Professional Documents
Culture Documents
Laporan PKL - Lingga Ananda Riyani - 230110180164
Laporan PKL - Lingga Ananda Riyani - 230110180164
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
METODE PENGUJIAN KADAR PROTEIN
PADA PRODUK PERIKANAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS
DAERAH PENGUJIAN DAN PENERAPAN MUTU PRODUK
PERIKANAN (UPTD PPMPP) CIREBON
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
memberikan Rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Laporan Praktik Kerja Lapanagn (PKL) yang berjudul “Metode Pengujian
Kadar Protein pada Produk Perikanan di Unit Pelaksanaa Teknis Daerah Pengujian
dan Penerapan Mutu Produk Perikanan (UPTD PPMPP) Cirebon”.
Selama penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapanagn (PKL) penulis banyak
mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Emma Rochima, SPi., M.Si sebagai anggota komisi Pembimbing
sekaligus Dosen Wali yang telah memberi banyak masukan, dorongan dan
motivasi.
2. Dr. Achmad Rizal, S.Pi., M.Si. selaku Kepala Program Studi Perikanan.
3. Dr. sc. agr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
4. Drs. Dadang Ruhiyat, M.Pd selaku Kepala UPTD PPMPP Cirebon
5. Ibu Tina Aristiana S.Pi. selaku Kepala Sub. Bagian Pengujian di Unit
Pelaksana Teknis Daerah Pengujian dan Penerapan Mutu Produk Perikanan
(UPTD PPMPP) Cirebon.
6. Bapak Muadi, S. Pi selaku Pembimbing Lapangan sekaligus Kepala Analis
Laboratorium Kimia
7. Bapak Firman Pelani, S.ST.Pi., bapak Rio H.S, S.Pi., dan bapak Adi
Permana, S.Pi. dan seluruh analis UPTD PPMPP Cirebon yang telah
membimbing penulis selama PKL.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi
I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup ................................................................................ 2
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan ........................................................... 2
II PROFIL INSTANSI................................................................................ 3
2.1 Sejarah UPTD PPMPP Cirebon...................................................... 3
2.2 Lokasi UPTD PPMPP .................................................................... 4
2.3 Ruang Lingkup ............................................................................... 4
2.4 Struktur Organisasi ......................................................................... 5
2.4.1 Seksi Penerapan Mutu .................................................................... 6
2.4.2 Seksi Pengujian .............................................................................. 6
2.4.3 Sub Bagian Tata Usaha .................................................................. 7
III METODE PELAKSANAAN .................................................................. 8
3.1 Metode ............................................................................................ 8
3.2 Praktik Pengujian Kadar Protein .................................................... 8
3.2.1 Prinsip ............................................................................................. 8
3.2.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 9
3.2.3 Preparasi Sampel ........................................................................... 10
3.2.4 Prosedur Kerja .............................................................................. 11
3.2.5 Perhitungan ................................................................................... 12
3.2.6 Hasil Pengujian ............................................................................. 12
IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 14
4.1 Hasil ............................................................................................... 14
ii
4.2 Pembahasan .................................................................................. 14
4.2.1 Tahap Destruksi ............................................................................ 14
4.2.2 Tahap Destilasi ............................................................................. 15
4.2.3 Tahap Titrasi ................................................................................. 17
V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 19
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 19
5.2 Saran ............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 20
KESAN DAN PESAN ............................................................................ 21
LAMPIRAN ............................................................................................ 22
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis proksimat dikembangkan dari Weende Experiment Station di
Jerman oleh Henneberg dan Stokman pada tahun 1865. Analisis proksimat adalah
salah satu analisis yang biasa digunakan untuk menguji kualitas atau kandungan
nutrisi di dalam bahan baku pakan atau pangan yang didasarkan atas komposisi
susunan kimia dan kegunaannya. Analisa proksimat merupakan metode analisa
kimia untuk mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak
dan serat pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan (Thaha et al., 2018).
Protein adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur karbon (C), hidrogen
(H), oksigen (O), dan nitrogen (N), juga merupakan polimer dari asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptide (Maryani, 2018). Protein mempunyai
bermacam-macam fungsi bagi tubuh yaitu sebagai enzim, pengatur, pertahanan
tubuh, alat pengangkut dan lain-lain. Fungsi utamanya ialah sebagai sumber
pembentuk struktur sel, misalnya rambut, wol, kolagen, jaringan penghubung,
membran sel, dan lain-lain. Selain itu dapat pula berfungsi sebagai protein yang
aktif, seperti misalnya enzim, yang berperan sebagai katalis segala proses biokimia
dalam sel. Protein aktif lainnya adalah hormon, pembawa O2 (hemoglobin), protein
yang terikat pada gen, toksin, antibodi/antigen, dan lain-lain (Rismayanthi, 2006).
Protein merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
besar. Tubuh dapat memproduksi sebagian asam amino, namun sebagian lainnya
hanya bisa didapatkan dari sumber makanan (Purwaningsih et al., 2013). Sehingga
tubuh tetap memerlukan tambahan protein dari makanan yang dikonsumsi agar
fungsi protein dalam tubuh dapat berjalan secara optimal. Maka dari itu sangat
penting untuk mengetahui kandungan protein pada suatu bahan, khususnya produk
makanan. Sehingga manusia dapat menentukan susunan proporsi makanan yang
baik untuk dikonsumsi sehari-hari demi menjaga kesehatan manusia. Untuk
mengetahui kadar protein pada makanan dapat digunakan metode analisis
kuantitatif protein salah satunya dengan metode Kjeldahl (Afkar et al., 2020).
1
2
Ikan menjadi salah satu sumber bahan makanan yang kaya akan kandungan
zat gizi. Ikan termasuk sumber protein yang bermutu tinggi. Protein pada ikan
memiliki komposisi dan jumlah asam amino esensial yang lengkap. Absorpsi
protein ikan lebih tinggi dibandingkan daging sapi, ayam, dan lain-lain. Hal ini
dikarenakan daging ikan mempunyai serat protein lebih pendek dibandingkan
dengan serat protein daging sapi atau daging ayam (Prameswari, 2018).
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dibidang pengujian produk perikanan khususnya
pada parameter pengujian kadar protein.
3
4
3.2.1 Prinsip
Metode Kjeldhal memiliki prinsip, senyawa nitrogen dari jaringan daging
melalui destruksi menggunakan asam sulfat pekat dengan bantuan panas pada suhu
410°C selama ±2 jam (sampai diperoleh larutan jernih) di mana senyawa nitrogen
terikat oleh sulfat membentuk ammonium sulfat. Selanjutnya amonium sulfat
diubah menjadi garam basa NH4OH dengan penambahan NaOH. NH4OH
didestilasi menggunakan panas uap untuk memisahkan senyawa amoniak.
Amoniak ditangkap oleh asam borat membentuk ammonium borat dan selanjutnya
8
9
dilakukan titrasi dengan asam klorida. Penetapan jumlah nitrogen dihitung secara
stokiometri dan kadar protein diperoleh dengan mengalikan jumlah nitrogen
dengan faktor konversi.
1. Alat
Peralatan yang digunakan untuk pengujian protein berdasarkan
pada SNI 01-2354.4-2006 diantaranya sebagai berikut:
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian protein berdasarkan
pada SNI 01-2354.4-2006 diantaranya sebagai berikut:
3.2.5 Perhitungan
V HCl × N HCl × 14,007 × 6,25 × 100%
Kadar protein (%) =
W × 1000
Keterangan:
V HCl : Volume HCl untuk titrasi sampel
N HCl : Normalitas HCl standar yang digunakan
14,007 : Berat atom nitrogen
6,25 : Faktor konversi protein untuk ikan
W : Berat sampel (g)
3.2.6 Hasil Pengujian
Berdasarkan penggunaan proteinnya, kerupuk dibagi menjadi kerupuk
bersumber protein dan kerupuk tidak bersumber protein. Kerupuk sumber protein
merupakan kerupuk yang mengandung protein, baik protein hewani maupun nabati.
Sedangkan kerupuk bukan sumber protein, tidak ditambahkan bahan sumber
protein seperti ikan, udang, kedelai dan sebagainya dalam proses pembuatannya.
13
Adapun syarat mutu kerupuk berdasarkan SNI 0272-1990 dapat dilihat pada Tabel
dibawah:
Pengujian kadar protein pada sampel kerupuk mentah dengan metode total
nitrogen yang di ujikan di UPTD PPMPP Cirebon diperoleh hasil sebagai berikut:
Kadar protein rata-rata dari ketiga sampel kerupuk ikan tersebut adalah
7,97%. Untuk parameter protein pada sampel kerupuk ikan tersebut masuk ke
dalam kriteria “kerupuk protein”. Namun belum dapat diambil kesimpulan apakah
kerupuk tersebut masuk kedalam kategori “kerupuk protein” atau “kerupuk non
protein”. Karena terdapat parameter lain yang belum diujikan terhadap sampel
kerupuk tersebut seperti: bau, rasa, warna, benda asing, kadar abu dan air.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang telah berlangsung selama satu
bulan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengujian dan Penerapan Mutu Produk
Perikanan diperoleh pengetahuan dan keterampilan dibidang pengujian produk
perikanan khususnya pada parameter pengujian kadar protein. Pengujian kadar
protein yang diterapkan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengujian dan Penerapan
Mutu Produk Perikanan 2020 (UPTD PPMPP) Cirebon menggunakan metode Total
Nitrogen (Kjeldahl) sesuai dengan SNI 01-2354.4-2006. Prinsip dari metode ini
adalah oksidasi senyawa organik oleh asam sulfat untuk membentuk CO₂ dan H₂O
serta pelepasan nitrogen dalam bentuk ammonia yaitu penentuan protein
berdasarkan jumlah nitrogen. Dapat diartikan pula bahwa estimasi total nitrogen
yang dikandung oleh makanan dan konversi penyajian nitrogen menjadi protein,
dengan asumsi bahwa semua nitrogen dalam makanan adalah protein. Metode
Kjeldahl dapat dilakukan dalam skala makro semi mikro. Prosedur makro Kjeldahl
yang digunakan untuk bahan-bahan yang sulit untuk dihomogenisasi dan ukuran
sampelnya harus berkisar antara 1-3 gram, sedangkan semi mikro Kjeldahl
digunakan untuk sampel berukuran kecil (kurang dari 300 mg) serta mudah
dihomogenkan. Kadar protein yang diperoleh dari pengujian dengan metode
Kjeldahl ini merupakan kadar protein kasar, karena yang dianalisis dengan cara ini
adalah kadar nitrogennya, sehingga senyawa selain protein yang mengandung
nitrogen akan ikut terdeteksi sebagai protein. Pengujian kadar protein dengan
metode Kjeldahl dapat dihitung dengan mengalikan hasil analisis tersebut dengan
faktor konversi 6,25 maka diperoleh kadar protein dalam bahan makanan tersebut.
4.2 Pembahasan
Analisa protein dengan metode Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi
menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, destilasi dan titrasi.
14
15
didalamnya dapat dianalisis. Dengan kata lain destruksi merupakan suatu proses
penghancuran senyawa organik diubah menjadi senyawa anorganik.
(a) (b)
Gambar 8. (a) Tahap Destruksi; (b) Hasil Destruksi
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Material yang digunakan sebagai destruktor adalah asam sulfat pekat.
Ditambahkan juga Copper (II) sulfat pentahidrat dan Kalium sulfate sebagai katalis
yang bertujuan untuk mempercepat proses destruksi tanpa mengalami reaksi
dengan sampel. Hasil destruksi ditandai dengan larutan sampel berwarna jernih biru
kehijauan. Pada tahap Destruksi dengan asam sulfat pekat dan dipanaskan, berikut
reaksi yang terjadi:
(a) (b)
Gambar 10. (a) Indikator H3BO3 4%; (b) Indikator H3BO3 4% + Destilat
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
17
(a) (b)
Gambar 11. (a) Tahap Titrasi; (b) Hasil Titrasi
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Untuk mengetahui jumlah asam borat yang bereaksi dengan gas
amoniak yang terbentuk, maka larutan ini direaksikan dengan asam klorida dengan
menggunakan metode volumetric atau titrasi. Titik ekivalen dicapai pada saat
warna larutan berubah kembali menjadi merah muda atau warna sebelum asam
borat digunakan sebagai penampung destilat. Jumlah mol Nitrogen yang bereaksi
dengan asam dapat diukur dengan menitrasi asam borat yang berubah menajdi ion
H3BO3- larutan HCl, reaksinya sebagai berikut:
NH4 H2 BO3 + HCl NH4 Cl + H3 BO3
Zat organik yang terkandung dalam sampel berubah menjadi CO2 dan H2O
dan melepaskan amonia yang dalam suasana asam kuat terikat menjadi amonium
sulfat. Kemudian dengan penambahan basa yaitu NaOH akan melepaskan amonium
NH4 tersebut sekaligus mengubahnya sampai menjadi amonia NH3. Seluruh amonia
tersebut serta sedikit air dapat didestilasi dari sampel. Disamping amonia yang
berasal dari zat organis tersebut, air buangan juga mengandung amonia bebas dan
amoniak tersebut ikut tersuling bersama NH3 yang dilepaskan oleh zat organis dan
semuanya disebut nitrogen-kjeldahl; jadi nitrogen kjeldahl ini adalah nitrogen-
18
organis ditambah nitrogen-amonia bebas. Setelah lenyap dari alat pendingin, NH3
tersebut diserap oleh larutan asam borat H3BO3.
Kadar protein diperoleh dari hasil kali jumlah nitrogen dalam sampel
dengan faktor konversi 6,25. Faktor konversi tersebut diperoleh dari kadar nitrogen
rata-rata di dalam protein adalah 16%, maka protein yang terkandung di dalam
sampel (gram) nitrogen adalah 6,25 x sampel (gram). Dimana 6,25 adalah faktor
konversi nitrogen menjadi protein.
5.2 Saran
Pada saat melakukan pengujian diharapkan selalu menerapkan Keamanan
dan Keselamatan Kerja (K3). Karena banyak menggunakan bahan kimia berbahaya
yang digunakan dalam pengujian protein seperti HCl, H2SO4, dan H2O2 yang dapat
menyebabkan luka dan menimbulkan bau yang menyengat. Selain itu pengujian
yang dilakukan harus lebih cermat lagi agar meminimalisir kesalahan yang terjadi
dan hasil yang didapatkan lebih akurat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Afkar, M., Nisah, K., & Sa’diah, H. (2020). Analisis Kadar Protein pada Tepung
Jagung, Tepung Ubi Kayu dan Tepung Labu Kuning dengan Metode
Kjedhal. AMINA, 1(3), 108–113.
Bakhtra, D. D. A., Rusdi, & Mardiah, A. (2016). Penetapan Kadar Protein dalam
Telur Unggas melalui Analisis Nitrogen Mengguanakan Metode Kjeldahl.
Jurnal Farmasi Higea, 8(2), 143–150.
Maryani, T. (2018). Penetapan Kadar Protein dalam Tauco dengan Metode
Kjeldahl. Jurnal Analisis Farmasi, 3(4), 266–272.
Prameswari, G. N. (2018). Promosi Gizi terhadap Sikap Gemar Makan Ikan Pada
Anak Usia Sekolah. Journal of Health Education, 3(1).
Purwaningsih, S., Salamah, E., & Apriyana, G. P. (2013). Profil Protein dan Asam
Amino Keong Ipong-Ipong (Fasciolaria salmo) pada Pengolahan yang
Berbeda. Jurnal Gizi Dan Pangan, 8(1), 77–82.
Rismayanthi, C. (2006). Konsumsi Protein untuk Peningkatan Prestasi.
MEDIKORA, 11(2), 135–145.
Thaha, A. R., Zainal, Hamid, St. K., Ramadhan, D. S., & Nasrul. (2018). Analisis
Proksimat dan Organoleptik Penggunaan Ikan Malaja sebagai Pembuatan
Kerupuk Kemplang. Jurnal MKMI, 14(1), 78–85.
20
KESAN DAN PESAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) UPTD PPMPP Cirebon sangat menarik dan
edukatif. Selain mempelajari dan mempraktikan pengujian kadar protein, saya juga
diberi kesempatan untuk mengikuti pengujian kimia lain seperti pengujian kadar
air, lemak, abu, dan formalin selain itu ketika ada waktu senggang saya diberi
kesempatan untuk mengikuti pengujian mikrobiologi sehingga sedikit banyaknya
menambah pengetahuan dan keterampilan saya dibidang pengujian.
21
22
LAMPIRAN
23
Lampiran 4. Sertifikat
30
Selasa,
- Pengujian kadar lemak pada
27 Juli
bawang goreng
2021
- Pengujian kadar air pada bawang
goreng
32
Senin,
- Membuat media untuk uji
2 Agustus
Salmonella
2021
- Pemberian materi singkat dari Ibu
Tina
- Mengikuti kegiatan profesiensi uji
Salmonella
Selasa,
- Pengujian kadar protein pada pakan
3 Agustus
ikan
2021
- Pengujian kadar abu pada pakan
ikan
- Pengujian kadar air pada pakan
ikan
Rabu, 4
- Pengujian kadar lemak pada pakan
Agustus
ikan
2021
Kamis, 5
- Pengujian kandungan formalin pada
Agustus
ikan tenggiri
2021
- Pengujian kadar air dan pH pada
rajungan kaleng
34
Jum’at, 6
- Penjelasan skema pengujian Coliform
Agustus
dan Escherichia coli (Metoda MPN)
2021
- Uji biokimia lanjutan uji Salmonella
- Penimbangan akhir dan perhitungan
uji kadar air pada produk rajungan
kaleng
Sabtu,
- Melakukan pengujian lanjutan
07 Agustus
untuk uji biokimia pada pengujian
2021
Salmonella.
35
Senin, 9
- Membuat media BHI untuk proses
Agustus
peremajaan staphylococcus
2021
- Membuat media BSA, XLD, HE,
dan BHI untuk stock Salmonella
- Membuat formalin salin dari NaCl
0,85%
- Menguji MRVP untuk uji biokimia
pada uji lanjutan Salmonella
Selasa, 10
- Preparasi contoh
Agustus
2021 - Sterilisasi media pengenceran BFP
- Membuat media pra pengkayaan
LB untuk Salmonella
Kamis, 12
- Melakukan inokulasi sampel ke
Agustus
media TCBS dengan metode strike
2021
menggunakan jarum ose untuk
pengujian Vibrio Cholera.
- Merapikan cawan petri dan alat
pengujian ke tempat penyimpanan.
- Pembuatan media BHI, PBB
Glukosa + Manitol dan TSA untuk
uji lanjutan katalase pada pengujian
Staphylococcus aureus.
- Pembuatan media XLD, HE dan
BSA untuk pengujian kultur murni
Salmonella sp.
- Melakukan sterilisasi alat dan
bahan media untuk pengujian
Staphylococcus aureus pada
autoclave.
36