You are on page 1of 23

MAKALAH BERFIKIR SISTEM

“PENERAPAN MIND MAPPING, PERUBAHAN SISTEM DAN PERSONAL


MASTERY DALAM KASUS COVID-19”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK GANJIL

JUMRIATI 110192023
VAMMY ANGRIANI 310192023
A.SRI NURBIYANTI 610192023
MUHAMMAD TSAQIB AMMARIE 810192023
SYARIFAH ZAHRA AL-MAHDALY 1110192023
ADE ADRIANI SYEN 1310192023
NUR SYIFA INDAH SARI 3310192023
AWALIA AL SAFITRI 3510192023
AMIRAH RIZKYANTI SYAMSUL 3710192023
PUSFITASARI. H 4310192023

PASCASARJANA MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023/2024

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PENERAPAN MIND MAPPING, PERUBAHAN SISTEM DAN
PERSONAL MASTERY DALAM KASUS COVID-19” dapat terselesaikan.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap akan saran dan kritik. Sekali lagi kami
mengucapkan terima kasih sebanyak- banyaknya atas kerja sama dalam satu kelompok
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua orang. Aamiin

Makassar, 18 Desember 2023

Kelompok Ganjil
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 MIND MAPPING

Istilah mind mapping berasal dari kata mind dan mapping dalam bahasa Inggris.
Mind berarti pikiran, sedangkan mapping adalah kegiatan memetakan. Secara harfiah,
mind mapping dapat disimpulkan sebagai kegiatan memetakan pikiran. Sementara secara
lebih luas, mind mapping dapat diartikan merujuk pada pengertian dari seorang ahli
bernama Tony Buzan.
Menurut Buzan, mind mapping adalah cara memetakan pikiran dengan mencatat
secara kreatif dan efektif. Dengan begitu, mind mapping juga berarti cara membuat
catatan dan menghubungkan ide-ide serta memvisualkan konsep yang lebih efisien
daripada metode mencatat biasa. Pada mind mapping, terdapat beberapa komponen
dalam cara membuat catatan, yaitu dengan menggunakan gambar, simbol, hyperlink,
lampiran tugas, sampai memo catatan.

a. Manfaat Mind Mapping


⮚ Merangsang kerja otak kiri dan otak kanan secara bersamaan.

⮚ Membuat pikiran bebas dari aturan belajar saat awal-awal belajar.

⮚ Membuat aktivitas belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan.

⮚ Mengembangkan ide-ide.

⮚ Membuat rencana kerangka cerita.

⮚ Membuat rencana pribadi.

⮚ Membuat usaha baru.

⮚ Membuat ringkasan isi buku.

⮚ Membuat aktivitas belajar menjadi lebih fleksibel dan efisien.

⮚ Meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas.

⮚ Membuat pikiran dan konsentrasi terpusat.

⮚ Dapat meningkatkan pemahaman mengenai suatu materi.

b. Jenis-Jenis Mind Mapping


Setelah mengetahui apa itu mind mapping dan manfaatnya. Berikut jenis-jenis
mind mapping.
1. Pohon Jaringan (Network Tree)
Pohon jaringan adalah jenis mind mapping yang berisikan ide utama
suatu konsep yang berbentuk sebuah persegi empat dan kata-kata yang
lainnya ditulis dan dihubungakn dengan garis hubung yang menunjukkan
hubungan antara ide tersebut.
Jenis mind mapping ini cocok digunakan untuk menggambarkan sebab
akibat, tingkatan, prosedur, dan istilah-istilah yang berhubungan. Contohnya
untuk menggambarkan pola rantai makanan.

2. Rantai Kejadian (Events Chain)


Rantai kejadian adalah jenis mind mapping yang umum dipakai untuk
menunjukkan urutan peristiwa, tahap-tahap dalam prosedur, atau proses dari
suatu eksperimen. Contohnya untuk menggambarkan proses terjadinya hasil
eksperimen.

3. Siklus (Cycle)
Siklus adalah jenis mind mapping yang berisikan susunan peristiwa
yang berkesinambungan selayaknya sebuah siklus. Artinya, kejadian terakhir
pada siklus tersebut akan terhubung kembali dengan kejadian awal dalam
siklus dan berulang. Biasanya, jenis mind mapping ini dapat digunakan untuk
menunjukkan hasil antar-kejadian dengan hasil berulang. Contohnya untuk
menggambarkan siklus terjadinya hujan di bumi.

4. Laba-laba (Spider)
Laba-laba adalah jenis mind mapping yang umum digunakan untuk
membuat rencana esai atau organisasi ide-ide. Biasanya, letaknya sangat
terstruktur dengan kaki-kaki yang diproyeksikan dari ide utama, seperti
gambar laba-laba. Contohnya untuk menggambarkan berbagai aktivitas yang
dapat dilakukan ketika melakukan kunjungan ke museum.
1.2 PERUBAHAN SISTEM
Perubahan sistem dalam berfikir sistem merujuk pada proses di mana kita
mengamati, menganalisis, dan memahami bagaimana suatu sistem beroperasi dan
berinteraksi dengan unsur-unsurnya. Fikiran sistem melibatkan cara kita memandang
suatu masalah atau situasi secara holistik, mempertimbangkan hubungan antarbagian,
dan dampaknya terhadap keseluruhan.
Perubahan sistem dalam berfikir sistem dapat melibatkan pemahaman yang lebih
baik terhadap dinamika, pola, dan interdependensi dalam suatu sistem. Ini mencakup
kemampuan untuk melihat perubahan dalam satu bagian sistem bagaimana dapat
mempengaruhi seluruh sistem. Seringkali, perubahan sistem juga melibatkan adaptasi
terhadap lingkungan yang terus berubah, memahami dampak perubahan tersebut pada
sistem, dan mengidentifikasi cara untuk menjaga atau meningkatkan keseimbangan dan
kinerja sistem secara keseluruhan.
Perubahan sistem dalam berfikir sistem juga mencakup kesadaran terhadap waktu,
di mana kita tidak hanya memahami keadaan saat ini tetapi juga mempertimbangkan
perkembangan sepanjang waktu. Hal ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi
tren, pola, atau perubahan jangka panjang yang dapat memengaruhi stabilitas atau
efisiensi suatu sistem.
Selain itu, perubahan sistem dalam berfikir sistem juga mencakup kesediaan
untuk mengadopsi pendekatan yang bersifat lintas disiplin. Ini berarti kita mampu
melibatkan pengetahuan dari berbagai bidang atau disiplin ilmu untuk memahami dan
menangani masalah sistem secara holistik. Dengan mempertimbangkan berbagai
perspektif, kita dapat mengembangkan solusi yang lebih komprehensif dan
berkelanjutan.
Secara keseluruhan, perubahan sistem dalam berfikir sistem melibatkan
evolusi pemikiran dari pandangan yang linear dan terfragmentasi menjadi pandangan
yang menyeluruh, dinamis, dan terhubung dengan baik terhadap kompleksitas suatu
sistem. Ini membantu kita menghadapi tantangan yang semakin kompleks dan berubah
dengan cara yang lebih adaptif dan inovatif.
1.3 PERSONAL MASTERY
Personal mastery adalah disiplin memperjelas dan memperdalam visi pribadi kita,
memfokuskan energi kita, mengembangkan kesabaran, dan melihat realitas obyektif,
kompetensi dan keterampilan. Personal mastery mengacu pada serangkaian teknik dan
strategi yang membantu kita hidup dan bekerja di puncak keinginan kita. Personal
Mastery yang meningkat memberikan kita kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang
berkualitas. Orang yang berkinerja tinggi menginginkan lebih banyak teknik dan strategi
membantu mereka memanfaatkan waktu dan menjadi yang terbaik.
Menurut Peter M. Senge, PM adalah sebuah disiplin yang ditandai oleh upaya
terus menerus yang dilakukan untuk memperjelas dan memperdalam visi pribadi,
memusatkan energi, mengembangkan kesabaran dan memahami realitas dengan objektif.

1.4 COVID-19
COVID-19 adalah penyakit infeksi baru, kasus ini pertama kali dilaporkan oleh
negara Tiongkok di Kota Wuhan, Provinsi Hubei pada 31 Desember 2019. Dalam 3 hari
pasien yang terinfeksi mencapai 44 pasien, jumlah pasien terus meningkat sampai dengan
ribuan kasus data menyatakan 66% pasien memiliki riwayat kontak atau terpapar dengan
pasar seafood and live market di Wuhan. Setelah melakukan penelitian terhadap pasien,
hasil menunjukkan pasien terinfeksi coronavirus jenis betacoronavirus tipe baru. Awalnya
penyakit ini disebut novel coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020
World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut Coronavirus
disease 2019 (COVID-19), yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2).

COVID-19 merupakan virus yang dapat menyebar, salah satunya melalui droplet
yang keluar pada saat bersin dan batuk. Orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan
pasien COVID-19 beresiko lebih tinggi untuk terinfeksi penyakit tersebut. Patogenesis
COVID-19 masih belum diketahui secara pasti, pada manusia COVID-19 terutama
menginfeksi sel-sel pada saluran pernapasan yang melapisi alveoli dengan cara berikatan
dengan reseptor-reseptor kemudian masuk ke dalam sel. Pasien yang terinfeksi COVID-
19 sebagian besar mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti batuk, bersin,
sesak nafas dan disertai demam. Dari data yang didapat 55.924 kasus pada 20 Februari
2020 gejala paling sering merupakan demam, batuk dan kelelahan. Lebih dari 40% pasien
COVID-19 mengalami demam 38,1 -39°C dan 34% mengalami demam lebih dari 39°C,
dengan masa inkubasi berkisaran 3-14 hari.

Data WHO pada tanggal 21 Januari 2020, terdapat 314 kasus yang telah
dikonfirmasi dan dilaporkan untuk kasus COVID-19 secara global. Kemudian terjadi
peningkatan yang sangat cepat, hingga pada tanggal 9 September 2020 WHO
mengkonfirmasi terdapat 27.486.960 kasus di dunia. Indonesia melaporkan kasus
COVID-19, pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah 2 kasus. Angka kasus
COVID-19 terus meningkat di Indonesia dari data WHO terbaru pada tanggal 11
september 2020 Indonesia mengkonfirmasi terdapat 210.940 kasus, dan 8.544 total
kematian.

COVID-19 dinyatakan secara resmi sebagai pandemi oleh WHO dan pemerintah
Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai wabah penyakit, Sehingga perlu dilakukan
pencegahan dan mitigasi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat. Kementerian
kesehatan Indonesia mengeluarkan pedoman pencegahan COVID-19 di masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya menerapkan sosial distancing, hand hygiene,
etika batuk/bersin, dan penggunaan masker.

1.5 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang akan kami bahas dalam
makalah ini yaitu bagaimana penerapan mind mapping, perubahan sistem dan personal
mastery pada kasus Covid-19.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENERAPAN MIND MAPPING TERHADAP KASUS COVID-19

2.1.1 PENGERTIAN COVID-19


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-
CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus
ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih
dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular
ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini sebenarnya bisa
menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa, termasuk ibu
hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus
Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir
semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam
kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan
virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa
perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan
keparahan gejala.
2.1.2 HAKIKAT COVID-19
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.
Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti
flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi
paru-paru (pneumonia).

2.1.3 CARA PENYEBARAN VIRUS COVID-19


Peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi disebabkan oleh bagaimana cara virus
tersebut menyebar. Melansir dari WHO tahun 2021, virus COVID-19 dapat menyebar
melalui beberapa cara berikut:
a. Melalui Droplet
Droplet adalah cairan atau percikan air yang keluar dari saluran pernapasan
ketika seseorang batuk maupun bersin. Risiko penularan virus COVID-19
melalui droplet
akan meningkat drastis apabila seseorang tidak mengenakan masker. Namun
ternyata, droplet tidak hanya sebatas cairan yang dikeluarkan ketika bersin atau
batuk, melainkan juga ketika berbicara, bernyanyi, maupun tertawa.
b. Melalui Kontak Fisik
Kontak fisik seperti berjabat tangan adalah salah satu media penularan
COVID-19, karena kita tidak pernah tahu ada berapa banyak kuman, virus,
maupun bakteri ditangan kita dan lawan bicara. Makanya, sebisa mungkin
hindari kontak fisik secara langsung.
c. Melalui Permukaan yang Terkontaminasi
Penularan virus COVID-19 bisa terjadi saat seseorang menyentuh barang
yang mungkin saja sudah terkontaminasi oleh droplet orang lain. Lalu, virus
tersebut berpindah ke hidung, mulut, atau mata dari sentuhan barang yang
terkontaminasi tadi.
Jika sedang di perjalanan, alangkah baiknya kamu persiapkan hand sanitizer
dengan kandungan alkohol minimal 60% dan tisu basah khusus untuk membunuh
kuman, bakteri, serta virus di tangan.
d. Ruangan dengan Ventilasi Buruk
Ruangan tertutup dengan ventilasi yang kurang baik menjadi tempat
nyaman untuk penyebaran virus. Virus COVID-19 dapat menyebar secara cepat
apabila seseorang terlalu lama berada di dalam ruangan dengan ventilasi yang
buruk. Maka dari itu, bukalah jendela ruangan dan biarkan udara segar
memenuhi ruangan untuk mengurangi risiko penularan.
e. Tempat Ramai
Menghindari tempat ramai menjadi satu dari sekian banyak upaya yang
bisa dilakukan untuk mengurangi penularan. Tempat yang dipenuhi oleh orang-
orang berisiko tinggi karena dapat memungkinkan terjadinya sentuhan fisik atau
droplet yang beterbangan. Menjaga jarak minimal 1 meter adalah langkah
pencegahan yang bisa kamu lakukan ketika sedang berada dalam situasi yang
ramai.
2.1.4 GEJALA COVID-19
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat
hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa
mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Gejala-gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara
umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
⮚ Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)

⮚ Batuk

⮚ Sesak napas
Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu
setelah penderita terpapar virus Corona. Demam adalah gejala yang paling umum,
meskipun beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan
lainnya mengalami demam di kemudian hari. Dalam satu penelitian, 44% orang
mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit, sementara 89% mengalami
demam di beberapa titik selama dirawat di rumah sakit.
Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan , sesak
napas , produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual , muntah , dan
diare telah diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umum termasuk
bersin, pilek, atau sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai
sesak dada dan jantung berdebar . Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa
dapat terjadi. Kehilangan bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang
dikonfirmasi di Korea Selatan.
Seperti yang umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat seseorang pertama kali
terinfeksi dan saat ia mengalami gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi
COVID-19 biasanya lima sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari,
meskipun 97,5% orang yang mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari
infeksi.
Sebagian kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktu
tertentu. Pembawa tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam transmisi
belum sepenuhnya diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan bahwa mereka dapat
berkontribusi pada penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang
dikonfirmasi tetap tanpa gejala selama tinggal di rumah sakit.
2.1.5 PENCEGAHAN COVID-19
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau
COVID19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktorfaktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

⮚ Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang
lain, dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

⮚ Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.

⮚ Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.

⮚ Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

⮚ Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.

⮚ Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif


terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

⮚ Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu
ke tempat sampah.

⮚ Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk
kebersihan rumah.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang
dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah
yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

⮚ Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar
mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.

⮚ Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.

⮚ Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu
pihak rumah sakit untuk menjemput.

⮚ Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai
Anda benar-benar sembuh.
⮚ Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.

⮚ Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.

⮚ Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.

⮚ Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit,
seperti melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara
berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah
untuk mencegah penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit.
Konsultasikan dengan dokter mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
2.1.6 PENGOBATAN COVID-19
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa
langkah yang dapat dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah
penyebaran virus, yaitu:

⮚ Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karatina
di rumah sakit rujukan

⮚ Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi
penderita

⮚ Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi mandiri dan istirahat


yang cukup

⮚ Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga
kadar cairan tubuh

2.1.7 DAMPAK COVID-19


Berikut beberapa contoh dampak virus Covid-19 terhadap kehidupan
⮚ Dampak pada masyarakat
Awal mula kasus Covid-19 di Indonesia membuat banyak warga takut sekaligus
was-was karena virus ini sangat menular. Dampaknya terhadap masyarakat,
pembatasan sosial ini dilakukan oleh pemerintah, ketika keluar rumah harus
selalu memakai masker, menjaga jarak 1 meter dari satu sama lain, dan juga
sering mencuci tangan pakai sabun selama 20 detik. Kebiasaan baru ini harus
kita terapkan untuk mengurangi penularan virus covid-19.
⮚ Dampak terhadap ekonomi
Keuntungan yang diperoleh pelaku usaha mengalami penurunan akibat wabah
Covid-19, baik dari sektor pariwisata maupun sektor penerbangan sepi
penumpang akibat kebijakan social distancing. Di sektor industri pabrik,
produksi juga mengalami penurunan akibat banyaknya karyawan yang di-PHK
(PHK) serta dipulangkan oleh perusahaan sehingga mengakibatkan banyak
orang menganggur.
Waralaba atau warung kecil juga diberikan kebijakan pemerintah yang biasanya
buka dari jam 08.00 – 20.00 dikurangi jam buka sampai jam 08.00 – 15.00
WIB. Penggunaan uang digital untuk membeli barang, karena uang kertas
merupakan perantara penyebaran virus covid-19 yang mudah menular sehingga
banyak orang menggunakan uang digital untuk menghindari penularan virus
covid-19.

⮚ Dampak pada pendidikan


Ketika wabah covid-19 menyerang Indonesia, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa sekolah atau bidang
pendidikan lainnya menyelenggarakan sistem pembelajaran jarak jauh / online,
yang kini biasa disebut School From Home (SFH). Melalui sistem ini, semua
materi dan tugas dibagikan secara online. Hampir semua sekolah dan universitas
tutup sementara agar kegiatan belajar langsung (tatap muka) tidak memperburuk
infeksi virus covid-19.
⮚ Dampak pada pekerjaan
Tidak hanya sekolah yang dilakukan secara online, namun di tempat kerja
sistem Work From Home (WFH) juga diterapkan. Hal ini berdampak pada
orang yang bekerja di area perkantoran. Terkadang pekerja kantoran memiliki
jadwal piket sehingga saat di area kerja tidak banyak orang yang berkerumun
dan juga dapat memutus mata rantai penyebaran virus.
⮚ Dampak pada politik
Dalam sistem pemerintahan, banyak terjadi perubahan selama pandemi akibat
Covid-19. Pandemi COVID-19 telah memengaruhi sistem politik beberapa
negara, yang menyebabkan penangguhan kegiatan legislatif, isolasi atau
kematian beberapa politisi, dan penjadwalan ulang pemilihan karena
kekhawatiran penyebaran virus.

2.2 PENERAPAN PERUBAHAN SISTEM TERHADAP KASUS COVID-19


Perubahan dalam sistem COVID-19 dapat mencakup evolusi varian virus, kebijakan
pemerintah terkait pengendalian, peningkatan vaksinasi, dan perubahan dalam protokol
kesehatan masyarakat. Peningkatan pemahaman ilmiah juga memainkan peran dalam
perubahan pendekatan pengelolaan pandemi. Harap dicatat bahwa informasi terkini dapat
berubah seiring waktu, dan disarankan untuk mengakses sumber informasi kesehatan terbaru.

2.2.1 EVOLUSI VARIAN VIRUS

Dalam evolusi varian virus COVID-19, perubahan sistem mencakup respons dan adaptasi
terhadap karakteristik baru yang mungkin dimiliki oleh varian-varian tersebut. Beberapa
aspek perubahan sistem ini melibatkan:

A. Pemantauan Varian:
Peningkatan pemantauan varian-viran baru yang muncul untuk memahami perubahan
genetiknya dan potensi dampaknya terhadap penularan, keparahan penyakit, dan
respons vaksin.
B. Kebijakan dan Protokol Kesehatan yang Diperbarui:
Pemerintah dan lembaga kesehatan dapat mengubah kebijakan dan protokol kesehatan
berdasarkan karakteristik varian baru, seperti meningkatkan penggunaan masker,
memperketat langkah-langkah physical distancing, atau mengenalkan aturan-aturan
baru.
C. Pengembangan Vaksin dan Booster:
Pengembangan vaksin yang dioptimalkan atau dosis penyegaran (booster) yang
dirancang khusus untuk melawan varian-varian tertentu guna meningkatkan
keefektifan vaksinasi.
D. Komunikasi Publik:
Perubahan dalam pesan-pesan komunikasi publik untuk memberikan informasi terkini
tentang varian-varian baru, penyebarannya, dan tindakan yang diperlukan oleh
masyarakat.
E. Kesiapan Sistem Kesehatan
Peningkatan kesiapan sistem kesehatan dalam menghadapi lonjakan kasus yang
mungkin disebabkan oleh varian-varian baru, termasuk persiapan fasilitas kesehatan
dan stok perlengkapan medis.
Perubahan ini mencerminkan upaya untuk mengurangi risiko penularan dan dampak
kesehatan dari varian-varian yang mungkin memiliki sifat penularan yang lebih tinggi atau
dapat menghindari kekebalan yang sudah ada. Dalam beberapa kasus, perubahan ini dapat
melibatkan kolaborasi internasional untuk mengatasi tantangan global yang terkait dengan
evolusi virus COVID-19.

2.2.2. KEBIJAKAN PEMERINTAH

Perubahan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan COVID-19 secara langsung berkaitan


dengan perubahan sistem dalam beberapa aspek:
A. Sistem Kesehatan
Perubahan kebijakan mencerminkan adaptasi dalam sistem kesehatan, termasuk
penyesuaian kapasitas rumah sakit, distribusi sumber daya medis, dan koordinasi
layanan kesehatan.
B. Sistem Ekonomi
Kebijakan ekonomi yang diubah mendukung perubahan dalam sistem ekonomi,
seperti dukungan keuangan bagi bisnis dan individu yang terdampak, serta
pengelolaan stimulus ekonomi.
C. Sistem Sosial
Protokol kesehatan dan pembatasan perjalanan dapat mempengaruhi cara masyarakat
berinteraksi dan bekerja, menciptakan perubahan dalam sistem sosial dan pola
perilaku.
D. Sistem Vaksinasi
Peningkatan vaksinasi dan penyesuaian strategi vaksinasi merupakan bagian dari
perubahan dalam sistem kesehatan dan dapat melibatkan perubahan dalam logistik
distribusi, strategi target vaksinasi, dan manajemen persediaan vaksin.
E. Sistem Pendidikan
Kebijakan terkait penutupan sekolah atau penggunaan pembelajaran jarak jauh
menciptakan perubahan dalam sistem pendidikan.
F. Sistem Transportasi dan Perjalanan
Pembatasan perjalanan atau aturan perjalanan yang diterapkan oleh pemerintah
menciptakan perubahan dalam sistem transportasi dan mobilitas masyarakat.
Perubahan-perubahan ini bersifat saling terkait dan menciptakan transformasi dalam
berbagai aspek kehidupan sehari-hari, membentuk sistem yang responsif terhadap tantangan
yang muncul selama pandemi COVID-19. Perubahan sistem ini dilakukan dengan harapan
dapat meningkatkan efektivitas dalam mengendalikan penyebaran virus dan mengurangi
dampak negatifnya.

2.2.3. VAKSINASI

Perubahan sistem untuk meningkatkan vaksinasi COVID-19 melibatkan beberapa aspek


dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi dan efektivitas program vaksinasi. Beberapa
hal yang terkait dengan perubahan sistem ini melibatkan:

A. Ekspansi Program Vaksinasi


Perubahan dalam sistem mencakup ekspansi program vaksinasi untuk mencakup lebih
banyak kelompok usia, kelompok risiko, atau wilayah tertentu.
B. Peningkatan Aksesibilitas Vaksin
Perubahan sistem mencakup upaya untuk meningkatkan aksesibilitas vaksin, seperti
mendirikan pusat vaksinasi massal, mobilisasi vaksinasi di komunitas, atau
penggunaan fasilitas kesehatan yang sudah ada.
C. Kampanye Edukasi dan Informasi
Sistem dapat mengalami perubahan untuk mendukung kampanye edukasi dan
informasi yang lebih efektif guna mengatasi ketidakpastian atau kekhawatiran
masyarakat terkait vaksin COVID-19.
D. Penyesuaian Strategi Vaksinasi
Sistem dapat merespons perubahan dalam dinamika epidemiologis dan munculnya
varian baru dengan menyesuaikan strategi vaksinasi, seperti pemberian dosis
penyegaran atau prioritas vaksinasi tertentu.
E. Pemberian Vaksin dalam Jumlah Besar
Perubahan dalam sistem logistik dan distribusi untuk mendukung pemberian vaksin
dalam jumlah besar, termasuk manajemen rantai dingin dan penyimpanan vaksin yang
efisien.
F. Teknologi dan Pendaftaran Online
Pemanfaatan teknologi untuk pendaftaran online, pelacakan dosis, dan pengelolaan
inventaris vaksin dapat menjadi bagian dari perubahan sistem guna meningkatkan
efisiensi dan memudahkan partisipasi masyarakat.
G. Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Lembaga Internasional
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional dapat menjadi
bagian dari perubahan sistem untuk meningkatkan produksi vaksin, distribusi, dan
dukungan finansial.
Perubahan sistem ini diperlukan untuk mengatasi tantangan logistik, sosial, dan
epidemiologis dalam melaksanakan program vaksinasi COVID-19 secara massal dan efektif.
Keseluruhan, tujuan dari perubahan ini adalah untuk mencapai kekebalan kelompok yang
memadai dan mengendalikan penyebaran virus.

2.2.4. PROTOKOL KESEHATAN DAN PENGELOLAAN PANDEMI

Perubahan sistem dalam protokol kesehatan masyarakat dan pengelolaan pandemi mencakup
adaptasi kebijakan dan praktik untuk meningkatkan respons terhadap situasi yang terus
berubah. Beberapa aspek perubahan ini termasuk:

A. Penyesuaian Protokol Kesehatan


Sistem dapat merespons perkembangan epidemiologis dengan menyesuaikan protokol
kesehatan, seperti perubahan dalam penggunaan masker, physical distancing, dan
aturan kapasitas di tempat-tempat umum.
B. Pemantauan dan Respons terhadap Varian Virus
Sistem kesehatan dapat meningkatkan pemantauan dan respons terhadap varian-varian
baru yang mungkin memerlukan tindakan lebih lanjut atau penyesuaian dalam strategi
pengendalian.
C. Perubahan dalam Kebijakan Lockdown atau Pembatasan
Pemerintah dapat menyesuaikan kebijakan lockdown atau pembatasan berdasarkan
tingkat penularan, kapasitas sistem kesehatan, dan faktor-faktor epidemiologis
lainnya.
D. Kampanye Edukasi Masyarakat
Perubahan dalam sistem mencakup kampanye edukasi yang lebih intensif dan terarah
untuk memberikan informasi terkini, menjelaskan pentingnya vaksinasi, dan
merespons kekhawatiran masyarakat.
E. Penggunaan Teknologi untuk Pelacakan dan Pemberitahuan Kontak
Pemanfaatan teknologi untuk pelacakan dan pemberitahuan kontak, seperti aplikasi
pelacakan kontak digital, dapat menjadi bagian dari perubahan sistem untuk
meningkatkan efisiensi dalam pengendalian penyebaran.
F. Kesiapan Sistem Kesehatan
Peningkatan kesiapan sistem kesehatan untuk menghadapi lonjakan kasus melibatkan
peningkatan kapasitas rumah sakit, persediaan peralatan medis, dan pelatihan tenaga
kesehatan.
G. Kolaborasi Antarpemerintah dan Internasional
Kolaborasi antarpemerintah dan internasional dapat ditingkatkan untuk berbagi
informasi,nsumber daya, dan pengalaman terbaik dalam mengelola pandemi.
H. Evaluasi Kebijakan dan Respons
Sistem dapat memasukkan mekanisme evaluasi kebijakan dan respons,
memungkinkan penyesuaian berkelanjutan berdasarkan hasil evaluasi dan pengalaman belajar
dari implementasi kebijakan sebelumnya.
Perubahan ini mencerminkan dinamika pandemi yang terus berubah dan kebutuhan
untuk tetap responsif terhadap perkembangan baru dalam penanganan COVID-19.
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan memanfaatkan teknologi adalah elemen
kunci dalam mencapai perubahan sistem yang efektif.

2.1.8 PENERAPAN PERSONAL MASTERY DALAM PENANGANAN COVID-19

Setiap Organisasi meyakini bahwa untuk mencapai visi misi dan bertahan
ditengah persaingan, maka harus mengusahakan peningkatan kinerja individu yang
setinggi-tingginya karena kinerja individu akan berpengaruh pada kinerja sebuah tim
atau kelompok dan akhirnya akan berpengaruh pada kinerja organisasi.
Dimensi personal mastery tersebut sangat diperlukan karena memberi pengaruh
positif bagi kinerja dalam suatu organisasi yang akan menghasilkan produktifitas yang
baik. Terkait kesadaran diri, yang merupakan proses mengenal dan memahami diri
sehingga mampu mebuka diri dan berhubungan dengan orang lain serta menjadi kunci
untuk bekerja secara personal dan professional.
Masalah pelayanan kesehatan menjadi tantangan pada saat pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 menimbulkan tuntutan yang tinggi bagi institusi pelayanan
kesehatan, untuk mencari cara agar mampu bertahan untuk membawa inovasi yang
berkelanjutan ke masyarakat dengan cepat. Kemampuan untuk berinovasi dalam
pelayanan kesehatan harus terus ditingkatkan untuk menghadapi tantangan yang
dihadirkan baik oleh Covid-19 maupun kendala ekonomi. Inovasi dalam pelayanan
kesehatan adalah komitmen dukungan antara inovator dan institusi untuk mengatasi
pandemi global Covid-19
Pelayanan kesehatan merupakan tulang punggung dan ujung tombak dalam
penanganan pandemi Covid-19. Tenaga Kesehatan juga sangat diperlukan sebagai
garda depan yang menangani pasien yang positif Covid-19. Tenaga kesehatan
memiliki kemampuan dalam memahami pola-pola promotif dan preventif Covid-19 di
masyarakat. Itu diperlukan dalam merancang program dan kebijakan untuk
mempercepat penanganan Covid-19.
Para tenaga kesehatan diharapkan bisa berinovasi dan menciptakan strategi
percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia dengan fokus utama edukasi dan
berdayakan masyarakat dan fokus kedua perkuat pelayanan kesehatan.
Beberapa cara pengembangan Personal Mastery dalam Penanganan Covid -19
menurut pendekatan Peter Senge:
1. Mengembangkan visi; seorang tenaga kesehatan diharapkan memiliki visi yang
kuat untuk memberikan pelayanan yang maksimal di masa pandemi covid 19
2. Mengelola dan meningkatkan Creative Tension (Tegangan Kreatif); bagaimana
seorang tenaga kesehatan bisa menjadikan kesenjangan antara visi dan kenyataan
yang terjadi sebagai motivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri
3. Mengembangkan kemampuan menangani konflik dalam diri sendiri; tenaga
kesehatan memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan pengetahuannya
tentang penanganan covid sehingga dapat menekan rasa takut akan kegagalan
dalam menjalankan tugasnya;
4. Mengembangkan komitmen;tenaga kesehatan memiliki kemampuan kritis dalam
melihat fakta yang terjadi di lapangan dan berusaha menemukan solusi untuk
mencapai visi dalam penanganan covid 19;
5. Mengenal alam bawah sadar dan didayagunakan secara optimal untuk
dimanfaatkan bersamaan dengan alam sadar; tenaga kesehatan mampu
menggabungkan kekuatan spiritual dengan upaya peningkatan kapasitas diri
menjadi energy yang cukup untuk mencapai visi;
6. Mengintegrasikan Personal Mastery dengan berpikir system, sehingga kemampuan
pembelajaran dapat berlangsung terus menerus dengan menggabungkan antara akal
dan intuisi; tenaga kesehatan mampu melihat keterkaitan antara tugas yang
dilaksanakannya dengan lingkungan yang lebih luas, bagaimana tugas-tugas yang
dilaksanakannya bisa berdampak bagi orang lain, memiliki kepedulian dan
perhatian yang besar secara menyeluruh, bahwa apa yang dilakukannya tidak sia-
sia, melakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga visi yang ingin
dicapai memiliki dampak positif.

BAB III
KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan merupakan tulang punggung dan ujung tombak dalam


penanganan pandemi Covid-19. Tenaga Kesehatan juga sangat diperlukan sebagai
garda depan yang menangani pasien yang positif Covid-19. Tenaga kesehatan
memiliki kemampuan dalam memahami pola-pola promotif dan preventif Covid-19 di
masyarakat. Itu diperlukan dalam merancang program dan kebijakan untuk
mempercepat penanganan Covid-19.

Mind Mapping merupakan Langkah kreatif yang akan membantu seseorang


dalam memproduksi banyak ide-ide menarik, memudahkan dalam mempelajari
sesuatu untuk mengetahui masalah yang ada, dengan mengelola informasi dan
mengatur strategi lewat pemetaan pikiran termasuk dalam situasi pandemic Covid-19

Perubahan kebijakan pemerintah dalam mengendalikan COVID-19 secara


langsung berkaitan dengan perubahan sistem dalam beberapa aspek:
A. Sistem Kesehatan
Perubahan kebijakan mencerminkan adaptasi dalam sistem kesehatan, termasuk
penyesuaian kapasitas rumah sakit, distribusi sumber daya medis, dan koordinasi
layanan kesehatan.
B. Sistem Ekonomi
Kebijakan ekonomi yang diubah mendukung perubahan dalam sistem ekonomi,
seperti dukungan keuangan bagi bisnis dan individu yang terdampak, serta
pengelolaan stimulus ekonomi.
C. Sistem Sosial
Protokol kesehatan dan pembatasan perjalanan dapat mempengaruhi cara masyarakat
berinteraksi dan bekerja, menciptakan perubahan dalam sistem sosial dan pola
perilaku.
D. Sistem Vaksinasi
Peningkatan vaksinasi dan penyesuaian strategi vaksinasi merupakan bagian dari
perubahan dalam sistem kesehatan dan dapat melibatkan perubahan dalam logistik
distribusi, strategi target vaksinasi, dan manajemen persediaan vaksin.

E. Sistem Pendidikan
Kebijakan terkait penutupan sekolah atau penggunaan pembelajaran jarak jauh
menciptakan perubahan dalam sistem pendidikan.
F. Sistem Transportasi dan Perjalanan
Pembatasan perjalanan atau aturan perjalanan yang diterapkan oleh pemerintah
menciptakan perubahan dalam sistem transportasi dan mobilitas masyarakat.

Beberapa cara pengembangan Personal Mastery dalam Penanganan Covid -19


menurut pendekatan Peter Senge:
A. Mengembangkan visi; seorang tenaga kesehatan diharapkan memiliki visi yang kuat
untuk memberikan pelayanan yang maksimal di masa pandemi covid 19
B. Mengelola dan meningkatkan Creative Tension (Tegangan Kreatif); bagaimana
seorang tenaga kesehatan bisa menjadikan kesenjangan antara visi dan kenyataan
yang terjadi sebagai motivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri
C. Mengembangkan kemampuan menangani konflik dalam diri sendiri; tenaga kesehatan
memiliki keinginan kuat untuk mengembangkan pengetahuannya tentang penanganan
covid sehingga dapat menekan rasa takut akan kegagalan dalam menjalankan
tugasnya;
D. Mengembangkan komitmen;tenaga kesehatan memiliki kemampuan kritis dalam
melihat fakta yang terjadi di lapangan dan berusaha menemukan solusi untuk
mencapai visi dalam penanganan covid 19;
E. Mengenal alam bawah sadar dan didayagunakan secara optimal untuk dimanfaatkan
bersamaan dengan alam sadar; tenaga kesehatan mampu menggabungkan kekuatan
spiritual dengan upaya peningkatan kapasitas diri menjadi energy yang cukup untuk
mencapai visi;
F. Mengintegrasikan Personal Mastery dengan berpikir system, sehingga kemampuan
pembelajaran dapat berlangsung terus menerus dengan menggabungkan antara akal
dan intuisi; tenaga kesehatan mampu melihat keterkaitan antara tugas yang
dilaksanakannya dengan lingkungan yang lebih luas, bagaimana tugas-tugas yang
dilaksanakannya bisa berdampak bagi orang lain, memiliki kepedulian dan perhatian
yang besar secara menyeluruh, bahwa apa yang dilakukannya tidak sia-sia,
melakukannya dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga visi yang ingin dicapai
memiliki dampak positif.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. Pengertian mind mapping: Manfaat, Jenis dan Teori. https://www.gramedia.com/


best-seller/pengertian-mind-mapping/#google_vignette
Apa Itu Mind Mapping, Manfaat, Jenis, dan Cara Membuatnya
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230731160732-569-980031/ apa-itu-mind-
mapping-manfaat-jenis-dan-cara-membuatnya.
COVID-19: Hal-hal yang perlu Anda ketahui dan pelajari cara melindungi diri dan keluarga
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus
Ini dia Cara Penyebaran Virus https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/bagaimana-
penyebaran-virus-corona/#awalcovid19
Latar belakang dan perkembangan virus corona, https://www.kompasiana.com/
ratnanirmala/5e7617a3097f3676b41aebf2/latar-belakang-dan-perkembangan-virus-
corona
Novel Corona Virus https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
Rangkaian Peristiwa pertama Covid-19, https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/04
/18/rangkaian-peristiwa-pertama-covid-19/
Saran WHO agar tidak cemas hadapi pandemi Covid-19, https://www.inews.id/
lifestyle/health/3-saran-who-agar-tidak-cemas-hadapi-pandemi-covid-19

You might also like