Professional Documents
Culture Documents
Indonesia Consumer Finance Report 2023 (LM FEB UI X TSurvey)
Indonesia Consumer Finance Report 2023 (LM FEB UI X TSurvey)
INDONESIA
CONSUMER
FINANCE
REPORT
2023
Memperkuat Inklusi,
Meningkatkan Resiliensi
In Collaboration with:
this page intentionally blanks
TERBITAN
Indonesia Consumer
Finance Report 2023
Memperkuat Inklusi,
Meningkatkan Resiliensi
Researcher
AA Dwi Mustia Dewi
Amalia Dwi Puspita
Mardhiyyah Inaayatun Aadilah
Shania Amna Sutandyo
Lembaga Management
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Indonesia (LM FEB UI)
Asuransi (Insurance) Keamanan Finansial (Financial Security) Keuangan Digital (Digital Finance)
Layanan untuk memberikan perlindungan dan Kondisi keuangan di mana individu mempunyai Konsep luas terkait digitalisasi layanan keuangan
pertanggungan finansial terhadap risiko atau kerugian simpanan dalam bentuk tabungan atau investasi tradisional yang mewakili hasil dari penggunaan
tertentu dengan imbalan pembayaran premi reguler yang relatif aman dan hasilnya dapat mencukupi teknologi dalam keuangan
kebutuhan hidupnya
Laporan ini mencoba mendalami dan meng-highlight berbagai tren dan kondisi terkait perilaku keuangan
masyarakat Indonesia, melalui survei yang dilakukan pada masyarakat Indonesia di berbagai provinsi, dengan
eksplorasi berdasarkan kriteria gender, lintas generasi (intergenerational analysis) dan juga Status Sosial Ekonomi
(SES analysis). Lebih dalam lagi, studi ini juga menyajikan berbagai peluang (key opportunities) dan tantangan
(challenges) yang dilihat berdasarkan empat lingkup perspektif keuangan, yaitu (1) Literasi Keuangan dan
Kesejahteraan (Financial Literacy and Well-being); (2) Layanan Keuangan Digital (Digital Financial Services);
(3) Keuangan di dalam Rumah Tangga (Household Finance); dan (4) Keuangan Syariah (Sharia Finance).
Berdasarkan hasil analisis dari data survei yang kami peroleh, setidaknya terdapat beberapa key highlights, yaitu:
Adapun produk digital finance terbaru dengan adopsi yang terus meningkat
di Indonesia yaitu QRIS, saat ini diestimasikan memiliki market size mencapai
nilai Rp10 triliun hingga Rp20 triliun per bulan.
Keuangan syariah (sharia finance) membahas lebih lanjut faktor apa yang
menjadi motivasi utama masyarakat Indonesia menggunakan produk
keuangan berbasis syariah. Potensi keuangan syariah di Indonesia terbilang
besar dan didukung oleh penetrasi perbankan syariah yang meningkat.
Hal ini menjadi pendorong bagi masyarakat mulai familiar terhadap produk
keuangan syariah dan tidak hanya muslim, tapi 4 dari 10 non-muslim juga
familiar. Namun, jika dilihat dari tingkat penetrasi penggunaan produk,
hanya 1 dari 10 responden yang sudah menggunakan produk keuangan
syariah dengan didorong oleh 3 motivasi utama yaitu tingkat pengembalian,
biaya, dan pelayanan yang diterima (return, cost, dan services).
48 Perkembangan Teknologi
Bagian 1. Pembuka Keuangan (Fintech) dan Dukungan
2 Perilaku Finansial: Apa dan Mengapa terhadap Inklusi Keuangan
Kita Semua Perlu Memahami? (Financial Inclusion)
4 Bagaimana Laporan Ini Disusun? 56 Inovasi Layanan Keuangan Digital
yang Semakin Memudahkan
5 Partisipan dan Pendekatan Studi
Aktivitas Sehari-hari
Bagian 2.
Bagian 5.
Peluang dan Tantangan dari Fenomena
Perilaku Finansial di Dalam
Perilaku Finansial di Indonesia
Rumah Tangga
10 Berbagai Peluang yang Terbuka untuk Dioptimalkan
61 Perselingkuhan Finansial, Apakah
15 Berbagai Tantangan Utama yang Masih Anda dan Pasangan adalah Salah
Perlu Dijawab Satu Pelakunya?
66 Kebiasaan Money Date di Indonesia
yang Menjadi Kultur Masyarakat
Ekonomi Kelas Atas
31 Seberapa Besar Masyarakat Bebas dari Jerat 81 Asosiasi terkait Produk Keuangan Syariah
Keterbatasan Finansial (Finansial Constraint)?
82 Membangun Kapabilitas
32 Kapabilitas Finansial (Financial Capability): Industri Keuangan Syariah
Apakah Sudah Merata di Tengah Masyarakat? 86 Preferensi Pembiayaan Jangka Panjang
melalui Fasilitas Keuangan Syariah
34 Gambaran Pola Perilaku Keuangan Masyarakat
dalam Hal Menabung, Berhutang, dan Berinvestasi 87 Motivasi Masyarakat
Menggunakan Produk Syariah
36 Perilaku Keuangan Berubah Seiring Usia
26 Gambar 3. 5. 47 Gambar 4. 5.
% Pertanyaan yang dijawabbenar berdasarkan Pemetaan Potential Adopters Mobile
Kelas Perekonomian Banking di Indonesia
27 Gambar 3. 6. 48 Gambar 4. 6.
Proporsi Gender menjawab benar Pemetaan Potential Adopters
dalam Literasi Keuangan E-Wallet di Indonesia
28 Gambar 3. 7. 49 Gambar 4. 7.
% Pertanyaan yang dijawab benar Pengguna Layanan Teknologi Finansial
berdasarkan Gender (Financial Technology) di Indonesia
29 Gambar 3. 8.
50 Gambar 4. 8.
Proporsi Kerentanan Finansial
Persentase Pengguna setiap Layanan
(Financial Fragility) secara umum
Teknologi Finansial (Fintech) berdasarkan
30 Gambar 3. 9. Status Sosial Ekonomi Pengguna
Proporsi Kerentanan Finansial (Financial Fragility)
berdasarkan Kelas Perekonomian 51 Gambar 4. 9.
Persentase Pengguna setiap Layanan
31 Gambar 3. 10. Teknologi Finansial (Fintech) berdasarkan
Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) secara Generasi Pengguna
Umum dan berdasarkan Kelas Perekonomian
54 Gambar 4. 10.
32 Gambar 3. 11. Wilayah Kota dan Desa yang Belum
Proporsi Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) Memiliki Akses Internet
berdasarkan Kelas Perekonomian
56 Gambar 4. 11.
33 Gambar 3. 12. Persentase Pengguna QRIS di Indonesia
Kapabilitas Finansial (Financial Capability)
Responden secara Umum 57 Gambar 4. 12. Nilai Transaksi dalam Satu Kali
Penggunaan dan Intensitas Penggunaan QRIS
34 Gambar 3. 13.
di Indonesia
Proporsi Kapabilitas Finansial (Financial Capability)
berdasarkan Kelas Perekonomian
63 Gambar 5. 5. 78 Gambar 6. 2.
Seberapa Sering Keputusan Tidak Terbuka Pangsa Pasar di Berbagai Negara
Memperburuk Keuangan Rumah Tangga di Indonesia 79 Gambar 6. 3.
Gambar 5. 6. Tingkat Familiaritas Produk Keuangan Syariah
64
Kaitan antara keputusan finansial tersembunyi (hidden 80 Gambar 6. 4.
financial decision) dengan Keparahan Keuangan Tingkat Familiaritas Keuangan Syariah
Rumah Tangga (households financial severity) berdasarkan Keyakinan Masyarakat
66 Gambar 5. 7. 81 Gambar 6. 5.
Intensitas Money Date dalam Rumah Tangga Kuantitas Produk Keuangan Syariah
yang Digunakan
67 Gambar 5. 8.
Hubungan Money Date dengan Perselingkuhan 81 Gambar 6. 6.
Finansial (Financial Infidelity) Jenis Produk Keuangan Syariah yang Digunakan
68 Gambar 5. 9. 83 Gambar 6. 7.
Sandwich Generation Tahun 2023 Substitusi Akibat Faktor Ketersediaan
01
PEMBUKA
Perilaku Finansial:
Apa dan Mengapa Kita Semua
Perlu Memahami?
Dapat dikatakan bahwa mayoritas keputusan dalam berkaitan dengan tingkat inklusi keuangan
berbagai aspek kehidupan kita (meskipun tidak selalu (financial inclusion) dan literasi keuangan
dominan) berkaitan dengan uang, mulai dari aspek (financial literacy) individu. Tingkat literasi
profesional seperti pilihan karier, kehidupan keuangan di Indonesia sendiri masih menjadi
bermasyarakat, seperti kegiatan sosial apa yang kita tantangan. Berdasarkan data Otoritas Jasa
ingin ikuti, hingga aspek religiositas, seperti keputusan Keuangan (OJK) pada tahun 2022, hanya sekitar
untuk berangkat haji. Namun demikian, terkadang kita 49,68% dari masyarakat Indonesia yang memiliki
semua mengalami kesulitan, misalnya dalam mengontrol pengetahuan tentang konsep dan literasi
perilaku finansial kita. Banyak dari masyarakat yang keuangan. Data ini mengindikasikan bahwa
terjebak akan penyalahgunaan (misuse) atau terlalu Indonesia masih tertinggal dalam hal literasi
berlebihan (overuse) akan perilaku finansial. Padahal, keuangan, di mana pada negara-negara maju
perilaku finansial yang lebih bijaksana akan tingkat literasi keuangan dapat mencapai di atas
mengantarkan individu pada kesejahteraan finansial 70-80%. Lebih dari setengah masyarakat
(financial well-being) yang lebih baik. Indonesia masih belum memiliki pengetahuan
yang cukup terkait produk dan jasa keuangan
Perilaku finansial (dalam laporan ini juga disebut yang mereka gunakan. Sementara, pemerintah
perilaku keuangan) adalah sebuah irisan pendekatan Indonesia menargetkan tingkat inklusi keuangan
ekonomi dan perilaku yang secara holistik menjelaskan mencapai 90% pada tahun 2024, masih terdapat
bagaimana individu mengelola kondisi keuangannya1. gap yang besar antara tingkat inklusi keuangan
Urgensi untuk mempelajari lebih dalam terkait hal ini saat ini (85,10%) dengan tingkat literasi
dalam konteks Indonesia menjadi semakin penting. Hal keuangan (49,68%), mencapai sebesar 35,42%2.
ini karena perilaku finansial memungkinkan penelusuran
berbagai perilaku keuangan yang diadopsi oleh Tingkat literasi keuangan yang minim dapat
masyarakat sebagai konsumen dan mengeksplorasi mengakibatkan individu mengambil keputusan
peran aspek psikologis di balik pengambilan keputusan keuangan yang kurang tepat, karena kurangnya
dan pilihan mereka. Analisis perilaku finansial (consumer informasi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan
financial behavior) dapat membantu memahami seseorang terjerumus pada kondisi keuangan
kompleksitas preferensi konsumen dan memberikan yang tidak diinginkan, seperti terlilit utang
insights berharga terkait preferensi pilihan mereka. dengan tingkat bunga besar atau memilih
instrumen investasi yang kurang tepat atau
Salah satu fondasi dari perilaku finansial adalah ilegal3. Fenomena ini menjadi salah satu concern
inklusi dan literasi keuangan (financial inclusion and besar yang terjadi di Indonesia saat ini dengan
literacy). Hal ini karena keputusan seseorang terkait pesatnya kemunculan
penggunaan produk dan jasa keuangan sangat
1
van Raaij, W. F. (2016). Understanding consumer financial behavior: Money management in an age of financial illiteracy. Palgrave Macmillan. https://doi.org/10.1057/978-1-137-54425-4
2
Otoritas Jasa Keuangan, 2022
3
Centre For Indonesian Policy Studies Policy Paper No.49, Creating Informed Consumers: Tracking Financial Literacy Programs in Indonesia, 2022
berbagai platform pinjaman online (pinjol) atau memerlukan tingkat literasi dan pengetahuan yang
fintech dan investasi online yang belum terdaftar cukup untuk dapat memperoleh manfaat (benefit)
OJK atau memenuhi ketentuan regulasi. Platform dari berbagai produk keuangan tersebut4.
pinjaman online tersebut menawarkan pinjaman
instan dengan tingkat suku bunga tinggi, sementara Contoh nyata akibat dari minimnya tingkat literasi
platform investasi menawarkan high return dalam keuangan di Indonesia dapat dilihat dari adanya
jangka pendek, seolah mendorong praktik easy fenomena Fintech Devil’s Trap yang terjadi
money yang menarik bagi individu untuk memperoleh di Indonesia belakangan ini. Adanya platform
pendapatan atau uang besar dalam waktu singkat. pinjaman online (fintech), dapat membantu suatu
Kondisi ini semakin diperburuk dengan dampak dari rumah tangga atau individu untuk memenuhi
adanya COVID-19 yang menyebabkan banyak orang kebutuhannya melalui pinjaman, dalam jangka
harus kehilangan pekerjaan atau mengalami pendek. Kondisi ini mendorong individu atau rumah
pemotongan gaji. Akibatnya, praktik easy money ini tangga seolah memiliki fleksibilitas keuangan yang
semakin menarik untuk dicoba sebagai solusi tinggi atau memiliki sumber dana yang banyak untuk
jangka pendek. memperoleh berbagai barang dan jasa sehingga
mereka cenderung melakukan pembelian di luar
Meskipun Indonesia mengalami tren pertumbuhan batas kemampuannya. Mereka melakukan
positif berupa peningkatan tingkat inklusi dan literasi pengeluaran yang jauh lebih besar dari penghasilan
keuangan, diiringi dengan perkembangan teknologi, mereka sehingga akhirnya tidak dapat melakukan
terdapat pertanyaan besar yang perlu ditelaah pengembalian (repayment) atas dana yang telah
kembali terkait kemampuan masyarakat Indonesia mereka gunakan. Kondisi ini yang banyak memicu
untuk dapat mengoptimalkan pertumbuhan positif terjadinya tunggakan pinjaman dan secara industri
tersebut serta apakah mereka dapat mengambil keuangan mendorong peningkatan Non-Performing
keputusan keuangan yang bijak dan aman. Loan (NPL)5. Berdasarkan data OJK pada November
2022, tercatat total NPL dari fintech lending
Ketimpangan tingkat inklusi dan literasi keuangan mencapai lebih dari Rp 1,42 triliun atau sekitar
juga memicu isu lain, yang mengindikasikan adanya 91 miliar US Dolar Angka ini tiga kali lipat lebih besar
ketidakseimbangan antara pertumbuhan infrastruktur jika dibandingkan dengan awal periode tahun 20226.
atau sistem teknologi keuangan dengan tingkat
comprehensions atau pengetahuan dari pengguna Lebih jauh lagi, pengambilan keputusan keuangan
platform teknologi keuangan di Indonesia. Terlebih yang tidak bertanggung jawab (reckless) dapat
lagi lembaga keuangan memiliki berbagai jenis mengganggu kestabilan ekonomi individu ataupun
produk dan jasa keuangan sehingga membuat pilihan suatu rumah tangga. Jumlah konsumsi berlebihan
untuk menggunakan produk keuangan merupakan yang dibiayai melalui pinjaman, tanpa dibekali literasi
proses yang kompleks. Masyarakat atau individu keuangan untuk mengukur kapasitas seseorang untuk
Tagihan
4
Panos, G. A., & Wilson, J. O. S. (2020). Financial literacy and responsible finance in the FinTech era: Capabilities and challenges. The European Journal of Finance, 26(4–5), 297–301. doi.org/10.1080/1351847X.2020.1717569; Dewi, V. I., Febrian, E., Effendi, N., Anwar, M., & Nidar, S. R.
(2020). Financial Literacy and Its Variables: The Evidence from Indonesia. Economics & Sociology, 13(3), 133–154. doi.org/10.14254/2071-789X.2020/13-3/9. Cited from Universitat Erfurt Bulletin, 2023
5
Agarwal, S., & Chua, Y. H. (2020). FinTech and household finance: A review of the empirical literature. China Finance Review International, 10(4), 361–376. doi.org/10.1108/CFRI-03-2020-0024
6
Otoritas Jasa Keuangan, 2022
mengembalikan utang tersebut (repayment Pemahaman akan perilaku finansial ini tidak hanya
capacity), dapat menyebabkan seseorang terlilit dapat memberikan insights terkait preferensi
utang (over-indebtedness) dan memicu masyarakat Indonesia, tetapi sekaligus juga dapat
ketidakstabilan dalam rumah tangga7. Kondisi mengurai motivasi utama yang mempengaruhi
ini dapat memicu konflik dengan pasangan, masyarakat Indonesia dalam membuat keputusan
dan pada kondisi ekstrim, dapat mendorong finansialnya. Melalui proses identifikasi akar utama
terjadinya perceraian8. dari berbagai keputusan finansial tersebut, baik
regulator maupun pelaku industri akan dapat
Dengan memahami, menelaah dan mempelajari pola bersama-sama mengembangkan tools serta strategi
(pattern) terkait fenomena perilaku finansial yang tepat untuk mengatasi berbagai tantangan yang
(consumer financial behavior) masyarakat Indonesia, ada di Indonesia saat ini. Tujuan akhirnya adalah
hal ini dapat menjadi kunci utama bagi para individu, tingkat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia yang
regulator, hingga pelaku industri yang relevan dalam lebih baik dan mendorong masyarakat Indonesia
memberikan nilai tambah bagi terwujudnya semakin merasakan kesejahteraan finansial.
kesejahteraan finansial masyarakat secara umum.
7
Andersen, A. L., Duus, C., & Jensen, T. L. (2016). Household debt and spending during the financial crisis: Evidence from Danish micro data. European Economic Review, 89, 96–115. doi.org/10.1016/j.euroecorev.2016.06.006; Cardaci, A. (2018). Inequality, household debt and
financial instability: An agent-based perspective. Journal of Economic Behavior & Organization, 149, 434–458. doi.org/10.1016/j.jebo.2018.01.010
8
CNBC, 2023; https://www.cnbc.com/select/national-debt-relief-survey-debt-reason-for-divorce/
Partisipan dan Pendekatan Studi
Karakteristik berdasarkan
Analisis Antar Generasi -
Intergenerational Analysis
Kelompok ini memiliki Mewakili segmen terbesar, Mencakup sekitar 28% dari
proporsi sekitar 24% dari sekitar 48% dari responden total responden, di mana
total responden survei. termasuk dalam Generasi Y. Generasi Z mewakili segmen
Mereka memberikan Kelompok responden ini termuda. Pandangan mereka
pandangan penting terkait memberikan gambaran memberikan pemahaman
pengambilan keputusan tentang perilaku dan sikap tentang kebiasaan keuangan,
keuangan dan prioritas keuangan dari populasi preferensi, dan sikap dari
dalam kelompok usia yang usia kerja, termasuk kaum generasi yang tengah tumbuh
telah established. milenium dan para (emerging) dan memainkan
profesional muda. peran penting dalam
membentuk masa depan.
Dalam studi ini, terdapat perwakilan gender yang Dengan mempertimbangkan faktor demografi berupa
seimbang, di mana sekitar 45% responden adalah gender dan generasi, penelitian ini bertujuan untuk
wanita, sementara 55% adalah pria. Representasi memberikan analisis mendalam tentang perilaku
gender ini memungkinkan untuk analisis yang konsumen Indonesia, berdasarkan berbagai kategori
mendalam tentang perilaku keuangan dan sikap dan kriteria segmen.
dalam kelompok gender yang berbeda.
Kerangka Pemikiran
Laporan ini disusun dengan memfokuskan empat topik utama, yang meliputi Literasi dan Kesejahteraan Keuangan
(Financial Literacy & Well-being), Layanan Keuangan Digital (Digital Financial Services), Keuangan di Dalam
Rumah Tangga (Household Finance), dan Keuangan Syariah (Sharia Finance). Setiap topik mencakup berbagai
sub topik yang akan dianalisis dan dieksplorasi secara lebih mendalam.
Rp
Rp
Keuangan Syariah,
berfokus pada seberapa jauh masyarakat Indonesia mengenal, memahami, serta menggunakan
produk keuangan syariah. Identifikasi faktor-faktor yang mendorong keputusan individu untuk
memilih produk syariah dibandingkan produk keuangan konvensional akan disajikan. Berbagai
konteks dan studi kasus sehari-hari yang berkaitan dengan keuangan syariah seperti pengajuan
KPR, penggajian, serta pembukaan rekening akan dibahas lebih lanjut.
02
PELUANG &
TANTANGAN
DARI FENOMENA
PERILAKU FINANSIAL
DI INDONESIA
Berbagai Peluang yang
Terbuka untuk Dioptimalkan
Indonesia memiliki potensi pertumbuhan keuangan Layanan keuangan digital seperti mobile banking
digital yang besar. Dengan populasi yang besar dan dan e-wallet memberikan kemudahan dan
meningkatnya penetrasi internet setiap tahunnya, efisiensi dalam melakukan transaksi keuangan,
masih terdapat banyak ruang untuk pertumbuhan dan yang menarik minat masyarakat untuk
adopsi layanan keuangan digital oleh masyarakat. mengadopsinya dan mendorong peningkatan
Adopsi layanan keuangan digital di Indonesia salah penggunaan layanan keuangan digital.
satunya didorong oleh peningkatan penetrasi
smartphone. Pertumbuhan pengguna smartphone Fitur dan layanan dalam smartphone juga terus
memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang berkembang untuk mendukung pengembangan
untuk mengakses layanan keuangan digital secara mobile banking dan e-wallet, seperti integrasi
praktis dan mudah melalui perangkat mereka. dengan aplikasi lain, pembayaran menggunakan
teknologi NFC, serta pembayaran menggunakan
Smartphone sendiri pertama kali masuk ke Indonesia kode QR. Kode QR mulai diperkenalkan di
pada awal tahun 2000-an, lalu mengalami Indonesia pada tahun 2020 dengan nama QRIS
peningkatan signifikan dalam hal penetrasi pada tahun (Quick Response Code Indonesia Standard).
2010-an yang ditandai dengan masuknya berbagai QRIS membuka peluang yang lebih luas untuk
merek dan model smartphone ke pasar. Sejak saat itu, inovasi dan pengembangan layanan keuangan
penggunaan smartphone telah menjadi umum dan digital, di mana penggunaan QRIS yang semakin
menjadi perangkat yang penting dalam kehidupan meningkat juga mendukung perkembangan
sehari-hari masyarakat Indonesia. Penggunaan aplikasi mobile banking, e-wallet, dan solusi
smartphone mendukung peluang adopsi layanan pembayaran lainnya, yang pada gilirannya
keuangan digital dengan menyediakan akses untuk mendorong pertumbuhan ekosistem layanan
mobile banking dan e-wallet. keuangan digital di Indonesia.
Adopsi layanan keuangan digital dapat meningkatkan dan mengunggah dokumen-dokumen yang diperlukan
inklusi keuangan di Indonesia dengan memberikan untuk verifikasi identitas. Hal ini memungkinkan
masyarakat akses yang lebih mudah dan efisien ke individu untuk membuka rekening bank digital dengan
layanan keuangan. Hanya dengan menggunakan cepat dan efisien tanpa harus menghabiskan waktu
smartphone, individu yang sebelumnya tidak dilayani untuk pergi ke kantor bank secara fisik.
oleh layanan keuangan tradisional dapat dengan
mudah dan aman mengakses layanan perbankan dan Layanan keuangan digital seperti mobile banking dan
melakukan transaksi keuangan. e-wallet, selain memberikan manfaat dan kemudahan
bagi nasabah, juga membuka peluang untuk
Layanan keuangan digital seperti mobile banking dan meningkatkan efisiensi operasional lembaga keuangan.
e-wallet yang berbasis aplikasi menyediakan Dengan semakin banyaknya pengguna mobile banking
kemudahan dalam penggunaan dan memiliki fitur dan e-wallet, transaksi yang dilakukan melalui platform
untuk berbagai jenis transaksi keuangan. Keunggulan digital dapat mengurangi biaya dan waktu yang
aksesibilitas dan relevansi fitur-fitur yang dimiliki oleh dibutuhkan untuk layanan tradisional seperti mesin
mobile banking dan e-wallet dapat meningkatkan ATM atau teller bank. Hal ini dapat membantu lembaga
kepuasan nasabah dalam menjalankan transaksi keuangan dalam mengurangi biaya operasional
keuangan sehingga mendorong penggunaan mereka.
berkelanjutan dan menarik minat nasabah baru untuk
mengadopsi layanan tersebut. Fitur QRIS yang tersedia di mobile banking maupun
e-wallet dapat menjadi sarana untuk meningkatkan
Saat ini juga telah banyak terdapat bank digital yang inklusi keuangan di daerah terpencil dan bagi
menawarkan proses pendaftaran yang sangat mudah masyarakat yang belum memiliki akses ke lembaga
dan tidak memerlukan kunjungan ke bank secara keuangan formal. Dengan adopsi QRIS yang semakin
konvensional (branchless services). Dengan meluas, lebih banyak masyarakat dapat mengakses
menggunakan aplikasi mobile banking atau situs web layanan keuangan digital dan aktif berpartisipasi dalam
mereka, calon nasabah dapat mendaftar secara online ekonomi digital.
Keterbukaan finansial atau financial openness merujuk jawab bersama ini menciptakan rasa kepemilikan dan
pada tingkat transparansi dan keinginan untuk membagi akuntabilitas dari pasangan tersebut.
informasi dan keputusan finansial antara individu atau
dalam sebuah hubungan, terutama dalam konteks Rencana keuangan yang komprehensif dapat
keuangan pribadi atau rumah tangga. Kebiasaan ini dikembangkan oleh pasangan dengan menetapkan
mencakup komunikasi terbuka dan jujur tentang masalah tujuan keuangan yang sama, membuat anggaran, dan
keuangan, termasuk pendapatan, pengeluaran, mengalokasikan sumber daya secara tepat. Dengan
tabungan, utang, investasi, dan tujuan keuangan bahkan berbagi informasi keuangan individu mereka secara
sejak sebelum menikah. Keterbukaan finansial, terbuka, termasuk utang dan investasi, pasangan dapat
khususnya dalam rumah tangga dapat membentuk menyelaraskan strategi keuangan dan bekerja sama
kerangka dasar yang kuat untuk mengelola keuangan dalam mencapai tujuan bersama. Potensi masalah
rumah tangga dalam hal membangun kepercayaan dan keuangan dapat diidentifikasi sejak dini dengan adanya
komunikasi, mendorong tanggung jawab bersama, keterbukaan finansial pada pasangan, di mana ketika
mengembangkan rencana keuangan, mengidentifikasi pasangan menyadari gambaran keuangan secara
dan penyelesaian masalah keuangan, serta membangun menyeluruh, mereka dapat mengenali tanda-tanda
stabilitas dan keamanan keuangan. peringatan, seperti pengeluaran berlebihan atau utang
yang menumpuk, dan menanganinya dengan segera.
Kepercayaan dan komunikasi yang efektif antara Komunikasi yang terbuka memungkinkan adanya diskusi
pasangan dapat dibangun melalui keterbukaan tentang konstruktif, pemecahan masalah, dan penemuan solusi
urusan keuangan di mana pasangan dapat membahas yang tepat untuk kesulitan keuangan rumah tangga.
tujuan keuangan, prioritas, dan kekhawatiran Terakhir, stabilitas dan keamanan keuangan rumah
masing-masing secara terbuka. Tanggung jawab yang tangga dapat dibangun dengan kerja sama pasangan
adil dari kedua pasangan dalam mengelola keuangan untuk membentuk dana darurat, merencanakan masa
rumah tangga dapat didorong melalui keterbukaan pensiun, dan membuat keputusan yang berdasarkan
finansial dengan memantau bersama pendapatan, pengetahuan tentang perlindungan asuransi
pengeluaran, dan tabungan sehingga memastikan dan investasi.
bahwa keduanya menyadari situasi keuangan dan terlibat
aktif dalam pengambilan keputusan finansial. Tanggung
Generasi muda, khususnya generasi Y dan Z, dan sistem pembayaran digital. Generasi muda
menunjukkan tingkat pengetahuan yang lebih baik telah menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan
dalam hal keuangan. Hal ini menjadi sangat penting merasa lebih nyaman menggunakan teknologi
mengingat bahwa kedua generasi ini akan untuk mengatur keuangan mereka.
mendominasi komposisi masyarakat Indonesia dalam
beberapa waktu ke depan. Dengan pengetahuan Dengan kondisi literasi keuangan yang lebih baik,
keuangan yang kuat, generasi muda dapat generasi muda akan dapat mengambil keputusan
mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi finansial yang lebih bijaksana dan efisien
tantangan keuangan dan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang
yang cerdas dalam mengelola keuangan mereka. lebih mendalam. Generasi Y memiliki orientasi
pengelolaan jangka panjang. Mereka cenderung
Generasi muda dapat memiliki literasi keuangan menyadari pentingnya menyisihkan sebagian
yang lebih baik melalui berbagai faktor dan inisiatif. pendapatan mereka untuk masa depan dan
Dua faktor utama yang mempengaruhi adalah memiliki tujuan keuangan jangka panjang.
paparan sedari awal dan perkembangan teknologi. Kebiasaan menabung untuk hari tua yang kuat ini
Pendidikan keuangan semakin banyak akan membantu mereka menciptakan stabilitas
diimplementasikan di sekolah sehingga generasi finansial dan memberikan keamanan di masa
muda telah terpapar konsep keuangan pada usia depan. Di sisi lain, Generasi Z menunjukkan
yang lebih muda dibandingkan generasi sebelumnya. tingkat kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
Hal ini ditambah dengan fakta bahwa mereka yang menghindari utang yang tidak perlu. Mereka
tumbuh di era digital memiliki akses yang lebih cenderung memiliki sikap yang hati-hati dalam
mudah terhadap pengetahuan tentang keuangan. mengambil kewajiban keuangan. Generasi Z juga
Berbagai platform online dan aplikasi menyediakan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola
sumber daya dan akses informasi yang menjadi utang yang dimiliki di mana mereka cenderung
tempat belajar interaktif sehingga dapat mengembangkan strategi untuk membayar utang
meningkatkan literasi keuangan. Dengan dengan tepat waktu dan mengelola anggaran
berkembangnya teknologi, ekosistem keuangan mereka dengan bijak. Pengelolaan utang yang
telah mengalami perubahan pesat dengan baik dan kebiasaan dalam menghindari utang yang
munculnya pilihan investasi baru, inovasi teknologi tidak perlu dapat membantu mencegah terjadinya
keuangan (fintech), masalah keuangan di masa depan.
Pertumbuhan jumlah umat Islam yang signifikan Dengan adanya banyak pilihan ini, kesempatan untuk
di Indonesia membuka peluang yang besar dalam meningkatkan pemahaman dan inklusi produk keuangan
pengembangan ekonomi Islam, terutama di sektor syariah di Indonesia semakin terbuka.
keuangan syariah. Permintaan terhadap produk dan
layanan keuangan syariah terus meningkat sejalan Tidak hanya masyarakat Muslim, tapi juga masyarakat
dengan pertambahan jumlah umat Muslim di negara ini. Non-Muslim di Indonesia telah familiar dengan produk
keuangan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa produk
Industri keuangan syariah di Indonesia telah mengalami keuangan syariah merupakah produk keuangan yang
pertumbuhan yang signifikan hingga saat ini, yang inklusif, yang nantinya akan mendukung pertumbuhan
tercermin melalui peningkatan aset keuangan syariah industri ini secara berkelanjutan. Oleh karena itu, potensi
dan pangsa pasar yang semakin luas. Hal ini keuangan syariah di Indonesia ke depan terlihat sangat
menciptakan peluang bagi institusi keuangan untuk menjanjikan dan diharapkan dapat terus berkembang
menawarkan beragam produk keuangan syariah kepada seiring dengan pertumbuhan ekonomi Islam, serta
masyarakat yang semakin beragam di Indonesia. meningkatnya kesadaran masyarakat tentang manfaat
Di samping itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya serta nilai-nilai yang terkandung dalam keuangan
keuangan syariah juga semakin meningkat, yang terlihat syariah. Ke depannya, keuangan syariah tidak hanya
dari peningkatan jumlah institusi keuangan yang dapat menargetkan umat Islam, tapi seluruh masyarakat
menyediakan produk dan layanan keuangan syariah. Indonesia dengan berbagai manfaat yang ditawarkan.
Rp Rp
Rp
Rp
R p
A Disparitas infrastruktur
teknologi untuk akses
yang lebih merata pada
layanan keuangan digital
“ Berdasarkan tingkat
pendapatan,
masyarakat yang
memiliki pendapatan
Indonesia masih menghadapi tantangan dalam 10% teratas memiliki
membangun infrastruktur teknologi yang memadai
serta meningkatkan penetrasi dan akses internet
tingkat keterhubungan
yang merata di seluruh wilayah negara. Kesenjangan lima kali lebih tinggi
dalam hal infrastruktur dan akses ini menjadi
hambatan dalam adopsi dan penggunaan luas dibandingkan mereka
layanan keuangan digital di daerah-daerah yang
belum terlayani. Sebagai negara dengan wilayah yang berada pada level
yang luas dan kompleks, terdiri dari 17.000 pulau
dengan topografi yang menantang, Indonesia pendapatan 10%
dihadapkan pada tantangan yang besar dalam
mencapai pengembangan infrastruktur teknologi
terbawah.
yang merata di seluruh wilayahnya.
Selama satu dekade terakhir memang sudah pedesaan di luar wilayah perkotaan di pulau-pulau
terdapat kemajuan dalam perluasan jangkauan akses Sumatera, Jawa, dan Bali, yang merupakan tiga pulau
internet di Indonesia, tetapi kesenjangan konektivitas dengan populasi terbesar di Indonesia. Selain itu, 60%
dasar tetap menjadi tantangan utama. Menurut hingga 70% penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah
laporan dari World Bank, hampir setengah dari Indonesia Timur mengalami keterbatasan konektivitas
populasi dewasa di Indonesia masih belum memiliki karena variasi kualitas layanan yang ada.
akses internet. Selain itu, kesenjangan antara
konektivitas perkotaan dan pedesaan tidak World Bank juga mencatat bahwa masyarakat Indonesia
mengalami penyempitan. Pada tahun 2019, yang telah menggunakan layanan digital saat ini
sekitar 62% penduduk dewasa Indonesia di daerah mengalami bagaimana teknologi mengubah kehidupan
perkotaan terhubung ke internet dibandingkan dan aktivitas komersial mereka, yang berkontribusi pada
dengan hanya 36% di daerah pedesaan, sedangkan pengalaman konsumen yang lebih baik. Namun,
pada tahun 2011 angka tersebut masing-masing peluang-peluang tersebut sering kali terbatas pada
adalah 20% dan 6%. Adapun hampir 80% dari mereka kelompok dengan karakteristik demografi tertentu
yang tidak memiliki akses internet tinggal di daerah dengan tingkat keterampilan yang relatif lebih tinggi.
Tingkat literasi keuangan yang rendah dan kurangnya layanan-layanan ini kompleks atau berisiko sehingga
pemahaman tentang manfaat dan cara menggunakan enggan menerima solusi digital untuk kebutuhan
layanan keuangan digital dapat menjadi hambatan keuangan mereka. Selain itu, mereka juga memiliki
dalam adopsi layanan keuangan digital. Literasi kemungkinan lebih besar untuk mengalami penipuan
keuangan mencakup kemampuan individu untuk atau terlibat dalam praktik keuangan yang merugikan
memahami dan menggunakan pengetahuan keuangan karena tidak dapat mengidentifikasi potensi risiko atau
dalam mengelola keuangan pribadi dengan baik. mengambil keputusan keuangan yang bijaksana.
Hal ini mencakup pengetahuan tentang berbagai
konsep keuangan, seperti pengelolaan anggaran, Menurut hasil survei nasional literasi dan inklusi
tabungan, investasi, utang, dan asuransi. Literasi keuangan (SNLIK) OJK, indeks literasi keuangan
keuangan juga melibatkan pemahaman tentang produk masyarakat Indonesia adalah 49,68% di tahun 2022.
dan layanan keuangan yang tersedia, serta kemampuan Indeks ini memang mengalami peningkatan dari hasil
untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas. survei tahun 2019 yang sebesar 38,03%. Meskipun
Individu yang memiliki literasi keuangan yang baik akan indeks literasi keuangan sebesar 49,68%, masih
dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang terdapat tantangan dalam pemahaman dan
bagaimana mengelola uang dan mengambil pengetahuan masyarakat Indonesia tentang konsep
langkah-langkah yang tepat dalam mencapai tujuan keuangan. Hasil indeks ini tidak bisa dikategorikan
keuangan yang ingin dicapai. Literasi keuangan juga bahwa tingkat literasi keuangan sudah baik, tetapi
membantu individu memahami risiko dan peluang masih ada ruang untuk meningkatkan pemahaman
keuangan sehingga mereka dapat mengelola keuangan dan pengetahuan mengenai keuangan. Masyarakat
mereka dengan lebih efektif dan menghindari Indonesia dengan literasi keuangan yang terbatas
kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri. rentan menjadi korban penipuan, terutama dalam
konteks pertumbuhan layanan keuangan digital. Pusat
Dalam era digital saat ini, literasi keuangan juga Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
mencakup pemahaman tentang teknologi keuangan Indonesia menyebutkan bahwa teknologi dalam layanan
digital, seperti aplikasi mobile banking, e-wallet, dan keuangan secara alamiah memiliki karakteristik tertentu
platform pembayaran online. Kemampuan untuk yang membuat mereka rentan terhadap kejahatan
menggunakan dan memanfaatkan layanan keuangan terorganisir, seperti kemampuan untuk membuka
digital dengan bijaksana menjadi semakin penting rekening tanpa pertemuan tatap muka, transaksi
dalam mengelola keuangan pribadi dengan efisien dengan kecepatan tinggi, dan fitur privasi secara
dan aman. Keterbatasan literasi keuangan dapat real-time. Analisis PPATK menunjukkan bahwa kasus
menghalangi individu dalam mengakses manfaat penipuan di Indonesia terus meningkat, dari 9.801
dan kemudahan yang diberikan oleh layanan keuangan laporan tindakan mencurigakan terkait penipuan pada
digital sehingga berperan dalam meningkatkan tahun 2019 menjadi 13.338 pada tahun 2020, dan
kesenjangan digital. Individu dengan literasi keuangan sekitar 23.000 pada tahun 2021. Pada tahun 2022,
rendah mungkin ragu untuk mengadopsi layanan penipuan berbasis cyber dan pelanggaran hukum
keuangan digital karena kurangnya pemahaman transaksi elektronik telah menjadi jenis kejahatan yang
dan pengetahuan. Mereka mungkin menganggap paling umum memicu laporan tindakan mencurigakan.
Hambatan yang menghalangi tercapainya keterbukaan individu yang kurang memiliki pengetahuan dan
finansial dan rasa saling percaya antar pasangan yang pemahaman tentang konsep keuangan, pengelolaan
sudah menikah di Indonesia meliputi: anggaran, investasi, dan pengelolaan utang sehingga
dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami dan
(1) norma-norma budaya dan sosial, (2) keterbatasan membicarakan masalah keuangan secara terbuka.
literasi keuangan, serta (3) kurangnya keterampilan
komunikasi dalam membicarakan topik keuangan Yang terakhir, komunikasi yang efektif memainkan peran
yang sensitif. penting dalam mencapai keterbukaan finansial. Namun,
banyak pasangan di Indonesia mengalami kesulitan dalam
Nilai-nilai budaya tradisional dan norma-norma sosial keterampilan komunikasi saat membicarakan topik
dapat mempengaruhi keterbukaan finansial dalam keuangan yang sensitif. Hal ini dapat menyebabkan
pasangan di Indonesia. Dalam beberapa kasus, masalah kesalahpahaman, konflik, dan menghindari diskusi penting
keuangan dianggap sebagai hal yang pribadi dan tidak tentang keuangan. Ketiga hal ini masih perlu menjadi
dapat dibicarakan secara terbuka dalam keluarga. Hal ini perhatian bersama agar setiap pasangan yang sudah
dapat menciptakan hambatan dalam komunikasi terbuka menikah dapat mengelola keuangan di dalam rumah
bagi pasangan mengenai keputusan finansial mereka. tangga secara bijaksana yang dilandasi rasa saling percaya.
Sandwich generation merupakan kondisi di mana individu menyebabkan ketidakstabilan finansial yang dapat
memiliki tanggung jawab ganda terhadap kebutuhan berdampak negatif pada kesejahteraan keuangan individu
finansial dari dua generasi, yaitu anak dan orang tua, serta dalam sandwich generation.
memiliki tanggung jawab terhadap kebutuhan finansialnya
sendiri. Individu yang berada dalam kondisi sandwich Perselingkuhan finansial (financial infidelity) adalah
generation menghadapi tantangan dalam mencapai kebalikan dari keterbukaan finansial di mana pasangan
kesejahteraan finansial (financial well-being) dan memiliki melakukan tindakan rahasia atau tidak jujur dalam hal
risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perselingkuhan keuangan. Kondisi sandwich generation menjadi salah satu
finansial (financial infidelity) terhadap pasangan mereka. faktor yang memperkuat financial infidelity dalam rumah
tangga, di mana individu dalam sandwich generation
Individu dalam sandwich generation menghadapi memiliki kemungkinan lebih besar dalam melakukan
tantangan dalam mencapai kesejahteraan finansial karena keputusan finansial yang disembunyikan terhadap
tanggung jawab keuangan yang mereka miliki terhadap pasangannya. Generasi ini sering menghadapi tanggung
orang tua yang sudah lanjut usia dan anak-anak mereka. jawab keuangan yang lebih besar dan mungkin menjadi
Mendukung beberapa generasi mengakibatkan lebih rentan terhadap ketidakjujuran keuangan terhadap
peningkatan pengeluaran secara keseluruhan. Akibatnya, pasangan karena faktor-faktor seperti beban keuangan,
mereka hanya menyisakan sumber daya terbatas untuk prioritas kebutuhan, kurangnya komunikasi, serta
kebutuhan keuangan pribadi. Dengan sumber daya kurangnya batasan.
keuangan yang terbatas, individu dalam sandwich
generation sering kali harus mengorbankan tabungan Sandwich generation menghadapi tekanan besar dalam
pribadi, investasi, dan rencana keuangan jangka panjang, kondisi keuangannya untuk memenuhi kebutuhan dari
seperti membeli rumah atau pensiun dengan nyaman, beberapa generasi. Hal ini dapat menyebabkan stres
demi memenuhi kebutuhan orang tua dan anak-anak keuangan yang tinggi dan meningkatkan risiko terlibat
mereka. Keterbatasan sumber daya keuangan ini dalam perilaku keuangan yang tidak jujur. Dengan sumber
Agama memang memiliki peran yang penting sebagai Kerangka kepatuhan dan tata kelola yang kuat
dasar dari nilai-nilai dan prinsip keuangan syariah. dibutuhkan untuk memastikan transparansi, keadilan,
Namun, hanya mengandalkan agama saja tidak cukup dan akuntabilitas. Hal ini melibatkan standar dan praktik
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan terbaik dari industri keuangan. Inovasi keuangan sangat
perkembangan keuangan syariah di Indonesia. vital di tengah industri keuangan yang terus
Keuangan syariah secara khusus membutuhkan lebih berkembang sehingga keuangan syariah perlu
dari dasar etika dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh beradaptasi dan mengikuti perkembangan yang ada.
agama. Hal ini melibatkan aspek keahlian dan Mengembangkan produk dan layanan inovatif untuk
pengetahuan, pelayanan prima (services excellence), memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah
kepatuhan dan tata kelola yang baik, inovasi keuangan, membutuhkan riset, analisis pasar, dan adaptasi
manajemen risiko yang efektif, serta kerangka hukum terhadap kondisi ekonomi yang berubah adalah
dan regulasi yang memadai. suatu keniscayaan.
Keahlian dan pengetahuan serta pelayanan prima Manajemen risiko dibutuhkan untuk menghadapi
(services excellence) dibutuhkan dalam praktik berbagai risiko seperti risiko kredit, risiko pasar, dan
keuangan di mana profesional pada keuangan syariah risiko likuiditas. Untuk mengelola risiko-risiko tersebut
harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dengan efektif, diperlukan penggunaan teknik, alat, dan
mendalam mengenai tidak hanya hukum Islam, tetapi keahlian manajemen risiko yang terampil. Kerangka
juga mengenai keuangan, akuntansi, serta kerangka hukum dan regulasi juga diperlukan sebagai dasar untuk
hukum untuk menjalankan operasi keuangan yang memastikan stabilitas, melindungi hak-hak pemangku
efektif. Dengan begitu, keuangan syariah dapat kepentingan, dan menjaga integritas transaksi
memberikan solusi yang senilai atau bahkan lebih keuangan. Meskipun agama memberikan pedoman
profesional dari solusi yang ditawarkan pada moral, kerangka hukum dan regulasi yang berlaku yang
keuangan konvensional. mengatur operasional industri keuangan.
03
LITERASI DAN
KESEJAHTERAAN
KEUANGAN
(Financial Literacy & Well-Being)
Indeks Kesejahteraan Keuangan
(Financial Well-Being Index) sebagai
suatu Alternatif Ukuran dalam
Mengevaluasi Perilaku Finansial
Masyarakat secara Komprehensif
“
Literasi keuangan mengacu pada
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
tentang berbagai konsep dan prinsip keuangan Indeks Kesejahteraan
yang memungkinkan individu membuat
keputusan keuangan yang efektif berdasarkan Finansial (Financial
informasi yang akurat. Hal ini melibatkan
pengetahuan dan kompetensi yang diperlukan
Well-being Index)
untuk mengelola keuangan pribadi, termasuk berfungsi mengukur
penganggaran, tabungan, investasi, pinjaman,
dan pemahaman produk dan layanan tingkat kesehatan
keuangan. Literasi keuangan membantu
individu dalam mengerti cara mengelola finansial masyarakat
keuangan dengan baik dan menjaga stabilitas
keuangan dalam jangka panjang. Individu yang
secara komprehensif.
memiliki tingkat literasi keuangan yang baik
dapat mencapai kesejahteraan finansial dan
lebih siap menghadapi masa depan keuangan. Indeks Kesejahteraan Finansial Masyarakat
Indonesia (Financial Well-being Index) disusun
Pada bagian ini, kami memperkenalkan suatu melalui beberapa indikator berikut:
metode untuk mengukur tingkat kesejahteraan
finansial (financial well-being) masyarakat di Pertama, kerentanan finansial (financial fragility)
Indonesia. Selain menggunakan indeks literasi mengacu pada tingkat ketidakmampuan individu
keuangan yang telah dikeluarkan oleh Otoritas atau rumah tangga dalam menghadapi tekanan
Jasa Keuangan (OJK), laporan ini juga keuangan dan guncangan ekonomi. Hal ini
menyajikan Indeks Kesejahteraan Finansial mencerminkan ketidakmampuan seseorang untuk
(Financial Well-being Index) sebagai alternatif menghadapi peristiwa yang dapat mempengaruhi
untuk mengevaluasi perilaku finansial pendapatan, penghasilan, dan aset yang dimiliki.
masyarakat di Indonesia. Indeks ini digunakan Nilai indeks yang semakin tinggi menunjukkan
untuk menilai sejauh mana seseorang dapat bahwa individu semakin tangguh menghadapi
mengelola keuangan mereka dengan baik. krisis keuangan karena mereka memiliki sumber
Indeks ini juga membantu melacak perubahan daya yang cukup untuk menghadapi biaya tak
kesejahteraan finansial dari waktu ke waktu, terduga dan memenuhi kewajiban keuangan yang
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan ada. Individu yang memiliki tingkat kerentanan
ditingkatkan, serta mengembangkan program finansial (financial fragility) yang lebih rendah
dan kebijakan untuk meningkatkan cenderung memiliki tingkat kesejahteraan
kesejahteraan keuangan. finansial (financial well- being) yang lebih tinggi.
49,7
keuangan dengan hati-hati, lebih khawatir KERENTANAN %
tentang keterbatasan sumber daya uang, dan FINANSIAL
tidak memiliki fleksibilitas yang besar dalam (Financial Fragility)
mengambil risiko finansial. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa individu yang
memiliki keterbatasan finansial (financial
51,8
KETERBATASAN
constraint) yang lebih rendah cenderung %
FINANSIAL
mencerminkan tingkat kesejahteraan finansial
(financial well-being) yang lebih tinggi.
(Financial
Constraint)
Ketiga, kapabilitas finansial (financial
capability) mengacu pada kemampuan
KAPABILITAS
57,8
individu untuk menerapkan pengetahuan dan %
keterampilan yang dimilikinya dalam
FINANSIAL
mengelola keuangan dengan baik. Ini meliputi (Financial
sejauh mana individu memiliki akses terhadap Capability)
sumber daya keuangan yang tersedia untuk
menghindari kesalahan yang merugikan,
membuat keputusan yang efektif dan tepat
Gambar 3.1. Indeks Kesejahteraan Finansial
dalam berbagai situasi keuangan, serta Masyarakat di Indonesia
mencapai kesejahteraan finansial. Semakin
tinggi kapabilitas finansial (financial Sumber: LM FEB UI, 2023
capability), semakin mampu seseorang dalam
mengambil keputusan keuangan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, individu yang memiliki *Catatan: Angka indeks kesejahteraan financial (financial
kapabilitas finansial (financial capability) yang well-being index) yang tinggi menunjukkan tingkat
lebih tinggi cenderung mencerminkan tingkat kerentanan finansial (financial fragility) dan keterbatasan
kesejahteraan finansial (financial well-being) finansial (financial constraint) yang rendah serta
yang lebih tinggi. kapabilitas finansial (financial capability) yang tinggi.
Setiap generasi memiliki latar belakang dan pengalaman diversifikasi risiko, mereka yang menjawab dengan benar
yang berbeda dalam hal pengetahuan keuangan dan mencapai hampir 45%.
penggunaan teknologi. Hal ini dapat mempengaruhi
pemahaman dan cara mereka mengelola keuangan Sementara itu, Generasi X menunjukkan tingkat literasi
mereka. Penting untuk mengenali perbedaan antar keuangan yang relatif lebih rendah dalam ketiga konsep
generasi dan tingkat literasi keuangan mereka. Jika kita ini. Pemahaman mereka terkait konsep bunga majemuk
melihat dari perspektif generasi dalam pemahaman (compound interest) dan inflasi hanya sekitar 21%.
konsep- konsep seperti bunga majemuk (compound Namun, menariknya, pemahaman mereka terkait
interest), inflasi (inflation), dan diversifikasi risiko (risk diversifikasi risiko justru paling tinggi di antara dua
diversification), ditemukan bahwa populasi orang konsep lainnya, mencapai 28%. Hal ini menunjukkan
dewasa atau generasi Y memiliki tingkat literasi dan bahwa Generasi X lebih berhati-hati dalam mengelola
pemahaman akan konsep keuangan yang lebih tinggi, risiko keuangan mereka.
mencapai hampir 50%. Generasi Z mengikuti dengan
tingkat literasi keuangan sebesar 29%, sementara Sebuah survei yang dilakukan oleh Wealth Watch dari
generasi X memiliki tingkat literasi keuangan yang New York Life di Amerika Serikat pada tahun 2022
cenderung lebih rendah dari kedua generasi lainnya, menunjukkan bahwa Generasi X adalah generasi yang
yaitu sebesar 24%. paling prihatin terkait kesehatan finansial mereka.
Mereka berada dalam tahap memastikan bahwa
Berdasarkan tiga pertanyaan terkait literasi keuangan investasi mereka menghasilkan, menyelesaikan masalah
tersebut, generasi Y secara konsisten memberikan yang timbul dari investasi, dan membuat keputusan
jawaban yang paling benar dalam setiap pertanyaan. terkait investasi. Oleh karena itu, risiko dan
Dalam konsep bunga majemuk (compound interest), ketidakpastian menjadi aspek yang sangat relevan dalam
sebanyak 47% Generasi Y menjawab dengan benar. pengelolaan investasi mereka. Temuan studi ini
Kemudian, dalam konsep inflasi, hampir 50% dari mereka mengindikasikan bahwa situasi serupa terjadi di
menjawab dengan benar. Terakhir, dalam konsep Indonesia sejalan dengan temuan studi tersebut.
9
THE BIG THREE | Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC). (n.d.). Global Financial Literacy Excellence Center (GFLEC). https://gflec.org/education/big-three/
Gen Z
29,1 %
Gen X
23,9 %
Gen Y
47 %
Rp
X 21,89 %
X 21,43 %
X 28,38 %
Y 46,77 %
Y 49,66 %
Y 44,59 %
Z 31,34 %
Z 28,91 %
Z 27,03 %
Kondisi ekonomi secara tidak langsung memengaruhi dapat efektif dalam mengelola pendapatan mereka,
kemampuan dan kapasitas individu dalam melakukan terlepas dari besarnya pendapatan yang dimiliki, dengan
aktivitas keuangan. Individu dengan pendapatan yang tujuan meningkatkan kesejahteraan hidup.
tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
terlibat dalam berbagai aktivitas keuangan daripada Secara keseluruhan, dari perspektif kelas ekonomi,
mereka dengan pendapatan rendah. Terlepas dari ditemukan bahwa masyarakat dengan kondisi ekonomi
besarnya pendapatan yang dimiliki, penting bagi setiap menengah memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih
individu untuk memiliki literasi keuangan yang baik agar baik. Rata-rata persentase jawaban yang benar terkait
10
Technology, Inc., G. F. (n.d.). Survey Finds Gen Z Lacks Knowledge and Confidence in Personal Finance and Investing. Survey Finds Gen Z Lacks Knowledge and Confidence in Personal Finance and Investing.
dengan tiga konsep, yaitu bunga majemuk (compound literasi keuangan yang lebih baik, masih terdapat
interest), inflasi (inflation), dan diversifikasi risiko (risk kesenjangan dalam pemahaman konsep keuangan
diversification) mencapai sekitar 48% dari total di semua kelas ekonomi.
pertanyaan yang diajukan. Lebih lanjut, baik bagi
responden yang berada dalam kelas atas maupun kelas Hal ini menunjukkan bahwa literasi keuangan
bawah, rata-rata kurang dari 30% dari mereka yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti akses
dapat menjawab semua pertanyaan terkait literasi terhadap pendidikan keuangan, kesadaran akan
keuangan dengan benar. pentingnya literasi keuangan, dan budaya keuangan
dalam masyarakat. Dalam hal ini, penting untuk
Implikasi dari temuan ini adalah bahwa kondisi ekonomi meningkatkan upaya dalam memberikan edukasi
tidak menjadi satu-satunya faktor penentu tingkat keuangan yang merata dan inklusif kepada semua
literasi keuangan. Meskipun masyarakat dengan kelompok masyarakat, masyarakat di kelas
kondisi ekonomi menengah cenderung memiliki tingkat perekonomian atas dan bawah.
Upper Lower
23,3 %
28,4 %
Middle
48,3 %
Kesenjangan literasi keuangan antara gender juga utama yang diuji dibandingkan dengan wanita, yaitu
terlihat dalam penelitian ini. Meskipun wanita sering bunga majemuk (compound interest), inflasi, dan
ditugaskan untuk mengelola keuangan rumah tangga, diversifikasi risiko. Hal yang menarik, terdapat
terutama dalam budaya yang memberikan peran kesenjangan pemahaman yang signifikan antara pria
dominan kepada pria dalam mencari nafkah, studi ini dan wanita terkait diversifikasi risiko, dengan selisih
menemukan bahwa pria memiliki tingkat literasi sekitar 15%. Sementara itu, kesenjangan pemahaman
keuangan yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini pada dua konsep lainnya hanya sekitar 5-6%. Temuan
menunjukkan bahwa pria memiliki literasi keuangan ini mengindikasikan bahwa perlu peningkatan edukasi
sebesar 54%, sedangkan wanita sebesar 46%. Hal ini keuangan terkait investasi khususnya untuk wanita
bertentangan dengan kepercayaan umum sehingga mereka dapat meminimalkan risiko
yang berlaku. penyalahgunaan investasi akibat kurangnya
pemahaman mengenai konsep diversifikasi risiko.
Jika ditelusuri lebih lanjut, pria memiliki pemahaman
yang lebih baik mengenai tiga konsep keuangan
Pria
54,4 %
Wanita
45,6 %
Pria 53,69 %
Fragility) pada
INFLATION
Masyarakat
Wanita 47,96 %
Pria 52,04 %
Melindungi Masyarakat
Kelas Menengah ke Bawah
dari Ancaman Kerentanan
RISK DIVERSIFICATION Finansial (Financial
Wanita 42,57 % Fragility) dan Kebutuhan
yang dapat Menjadi
Pria 57,43 %
Fragile
45,7 %
Anti-fragile
54,3 %
Rp
65,79 %
55,99 %
53,43 %
46,57 %
44,01 %
34,21 %
Adapun hasil ini mengindikasikan bahwa masyarakat kelas ini tidak begitu signifikan. Mereka yang memiliki
ekonomi bawah lebih rentan secara keuangan terhadap kemampuan ekonomi lebih tinggi dapat membangun
kebutuhan yang bersifat shock breaker. Oleh karena itu, cadangan darurat yang mencukupi, memiliki akses yang
mereka membutuhkan perlindungan yang lebih besar lebih baik terhadap sumber daya keuangan, dan dapat
dalam menghadapi situasi tersebut. Sementara itu, pada mengandalkan fasilitas keuangan lainnya untuk
masyarakat kelas ekonomi menengah dan atas, masalah menghadapi kebutuhan darurat dengan lebih siap.
Constraint)?
perlu melakukan pertimbangan dengan cermat dalam
melakukan pengeluaran (spending). Tidak hanya itu,
kondisi yang sama diterapkan ketika membutuhkan
dan menginginkan sesuatu dengan adanya hambatan
tertentu. Dalam survei ini ditemukan bahwa lebih dari
separuh responden, atau sebesar 53% memiliki
keterbatasan finansial yang tinggi. Temuan ini
menunjukkan bahwa adanya ketidakstabilan atau
ketidakpastian pada sumber daya finansial yang
mereka miliki sehingga menahan mereka untuk
Financial melakukan pembelanjaan secara tanpa kendala.
constraint
tinggi
53,04 %
Financial
constraint
rendah
46,96 %
11
Paley, A., Tully, S. M., & Sharma, E. (2019). Too constrained to converse: The effect of financial constraints on word of mouth. Journal of Consumer Research, 45(5), 889-905.
Meskipun terdapat perbedaan antara
Financial constraint rendah Financial constraint tinggi kelas sosial ekonomi, tingkat
perbedaannya tidak sebesar seperti
yang telah dibahas sebelumnya terkait
57,31 %
kerentanan finansial (financial fragility).
51,24 %
48,76 % 49,34 %
masyarakat memiliki tingkat
keterbatasan finansial (financial
42,69 %
constraint) yang lebih rendah, mereka
tetap menghadapi batasan tertentu
dalam melakukan pengeluaran. Terlepas
dari kondisi ekonomi yang memengaruhi
masyarakat, ada upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi keterbatasan
finansial (financial constraint) dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber
daya keuangan yang tersedia secara
optimal, serta menerapkan strategi
Lower Medium Upper
keuangan yang tepat sasaran. Pola pikir
dan perilaku yang bijaksana dalam
mengelola keuangan juga dapat
Gambar 3.11. Proporsi Keterbatasan Finansial (Financial Constraint) membantu masyarakat menghadapi
berdasarkan Kelas Perekonomian situasi tersebut.
Sumber: LM FEB UI, 2023
62,41 %
Temuan dalam hal ini menarik karena menunjukkan adanya finansial sebesar Rp100.000.000 sehingga sulit bagi
perbedaan persepsi antara kelas ekonomi yang berbeda. mereka untuk membayangkan bagaimana mengelola
Masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah cenderung jumlah yang besar tersebut. Di sisi lain, masyarakat kelas
lebih yakin dalam mencapai target tersebut, sementara ekonomi atas mungkin lebih sadar akan potensi risiko yang
masyarakat kelas menengah atas memiliki tingkat terkait dengan mengelola jumlah sumber daya yang
kepercayaan yang lebih rendah. Salah satu faktor yang signifikan. Mereka cenderung berhati-hati dalam
mungkin mempengaruhi perbedaan ini adalah mengambil keputusan keuangan dan berusaha untuk
ketersediaan sumber daya finansial awal yang dimiliki oleh menghindari risiko yang dapat merugikan mereka, yang
masing-masing kelas ekonomi. Masyarakat kelas ekonomi menunjukkan adanya tingkat risiko yang moderat
menengah bawah mungkin belum memiliki sumber daya (moderate risk aptitude).
59,87 %
mungkin memerlukan pendekatan yang
lebih mendalam untuk mengembangkan
kemampuan mengelola sumber daya
finansial mereka, sementara masyarakat
39,10 40,13 %
kelas atas perlu memperhatikan strategi
35,74
%
%
yang lebih berhati-hati dalam
menghadapi risiko yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya finansial yang
besar. Secara keseluruhan, kapabilitas
finansial (financial capability) melibatkan
kombinasi pengetahuan keuangan,
strategi keuangan, pemahaman risiko,
dan keterampilan pengambilan
Lower Medium Upper keputusan yang diperlukan untuk
membuat keputusan keuangan yang
sejalan dengan rencana dan tujuan
Gambar 3.13. Proporsi Kapabilitas Finansial (Financial Capability) keuangan yang telah ditetapkan.
berdasarkan Kelas Perekonomian
Ya
diselesaikan dalam jangka pendek dan
Tidak 32,2 %
Tidak
20,6 %
90,6 %
Gen Z
46,45 %
Gen X Gen Z
Gen X
19,72 %
26,76 %
Generasi Z 23,72 %
Rp
Rp
Rp
Mulai membangun
Gen Y Gen Y
29,83 %
53,52 %
kebiasaan menabung
dan menghindari Menabung Berkala Menyiapkan untuk hari tua
53,33 %
Gen Z
37,40 %
27,78 %
Gen Z
dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa Gen X 28,57 %
Rp
26,89 %
44,54 %
12
Gen Z & Millennials’ Top Financial Goals Right Now - YPulse. (2022, April 5). YPulse. https://www.ypulse.com/article/2022/04/05/gen-z- millennials-top-financial-goals-right-now/
13
Multigenerational Survey Shows How Retirement Planning Is Changing. (2022, April 4). Investopedia. https://www.investopedia.com/how- retirement-planning-is-changing-5224176
14
Multigenerational Survey Shows How Retirement Planning Is Changing. (2022, April 4). Investopedia. https://www.investopedia.com/how- retirement-planning-is-changing-5224176
Gen Z Gen X Gen Z
Gen X
46,45 %
19,72 %
26,76 %
23,72 %
Rp
Rp
Gen Y Rp
Gen Y
53,52 %
29,83 %
Gen X
Gen X
22,90 %
23,59 %
Gen Z Gen Z
53,33 %
37,40 %
Gen Y
23,08 % Gen Y
39,69 %
Gen X
Gen Z
18,06 %
27,78 %
Gen Z
Gen X 28,57 %
Rp
Rp
26,89 %
Rp
Gen Y
Gen Y
54,17 %
44,54 %
Berdasarkan hasil studi ini, terlihat bahwa individu dalam generasi ini cenderung mengambil tindakan proaktif untuk
memastikan keamanan dan stabilitas keuangan mereka di masa depan, serta mencapai kehidupan pensiun yang
nyaman dan memuaskan. Mengingat jumlah populasi generasi Y yang signifikan saat ini, mereka menjadi target
yang potensial bagi pelaku dana pensiun swasta untuk menawarkan produk investasi atau jaminan hari tua guna
membantu mereka dalam mencapai tujuan keuangan masa pensiun.
Berhutang, dan
fokus menabung sambil
Generasi: mempersiapkan kebutuhan
Generasi Z - Generasi Y jangka panjang dengan
Berinvestasi
portofolio investasi sederhana
Kelas Ekonomi:
Middle - Upper Deskripsi:
Hati-hati, kreatif, memiliki visi
Domisili: jangka panjang, paham nilai
Indonesia Barat dan uang, gaya hidup hemat,
Kami mengidentifikasi lima tipe perilaku keuangan Tengah kualitas hidup tinggi, orientasi
masyarakat Indonesia berdasarkan pola masa depan, tidak ada
tekanan finansial
menabung, berhutang, dan berinvestasi. Berikut
adalah deskripsi dari masing-masing tipe.
04
LAYANAN
KEUANGAN
DIGITAL
(Digital Financial Services)
Adopsi Mobile Banking, Peluang
Penetrasi pada Pelopor Layanan
Teknologi Keuangan di Indonesia
Melalui kehadiran fitur layanan mobile banking pada dan diterima oleh suatu populasi atau lapisan
awal 2000, layanan keuangan di Indonesia terlihat masyarakat, yang dimulai dari fase pengenalan hingga
mengalami perbaikan. Layanan keuangan digital ini diadopsi secara luas. Teori ini memaparkan bagaimana
menguntungkan baik bagi industri perbankan sendiri, pola dan kecepatan penyebaran teknologi baru kepada
maupun konsumen. Hadirnya mobile banking yang suatu populasi.
mempermudah aktivitas nasabah bank melalui
penggunaan konektivitas mobile, di mana teknologi ini Dalam teori Diffusion of Innovation, masyarakat
berkembang selaras dengan perkembangan jaringan dikelompokkan menjadi lima segmen konsumen:
telekomunikasi. Kemudahan yang dapat dirasakan oleh Innovators, Early Adopters, Early Majority, Late Majority,
nasabah melalui transaksi keuangan dapat dilakukan dan Laggards. Sedangkan mereka yang belum menjadi
di mana saja, tanpa harus mengunjungi kantor cabang konsumen atau berada di luar kelima segmen tersebut
bank maupun mesin ATM secara fisik. disebut sebagai Potential Adopters. Innovators
merupakan segmen pertama yang cenderung terbuka
Perkembangan mobile banking juga tercermin pada terhadap risiko dan menjadi pionir mencoba ide-ide
hasil survei yang telah kami lakukan. Dari data yang baru. Kemudian, Early Adopters adalah orang-orang
telah kami analisis, perkembangan mobile banking yang tertarik untuk mencoba teknologi baru dan
di Indonesia memiliki pola yang dapat dikaitkan dengan membangun kegunaannya di masyarakat. Sedangkan
teori Diffusion of Innovation. Teori yang digagas oleh Early Majority biasanya perlu melihat bukti bahwa
E.M. Rogers pada 1962 tersebut menggambarkan inovasi berhasil sebelum mereka terdorong untuk
bagaimana sebuah ide dan teknologi baru dapat masuk mengadopsi suatu teknologi.
35,92 %
28,04 %
15,12 %
12,40 %
TRA
NS
FER
Rp
3,49 % 5,04 %
18,86 %
16,54 %
Inovasi teknologi keuangan berupa mobile banking dan penggunaan mobile banking, Indonesia diperkirakan
e-wallet merupakan keberhasilan bersama antara sektor berada pada urutan ketiga setelah Britania Raya dan
perbankan Indonesia dan masyarakat sebagai pengguna Thailand, sedangkan untuk di Asia-Pasifik saja, berada
layanan tersebut. Berdasarkan hasil analisis survei kami pada urutan kedua.
terhadap tingkat adaptasi layanan kedua layanan
keuangan digital tersebut, layanan tersebut sudah Pada penggunaan e-wallet, jika dibandingkan dengan
diserap oleh mayoritas masyarakat Indonesia yang sudah negara di luar Asia-Pasifik, seperti Britania Raya
bankable. Olahan data kami menunjukan jumlah (Inggris), Amerika Serikat, dan Australia yang dapat
pengguna layanan mobile banking di Indonesia saat ini dilihat pada Insights 4.1, Indonesia termasuk ke dalam
sudah mencapai 85% masyarakat Indonesia, sedangkan negara dengan kecepatan adaptasi yang tinggi, yaitu
untuk penetrasi e-wallet sudah mencapai 83,5%. mencapai lebih dari 80%. Namun, dalam lingkup negara
di wilayah Asia-Pasifik, sebagai wilayah dengan
Sementara jika dibandingkan dengan kecepatan pertumbuhan digital wallet tercepat di dunia15,
rata-rata dunia dalam melakukan penetrasi dengan fitur pertumbuhan pengguna e-wallet di Indonesia termasuk
layanan yang serupa, Indonesia relatif memiliki tingkat lambat jika dibandingkan dengan negara dengan tingkat
adaptasi yang lebih cepat jika dibandingkan dengan penetrasi tertinggi yaitu China dengan nilai 90% atau
kondisi global. Dari data yang tersaji pada Insights 1.1, bahkan dengan negara Singapura yang di tahun 2022
Indonesia memiliki tingkat adopsi yang relatif tinggi jika sudah memiliki tingkat penetrasi sebesar 81% di tahun
dibandingkan dengan negara-negara lain. Untuk 2022 pada Gambar 4.3.
15
McKinsey & Company. (2022). https://www.mckinsey.com/industries/financial-services/our-insights/sustaining-digital-payments-growth-winning-models-in-emerging-markets
Insights 4.1
85 %
70 %
US Singapore
yaitu berdasarkan survei terkait mobile
banking tahun 2022 di beberapa negara,
yaitu US, Britania Raya, Australia, dan
negara-negara Asia-Pasifik seperti
Singapura, Malaysia, Thailand, serta 75 %
85 %
Malaysia Thailand
Hong Kong, penetrasi mobile banking
telah mencapai nilai di atas 60%.
Dilihat pada gambar 4.3, negara dengan Gambar 4.3. Penetrasi Mobile Banking di Berbagai Negara di Dunia
penetrasi mobile banking terbanyak
Sumber: Dari berbagai sumber, diolah LM FEB UI, 2023
berada pada Britania Raya (Inggris,
Skotlandia, dan Wales) yaitu sebesar
93%16, disusul dengan Thailand dan
Singapura dengan nilai 85% dan 81%
secara berturut-turut17. Untuk negara
dengan penetrasi yang paling kecil yaitu UK Indonesia
pada Hong Kong dan Australia18 dengan 65 %
84 %
16
Statista Research Department. (2022). https://www.statista.com/statistics/286273/internet-banking-penetration-in-great-britain/
17
ameson, R., Haupt, H., Lochotinan, C., Sommerin, P., & Wan, D. (2022). Bank of the Future: Asia-Pacific Retail Banking Survey. United Kingdom; Capco.
18
Roy Morgan Research. (2022). https://www.roymorgan.com/findings/mobile-banking-apps-and-the-internet-are-more-satisfying-for-customers-than-branch-visits-or-phone-banking
19
Morning Consult. (2022). The State of Consumer Banking & Payments.
20
GobalData. (2022). Financial Services Consumer Survey.
Potensi Penetrasi Pengguna Baru Mobile Banking
dan E-Wallet Didominasi Pulau Jawa
Meskipun angka pengguna teknologi keuangan digital angka 9%. Padatnya populasi di Jawa dapat menjadi
saat ini tergolong tinggi, potensi yang dimiliki Indonesia salah satu faktor mengapa kelompok Potential Adopters
masih terbilang besar. Dari data pengguna mobile paling banyak berada pada pulau ini, mengingat hampir
banking di tahun 2023, masih terdapat 15% dari 50% penduduk di Indonesia bertempat tinggal
responden survei yang belum menggunakan layanan ini di Pulau Jawa.
atau tergolong ke dalam Potential Adopters. Pada
kelompok ini, 4 dari 10 responden merupakan Tren yang sama ditunjukkan pada kondisi penetrasi
masyarakat dengan kelas ekonomi bawah (lower), layanan e-wallet, pada tahun 2023 masih terdapat
sedangkan 6 lainnya terbagi rata ke dalam kelas kelompok masyarakat yang belum beradaptasi
ekonomi lainnya, yaitu 3 orang dengan kelas ekonomi menggunakan layanan keuangan digital tersebut.
menengah (middle) dan 3 orang kelas atas (upper). Potential Adopters pada e-wallet berada pada nilai
16,5% dari keseluruhan responden survei. Pada
Persebaran Potential Adopters di Indonesia sendiri kelompok ini, 4 dari 10 responden merupakan
paling banyak berada di Pulau Jawa. Jawa Barat masyarakat dengan kelas ekonomi bawah (lower),
menjadi wilayah dengan responden Potential Adopters kemudian 4 orang lainnya berasal dari kelas ekonomi
mobile banking terbesar yaitu 12,3%, disusul oleh Jawa menengah (middle), serta 2 orang lainnya termasuk
Tengah dan Jawa Timur dengan nilai yang sama di ke dalam masyarakat kelas ekonomi atas.
Series 1
0,82% 12,30%
Dari data yang kami analisis, dapat terpetakan Jawa. Jawa Timur menjadi wilayah dengan responden
persebaran Potential Adopters pengguna e-wallet Potential Adopters e-wallet terbesar yaitu 13,7%, disusul
seperti pada gambar 4.6. Potential Adopters pengguna oleh Jawa Barat pada angka 9% dan Kalimantan Timur
e-wallet di Indonesia paling banyak berada di Pulau pada angka 8,4%.
digital di Indonesia21.
43,67 %
Untuk layanan pinjaman pada fintech sebagian besar
penggunanya berasal dari masyarakat kelas atas
(41,2%). Saat ini, di Indonesia telah tersedia
berbagai macam layanan pinjaman berbasis
teknologi, seperti layanan kredit ataupun yang
25,41 %
sedang marak digunakan saat ini yaitu pinjaman
Pinjaman
55,08 %
Berbeda dengan ketiga layanan fintech sebelumnya,
Tabungan
21
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Insurtech: Keuangan Digital yang Kian Berkembang. https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/20593
Gen X Gen Y Gen Z
48,92 %
Keuangan (Fintech) Secara
Menyeluruh.
35,97 %
22
The World Bank. (2022). https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion/overview#:~:text=Financial%20inclusion%20means%20that%20individuals,a%20responsible%20and%20sustainable%20way.
23
Bank Indonesia. https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/stabilitas-sistem-keuangan/keuangan-inklusif/
“ Kesadaran yang masih sangat rendah terkait layanan
fintech ini perlu menjadi perhatian baik itu bagi
regulator maupun pelaku sektor keuangan digital
dalam rangka mendorong peningkatan inklusi
keuangan digital (digital financial inclusion).
Salah satu indikator utama yang dapat menentukan Kurangnya literasi keuangan ini dapat menyebabkan
kemampuan masyarakat dalam mengakses layanan kerugian maupun hilangnya kesempatan (opportunity
keuangan adalah literasi keuangan (financial literacy). loss) pada kondisi keuangan individu. Sebagai contoh
Dengan tingkat literasi keuangan yang rendah, pada salah satu negara ASEAN, yaitu Thailand.
pengetahuan masyarakat terkait keuangan menjadi Sebagian besar rumah tangga di negara tersebut tidak
sangat kecil. Akibatnya, walaupun telah tersedia memahami konsep time value dari uang dan inflasi
infrastruktur fintech, pada wilayah atau kelompok sehingga mereka kehilangan peluang investasi dengan
demografi dengan literasi keuangan yang rendah, tetap memegang uang tunai dan membuat deposito
inovasi tersebut tidak akan berkembang atau diadopsi di bank komersial. Selain terkait investasi, pengetahuan
lebih lambat. dasar tentang suku bunga yang dibebankan pada
pinjaman dapat membantu konsumen untuk menahan
Pengetahuan keuangan yang tidak memadai, selain diri dari menggunakan pinjaman ilegal dan lebih
dapat menghalangi seseorang dalam menggunakan berupaya untuk membandingkan produk keuangan dan
layanan keuangan, juga dapat secara otomatis membuat keputusan keuangan yang tepat. Di Indonesia,
membatasi diri mereka sendiri dari akses terhadap kurangnya literasi keuangan terkait platform fintech
lembaga keuangan. Kurangnya pemahaman mereka lending ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang
tentang produk keuangan dapat menimbulkan menjadi korban pinjaman online ilegal.
kurangnya kepercayaan (trust) untuk mengakses
lembaga keuangan, atau disebut self-exclusion24.
Padahal, bagi mereka yang menggunakan jasa
keuangan, tujuan dan manfaat dalam menggunakan
layanan keuangan digital ini lebih mungkin tercapai, jika
pengguna memiliki pengetahuan yang cukup terkait
produk keuangan serta manfaat risiko dan manfaat bagi
masyarakat sendiri.
Rp
24
Moenjak, T., Kongprajya, A., & Monchaitrakul, C. (2020). Adbi Working Paper Series Fintech, Financial Literacy, and Consumer Saving And Borrowing: The Case Of Thailand Asian Development Bank Institute. www.adbi.org
25
Otoritas Jasa Keuangan. (2022). https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Indeks-Literasi-dan-Inklusi-Keuangan-Masyarakat-Meningkat.aspx
Insights 4.2
Negara Singapura merupakan negara dengan inklusi untuk mengelola keuangan dan sumber daya pribadi
keuangan yang tinggi menurut Global Financial Inclusion mereka secara efektif, sambil mengasah keterampilan
Index 202226. Salah satu faktor yang mendorong kondisi kepemimpinan dan komunikasi mereka dalam
ini yaitu juga terletak pada kondisi literasi keuangan dari proses tersebut.
penduduknya. Berdasarkan penilaian dari MasterCard
pada tahun 2015, Singapura memiliki nilai literasi keuangan Untuk penyampaian edukasi literasi keuangan kepada
mencapai angka 71, yang mana nilai ini termasuk nilai yang siswa, beberapa cara dilakukan seperti melalui Personal
cukup tinggi di Asia-Pasifik27. Finance Seminars, Pedagogy Workshops, dan sesi
mentoring. Program edukasi ini juga menyediakan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh negara Singapura kegiatan tambahan untuk melengkapi pelajarannya
dalam meningkatkan literasi keuangan di negaranya yaitu di kelas. Kegiatan tambahan ini dapat berbentuk games,
dengan penanaman edukasi terkait keuangan sejak usia kompetisi, dan camps untuk memotivasi siswa
dini. Program Financial Literacy Hub diluncurkan memperoleh pengetahuan keuangan dan kebiasaan
di Singapura untuk membekali guru dengan keterampilan pengelolaan uang yang bermanfaat. Dengan bantuan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan teknologi seluler, mobile game juga ditawarkan oleh
prinsip-prinsip keuangan pribadi yang diperlukan kepada sekolah untuk meningkatkan pengajaran dan
siswa mereka. Pada saat yang sama, para guru secara aktif pembelajaran terkait financial literacy .
28
26
Principal Financial Group. (2022). Global Financial Inclusion Index 2022.
27
Wilfred Ling. (2015). https://www.ifa.sg/mastercards-latest-financial-literacy-index-2015/
28
Carlin, B., Olafsson, A., & Pagel, M. (2017). NBER Working Paper Series. Fintech Adoption Across Generations: Financial Fitness in the Information Age.
Kompleksitas Infrastruktur Digital yang Disebabkan
Kondisi Topografi Indonesia sebagai Negara Kepulauan
Menjadi Tantangan Peningkatan Inklusi Keuangan Digital
Selain peningkatan literasi keuangan sebagai pendorong memerlukan kapabilitas dan dana yang lebih tinggi
pertumbuhan inklusi keuangan digital, faktor penting daripada menyambung kabel optik di daratan30.
lainnya yaitu infrastruktur yang memadai. Infrastruktur
yang dimaksud di sini yaitu jaringan internet sebagai jalur Persebaran akses internet ini masih terkonsentrasi pada
akses utama layanan keuangan digital. Pulau Jawa dan Sumatera, terlihat pada Gambar 4.10,
sedangkan beberapa pulau lainnya masih memiliki
Singapura, Thailand, dan Malaysia merupakan negara keterbatasan dalam infrastruktur tersebut. Kurangnya
dengan penetrasi internet tiga terbesar di ASEAN29. akses internet ini dirasakan terutama oleh masyarakat
Ketiga negara tersebut, secara geografis, tidak terbagi ke yang tinggal di Wilayah Indonesia Tengah dan Timur,
dalam banyak pulau. Berbeda dengan Indonesia sebagai di mana selain memang secara geografis provinsinya
negara dengan banyak kepulauan, infrastruktur digital ini sangat terbagi ke dalam pulau-pulau–Maluku, Maluku
menjadi sebuah tantangan yang lebih besar dalam Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara
perkembangannya. Metode yang digunakan untuk Timur–provinsi ini juga sangat jauh dari pusat
membangun infrastruktur digital ini tentu berbeda dengan perekonomian Indonesia yang mana menjadi pusat
ketiga negara tersebut. Salah satu konsekuensi dengan perkembangan internet menurut strategi Pemerintah
banyaknya pulau di Indonesia, kabel yang digunakan untuk Indonesia, terutama Papua dan Papua Barat.
persebaran internet ini perlu melintasi lautan yang mana
Gambar 4.10. Wilayah Kota dan Desa yang Belum Memiliki Akses Internet
Sumber: LM FEB UI, 2023
29
World Bank. (2022). https://blogs.worldbank.org/eastasiapacific/how-can-indonesia-improve-quality-its-internet-services-and-universalize-access
30
Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2019). https://www.kominfo.go.id/content/detail/21767/lompatan-katak-untuk-pemerataan-infrastruktur-tik-indonesia/0/artikel
Dukungan Regulasi yang Lebih Baik Dibutuhkan untuk
Membangun Kepercayaan Masyarakat yang Lebih Tinggi
pada Layanan Fintech
Kepastian hukum dan dukungan regulasi terkait layanan Salah satu kasus yang sangat sering terjadi di Indonesia
keuangan digital, termasuk fintech sangat diperlukan untuk terkait salah satu layanan fintech, yaitu pinjaman online
mengatur terkait operasional sampai dengan perlindungan ilegal. Masyarakat Indonesia yang telah menjadi korban
pengguna layanan, serta membantu menjaga stabilitas layanan ilegal ini terus mengalami kerugian yang
keuangan, memperkuat perlindungan konsumen dan meningkat, terakumulasi selama 10 tahun kebelakang
mendorong perkembangan ekonomi digital. Di Indonesia, mencapai Rp117 triliun32. Untuk kasus-kasus pinjaman
kebijakan yang ada terkait fintech pada Peraturan Bank online ilegal yang telah terjerat hukum, sebagian besar
Indonesia (PBI) dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan hukuman berlandaskan peraturan terkait penipuan dan
(POJK) hanya mengatur teknis di industri, seperti POJK penyebaran data pribadi yang ada pada Pasal 372 KUHP
No.77/POJK.01/2016 tentang Pinjaman Berbasis Teknologi dan Pasal 378 KUHP untuk penipuan dan Undang-Undang
Informasi, POJK No.13/POJK.02/2018 tentang Keuangan Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Pasal 27
Digital Inovasi di Sektor Jasa Keuangan, POJK No. tentang penyebaran data pribadi. Namun, untuk dasar
37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui hukum pidana terkait pinjaman online ilegal sendiri secara
Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Undang-Undang belum ada di Indonesia. Dengan
Crowdfunding), serta PBI No.19/12/PBI/2017 Tahun 2017 demikian, apabila pinjaman online ilegal tersebut tidak
tentang Penyelenggaraan Keuangan Teknologi sehingga melakukan bentuk penipuan ataupun penyebaran data
layanan fintech ini memiliki kekuatan hukum yang sangat pribadi, serta tidak ada pelaporan terkait hal tersebut
lemah. Kondisi lemahnya kekuatan hukum disebut dengan terhadap Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maka pinjaman
Legal Vacuum, yaitu suatu keadaan ketika suatu hal yang online ilegal tersebut tidak dapat ditindaklanjuti.
muncul dari suatu masyarakat yang dinamis belum diatur
atau telah diatur tetapi peraturan tersebut dianggap tidak Kurangnya perlindungan konsumen layanan fintech ini
cukup untuk menjamin kepastian hukum dan menimbulkan menimbulkan keraguan yang muncul di kalangan
kekacauan hukum31. masyarakat. Layanan seperti pinjaman online menjadi
suatu stigma negatif akibat banyaknya kerugian yang
Selain karena kebijakan yang ada hanya bersifat teknis, selama ini terjadi akibat tindakan ilegal, walaupun
secara substansi legal, POJK dan PBI bukan merupakan sebenarnya banyak layanan pinjaman online legal di bawah
Undang-undang sehingga ketentuan pidana tidak dapat pemantauan OJK yang sangat membantu masyarakat dari
dicantumkan. Oleh karena itu, praktik ilegal, penipuan, dan segi pemenuhan dana maupun
pencurian data pribadi, yang dianggap sebagai tindakan investasi digital.
kriminal, tidak dapat ditindak secara hukum.
31
Kharisma, D. B. (2021). Urgency of financial technology (Fintech) laws in Indonesia. International Journal of Law and Management, 63(3), 320–331. https://doi.org/10.1108/IJLMA-08-2020-0233
32
Media Indonesia. (2022). https://mediaindonesia.com/ekonomi/465173/ojk-kerugian-akibat-investasi-ilegal-2011-2021-capai-rp1174-triliun
Inovasi Layanan Keuangan Digital
yang Semakin Memudahkan
Aktivitas Sehari-hari
33
APJII. (2020). https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/pengguna-internet-di-indonesia-1998-q2-2020-1617089144
4,7 %
5,5 % >Rp300.000
1–2 kali 49,80 %
Rp200.000–Rp300.000
3–4 kali 23,60 %
13,1 %
37,3 %
<Rp50.000
Rp100.000–Rp200.000 5–6 kali 10,40 %
7–8 kali 3 %
39,4 %
9–10 kali 3,60 %
Rp50.000–Rp100.000
Dalam hal besaran transaksi ketika menggunakan QRIS, tersebut melakukan transaksi dengan nilai kurang dari
nilai transaksi terbanyak ada pada kisaran Rp100.000 per minggu atau kurang dari Rp200.000 per
Rp50.000—Rp100.000, yang mencapai 39,4% dari total bulan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun secara jumlah,
pengguna layanan. Sedangkan untuk transaksi dengan nilai pengguna QRIS sudah cukup banyak, nilai dan intensitas
kurang dari Rp50.000 mencapai 37,3% dari total pengguna transaksi yang terjadi masih tergolong kecil. Masih terdapat
layanan. Secara keseluruhan, 5 dari 10 pengguna layanan potensi untuk meningkatkan intensitas transaksi pengguna
menggunakan QRIS untuk bertransaksi sebanyak 1 sampai QRIS di masa yang akan datang.
2 kali dalam seminggu, dengan mayoritas dari pengguna
User User Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound
Percentage Transaction Transaction Market Size Market Size
Sumber: LM FEB UI, 2023 Dari sisi alokasi dana tabungan pada bank digital,
sekitar 36,9% nasabah mengalokasikan kurang dari 5%
dana yang dimilikinya pada bank digital.
34
BPS. (2022).
Insights 4.3
35
Kementerian Keuangan. (2022). https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/30324/4th-Indonesia-Fintech-Summit-2022-Menkeu-Sampaikan-Peran-Ekonomi-Digital-dan-Fintech-dalam-Perkembangan-Ekonomi.html
36
Bank Indonesia. (2022). https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2433922.aspx
Bagian
05
PERILAKU
KEUANGAN
RUMAH
TANGGA
(Household
Finance Behaviour)
Perselingkuhan Finansial, Apakah
Anda dan Pasangan adalah Salah
Satu Pelakunya?
“
Perilaku dan keputusan keuangan merupakan hal
krusial dalam rumah tangga dan apabila tidak
dikelola dengan baik, dapat menjadi memicu Perselingkuhan finansial
terjadinya konflik. Berumah tangga merupakan
sebuah komitmen jangka panjang dan seringkali (financial infidelity)
pasangan yang telah menikah menetapkan
target keuangan jangka panjang bersama.
terjadi ketika seseorang
Diperlukan visi serta pandangan yang sama secara sengaja
antar pasangan terkait attitude pengelolaan
keuangan agar tercapai sebuah keharmonisan menutupi keputusan
finansial (financial harmony).
finansial karena
Namun demikian, pada kenyataannya
pengelolaan keuangan dalam rumah tangga
khawatir pasangannya
merupakan hal yang penuh tantangan. Salah tidak menyetujui
satu sumber permasalahan keuangan dalam
rumah tangga adalah perselingkuhan finansial keputusan tersebut.
(financial infidelity).
Financial 38,4 %
pengambilan keputusan finansial yang mungkin
tidak akan disetujui oleh pasangan dan 35,6%
Infidelity responden sengaja menutupi keputusan finansial
37
BBC. (2022). https://www.bbc.com/worklife/article/20220314-the-financial-infidelity-that-can-sink-couples
38
Forbes. (2011). https://www.forbes.com/sites/jennagoudreau/2011/01/13/is-your-partner-cheating-on-you-financially-31-admit-money-deception-infidelity-red-flags-money-lies/?sh=4d10e2a4067f
36 %
Non Intensive
Diskusi yang Intensif Pre-Marriage
Intensive
Menurunkan Kemungkinan Pre-Marriage
Perselingkuhan Finansial Discussion
dalam Rumah Tangga
Sebesar 5%
Sering 3,7 %
Selain dampak yang langsung terasa 1 Mengkonfrontasi atau Saling Berterus Terang
pada kondisi finansial rumah tangga, (Confront or Confide)
perselingkuhan finansial (financial
Jika dalam rumah tangga ditemukan gejala
infidelity) juga dapat menyebabkan
perselingkuhan finansial (financial infidelity) pada
kehilangan kepercayaan antar
pasangan atau anda melakukan hal tersebut, coba
pasangan (loss trust). Kondisi loss
perlahan dekati pasangan Anda dan bicarakan hal
trust ini yang akan menjadi permulaan
tersebut secara tenang. Jangan saling menuduh,
banyaknya potensi konflik yang terjadi
serta berikan waktu untuk pasangan ataupun Anda
serta lebih jauh lagi kehancuran
menjelaskan terkait kesalahan tersebut40. Hal ini
hubungan yang dapat berakhir dalam
dilakukan untuk menghindari kondisi perselingkuhan
perceraian rumah tangga.
finansial (financial infidelity) yang lebih buruk dalam
rumah tangga.
Untuk menghindari dampak negatif
pada rumah tangga yang telah
terindikasi mengalami
perselingkungan finansial, 2 Membangun Kembali Kepercayaan Satu
penanganan yang baik dan tepat perlu Sama Lain (Rebuilding Trust between Partner)
segera dilakukan. Walaupun pada hasil
survei 38,4% responden yang Setelah mengkonfrontasi atau mengakui
melakukan perselingkuhan finansial perselingkuhan finansial (financial infidelity) yang
(financial infidelity) dalam rumah dilakukan pasangan atau Anda sendiri, serta
tangganya menyembunyikan membicarakan hal tersebut, kepercayaan antara
keputusan finansial hanya 1-2 kali pasangan pastinya akan melemah. Muncul rasa
dalam sebulan dan menyatakan bahwa kecurigaan dalam hubungan rumah tangga perlu
dampak negatif dari perilaku tersebut diperbaiki secara bertahap dan membutuhkan waktu
tersebut sangat jarang terjadi, apabila yang tidak sedikit. Membangun kepercayaan adalah
dibiarkan lebih lanjut dapat berpotensi proses dua arah. Kedua pasangan harus bersedia dan
menjadi permasalahan yang besar. siap untuk memperbaiki kepercayaan antar mereka.
Adapun beberapa cara untuk Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan
mengatasi masalah ini dapat dilihat mengamankan rasa insecure antar pasangan41. Menjaga
pada Insights 5.1. di bawah ini. komunikasi yang lebih rutin dan melakukan segala
sesuatu dengan penuh pertimbangan dapat
menunjukkan adanya kesungguhan dalam memperbaiki
kesalahan dan membangun kepercayaan. Komunikasi
yang baik dan pertimbangan terkait finansial ini dapat
dilakukan dengan mengadakan diskusi keuangan rutin
atau disebut money date.
39
Well and Good. (2022). https://www.wellandgood.com/financial-infidelity/
40
Maggie Germano. (2017). https://www.maggiegermano.com/blog/Financial-Infidelity-and-the-Damage-it-Does/
41
MBG Relationship. (2021). https://www.mindbodygreen.com/articles/how-to-rebuild-relationship-trust
3 Agendakan Diskusi Rutin terkait Keuangan
dengan Pasangan (Set Money Date Schedule)
Kebiasaan Money
Mendiskusikan finansial rumah tangga dengan
pasangan anda secara rutin dapat
Date di Indonesia
mengidentifikasi banyak hal yang sebelumnya
tidak diketahui secara terbuka. Diskusi ini dapat
yang Menjadi
melihat bagaimana sebenarnya pasangan dalam
rumah tangga berpikir tentang uang, apa aspek Kultur Masyarakat
Ekonomi Kelas Atas
finansial yang membuat mereka merasa tertekan,
dan mengetahui apa perbedaan dan kelemahan
dari kebiasaan finansial mereka — misalkan
pasangan yang satu memiliki kecenderungan
overspending dan yang lainnya memperhitungkan Money Date adalah waktu yang dialokasikan oleh seseorang
seluruh pengeluaran yang dilakukan42. Dengan dan pasangannya untuk berdiskusi seputar kondisi
mengetahui kebiasaan dan perbedaan keuangan rumah tangga mereka, yang mencakup kondisi
pandangan, mereka dapat menyesuaikan dan keuangan masing- masing ataupun terkait prioritas ataupun
menentukan budget pengeluaran serta tujuan rencana jangka panjang keuangan mereka. Adanya diskusi
yang terbaik untuk rumah tangga mereka. ini dapat membantu pasangan dalam rumah tangga untuk
menentukan tujuan keuangan bersama, serta rencana yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4 Rumuskan (Ulang) Tujuan Finansial
Bersama (Write Your Goals) Sangat Sering 11 %
Sangat
9,91
%
Sering
11,32
%
20,65
%
25,43
%
Sering
33,96
%
21,74
%
Kadang-
20,26
%
kadang
25,47
%
25
%
31,90
%
Jarang
25,47
%
21,74
%
Sangat
12,50
%
Jarang
3,77
%
42
Goop. (2022). https://goop.com/wellness/career-money/what-is-a-money-date/
Insights 5.2
43
Britt, S. L., Huston, S., & Durband, D. B. (2010). The Determinants of Money Arguments between Spouses. Journal of Financial Therapy, 1(1). https://doi.org/10.4148/jft.v1i1.253
44
Baryła-Matejczuk, M., Skvarciany, V., Cwynar, A., Poleszak, W., & Cwynar, W. (2020). Link between financial management behaviours and quality of relationship and overall life satisfaction among
married and cohabiting couples: Insights from application of artificial neural networks. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(4).
https://doi.org/10.3390/ijerph17041190
Sandwich Generation dan
Implikasi terhadap Keuangan
di Dalam Rumah Tangga
Isu lain yang dekat dengan kondisi sosial masyarakat di Sandwich Generation Non-Sandwich Generation
20–30%
20,10 %
Sandwich
Generation 15,93 %
Non-Sandwich 30–40%
Generation 52,6 %
11,27 %
47,4 %
23,45 %
>40%
21,08 %
Tidak
Memiliki 0 %
Tanggungan 7,35 %
Gambar 5.9. Sandwich Generation Tahun 2023 Jika dilihat berdasarkan proporsi alokasi dana secara
keseluruhan masyarakat, pengeluaran responden
Sumber: LM FEB UI, 2023
untuk anak dan/atau orang tuanya didominasi pada
alokasi dana sebesar 10-20% dari pendapatan dan
pada alokasi lebih dari 40% pendapatannya. Adapun
pada kedua proporsi pengeluaran tersebut, responden
Lebih dari setengah masyarakat indonesia yang sudah dengan kondisi sandwich generation memiliki
menikah, tepatnya 52,6%, termasuk ke dalam sandwich persentase lebih besar – 24,3% pada alokasi 10-20%
generation, di mana individu tersebut memiliki dan 23,4% pada alokasi >40% – jika dibandingkan
tanggungan terhadap anak- anaknya dan juga masih dengan responden yang tidak termasuk ke dalam
secara rutin memberikan bantuan finansial kepada sandwich generation – 23% pada alokasi 10-20% dan
orang tuanya atau keluarganya. 21% pada alokasi >40%.
Produk
Domestik
Rp19.600 Populasi
Angkatan
179,9
Bruto (PDB)45 triliun/tahun Kerja (PAK)46 juta
Kami kemudian melakukan Rp1,6 juta sampai dengan Rp3,3 juta bawah, dengan estimasi pendapatan
pendekatan untuk mengestimasi per bulan. sebesar Rp4,8 juta per bulan, maka
alokasi dana kelompok sandwich individu sandwich generation pada
generation di Indonesia, melalui Sementara, untuk alokasi lebih dari segmen ini perlu mengalokasikan
pendekatan data PDB dan Populasi 40% yang didominasi oleh sandwich sebesar lebih dari Rp1,9 juta untuk
Angkatan Kerja (PAK) (Gambar 5.12). generation dengan pendapatan Rp7,2 memenuhi tanggungannya.
Melalui pendekatan ini didapatkan juta pada masyarakat dengan Berdasarkan analisis kami, dapat
perhitungan, apabila alokasi 10-20% ekonomi kelas menengah, kami diestimasikan kelompok sandwich
yang didominasi oleh sandwich estimasi bahwa individu tersebut generation di Indonesia
generation ekonomi kelas atas mengalokasikan lebih dari Rp 2,9 juta mengalokasikan pendapatannya
memiliki pendapatan Rp16,6 juta, per bulan untuk membiayai anak dan berkisar antara Rp1,6 juta sampai
maka perkiraan alokasi dana yang orang tua atau keluarganya. Alokasi dengan Rp3,3 juta per bulannya
dikeluarkan oleh individu untuk anak lebih dari 40% juga dominan pada untuk memenuhi tanggungan anak
dan orang tuanya berada dikisaran kelompok masyarakat ekonomi kelas maupun orang tuanya.
45
PS.(2022).https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/02/06/1997/ekonomi-indonesia-tahun-2022-tumbuh-5-31- persen.html#:~:text=Perekonomian%20Indonesia%20tahun%202022%20yang,juta%20atau%20US%244.783%2C9
46
BPS.(2022).https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
47
Households Distribution of Income and Expenditure Indonesia Case: a study, (2020).
48
Pusdiklat Pajak. (2015). https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fbppk.kemenkeu.go.id%2Fpusdiklat-pajak%2Fberita%2Fpenghasilan-kelas-menengah-naik-potensi-pajak-
922473&psig=AOvVaw3XszbLrT_mskISpVLkeMSe&ust=1685435918127000&source=images&cd=vfe&ved=2ahUKEwiW2-aakJr_AhVFPkQIHTy1BTQQr4kDegQIARBM
Adanya Tanggungan Anak dapat Meningkatkan
Potensi Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)
dalam Rumah Tangga Sebesar 32%
Meningkatkan
Potensi Pasangan
terlibat dalam 43 %
5 %
Perselingkuhan
Finansial (Financial
Infidelity) sampai
Gambar 5.14. Hubungan antara Sandwich Generation
dengan 38% dengan Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)
Sumber: LM FEB UI, 2023
49
AARP.(2020). https://www.aarp.org/money/credit-loans-debt/info-2020/financial-infidelity-causes-and-advice.html
Ketika seseorang dalam rumah tangga memiliki tanggungan terhadap salah satu anggota keluarga – anak
atapun orang tua, maka kondisi ini dapat memperburuk perselingkuhan finansial (financial infidelity) dalam
rumah tangga. Berdasarkan data yang kami analisis dari hasil survei, terdapat 43% dari responden yang
merupakan sandwich generation termasuk ke dalam rumah tangga yang juga melaporan melakukan
perselingkuhan finansial (financial infidelity). Angka tersebut merupakan angka yang besar jika dibandingkan
dengan kondisi perselingkuhan finansial (financial infidelity) pada masyarakat Indonesia yang termasuk ke dalam
kelompok non-sandwich generation. Dengan kata lain, kondisi sebagai sandwich generation yang dialami oleh
individu yang sudah menikah merupakan salah satu pendorong terbesar yang meningkatkan probabilitas
terjadinya perselingkuhan finansial (financial infidelity) rumah tangga.
11
mengindikasikan kesejahteraan finansial (financial %
Hasil ini sejalan dengan salah satu hasil survei dari Pew
Research Center yang menyatakan bahwa individu
Sandwich Generation
sandwich generation hanya memiliki cukup uang untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan sedikit sisa
Selalu Sering Kali Jarang Tidak Pernah
untuk ditabung atau diinvestasikan (30%). Beberapa
responden lainya mengatakan mereka hanya mampu
memenuhi pengeluaran pokok (30%), dan bahkan 11%
dari mereka tidak memiliki cukup uang untuk Gambar 5.15. Hubungan antara Sandwich Generation
memenuhi pengeluaran pokok sekalipun. Hal ini dengan Keterbatasan Finansial (Financial Constraint)
bertolak belakang dengan apa yang dirasakan oleh
Sumber: LM FEB UI, 2023
individu dengan kondisi non-sandwich generation, di
mana 41% dari responden mengatakan bahwa mereka
hidup dengan nyaman50.
50
Pew Research Center. (2013). https://www.pewresearch.org/social-trends/2013/01/30/the-sandwich-generation/
Kebebasan
Non-Financial
dalam Keputusan Freedom
52,2 %
Tangga
Lower
52,17
Memiliki Kebebasan
%
Menentukan Keputusan
40,52 %
Tangganya
53,77 %
Apabila dilihat dari kelas ekonomi, pada responden kelas uang tanpa persetujuan pasangan (household financial
ekonomi atas, terdapat lebih banyak individu yang freedom), sedangkan pada kelas ekonomi lainnya hal ini
menyatakan memiliki rasa kebebasan membelanjakan cenderung lebih rendah.
47,60 %
6,4 31,20
% %
finansial (household financial freedom) terhadap
perselingkuhan finansial (financial infidelity), individu
dengan kebebasan finansial memiliki potensi lebih besar
untuk melakukan perselingkuhan finansial dibandingkan
13,80 %
individu yang tidak memiliki kebebasan finansial. Hal ini
dibuktikan dengan populasi masyarakat yang melakukan
7,40 %
perselingkuhan finansial dan memiliki kebebasan finansial
yang mencapai 13,8% dari responden. Sedangkan
populasi masyarakat yang terindikasi melakukan
perselingkuhan finansial (financial infidelity), namun tidak
memiliki kebebasan finansial dalam rumah tangga
(household financial freedom) hanya berkisar 7,4%
dari responden.
51
Schwab-Pomerantz, C. (2018). Financial independence. Network Journal, 25(1), 44. Retrieved from https://www.proquest.com/scholarly-journals/financial- independence/docview/2026334195/se-2
Bagian
06
KEUANGAN
SYARIAH
(Shariah Finance)
Insights 6.1
Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di
dunia, dengan jumlah penganut sekitar 231 juta
orang atau mencapai 87% dari total penduduk
Indonesia pada tahun 2021. Proyeksi juga Pemain Global dan
menunjukkan peningkatan menjadi sekitar 320 Pangsa Pasar
juta pada tahun 2045. Pertumbuhan populasi
ini memberikan berbagai peluang
pertumbuhan bagi ekonomi Islam di Indonesia,
Menurut Reuters (2021), aset perbankan
terutama dalam sektor keuangan Islam
syariah secara global tumbuh lebih dari 300%
(keuangan syariah). Adapun keuangan syariah
dalam 9 tahun terakhir52. Pasar Keuangan
ini tidak bersifat eksklusif hanya untuk umat
Islam Global bernilai US$ 2,2 miliar pada
Muslim. Prinsip-prinsip sosial keuangan syariah
tahun 2021 dan diperkirakan akan mencapai
bersifat inklusif dan universal, artinya produk
valuasi US$ 3,02 miliar pada 2027 dan
keuangan syariah tidak hanya ditujukan untuk
diperkirakan akan mencatatkan CAGR
umat Muslim, tetapi juga dapat memberikan
sebesar 10,2% selama 2022-202753. Pasar
manfaat kepada semua masyarakat tanpa
keuangan Islam terfragmentasi dengan
memandang latar belakang kepercayaan
sejumlah besar pemain yang mencoba
mereka. Hal ini menunjukkan adanya peluang
merebut sebagian besar pasar yang sedang
untuk meningkatkan aksesibilitas dan
berkembang. Di beberapa kawasan, seperti
partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam
Asia dan Middle-East pertumbuhannya
produk dan layanan keuangan syariah.
sedang. Secara berurutan, beberapa pemain
besar di setiap region sebagai berikut:
Perkembangan keuangan syariah hingga saat
ini menunjukkan tren yang positif. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melaporkan
peningkatan aset keuangan syariah menjadi
Rp2.375 triliun pada Desember 2022,
meningkat 15,87% dibandingkan tahun
sebelumnya. Pangsa pasar aset keuangan Gulf Cooperation
Council (GCC) 52,40 %
52
Oladipo, D. (2022, January 26). Global Islamic funds market grows 300% in decade - report. Reuters. https://www.reuters.com/markets/funds/global-islamic-funds-market-grows-300-decade-report-2022-01-26/
53
Forecast ltd, M. D. (n.d.). Islamic Finance Market | Size, Share, Growth | 2022 - 2027. Market Data Forecast. http://www.marketdataforecast.com/
Saudi Arabia 30,6 %
Iran
17 %
Bangladesh 2,7 %
Berdasarkan aspek geografis dan
demografis Indonesia yang mendukung,
Indonesia 1,9 %
Sudan 0,4 %
Brunei 0,4 %
Libya 0,3 %
Palestine 0,2 %
55
Islamic Financial Services Board. 2022. Islamic Financial Services Industry Stability Report. Kuala Lumpur, Malaysia, June.
Sebagian Besar Masyarakat Sudah Familiar dengan Keuangan
Syariah, tetapi Tingkat Adopsinya Masih Relatif Rendah
Pinjaman Syariah
Banyak bank dan lembaga keuangan konvensional
telah meluaskan bisnis mereka ke sektor keuangan Investasi 5,6 %
Tidak
menggunakan
produk
Gambar 6.6. Jenis Produk Keuangan
3,4 %
Syariah yang Digunakan
Rp Sumber: LM FEB UI, 2023
Rp
Prinsip dan nilai agama memang menjadi aspek masih terdapat ruang yang luas untuk meningkatkan
fundamental dalam keuangan syariah. Namun, untuk faktor-faktor tersebut guna bersaing secara lebih efektif
mencapai tingkat pertumbuhan yang optimal, industri dalam industri keuangan secara keseluruhan. Untuk melihat
keuangan syariah perlu menawarkan nilai tambah di luar bagaimana pentingnya faktor-faktor tersebut dalam
prinsip dan nilai keagamaan. Kapabilitas bisnis seperti keuangan syariah, kami menyajikan satu exhibit. Responden
keahlian dan pengetahuan, kepatuhan dan tata kelola yang yang telah menggunakan produk keuangan syariah
baik, inovasi keuangan, manajemen risiko yang efektif, diberikan tiga situasi yang berbeda yang seringkali dijumpai
kerangka hukum dan regulasi yang memadai, pelayanan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, kami
yang prima (service excellence), serta ketersediaan menganalisis apakah ketiga situasi tersebut mendorong
memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan mereka untuk tetap menggunakan produk keuangan
yang optimal dalam industri keuangan. Walaupun keuangan syariah atau beralih (switch) ke produk konvensional dalam
syariah telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, situasi-situasi tersebut.
Kondisi Pemanfaatan
Fasilitas Perbankan
8 dari 10
Anda menjadi pelajar atau harus
bekerja di luar negeri, namun Anda pengguna
diminta untuk menggunakan keuangan
rekening dari bank negara tersebut
yang merupakan bank konvensional syariah memilih
dan tidak ada pilihan bank syariah.
untuk beralih
menggunakan produk keuangan
konvensional. Faktor utama yang
mempengaruhi peralihan tersebut
adalah keterbatasan ketersediaan
Tidak lembaga keuangan syariah, sehingga
17,6 %
pilihan yang tersedia terbatas pada
bank konvensional.
6 dari 10
Lingkungan keluarga dan kerabat pengguna
terdekat Anda tidak ada yang
menggunakan produk keuangan keuangan
atau perbankan syariah. syariah memilih
untuk beralih
menggunakan produk keuangan
konvensional. Faktor utama yang
Tidak mempengaruhi peralihan tersebut
8 dari 10 pengguna
keuangan syariah
Exhibit 3 memilih untuk
beralih
Kantor di mana Anda bekerja
menggunakan produk keuangan konvensional.
meminta Anda untuk membuka
Faktor utama yang mempengaruhi peralihan
rekening di bank konvensional untuk
tersebut adalah efisiensi dan kenyamanan.
keperluan payroll atau penggajian.
Bank konvensional biasanya telah terintegrasi
dengan sistem pembayaran gaji perusahaan dan
menawarkan layanan dan fasilitas yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan penggajian.
Hal ini membuat proses administrasi keuangan
menjadi lebih efisien dan mudah dilakukan.
Tidak Selain itu, kenyamanan juga menjadi faktor
84,8 %
Salah satu peran penting perbankan dalam sistem pasar dengan bunga bank konvensional yang lebih rendah dan
dan lembaga keuangan adalah menyediakan dana kompetitif. Hanya sebagian kecil responden 15,2% yang
pinjaman kepada yang membutuhkan melalui skema memilih untuk mengambil pinjaman di bank syariah
kredit, khususnya pinjaman jangka panjang, seperit kredit dengan biaya bunga yang lebih tinggi. Keputusan ini
kepemilikan rumah (KPR), kredit kepemilikan kendaraan menunjukkan bahwa mayoritas responden lebih
(car ownership credit), ataupun kredit lainnya. Dalam hal mengedepankan aspek efisiensi dalam memilih pinjaman
pinjaman jangka panjang seperti pinjaman untuk dan mengutamakan keuntungan finansial yang lebih
pembelian aset berupa rumah, sebagian besar responden rendah daripada prinsip keagamaan.
75,2% cenderung memilih untuk mengambil pinjaman
9,47 %
75,28 %
15,24 %
Motivasi penggunaan produk keuangan berbasis Tingkat kepercayaan atau spiritualitas menjadi alasan
syariah dapat berasal dari berbagai faktor yang paling utama penggunaan produk keuangan syariah.
memengaruhi preferensi individu. Tiga faktor terbesar Mereka ingin menghindari penggunaan bunga atau
yang menjadi motivasi dalam penggunaan produk riba dalam produk perbankan, serta adanya
syariah antara lain spiritualitas (spirituality), tingkat kekhawatiran terhadap instrumen keuangan yang
pengembalian (return), dan biaya (cost). sifatnya spekulatif dan memiliki risiko tinggi. Dalam
studi ini, kami menemukan bahwa sebesar 25,7%
responden mengungkapkan faktor spiritualitas adalah
faktor utama yang memotivasi mereka menggunakan
produk keuangan syariah.
tSurvey.id mengombinasikan kekuatan teknologi survei digital dengan data telekomunikasi Telkomsel
yang luas untuk menawarkan sebuah pendekatan baru dalam pelaksanaan riset dan survei. Dengan
menggabungkan kemampuan platform pengumpulan data digital dan luasnya basis data telekomunikasi
Telkomsel, tSurvey.id dapat dengan akurat menargetkan segmentasi dan profil responden sehingga
mempercepat waktu pengumpulan data. Bukan hanya sebatas platform survei digital, tSurvey.id juga
memosisikan solusinya sebagai mitra strategis pelaksanaan riset dan pengumpulan data. Dengan
teknologi yang memanfaatkan big data dan analytics, tSurvey.id menyediakan solusi penelitian
komprehensif yang membantu dalam memahami kebutuhan dan perilaku responden. Khusus untuk
layanan bagi ekosistem akademisi, tSurvey.id berkomitmen untuk terlibat dalam akselerasi peningkatan
kualitas penelitian akademik di Indonesia.
Telkomsel Enterprise merupakan bagian dari Telkomsel, yang menjadi penyedia solusi digital berbasis
teknologi terbesar di Indonesia. Telkomsel Enterprise adalah partner bisnis untuk bertransformasi dan
mengakselerasi pertumbuhan puluhan ribu bisnis nasional maupun multinasional, termasuk UMKM dan
perusahaan rintisan, melalui ragam solusi unggulan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Didukung
teknologi konektivitas digital terdepan Telkomsel, big data dan analytics dari insight pengguna terluas
Telkomsel, serta ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan, Telkomsel Enterprise menghadirkan
berbagai solusi untuk setiap kebutuhan dan tantangan unik pebisnis, dengan portofolio lengkap layanan
yang dapat disesuaikan, mulai dari layanan konektivitas, advanced network services termasuk private
network, solusi komunikasi dan kolaborasi, consumer insight & engagement, digital advertising, cloud and
apps, keamanan siber, IoT, dan solusi yang dihadirkan khusus untuk segmen UMKM.
Layanan-layanan yang kami berikan tersebut mencerminkan pola pikir LM FEB UI yang berfokus pada pelanggan,
mencari solusi, dan mendorong pertumbuhan bagi klien dan partner kami dan juga perekonomian dan bisnis secara lebih
luas. LM FEB UI juga membawa wawasan dan keahlian lintas budaya, lintas batas negara, dan pengetahuan yang berlaku
di berbagai industri, termasuk transformasi bisnis, manajemen acara, pelatihan, pembinaan, konsultasi manufaktur, TI,
dan industri jasa. Rekam jejak LM FEB UI dalam bidang-bidang ini telah terbukti dan dapat diandalkan.
Dalam bidang management consulting, LM FEB UI membantu klien dengan melakukan analisis yang menjadi dasar
pengembangan strategi, konsep, atau rencana bersama pemangku kepentingan yang ditunjuk. LM FEB UI juga membantu
klien dalam mengatasi aspek operasional atau organisasional tertentu untuk meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Dalam
bidang research, layanan LM FEB UI mencakup studi yang berfokus pada produk, pelanggan target, strategi penetapan
harga, pesaing, dan strategi pertumbuhan perusahaan. LM FEB UI juga melakukan penelitian dalam hal kepuasan dan
loyalitas pelanggan, intelijen pasar, ekspansi pasar, pengembangan produk, dan pengembangan model bisnis.
Selain itu, LM FEB UI menyediakan program training, baik itu berbentuk public maupun in-house yang bertujuan untuk
membantu para pegawai di suatu organisasi atau perusahaan mulai dari level new entry hingga tataran eksekutif dalam
mewujudkan transformasi organisasi atau perusahaan, serta memimpin proyek manajemen perubahan. Fokus LM FEB UI
adalah pada pengembangan kompetensi individu dan memperluas perspektif mereka sehingga meningkatkan peluang
kesuksesan pribadi, unit kerja, dan organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Sementara itu, dalam bidang
assessment, LM FEB UI membantu klien dalam proses seleksi dan evaluasi pegawai melalui tes psikologis dan tes
kompetensi. LM FEB UI menggunakan metode dan materi tes terbaru, serta melakukan wawancara mendalam dengan
calon pegawai untuk mendapatkan sumber daya manusia berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien. LM FEB UI juga
terlibat dalam pengembangan sumber daya manusia klien, mewakili kepentingan mereka, dan melindungi investasi mereka.
LM FEB UI berkomitmen untuk memberikan solusi konsultasi manajemen yang komprehensif, terpercaya dan mendukung
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas bagi klien dan partner kami. Dengan akumulasi pengalaman dan
keahlian yang kami miliki, kami siap membantu Anda mencapai pertumbuhan dan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau ingin berdiskusi tentang
bagaimana kami dapat membantu Anda, jangan ragu untuk mengunjungi
www.lmfebui.com.
Indonesia Consumer Finance Report 2023