You are on page 1of 33
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “I” G2P1A0 38-39 MING 3U INPARTU KALA I FASE ARTIF JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERINE DI RUANG KBR PUSKESMAS MAMBA. MANGGARAI TIMUR TAHUN 2023 DISUSUN OLEH: NAMA (URHAYANA, NIM + 202206091443 PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI 2022/2023 LEMBAR PENGESAHAN Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin pada Ny “I” G1POAO 38 -39 minggu Inpartu Kala I fase Aktif Janin ‘Tunggal Hidup Intra Uterin di Puskesmas Mamba Kabupaten Timur Mahasiswa atas nama : Nama : Nurhayana NIM : 202206091443 Telah disahkan pada tanggal 07 September 2023 Pembimbing Institusi Bdn.Rahma Kusuma Dewi, § TINJAUAN PUSTAKA Konsep Persalinan 1. Pengertian Persalinan Dalam pengertian sehari-hari persalinan sering diartikan serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan Tain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) ‘Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai berikut: a, Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001) b, Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan Kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi s umpai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996) ¢. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002) 2. Macam-Macam Persalinan Persalinan Spontan Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, melalui jalanlahir ibu tersebut. b. Persalinan Buatan Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forceps,ataus dilakukan operasi Sectio Caesaria. Persalinan Anjuran Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsungsetelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) qd. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan 3 Abortus, Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi denganberat badan kurang dari 500 gram. Partus immaturus Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayidengan berat bbadan antara 500 gram dan 999 gram, Partus prematurus Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram. Partus maturus atau a’term Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayidengan berat badan 2500 gram atau lebih, Partus postmaturus atau serotinus Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu. Sebab ~ Sebab Mulainya Persalinan Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang ‘memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Beberapa teori yang. ‘menyebabkan mulainya persalinan adalah sebagai berikut: a, Penurunan Kadar Progesteron Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim, Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar rogesteron menurun sehingga timbul his Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) b. Teori Oxitosin Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior. Perubahan eseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar rogesteron menurun schingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot- otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-tanda persalinan.(Ari Kurniarum, S.Si 2016) b. Keregangan Otot-Otot Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah ‘melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya, Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim ‘makin rentan, Contoh, pada Kehamilan ganda sering terjadi Kontraksi setelah keregangan tertentu schingga menimbulkan proses persalinan.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) . Pengaruh Janin Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa, Karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan induksi (mulainya ) persalinan, (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) 4. Teori Prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang ikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan, Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial menimbulkan Kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.mPemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat dianggap sebagai pemicu _terjadinya persalinan. Hal ini juga didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum melahirkan atau selama persalinan.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) ‘Tujuan Asuban Persalinan Adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajad kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal dengan asuhan kebidanan persalinan yang adekuat sesuai dengan tahapan persalinan sehingga prinsip keamanan dan kualitaspelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. (Ari Kurniarum, $.SiT., 2016) 5. Tanda dan Gejala Persalinan Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan, akan dibahasmateri sebagai berikut: 6. ‘Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat 1) Lightening Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) 2) Pollikasuria Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala janin sudah mutai masuk ke dalam. pintu. atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan schingga merangsang ibu untuk sering kencing yang disebut Pollakisuria.(Ari Kurniarum, 2016) 3) False labor (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu olehhis pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat: a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah b) Tidak teratur ©) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu dan bila ibawa jalan malah sering berkurang d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix. (Ari Kurniarum, SSIT., 2016) 4) Perubahan cervix Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut,dan beberapa ‘menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan iniberbeda untuk masing- ‘masing ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.(Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) 5) Energy Sport Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinandengan energi yang, penuh, Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti ‘membersihkan rumah, mengepel, mencuci perabot rumah, dan_pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga persalinan menjadi panjang dan sulit. (Ari Kurniarum, S.SIT., 2016) 6) Gastrointestinal Upsets Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare, obstipasi, mual dan ‘muntah karena efek penurunan hormon terhadap sistem pencernaan.(Ari Kurniarum, $.SiT., 2016) 7. ‘Tanda-tanda persalinan Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah: 1) Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut: a) ») ° Cc) e) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya makinbesar. ‘Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan serviks, Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks. 2) Penipisan dan pembukaan serviks Penipisan dan pembukaan serviks ditandai dengan adanya pengeluaran lendirdan darah sebagai tanda pemula, 3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput {janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapacapillair darah terputus. 4) Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak secara mendadak dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek, Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan Jengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairanmerupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan, Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar. (Ari Kurniarum, S.SiT., 2016) 8. Konsep Dasar Nyeri Persalinan a, Pengertian Nyeri Persalinan Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Sedangkan nyeri_persalinan merupakan pengalaman subyektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, — denyut—_nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot. (I.Utami & Fitriahadi, 2019) Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan yang berlangsung dimulai dari kala I sampai kala 3 persalinan, Nyeri persalinan juga merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan, Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot. Nyeri persalinan ditandai dengan adanya kontraksi rahim, kontraksi sebenarnya telah terjadi pada minggu ke-30 kehamilan yang, Aisebut kontraksi braxton hicks akibatperubahan-perubahan dari hormon estrogen dan progesteron tetapi sifatnya tidak teratur, tidak nyeri dan kekuatan kontraksinya sebesar 5 mmig, dan kekuatan kontraksi braxton hicks ini akan menjadi kekuatan his dalam. persalinan dan sifatnya teratur, Kadang kala tampak keluarnya cairan ketuban yang biasanya pecah menjelang pembukaan lengkap, tetapi dapat juga keluar sebelum proses persalinan. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan dapat berlangsung dalam waktu 24 jam.(1. Utami & Fitriahadi, 2019) Dalam persalinan, pijat juga membuat ibu merasa lebih dekat orang yang merawatnya, Sentuhan seseorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah, dan kuat. Banyak bagian tubuh ibu bersalindapat dipijat, seperti kepala, leher, punggung, dan tungkai, Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu, apakah tekanan yang diberikan sudah tepat.(l. Utamii & Fitriahadi, 2019) Tingkat nyeri seseorang dalam Anonim (2013) dapat diukur dengan skalanyeri, berikut skala nyeri yang dapat digunakan sebagai patokannya: -S-=SSSa o 123465678 9 0 Sa set rt Set Seco see Gambar 1 Skala Nyeri b. Fisiologi Nyeri Persalinan Beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri, yaitu: a. Menurut Murray (1998) & Stabels (1999), nyeri berdasarkan tingkat kedalaman dan Jetaknya. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya, yaitu nyeri visceral dan nyeri somatik. Nyeri visceral adalah nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus persalinan kala I. Nyeri somatic adalah nyeri yang dialami ibu pada akhir kalal dank ala I persalinan. Nyeri disebabkan oleh: 1) Peregangan perineum, vulva 2) Tekanan uteri servikal saat kontraksi 3) Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral, kandung kemih, usu dan struktur sensitive panggul yang lain Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory) Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke spinal cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls naik ke tak. Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeti berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea rah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyerike otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil, Pesan yang berlawanan ini menutup gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut. ‘Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena: 1) Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus, 2) Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuei dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya ‘vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis, 3) Adanya proses peradangan pada otot uterus. 4) Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang ‘memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis. 5) Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah ra jim. Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.. C. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan a. Budaya Budaya mempengaruhi sikap ibu pada saat bersalin, Menurut Mulyati (2002) menjelaskan bahwa budaya mempengaruhi ekspresi nyeri intranatal pada ibu primipara, Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui bagaimana kepercayaan, nil i, praktik budaya mempengaruhi seorang ibu dalam mempresepsikan dan mengekspresikan nyeri persalinan, b, Emosi (cemas dan takut) Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan, Karena saat wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka secara otomatif tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis dari stress tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin, Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan, jika calon ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan, berbagai respon tubuh yang muncul antara lain dengan “bertempur atau lari” (“fight or flight”), Dan akibat respon tubuh tersebut uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yangtak terelakkan Maka dati itu, ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaanrileks yang nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman, cc. Pengalaman Persalinan Menurut Bobak (2000) pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat ‘mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan mempengaruhi sensitifitasnya rasa nyeri. d. Support system Dukungan dari pasangan, keluarga maupun pendamping persalinan dapat ‘membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin,juga membantu mengatasi rasa nyeri €. Persiapan persalinan Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dantakut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatrasi ketakutannya. (Judha, Mohamad : Sudarti : Fauziah, 2012) D. Penyebab Nyeri Persalinan Rasa nyeri persalinan muncul karena: a. Kontraksi otot Rahim Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium, Karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. b. Regangan otot dasar panggul Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral,nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar anus, Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penirunan bagian terbawah janin, Episiotomy ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun rupture pada jalan lahir. c. Kondisi Psikologis Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone prostatglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. Sebab-sebab rasa nyeri dalam persalinan menurut William & Oxorn (2010), yaitu: 1) Anoksia myometrium: kontraksi otot selama periode anoksia relative menyebabkan rasa nyeri, Kalau relaksasi uterus antara saat-saat terjadinya kontraksi tidak cukup untuk memungkinkan oksigenasi yang adekuat, maka beratnya rasa nyeri semakin bertambah. 2) Peregangan serviks: peregangan serviks menyebabkan rasa nyeri yang terutamaterasa pada bagian punggung, 3) Penekanan pada ganglia saraf yang berdekatan dengan serviks dan vagina, 4) Tarikan pada tuba, ovarium dan peritoneum, 5) Tarikan dan peregangan pada ligamentum penyangga. 6) Penekanan pada uretra, kandung kemih dan rectum. 7) Distensia otot-otot dasar panggul dan perineum. Kala J, rasa nyeri terutama disebabkan oleh kontraksi uterus, penipisan segmen bawah uterus, dan dilatasi serviks. Kala Il, nyeritimbul dari dua arah, Sumber pertama adalah peregangan vagina, vulva dan perineum; dan sumber kedua myometrium yang berkontraksi. Kala I, nyeri disebabkan lewatnya plasenta melalui serviks ditambah dengan nyeri yang dihasilkan oleh kontraksi uterus. (Judha, Mohamad: Sudarti; Fauziah, 2012) Akibat Tidak Mengatasi Nyeri Persalinan Nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi ventilasi, sirkulasi ‘metabolisme dan aktivitas uterus. Nyeri persalinan yang tidak diatasi akan menimbulkan, masalah. Dampak yang ditimbulkan dari nyeri persalinan yang tidakteratasi yaitu depresi ost partum yang dapat mempengaruhi fisik serta psikis ibu: dan janin perdarahan, partus lama, peningkatan tekanan darah dan nadi yang dapatmenyebabkan konsetrasi ibu selama persalinan menjadi terganggu, pada janin menyebabkan asidosi akibat hipoksia pada janin, serta pada psikologis ibu dapat meningkatkan kecemasan dan ketakutan yang akan ‘menambah rasa nyeri yang dialami. B. Konsep Dasar Manajemen Nyeri Persalinan, a, Pengertian Manajemen Nyeri Persalinan Manajemen nyeri persalinan adalah sebuah tindakan atau metode untuk menanggulangi nyeri persalinan. b. Macam —Macam Manajemen Nyeri Persalinan a) Manajemen Nyeri Persalinan Farmakologi Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya_ untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri. Namun penggunaan bat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang Giharapkan, Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia yang ‘menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total. Berbagai pilihan pernatalaksanaan farmakologis antara lain: 1) Analgesia narkotik (Mereperidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin Sulfate Fentanyln) 2) Analgesia regional (Epidural, spinal dan kombinasinya) 3) ILA (ntra Thecal Labor Analgesia). ‘Tujuan utama tindakan TLA (Intra Thecal Labor Analgesia) ialah untuk menghilangkan nyeri persalinan tanpa menyebabkan blok motoric, sakitnya hilangtapi mengedannya bisa, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat anesthesia, Keuntungan yang di perdapat dengan program ILA: a) Cepat dan memuaskan. Mula kerja cepat, memberikan analgesia penuh, blok bilateral, serta ketinggian blok dapat diatur. b) Keamanan, Dosis yang digunakan sangat kecil, schingga resiko toksisitas karena anestetik lokal, seperti total spinal, tidak berarti atau tidak ada sama sekali ©) Fleksibel. Pasien dalam fase laten persalinan dapat diberikan fentanil atau sulfentanil intrathecal (single shot) dan dibiarkan bejalan-jalan, Pada multipara dengan pembukaan serviks diatas 8 cm dapat diberikan dosis tunggal petidin atau gabungan narkotik dan anestetik lokal intrathecal untuk menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh selama fase aktif persatinan dan kelahiran, (Andarmoyo Sulistyo, S.Kep., Ners., M.Kes; Suharri, S.ST., 2013) b) Manajemen Nyeri Persalinan Non Farmakologi Dalam mengurangi nyeri persalinan dapat dilakukan metode manajemen nyeri persalinan nonfarmakologi seperti: relaksasi, distraksi, pemijatan atau massage, kompres hangat serta dingin, dan hidroterapi. Di bawah ini dalah jenismanajemen nyeri persalinan non farmakologi yaitu: 1) Relaksasi Nafas Dalam a) Definisi Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, ‘yang dalam hal perawat mengajarkan kepada Klien bagaimana cara melakukan rnafas dalam, nafas lambat (menahan inspir ii secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi mafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi para dan meningkatkan oksigenasi darah. (S. Utami, 2016) b) Tujuan dan Manfaat ‘Smeltzer dan Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan dari teknik relaksasi nafas, dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurnkan kcemasan, Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan oleh Klien setelah melakukan ‘Teknik relaksasi nafas dalam adalah dapat menghilangkan nyeri, ketentraman hati, «dan berkurangnya rasa cemas. (S. Utami, 2016) ©) Faktor—Faktor Yang Mempengaruhi relaksasi Napas Dalam ‘TerhadapPenurunan Nyeri ‘Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu (Smeltzer dan Bare , 2002): Dengan merelaksasikan otot- ‘tot skelet yang mengalami spasme yangdisebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalamispasme dan sikemik. (1) Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya mampu merangsang otot tubuh untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin. (S. Utami, 2016) a) Jenis Relaksasi ‘Ada beberapa jenis cara yang dapat dilakukan dalam melakukan relaksasi, menurut Trullyen (2013), dibagi menjadi lima yaitu: (1). Posisi relaksasi dengan terlentang Letakkan kaki terpisah satu sama lain dengan jari-jari kaki agak meregang lurus kearah luar, letakkan pada lengan pada sisi tanpa menyentuh, sisi tubuh, pertahankan kepala sejajar dengan tulang belakang dan gunakan bantal yang tipisdan kecil di bawah kepala. (2) Posisi relaksasi dengan berbaring Berbaring miring, kedua lutut ditekuk, dibawah kepala diberi bantal dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak menggantung. (3) Posisi relaksasi dengan keadaan berbaring terlentang, Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua Iutut ditekuk, kedua Jengandisamping telinga (4) Posisi relaksasi dengan duduk Duduk dengan seluruh punggung bersandar pada kursi, Ietakkan kaki padalantai, letakkan kaki terpisah satu sama lain, gantungkan lengan pada sisi atau letakkan pada lengan kursi dan pertahankan kepala sejajar dengan tulangbelakang.(Rahmawati, 2018) e) Prosedur Teknik Relaksasi Nafas Dalam Adapun langkah-langkah menerapkan teknik relaksasi nafas dalam adalahsebagai berikut: (1) Atur posisi pasien dengan nyaman serta lingkungan yang tenang, (2) Hindari keadaan tegang dan usahakan untuk rileks (3) Menarik nafas dalam melalui hidung dengan hitungan 1, 2, 3 kemudian tahansekitar 5-10 detik (4) Hembuskan nafas perlahan melalui mulut dan biarkan tubuh menjadi rileks. Lakukan berulang hingga tubuh terasa rileks dan nyaman, 2) Pemijatan atau Massage a) Pengertian Massage adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan Tunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran atau perubahanposisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan atau meningkatkan sirkulasi. Gerakan- gerakan dasar meliputi: gerakan memutar yang, dilakukan oleh telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, meremas-remas, dan gerakan meliuk-liuk. (. Utami & Fitriahadi, 2019) b) Beberapa metode message antara lain (1) Metode Effluerage Memperlakukan pasien dalam posisi setengah duduk, lalu letakkan kedua tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar ke arah pusa simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan menggunakan gerakan, ‘melingkat atau satu gerakan, (2) Metode deep back massage Memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau eluarga pasien menekan daerah sacrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya, Deep back massage adalah penekanan pada sakrum yang dapat mengurangi ketegangan pada sendi sakroiliakus dari posisi oksiput posterior janin, Selama kontraksi dapat dilakukan penekanan pada sakrum yang dimulai saat awal kontraksi dan diakhiri setelah kontraksi berhenti, Jika Klien menggunakan fetal monitor, dapat melihat garis kontraksi untuk memulai dan mengakhiri penekanan. Penekanan dapat dilakukan dengan tangan yang dikepalkan seperti bola tenis pada sakrum 2,34, Metode deep back massage ‘memperlakukan pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah sakrum secara mantap dengan telapak tangan, Jepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya. Gambar 2 Lokasi Pemijatan Pada Nyeri Persalinan Kala 1 Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan metode rubbing massage yaitu teknik pijatan yang dilakukan pada punggung diantara kontraksi. Persalinan disertai rasa nyeri dan 7-14% tidak disertai nyeri, Pada kala I terjadi kontraksi yang, dapat_menekan ujung. syaraf sehingga menimbulkan rangsangan nyeri dan berdampak timbulnya ketakutan dan rasa takut. Ada rasa takut sehingga dapat berdampak pada kecepatan pembukaan serviks sehingga dibutubkan intervensi untuk mengurangi rasa takut tersebut salah satunya dengan memberikan pijatan pada ibu bersalin. (3). Metode rubbing massage Gerakan pemijatan pada daerah punggung bagian belakang secara lembut yang, dilakukan dari atas sampai ke bawah menggunakan telapak tangan atau jaritangan, (4). Metode firm counter pressure Memperlakukan pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan sacrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan, (5) Abdominal lifting Memperlakukan pasien dengan cara membaringkan pasien pada posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulangi lagi.(1. Utami & Fitriahadi, 2019) TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “H” G2P1A0 UK 38-39 MINGGU INPARTU KALA I FASE AKTIF JANINTUNGGAL HIDUP INTRAUTERINE DI PUSKESMAS MAMBA KAB. MANGGARAI TIMUR TAHUN 2023 Tanggal pengkajian —: 07-09-2023 Jam: 17.30 WIT No. Register OL I PENGKAJIAN A. Data Subjektif, 1. Biodata Nama Klien: Ny. H Nama Suami —: Tn, ¥ Umur :26Th Umur 28Th Agama : Khatolik Agama Khatolik Pendidikan: SMA Pendidikan SMA Pekerjaan =: IRT Pekerjaan Swasta Penghasilan =~ Penghasilan —:- Alamat : Golo Wuas Alamat Golo Wuas, Keluhan utama Sakit perut hilang timbul sejak tanggal 07-09-2023 jam 05.30 WIT yang lalu disertai keluar lendir bercampur darah dari jalan Lahir. Riwayat Kesehatan a. Penyakit yang lalu Tbu pernah dirawat dengan keluban mual muntah pada awal kehamilan b. Penyakit sekarang Ibu sedang tidak menderita penyakit apapun. c. Penyakit Keluarga ‘Tidak ada riwayat penyakit menular dan keturunan dalam keluarga 4. Riwayat Obstetri a. Riwayat Menstruasi Amenorhoe — : 12-12-2022 Dismenorhoe - Menarche ——: 14 Tahun Fluor Albus - Lama 25-6 Hari HPHT Banyak : 2-3 kali ganti pembalut per hari Siklus :28HariTeratur/tidak —: Teratur ‘TP/HTL, 19-09-2023 b. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lala No TalBinTh persalinan Usia Tempat Kehamilan_| persalinan Tenis] Penolong | Penyulit persalinan kehamilan ‘Anak Nilas| JK [BB [PB Usia ‘anak 019 fAterm oskesdes jpontan —fBidan ‘Tidak ada [i ps00 hs fra kr em rahun c. Riwayat Kehamilan dan persalinan sekarang ‘bu mengatakan ini kehamilan ke 2 dengan usia kehamilan 38 minggu 2 hari ANC TMI ANCTM I (8 minggu) (19 minggu 2 hari) ANC TM IIT (34 minggu 1 hari ) TTV: TD: 110/8 26,5em, Terapi = tablet Darah dan Vit. C Konseling nutri untuk makan seri sedikit ~ sedikit N : 82 wmenit, RR x/menit, § : 36,7 °C, TB : | : 36,7 °C, TB : 155 em, BB 155 cm, BB : 55 kg, Lila: |: 57 kg, Lila : 26,5 om, Keluhan mual — mual pada | TAK, hasil _ pemeriksaan pagi hari, hasil pemeriksaan | hasil pemeriksaan : TTV 30 mmbg, | TD : 100/80 mmhg, N : 82 = 20 | wmenit, RR : 20 x/menit, S Leopold : TFU 14 cm, Pu- ‘Tambah | ka, dij 140 x/menit Terapi : alk, tablet Penyuluhan yang di dapat : | Tambah Darah, asam Folat anjurkan | dan Vit. C ing tapi | Penyuluhan yang di dapat Konseling gizi, anjurkan mtuk rutin minum obat serta—anjurkan untuk bulan TAK, hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan : TTV : TD : 100/80 mmhg, N : 82 x/menit, RR : 20 x/menit, S 36,7 °C, TB : 155 cm, BB 2 60 kg, Lila : 265 cm, Leopold : TFU 23 em, Pu- ka, kepala, BAP, djj 148 x/menit. Terapi kalk, tablet Tambah Darah, asam Folat dan Vit. C Penyuluhan yang di dapat Konseling gizi, , tanda — tanda bahaya kehamilan, anjurkan untuk rutin minum bat, serta anjurkan untuk memeriksa Kembali bulan depan. Gerak janin dis kali 5. Riwayat KB Ibu akseptor KB Suntik 3 bulan sejak tahun 2019 6. Riwayat Perkawinan Menikah Lama Usia pertama menikah 1 kali #5th 21th kan sejak 5 bulan, Gerak 24 jam terakhir lebih dari 10 7. Riwayat Psikososial Tbu merasa bahagia dengan kehamilannya, suami dan keluarga memberikan dukungan. Hubungan ibu dengan anggota keluarga baik, Ibu tinggal di rumah bersama suami 8. Riwayat Budaya Tidak ada kepercayaan atau tradisi tertentu yang berhubungan dengan kesehatan atau kehamilan 9. Perilaku kesehatan bu tidak mengkosumsi jamu, tidak merokok dan tidak minum minuman keras. 10, Pola kebiasaan sehari-hari B, Pola Kebiasaan No | Sehari-hari Sebelum Hamil Selama Hamil 1 | Nutrisi 3 x makan /hari Minum 8-9 gelas_— air 2-3 x makan /hari Minum 8-9 gelas air putibvhari putil/hari 2 [Pola Bliminast [BAB 1 whari, BAB Ix/hari, BAK 2-4 whari BAK 6-8 whari 3 | Pola Istirahat ‘Tidur siang 1-2 jam Tidur malam 6-8 jam. Tidur siang 1-2 jam Tidur malam 5-7 jam @_| Pola Aktivitas membersinkan rumah, memasak ‘membersihkan rumah, memasak, istirahat 5 | Pola Personal ‘Mandi 2x sehari ‘Mandi 2x sehari hygiene Gosok gigi 2x sehari Gosok gigi 2x sehari Ganti pakaian 1-2x sehari | Ganti pakaian 1-2x sehari Keramas 2x seminggu Keramas 2x seminggu Data Objektif Pemeriksaan Umum, Keadaan umum Kesadaran Keadaan emosional Trv 1D Nadi RR ‘Suhu Baik Composmentis Ibu tampak cemas 120/90mmHg 90x/menit 22x/menit 136,5°C 2. Pemeriksaan Khusus a, Inspeksi Rambut + Persebaran rambut merata, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak mudah rontok Tuka Tidak pucat, tidak terdapat edema, tidak terdapat cloasmagravidarum Mata + Conjungtiva merah muda kanan/kiri dan sklera putih kanarkiri. Hidung Tidak ada secret Telinga : Bersih, Takada secret Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan, dan tidak ada caries gigi, Leher ‘Tidak tampak pembesaran Dada : Payudara simetris kanan/kiri, hiperpigmentasi areola kanarvkiri, puting sus menonjol kanawkiri Abdomen: Tidak ada bekas Iuka operasi, tampak linea nigra Genitalia : Tidak ada oedema, tak ada varices, tak ada secret Anus + Tidak ada haemoroid Ekstremitas Atas, : Simetris kanan/kiri, pergerakan baik. Bawah : Simetris kanankiri, tidak ada oedem kanar/kiri dan tidak ada varises kanan/kiri Palpasi Leopold I: TFU Palpasi 3 jari bawah px (30cm) Leopold II: Punggung kanan Leopold III: Presentasi kepala Leopold IV: Divergen Perut teraba keras saat kontraksi rabim Variasi Me, Donnald : TFU 30m TBI +: 30-12) x 155 = 2.790 gram His +: 4x/1Omenit, Durasi: 40-45 detik Auskultasi Punctum maximum —— : Punggung kanan DIT 131x/menit, regular Perkusi Reflek patella idak diperiksa e. Pemeriksaan Dalam Oleh bidan Jam 17.35 WIT vip : tidak ada kelainan ® Sem Eff 90% Ketuban Negatif () Presentasi Kepala Hodge mm Denominator UUK kanan depan Bagian kecil janin_; tidak teraba Cairan pada sarung tangan : lendir darah Il. INTERPRETASI DATA DASAR A. Diagnosa: G2P1A0 38-39 minggu inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup intrauterin DS: ~ Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 dengan usia kehamilan 9 bulan. - HPHT 12-12-2023 = Thu merasakan gerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan - Thu mengatakan sakit perut hilang timbul sejak tanggal 09-09-2023 jam 05.30 WIT ~ yang lalu disertai keluar lendir darah dari jalan lahir. + Thu mengatakan sudah keluar ketuban spontan pada jam 18.45 WIT ‘TP/HTL: 19-09-2023 Keadaan umum —: Baik Kesadaran : Composmentis TIV 27D 2 120/00mmHg Nadi 90x/menit RR 2 22x/menit Suhu = 36,5°C Leopold I: TFU Palpasi 3 jari bawah px (30cm) Leopold Il: Punggung kanan Leopold III: Presentasi kepalaLeopold IV: Divergen vr ® 9cm Ketuban — : Negatif (-) Presentasi : Kepala Hodge m Cairan pada sarung tangan : lendir darah B. Masalah: - IIL ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL, - Tidak ada IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA - Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera V. INTERVENSI Dx: G2P1A0 38 — 39 minggu inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup intra uterin inpartu kala I fase aktif Tujuan: Persalinan dapat berjalan dengan lancar dan baik Kriteria Hasil: KALA 1. Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri karena kontraksi, 2. Thu mengetahui cara dan waktu mengejan Kala Il: Tidak lebih dari 2 jam, tidak terjadi penyulit Kala IIE: Tidak lebih dari 30 menit, plasenta lahir spontan dan lengkap Kala IV: Tidak terjadi komplikasi Intervensi : 1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga R: Membantu memenuhi kebutuhan akan informasi dan mengurangi rasa cemas Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga mengenai Tindakan yang akan dilakukan R : Tanggung gugat secara hukum 3. Persiapkan tempat, alat, diri penolong, dan obat-obatan yang diperlukan R : Persiapan yang baik akan menurunkan risiko terjadinya penyulit pada ibu dan bayidan untuk melindungi penolong dari risiko terpapar infeksi 4. Beri dukungan emosional R : Menjadikan ibu lebih tenang dalam menghadapi proses persalinan 5. Anjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri R:: Untuk mencegah terjadinya hipoksia pada bayi 6. Observasi tanda-tanda vital, DJJ, dan kemajuan persalinan R : Deteksi dini apabila terdapat tanda-tanda gawat janin dan untuk mengetahuiproses persalinan 7. Ajarkan ibw teknik mengejan R: Agar ibu dapat mengetahui teknik untuk mengejan 8. Ajarkan teknik relaksasi dan pengolaan napas saat kontraksi R : Menurunkan ansietas dan memberikan distraksi yang dapat memblok persepsiinpuls nyeri dalam korteks serebral 9. Anjurkan ibu mengosongkan kandung kemih, R : Agar mempermudah proses turunnya presentasi 10. Anjurkan ibu untuk makan/minum saat tidak merasa nyeri R : Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi yang dapat memperlambat kontraksi danmembuat kontraksi menjadi tidak teratur VI. IMPLEMENTASI Jam 18.45 WIT 1. Mengiformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga Hasil: Ibu dan keluarga mengetahui bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik 2, Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan Hasil: Ibu dan keluarga menyetujui dan telah menandatangani form informed consent 3. Mempersiapkan tempat, alat, diri penolong, dan obat-obatan yang diperlukanHasil: ‘Tempat, alat, dri penolong dan obat-obatan telah siap Memberikan dukungan emosional Hasil: Ibu menjadi lebih rileks dan meminta agar didampingi oleh suami 4, Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri Has Ibu telah tidur miring ke kiri 5. Mengobservasi tanda-tanda vital, DJJ, dan kemajuan persalinan 27D : 120/90mmHg Nadi : 90x/menit RR : 22x/menit Suhu 36,5 °C DIF: 140x/menit, reguler ® 10cm, Hodge : 1V 6. Mengajarkan ibu teknik mengejan Hast Thu mengetahui dan dapat melakukan teknik untuk mengejan 7. Mengajarkan teknik retaksasi dan pengaturan napas saat kontraksi Hasil: Ibu mengetahui dan dapat melakukan teknik relaksasi dan pengaturan napassaat kontraksi 8, Menganjurkan ibu mengosongkan kandung kemih Hasil: Ibu BAK 1 kali 9. Menganjurkan ibu untuk makan/minum saat tidak merasa nyeriHasil: Thu minum teh manis setengah gelas VI. EVALUASI Tanggal 07-09-2023 Jam 18.50 WIT s ~ Tbu mengatakan sakit semakin sering dan lama - Tbu mengatakan ada dorongan untuk mengejan oO: Keadaan umum Baik Kesadaran :Composmentis, TV :1D 120/90mmHg Nadi ‘90x/menit RR 22x/menit Suhu + 36,5°CDIJ — : 140x/menit, regular His: 5x dalam 10 menit, durasi 45-50 detik @ = 10cm Hodge : IV A + G2PIA0 UK 38~39 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup intra uterin P : Penatalaksanaan kala IT CATATAN PERKEMBANGAN : KALA II Tanggal 07-09-2023, Jam 18.55 WIT S [=] - Tou mengatakan ibu merasa lelah Karena meneran + Ibu mengatakan masih merasa mules Of: Keadaan umum Baik Kesadaran = Composmentis TIV :TD 120/80mmHg Nadi : 90x/menit RR 2 22x/menit Suhu 370°C Bayi lahir spontan jam 18.55 WIT, jenis kelamin laki-laki, menangis kuat, kulit kemerahan, plasenta belum lahir, uterus teraba bulat dankeras, ‘TFU setinggi pusat ‘A [=| PIAO kala TIT ‘Tanggal 07-09-2023 Jam 18.55 WIT Memberitahukan Ibu dalam keadaan baik dan bayinya juga keadaan baik lahir dalam 2. Memastikan tidak ada janin kedua 3, Memberikan suntikan oksitosin IM 4, Melakukan PTT, plasenta lahir jam 19.05 WIT 5. Memeriksa kelengkapan plasenta 6. Melakukan massage uterus, pastikan uterus berkontraksi dengan baik, 7. Melakukan IMD Evaluasi laserasi jalan lahir terdapat rupture perineum grade I 9. Menganjurkan ibu dan keluarga massage uterus KALAIV ‘Tanggal 07-09-2023, Jam 19.10 WIT. s Tou mengatakan perutnya masih terasa mules Of: Keadaan umum = Baik Kesadaran = Composmentis TIV :TD 2 120/80mmHg Nadi 2 90x/menit RR : 22x/menit Subu 237,0°C Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat,VU kosong Darah yang keluar kurang lebih 100cc, terdapat rupture perinium grade 2 ‘A [=| PIAO Kala IV P [= | Tanggal 07-09-2023 Jam 19.00 WIT 1 Memberitahukan Ibu hasil pemeriksaan bahwa Ibu dalam keadaan baik, terdapat perlukaan pada jalan lahir yang akan dilakukan penjahitan Melakukan penjahitan rupture perineum. Melakukan pemantauan kala TV ‘Melakukan pengukuran antropometri pada bayiBB: 2900gr PB: 49cm. LK: 34em_ LD: 30cm Memberikan injeksi Vitamin KI pada bayi ‘Meletakkan bayi pada infant warmer Membersihkan Ibu Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman kepada Ibu ‘Lampiran 1. Lembar Partograf eee eee eet wu 40 [eae] Lembar partograf bagian belakang CATATAN PERSALINAN Tonggat: 01:09:202 menyeuen ile Tempat pesainn: {rumah fou Puskas [yan bent Le ‘Aemattompat persainen Hambe CRaan aru ) KALAL {Partogra melewat gars waspeda KALIL ine SEO, mont Eplsotoml: [4 Hk | Jy nea: Pendamping pada saat persian: suami(}keluerga }leman{ ] dukun tok oda ‘Gawat ann [_]miengkan bv ke ski mint bu menark napa} epsom) Distos Bahu: ]Manuver Me Rebar Ibumarengkang_{ }Lainnya ALA Lama Kala: 16 ment Jumiah Perdarahan: £0 o 2. Pemterian Okstosin 1OUIM <2 ment? Eyal jee ——— ap e Pemberian Oxtosis ong x)? i b. Pemegangan tal put terkendal? ya io ‘. ‘e Masase fundus uter? (yal igen e@ Lasers panaum dora. Tindskan: (Amengeuettan secara manual (_ ]meruuk Vek ‘Nonia er: 1Kompresi bimanual nema _{ ] etl Ergometin 1 Okatosndrin BAY BARU LAHIR 5 Beat Gadin: 2302. gram Paar: 48.... om Jena Keamin QP NiaiarcaR 2... Bayi baru lahir pucatibirulemas: (J mengeringkan { ] menghangatkan [ | bebaskan jalan napas {Ysa anu Latin tan retainer Scr rtk estan ena -- PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV Toa Kowa | e sam Tetanan undue 00 | perdarahan we] moma | Togmar | neat | sume | unten | yan | Rem Toe oa elsif Tae | For | : fae Thee ace Tek [—Nenerg 1 90 ig -40 | Wo ¢o ae Wai —|—Katmg | 200 tgs [leo a bo 35 Tne Bo 0 i ao 2 sss The be see Trait Kars [toe ‘Parsons yry Saran wt rath ese a 4 Ke Wo | Tango? Water = Semua nis Breast care ASL Perawatan Tal Pusat KL ‘Gal munis

You might also like