You are on page 1of 9

Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal.

125-133

SIFAT FISIS DAN MEKANIS PAPAN PARTIKEL DARI LIMBAH


CAMPURAN SERUTAN ROTAN DAN SEBUK KAYU

PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES PARTICLE BOARD


FROM MIXED WASTE RATTAN SHAVINGS AND SAWDUST

Djoko Purwanto
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banjabaru
Jl. P. Batur Barat No.2. Banjarbaru

ABSTRAK

Limbah serutan rotan dan serbuk kayu ditumpuk dan dibakar oleh masyarakat. Penelitian ini mempelajari
pemanfaatan limbah serutan rotan dan serbuk kayu dengan urea formaldehida.sebagai perekat. Limbah serutan
rotan di potong dengan panjang 1 sampai 1,5 cm dan dicampur serbuk kayu dalam perbandingan 100% dan 0%;
75% dan 25%; 50% dan 50%; 25% dan 75%; dan 0% dan 100%. Kemudian ditambah perekat urea
formaldehida sebanyak 11% dari berat bahan. Papan partikel ditekan secara hidrolik pada suhu 110 – 120 0 C
dengan tekanan 15 kg/cm2 selama 15 menit. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa papan partikel yang dibuat dari satu jenis bahan baku limbah serutan rotan (100%) atau serbuk kayu
(100%) menghasilkan sifat fisis mekanis memenuhi syarat SNI. 03- 2105-2006, dan lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan dua campuran limbah serutan rotan dan serbuk kayu.

Kata kunci: Serutan rotan, serbuk kayu, urea formaldehida, papan partikel, fisis, mekanis

ABSTRACT

Waste rattan shavings and sawdust piled up and burned by the public. This research studied the utilization of
waste rattan shavings and sawdust for particle board with urea formaldehida.as adhesive. Waste shavings rattan
pieces with a length of 1 to 1.5 cm and mixed with sawdust. in a ratio of 100% and 0%; 75% and 25%; 50% and
50%; 25% and 75%; and 0% and 100%. Then added urea formaldehyde adhesive of 11% by weight of material.
Hydraulically pressed particle board at a temperature of 110-120 0 C with a pressure of 15 kg / cm2 for 15
minutes. Each treatment was repeated 3 times.The results showed that the particle board is made from one type
of raw material waste rattan shavings (100%) or sawdust (100%) produces mechanical physical properties
qualify SNI. 03- 2105-2006, and better than using two mixed waste rattan shavings and sawdust .

Keywords: rattan shavings, sawdust, urea formaldehyde, particle board, physical, mechanical

PENDAHULUAN komplek yang berfungsi memberikan


kekuatan kekakuan pada batang rotan, dan
Di Kalimantan Selatan limbah industri serat kulit rotan dapat sebagai penguat
kecil lampit rotan potensinya cukup besar, pada komposit polimer. (Badan Penelitian
limbah tersebut diperkirakan sebesar 347. dan Pengembangan Hasil Hutan., 2007).
256 ton pertahun (Rahmadi, 2007). Limbah Industri penggergajian kayu
dalam bentuk potongan dan hasil menghasilkan serbuk kayu rata – rata
pembelahan dari rotan yang berupa serutan sebesar 8,77% dari pembelahan awal dolok
kulit dan hati rotan selama ini belum (break down), pembelahan kedua
dimanfaatkan oleh industri, sehingga perlu (resawing), pemerataan panjang/lebar
dimanfatkan menjadi produk yang dapat papan/balok, dan pemotongan. Dari industri
bermanfaat. pengolahan kayu lapis dihasilkan serbuk
Komponen kimia rotan pada kayu rata - rata sebesar 2,21% volume,
umumnya meliputi sellulosa (39 - 58%), yang terdiri dari potongan dolok,
holoselulosa (71 - 76%), lignin (18 - 27%) pengupasan venir, pemotongan venir dan
dan silika (0,54 - 8%). Komponen ini yang pemotongan tepi kayu lapis. Selama ini
bisa mengakibatkan rotan memiliki serbuk kayu belum dimanfaatkan secara
kekuatan; seperti selulosa berfungsi optimal dan untuk bahan bakar boiler pada
memberikan kekuatan lentur dan tarik pada industri (Purwanto, 2009). Menurut Badan
batang; dan lignin merupakan polimer yang Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

125
Sifat Fisis Dan Mekanis... (Djoko Purwanto)

(2004), sifat kimia kayu sama seperti halnya BAHAN DAN METODE PENELITIAN
serbuk kayu yaitu memiliki kandungan kadar
abu, silika, lignin, selulosa dan pentosan. Bahan dan Peralatan
Papan partikel adalah papan tiruan
dapat dibuat dari limbah potongan/partikel Bahan baku yang digunakan dalam
atau limbah industri kehutanan, penelitian ini terdiri atas limbah serutan
perkebunan dan pertanian yang direkat rotan dan serbuk kayu yang diambil dari
dengan bahan perekat organik dengan industri kecil anyaman rotan dan
melalui proses penekanan. Potongan atau penggergajian kayu di daerah Banjarbaru
partikel limbah yang digunakan dapat dari Kalimantan Selatan; dan perekat urea
bahan yang bermutu rendah (sisa bubutan, formaldehida yang diperoleh dari PT Surya
sisa kayu gergajian, cabang-cabang kayu, Satria Timur Plywood di Banjarmasin.
potongan - potongan serat dan lainnya) Peralatan yang digunakan antara lain alat
yang mengandung lignin dan sellulosa. potong limbah kulit serutan rotan, ayakan,
Oh dan Lee (2012) mengatakan pengaduk perekat, alumunium foil, alat
Industri pengolahan kayu secara umum cetakan untuk pembuatan papan, alat press
menggunakan perekat urea formaldehida hidrolik, dan alat uji sifat fisis mekanis kayu
sebagai bahan pengikat pada produk kayu.
Sekitar 90% dari dunia yang berbasis kayu - Metode
produk panel menggunakan resin urea
formaldehida. Sejumlah keuntungan bagi Bahan baku yang berupa limbah
perekat ini diantaranya mudah untuk serutan rotan dipotong – potong dengan
menangani dan ideal untuk aplikasi panel panjang 0,5 – 1,0 cm. Limbah potongan
interior. Rendahnya harga membuat untuk rotan dicampur dengan serbuk kayu dalam
produksi relatif murah. Kemudian Purwanto komposisi 5 taraf (a1, a2, a3, a4, dan a5).
(2015) mengemukakan penggunaan Ditambahkan perekat urea formaldehida
perekat urea formaldehida minimal dalam konsentrasi 11% dari jumlah bahan
konsentrasi 11% cukup ideal untuk (spesifikasi perekat urea formaldehida yaitu
menghasilkan sifat fisis dan mekanis papan viscositas/kekentalan: 70 cp, pH: 8, Solid
partikel dari limbah kulit kayu galam. Lias et content /kadar zat padat perekat: 50%).
al. (2014), mengatakan papan patikel yang Dicetak dalam ukuran panjang, lebar dan
dibuat dengan bahan baku yang homogen tebal 30 x 30 x 1 cm. Ditekan dalam suhu
dengan ukuran partikel 2.0 mm dengan 120 0 C selama 15 menit dengan tekanan 16
konesentrasi perekat 11% urea kg/cm2. Papan partikel yang dihasilkan
formaldehida menunjukkan hasil yang lebih (Gambar 1) dikeringkan alami. Dilakukan
baik untuk sifat fisis dan mekanis. pengujian sifat sifis dan mekanis (kadar air,
Untuk meningkatkan pemanfaatan pengembangan tebal, kerapatan,
limbah serutan rotan dan serbuk kayu maka keteguhan patah/ MOR, keteguhan
limbah berupa potongan serutan rotan lentur/MOE, keteguhan cabut sekrup dan
tersebut masih dapat dimanfaatkan sebagai keteguhan tarik. Prosedure pengujian
bahan baku papan partikel. Diantara salah mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI)
satu keuntungan pembuatan papan partikel 03-2105-2006.
adalah dapat memanfaatkan berbagai Data hasil penelitian diolah
macam bahan berligno selulosa dengan menggunakan rancangan percobaan acak
ukuran yang kecil, sedangkan produk yang lengkap 1 faktor (A), dan analisa sidik
dihasilkan dapat diperoleh dalam ukuran ragam. Model rancangan yang digunakan
yang besar. menurut Sudjana (2002) yaitu :
Tujuan penelitian ini mempelajari sifat Yij = μ + Ai + E ij , dalam hal ini :
fisis dan mekanis papan partikel dari Yij = respon pengaruh faktor campuran
campuran limbah serutan rotan, serbuk limbah rotan dan serbuk kayu pada taraf
kayu dan perekat urea formaldehida. ke-i dan ulangan ke-j ; μ = Rata-rata
Produk papan partikel yang dihasilkan pengamatan; A i = pengaruh perlakuan
dibandingkan dengan persyaratan papan campuran limbah rotan dan serbuk kayu
partikel menurut BSN/SNI 03-2105-2006. pada taraf ke-i; E ij = pengaruh acak

126
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 125-133

perlakuan campuran limbah rotan dan HASIL DAN PEMBAHASAN


serbuk kayu suatu sisaan (galat) untuk taraf
ke-i dan ulangan ke-j. Kadar air
Perlakuan campuran limbah serutan
rotan dan serbuk kayu sebanyak 5 (lima) Nilai rata – rata kadar air papan
taraf meliputi a1: campuran serutan rotan partikel berada diantara 8,47 sampai
100% dan serbuk kayu 0%; a2: campuran 11,67% (Gambar 2 ). Kadar air terbesar
serutan rotan 75% dan serbuk kayu 25%; (11,67%) diperoleh papan partikel yang
a3: campuran serutan rotan 50% dan dibuat dari perlakuan a2 (campuran limbah
serbuk kayu 50%; a4: campuran serutan serutan rotan 75% dan serbuk kayu 25%),
rotan 25% dan serbuk kayu 75%; dan a5: dan kadar air terendah (8,47%) dihasilkan
campuran serutan rotan 0% dan sebuk kayu dari perlakuan a3 (campuran limbah serutan
%. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Nilai rotan 50% dan serbuk kayu 50%). Semua
rata-rata sifat fisis dan mekanis papan papan partikel yang dibuat kadar airnya
partikel yang dihasilkan dibandingkan memenuhi syarat SNI. 03 – 2105 – 2006
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) (dibawah 14%). Dari analisis sidik ragam
03-2105-2006. tentang mutu papan partikel. menunjukkan bahwa perlakuan campuran
serutan rotan dan serbuk kayu berpengaruh
sangat nyata terhadap nilai kadar air papan
partikel (Tabel 1). Hasil uji beda nyata
menunjukkan bahwa antara perlakuan
campuran serutan dan serbuk kayu berbeda
sangat nyata terhadap nilai kadar air.
Namun tidak semua antar perlakuan
menunjukkan perbedaan nyata terhadap
nilai kadar air. papan partikel (Tabel 2).
Papan partikel dari campuran limbah
serutan rotan dan serbuk kayu memiliki
kadar air lebih besar dibandingkan papan
a1 a2
partikel dari limbah serutan 100% (a1) atau
serbuk kayu 100% (a5), hal ini
dimungkinkan kedua bahan campuran
tersebut tidak bisa saling mengikat
sehingga menimbulkan celah antar partikel,
dan sifat higroskopis uap air yang lebih
besar. Kondisi lingkungan (kelembaban)
tempat dimana papan partikel ditempatkan
juga akan berpengaruh terhadap sifat
higroskopis uap air papan partikel. Menurut
Nuryaman et al. (2009) pada saat
a3 a4 pengkondisian, papan partikel yang
tersusun atas partikel - partikel masih
memiliki sifat higroskopis, artinya dapat
menyerap atau melepaskan air dari
lingkungannya pada saat pengkondisian
kelembaban udara di ruang pengkondisian
cukup tinggi, papan partikel akan menyerap
uap air dari lingkungannya dan mengisi
kekosongan rongga partikel dan antar
partikel.

a5

Gambar 1. Papan Partikel Hasil Penelitian

127
Sifat Fisis Dan Mekanis... (Djoko Purwanto)

Pengembangan tebal Kerapatan

Nliai rata – rata pengembangan tebal Nilai rata – rata kerapatan papan
papan partikel setelah direndam dalam air partikel berada diantara 0,571 sampai 0,602
selama 24 jam berada diantara 17,78 g/cm3 (Gambar 3). Semua nilai kerapatan
sampai 24,24% (Gambar 2). Persyaratan papan partikel yang dibuat nilai
nilai pengembangan tebal papan partikel kerapatannya memenuhi syarat SNI. 03 –
dalam SNI 03 – 2105 - 2006 tidak 2105 – 2006 (0,4 - 0,9 g/cm3). Hasil analisis
dipersyaratkan. Dari analisis sidik ragam sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan
menunjukkan bahwa perlakuan campuran campuran bahan serutan rotan dan serbuk
bahan baku serutan rotan dan serbuk kayu kayu tidak menunjukan berpengaruh nyata
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai terhadap nilai kerapatan papan partikel
pengembangan tebal papan partikel (Tabel (Tabel 1). Nilai kerapatan papan partikel
1). Hasil uji beda nyata diperoleh bahwa yang dibuat dari satu jenis bahan partikel
ada perbedaan nyata antar perlakuan.. menghasilkan nilai kerapatan papan partikel
Namun tidak semua perlakuan yang lebih besar dibandingkan yang dibuat
menghasilkan perbedaan nyata (Tabel 2). menggunakan campuran dua jenis bahan
Papan partikel yang dibuat dari satu jenis baku (Gambar 3). Diharapkan campuran
bahan baku menghasilkan nilai kedua jenis bahan baku dapat memperkecil
pengembangan tebal yang lebih rendah rongga – rongga antar partikel sehingga
dibandingkan papan partikel yang dibuat meningkatkan nilai kerapatan papan
dari dua jenis bahan baku yang berbeda. partikel, namun hasilnya sebaliknya.
Namun penambahan serbuk kayu 50% Kondisi ini dimungkinkan karena
terjadi sebaliknya yaitu penurunan penggunaan satu jenis bahan baku memiliki
pengembangan tebal dari 18,39% menjadi sifat fisis lebih homogen, sehingga makin
17,78%. Kondisi ini dimungkinkan terjadinya rapat antara partikel. Abdurachman dan
distribusi yang merata partikel serbuk kayu Nurwati (2011), mengemukakan bahwa
yang memiliki ukuran lebih kecil mengisi kerapatan papan partikel dipengaruhi oleh
celah – celah antar partikel sehingga ikatan struktur bentuk fisik bahan baku partikel
kedua partikel dengan perekat makin solid yang digunakan. Kelley (1997) melaporkan
dan daya serap air makin berkurang. bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
Surdiding dan Erwinsyah (2011) nilai kerapatan papan partikel diantaranya
mengemukakan bahwa tingginya nilai jenis partikel kayu, tekanan kempa, jumlah
pengembangan tebal papan partikel dapat partikel, jumlah perekat dan aditif.
disebabkan oleh tingkat absorpsi air oleh
sifat fisik bahan baku dan sifat perekat yang Kerapatan (g/cm3)
digunakan. Menurut Olufemi et al (2012),
penyerapan air dan pengembangan tebal
SNI. Papan partikel 0,4 - 0,9 g/cm3)
adalah sifat fisik terkait dengan stabilitas
dimensi papan.
Hasil analisa Kadar air dan 0,602 0,6
Pengembangan tebal (%)
Kadar air (%) 0,579 0,577
SNI Papan partikel max. 14% 0,571
Pengembangan tebal (%)
SNI. Papan partikel tidak dipersyaratkan
a1 a2 a3 a3 a5

24,24
21,8 19,95
18,39 17,78
11,67
9,27 8,47 9,17 9,3 Campuran serutan rotan dengan serbuk kayu (%)

a1 a2 a3 a4 a5
campuran serutan rotan dan serbuk kayu (%)

Gambar 2. Grafik hasil pengujian kadar air Gambar 3. Grafik hasil pengujian kerapatan
dan pengembangan tebal

128
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 125-133

Keteguhan patah/MOR Keteguhan lentur/MOE

Nilai rata – rata keteguhan patah Nilai rata – rata keteguhan lentur
papan partikel berada diantara 42,10 papan partikel berada diantara 8443,36
sampai 90,70 kg/cm2 (Gambar 5). Papan sampai 21364,73 kg/cm2 (Gambar 4). Dari
partikel yang dibuat dengan perlakuan a1 analisis sidik ragam pada Tabel 1 diperoleh
(serutan rotan 100%) menghasilkan nilai bahwa perlakuan campuran serutan rotan
keteguhan patah 84,52 kg/cm2, dan papan dan serbuk kayu menunjukkan berpengaruh
partikel yang dibuat dari perlakuan a5 sangat nyata terhadap nilai keteguhan
(serbuk kayu 100%) menghasilkan nilai lentur papan partikel. Hasil uji beda nyata
keteguhan 90,70 kg/cm2 dan memenuhi menunjukkan bahwa semua antara
persyaratan SNI. 03-2105-2006 (diatas 82 perlakuan menghasilkan perbedaan sangat
kg/cm2). Dari analisis sidik ragam nyata terhadap nilai keteguhan lentur papan
menunjukkan bahwa perlakuan campuran partikel (Tabel 2). Papan partikel yang
serutan rotan dan serbuk kayu berpengaruh dibuat dari satu jenis bahan baku
sangat nyata terhadap nilai keteguhan menghasilkan nilai keteguhan lentur lebih
patah (Tabel 1). Hasil uji beda nyata besar dibandingkan dari papan partikel yang
menunjukkan bahwa semua antar perlakuan dibuat dari campuran dua jenis bahan baku.
menghasilkan perbedaan sangat nyata Persyaratan nilai keteguhan lentur papan
terhadap nilai keteguhan patah (Tabel 2). partikel menurut SNI. 03 – 2105 – 2006
Papan partikel yang dibuat menggunakan adalah 2,04. 104 kg/cm2. Perlakuan yang
satu jenis bahan baku menghasilkan nilai memenuhi syarat menghasilkan nilai
keteguhan patah lebih besar dibandingkan keteguhan lentur yaitu papan partikel yang
menggunakan campuran dua jenis bahan dibuat dari serbuk kayu 100% dengan nilai
baku yang berbeda. Kondisi ini 21364,73 kg/cm2. Perlakuan a1 (serutan
dimungkinkan oleh homogenitas sifat fisis rotan 100%) menghasilkan nilai keteguhan
kimia bahan baku penyusun papan partikel lentur belum memenuhi persyaratan SNI 03
yang digunakan. Nuryaman et al. (2009), – 2105 - 2006. Kondisi ini dapat ditingkatkan
menyatakan bahwa keteguhan patah dengan menambah ukuran panjang partikel
produk kayu termasuk papan partikel limbah serutan rotan diatas 1,5 cm. Lias et
cenderung berkurang seiring dengan al. (2014), mengemukakan bahwa
mengecilnya elemen penyusun kayu dalam penggunaan partikel berupa serutan
hal ini penyusun papan partikel. Lias et al. ( (shaving) yang kasar menghasilkan
2014) menyatakan bahwa partikel ukuran kekuatan lentur yang lebih tinggi
2.0 mm lebih tinggi nilai MOR, MOE, dan dibandingkan menggunakan yang halus.
pengembangan tebal dari pada ukuran Abdurachman dan Nurwati (2011),
partikel 1,0 mm. mengemukakan bahwa partikel kasar
mempunyai MOE lebih tinggi dibandingkan
sifat papan partikel dari bahan partikel
Keteguhan patah/MOR (kg/cm2) halus. Kemudian Maloney (1993),
SNI. Papan partikel min. 82 kg/cm2 menyatakan bahwa nilai MOE dipengaruhi
oleh kandungan dan jenis bahan perekat
90,7
84,52 81,43 yang digunakan, daya ikat perekat dan
45,98 42,1 panjang serat serta jenis partikel kayu.
Sedangkan Rudi and Andriati (2012),
a1 a2 a3 a4 a5
mengemukakan kekuatan lentur/MOE dan
patah/MOR memiliki hubungan linier
campuran serutan rotan dan serbuk kayu (%) dengan sifat peningkatan kerapatan papan.

Gambar 4. Grafik hasil pengujian keteguhan


patah

129
Sifat Fisis Dan Mekanis... (Djoko Purwanto)

partikel dari bahan partikel halus. Kemudian


Keteguhan lentur /MOE (kg/cm2) Maloney (1993) menyatakan bahwa nilai
SNI Papan partikel min. 2,04. 104 kg/cm2 MOE dipengaruhi oleh kandungan dan jenis
bahan perekat yang digunakan, daya ikat
perekat dan panjang serat serta jenis
18961,44 16392,96
21364,73 partikel kayu.
9739,27 8443,36

a1 a2 a3 a4 a5

Campuran serutan rotan dan serbuk kayu (%)


Keteguhan cabut sekrup (kg/cm2)

Gambar 5. Grafik hasil pengujian keteguhan SNI. Papan partikel min. 31 kg


lentur
65,67
Keteguhan cabut sekrup 47,34
45 40,67
36
Nilai rata – rata keteguhan cabut
sekrup papan partikel berada diantara 36 a1 a2 a3 a4 a5
sampai 65,67 kg/cm2 (Gambar 6).
Keteguhan cabut sekrup terbesar (65,67 campuran serutan rotan dan serbuk kayu (%)
kg/cm2) dihasilkan pada papan partikel yang
dibuat dengan perlakuan a5 (serbuk kayu
100%); dan terendah (34,31 kg/cm2)
dihasilkan pada papan partikel dengan Gambar 6. Grafik hasil pengujian keteguhan
menggunakan perlakuan a3 (campuran cabut sekrup
limbah serutan rotan 50% dan serbuk kayu
50%). Persyaratan keteguhan cabut sekrup Keteguhan tarik
papan partikel menurut SNI. 03 – 2105 –
2006 adalah minimum 31 kg. Semua papan Nilai rata – rata keteguhan tarik papan
partikel yang dibuat menghasilkan partikel yang dibuat berada diantara 2,95
keteguhan cabut sekrup memenuhi syarat sampai 4,14 kg/cm2 (Gambar 7). Semua
SNI.03 – 2105 – 2006. Dari analisis sidik keteguhan tarik papan partikel memenuhi
ragam menunjukkan bahwa perlakuan syarat SNI. 03 – 2105 – 2006 (diatas 1,5
campuran serutan rotan dan serbuk kayu kg/cm2). Dari analisis sidik ragam
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai menunjukkan bahwa perlakuan campuran
keteguhan cabut sekrup papan partikel serutan rotan dan serbuk kayu
(Tabel 1). Hasil uji beda nyata diperoleh menghasilkan berpengaruh sangat nyata
bahwa semua antara perlakuan terhadap nilai keteguhan tarik papan partikel
menghasilkan perbedaan nyata terhadap (Tabel 1). Hasil uji beda nyata menunjukkan
nilai keteguhan cabut sekrup (Tabel 2). bahwa perlakuan campuran serutan rotan
Papan partikel yang dibuat dari serutan dan serbuk kayu menghasilkan perbedaan
rotan 100% menghasilkan nilai keteguhan sangat nyata terhadap nilai keteguhan tarik
cabut sekrup lebih tinggi dibandingkan dari papan partikel. Namun tidak semua antara
papan partikel yang dibuat dari serbuk kayu perlakuan menghasilkan perbedaan nyata
100% dan campuran dua jenis bahan baku. (Tabel 2). Papan partikel yang dibuat dari
Kondisi ini menunjukkan bahwa ukuran satu jenis bahan baku serutan rotan 100%
partikel yang lebih panjang atau besar menghasilkan nilai keteguhan tarik yang
menghasilkan nilai keteguhan cabut sekrup lebih besar dibandingkan papan partikel
yang lebih kuat dibandingkan dengan yang dibuat dari jenis bahan baku serbuk
papan partikel yang dibuat dari partikel yang kayu 100% atau campuran kedua bahan
ukuran pendek/kecil. Abdurachman dan yang berbeda. Kondisi ini dimungkinkan
Nurwati (2011) mengemukakan partikel oleh pengaruh dari perbedaan sifat fisis dan
kasar mempunyai sifat pegang sekrup dan kimia bahan baku partikel yang digunakan.
MOE lebih tinggi dibandingkan sifat papan Ramadan dan Sayed (2012), mengemuka-

130
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 125-133

kan zat kimia dalam hal ini, sellulosa dan memenuhi syarat. Sifat fisis dan mekanis
lignin dalam kulit dan kayu memiliki papan partikel yang dibuat dari satu jenis
pengaruh terhadap kekuatan mekanik bahan baku lebih baik dibandingkan dengan
(kekuatan patah/ MOR, kekuatan lentur/ papan partikel yang dibuat menggunakan
MOE dan kekuatan tarik papan partikel, dua campuran limbah serutan rotan dan
lebih lanjut dikemukakan makin besar kadar serbuk kayu. Perlakuan campuran bahan
sellulosa makin bertambah kekuatan patah/ baku serutan rotan dan serbuk kayu
MOR, kekuatan lentur/ MOE dan kekuatan menunjukkan berpengaruh nyata terhadap
tarik papan partikel, dan makin besar kadar sifat fisis dan mekanis papan partikel
lignin mengakibatkan penurunan kekuatan kecuali nilai kerpatan.
patah/ MOR, kekuatan lentur/ MOE, dan
kekuatan tarik papan partikel. Saran

Nilai keteguhan lentur papan partikel


Keteguhan tarik (kg/cm2)
yang dibuat dari serutan rotan 100% dan
SNI. keteguhan tarik min. 1,5 kg/cm2 campuran serutan rotan dan serbuk kayu
belum memenuhi persyaratan SNI.03-2105-
4,14
3,81 2006, sehingga perlu dilakukan
3,15 2,95 3,25
penyempurnaan. Penelitian lanjutan
hendaknya dapat menyertai perlakuan
penambahan ukuran panjang ukuran
a1 a2 a3 a4 a5 partikel serutan rotan diatas 1,5 cm.

Tabel 1. Analisis sidik ragam kadar air,


Campuran serutan rotan dan serbuk kayu (%)
pengembangan tebal, kerapatan keteguhan
lentur, keteguhan patah, keteguhan cabut
sekrup, dan keteguhan tarik papan partikel.
Gambar 7. Grafik hasil pengujian keteguhan
tarik NO PARAMETER UJI F HITUNG

KESIMPULAN DAN SARAN


1 Kadar air (%) 32,736 **
Kesimpulan Pengembangan tebal
2 5,035 *
(%)
Papan partikel yang dibuat memiliki
nilai rata – rata kadar air diantara 8,47 3 Kerapatan (g/cm3) 1,604 tn
sampai 11,67%. Pengembangan tebal
diantara 17,78 sampai 19,95%. Kerapatan 4
Keteguhan patah/MOR
214,722 **
diantara 0,571 sampai 0,602 g/cm3. (kg/cm2)
Keteguhan lentur berada diantara 8443,36 Keteguhan lentur/MOE
sampai 21364,73 kg/cm2 . Keteguhan 5 239, 250 **
(kg/cm2)
patah berada diantara 42,10 sampai 90,70
Keteguhan cabut
kg/cm2 .Keteguhan cabut sekrup berada 6 66,420 **
sekrup (kg)
diantara 36 sampai 65,67 kg. Keteguhan
tarik berada diantara 2,95 sampai 4,14 Keteguhan tarik
7 6,674 **
kg/cm2. Papan partikel yang dibuat dari satu (kg/cm2)
jenis bahan baku limbah serutan rotan
(100%) atau serbuk kayu (100%) Keterangan :
menghasilkan sifat fisis mekanis memenuhi **) berpengaruh sangat nyata
syarat SNI. 03- 2105 – 2006, kecuali nilai *) berpengaruh nyata
keteguhan lentur papan partikel yang dibuat tn: tidak nyata
dari limbah serutan rotan 100% belum

131
Sifat Fisis Dan Mekanis... (Djoko Purwanto)

Tabel 2. Hasil uji beda nyata jujur perlakuan terhadap parameter uji sifat fisis mekanis Papan
partikel

PERLA
PARAMETER UJI NILAI RATA-RATA YANG DIBANDINGKAN
KUAN
Kadar air (%) A a2 a5 a1 a4 a3
11,67 9,30 9,22 9.17 8,47

Pengembangan A a2 a3 a5 a1 a4
Tebal (%) 24,24 21,80 19,95 18,39 17,78

Keteguhan a5 a1
patah/MOR a2 a3 a4
A 90,70 84,52
81,43 45,98 42,10
(kg/cm2)
Keteguhan
lentur /MOE a5 a1 a2 a3 a4
A
(103 kg/cm2) 21364,73 18961,44 16392,96 9739,27 8443,36
Keteguhan cabut A a3 a1 a4 a2 a5
Sekrup (kg) 86 65,67 47,34 45 40,67

Keteguhan A a1 a2 a5 a3 a4
Tarik (kg/cm2) 4,14 3,81 3,25 3,15 2,95

Keterangan : ------------- : tidak berbeda nyata

DAFTAR PUSTAKA Penelitian dan Pengembangan Hasil


Hutan Bogor
Rahmadi, A,. (2007). Pemanfaatan limbah Firda, A.S., Kurnia W. P., Ismail B.,
industri pengolahan hasil hutan Subyakto dan Bambang. (2008). Sifat
menjadi papan semen dengan Fisis Mekanis Papan Partikel dari
menggunakan beberapa perekat Serat Sisal atau Serat Abaka setelah
alternative. Thesis Pasca Sarjana Perlakuan Uap. Jurnal Ilmu dan
Jurusan Teknik Lingkungan ITS Teknologi Kayu Tropis. 6(2): 56 - 62.
Surabaya (tidak dipublikasikan) Maloney, T.M. (1993). Modern Particle
Abdurachman dan Nurwati, H. (2011). Sifat board and dry process Fiberboard.
Papan Partikel dari Kulit Kayu Manis. Manufacturing. USA: MilerFreeman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Publication.
29(2):128-141 Nuryaman, A., Iwan, R., dan Pamona, S.N.
BSN. (2006). Papan Partikel. Standar (2009). Sifat Fisik Mekanik Papan
Nasional Indonesia (SNI) 03-2105- Partikel dari Limbah Pemanenan
2006. Jakarta: Badan Standardisasi Kayu. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil
Nasional Hutan. 2(2): 57 - 63
Departemen Kehutanan. (2004). Atlas Kayu Oh S.Y. dan Lee S.S (2012)., Use of
Indonesia Jilid III. Pusat Penelitian Buckwheat Stalk in Particleboard
dan Pengembangan Teknologi Hasil Bonded with Urea-Formaldehyde
Hutan. Badan Penelitian dan Resin Adhesive. Cellulose Chem.
Pengembangan Kehutanan. Bogor. Technol., 46 (9-10), 643 - 647
Departemen Kehutanan,(2007). Atlas Rotan Olufemi A.S., Abiodu O, Omajor., Paul
Indonesia Jilid I. Pusat Penelitian dan F.A.,( 2012). Evaluation of Cement-
Pengembangan Hasil Hutan. Badan Bonded Particle Board Produced
from Afzelia Africana Wood Residues

132
Jurnal Riset Industri Vol. 10 No. 3, Desember 2016, Hal. 125-133

.Journal of Engineering Science and Three- Layer Particleboard


Technology 7(6):732 - 743.School of Manufactured from the Tree Pruning
Engineering.Taylor’s University. of Seven Wood Species. World
Negeria. Applied Sciences Journal 19 (5): 741-
Purwanto, D. (2009). Analisa Jenis Limbah 753.
Kayu pada Industri Pengolahan Kayu Surdiding, R. dan Erwinsyah, P. (2011).
di Kalimantan Selatan. Jurnal Riset Sifat Fisis dan Mekanis Papan Partikel
Industri Hasil Hutan 1(1) :14 – 20 dari Batang dan Cabang Kayu Jabon.
Banjarbaru Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan
Purwanto, D. (2013). Papan Buatan 4(1):14-21. Fakultas Kehutanan IPB.
Dekoratif Dari Pemanfaatan Limbah Bogor.
Kulit Kayu Galam. Laporan Penelitian Sudjana, (2002). Desain dan Analisis
Banjarbaru: Balai Riset dan Eksperimen. Bandung: PT.Tarsito
Standardisasi Industri Banjarbaru Hazwani Lias, Jamaludin Kasim, Nur Atiqah
Purwanto, D. (2015). Papan Partikel dari Nabilah Johari, Izyan Lyana Mohd
Limbah Kulit Pohon Galam (Melaleuca Mokhtar (2014). Influence of Board
Leucadendra) dengan Perekat Urea Density and Particle Sizes on The
Formaldehida. Jurnal Penelitian Hasil Homogenous Particleboard Properties
Hutan 33 (2) :135 - 144. from Kelempayan (Neolamarckia
Rudi.S. and Andriati A.H., (2012). Utilization Cadamba). International Journal of
of Eucalyptus Oil Refineries Waste for Latest Research in Science and
Cement Particle Board. International Technology 3(6): 173 – 176.
Journal of Sustainable Construction
Engineering and Technology. 3(2) : 2 -
10
Ramadan, A., dan Sayed, N. (2012).
Physical and Mechanical Properties of

133

You might also like