You are on page 1of 2

Latar Belakang

Latar Belakang Indonesia beriklim tropis memiliki pola hujan tak menentu. Hujan
adalah hasil dari sebuah proses endapan di udara yang akan berbentuk cairan. Terbentuknya
hujan terjadi saat titik titik air jatuh di bumi secara bersamaan. Intensitas curah hujan adalah
faktor yang dapat memberi pengaruh terhadap kondisi lingkungan wilayah tersebut.
Intensitas Curah Hujan
Intensitas curah hujan dapat diartikan sebagai sejumlah curah hujan yang telah
terkonsentrasi dan berlangsung di periode waktu tertentu, dinyatakan dengan tinggi hujan
atau volume hujan ditiap satuan waktunya.
Rainfall simulator memiliki kerangka bentuk berdasarkan kriterianya, yakni:
karakteristik hujan, dakam penggunaan membawanya, terpentingnya serta yakni
kemudahannya dan saat parameter ukuran dari tetesannya dan distribusi hujan. Fungsi
terpenting dari Rainfall Simulator guna mengatur besar kecil curah air, mengukur volume air
ataupun hujan, menampung, dan mencurah (nozzle). Intensitas (I) biasanya dinyatakan
dengan kedalaman air yang jatuh ke sebuah wadah per satu waktu (mm/jam) dan dapat
V
dihitung menggunakan persamaan: I = x 600 Dimana: I = intensitas (mm/jam), A = luas
Axt
kontainer (cm2), t = waktu (menit), V = volume air di tiap kontainer (ml).
Keseragaman distribusi hujan simulasi didalam areal uji merupakan salah satu hal
yang terpenting karena ketidakpastian hasil yang diperoleh dari keseragaman tersebut.
Keseragaman bersifat tidak tetap seperti pada tekanan udaranya, kecepatan disk, serta buka
∑|x|
ukuran piringan. Cu=100 x (1− ) Dimana : Cu = koefisien keseragaman curah hujan, m
mxn
= kedalaman pengamatan rata-rata (ml), n = jumlah pengamatan, Ʃ(x) = deviasi dari
pengaman individual kedalaman rata rata(mm/jam).
Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapat nilai keseragaman untuk setiap bukaan sudut mulai dari
10˚ = 99,96%, 15˚ = 99,9% dan 20˚ = 99,9% adalah > 70% sehingga dapat disimpulkan
bahwa kinerja alat Rainfall Simulator tersebut dalam keadaan baik dan dapat digunakan
untuk penelitian.
Dalam pengujian ini hasil klasifikasi yang didapatkan untuk setiap sudut 10˚, 15˚ dan
20˚ adalah sangat lebat. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk setiap kenaikan variasi celah
sudut mulai dari 10˚, 15˚ dan 20˚ didapatkan hasil intensitas curah hujan berurut yang
semakin besar. Sehingga disimpulkan untuk setiap kenaikan celah sudut didapatkan hasil

Sumber: Musa, R., Fadli R, M. and Andi Kasim, P. (2019) “Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan
Alat Rainfall Simulator”, Jurnal Teknik Sipil MACCA, 4(2), pp. 113-124. doi: 10.33096/jtsm.v4i2.367.
butiran hujan yang semakin sedikit karena besarnya celah sudut dapat mempengaruhi
diameter air hujan.

Sumber: Musa, R., Fadli R, M. and Andi Kasim, P. (2019) “Klasifikasi Distribusi Butiran Hujan Menggunakan
Alat Rainfall Simulator”, Jurnal Teknik Sipil MACCA, 4(2), pp. 113-124. doi: 10.33096/jtsm.v4i2.367.

You might also like