola hutang, dan berinvestasi. Individu
yang memiliki tingkat literasi keuangan yang baik
mampu memahami konsep dasar seperti
penganggaran, penghematan, investasi, dan
“ semakin tinggi tingkat
literasi seseorang,
semakin bijak mereka
manajemen utang. Mereka juga dapat dalam mengelola
menggunakan alat keuangan, seperti kartu kredit
dan tabungan, secara bijaksana dan bertanggung
tabungan, hutang,
jawab sehingga dapat mencapai tujuan keuangan dan investasi.
yang diharapkan. Dengan kata lain,

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 34


Studi ini menemukan bahwa secara Aktivitas Menabung
keseluruhan, masyarakat cenderung Ya
melakukan aktivitas keuangan yang dapat 11,2 %

Ya
diselesaikan dalam jangka pendek dan
Tidak 32,2 %

cenderung menghindari risiko serta


67,8 %

ketidakpastian yang dapat mempengaruhi Tidak


tujuan keuangan yang diharapkan. Temuan ini 88,8 %

terlihat dari fakta bahwa aktivitas menabung


merupakan perilaku keuangan yang paling
umum dilakukan, dengan sekitar 43% Kebiasaan menabung Menabung untuk
secara berkala hari tua
responden melaporkan bahwa mereka
melakukan aktivitas menabung. Dalam hal ini,
sebagian besar responden (32%) memiliki
Aktivitas Hutang
kebiasaan menabung secara berkala,
sementara hanya 11% yang telah mulai Ya
menabung untuk masa depan. Ya 15,3 %

Tidak
20,6 %

Terkait perilaku berhutang, sekitar 20% 79,4 %

masyarakat ditemukan tidak memiliki Tidak

hutang. Namun, hanya 15% dari keseluruhan 84,7 %

responden menyatakan bahwa mereka


mampu mengelola hutang dengan baik.
Sementara itu, perilaku investasi keuangan Tidak memiliki hutang Mengelola hutang
dengan baik
ditemukan sangat rendah, dengan hanya
sekitar 11% masyarakat yang melaporkan
bahwa mereka terlibat dalam Aktivitas Investasi
aktivitas investasi.
Ya
Ya
9,4 %

Dari temuan ini, terdapat peluang yang besar 11,2 %

bagi pasar modal dan produk investasi lainnya


untuk menyasar masyarakat dengan Tidak Tidak
menawarkan produk yang memberikan tingkat 88,8 %

90,6 %

pengembalian yang lebih pasti dan risiko


minimal. Hal ini bertujuan agar sumber daya
finansial masyarakat dalam bentuk tabungan Memiliki investasi Investasi dengan risk
yang dimiliki saat ini dapat dioptimalkan dan return

menjadi investasi yang aman dan


menghasilkan di masa depan.

Gambar 3.14. Perilaku Keuangan Responden

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 35


Perilaku Keuangan
Berubah Seiring Usia
Perbedaan perilaku keuangan antar generasi dapat diamati depan dan kesejahteraan finansial mereka. Penting bagi
dengan lebih mendalam mengingat perbedaan tingkat para profesional dan pengusaha untuk memahami perilaku
literasi keuangan, kemandirian finansial, penggunaan keuangan generasi ini, karena hal tersebut dapat
fasilitas keuangan, serta dampak aktivitas keuangan membantu mengidentifikasi tren dalam perilaku keuangan
terhadap kesejahteraan dan tujuan keuangan mereka. dan melihat sudut pandang generasi terkait uang. Dengan
Memahami dan mempelajari perilaku keuangan generasi pemahaman ini, mereka dapat mengembangkan produk
dapat membantu masyarakat dari berbagai usia untuk dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus
membuat keputusan keuangan yang memperbaiki masa generasi tersebut.

Gen Z
46,45 %
Gen X Gen Z
Gen X
19,72 %
26,76 %

Generasi Z 23,72 %

Rp

Rp
Rp

Mulai membangun
Gen Y Gen Y
29,83 %
53,52 %

kebiasaan menabung
dan menghindari Menabung Berkala Menyiapkan untuk hari tua

terjebak hutang Gen X

sejak dini Gen X


23,59 %
Gen Z 22,90 %

53,33 %
Gen Z
37,40 %

Jika dilihat berdasarkan generasinya,


Gen Y
Generasi Z merupakan generasi yang Gen Y
23,08 %

paling banyak memiliki kebiasaan 39,69 %

menabung secara berkala (46%). Selain itu,


ditemukan bahwa sekitar 53% dari Generasi
Saya tidak Saya dapat mengelola
Z memiliki pertimbangan untuk tidak memiliki hutang dengan baik hutang yang dimiliki
memiliki hutang. Bahkan jika mereka
memiliki hutang, 37% dari generasi ini Gen X
Gen Z
mengaku mampu mengelola hutangnya 18,06 %

27,78 %
Gen Z
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Gen X 28,57 %

Rp
26,89 %

generasi muda ini memiliki pola pikir yang Rp


Rp

bijak dalam mengelola sumber daya


keuangan saat ini, dengan menghindari Gen Y
Gen Y
pengeluaran berlebihan (spend lavishly). 54,17 %

44,54 %

Saya memiliki investasi Saya berinvestasi dengan


(contoh: emas, saham, tanah, mempertimbangkan risk
obligasi, deposito, crypto, dll) & return

Gambar 3.15. Perilaku Keuangan Generasi Z


Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 36


Generasi Y

Fokus pada stabilitas keuangan


Individu di generasi ini menunjukkan minat
yang tinggi dalam mempelajari literasi
dalam mempersiapkan masa depan
keuangan guna merencanakan keuangan
mereka dan membangun kemandirian Generasi Y memiliki kecenderungan yang kuat dalam
finansial sejak usia dini. Mereka memiliki melakukan aktivitas keuangan jangka panjang, terutama
kesadaran yang tinggi terkait aktivitas dalam bentuk investasi. Lebih dari separuh responden
berhutang sehingga cenderung generasi Y (sekitar 53,5%) menyatakan bahwa mereka
menghindari terjebak dalam hutang dan menabung untuk kepentingan jangka panjang dan hari tua.
mempertahankan kondisi keuangan Selain itu, sebagian besar generasi Y (sekitar 54,1%) juga
mereka dengan membangun kebiasaan memiliki instrumen investasi.
menabung secara rutin untuk memenuhi
kebutuhan dan gaya hidup mereka. Selaras dengan tingginya tingkat investasi, generasi Y juga
Temuan ini sejalan dengan penelitian menunjukkan literasi keuangan yang baik dalam mengelola
YPulse di tahun 2022 yang menekankan investasi mereka dengan mempertimbangkan risiko dan
perilaku keuangan generasi ini dengan tingkat pengembalian. Sekitar 44,5% responden generasi Y
fokus pada pengeluaran. Hasil penelitian menyadari pentingnya memperhatikan faktor-faktor tersebut.
menunjukkan bahwa tujuan keuangan
utama generasi usia 13-39 tahun adalah Hal ini mengindikasikan bahwa generasi Y, yang merupakan
menabung dengan tujuan spesifik untuk generasi usia produktif saat ini, cenderung memiliki
kebutuhan jangka pendek mereka12. pendekatan yang holistik dalam perencanaan keuangan dan
pengelolaan keuangan yang bijaksana. Mereka secara aktif
Dalam upaya mendorong Generasi Z untuk menjelajahi sumber pendapatan alternatif, mengalokasikan
menabung jangka panjang, perbankan pendapatan mereka, dan meningkatkan fokus keuangan
dapat menjalin kerja sama dengan institusi mereka pada kemandirian dan kesehatan finansial.
pendidikan guna meningkatkan literasi
keuangan mereka. Kolaborasi semacam ini Sejalan dengan hasil studi ini, penelitian Investopedia di
tidak hanya bertujuan untuk memberikan Amerika pada tahun 2022 mengungkapkan pentingnya
pengetahuan keuangan kepada Generasi pendapatan pasif (passive income) dan pertumbuhan
Z, tetapi juga dapat meminimalkan biaya investasi sebagai fokus generasi ini dalam mencapai
promosi bagi lembaga perbankan. Selain kesejahteraan keuangan. Generasi ini mengakui bahwa
itu, perbankan dapat menyediakan tabungan pribadi dan investasi memiliki peranan yang
manfaat tambahan yang membuat signifikan dalam persiapan dana pensiun dan menjadi
kegiatan menabung menjadi lebih prioritas utama dalam keuangan mereka13.
menyenangkan bagi generasi muda. Hal ini
dapat berupa kontes menarik, sistem poin, Penelitian lain menunjukkan bahwa 2 dari 3 generasi yang
dan reward yang sesuai dengan minat dan berada dalam usia produktif mulai menyadari pentingnya
kebutuhan Generasi Z. merencanakan masa pensiun. Generasi ini memahami bahwa
pensiun bukan hanya tentang menikmati hidup, tetapi juga
menghadapi tantangan harapan hidup yang lebih lama dan
meningkatnya biaya seperti perawatan kesehatan, kebutuhan
perumahan, mempertahankan gaya hidup, dan biaya tak
terduga lainnya14.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 37

12
Gen Z & Millennials’ Top Financial Goals Right Now - YPulse. (2022, April 5). YPulse. https://www.ypulse.com/article/2022/04/05/gen-z- millennials-top-financial-goals-right-now/
13
Multigenerational Survey Shows How Retirement Planning Is Changing. (2022, April 4). Investopedia. https://www.investopedia.com/how- retirement-planning-is-changing-5224176
14
Multigenerational Survey Shows How Retirement Planning Is Changing. (2022, April 4). Investopedia. https://www.investopedia.com/how- retirement-planning-is-changing-5224176
Gen Z Gen X Gen Z
Gen X
46,45 %
19,72 %
26,76 %

23,72 %

Rp

Rp

Gen Y Rp
Gen Y
53,52 %

29,83 %

Menabung Berkala Menyiapkan untuk hari tua

Gen X
Gen X
22,90 %

23,59 %

Gen Z Gen Z
53,33 %
37,40 %

Gen Y
23,08 % Gen Y
39,69 %

Saya tidak Saya dapat mengelola


memiliki hutang dengan baik hutang yang dimiliki

Gen X
Gen Z
18,06 %

27,78 %
Gen Z
Gen X 28,57 %

Rp
Rp
26,89 %

Rp

Gen Y
Gen Y
54,17 %

44,54 %

Saya memiliki investasi Saya berinvestasi dengan


(contoh: emas, saham, tanah, mempertimbangkan
obligasi, deposito, crypto, dll) risk & return

Gambar 3.16. Perilaku Keuangan Generasi Y

Sumber: LM FEB UI, 2023

Berdasarkan hasil studi ini, terlihat bahwa individu dalam generasi ini cenderung mengambil tindakan proaktif untuk
memastikan keamanan dan stabilitas keuangan mereka di masa depan, serta mencapai kehidupan pensiun yang
nyaman dan memuaskan. Mengingat jumlah populasi generasi Y yang signifikan saat ini, mereka menjadi target
yang potensial bagi pelaku dana pensiun swasta untuk menawarkan produk investasi atau jaminan hari tua guna
membantu mereka dalam mencapai tujuan keuangan masa pensiun.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 38


Tipe-tipe
Masyarakat
Tipe
Indonesia Penimbun
Pundi-Pundi
berdasarkan Kekayaan
(Frugal Savers)
Perilaku
Menabung, Gender:
Wanita
Key Financial Behavior:
Memiliki banyak aset likuid,

Berhutang, dan
fokus menabung sambil
Generasi: mempersiapkan kebutuhan
Generasi Z - Generasi Y jangka panjang dengan

Berinvestasi
portofolio investasi sederhana
Kelas Ekonomi:
Middle - Upper Deskripsi:
Hati-hati, kreatif, memiliki visi
Domisili: jangka panjang, paham nilai
Indonesia Barat dan uang, gaya hidup hemat,
Kami mengidentifikasi lima tipe perilaku keuangan Tengah kualitas hidup tinggi, orientasi
masyarakat Indonesia berdasarkan pola masa depan, tidak ada
tekanan finansial
menabung, berhutang, dan berinvestasi. Berikut
adalah deskripsi dari masing-masing tipe.

Tipe Demi Tipe


Hidup Pejuang
Sejahtera Tangguh
(Wealth (Debt-Free
Builders) Slayers)

Gender: Key Financial Behavior: Gender:


Mayoritas pria, Relatif memiliki literasi Proporsi wanita
sebagian wanita keuangan yang baik, tahu dan pria sama Key Financial Behavior:
bagaimana berinvestasi Mampu mengelola utang
Generasi: dan portofolio mana yang Generasi: dan sumber daya keuangan
Generasi X - Generasi Y memberikan pengembalian Generasi Z - Generasi Y dengan baik dan efisien
terbaik dengan risiko
Kelas Ekonomi: yang terukur Kelas Ekonomi: Deskripsi:
Upper Middle - Upper Melunasi hutang
Deskripsi: dengan berbagai cara
Domisili: Motivasi kemandirian finansial, Domisili: (snowball-debt, konsolidasi
Jawa-Bali dan Indonesia pensiun dini, berani mengambil Indonesia Barat dan utang dll.), memenuhi aspek
Tengah risiko dan ketidakpastian, sebagian Indonesia Timur keuangan jangka pendek
menantang keadaan existing,
berpikir out of the box

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 39


Tipe Anti
Utang-Utang Tipe Kaum
Club Tertinggal
(Debt-Free (Unseen
Dwellers) Impoverished)

Gender: Key Financial Behavior:


Gender:
Sebagian besar Memiliki keterbatasan literasi
Proporsi wanita
wanita dan pria keuangan dan sumber pendapatan,
dan pria sama
aktivitas finansial terbatas pada
Key Financial Behavior:
Generasi: pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Generasi: Bebas utang
Generasi Z Generasi X dan
Deskripsi: Generasi Y Deskripsi:
Kelas Ekonomi: Tidak memiliki akses Akses informasi yang terbatas, literasi
Lower dan sebagian hutang, kebutuhannya Kelas Ekonomi: keuangan rendah, tidak memiliki cukup
Upper terpenuhi dengan tidak Lower simpanan jangka pendek (menabung)
perlu berhutang, dan jangka panjang (investasi), tidak
Domisili: keamanan finansial jangka Domisili: bisa mengakses fasilitas hutang atau
sebagian Indonesia pendek, kerentanan Indonesia Timur jika berhutang maka tidak mampu
Barat dan Tengah finansial jangka panjang mengelola hutangnya dengan baik.

Kesulitan memenuhi kebutuhan hidup


dasar. Tidak memiliki atau sedang
mencari pekerjaan.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 40


Bagian

04

LAYANAN
KEUANGAN
DIGITAL
(Digital Financial Services)
Adopsi Mobile Banking, Peluang
Penetrasi pada Pelopor Layanan
Teknologi Keuangan di Indonesia
Melalui kehadiran fitur layanan mobile banking pada dan diterima oleh suatu populasi atau lapisan
awal 2000, layanan keuangan di Indonesia terlihat masyarakat, yang dimulai dari fase pengenalan hingga
mengalami perbaikan. Layanan keuangan digital ini diadopsi secara luas. Teori ini memaparkan bagaimana
menguntungkan baik bagi industri perbankan sendiri, pola dan kecepatan penyebaran teknologi baru kepada
maupun konsumen. Hadirnya mobile banking yang suatu populasi.
mempermudah aktivitas nasabah bank melalui
penggunaan konektivitas mobile, di mana teknologi ini Dalam teori Diffusion of Innovation, masyarakat
berkembang selaras dengan perkembangan jaringan dikelompokkan menjadi lima segmen konsumen:
telekomunikasi. Kemudahan yang dapat dirasakan oleh Innovators, Early Adopters, Early Majority, Late Majority,
nasabah melalui transaksi keuangan dapat dilakukan dan Laggards. Sedangkan mereka yang belum menjadi
di mana saja, tanpa harus mengunjungi kantor cabang konsumen atau berada di luar kelima segmen tersebut
bank maupun mesin ATM secara fisik. disebut sebagai Potential Adopters. Innovators
merupakan segmen pertama yang cenderung terbuka
Perkembangan mobile banking juga tercermin pada terhadap risiko dan menjadi pionir mencoba ide-ide
hasil survei yang telah kami lakukan. Dari data yang baru. Kemudian, Early Adopters adalah orang-orang
telah kami analisis, perkembangan mobile banking yang tertarik untuk mencoba teknologi baru dan
di Indonesia memiliki pola yang dapat dikaitkan dengan membangun kegunaannya di masyarakat. Sedangkan
teori Diffusion of Innovation. Teori yang digagas oleh Early Majority biasanya perlu melihat bukti bahwa
E.M. Rogers pada 1962 tersebut menggambarkan inovasi berhasil sebelum mereka terdorong untuk
bagaimana sebuah ide dan teknologi baru dapat masuk mengadopsi suatu teknologi.

35,92 %

28,04 %

15,12 %

12,40 %
TRA
NS
FER
Rp
3,49 % 5,04 %

Early Early Late Potential


Innovators Laggards
Adopters Majority Majority Adopters

Gambar 4.1. Diffusion of Innovation pada Mobile Banking


Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 42


Meskipun begitu, Early Majority adalah orang-orang
yang lebih cepat beradaptasi daripada rata-rata satu
Kehadiran Smartphone
populasi. Sementara, Late Majority merupakan orang- di Tahun 2011 Menjadi
orang yang baru mau mencoba inovasi baru ketika Pendorong Pertumbuhan
sebagian besar masyarakat sudah mencoba suatu
teknologi baru. Terakhir, Laggards adalah segmen Layanan Mobile Banking
konsumen yang konservatif terhadap perubahan dan di Indonesia
merupakan kelompok yang terbilang sulit untuk dapat
menerima dan menggunakan teknologi baru.

Selaras dengan teori Diffusion of Innovation,


penerimaan terhadap teknologi mobile banking pada Data di atas menunjukkan pada periode 2011—2015
masyarakat Indonesia dapat terkelompokkan kedalam merupakan fase penyerapan penggunaan teknologi
lima kelompok yang telah dijelaskan sebelumnya. mobile banking tertinggi pada masyarakat
Temuan kami berdasarkan data survei, terdapat pola Indonesia. Hal itu tidak dapat dipisahkan dengan
adopsi teknologi mobile banking yang bergerak dalam adanya kehadiran teknologi lain berupa telefon
periode lima tahunan. Apabila dibagi secara merata ke gawai pintar (smartphone). Pada fase Innovators
dalam lima fase sesuai teori Diffusion of Innovation, dan Early Adopters, pengguna masih menggunakan
fase Innovators dari mobile banking di Indonesia ini token generator di mana alat tersebut
meliputi tahun 2000—2005, sementara untuk fase men-generate kode acak (random passcode)
selanjutnya, yaitu Early Adopters termasuk pada tahun sebagai bentuk keamanan untuk mengakses mobile
2006—2010, Early Majority untuk tahun 2011—2015, banking nasabah. Bagi nasabah yang ingin
Late Majority untuk tahun 2016—2020, dan untuk menggunakan layanan mobile banking ini wajib
Laggards termasuk populasi masyarakat yang baru memiliki token generator tersebut untuk setiap akun
menggunakan mobile banking di atas tahun 2020. bank. Sebagai konsekuensi, jika nasabah ingin
mengakses layanan ini untuk setiap akun bank-nya,
Berdasarkan hasil analisis kami, responden yang masuk token generator yang perlu dimiliki akan banyak.
ke dalam fase Innovators terbilang rendah, hanya Selain itu, sistem mobile banking yang saat itu
sekitar 3,5% dari total masyarakat Indonesia. Kondisi digunakan hanya dapat diakses masih melalui
yang tidak jauh berbeda terlihat kategori fase Early browser dengan fitur layanan yang relatif terbatas,
Adopters, dengan kenaikan yang tidak signifikan, yaitu salah satu contohnya belum bisa melacak pengirim
sebesar 5% dari keseluruhan total responden. Pada dana yang masuk ke rekening.
fase Early Majority, penggunaan mobile banking
mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu Disrupsi telepon gawai pintar (smartphone)
sebesar 12%. Melihat keberhasilan dan manfaat yang mulai masif pada tahun 2011, di mana
dirasakan oleh kelompok Early Majority, fase Late perusahan- perusahan penghasil smartphone dunia
Majority merupakan fase dimana pertumbuhan telah menginternalisasi sistem iOS dan Android
pengguna mobile banking mengalami kenaikan yang pada produknya—dan sistem blackberry pada
paling tinggi, mencapai nilai 36%. Meskipun demikian, periode tersebut. Perusahaan seperti Apple,
layanan keuangan digital ini masih memiliki pengguna Samsung, dan Sony contohnya, mengeluarkan
baru pada periode 2021—2025 sebanyak 28%, dimana produk terbaru mereka di Indonesia. Munculnya
teknologi mobile banking, sudah mulai tersaingi oleh smartphone ini disertai juga dengan awal rilisnya
layanan keuangan digital dengan teknologi yang lebih mobile banking berbasis aplikasi yang memang
canggih. Kelompok ini dapat dikategorikan sebagai cocok untuk digunakan di ekosistem sistem operasi
kategori Laggards. Sementara, masih terdapat iOS dan Android smartphone tersebut. Dengan
segmen konsumen Indonesia yang cukup besar adanya teknologi baru ini memudahkan para
sebagai Potential Adopters layanan mobile banking, nasabah untuk mengakses layanan mobile banking
yaitu sekitar 15% dari total masyarakat yang yang menjadi salah satu faktor yang membuat
menggunakan layanan perbankan. terjadinya kenaikan yang signifikan dari penggunaan
mobile banking pada fase Early Majority.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 43


Tidak berhenti pada layanan mobile banking, perbankan
Tren Adopsi Layanan Indonesia juga terus berkembang dan menawarkan fitur
E-wallet mengikuti pola baru yang memudahkan para nasabah dan penggunanya.
yang sama dengan Sejalan dengan program pemerintah yang terus ingin
meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat, layanan
Perkembangan Layanan keuangan digital berupa dompet digital (e-wallet) hadir
Mobile Banking di Indonesia untuk menangkap potensi pengguna tidak hanya yang
bankable, tetapi juga yang dianggap unbankable oleh
perbankan konvensional. Layanan keuangan digital
e-wallet merupakan bentuk pembayaran digital (digital
payment) yang sangat populer dan secara konstan
trennya terus meningkat di dunia. Penggunaan e-wallet
36,43 %
yang semakin meningkat ini menunjukkan bahwa
konsumen keuangan saat ini mencari teknologi yang
lebih cepat (seamless), hemat biaya dan waktu untuk
transaksi keuangan harian mereka. Oleh karena itu,
e-wallet dianggap sebagai instrumen yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
19,90 %

18,86 %

16,54 %

Inovasi teknologi keuangan e-wallet sendiri mulai muncul


di Indonesia pada tahun 2007. Berdasarkan hasil analisis
data survei yang kami peroleh, terlihat pola adopsi
5,81 %

layanan e-wallet yang serupa dengan tren


2,45 %

perkembangan layanan mobile banking di Indonesia. Pola


tersebut juga dikaitkan dengan teori Diffusion of
Early Early Late Potential
Innovators
Adopters Majority Majority
Laggards
Adopters
Innovation. Apabila perkembangannya sampai saat ini
dibagi secara merata ke dalam lima fase sesuai teori
Diffusion of Innovation, Fase Innovators akan dimulai
Gambar 4.2. Diffusion of Innovation pada E-Wallet sejak tahun 2007—2010, sementara untuk fase
selanjutnya, yaitu Early Adopters termasuk pada tahun
Sumber: LM FEB UI, 2023 2011—2014, Early Majority pada tahun 2015—2018, Late
Majority pada tahun 2019—2021, dan Laggards
merupakan populasi masyarakat yang baru
menggunakan e- wallet di atas tahun 2021.

Berdasarkan teori Diffusion of Innovation, perkembangan


e-wallet juga diadopsi oleh hanya segelintir orang pada
periode tersebut. Tercatat dari data kami, hanya 2,5%
dan 5,8%, secara berturut-turut pada segmen Innovators
dan Early Adopters. Sejalan dengan perkembangan
mobile banking, pada segmen Early Majority, responden
Rp pengguna e-wallet meningkat secara signifikan
mencapai angka 19,9% dan kembali melonjak ke angka
36,4% pada fase Late Majority. Untuk responden
Rp pengguna e-wallet pada fase Laggards mencapai nilai
18,9% pada periode di atas 2021 di mana teknologi ini
sudah mulai dianggap umum. Indonesia masih memiliki
potensi besar dari sisi Potential Adopters e-wallet yang
mencapai 16,54% dari total masyarakat.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 44


Tren Adopsi Teknologi Mobile Banking dan E-wallet di Indonesia
Terbilang Unggul Dibandingkan Beberapa Negara Lain

Inovasi teknologi keuangan berupa mobile banking dan penggunaan mobile banking, Indonesia diperkirakan
e-wallet merupakan keberhasilan bersama antara sektor berada pada urutan ketiga setelah Britania Raya dan
perbankan Indonesia dan masyarakat sebagai pengguna Thailand, sedangkan untuk di Asia-Pasifik saja, berada
layanan tersebut. Berdasarkan hasil analisis survei kami pada urutan kedua.
terhadap tingkat adaptasi layanan kedua layanan
keuangan digital tersebut, layanan tersebut sudah Pada penggunaan e-wallet, jika dibandingkan dengan
diserap oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang sudah negara di luar Asia-Pasifik, seperti Britania Raya
bankable. Olahan data kami menunjukan jumlah (Inggris), Amerika Serikat, dan Australia yang dapat
pengguna layanan mobile banking di Indonesia saat ini dilihat pada Insights 4.1, Indonesia termasuk ke dalam
sudah mencapai 85% masyarakat Indonesia, sedangkan negara dengan kecepatan adaptasi yang tinggi, yaitu
untuk penetrasi e-wallet sudah mencapai 83,5%. mencapai lebih dari 80%. Namun, dalam lingkup negara
di wilayah Asia-Pasifik, sebagai wilayah dengan
Sementara jika dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan digital wallet tercepat di dunia15,
rata-rata dunia dalam melakukan penetrasi dengan fitur pertumbuhan pengguna e-wallet di Indonesia termasuk
layanan yang serupa, Indonesia relatif memiliki tingkat lambat jika dibandingkan dengan negara dengan tingkat
adaptasi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan penetrasi tertinggi yaitu China dengan nilai 90% atau
kondisi global. Dari data yang tersaji pada Insights 1.1, bahkan dengan negara Singapura yang di tahun 2022
Indonesia memiliki tingkat adopsi yang relatif tinggi jika sudah memiliki tingkat penetrasi sebesar 81% di tahun
dibandingkan dengan negara-negara lain. Untuk 2022 pada Gambar 4.3.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 45

15
McKinsey & Company. (2022). https://www.mckinsey.com/industries/financial-services/our-insights/sustaining-digital-payments-growth-winning-models-in-emerging-markets
Insights 4.1

Adopsi Layanan Mobile


93 %
63 %

Banking & E-Wallet Great Britain Australia*


*Data availability 2021
di Berbagai Negara

85 %
70 %

Indonesia Hong Kong


Data terkait adaptasi layanan teknologi
keuangan di setiap negara memiliki
kecepatan yang berbeda-beda.
Berdasarkan survei terkait mobile
banking tahun 2022 di beberapa negara, 73 %
81 %

US Singapore
yaitu berdasarkan survei terkait mobile
banking tahun 2022 di beberapa negara,
yaitu US, Britania Raya, Australia, dan
negara-negara Asia-Pasifik seperti
Singapura, Malaysia, Thailand, serta 75 %
85 %

Malaysia Thailand
Hong Kong, penetrasi mobile banking
telah mencapai nilai di atas 60%.

Dilihat pada gambar 4.3, negara dengan Gambar 4.3. Penetrasi Mobile Banking di Berbagai Negara di Dunia
penetrasi mobile banking terbanyak
Sumber: Dari berbagai sumber, diolah LM FEB UI, 2023
berada pada Britania Raya (Inggris,
Skotlandia, dan Wales) yaitu sebesar
93%16, disusul dengan Thailand dan
Singapura dengan nilai 85% dan 81%
secara berturut-turut17. Untuk negara
dengan penetrasi yang paling kecil yaitu UK Indonesia
pada Hong Kong dan Australia18 dengan 65 %
84 %

nilai penetrasi masih berada


di sekitar 60%-70%.
Hong Kong US
Untuk kondisi adaptasi e-wallet, 89 %
63 %

negara-negara yang terletak pada


wilayah Asia-Pasifik memiliki nilai
penetrasi yang lebih tinggi dibandingkan Singapore South Korea
wilayah di Eropa, Amerika, dan Australia. 81 %
68 %

Negara dengan adaptasi e-wallet


tercepat, dilihat pada gambar 4.4. yaitu
negara China dengan penetration rate Australia China
90%19 di tahun 2022, disusul oleh Hong 65 %
90 %

Kong20 dan Singapura. Adapun untuk


negara dengan dengan tingkat
penetrasi yang masih cukup rendah
yaitu US, dengan angka 63%. Gambar 4.4. Penetrasi E-Wallet di Berbagai Negara di Dunia
Sumber: Dari berbagai sumber, diolah LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 46

16
Statista Research Department. (2022). https://www.statista.com/statistics/286273/internet-banking-penetration-in-great-britain/
17
ameson, R., Haupt, H., Lochotinan, C., Sommerin, P., & Wan, D. (2022). Bank of the Future: Asia-Pacific Retail Banking Survey. United Kingdom; Capco.
18
Roy Morgan Research. (2022). https://www.roymorgan.com/findings/mobile-banking-apps-and-the-internet-are-more-satisfying-for-customers-than-branch-visits-or-phone-banking
19
Morning Consult. (2022). The State of Consumer Banking & Payments.
20
GobalData. (2022). Financial Services Consumer Survey.
Potensi Penetrasi Pengguna Baru Mobile Banking
dan E-Wallet Didominasi Pulau Jawa

Meskipun angka pengguna teknologi keuangan digital angka 9%. Padatnya populasi di Jawa dapat menjadi
saat ini tergolong tinggi, potensi yang dimiliki Indonesia salah satu faktor mengapa kelompok Potential Adopters
masih terbilang besar. Dari data pengguna mobile paling banyak berada pada pulau ini, mengingat hampir
banking di tahun 2023, masih terdapat 15% dari 50% penduduk di Indonesia bertempat tinggal
responden survei yang belum menggunakan layanan ini di Pulau Jawa.
atau tergolong ke dalam Potential Adopters. Pada
kelompok ini, 4 dari 10 responden merupakan Tren yang sama ditunjukkan pada kondisi penetrasi
masyarakat dengan kelas ekonomi bawah (lower), layanan e-wallet, pada tahun 2023 masih terdapat
sedangkan 6 lainnya terbagi rata ke dalam kelas kelompok masyarakat yang belum beradaptasi
ekonomi lainnya, yaitu 3 orang dengan kelas ekonomi menggunakan layanan keuangan digital tersebut.
menengah (middle) dan 3 orang kelas atas (upper). Potential Adopters pada e-wallet berada pada nilai
16,5% dari keseluruhan responden survei. Pada
Persebaran Potential Adopters di Indonesia sendiri kelompok ini, 4 dari 10 responden merupakan
paling banyak berada di Pulau Jawa. Jawa Barat masyarakat dengan kelas ekonomi bawah (lower),
menjadi wilayah dengan responden Potential Adopters kemudian 4 orang lainnya berasal dari kelas ekonomi
mobile banking terbesar yaitu 12,3%, disusul oleh Jawa menengah (middle), serta 2 orang lainnya termasuk
Tengah dan Jawa Timur dengan nilai yang sama di ke dalam masyarakat kelas ekonomi atas.

Series 1
0,82% 12,30%

Gambar 4.5. Pemetaan Potential Adopters Mobile Banking di Indonesia


Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 47


Series 1
0,76% 13,74%

Gambar 4.6. Pemetaan Potential Adopters E-Wallet di Indonesia


Sumber: LM FEB UI, 2023

Dari data yang kami analisis, dapat terpetakan Jawa. Jawa Timur menjadi wilayah dengan responden
persebaran Potential Adopters pengguna e-wallet Potential Adopters e-wallet terbesar yaitu 13,7%, disusul
seperti pada gambar 4.6. Potential Adopters pengguna oleh Jawa Barat pada angka 9% dan Kalimantan Timur
e-wallet di Indonesia paling banyak berada di Pulau pada angka 8,4%.

Perkembangan Teknologi Keuangan


(Fintech) dan Dukungan terhadap Inklusi
Keuangan (Financial Inclusion)
Perkembangan teknologi keuangan di dunia terus terdapat pula pengembangan layanan-layanan lainnya
berkembang secara eksponensial dan memunculkan dalam perbankan, investasi, pinjaman, dan asuransi yang
berbagai inovasi berupa layanan keuangan digital yang terdigitalisasi dan telah diakses oleh masyarakat
semakin beragam. Disamping layanan mobile banking Indonesia.
dan e-wallet yang sudah memasuki pasar Indonesia,

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 48


70 %
Layanan Fintech Dinikmati
Fintech
User Mayoritas oleh Masyarakat
Generasi Y Kelas Ekonomi
Menengah Atas
17 %
28 %

Apabila dilihat berdasarkan status sosial ekeonomi


dari responden survei, untuk layanan investasi,
Investasi Pinjaman asuransi, dan pinjaman digital paling banyak berada
pada responden dengan ekonomi atas (upper),
sedangkan untuk tabungan digital paling banyak
berada pada tingkat ekonomi menengah (middle).
3 %
52 %

Perkembangan teknologi digital di sektor keuangan


merupakan salah satu faktor yang mendorong
pertumbuhan investor digital seperti pada pasar
Asuransi Tabungan
modal Indonesia. Berdasarkan data Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2021, jumlah investor
Gambar 4.7. Pengguna Layanan Teknologi pasar modal tumbuh sebesar 489% jika
Finansial (Financial Technology) di Indonesia dibandingkan dengan tahun 2017.
Sumber: LM FEB UI, 2023
Pada layanan investasi digital, 36,5% responden
yang termasuk ke dalam pengguna terbesar
investasi digital berasal dari kelompok ekonomi atas
Berdasarkan analisis kami, dapat dilihat bahwa (upper). Perilaku investasi yang besar ini disebabkan
layanan-layanan keuangan digital baru yang karena individu dengan ekonomi menengah ke atas
mendisrupsi sektor keuangan tersebut cukup memiliki dana yang lebih besar untuk dapat
diminati oleh penduduk Indonesia. Hal ini terlihat dari diinvestasikan. Selain itu, apabila dilihat dari tingkat
total responden survei sebagai pengguna layanan kapabilitas finansial yang ada pada bagian hasil
keuangan digital yang mencapai angka 70,3%, yang analisis literasi keuangan (financial literacy),
mana angka tersebut dua kali lipat lebih besar dari responden pada status sosial ekonomi atas (upper)
populasi yang belum menggunakan layanan memiliki kapabilitas finansial (financial capability)
keuangan digital. yang lebih tinggi dibanding responden pada SES
lainnya. Kapabilitas ini yang menjadikan responden
Berdasarkan jumlah total pengguna layanan digital, menengah ke atas lebih memiliki pengetahuan
ditunjukkan bahwa dari masing-masing layanan yang terkait investasi sehingga lebih terdorong untuk
tersedia, layanan teknologi keuangan yang diadopsi menggunakan layanan tersebut.
ini didominasi oleh pengguna fitur tabungan (saving)
sebesar 52%. Kemudian, sebanyak 28% pengguna Selain investasi pasar modal, layanan investasi
layanan menggunakan layanan pinjaman online atau fintech terbaru yang sedang banyak diminati, yaitu
financial lending. Adapun untuk kedua layanan saham reksadana. Produk investasi reksa dana ini
lainnya, yaitu layanan investasi dan asuransi digital, dinilai sesuai untuk investor yang memiliki
yaitu secara berturut-turut sebesar 17% dan 3% dari keterbatasan waktu, dana, informasi, dan
pengguna layanan digital platform yang tersedia pengetahuan terkait investasi. Munculnya layanan
di Indonesia. Kondisi jumlah pengguna dengan saham seperti reksadana membuka peluang dan
pengelompokkan layanan pada gambar 4.7 dapat mendorong masyarakat dengan kelas ekonomi
dijelaskan lebih lanjut jika kita menelusuri demografi menengah ke bawah (lower-middle) untuk ikut lebih
status sosial ekonomi pada tiap pengguna jasa berpartisipasi dalam layanan fintech untuk investasi,
layanan teknologi keuangan tersebut. ditunjukkan dengan nilai partisipasi yang hampir
mengimbangi pengguna investasi digital kelas
menengah ke atas pada hasil survei dengan
nilai 35,8%.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 49


Lower Middle Upper Kondisi pada layanan asuransi fintech juga sejalan
dengan layanan investasi, di mana pengguna paling
besar merupakan responden dengan kelas ekonomi
atas (upper) dengan nilai 43,7%, diikuti dengan
35,82 %

responden kelas ekonomi bawah (lower) dengan nilai


Investasi

41,6%. Fakta bahwa banyaknya masyarakat kelas


27,64 %
ekonomi atas (upper) layanan ini wajar terjadi,
mengingat masyarakat kelompok ini memiliki dana
yang lebih besar untuk membayar polis di berbagai
36,53 %
jenis asuransi digital, untuk berbagai kebutuhan.
Terkait nilai partisipasi yang cukup tinggi dari
masyarakat dengan ekonomi bawah (lower), hal ini
dapat dijelaskan karena keberadaan layanan asuransi
BPJS Kesehatan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
41,63 %

menyebutkan bahwa layanan fintech BPJS


Asuransi

Kesehatan ini termasuk ke dalam langkah besar


dalam mendorong pertumbuhan layanan keuangan
14,70 %

digital di Indonesia21.

43,67 %
Untuk layanan pinjaman pada fintech sebagian besar
penggunanya berasal dari masyarakat kelas atas
(41,2%). Saat ini, di Indonesia telah tersedia
berbagai macam layanan pinjaman berbasis
teknologi, seperti layanan kredit ataupun yang
25,41 %
sedang marak digunakan saat ini yaitu pinjaman
Pinjaman

online atau peer-to-peer lending. Dalam hal


pinjaman pastinya adanya beberapa persyaratan
33,43 %

yang harus dipenuhi, seperti minimum pendapatan


individu pada setiap bulannya. Masyarakat dengan
41,16 % ekonomi atas (upper) memiliki pendapatan yang
lebih besar daripada masyarakat pada kelas ekonomi
lainnya, maka peluang mereka untuk dapat
melakukan pinjaman juga semakin besar.

55,08 %
Berbeda dengan ketiga layanan fintech sebelumnya,
Tabungan

responden pengguna layanan tabungan digital


(digital saving) lebih didominasi oleh masyarakat
55,36 %
pada kelas ekonomi menengah (55,4%) dan bawah
(55,1%). Bank digital sebagai sarana untuk tabungan
digital memiliki beberapa fitur menguntungkan
41,11 %

seperti bebas biaya bank bulanan dan biaya yang


cenderung lebih rendah maupun gratis untuk
transfer dana kepada bank lain. Fitur-fitur ini dapat
membantu menghemat pengeluaran masyarakat,
terutama untuk kelompok masyarakat dengan status
Gambar 4.8. Persentase Pengguna setiap
sosial ekonomi menengah ke bawah. Selain itu,
Layanan Teknologi Finansial (Fintech)
berdasarkan Status Sosial Ekonomi Pengguna untuk bank digital yang sudah menjalin kerja sama
dengan Visa maupun MasterCard, tabungan
Sumber: LM FEB UI, 2023 tersebut dapat digunakan untuk bertransaksi secara
online layaknya menggunakan kartu kredit. Fitur
inilah yang dinilai lebih menarik mereka yang tidak
memiliki akses untuk membuat dan menggunakan
layanan kartu kredit karena persyaratan ekonomi
yang tidak terpenuhi.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 50

21
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Insurtech: Keuangan Digital yang Kian Berkembang. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20593
Gen X Gen Y Gen Z

99% Populasi di Indonesia


Belum Memiliki Kesadaran
15,11
terhadap Layanan Teknologi
%
Investasi

48,92 %
Keuangan (Fintech) Secara
Menyeluruh.
35,97 %

Berkembangnya layanan fintech di Indonesia dapat


menstimulus peningkatan inklusi keuangan (financial
29,17 %

inclusion) pada masyarakat Indonesia. Hal ini karena


Asuransi

layanan fintech dapat lebih menjangkau hampir seluruh


45,83 %

wilayah di Indonesia dan memudahkan masyarakat


dalam mendapatkan akses dari berbagai lembaga
25 %

keuangan. Inklusi keuangan adalah suatu kondisi di


mana individu dan bisnis memiliki akses ke produk dan
layanan keuangan yang berguna dan terjangkau untuk
memenuhi kebutuhan mereka, seperti transaksi,
21,49 % pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi,
disampaikan dengan cara yang bertanggung jawab dan
Pinjaman

50,88 % berkelanjutan22. Hal ini sangat penting bagi


perekonomian Indonesia karena dapat memberikan
keuntungan seperti meningkatkan efisiensi ekonomi,
27,63 %

mendukung stabilitas sistem keuangan, berpengaruh


positif pada ekonomi lokal dan nasional yang
berkelanjutan, serta meningkatkan Human
Development Index (HDI) di Indonesia23.
21,83 %
Tabungan

Namun, karena keberadaan layanan fintech ini masih


48,12 %
terhitung baru sehingga masih banyak masyarakat yang
belum sadar terkait keberadaan dan manfaat dari
30,05 %
layanan-layanan tersebut. Kondisi ini terlihat dari
pengguna pada keempat layanan-layanan
fintech–tabungan, investasi, asuransi, pinjaman–yang
masih belum merata, terutama pada layanan selain
tabungan digital yang masih memiliki tingkat penetrasi
Gambar 4.9. Persentase Pengguna setiap di bawah 30%.
Layanan Teknologi Finansial (Fintech)
berdasarkan Generasi Pengguna
Bagi masyarakat Indonesia yang termasuk ke dalam
Sumber: LM FEB UI, 2023 pengguna keempat layanan digital tersebut, mereka
tergolong telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi
terhadap perkembangan layanan fintech di Indonesia.
Kondisi ini hanya ditemukan sekitar 1 dari 100 orang.
Jika dilihat berdasarkan generasi pada Artinya, 99% total populasi masih belum menyadari
masyarakat, hasil survei menunjukkan bahwa layanan fintech secara menyeluruh.
layanan fintech yang ada semuanya didominasi
oleh Generasi Y, yaitu pada investasi digital Adapun berdasarkan kelas ekonomi, populasi yang
(49%), asuransi digital (45,8%), pinjaman digital memiliki awareness tinggi terhadap fintech, merupakan
(50,9%), dan tabungan digital (48,1%). masyarakat dengan ekonomi kelas atas (2 dari 4 orang),
serta didominasi oleh Generasi Y (3 dari 4 orang).

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 51

22
The World Bank. (2022). https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion/overview#:~:text=Financial%20inclusion%20means%20that%20individuals,a%20responsible%20and%20sustainable%20way.
23
Bank Indonesia. https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/stabilitas-sistem-keuangan/keuangan-inklusif/
“ Kesadaran yang masih sangat rendah terkait layanan
fintech ini perlu menjadi perhatian baik itu bagi
regulator maupun pelaku sektor keuangan digital
dalam rangka mendorong peningkatan inklusi
keuangan digital (digital financial inclusion).

Literasi Keuangan (Financial Literacy) sebagai Dasar dari


Inklusi Keuangan Digital (Digital Financial Inclusion)

Salah satu indikator utama yang dapat menentukan Kurangnya literasi keuangan ini dapat menyebabkan
kemampuan masyarakat dalam mengakses layanan kerugian maupun hilangnya kesempatan (opportunity
keuangan adalah literasi keuangan (financial literacy). loss) pada kondisi keuangan individu. Sebagai contoh
Dengan tingkat literasi keuangan yang rendah, pada salah satu negara ASEAN, yaitu Thailand.
pengetahuan masyarakat terkait keuangan menjadi Sebagian besar rumah tangga di negara tersebut tidak
sangat kecil. Akibatnya, walaupun telah tersedia memahami konsep time value dari uang dan inflasi
infrastruktur fintech, pada wilayah atau kelompok sehingga mereka kehilangan peluang investasi dengan
demografi dengan literasi keuangan yang rendah, tetap memegang uang tunai dan membuat deposito
inovasi tersebut tidak akan berkembang atau diadopsi di bank komersial. Selain terkait investasi, pengetahuan
lebih lambat. dasar tentang suku bunga yang dibebankan pada
pinjaman dapat membantu konsumen untuk menahan
Pengetahuan keuangan yang tidak memadai, selain diri dari menggunakan pinjaman ilegal dan lebih
dapat menghalangi seseorang dalam menggunakan berupaya untuk membandingkan produk keuangan dan
layanan keuangan, juga dapat secara otomatis membuat keputusan keuangan yang tepat. Di Indonesia,
membatasi diri mereka sendiri dari akses terhadap kurangnya literasi keuangan terkait platform fintech
lembaga keuangan. Kurangnya pemahaman mereka lending ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang
tentang produk keuangan dapat menimbulkan menjadi korban pinjaman online ilegal.
kurangnya kepercayaan (trust) untuk mengakses
lembaga keuangan, atau disebut self-exclusion24.
Padahal, bagi mereka yang menggunakan jasa
keuangan, tujuan dan manfaat dalam menggunakan
layanan keuangan digital ini lebih mungkin tercapai, jika
pengguna memiliki pengetahuan yang cukup terkait
produk keuangan serta manfaat risiko dan manfaat bagi
masyarakat sendiri.

Sesuai dengan respon terhadap survei penelitian ini,


penggunaan fintech memang sudah tergolong tinggi,
namun penggunaan layanan ini didominasi hanya pada
penggunaan tabungan digital, sedangkan untuk layanan
seperti investasi, pinjaman, dan asuransi masih
tergolong rendah. Dengan indeks literasi keuangan
sebesar 49,7%25, penggunaan layanan keuangan digital
pada investasi, pinjaman, dan asuransi hanya mencapai
angka kurang dari 30%.

Rp

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 52

24
Moenjak, T., Kongprajya, A., & Monchaitrakul, C. (2020). Adbi Working Paper Series Fintech, Financial Literacy, and Consumer Saving And Borrowing: The Case Of Thailand Asian Development Bank Institute. www.adbi.org
25
Otoritas Jasa Keuangan. (2022). https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Indeks-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Masyarakat-Meningkat.aspx
Insights 4.2

Belajar dari Singapura terkait Edukasi Keuangan Masyarakat

Negara Singapura merupakan negara dengan inklusi untuk mengelola keuangan dan sumber daya pribadi
keuangan yang tinggi menurut Global Financial Inclusion mereka secara efektif, sambil mengasah keterampilan
Index 202226. Salah satu faktor yang mendorong kondisi kepemimpinan dan komunikasi mereka dalam
ini yaitu juga terletak pada kondisi literasi keuangan dari proses tersebut.
penduduknya. Berdasarkan penilaian dari MasterCard
pada tahun 2015, Singapura memiliki nilai literasi keuangan Untuk penyampaian edukasi literasi keuangan kepada
mencapai angka 71, yang mana nilai ini termasuk nilai yang siswa, beberapa cara dilakukan seperti melalui Personal
cukup tinggi di Asia-Pasifik27. Finance Seminars, Pedagogy Workshops, dan sesi
mentoring. Program edukasi ini juga menyediakan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh negara Singapura kegiatan tambahan untuk melengkapi pelajarannya
dalam meningkatkan literasi keuangan di negaranya yaitu di kelas. Kegiatan tambahan ini dapat berbentuk games,
dengan penanaman edukasi terkait keuangan sejak usia kompetisi, dan camps untuk memotivasi siswa
dini. Program Financial Literacy Hub diluncurkan memperoleh pengetahuan keuangan dan kebiasaan
di Singapura untuk membekali guru dengan keterampilan pengelolaan uang yang bermanfaat. Dengan bantuan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan teknologi seluler, mobile game juga ditawarkan oleh
prinsip-prinsip keuangan pribadi yang diperlukan kepada sekolah untuk meningkatkan pengajaran dan
siswa mereka. Pada saat yang sama, para guru secara aktif pembelajaran terkait financial literacy .
28

dibantu dalam proses membangun kapasitas siswa mereka

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 53

26
Principal Financial Group. (2022). Global Financial Inclusion Index 2022.
27
Wilfred Ling. (2015). https://www.ifa.sg/mastercards-latest-financial-literacy-index-2015/
28
Carlin, B., Olafsson, A., & Pagel, M. (2017). NBER Working Paper Series. Fintech Adoption Across Generations: Financial Fitness in the Information Age.
Kompleksitas Infrastruktur Digital yang Disebabkan
Kondisi Topografi Indonesia sebagai Negara Kepulauan
Menjadi Tantangan Peningkatan Inklusi Keuangan Digital

Selain peningkatan literasi keuangan sebagai pendorong memerlukan kapabilitas dan dana yang lebih tinggi
pertumbuhan inklusi keuangan digital, faktor penting daripada menyambung kabel optik di daratan30.
lainnya yaitu infrastruktur yang memadai. Infrastruktur
yang dimaksud di sini yaitu jaringan internet sebagai jalur Persebaran akses internet ini masih terkonsentrasi pada
akses utama layanan keuangan digital. Pulau Jawa dan Sumatera, terlihat pada Gambar 4.10,
sedangkan beberapa pulau lainnya masih memiliki
Singapura, Thailand, dan Malaysia merupakan negara keterbatasan dalam infrastruktur tersebut. Kurangnya
dengan penetrasi internet tiga terbesar di ASEAN29. akses internet ini dirasakan terutama oleh masyarakat
Ketiga negara tersebut, secara geografis, tidak terbagi ke yang tinggal di Wilayah Indonesia Tengah dan Timur,
dalam banyak pulau. Berbeda dengan Indonesia sebagai di mana selain memang secara geografis provinsinya
negara dengan banyak kepulauan, infrastruktur digital ini sangat terbagi ke dalam pulau-pulau–Maluku, Maluku
menjadi sebuah tantangan yang lebih besar dalam Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
perkembangannya. Metode yang digunakan untuk Timur–provinsi ini juga sangat jauh dari pusat
membangun infrastruktur digital ini tentu berbeda dengan perekonomian Indonesia yang mana menjadi pusat
ketiga negara tersebut. Salah satu konsekuensi dengan perkembangan internet menurut strategi Pemerintah
banyaknya pulau di Indonesia, kabel yang digunakan untuk Indonesia, terutama Papua dan Papua Barat.
persebaran internet ini perlu melintasi lautan yang mana

Gambar 4.10. Wilayah Kota dan Desa yang Belum Memiliki Akses Internet
Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 54

29
World Bank. (2022). https://blogs.worldbank.org/eastasiapacific/how-can-indonesia-improve-quality-its-internet-services-and-universalize-access
30
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2019). https://www.kominfo.go.id/content/detail/21767/lompatan-katak-untuk-pemerataan-infrastruktur-tik-indonesia/0/artikel
Dukungan Regulasi yang Lebih Baik Dibutuhkan untuk
Membangun Kepercayaan Masyarakat yang Lebih Tinggi
pada Layanan Fintech

Kepastian hukum dan dukungan regulasi terkait layanan Salah satu kasus yang sangat sering terjadi di Indonesia
keuangan digital, termasuk fintech sangat diperlukan untuk terkait salah satu layanan fintech, yaitu pinjaman online
mengatur terkait operasional sampai dengan perlindungan ilegal. Masyarakat Indonesia yang telah menjadi korban
pengguna layanan, serta membantu menjaga stabilitas layanan ilegal ini terus mengalami kerugian yang
keuangan, memperkuat perlindungan konsumen dan meningkat, terakumulasi selama 10 tahun kebelakang
mendorong perkembangan ekonomi digital. Di Indonesia, mencapai Rp117 triliun32. Untuk kasus-kasus pinjaman
kebijakan yang ada terkait fintech pada Peraturan Bank online ilegal yang telah terjerat hukum, sebagian besar
Indonesia (PBI) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan hukuman berlandaskan peraturan terkait penipuan dan
(POJK) hanya mengatur teknis di industri, seperti POJK penyebaran data pribadi yang ada pada Pasal 372 KUHP
No.77/POJK.01/2016 tentang Pinjaman Berbasis Teknologi dan Pasal 378 KUHP untuk penipuan dan Undang-Undang
Informasi, POJK No.13/POJK.02/2018 tentang Keuangan Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 27
Digital Inovasi di Sektor Jasa Keuangan, POJK No. tentang penyebaran data pribadi. Namun, untuk dasar
37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui hukum pidana terkait pinjaman online ilegal sendiri secara
Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Undang-Undang belum ada di Indonesia. Dengan
Crowdfunding), serta PBI No.19/12/PBI/2017 Tahun 2017 demikian, apabila pinjaman online ilegal tersebut tidak
tentang Penyelenggaraan Keuangan Teknologi sehingga melakukan bentuk penipuan ataupun penyebaran data
layanan fintech ini memiliki kekuatan hukum yang sangat pribadi, serta tidak ada pelaporan terkait hal tersebut
lemah. Kondisi lemahnya kekuatan hukum disebut dengan terhadap Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka pinjaman
Legal Vacuum, yaitu suatu keadaan ketika suatu hal yang online ilegal tersebut tidak dapat ditindaklanjuti.
muncul dari suatu masyarakat yang dinamis belum diatur
atau telah diatur tetapi peraturan tersebut dianggap tidak Kurangnya perlindungan konsumen layanan fintech ini
cukup untuk menjamin kepastian hukum dan menimbulkan menimbulkan keraguan yang muncul di kalangan
kekacauan hukum31. masyarakat. Layanan seperti pinjaman online menjadi
suatu stigma negatif akibat banyaknya kerugian yang
Selain karena kebijakan yang ada hanya bersifat teknis, selama ini terjadi akibat tindakan ilegal, walaupun
secara substansi legal, POJK dan PBI bukan merupakan sebenarnya banyak layanan pinjaman online legal di bawah
Undang-undang sehingga ketentuan pidana tidak dapat pemantauan OJK yang sangat membantu masyarakat dari
dicantumkan. Oleh karena itu, praktik ilegal, penipuan, dan segi pemenuhan dana maupun
pencurian data pribadi, yang dianggap sebagai tindakan investasi digital.
kriminal, tidak dapat ditindak secara hukum.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 55

31
Kharisma, D. B. (2021). Urgency of financial technology (Fintech) laws in Indonesia. International Journal of Law and Management, 63(3), 320–331. https://doi.org/10.1108/IJLMA-08-2020-0233
32
Media Indonesia. (2022). https://mediaindonesia.com/ekonomi/465173/ojk-kerugian-akibat-investasi-ilegal-2011-2021-capai-rp1174-triliun
Inovasi Layanan Keuangan Digital
yang Semakin Memudahkan
Aktivitas Sehari-hari

Pada tahun 2020, Indonesia mengadopsi layanan


Masyarakat Beradaptasi pembayaran digital terbaru yang disebut Quick
Secara Cepat dengan QRIS Response Code Indonesia Standard (QRIS).
Pembayaran cashless ini dapat diakses menggunakan
sebagai Inovasi Layanan mobile banking maupun e-wallet, sehingga memudahkan
Keuangan Digital integrasi pembayaran non-tunai di Indonesia.
di Indonesia Berbeda dengan layanan keuangan digital seperti mobile
banking dan e-wallet, penggunaan layanan QRIS yang
baru aktif digunakan di Indonesia pada tahun 2020 telah
didominasi oleh pengguna dengan persentase sebesar
65% pada tahun 2023. Fenomena ini menunjukkan
Non-User adanya peningkatan masyarakat dalam beradaptasi
QRIS dengan layanan keuangan digital, mengingat mayoritas
34 %
pengguna mobile banking dan layanan e-wallet berada
pada segmen Late Majority. Cepatnya adaptasi
terhadap layanan QRIS ini juga dapat dikarenakan akses
internet yang saat ini sudah semakin meluas, serta
User
pengguna internet yang semakin berkembang
QRIS
di Indonesia.
66 %

Pada awal pengenalan mobile banking di Indonesia, yaitu


tahun 2000, pengguna aktif internet masih menyentuh
angka 1,9 juta penduduk, serta untuk e-wallet, pada
tahun 2007, pengguna internet di Indonesia menyentuh
angka 20 juta. Walaupun sudah mengalami peningkatan
yang cukup signifikan antara tahun 2000 dengan tahun
Gambar 4.11. Persentase Pengguna 2007, jumlah pengguna internet ini masih sangat lebih
QRIS di Indonesia kecil dari pengguna internet aktif pada tahun 2020 yang
mencapai angka 196 juta. populasi penduduk, yang
Sumber: LM FEB UI, 2023 mana angka ini merupakan hampir 10 kali lipat
berkembangnya internet user dari tahun 200733.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 56

33
APJII. (2020). https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/pengguna-internet-di-indonesia-1998-q2-2020-1617089144
4,7 %

5,5 % >Rp300.000
1–2 kali 49,80 %

Rp200.000–Rp300.000
3–4 kali 23,60 %

13,1 %
37,3 %

<Rp50.000
Rp100.000–Rp200.000 5–6 kali 10,40 %

7–8 kali 3 %

39,4 %
9–10 kali 3,60 %

Rp50.000–Rp100.000

>10 kali 9,80 %

Gambar 4.12. Nilai Transaksi dalam Satu Kali Penggunaan


dan Intensitas Penggunaan QRIS di Indonesia

Sumber: LM FEB UI, 2023

Dalam hal besaran transaksi ketika menggunakan QRIS, tersebut melakukan transaksi dengan nilai kurang dari
nilai transaksi terbanyak ada pada kisaran Rp100.000 per minggu atau kurang dari Rp200.000 per
Rp50.000—Rp100.000, yang mencapai 39,4% dari total bulan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara jumlah,
pengguna layanan. Sedangkan untuk transaksi dengan nilai pengguna QRIS sudah cukup banyak, nilai dan intensitas
kurang dari Rp50.000 mencapai 37,3% dari total pengguna transaksi yang terjadi masih tergolong kecil. Masih terdapat
layanan. Secara keseluruhan, 5 dari 10 pengguna layanan potensi untuk meningkatkan intensitas transaksi pengguna
menggunakan QRIS untuk bertransaksi sebanyak 1 sampai QRIS di masa yang akan datang.
2 kali dalam seminggu, dengan mayoritas dari pengguna

User User Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound
Percentage Transaction Transaction Market Size Market Size

34,1 61.330.789 Non-User QRIS

24,6 44.284.165 Rp25.000 Rp50.000 Rp1.107.104.119.464 Rp2.214.208.238.929

26 46.692.927 Rp75.000 Rp150.000 Rp3.501.969.515.963 Rp7.003.939.031.926

8,7 15.564.309 Rp150.000 Rp300.000 Rp2.334.646.343.975 Rp4.669.292.687.951

3,6 6.485.129 Rp250.000 Rp500.000 Rp1.621.282.183.316 Rp3.242.564.366.632

3,1 5.558.682 Rp300.000 Rp600.000 Rp1.667.604.531.411 Rp3.335.209.062.882

Total User QRIS 118.585.211 Rp25.000 Rp600.000 Rp10.232.606.694.130 Rp20.465.213.388.260

Tabel 4.1. Estimasi Market Size QRIS


Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 57


Dari data yang kami himpun berdasarkan survei terkait transaksi dengan nilai Rp25.000 hingga Rp150.000.
penggunaan QRIS, kami melakukan estimasi market size Sebanyak 50% dari mayoritas pengguna tersebut atau
QRIS di Indonesia berdasarkan informasi jumlah setara dengan total pengguna 44 juta orang melakukan
pengguna, batas atas dan bawah dalam penggunaan transaksi dengan nilai Rp25.000 hingga Rp50.000
pengeluaran via QRIS di setiap transaksi, juga besar dengan market value antara Rp1 triliun hingga Rp2 triliun
persentase tiap kelompok pengguna. Dapat diperkirakan setiap tahunnya. Sementara untuk 50% lainnya dari
dari jumlah penduduk aktif bekerja di Indonesia adalah mayoritas pengguna tersebut atau sekitar 46 juta orang
sebesar 179,9 juta34, total market size dari layanan ini melakukan transaksi dengan nilai Rp75.000 hingga
mencapai angka Rp10 triliun hingga Rp20 triliun dalam Rp150.000 dengan market value antara Rp3,5 triliun
satu bulan. Sekitar 2 dari 4 pengguna melakukan hingga Rp7 triliun dalam setahun.

Setengah Masyarakat Indonesia telah Menjadi Pengguna


Bank Digital (Digital Banking)

Bank Digital merupakan lembaga yang menyediakan


layanan keuangan digital di mana seluruh kegiatan
perbankan dialihkan dari bentuk kontak fisik ke cabang
36,9 %
35,5 %
14 % atau kantor layanan bank (konvensional) ke bentuk
sistem digital atau online. Dengan demikian, praktik
bank digital menihilkan aktivitas perbankan secara
fisik. Aktivitas perbankan mulai dari pembukaan
<5% 5–10% 10–20% rekening, melihat mutasi, transaksi, transfer, dan
pembayaran tagihan–listrik, air, dan lainnya dapat
dilakukan hanya dengan menggunakan smartphone
dan jaringan internet. Layanan ini diharapkan dapat
meningkatkan penetrasi layanan perbankan lebih
5,7 %
7,9 %
cepat, mudah, dan murah, karena dapat memperluas
jangkauan tanpa harus membuka bank secara fisik
di daerah-daerah. Berdasarkan hasil survei, lebih dari
setengah responden (52,1%) menggunakan layanan
20–30% >30%
digital bank. Jika diperkirakan dari total jumlah
penduduk yang aktif bekerja di Indonesia adalah
Gambar 4.13. Alokasi Dana Nasabah pada Bank 179,9 juta, maka pengguna bank digital di Indonesia
Digital (Digital Banking) di Indonesia diperkirakan sekitar 93,7 juta orang.

Sumber: LM FEB UI, 2023 Dari sisi alokasi dana tabungan pada bank digital,
sekitar 36,9% nasabah mengalokasikan kurang dari 5%
dana yang dimilikinya pada bank digital.

“ Berdasarkan estimasi kami dari jumlah penduduk


usia produk yang memiliki tabungan, diperkirakan
secara rata-rata masyarakat pemilik tabungan
digital menempatkan dananya di tabungan digital
sebesar Rp1,74 juta per akun yang dimiliki

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 58

34
BPS. (2022).
Insights 4.3

Perkembangan sektor fintech di Indonesia


Layanan keuangan digital termasuk fintech saat ini diproyeksikan akan mencapai sekitar CAGR 17% pada
telah berkembang pesat di seluruh dunia termasuk tahun 202536. Apabila dilihat dari perkiraan market
di negara Indonesia. Menurut Deputi Senior Gubernur value QRIS yang sebelumnya telah dianalisis, apabila
Bank Indonesia, masuknya layanan digital diprediksi saat ini nilai transaksi QRIS berkisar antara Rp10 triliun
dapat mendorong perkembangan ekonomi negara hingga Rp20 triliun, maka pada tahun 2025
Indonesia. Pernyataan ini didukung dengan kondisi diperkirakan nilai transaksi QRIS akan mencapai
bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat Rp13 triliun hingga Rp27 triliun.
ini, dimana 30% dari PDB tersebut berbasis keuangan
digital35. Peningkatan PDB oleh ekonomi digital ini Peningkatan terhadap penggunaan teknologi
diantaranya disebabkan karena tersedianya akses keuangan ini menjadi sangat penting untuk
yang lebih mudah untuk beragam produk dan layanan pergerakan ekonomi Indonesia saat ini. Penetrasi
keuangan, serta fasilitas kredit, untuk individu, usaha terkait layanan kepada daerah-daerah yang masih
mikro, kecil, dan menengah, maupun usaha yang memiliki populasi Potential Adopters yang telah
sudah besar, yang dapat meningkatkan pengeluaran dipaparkan pada bagian sebelumnya, baik untuk
agregat sehingga meningkatkan PDB negara. layanan mobile banking, e-wallet, maupun QRIS
sebagai layanan transaksi digital dapat dilakukan
Nilai transaksi sektor fintech Indonesia dengan lebih intensif dan terarah. Selain penetrasi,
di tahun 2022 memiliki Compounded Annual Growth beberapa barrier dalam pengembangan teknologi
Rate (CAGR) sebesar 39%, yang mana nilai tersebut sektor keuangan di Indonesia seperti tingkat literasi
tertinggi kedua di antara negara yang tergabung keuangan, infrastruktur, dan regulasi terkait fintech
dalam G20. Kemudian, untuk nilai gross transaction yang sebelumnya.
value (GTV) sektor digital payment di Indonesia

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 59

35
Kementerian Keuangan. (2022). https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/30324/4th-Indonesia-Fintech-Summit-2022-Menkeu-Sampaikan-Peran-Ekonomi-Digital-dan-Fintech-dalam-Perkembangan-Ekonomi.html
36
Bank Indonesia. (2022). https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2433922.aspx
Bagian

05
PERILAKU
KEUANGAN
RUMAH
TANGGA
(Household
Finance Behaviour)
Perselingkuhan Finansial, Apakah
Anda dan Pasangan adalah Salah
Satu Pelakunya?


Perilaku dan keputusan keuangan merupakan hal
krusial dalam rumah tangga dan apabila tidak
dikelola dengan baik, dapat menjadi memicu Perselingkuhan finansial
terjadinya konflik. Berumah tangga merupakan
sebuah komitmen jangka panjang dan seringkali (financial infidelity)
pasangan yang telah menikah menetapkan
target keuangan jangka panjang bersama.
terjadi ketika seseorang
Diperlukan visi serta pandangan yang sama secara sengaja
antar pasangan terkait attitude pengelolaan
keuangan agar tercapai sebuah keharmonisan menutupi keputusan
finansial (financial harmony).
finansial karena
Namun demikian, pada kenyataannya
pengelolaan keuangan dalam rumah tangga
khawatir pasangannya
merupakan hal yang penuh tantangan. Salah tidak menyetujui
satu sumber permasalahan keuangan dalam
rumah tangga adalah perselingkuhan finansial keputusan tersebut.
(financial infidelity).

Perselingkuhan finansial mencakup berbagai


keputusan yang mempengaruhi atau tidak
mempengaruhi rencana secara langsung
keuangan dalam rumah tangga.

Hasil survei kami menemukan bahwa 4 dari 10


masyarakat Indonesia yang sudah berumah
Financial tangga mengakui menjadi pelaku perselingkuhan
Infidelity finansial (financial infidelity), di mana sebanyak
Not 41,4% responden melaporkan pernah melakukan

Financial 38,4 %
pengambilan keputusan finansial yang mungkin
tidak akan disetujui oleh pasangan dan 35,6%
Infidelity responden sengaja menutupi keputusan finansial

61,6 % tersebut dari pasangan.

Alasan terbesar pasangan menutupi keputusan


finansial antara lain karena sudah mengantisipasi
adanya ketidaksetujuan dari pasangan dan
menghindari konfrontasi37. Perilaku
perselingkuhan finansial ini dapat menyebabkan
rasa bersalah dan malu sehingga orang tersebut
berusaha menutupinya. Perilaku menutupi
Gambar 5.1. Financial Infidelity
keputusan finansial juga dapat terjadi karena
dalam Rumah Tangga Tahun 2023
mereka takut akan reaksi pasangannya terhadap
Sumber: LM FEB UI, 2023 keputusan finansial yang mereka pilih38.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 61

37
BBC. (2022). https://www.bbc.com/worklife/article/20220314-the-financial-infidelity-that-can-sink-couples
38
Forbes. (2011). https://www.forbes.com/sites/jennagoudreau/2011/01/13/is-your-partner-cheating-on-you-financially-31-admit-money-deception-infidelity-red-flags-money-lies/?sh=4d10e2a4067f
36 %

Non Intensive
Diskusi yang Intensif Pre-Marriage

Sebelum Menikah dapat


Discussion
64 %

Intensive
Menurunkan Kemungkinan Pre-Marriage
Perselingkuhan Finansial Discussion
dalam Rumah Tangga
Sebesar 5%

Perselingkuhan finansial (financial infidelity)


memiliki keterkaitan yang kuat dengan tingkat
keterbukaan pasangan dalam membicarakan
kondisi keuangan mereka masing-masing.
Keterbukaan finansial ini dapat dilakukan sebelum
pasangan memasuki jenjang pernikahan atau
disebut dengan pre-marriage financial discussion.

Gambar 5.2. Pasangan yang Berdiskusi


secara Intensif sebelum Menikah
81 %
Sumber: LM FEB UI, 2023
76 %

Sebelum menikah, ditemukan 6 dari 10 responden


Turun
5
% survei memiliki kebiasaan untuk melakukan diskusi
finansial (financial discussion) yang intensif. Diskusi
intensif didefinisikan sebagai kondisi ketika pasangan
yang belum menikah tersebut berdikusi secara terbuka
dan mendalam mengenai kondisi keuangan
24 % masing-masing, misalnya terkait beban tanggungan,
19 % cicilan, dan jumlah pendapatan. Sementara, 4 orang
responden lainnya tidak terbuka terkait kondisi
keuangan mereka, hanya membicarakan kondisi
keuangan secara umum dan tidak membahas kondisi
keuangan masing-masing, bahkan tidak mendiskusikan
kondisi keuangan dengan pasangan sama sekali.

Financial Infidelity Non Financial Infidelity


Apabila diskusi kondisi keuangan sebelum menikah
dikaitkan dengan perselingkuhan finansial (financial
Non Intensive Pre-Marriage Financial Discussion
infidelity) pasca menikah, terdapat indikasi
Intensive Pre-Marriage Financial Discussion
perselingkuhan finansial baik pada mereka yang
melakukan diskusi intensif sebelum menikah maupun
yang tidak melakukan diskusi intensif. Meskipun kedua
kategori sama-sama terindikasi melakukan
perselingkuhan finansial (financial infidelity) pasca
Gambar 5.3. Hubungan Kegiatan Diskusi Intensif menikah, mereka yang melakukan diskusi finansial yang
sebelum Menikah dengan Perselingkuhan intensif (intensive pre-marriage financial discussion)
Finansial (Financial Infidelity) adalah pasangan yang terindikasi perselingkuhan
finansial (financial infidelity) lebih rendah (19%) daripada
Sumber: LM FEB UI, 2023
mereka yang tidak melakukan diskusi finansial yang
intensif (intensive pre-marriage financial discussion) atau
yang tidak melakukan diskusi sama sekali (24%).

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 62


Implikasi Negatif
dari Menyembunyikan
Keputusan Finansial
pada Pasangan
Sangat Sering 1,2 %

Sering 3,7 %

Ketidakterbukaan keputusan finansial


terhadap pasangan merupakan sebuah
implikasi dari perselingkuhan finansial
Kadang-kadang 16,5 %

(financial infidelity). Berdasarkan hasil data


survei diketahui bahwa 4 dari 10 responden Jarang 40,7 %

terbilang jarang melakukan tindakan tersebut


atau hanya sebanyak 1-2 kali dalam sebulan. Sangat Jarang 37,9 %

Bahkan, 4 responden lainnya memiliki


intensitas ketidakterbukaan terhadap
pasangan yang sangat jarang, yaitu hanya 1
Gambar 5.4. Intensitas Individu dalam Rumah Tangga
kali dalam sebulan. Kondisi ini sejalan dengan
Melakukan Keputusan Tidak Terbuka
tingkat perselingkuhan finansial (financial
infidelity) dalam rumah tangga di Indonesia Sumber: LM FEB UI, 2023
yang tidak begitu tinggi sehingga keputusan
tersembunyi (hidden financial decision)
merupakan hal yang jarang ataupun sangat
jarang dilakukan oleh masyarakat Indonesia.

Keputusan finansial tersembunyi (hidden


financial decision) yang dilakukan oleh salah Sangat Sering 0,7 %

satu pasangan dapat berimplikasi buruk


terhadap kondisi keuangan rumah tangga dan Sering 3,4 %

hasil studi kami mengonfirmasi hal ini. Sekitar


50 persen responden menyatakan bahwa Kadang-kadang 14,5 %

menyembunyikan keputusan keuangan dari


pasangan dapat mengakibatkan dampak
negatif bagi rumah tangganya. Hal ini dapat Jarang 34 %

memicu peningkatan konflik dalam rumah


tangga, menyebabkan pasangan menjadi Sangat Jarang 47,4 %

stres, hingga yang paling buruk adalah bisa


membawa ke perceraian. Studi dari Komisi
Nasional Pemberdayaan Perempuan (2021)
juga menyebutkan faktor ekonomi adalah Gambar 5.5. Seberapa Sering Keputusan Tidak Terbuka
faktor kedua terbanyak penyebab perceraian Memperburuk Keuangan Rumah Tangga di Indonesia
di Indonesia. Meskipun tidak dispesifikan lebih
lanjut, hal ini mengindikasikan pentingnya Sumber: LM FEB UI, 2023
menjalin keharmonisan finanisal (financial
harmony) di dalam rumah tangga. Hal ini
dimulai dengan keterbukaan dalam berbagai
hal, termasuk aspek keuangan kepada
pasangan (financial openness).

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 63


Gender
Wanita Pria Perselingkuhan Finansial
dalam Rumah Tangga
dapat Berujung Perceraian
Apabila Tidak Segera
4
Ditangani

Berbagai keputusan finansial yang sengaja


Financial Severity

disembunyikan dari pasangan dapat


mengakibatkan dampak negatif bagi kestabilan
kondisi keuangan rumah tangga. Keputusan
3
finansial tersembunyi (hidden financial decision),
menyebabkan tidak adanya monitoring dari
pasangan terhadap aktivitas keuangan
pasangannya, yang pada akhirnya dapat memicu
terjadinya keputusan finansial yang dapat
2 memperburuk kondisi keuangan rumah tangga.
Sebagai ilustrasi, ketika seseorang memiliki
tabungan tersembunyi (secret saving), yang ia
sembunyikan dari pasangannya, di mana tidak
terdapat kontrol dari pasangan maka hal ini dapat
berujung kepada kegiatan pemborosan
1 2 3 4 5 (overspending).

Hidden Decision Transaksi konsumtif yang berlebihan akan


membahayakan keuangan rumah tangga, terlebih
Gambar 5.6. Kaitan antara keputusan lagi jika mereka tidak mampu untuk melunasi
finansial tersembunyi transaksi tersebut yang akan berujung pada
(hidden financial decision) dengan munculnya utang. Ketika seorang pasangan
Keparahan Keuangan Rumah Tangga ketahuan menyembunyikan keberadaan kredit
(households financial severity) atau utang dalam jumlah besar, dampaknya akan
berimbas kepada rumah tangganya dan dapat
Sumber: LM FEB UI, 2023
menimbulkan kesulitan finansial keluarga. Terlebih
lagi, jika orang tersebut telah bersepakat dengan
pasangannya untuk memiliki tujuan keuangan
Menyembunyikan keputusan finansial dapat jangka panjang, seperti mengambil KPR (Kredit
berdampak negatif kepada kesejahteraan finansial Pemilikan Rumah).
seseorang. Hasil analisis kami menemukan bahwa
terdapat hubungan positif antara keputusan Penyalahgunaan (misuse) dan penyimpangan
finansial tersembunyi (hidden financial decision) perilaku (overuse) dapat membuat pasangan
yang dilakukan pasangan dalam rumah tangga tersebut mengalami kesulitan dalam mencapai
dengan keparahan keuangan rumah tangga tujuan finanisal tersebut, seperti tunggakan pada
(household financial severity) rumah tangga. KPR yang diambil.
Bahkan efek ini lebih lebih kuat dirasakan oleh
wanita dibandingkan pria yang telah Jika hal ini terjadi pada banyak pasangan, kejadian
berumahtangga. Fakta ini semakin menunjukkan penyimpangan di level individu ini dapat berakibat
urgensi bagi setiap orang yang sudah menikah, pada memburuknya kualitas kredit yang tercermin
untuk mengomunikasikan segala keputusan dari indikator non-performing loan (NPL) dari
finansialnya kepada pasangan untuk dapat saling produk KPR. Keputusan individu-individu dalam
menjaga kepercayaan dan mendorong tercapainya rumah tangga ini kemudian dapat berdampak
kesejahteraan finansial (financial well-being). pada kinerja industri secara keseluruhan.
Fenomena ini perlu dipahami oleh setiap individu
agar lebih berhati-hati dalam melakukan
pengambilan keputusan finansial, terutama yang
bersifat jangka panjang.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 64


Insights 5.1
Sejalan dengan pernyataan dari
divorce attorney, Hailee Zabrin,
seringkali salah satu dari pasangan
memiliki personal credit card dan
Langkah-langkah Mengantisipasi
melakukan pengeluaran pribadi yang Perselingkuhan Finansial
mereka tidak ingin pasangannya (Financial Infidelity)
mengetahui karena berbagai alasan.
Namun kemudian, jika mereka tidak
Beberapa hal yang dapat dilakukan seseorang ketika
mampu membayar biaya kartu kredit
pada rumah tangganya terindikasi adanya
dengan dana pribadi, utang tersebut
perselingkuhan finansial, baik hal itu dilakukan oleh
dapat menjadi masalah besar di
pasangannya maupun dirinya sendiri.
kemudian hari dan memicu konflik,
karena ketidaktahuan pasangan39.

Selain dampak yang langsung terasa 1 Mengkonfrontasi atau Saling Berterus Terang
pada kondisi finansial rumah tangga, (Confront or Confide)
perselingkuhan finansial (financial
Jika dalam rumah tangga ditemukan gejala
infidelity) juga dapat menyebabkan
perselingkuhan finansial (financial infidelity) pada
kehilangan kepercayaan antar
pasangan atau anda melakukan hal tersebut, coba
pasangan (loss trust). Kondisi loss
perlahan dekati pasangan Anda dan bicarakan hal
trust ini yang akan menjadi permulaan
tersebut secara tenang. Jangan saling menuduh,
banyaknya potensi konflik yang terjadi
serta berikan waktu untuk pasangan ataupun Anda
serta lebih jauh lagi kehancuran
menjelaskan terkait kesalahan tersebut40. Hal ini
hubungan yang dapat berakhir dalam
dilakukan untuk menghindari kondisi perselingkuhan
perceraian rumah tangga.
finansial (financial infidelity) yang lebih buruk dalam
rumah tangga.
Untuk menghindari dampak negatif
pada rumah tangga yang telah
terindikasi mengalami
perselingkungan finansial, 2 Membangun Kembali Kepercayaan Satu
penanganan yang baik dan tepat perlu Sama Lain (Rebuilding Trust between Partner)
segera dilakukan. Walaupun pada hasil
survei 38,4% responden yang Setelah mengkonfrontasi atau mengakui
melakukan perselingkuhan finansial perselingkuhan finansial (financial infidelity) yang
(financial infidelity) dalam rumah dilakukan pasangan atau Anda sendiri, serta
tangganya menyembunyikan membicarakan hal tersebut, kepercayaan antara
keputusan finansial hanya 1-2 kali pasangan pastinya akan melemah. Muncul rasa
dalam sebulan dan menyatakan bahwa kecurigaan dalam hubungan rumah tangga perlu
dampak negatif dari perilaku tersebut diperbaiki secara bertahap dan membutuhkan waktu
tersebut sangat jarang terjadi, apabila yang tidak sedikit. Membangun kepercayaan adalah
dibiarkan lebih lanjut dapat berpotensi proses dua arah. Kedua pasangan harus bersedia dan
menjadi permasalahan yang besar. siap untuk memperbaiki kepercayaan antar mereka.
Adapun beberapa cara untuk Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengatasi masalah ini dapat dilihat mengamankan rasa insecure antar pasangan41. Menjaga
pada Insights 5.1. di bawah ini. komunikasi yang lebih rutin dan melakukan segala
sesuatu dengan penuh pertimbangan dapat
menunjukkan adanya kesungguhan dalam memperbaiki
kesalahan dan membangun kepercayaan. Komunikasi
yang baik dan pertimbangan terkait finansial ini dapat
dilakukan dengan mengadakan diskusi keuangan rutin
atau disebut money date.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 65

39
Well and Good. (2022). https://www.wellandgood.com/financial-infidelity/
40
Maggie Germano. (2017). https://www.maggiegermano.com/blog/Financial-Infidelity-and-the-Damage-it-Does/
41
MBG Relationship. (2021). https://www.mindbodygreen.com/articles/how-to-rebuild-relationship-trust
3 Agendakan Diskusi Rutin terkait Keuangan
dengan Pasangan (Set Money Date Schedule)
Kebiasaan Money
Mendiskusikan finansial rumah tangga dengan
pasangan anda secara rutin dapat
Date di Indonesia
mengidentifikasi banyak hal yang sebelumnya
tidak diketahui secara terbuka. Diskusi ini dapat
yang Menjadi
melihat bagaimana sebenarnya pasangan dalam
rumah tangga berpikir tentang uang, apa aspek Kultur Masyarakat
Ekonomi Kelas Atas
finansial yang membuat mereka merasa tertekan,
dan mengetahui apa perbedaan dan kelemahan
dari kebiasaan finansial mereka — misalkan
pasangan yang satu memiliki kecenderungan
overspending dan yang lainnya memperhitungkan Money Date adalah waktu yang dialokasikan oleh seseorang
seluruh pengeluaran yang dilakukan42. Dengan dan pasangannya untuk berdiskusi seputar kondisi
mengetahui kebiasaan dan perbedaan keuangan rumah tangga mereka, yang mencakup kondisi
pandangan, mereka dapat menyesuaikan dan keuangan masing- masing ataupun terkait prioritas ataupun
menentukan budget pengeluaran serta tujuan rencana jangka panjang keuangan mereka. Adanya diskusi
yang terbaik untuk rumah tangga mereka. ini dapat membantu pasangan dalam rumah tangga untuk
menentukan tujuan keuangan bersama, serta rencana yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4 Rumuskan (Ulang) Tujuan Finansial
Bersama (Write Your Goals) Sangat Sering 11 %

Menentukan dan menyelaraskan tujuan bersama Sering 26,2 %

dengan pasangan memang sebaiknya dilakukan


pada awal masa pernikahan atau mungkin Kadang-kadang 21,8 %

sebelumnya. Namun, belum terlambat untuk


rumah tangga yang sudah terindikasi
Jarang 28,3 %

perselingkuhan finansial untuk mulai menentukan Sangat Jarang 12,6 %

tujuan finansial rumah tangganya. Tujuan bersama


seperti ini dapat membuat pasangan mengetahui
kegiatan finansial apa yang perlu dan boleh untuk Lower Middle Upper
dilakukan untuk kepentingan bersama.
10,87
%

Sangat
9,91
%

Sering
11,32
%

20,65
%

25,43
%
Sering
33,96
%

21,74
%

Kadang-
20,26
%
kadang
25,47
%

25
%

31,90
%
Jarang
25,47
%

21,74
%

Sangat
12,50
%
Jarang
3,77
%

Gambar 5.7. Intensitas Money Date


dalam Rumah Tangga
Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 66

42
Goop. (2022). https://goop.com/wellness/career-money/what-is-a-money-date/
Insights 5.2

3 dari 10 masyarakat dengan status menikah di Indonesia


mendiskusikan masalah keuangan rumah tangganya
paling cepat dalam 18 hari, atau 1-2 kali dalam sebulan. Money Date
Kondisi keseluruhan ini berbeda apabila hanya ditinjau dalam Rumah Tangga
dari berdasarkan kriteria status sosial ekonomi
masyarakat kelas atas, di mana sepertiga dari segmen ini
melakukan money date paling cepat dalam 6 hari, atau Money date sebagai bentuk diskusi
sekitar 4 kali dalam satu bulan. Hal ini menunjukkan finansial antara pasangan dalam rumah
bahwa diskusi terkait masalah keuangan dalam rumah tangga, merupakan bentuk strategi
tangga dirasa lebih penting bagi masyarakat dengan komunikasi antar pasangan, yang di
status sosial ekonomi kelas atas dibandingkan dengan dalamnya membahas tujuan serta
masyarakat kelas menengah dan bawah. nilai-nilai bersama. Komunikasi yang rutin
terkait tujuan dan nilai rumah tangga ini
memiliki hubungan langsung yang erat
0,4 dengan dengan peningkatan kualitas
hubungan. Penelitian yang dilakukan
sejauh ini menunjukkan bahwa
bagaimana pasangan mengelola
financial resources-nya, merupakan
faktor utama yang dapat menjadi pemicu
konflik dalam suatu hubungan43.
0,3
Financial Infidelity
Probabilitas

Diskusi keuangan (money date), perlu


dilakukan dalam kondisi yang tenang dan
situasi yang kondusif agar tercipta
kesepakatan yang efektif. Penelitian
menunjukkan bahwa jika diskusi dalam
0,2 suatu hubungan dimulai dengan awal
yang sulit, pasti akan berakhir negatif.
Statistik menunjukkan bahwa dalam 96%
kasus, hasil percakapan dapat diprediksi
berdasarkan tiga menit pertama dari
interaksi selama 15 menit.
0,1
1 2 3 4 5 Komunikasi yang dimaksud yaitu
berhubungan dengan manajemen
Money Date
finansial dari berbagai aspek, seperti
terkait kas, asuransi, kredit, dan investasi.
Gambar 5.8. Hubungan Money Date Manajemen kas dan asuransi adalah hal
dengan Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity) yang paling penting dalam menetapkan
tujuan dan nilai bersama, tetapi
Sumber: LM FEB UI, 2023 manajemen tabungan dan investasi dan
kredit juga tidak kalah penting untuk
menciptakan hubungan yang sehat.
Apabila dikaitkan antara intensitas pasangan dalam Mengelola kredit yang sehat, menabung
rumah tangga untuk melakukan diskusi keuangan untuk tujuan jangka panjang,
(money date) dengan probabilitas terjadinya menyisihkan uang dari gaji, dan
perselingkuhan finansial (financial infidelity), dapat memasukkannya ke dalam rekening
dilihat bahwa pasangan yang membahas masalah pensiun dapat berdampak positif dan
keuangan lebih rutin seminggu sekali, ditemukan dapat menghindari pertengkaran44.
mengurangi probabilitas pasangan untuk melakukan
perselingkuhan finansial sebesar 31%. Hal ini
membuktikan bahwa agenda money date yang lebih
rutin dapat meminimalisir adanya perselingkuhan
finansial dalam rumah tangga.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 67

43
Britt, S. L., Huston, S., & Durband, D. B. (2010). The Determinants of Money Arguments between Spouses. Journal of Financial Therapy, 1(1). https://doi.org/10.4148/jft.v1i1.253
44
Baryła-Matejczuk, M., Skvarciany, V., Cwynar, A., Poleszak, W., & Cwynar, W. (2020). Link between financial management behaviours and quality of relationship and overall life satisfaction among
married and cohabiting couples: Insights from application of artificial neural networks. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(4).
https://doi.org/10.3390/ijerph17041190
Sandwich Generation dan
Implikasi terhadap Keuangan
di Dalam Rumah Tangga

Isu lain yang dekat dengan kondisi sosial masyarakat di Sandwich Generation Non-Sandwich Generation

Indonesia adalah kondisi generasi sandwich (sandwich


generation). Kondisi ini erat kaitannya dengan mindset
15,49 %

bahwa anak perlu melakukan ‘balas budi finansial’ <10%


kepada orang tuanya setelah dewasa. Sandwich 17,16 %

generation merupakan kondisi di mana seorang


individu memiliki tanggung jawab ganda terhadap
24,34 %

kebutuhan finansial dari dua generasi, generasi di atas 10–20%


dan di bawahnya, yaitu anak dan juga orang tuanya, 23,04 %

serta memiliki tanggung jawab terhadap kebutuhan


finansialnya sendiri. 19,47 %

20–30%
20,10 %

Sandwich
Generation 15,93 %

Non-Sandwich 30–40%
Generation 52,6 %
11,27 %

47,4 %

23,45 %

>40%
21,08 %

Tidak
Memiliki 0 %

Tanggungan 7,35 %

Gambar 5.10. Alokasi Dana yang Dikeluarkan


oleh Individu per Bulan untuk
Tanggungan Anak maupun Orang Tua

Sumber: LM FEB UI, 2023

Gambar 5.9. Sandwich Generation Tahun 2023 Jika dilihat berdasarkan proporsi alokasi dana secara
keseluruhan masyarakat, pengeluaran responden
Sumber: LM FEB UI, 2023
untuk anak dan/atau orang tuanya didominasi pada
alokasi dana sebesar 10-20% dari pendapatan dan
pada alokasi lebih dari 40% pendapatannya. Adapun
pada kedua proporsi pengeluaran tersebut, responden
Lebih dari setengah masyarakat indonesia yang sudah dengan kondisi sandwich generation memiliki
menikah, tepatnya 52,6%, termasuk ke dalam sandwich persentase lebih besar – 24,3% pada alokasi 10-20%
generation, di mana individu tersebut memiliki dan 23,4% pada alokasi >40% – jika dibandingkan
tanggungan terhadap anak- anaknya dan juga masih dengan responden yang tidak termasuk ke dalam
secara rutin memberikan bantuan finansial kepada sandwich generation – 23% pada alokasi 10-20% dan
orang tuanya atau keluarganya. 21% pada alokasi >40%.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 68


Lower Middle Upper
Kemudian jika alokasi responden sandwich
generation dilihat berdasarkan segmentasi
17,07 % kelas ekonomi, responden yang berada
<10% 15,91 % dalam kelas ekonomi bawah memiliki
proporsi terbesar (26,8%) pada alokasi
13,21 %

dana lebih dari 40% pendapatannya untuk


17,07 %
menanggung anak dan orang tua.
10–20% 21,97 %
Sementara, untuk responden yang berada
35,85 %
pada kelas ekonomi menengah, proporsi
terbesarnya berada pada alokasi 10-20%
24,39 %
dan >40% dengan nilai yang sama (22%).
20–30% 21,21 %
Sementara, masyarakat kelas ekonomi atas
11,32 %
memiliki alokasi tertinggi pada 10-20%
(35,9%). Hal ini mengindikasikan kaitan
12,20 %

antara pendapatan di masing-masing kelas


30–40% 17,42 %

ekonomi dengan proporsi beban biaya


15,09 %

yang harus mereka tanggung, karena


semakin tinggi pendapatan maka alokasi
26,83 %

proporsi untuk menanggung biaya anak


>40% 21,97 %

dan orang tua, relatif semakin kecil –


24,53 %

seperti kondisi pada responden ekonomi


kelas atas. Selain itu, kebutuhan keluarga
dari kelas ekonomi yang berbeda juga
dapat menjadi faktor perbedaan alokasi
Gambar 5.11. Alokasi Dana oleh Sandwich
yang signifikan diantara responden.
Generation per Bulan berdasarkan
Segmentasi Kelas Status Sosial Ekonomi

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 69


Pendekatan Alokasi Dana Sandwich Generation

Produk
Domestik
Rp19.600 Populasi
Angkatan
179,9
Bruto (PDB)45 triliun/tahun Kerja (PAK)46 juta

Kontribusi PDB Kontribusi PDB47 Kontribusi PDB


PDB x 49,59% PDB x 35,14% PDB x 15,27%
Rp9.700 triliun Rp6.900 triliun Rp3.000 triliun

Porsi Angkatan Kerja Porsi Angkatan Kerja48 Porsi Angkatan Kerja


PAK x 27,17% PAK x 44,36% PAK x 28,48%
Rp48,9 juta Rp79,8 juta Rp51,2 juta
Upper Middle Lower
SES SES SES
Pendapatan Pendapatan Pendapatan
Kontribusi PDB/ Kontribusi PDB/ Kontribusi PDB/
Porsi Angkatan Porsi Angkatan Porsi Angkatan
Kerja/12 Bulan Kerja/12 Bulan Kerja/12 Bulan
Rp16,6 juta Rp7,2 juta Rp4,8 juta

Alokasi Dana Dominan Alokasi Dana Dominan Alokasi Dana Dominan


Pendapatan x 10%–20% Pendapatan x 40% Pendapatan x 40%
Rp1,6–Rp3,3 juta Rp2,9 juta Rp1,9 juta

Estimasi Alokasi Dana Sandwich Generation Rp1,6–Rp3,3 juta

Gambar 5.12. Diagram Alur Alokasi Dana oleh Sandwich Generation


per Bulan berdasarkan Segmentasi Kelas Ekonomi

Sumber: Dari berbagai sumber, diolah LM FEB UI, 2023

Kami kemudian melakukan Rp1,6 juta sampai dengan Rp3,3 juta bawah, dengan estimasi pendapatan
pendekatan untuk mengestimasi per bulan. sebesar Rp4,8 juta per bulan, maka
alokasi dana kelompok sandwich individu sandwich generation pada
generation di Indonesia, melalui Sementara, untuk alokasi lebih dari segmen ini perlu mengalokasikan
pendekatan data PDB dan Populasi 40% yang didominasi oleh sandwich sebesar lebih dari Rp1,9 juta untuk
Angkatan Kerja (PAK) (Gambar 5.12). generation dengan pendapatan Rp7,2 memenuhi tanggungannya.
Melalui pendekatan ini didapatkan juta pada masyarakat dengan Berdasarkan analisis kami, dapat
perhitungan, apabila alokasi 10-20% ekonomi kelas menengah, kami diestimasikan kelompok sandwich
yang didominasi oleh sandwich estimasi bahwa individu tersebut generation di Indonesia
generation ekonomi kelas atas mengalokasikan lebih dari Rp 2,9 juta mengalokasikan pendapatannya
memiliki pendapatan Rp16,6 juta, per bulan untuk membiayai anak dan berkisar antara Rp1,6 juta sampai
maka perkiraan alokasi dana yang orang tua atau keluarganya. Alokasi dengan Rp3,3 juta per bulannya
dikeluarkan oleh individu untuk anak lebih dari 40% juga dominan pada untuk memenuhi tanggungan anak
dan orang tuanya berada dikisaran kelompok masyarakat ekonomi kelas maupun orang tuanya.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 70

45
PS.(2022).https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/02/06/1997/ekonomi-indonesia-tahun-2022-tumbuh-5-31- persen.html#:~:text=Perekonomian%20Indonesia%20tahun%202022%20yang,juta%20atau%20US%244.783%2C9
46
BPS.(2022).https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
47
Households Distribution of Income and Expenditure Indonesia Case: a study, (2020).
48
Pusdiklat Pajak. (2015). https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbppk.kemenkeu.go.id%2Fpusdiklat-pajak%2Fberita%2Fpenghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak-
922473&psig=AOvVaw3XszbLrT_mskISpVLkeMSe&ust=1685435918127000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwiW2-aakJr_AhVFPkQIHTy1BTQQr4kDegQIARBM
Adanya Tanggungan Anak dapat Meningkatkan
Potensi Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)
dalam Rumah Tangga Sebesar 32%

Hasil yang kami peroleh dari survei responden


menunjukkan bahwa memiliki tanggungan dari
Saya hanya memiliki
tanggungan anak 37 %
salah satu keluarga pada generasi di atas
ataupun di bawah mereka dapat
meningkatkan perselingkuhan finansial
di antara pasangan. Responden yang secara
rutin hanya membantu orang tua ataupun
keluarga terdekatnnya memiliki potensi untuk
Saya tidak memiliki
tanggungan anak, meningkatkan perselingkuhan finansial
namun masih rutin
membantu
orang tua dan
15 % (financial infidelity) sebesar 10%, sementara
untuk mereka yang hanya memiliki
keluarga terdekat tanggungan anak, probabilitas terjadinya
perselingkuhan finansial (financial infidelity)
mengalami peningkatan tajam mencapai 32%.

Saya tidak memiliki Kondisi ini seringkali terjadi pada sepasang


tanggungan anak dan suami istri, dikutip dari salah satu pengacara
tidak rutin membantu
orang tua atau 5 %
New York, Jacqueline Newman, di mana istri
keluarga terdekat dari pasangan tersebut diam-diam membiayai
anak laki-lakinya yang telah dewasa
dikarenakan anak tersebut tidak
berpenghasilan49. Kondisi seperti ini yang
Gambar 5.13. Hubungan antara Kondisi Tanggungan
dapat menjadi salah satu alasan terjadinya
Individu terhadap Anak ataupun Orang Tua
keputusan finansial tersembunyi (hidden
dengan Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)
financial decision) antar pasangan dalam
Sumber: LM FEB UI, 2023 rumah tangga, di mana hal ini berimplikasi
terhadap terjadinya perselingkuhan finansial
(financial infidelity).

Saya memiliki tanggungan Saya tidak memiliki


Kondisi Sandwich anak dan masih rutin
membantu orang tua
tanggungan anak dan
tidak rutin membantu orang
Generation Semakin dan keluarga terdekat tua atau keluarga terdekat

Meningkatkan
Potensi Pasangan
terlibat dalam 43 %
5 %

Perselingkuhan
Finansial (Financial
Infidelity) sampai
Gambar 5.14. Hubungan antara Sandwich Generation
dengan 38% dengan Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)
Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 71

49
AARP.(2020). https://www.aarp.org/money/credit-loans-debt/info-2020/financial-infidelity-causes-and-advice.html
Ketika seseorang dalam rumah tangga memiliki tanggungan terhadap salah satu anggota keluarga – anak
atapun orang tua, maka kondisi ini dapat memperburuk perselingkuhan finansial (financial infidelity) dalam
rumah tangga. Berdasarkan data yang kami analisis dari hasil survei, terdapat 43% dari responden yang
merupakan sandwich generation termasuk ke dalam rumah tangga yang juga melaporan melakukan
perselingkuhan finansial (financial infidelity). Angka tersebut merupakan angka yang besar jika dibandingkan
dengan kondisi perselingkuhan finansial (financial infidelity) pada masyarakat Indonesia yang termasuk ke dalam
kelompok non-sandwich generation. Dengan kata lain, kondisi sebagai sandwich generation yang dialami oleh
individu yang sudah menikah merupakan salah satu pendorong terbesar yang meningkatkan probabilitas
terjadinya perselingkuhan finansial (financial infidelity) rumah tangga.

Kondisi Sandwich Generation


Membuat Seseorang Sulit
untuk Mencapai Kesejahteraan Apakah Anda memiliki kebebasan
Finansial (Financial Well-being) untuk membelanjakan uang Anda
tanpa ada kendala?

Bagi individu yang termasuk dalam sandwich


generation, tekanan untuk membantu dan memenuhi
kebutuhan banyak anggota keluarga dapat berdampak
pada kesejahteraan finansial (financial well-being)
individu tersebut, khususnya karena mereka merasa
lebih terbatas secara finansial? 38 %

Kondisi tersebut sejalan dengan hasil survei yang kami


peroleh, di mana lebih dari separuh responden yang
telah menikah merupakan sandwich generation.
26 %

Berdasarkan hasil analisis ditemukan sekitar 38% dari


dari sandwich generation termasuk kelompok yang 25 %

jarang mendapatkan kebebasan dalam membelanjakan


uangnya tanpa kendala. Kondisi ini sekaligus

11
mengindikasikan kesejahteraan finansial (financial %

well-being) kelompok sandwich generation terbilang


masih cukup rendah jika ditinjau dari indikator
keterbatasan finansial (financial constraint).

Hasil ini sejalan dengan salah satu hasil survei dari Pew
Research Center yang menyatakan bahwa individu
Sandwich Generation
sandwich generation hanya memiliki cukup uang untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan sedikit sisa
Selalu Sering Kali Jarang Tidak Pernah
untuk ditabung atau diinvestasikan (30%). Beberapa
responden lainya mengatakan mereka hanya mampu
memenuhi pengeluaran pokok (30%), dan bahkan 11%
dari mereka tidak memiliki cukup uang untuk Gambar 5.15. Hubungan antara Sandwich Generation
memenuhi pengeluaran pokok sekalipun. Hal ini dengan Keterbatasan Finansial (Financial Constraint)
bertolak belakang dengan apa yang dirasakan oleh
Sumber: LM FEB UI, 2023
individu dengan kondisi non-sandwich generation, di
mana 41% dari responden mengatakan bahwa mereka
hidup dengan nyaman50.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 72

50
Pew Research Center. (2013). https://www.pewresearch.org/social-trends/2013/01/30/the-sandwich-generation/
Kebebasan
Non-Financial
dalam Keputusan Freedom
52,2 %

Finansial Individu Financial


Freedom
dalam Rumah 44,8 %

Tangga

Lebih dari 50% Orang


di Indonesia Merasa Tidak 47,83 %

Lower
52,17
Memiliki Kebebasan
%

Menentukan Keputusan
40,52 %

Finansial dalam Rumah Middle


59,48 %

Tangganya
53,77 %

Ketika seorang individu memiliki Upper


46,23 %

kebebasan dalam menentukan keputusan


finansialnya tanpa harus meminta atau
mendapatkan persetujuan pasangannya, Financial Freedom Non-Financial Freedom

seseorang dapat dikatakan memiliki


household financial freedom. Keputusan
finansial ini dapat berupa keputusan yang
mencakupi kegiatan sehari-hari, seperti
Male
pemenuhan kebutuhan primer dan
sekunder, hingga keputusan dalam 55,4 %

memenuhi keinginan tersier, serta


keputusan jangka panjang seperti Female
investasi, kredit, dan asuransi. 44,6 %

Berdasarkan hasil survei yang kami


analisis, diperoleh bahwa 44,8% dari
responden yang sudah menikah
mengklaim bahwa dirinya memiliki
household financial freedom, sedangkan
sisanya masih belum berhasil mencapai
kondisi tersebut.

Gambar 5.16. Household Financial Freedom


pada Pasangan yang telah Menikah

Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 73


“ Pria lebih memiliki kebebasan menentukan keputusan
finansial tanpa persetujuan pasangan (55,4%),
dibandingkan wanita dengan wanita (44,6%). Hal ini
selaras dengan budaya yang menempatkan pria sebagai
pencari nafkah (breadwinner) dan wanita sebagai
caretaker dalam rumah tangga.

Apabila dilihat dari kelas ekonomi, pada responden kelas uang tanpa persetujuan pasangan (household financial
ekonomi atas, terdapat lebih banyak individu yang freedom), sedangkan pada kelas ekonomi lainnya hal ini
menyatakan memiliki rasa kebebasan membelanjakan cenderung lebih rendah.

Seseorang yang Memiliki Kebebasan Membelanjakan Uangnya


tanpa Persetujuan Pasangan (Household Financial Freedom)
Memiliki Risiko Melakukan Perselingkuhan Finansial (Financial
Infidelity) Lebih Tinggi Sebesar 6,4%

47,60 %

Turun Sementara itu, jika dilihat keterkaitan antara kebebasan

6,4 31,20
% %
finansial (household financial freedom) terhadap
perselingkuhan finansial (financial infidelity), individu
dengan kebebasan finansial memiliki potensi lebih besar
untuk melakukan perselingkuhan finansial dibandingkan
13,80 %
individu yang tidak memiliki kebebasan finansial. Hal ini
dibuktikan dengan populasi masyarakat yang melakukan
7,40 %
perselingkuhan finansial dan memiliki kebebasan finansial
yang mencapai 13,8% dari responden. Sedangkan
populasi masyarakat yang terindikasi melakukan
perselingkuhan finansial (financial infidelity), namun tidak
memiliki kebebasan finansial dalam rumah tangga
(household financial freedom) hanya berkisar 7,4%
dari responden.

Kebebasan finansial dalam rumah tangga merupakan


Financial Infidelity Non Financial Infidelity (household financial freedom) sebuah privilege yang
tidak dimiliki oleh semua individu. Kondisi ini seharunsya
Financial Freedom Non-Financial Freedom
dapat dimanfaatkan oleh setiap pasangan
sebaik-baiknyanya sehingga tidak berdampak buruk bagi
kondisi keuangan rumah tangga. Tanpa diperlukannya
Gambar 5.17. Hubungan antara Household Financial persetujuan atau diskusi dengan pasangan untuk
Freedom dengan Financial Infidelity pengambilan keputusan finansial, dapat membuka celah
yang besar terjadinya perselingkuhan finansial (financial
Sumber: LM FEB UI, 2023 infidelity) dalam rumah tangga.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 74


Untuk mengurangi kemungkinan adanya perselingkuhan akan menjadi pengeluaran individu. Perlu ditetapkan
finansial (financial infidelity) tersebut, diperlukan diskusi sebuah alokasi pengeluaran individu sesuai anggaran
keuangan (money date) yang rutin untuk menjadi media (budget) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan
antar pasangan menyampaikan peran dan kontribusi keuangan bersama. Anggaran pengeluaran individu
masing-masing dalam keuangan rumah tangga. inilah yang bebas digunakan untuk memenuhi keinginan
individu tersebut, tanpa melukai atau menganggu
Pembicaraan ini dapat berupa diskusi bagaimana kondisi anggaran bersama rumah tangga yang
pembagian berkontribusi pada pengeluaran bersama telah disepakati51.
dan berapa banyak alokasi dana rumah tangga yang

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 75

51
Schwab-Pomerantz, C. (2018). Financial independence. Network Journal, 25(1), 44. Retrieved from https://www.proquest.com/scholarly-journals/financial- independence/docview/2026334195/se-2
Bagian

06
KEUANGAN
SYARIAH
(Shariah Finance)
Insights 6.1
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di
dunia, dengan jumlah penganut sekitar 231 juta
orang atau mencapai 87% dari total penduduk
Indonesia pada tahun 2021. Proyeksi juga Pemain Global dan
menunjukkan peningkatan menjadi sekitar 320 Pangsa Pasar
juta pada tahun 2045. Pertumbuhan populasi
ini memberikan berbagai peluang
pertumbuhan bagi ekonomi Islam di Indonesia,
Menurut Reuters (2021), aset perbankan
terutama dalam sektor keuangan Islam
syariah secara global tumbuh lebih dari 300%
(keuangan syariah). Adapun keuangan syariah
dalam 9 tahun terakhir52. Pasar Keuangan
ini tidak bersifat eksklusif hanya untuk umat
Islam Global bernilai US$ 2,2 miliar pada
Muslim. Prinsip-prinsip sosial keuangan syariah
tahun 2021 dan diperkirakan akan mencapai
bersifat inklusif dan universal, artinya produk
valuasi US$ 3,02 miliar pada 2027 dan
keuangan syariah tidak hanya ditujukan untuk
diperkirakan akan mencatatkan CAGR
umat Muslim, tetapi juga dapat memberikan
sebesar 10,2% selama 2022-202753. Pasar
manfaat kepada semua masyarakat tanpa
keuangan Islam terfragmentasi dengan
memandang latar belakang kepercayaan
sejumlah besar pemain yang mencoba
mereka. Hal ini menunjukkan adanya peluang
merebut sebagian besar pasar yang sedang
untuk meningkatkan aksesibilitas dan
berkembang. Di beberapa kawasan, seperti
partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam
Asia dan Middle-East pertumbuhannya
produk dan layanan keuangan syariah.
sedang. Secara berurutan, beberapa pemain
besar di setiap region sebagai berikut:
Perkembangan keuangan syariah hingga saat
ini menunjukkan tren yang positif. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melaporkan
peningkatan aset keuangan syariah menjadi
Rp2.375 triliun pada Desember 2022,
meningkat 15,87% dibandingkan tahun
sebelumnya. Pangsa pasar aset keuangan Gulf Cooperation
Council (GCC) 52,40 %

syariah di Indonesia juga meningkat menjadi


10,69% dari total aset keuangan, meningkat South-East Asia
dari 7% pada tahun 2021. (SEA)
23,50 %

Potensi pertumbuhan keuangan syariah ini Middle East &


South Asia (MESA)
17,40 %

mendorong kerja sama antara bank-bank


syariah besar di Indonesia, seperti Bank Rakyat
Indonesia Syariah (BRIS), Bank Syariah Mandiri Africa 2,10 %

(BSM), dan Bank Negara Indonesia Syariah


(BNIS), yang melakukan merger menjadi PT
Lainnya 4,50 %

Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pada awal


tahun 2021. Melalui merger ini, mereka
berupaya memenuhi permintaan yang semakin
tinggi dari masyarakat Indonesia terhadap
produk perbankan syariah dan memfasilitasi Gambar 6.1. Pemain Besar Pasar
akses yang lebih mudah ke layanan Keuangan Syariah Global
keuangan syariah.
Sumber: IFSR 2022, diolah LM FEB UI, 2023
Untuk memperoleh pengetahuan lebih
mendalam mengenai keuangan syariah
di Indonesia, pada bagian ini akan dibahas
mengenai bagaimana familiaritas dan tingkat
adopsi masyarakat terhadap layanan keuangan
syariah, produk keuangan syariah yang
digunakan, kapabilitas keuangan syariah,
serta faktor dan motivasi pemilihan
penggunaan produk keuangan syariah.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 77

52
Oladipo, D. (2022, January 26). Global Islamic funds market grows 300% in decade - report. Reuters. https://www.reuters.com/markets/funds/global-islamic-funds-market-grows-300-decade-report-2022-01-26/
53
Forecast ltd, M. D. (n.d.). Islamic Finance Market | Size, Share, Growth | 2022 - 2027. Market Data Forecast. http://www.marketdataforecast.com/
Saudi Arabia 30,6 %

Iran
17 %

South-East Asia menempati peringkat ke-2


Malaysia
11,2 %
sebagai region dengan islamic finance market
share terbesar. Namun, jika dilihat lebih
UAE 10 %
spesifik maka proporsi Indonesia di pasar
global pada keuangan syariah hanya sebesar
Qatar 6,6 %

1,9%55. Mengingat pertumbuhan populasi


Kuwait masyarakat Indonesia terutama umat muslim
6,3 %

terus meningkat hingga 2045, maka


Bahrain 3,3 %
Indonesia bisa menjadi pasar yang
berpotensi untuk terus dikembangkannya
Turkey 2,9 %
keuangan syariah.

Bangladesh 2,7 %
Berdasarkan aspek geografis dan
demografis Indonesia yang mendukung,
Indonesia 1,9 %

menurut Direktur Keuangan dan Strategi BSI,


Ade Cahyo Nugroho “Indonesia adalah
Others 1,5 %

negara kepulauan. Memiliki banyak cabang


Pakistan 1,3 %
yang tersebar di seluruh nusantara sangat
penting untuk mendorong penetrasi pasar
Egypt 1,3 %
serta literasi keuangan syariah. Masyarakat
ingin melihat bank syariah yang bisa
Jordan 0,9 %
memberikan pelayanan dan pricing yang
sebaik bank konvensional. Maka bank syariah
Oman 0,7 %

harus tampil dengan inovasi-inovasi baru


dalam produk keuangannya.”
Iraq 0,4 %

Sudan 0,4 %

Brunei 0,4 %

Libya 0,3 %

Palestine 0,2 %

Gambar 6.2. Pangsa Pasar di Berbagai Negara

Sumber: IFSR 2022, diolah LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 78

55
Islamic Financial Services Board. 2022. Islamic Financial Services Industry Stability Report. Kuala Lumpur, Malaysia, June.
Sebagian Besar Masyarakat Sudah Familiar dengan Keuangan
Syariah, tetapi Tingkat Adopsinya Masih Relatif Rendah

Tingkat familiaritas masyarakat terhadap


keuangan syariah akan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perkembangan keuangan
syariah. Ketika masyarakat lebih familiar dengan
prinsip-prinsip, produk, dan layanan keuangan Saya tidak familiar
syariah, hal ini akan menciptakan lingkungan dengan produk keuangan
yang kondusif bagi pertumbuhan industri
33,06 %
atau perbankan syariah
keuangan syariah. Sebaliknya, jika masyarakat
kurang familiar dengan prinsip-prinsip, produk,
dan layanan keuangan syariah, hal ini dapat
menciptakan beberapa tantangan dan hambatan
bagi pertumbuhan industri keuangan syariah.

Saya familiar dengan


Pada kajian ini, terdapat beberapa temuan
mengenai tingkat familiaritas responden
22,86 %
produk keuangan
atau perbankan syariah
terhadap produk dan layanan keuangan
syariah. Tingkat familiaritas diukur melalui
empat tahapan, yaitu: 1) tidak familiar; 2) sudah
familiar; 3) sudah familiar dan memahami
konsep, tetapi belum menggunakan; serta 4)
sudah familiar, memahami konsep, dan Saya familiar dan
memehami konsep
menggunakan produk.
32,44 % produk keuangan atau
perbankan syariah,
Sekitar 33,1% responden belum familiar dengan namun tidak menggunakan
produk keuangan syariah
produk keuangan atau perbankan syariah,
22,9% responden sudah familiar dengan
produk keuangan atau perbankan syariah,
32,4% responden memahami konsep produk
keuangan atau perbankan syariah, tetapi belum
Saya familiar, memahami
menggunakan produk tersebut, dan sekitar konsep dan menggunakan
11,6% responden telah menggunakan produk 11,64 %
produk keuangan
keuangan atau perbankan syariah. atau perbankan syariah

Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa


sebagian besar responden (sekitar 55% dari
keseluruhan) telah mencapai tingkat
familiaritas dengan produk keuangan atau Gambar 6.3. Tingkat Familiaritas
perbankan syariah. Namun, terdapat Produk Keuangan Syariah
perbedaan antara tingkat pemahaman konsep
dan penggunaan produk. Meskipun sebagian Sumber: LM FEB UI, 2023
besar responden telah familiar atau pun
memahami konsep keuangan/perbankan

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 79


syariah, hanya sekitar 11,6% responden yang telah antara regulator dan pelaku keuangan syariah mendorong
menggunakan produk tersebut dalam aktivitas dan mengoptimalkan inklusi keuangan syariah melalui
keuangannya. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan inovasi-inovasi dalam produk dan layanan keuangan
antara pemahaman konsep dan adopsi produk keuangan syariah. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman dan
atau perbankan syariah. Mungkin terdapat faktor lain yang akses masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan
mempengaruhi penggunaan produk, seperti preferensi, syariah. Dalam upaya meningkatkan penetrasi pasar dan
ketersediaan produksi pasar, dan layanan yang diberikan. literasi keuangan syariah, perbankan syariah perlu
mempertimbangkan pembukaan cabang-cabang serta
Selain itu, meskipun mayoritas sudah familiar, proporsi penetrasi pasar yang lebih luas, baik di daerah perkotaan
responden yang menyatakan belum familiar dengan maupun pedesaan. Langkah ini diharapkan dapat
keuangan atau perbankan syariah cukup signifikan (sekitar menciptakan permintaan yang lebih baik dalam ekosistem
33%). Hal ini menunjukkan bahwa perlunya kerjasama keuangan syariah.

Kepercayaan Masyarakat pada


Produk Keuangan Syariah
Produk Keuangan Syariah Dikenal Tidak
Hanya oleh Masyarakat Muslim, tetapi Juga
oleh Masyarakat Non-Muslim

Produk-produk keuangan syariah dapat memberikan


manfaat kepada semua masyarakat tanpa memandang
latar belakang kepercayaan mereka sehingga memiliki
sifat inklusif dan universal. Berdasarkan keyakinan yang
dianut, sekitar 70% atau 7 dari 10 responden Muslim
70 %
45 %
menyatakan telah familiar dengan produk keuangan atau
perbankan syariah. Di sisi lain, sekitar 45% atau 4 dari 10
responden Non-Muslim juga mengaku memiliki
familiaritas terhadap produk keuangan atau perbankan
syariah. Hal ini menunjukkan bahwa produk dan layanan
Muslim familiar Non-muslim familiar keuangan syariah tidak hanya menjadi perhatian umat
Islam, tetapi juga menarik minat sebagian responden
Non- Muslim. Dengan demikian, industri keuangan
Gambar 6.4. Tingkat Familiaritas Keuangan Syariah
berdasarkan Keyakinan Masyarakat syariah memiliki peluang untuk menjangkau dan melayani
segmen pasar yang lebih luas, yang pada gilirannya dapat
Sumber: LM FEB UI, 2023 meningkatkan pertumbuhan dan adopsi produk
keuangan syariah secara menyeluruh.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 80


Asosiasi terkait Produk
Keuangan Syariah
Mayoritas Masyarakat Masih Mengasosiasikan Produk
Keuangan Syariah Terbatas pada Tabungan, meskipun
Terdapat Pilihan Produk Lainnya di Pasar

Pinjaman Syariah
Banyak bank dan lembaga keuangan konvensional
telah meluaskan bisnis mereka ke sektor keuangan Investasi 5,6 %

syariah. Mereka memperkenalkan produk dan layanan Syariah


keuangan berbasis syariah seperti tabungan, deposito, 13,4 %

pembiayaan, investasi, dan asuransi yang sesuai


Tabungan
dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Berdasarkan Syariah
penggunaan produk, sekitar 35,6% responden
menggunakan satu produk keuangan syariah,
81 %

sementara hanya sekitar 3,4% yang menggunakan


lebih dari satu produk keuangan syariah.

Lebih dari Menggunakan


1 produk 1 produk
61 %
35,6 %

Tidak
menggunakan
produk
Gambar 6.6. Jenis Produk Keuangan
3,4 %
Syariah yang Digunakan
Rp Sumber: LM FEB UI, 2023
Rp

Rp Produk keuangan syariah yang paling populer


di antara responden adalah tabungan syariah,
dengan sekitar 81% dari mereka memiliki rekening
Gambar 6.5. Kuantitas Produk Keuangan tabungan syariah. Selain itu, produk investasi
Syariah yang Digunakan syariah dan pinjaman syariah juga digunakan oleh
Sumber: LM FEB UI, 2023 responden, dengan proporsi yang menggunakan
masing-masing sebesar 13,4% dan 5,6%.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 81


Membangun Kapabilitas
Industri Keuangan Syariah

Industri Syariah Perlu Melakukan Peningkatan Kapabilitas


melalui Penawaran Nilai Tambah dari sisi Bisnis dan Efisiensi
untuk Mencapai Pertumbuhan Industri yang Optimal

Prinsip dan nilai agama memang menjadi aspek masih terdapat ruang yang luas untuk meningkatkan
fundamental dalam keuangan syariah. Namun, untuk faktor-faktor tersebut guna bersaing secara lebih efektif
mencapai tingkat pertumbuhan yang optimal, industri dalam industri keuangan secara keseluruhan. Untuk melihat
keuangan syariah perlu menawarkan nilai tambah di luar bagaimana pentingnya faktor-faktor tersebut dalam
prinsip dan nilai keagamaan. Kapabilitas bisnis seperti keuangan syariah, kami menyajikan satu exhibit. Responden
keahlian dan pengetahuan, kepatuhan dan tata kelola yang yang telah menggunakan produk keuangan syariah
baik, inovasi keuangan, manajemen risiko yang efektif, diberikan tiga situasi yang berbeda yang seringkali dijumpai
kerangka hukum dan regulasi yang memadai, pelayanan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, kami
yang prima (service excellence), serta ketersediaan menganalisis apakah ketiga situasi tersebut mendorong
memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan mereka untuk tetap menggunakan produk keuangan
yang optimal dalam industri keuangan. Walaupun keuangan syariah atau beralih (switch) ke produk konvensional dalam
syariah telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, situasi-situasi tersebut.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 82


Insights 6.2

Kondisi Pemanfaatan
Fasilitas Perbankan

Exhibit 1 Ketika dihadapkan pada kondisi ini,

8 dari 10
Anda menjadi pelajar atau harus
bekerja di luar negeri, namun Anda pengguna
diminta untuk menggunakan keuangan
rekening dari bank negara tersebut
yang merupakan bank konvensional syariah memilih
dan tidak ada pilihan bank syariah.
untuk beralih
menggunakan produk keuangan
konvensional. Faktor utama yang
mempengaruhi peralihan tersebut
adalah keterbatasan ketersediaan
Tidak lembaga keuangan syariah, sehingga
17,6 %
pilihan yang tersedia terbatas pada
bank konvensional.

Jaringan dari bank syariah memang


belum tersedia di semua negara.
Bank syariah memiliki pendekatan
yang lebih konservatif dalam kegiatan
operasionalnya, yang terkait erat
Ya dengan prinsip-prinsip syariah dalam
82,4 %
Islam. Hal ini dapat membatasi
kemampuan mereka untuk meraih
pasar global secara luas.
Konservatisme ini terutama terkait
dengan adopsi inovasi dan
pengembangan produk keuangan
Gambar 6.7. Substitusi Akibat yang lebih eksploratif.
Faktor Ketersediaan
Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 83


Exhibit 2 Ketika dihadapkan pada kondisi ini,

6 dari 10
Lingkungan keluarga dan kerabat pengguna
terdekat Anda tidak ada yang
menggunakan produk keuangan keuangan
atau perbankan syariah. syariah memilih
untuk beralih
menggunakan produk keuangan
konvensional. Faktor utama yang
Tidak mempengaruhi peralihan tersebut

42,4 % adalah pengaruh keluarga atau kerabat


dekat. Pengaruh keluarga atau kerabat
dekat dapat berasal dari berbagai
aspek yang dapat mempengaruhi
preferensi keuangan seseorang.
Jika keluarga atau kerabat dekat lebih
cenderung menggunakan produk
keuangan konvensional, individu
cenderung mengikuti jejak mereka
Ya untuk menjaga hubungan dan
57,6 %
kesesuaian dengan lingkungan sosial
mereka. Selain itu, jika keluarga atau
kerabat dekat memiliki pengalaman
positif dengan produk keuangan
konvensional di mana produk tersebut
lebih mudah diakses atau lebih
Gambar 6.8. Substitusi Akibat menguntungkan, individu mungkin
Pengaruh Lingkungan merasa terdorong untuk beralih.
Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 84


Ketika dihadapkan pada kondisi ini,

8 dari 10 pengguna
keuangan syariah
Exhibit 3 memilih untuk
beralih
Kantor di mana Anda bekerja
menggunakan produk keuangan konvensional.
meminta Anda untuk membuka
Faktor utama yang mempengaruhi peralihan
rekening di bank konvensional untuk
tersebut adalah efisiensi dan kenyamanan.
keperluan payroll atau penggajian.
Bank konvensional biasanya telah terintegrasi
dengan sistem pembayaran gaji perusahaan dan
menawarkan layanan dan fasilitas yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan penggajian.
Hal ini membuat proses administrasi keuangan
menjadi lebih efisien dan mudah dilakukan.
Tidak Selain itu, kenyamanan juga menjadi faktor

15,2 % penting dalam keputusan peralihan ini. Bank


konvensional umumnya memiliki jaringan cabang
yang lebih luas dan teknologi perbankan yang
lebih maju, seperti ATM dan mobile banking.
Dalam hal ini, pengguna keuangan syariah
mungkin merasa bahwa menggunakan bank
konvensional akan memberikan akses yang lebih
mudah, ketersediaan layanan yang lebih
Ya lengkap, dan kemudahan dalam bertransaksi.

84,8 %

Dari ketiga exhibit di atas, dapat disimpulkan


bahwa mayoritas pengguna layanan keuangan
syariah cenderung beralih ke keuangan
konvensional jika dihadapkan pada situasi
di mana keuangan konvensional lebih mudah
diakses dan memberikan manfaat yang lebih
Gambar 6.9. Substitusi Akibat Efisiensi
luas. Meskipun mereka memiliki keyakinan dan
dan Kenyamanan
preferensi terhadap keuangan syariah, faktor
Sumber: LM FEB UI, 2023 aksesibilitas dan manfaat yang lebih luas dari
keuangan konvensional tetap menjadi
pertimbangan penting dalam
pengambilan keputusan.

Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat


tantangan dalam mengoptimalkan layanan
keuangan syariah agar dapat bersaing secara
efektif dengan keuangan konvensional. Untuk
mencapai pertumbuhan yang optimal dalam
industri keuangan syariah, perlu ada upaya untuk
meningkatkan kapabilitas dan inovasi dalam
menyediakan produk dan layanan keuangan
syariah yang sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi pengguna.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 85


Preferensi Pembiayaan Jangka Panjang
melalui Fasilitas Keuangan Syariah
Tingkat Suku Bunga yang Lebih Rendah Masih Menjadi Pilihan
Utama Masyarakat untuk Pembiayaan Jangka Panjang

Salah satu peran penting perbankan dalam sistem pasar dengan bunga bank konvensional yang lebih rendah dan
dan lembaga keuangan adalah menyediakan dana kompetitif. Hanya sebagian kecil responden 15,2% yang
pinjaman kepada yang membutuhkan melalui skema memilih untuk mengambil pinjaman di bank syariah
kredit, khususnya pinjaman jangka panjang, seperit kredit dengan biaya bunga yang lebih tinggi. Keputusan ini
kepemilikan rumah (KPR), kredit kepemilikan kendaraan menunjukkan bahwa mayoritas responden lebih
(car ownership credit), ataupun kredit lainnya. Dalam hal mengedepankan aspek efisiensi dalam memilih pinjaman
pinjaman jangka panjang seperti pinjaman untuk dan mengutamakan keuntungan finansial yang lebih
pembelian aset berupa rumah, sebagian besar responden rendah daripada prinsip keagamaan.
75,2% cenderung memilih untuk mengambil pinjaman

9,47 %
75,28 %
15,24 %

Mengambil pinjaman dengan Mengambil pinjaman di bank syariah


Mengambil pinjaman dari institusi dengan biaya (bunga) yang
berbasis syariah non perbankan tetapi bunga bank konvensional rendah
(kompetitif) dibayarkan lebih tinggi
belum terdaftar di OJK

Gambar 6.10. Pilihan Jenis Pinjaman Jangka Panjang


Sumber: LM FEB UI, 2023

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 86


Motivasi Masyarakat
Menggunakan Produk Syariah

Aspek Spiritual Masih Menjadi Alasan Paling Utama


dalam Memilih Menggunakan Produk Keuangan Syariah

Motivasi penggunaan produk keuangan berbasis Tingkat kepercayaan atau spiritualitas menjadi alasan
syariah dapat berasal dari berbagai faktor yang paling utama penggunaan produk keuangan syariah.
memengaruhi preferensi individu. Tiga faktor terbesar Mereka ingin menghindari penggunaan bunga atau
yang menjadi motivasi dalam penggunaan produk riba dalam produk perbankan, serta adanya
syariah antara lain spiritualitas (spirituality), tingkat kekhawatiran terhadap instrumen keuangan yang
pengembalian (return), dan biaya (cost). sifatnya spekulatif dan memiliki risiko tinggi. Dalam
studi ini, kami menemukan bahwa sebesar 25,7%
responden mengungkapkan faktor spiritualitas adalah
faktor utama yang memotivasi mereka menggunakan
produk keuangan syariah.

Tingkat pengembalian (return) dalam bentuk bagi hasil


Spirituality 25,7 %
yang lebih tinggi dan manfaat yang ditawarkan oleh
produk keuangan syariah menjadi faktor motivasi
Return
21,3 %
terbesar kedua, dengan proporsi sebesar 21,3%. Hal ini
dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip syariah yang
Cost
19,7 %
diikuti oleh bank syariah, di mana skema pendapatan
tidak didasarkan pada bunga. Sebagai hasilnya, dalam
Not Interested 9,9 %
berbagai aktivitas keuangan, bank syariah dan nasabah
berbagi keuntungan dan kerugian secara lebih adil.
Services 9,8 %
Faktor ini memperkuat motivasi penggunaan produk
keuangan syariah karena memberikan perasaan
Knowledge 7,9 %
keadilan (fair) dan kesetaraan (equal) dalam
bertransaksi keuangan.
Accesibility 5,7 %

Tingkat biaya (cost) atau beban bunga yang lebih


rendah pada produk keuangan syariah menjadi faktor
motivasi bagi 19,7% responden dalam menggunakan
Gambar 6.11. Motivasi Penggunaan produk tersebut. Hal ini didukung oleh beberapa
Produk Keuangan Syariah faktor, antara lain struktur biaya yang lebih adil antara
nasabah dan bank, sumber pendanaan bank syariah
Sumber: IFSR 2022, diolah LM FEB UI, 2023 yang secara umum mengandalkan dana terbatas pada
pihak ketiga sehingga beban bunga lebih rendah, serta
tingkat risiko bank syariah yang jauh lebih selektif
dalam penyaluran pembiayaan sehingga risiko
cenderung lebih rendah.

Indonesia Consumer Finance Report 2023 | 87


About
tSurvey.id
by Telkomsel
Enterprise

tSurvey.id, yang merupakan bagian dari solusi milik Telkomsel


Enterprise, adalah platform survei digital yang membawa revolusi
pada proses pengumpulan data riset.

tSurvey.id mengombinasikan kekuatan teknologi survei digital dengan data telekomunikasi Telkomsel
yang luas untuk menawarkan sebuah pendekatan baru dalam pelaksanaan riset dan survei. Dengan
menggabungkan kemampuan platform pengumpulan data digital dan luasnya basis data telekomunikasi
Telkomsel, tSurvey.id dapat dengan akurat menargetkan segmentasi dan profil responden sehingga
mempercepat waktu pengumpulan data. Bukan hanya sebatas platform survei digital, tSurvey.id juga
memosisikan solusinya sebagai mitra strategis pelaksanaan riset dan pengumpulan data. Dengan
teknologi yang memanfaatkan big data dan analytics, tSurvey.id menyediakan solusi penelitian
komprehensif yang membantu dalam memahami kebutuhan dan perilaku responden. Khusus untuk
layanan bagi ekosistem akademisi, tSurvey.id berkomitmen untuk terlibat dalam akselerasi peningkatan
kualitas penelitian akademik di Indonesia.

Telkomsel Enterprise merupakan bagian dari Telkomsel, yang menjadi penyedia solusi digital berbasis
teknologi terbesar di Indonesia. Telkomsel Enterprise adalah partner bisnis untuk bertransformasi dan
mengakselerasi pertumbuhan puluhan ribu bisnis nasional maupun multinasional, termasuk UMKM dan
perusahaan rintisan, melalui ragam solusi unggulan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Didukung
teknologi konektivitas digital terdepan Telkomsel, big data dan analytics dari insight pengguna terluas
Telkomsel, serta ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, Telkomsel Enterprise menghadirkan
berbagai solusi untuk setiap kebutuhan dan tantangan unik pebisnis, dengan portofolio lengkap layanan
yang dapat disesuaikan, mulai dari layanan konektivitas, advanced network services termasuk private
network, solusi komunikasi dan kolaborasi, consumer insight & engagement, digital advertising, cloud and
apps, keamanan siber, IoT, dan solusi yang dihadirkan khusus untuk segmen UMKM.

Untuk membahas kebutuhan solusi bisnis perusahaan Anda,


optimalisasi operasional, meningkatkan produktivitas, dan
mengembangkan bisnis, kunjungi www.telkomsel.com/enterprise.
About
LM FEB UI

Lembaga Management Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia


(LM FEB UI) yang berdiri sejak 1963 adalah sebuah lembaga riset
di lingkungan FEB UI yang terlibat secara aktif dalam mengembangkan
praktik ilmu manajemen di Indonesia melalui serangkaian program
management consulting, research training, hingga assessment.

Layanan-layanan yang kami berikan tersebut mencerminkan pola pikir LM FEB UI yang berfokus pada pelanggan,
mencari solusi, dan mendorong pertumbuhan bagi klien dan partner kami dan juga perekonomian dan bisnis secara lebih
luas. LM FEB UI juga membawa wawasan dan keahlian lintas budaya, lintas batas negara, dan pengetahuan yang berlaku
di berbagai industri, termasuk transformasi bisnis, manajemen acara, pelatihan, pembinaan, konsultasi manufaktur, TI,
dan industri jasa. Rekam jejak LM FEB UI dalam bidang-bidang ini telah terbukti dan dapat diandalkan.

Dalam bidang management consulting, LM FEB UI membantu klien dengan melakukan analisis yang menjadi dasar
pengembangan strategi, konsep, atau rencana bersama pemangku kepentingan yang ditunjuk. LM FEB UI juga membantu
klien dalam mengatasi aspek operasional atau organisasional tertentu untuk meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Dalam
bidang research, layanan LM FEB UI mencakup studi yang berfokus pada produk, pelanggan target, strategi penetapan
harga, pesaing, dan strategi pertumbuhan perusahaan. LM FEB UI juga melakukan penelitian dalam hal kepuasan dan
loyalitas pelanggan, intelijen pasar, ekspansi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan model bisnis.

Selain itu, LM FEB UI menyediakan program training, baik itu berbentuk public maupun in-house yang bertujuan untuk
membantu para pegawai di suatu organisasi atau perusahaan mulai dari level new entry hingga tataran eksekutif dalam
mewujudkan transformasi organisasi atau perusahaan, serta memimpin proyek manajemen perubahan. Fokus LM FEB UI
adalah pada pengembangan kompetensi individu dan memperluas perspektif mereka sehingga meningkatkan peluang
kesuksesan pribadi, unit kerja, dan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu, dalam bidang
assessment, LM FEB UI membantu klien dalam proses seleksi dan evaluasi pegawai melalui tes psikologis dan tes
kompetensi. LM FEB UI menggunakan metode dan materi tes terbaru, serta melakukan wawancara mendalam dengan
calon pegawai untuk mendapatkan sumber daya manusia berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien. LM FEB UI juga
terlibat dalam pengembangan sumber daya manusia klien, mewakili kepentingan mereka, dan melindungi investasi mereka.

LM FEB UI berkomitmen untuk memberikan solusi konsultasi manajemen yang komprehensif, terpercaya dan mendukung
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas bagi klien dan partner kami. Dengan akumulasi pengalaman dan
keahlian yang kami miliki, kami siap membantu Anda mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin berdiskusi tentang
bagaimana kami dapat membantu Anda, jangan ragu untuk mengunjungi
www.lmfebui.com.
Indonesia Consumer Finance Report 2023

You might also like