You are on page 1of 98

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

TEKNIK DAN TAKTIK PENYELIDIKAN


MODUL
2
14 JP (630 menit)

Pengantar

Dalam modul teknik dan taktik penyelidikan membahas materi


tentang konsep penyelidikan yang meliputi: pengertian, dasar hukum,
tujuan, fungsi dan sasaran penyelidikan serta metode penyelidikan
yang meliputi: olah TKP, pengamatan, wawancara, pembuntutan,
penyamaran, pembelian terselubung, pelacakan, penelitian dan analisa
dokumen.
Tujuan diberikan materi ini adalah agar peserta didik memahami
konsep penyelidikan dan terampil menggunakan metode yang tepat
dalam melaksanakan penyelidikan.

Kompetensi Dasar

1. Memahami konsep penyelidikan.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan pengertian-pengertianyang berkaitan dengan
penyelidikan.
b. Menjelaskan dasar hukum berkaitan dengan penyelidikan.
c. Menjelaskan tujuan penyelidikan.
d. Menjelaskan fungsi penyelidikan.
e. Menjelaskan sasaran penyelidikan.

2. Memahami teknik dan taktik (metode) penyelidikan.


Indikator Hasil Belajar:
a. Menjelaskan metode pengolahan TKP.

PENYELIDIKAN 1
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Menjelaskan metode pengamatan (observasi).


c. Menjelaskan metode wawancara (interview).
d. Menjelaskan metode pembuntutan (surveillance).
e. Menjelaskan metode penyamaran (undercover).
f. Menjelaskan metode pembelian terselubung (undercover
buy).
g. Menjelaskan metode pelacakan (tracking).
h. Menjelaskan metode penelitian dan analisa dokumen.

Materi Pelajaran

1. Pokok Bahasan 1:
Konsep Penyelidikan.

Sub Pokok Bahasan:


a. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan penyelidikan.
b. Aturan hukum yang berkaitan dengan penyelidikan.
c. Tujuan penyelidikan.
d. Fungsi penyelidikan.
e. Sasaran penyelidikan.

2. Pokok Bahasan 2:
Teknik dan taktik (metode) penyelidikan.

Sub Pokok Bahasan:


a. Metode pengolahan TKP.
b. Metode pengamatan (observasi).
c. Metode wawancara (interview).
d. Metode pembuntutan (surveillance).
e. Metode penyamaran (undercover).
f. Metode pembelian terselubung (undercover buy).
g. Metode pelacakan (tracking).

PENYELIDIKAN 2
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

h. Metode penelitian dan analisa dokumen.

Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang
penyelidikan.

2. Metode tanya jawab


Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.

3. Metode simulasi
Metode ini digunakan untuk menyimulasikan teknik dan taktik
(metode) penyelidikan.

Alat, Media, Bahan dan Sumber Belajar

1. Alat, media dan bahan:


a. Whiteboard.
b. Laptop.
c. Flipchart.
d. Komputer/laptop.
e. LCD dan screen.
f. DVD Player.
g. Kertas flipchart.
h. Alat tulis.
i. Video.
j. Kamera.
k. Jaringan internet.

PENYELIDIKAN 3
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Sumber Belajar :
a. Undang-Undang No 8 tahun 1981 tentang KUHAP.
b. Peraturan Kapolri No. 14 tahun 2012 tentang Manajemen
Penyidikan tindak pidana.

Kegiatan Pembelajaran

1. Tahap awal: 10 menit


a. Pendidik melaksanakan apersepsi:
1) pendidik melaksanakan perkenalan/refeleksi materi.
2) pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan tugas-tugas yang harus dilaksanakan
peserta didik selama pembelajaran.
3) pendidik menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif.
b. Peserta didik menyimak dan melaksanakan instruksi
pendidik.

2. Tahap Inti:
Tahap Inti 1 : penyampaian materi :90 menit
a. Pendidik menyampaikan materi tentang teknik dan taktik
(metode) penyelidikan.
b. Pendidik memberikan contoh penggunaan metode dalam
penyelidikan.
c. Peserta didik menyimak dan mencatat hal-hal yang penting.
d. Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
e. Peserta didik bertanya dan menanggapi materi yang
disampaikan pendidik.

Tahap Inti 2 : simulasi : 420 menit


a. Pendidik membagi peserta didik dalam enam kelompok dan
menyampaikan skenario simulasi.
b. Peserta didik secara berkelompok mempelajari skenario dan
mempersiapkan kegiatan penyelidikan.
c. Peserta didik secara berkelompok melakukan simulasi teknik

PENYELIDIKAN 4
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dan taktik (metode) penyelidikan sebagai berikut :


1) Metode pengolahan TKP.
2) Metode pengamatan (observasi).
3) Metode wawancara (interview).
4) Metode pembuntutan (surveillance).
5) Metode penyamaran (undercover).
6) Metode pembelian terselubung (undercover buy).
7) Metode pelacakan (tracking).
8) Metode penelitian dan analisa dokumen.
d. Pendidik memfasilitasi simulasi.
e. Perwakilan kelompok peserta didik memaparkan hasil
simulasi.

Tagihan/Tugas

Peserta didik secara kelompok mengumpulkan laporan hasil simulasi


teknik dan taktik (metode) penyelidikan.

Lembar Kegiatan

SKENARIO
KASUS PEMBUNUHAN BERENCANA

PENYELIDIKAN 5
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

DENGAN MENGGUNAKAN RACUN


Posisi Kasus:
Pada hari minggu tanggal 1 januari 2016 sekitar pukul 18.00 WIB
bertempat di wilayah hukum Polres Jakarta Selatan telah terjadi dugaan
tindak pidana pembunuhan dengan menggunakan racun yang diduga
dilakukan oleh MR X yang mengakibatkan kematian atas korban Mrs X
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 340 KUHP dan pasal 338
KUHP.
Kronologis Kejadian:
a. Anggota Polres menerima telephon dari pemilik cafe bernama
MUHAMAD bahwa salah satu konsumen cafe setelah meminum
kopi beberapa saat kemudian jatuh dan tergeletak dengan kondisi
mulut mengeluarkan busa sangat banyak dan meminta kepada
untuk ditangani.
b. Bahwa setelah menerima laporan tersebut anggota polres
langsung mendatangi TKP tersebut yang beralamat di JL Trunojoyo
No 10 dan kemudian mengamankan TKP, mengumpulkan
informasi dari 4 orang saksi, mengamankan barang bukti dan
membawa korban ke rumah sakit.
c. Bahwa beberapa saat sampai di RS Pertamina korban Meninggal
dunia dan ditemukan identitas atas nama ASTIK, umur 20 tahun,
alamat Jl. Margasatwa 3 Keb Lama Jakarta Selatan.
d. Adapun barang bukti yang dapat diamankan adalah Satu botol
plastik kecil berisi cairan berbau belerang, satu cangkir berisi kopi
hitam, sedangkan saksi yang telah dimintai identitas adalah LIDYA,
ANSI DAN AHMAD.
e. Berdasarkan informasi yang diperoleh petugas pada saat
mendatagi TKP bahwa LIDYA adalah orang yang pertama datang
ke kafe untuk memesan minuman untuk korban ASTIK dan ANSI
yang meninggal dunia.
f. Dan sdr AHMAD selaku pelayan kafe melihat gerak-gerik LIDYA
yang mencurigakan karena sdr AHMAD melihat sdr LIDYA
mengatur posisi minuman dan mengeluarkan botol warna putih dan
menuangkan sesuatu kedalam salah satu minuman yang di
pesannya.
Rencana tindak lanjut:

PENYELIDIKAN 6
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Membuat laporan polisi, mencari barang bukti yang terkait, melakukan


prosedur untuk otopsi, melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi
dan ahli meminta prosedur pemeriksaan Labfor forensik, gelar perkara
dan melakukan pemeriksaan terhadap tersangka, penyelesaian berkas
perkara dan mengirim berkas perkara ke kejaksaan.

Tugas peserta didik:

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN 1
KONSEP PENYELIDIKAN

1. Pengertian-pengertian yang Berkaitan dengan Penyelidikan


a. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
sebagai tindak pidana guna menentukan dapat tidaknya
dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam
undang-undang.
b. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut carayang diatur dalam undang-undang untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yangterjadi dan guna
menemukan tersangkanya.
c. Tindak Pidana adalah setiap perbuatan yang diancam
hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran, baik yang
disebut dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
maupun dalam perundang-undangan lainnya.
d. Penyelidik adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang diberi wewenang oleh KUHAP untuk

PENYELIDIKAN 7
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

melakukan penyelidikan.
e. Tersangka adalah seseorang yang karena perbuatannya
atau berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai
pelaku tindak pidana.
f.Saksi adalah seseorang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan penyidikan, penuntutan, dan peradilan
tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat,
dan ia alami.
g. Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang
karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang
lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan
bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa
pelakunya.
h. Laporan Informasi adalah informasi tentang suatu peristiwa
dari masyarakat atau yang diketahui sendiri oleh Anggota
Polri untuk dilakukan penyelidikan guna mengetahui apakah
peristiwa tersebut merupakan peristiwa pidana atau bukan.

i. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh


seseorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-
undang kepada pejabat yang berwenangtentang telah atau
sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
j. Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh
pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang
untuk menindak menurut hukumyang berlaku terhadap
seseorang yang telah melakukan tindak pidana aduan
yangmerugikannya.
k. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh
petugas Polri tentang adanya suatu peristiwa yang diduga
tindak pidana baik yang ditemukan sendirimaupun melalui
laporan yang disampaikan oleh seseorang karena hak
ataukewajibannya.
l. Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP
adalah tempat terjadinya suatu tindak pidana dilakukan atau
terjadi dan tempat-tempat lain dimana tersangka dan/atau
korban dan/atau barang bukti yang berhubungan dengan
tindak pidana tersebut dapat ditemukan.
m. Barang Bukti adalah barang-barang yang berwujud,
bergerak atau tidak bergerak yang dapat dijadikan alat bukti
dan fungsinya untuk diperlihatkan kepada terdakwa ataupun
PENYELIDIKAN 8
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

saksi dipersidangan guna mempertebal keyakinan Hakim


dalam menentukan kesalahan terdakwa.

2. Aturan Hukum yang Berkaitan dengan Penyelidikan


a. KUHAP Pasal 1 Butir (4) Dan Butir (5).
b. KUHAP Pasal 4.
c. KUHAP Pasal 5 Ayat (1) Dan Ayat (2).
d. KUHAP Pasal 9.
e. KUHAP Pasal 102 Ayat (1), (2) Dan (3).
f. KUHAP Pasal 103 Ayat (3).
g. KUHAP Pasal 104.
h. KUHAP Pasal 105 Ayat.
i. KUHAP Pasal 111 Ayat (3).

3. Tujuan Penyelidikan
a. Menurut pasal 104 KUHAP, tujuan penyelidikan adalah :
1) Mendahului guna mempersiapkan tindakan-tindakan
penyidikan yang akan dilakukan;
2) Mencegah terjadinya Pelanggaran HAM;
3) Mengatasi Penggunaan Upaya Paksa dini;
4) Menghindari Penyidik dari kemungkinan timbulnya
resiko Tuntutan Hukum justru karena tindakan
penyelidikan yang dilakukan;
5) Membatasi dan mengawasi pelaksanaan penyelidikan
agar dilakukan secara terbuka.
b. Menurut pasal 1 butir 5 KUHAP, tujuan penyelidikan adalah:
1) Untuk mencari keterangan-keterangan dan bukti guna
menentukan suatu peristiwa yang dilaporkan atau
diadukan, apakah merupakan tindak pidana atau
bukan;
2) Melengkapi keterangan-keterangan dan bukti-bukti
yang telah diperoleh agar menjadi jelas sebelum
dilakukan penindakan selanjutnya;
3) Persiapan pelaksanaan penindakan dan atau
pemeriksaan;

4. Fungsi Penyelidikan
Untuk menjamin terlindunginya hak asasi manusia dalam
PENYELIDIKAN 9
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

penggunaan upaya paksa dalam pelaksanaan penyidikan,


sehubungan dengan adanya persyaratan dan pembatasan yang
ketat dalam penggunaan upaya paksa, ketatnya pengawasan
telah pelaksanaan penyidikan serta adanya lembaga pra
peradilan, ganti rugi dan rehabilitasi maupun tuntutan hukum
lainnya.

5. Sasaran Penyelidikan
a. Orang
1) Siapa dan dimana korban/saksi/pelaku berada;
2) Bagaimana dan apa alibi korban/saksi/pelaka;
3) Bagaimana dan apa hubungan antara
korban/saksi/pelaku;
4) Dengan apa dan bagaimana pelaku melakukan
perbuatannya;
5) Alat bukti/barang bukti apa saja yang mendukung.
b. Benda/barang
1) Benda/barang yang diperoleh apakah ada kaitannya
dengan peristiwa yang dilaporkan;
2) Apa dan dimana Benda/barang tersebut saat peristiwa
terjadi;
3) Apa dan bagaimana hubungan Benda/barang tersebut
sehingga berada ditangan atau dalam kekuasaan
korban/saksi/pelaku.
c. Tempat (termasuk rumah dan tempat-tempat tertutup
lainnya)
Bagaimana dan apa hubungan antara korban/saksi/pelaku
dan bagaimana barang bukti yang ada dengan tempat
kejadian perkara.
d. Peristiwa/kejadian
Dari hasil pelaksanaan kegiatan penyelidikan diharapkan
dapat menentukan peristiwa yang dilaporkan/diketahui
tersebut merupakan peristiwa tindak pidana atau bukan.

PENYELIDIKAN 10
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

POKOK BAHASAN 2
TEKNIK DAN TAKTIK (METODE) PENYELIDIKAN

1. Metode Pengolahan TKP


a. Tujuan
SOP Olah TKP bertujuan sebagai pedoman standar dalam
melakukan langkah-langkah Olah TKP untuk melakukan
pertolongan/perlindungan kepada korban dan pengamanan
serta mempertahankan status quo guna mendukung
pengungkapan tindak pidana.
b. Persiapan
1) Administrasi
a) Kelengkapan Formil:
(1) Laporan Informasi dan atau Laporan Polisi;
(2) Surat Perintah Tugas;
(3) Surat Perintah Penyelidikan.
b) Kelengkapan Materil:
1) Hasil analisa Laporan Polisi;
2) Rencana penyelidikan;
3) Laporan hasil gelar perkara awal untuk yang
sudah terbit Laporan Polisi.
2) Persyaratan petugas:
a) Anggota Polri;
b) Memiliki mentalitas yang baik;
c) Menguasai teknik dan taktik olah TKP;
d) Memiliki kemampuan komunikasi sosial yang

PENYELIDIKAN 11
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

efektif;
e) Memiliki keterampilan mengoperasionalkan
komputer.
3) Perlengkapan dan Peralatan
a) Membawa indentitas diri yang jelas (kartu tanda
anggota, tanda kewenangan) disesuaikan
dengan teknis penyelidikan;
b) Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 atau alat
transportasi lainnya;
c) Police Line (garis Polisi);
d) Test Kit;
e) Kompas;
f) Sarung tangan;
g) Alat Pengukur Jarak (meteran);
h) Alat Pemotret;
i) Senjata Api, borgol, pisau/gunting.
j) Tali, kapur tulis, label, dan lak.
k) Alat pembungkus barang bukti seperti :
(1) Kertas sampul warna coklat;
(2) Kantong plastik berbagai ukuran;
(3) Tabung plastik berbagai ukuran;
(4) Amplop perlengkapan PPPK;
l) Buku catatan, kertas dan alat tulis untuk
membuat sketsa;
m) Alsus yang diperlukan sesuai dengan jenis tindak
pidana dan situasi TKP.
c. Pelaksanaan Olah TKP
1) Tempat kejadian Perkara (TKP)
TKP adalah :
a) Tempat dimana suatu tindak pidana
dilakukan/terjadi;
b) Tempat lain dimana akibat dari suatu tindak
pidana terjadi;
c) Tempat lain dimana korban dan/atau saksi
dan/atau pelaku serta barang bukti yang
berhubungan dengan tindak pidana tersebut
dapat ditemukan.
2) Penanganan TKP
Penanganan TKP adalah tindakan Kepolisian yang
dilakukan oleh Penyelidik atau Penyidik atau Penyidik
Pembantu yang berkompeten berupa tindakan
PENYELIDIKAN 12
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Kepolisian yang dilakukan di TKP terdiri dari :


a) Tindakan Pertama di Tempat kejadian Perkara
(TP-TKP)
(1) menggamankan TKP serta dapat melarang
setiap orang meninggalkan tempat selama
pemeriksaan di TKP belum selesai;
(2) Berusaha untuk tetap mempertahankan
situasi/keadaan TKP sebagaimana pada
saat pertama TKP (status quo) ditemukan
dan ditangani;
(3) Melakukan pertolongan/perlindungan
terhadap korban/anggota masyarakat yang
memerlukan pertolongan.
b) Pengolahan TKP (Crime Scene Processing)
adalah : tindakan penyelidik, penyidik/penyidik
pembantu untuk memasuki TKP dalam rangka
melakukan pemeriksaan TKP, mencari informasi
tentang terjadinya tindak pidana,
mengumpulkan/mengambil /barang-barang bukti
yang diduga ada hubungannya dengan Tindak
Pidana yang terjadi untuk disita atau disimpan
guna kepentingan pembuktian.
3) Cara Pelaksanaan
a) Penentuan Kewenangan
Setelah petugas menerima laporan/mengetahui
adanya peristiwa pidana, maka petugas tersebut
berkewajiban melaporkan kejadiannya kepada
atasan/pimpinan yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas itu sebagai berikut :
(1) Tingkat Kepolisian Sektor/Kota/Metro
(a) Bila unsur pimpinan (Kapolsek dan
atau Waka Polsek) Berada di
komando saat itu, maka petugas
penerima laporan melalui Ka Jaga
melaporkan kejadian kepada pimpinan
tersebut;
(b) Bila unsur Pimpinan (kapolsek dan
atau Waka Polsek) tidak berada di
Komando saat itu, petugas penerima
laporan melaporkan langsung kepada

PENYELIDIKAN 13
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Ka Jaga.
(2) Tingkat kepolisian
Resort/Kota/Tabes/Metro.
Penerima laporan melaporkan kejadian
tersebut kepada Perwira Siaga/KaSPKT
4) Tataran Kewenangan
a) Tingkat Polsek/Polsekta/Polsek Metro
(1) Berkewajiban mengamankan TKP berupa
TP.TKP dengan melakukan pertolongan
korban yang memerlukan, penutupan TKP,
pengumpulan dan pengamanan bukti dan
saksi serta TP.TKP lainnya.
(2) Melakukan pengolahan TKP sebatas
kemampuan bila sektor telah memiliki unit
Olah TKP atau sektor yang jauh dari
jangkauan polres dan mampu mengolah
TKP tersebut;
(3) Dapat meminta bantuan/back up
Polres/Polresta/Poltabes berdasarkan
penilaian bahwa Kepala Poslek tidak
mampu menangani seluruh rangkaian
penanganan TKP atau berdasarkan
pertimabangan lain yang memiki kerawanan
sebagai dampak dari Tindak Pidana
tersebut.
b) Bila Polsek tidak mampu karena
keterbatasan/kurangnya kemampuan personil
serta peralatan yang dimiliki untuk menangangi
TKP, maka Polsek menyerahkan sepenuhnya
kepada Perwira Siaga Polres/Ta/Polres Metro/
Poltabes/Tingkat Polres/Ta/Polres Metro/Poltabes
(1) Perwira siaga dengan perangkat Unit TP
TKP berkewajiban melaksanakan TP TKP;
(2) Reskrin dengan unit Olah TKP nya
berkewajiban melakukan Olah TKP;
(3) Dapat meminta bantuan teknis dari fungsi
pendukung teknis bila diperlukan (Labfor,
Dis Identifikasi, Dis Dokkes, Brimob, Satwa
dll.)
c) Tingkat Polwil, polda dan Mabes Polri.

PENYELIDIKAN 14
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(1) Perwira siaga dan perangkatnya


berkewajiban melakukan pertolongan
korban, menutup TKP dan mengumpulkan/
mengamankan barang-barang bukti
terangka/saksi;
(2) Segera menginformasikan kepada
Poltabes/Polres/Polsek, dengan permintaan
segera ditangani berdasarkan Laporan Polsi
yang dibuat oleh Piket Siaganya (Yanmas);
(3) Dalam hal khusus yang memerlukan
bantuan teknis Penanganan TKP secara
khusus yang tidak mungkin dilakukan oleh
Perwira Siaga, maka Perwira Siaga segera
meminta bantuan teknis penanganan teknis
penanganan TKP untuk segera diterjunkan
kelapangan setelah berkonsultasi dengan
Perwira Siaga Polres/Poltabes/Tabes atau
Kapolsek.
5) Kedudukan dan Peran Unit Olah TKP
a) Unit Olah TKP harus ada di Kesatuan Polri tingkat
Polres/Ta termasuk didalamnya Polsek Metro;
b) Peran Unit Olah TKP dari satuan atas bertugas
untuk memberikan bantuan (back up) terhadap
unit-unit yang ada pada kesatuan tersebut di atas,
dalam rangka untuk menhindari terjadinya
tumpang tindih dalam pelaksanaan penanganan
TKP.
6) Tujuan Penanganan TKP
a. Menjaga agar TKP tetap utuh/tidak berubah
sebagaimana pada saat dilihat dan diketemukan
petugas yang melakukan tindakan pertama di
TKP;
b) Untuk memberikan pertolongan/perlindungan
kepada korban/anggota masyarakat yang
memerlukan, sambil menunggu tindakan
pengolahan TKP;
c) Untuk,melindungi agar barang bukti dan jejak
yang ada tidak hilang, rusak atau terjadi
penambahan/pengurangan dan berubah letaknya,
yang berakibat menyulitkan atau mengaburkan

PENYELIDIKAN 15
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pengolahan TKP dalam melakukan penyelidikan


secara ilmiah/Scientific Crime Investigation (SCI);
d) Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai
bahan penyelidikan lebih lanjut dalam mencari,
menemukan dan menentukan pelaku, korban,
saksi-saksi, barang bukti, modus operandi dan
alat yang dipergunakan dalam upaya
pengungkapan tindak pidana.
7) Kewajiban dalam menangani TKP.
a) Kewajiban di dalam melakukan TP.TKP.
Petugas yang berkewajiban melakukan TP.TKP
adalah :
(1) Setiap anggota Polri.
Setiap anggota Polri, baik dalam dinas
maupun diluar dinas apabila menerima
laporan atau mengetahui sendiri suatu
peristiwa yang diduga atau tindak pidana,
berkewajiban untuk:
(a) segera mendatangi dan mmelakukan
tindakan pertama di TKP (TP TKP);
(b) memberitahukan adanya tindak pidana
tersebut kepada kesatuan Polri
terdekat dengan menggunakan alat
komunikasi yang ada, seperti telepon,
caraka dan lain-lain.
(2) Perwira Siaga setelah menerima
laporan/pengaduan tentang adanya tindak
pidana berkewajiban untuk :
(a) Membuat laporan serta mencatat
dalam buku mutasi;
(b) Melakukan persiapan segala
sesuatunya yang diperlukan untuk
mendatangi TKP;
(c) Selaku penyidik bersama-sama unsur
fungsional/ operasional Kepolisian
lainnya melakukan TP.TKP;
(d) Membuat Berita Acara Pemeriksaan di
TKP;
(e) Segera memberitahukan kepada
fungsi Reskrim tentang keadaan yang

PENYELIDIKAN 16
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

di data di TKP, tindakan-tindakan yang


telah dilakukan guna dilakukan
pengolahan TKP.
(3) Kapolsek
Kapolsek selaku penyidik berkewajiban
untuk :
(a) Melakukan tindakan-tindakan seperti
yang dilakukan oleh Perwira Siaga
tersebut di atas;
(b) Pada kasus-kasus yang memerlukan
dukungan teknis penyidikan segera
melapor kepada kesatuan atasnya dan
atau koordinasi dengan kesatuan/
instansi samping;
(c) Mengendalikan kegiatan Penanganan
TKP dari semua unsur Kepolisian
yang terlibat didalamnya.
(4) Fungsi Operasional Kepolisian.
(a) Pada kasus-kasus yang memerlukan
tindakan dari Fungsi Operasional
Polisi, maka unit-unit yang ada pada
fungsi Operasional dibawah koordinasi
Perwira Siaga;
(b) Melakukan koordinasi antar fungsi
didalam melakukan TP. TKP dalam
rangka menolong korban,
mengamankan TKP dan
mempertahankan status quo.
8) Kewajiban didalam melakukan pengolahan TKP
a) Petugas yang berkewajiban melakukan
pengolahan TKP adalah Reskrim Polri yang
didalam pelaksanaannya ditugaskan pada unit
pengolahan TKP yang ditunjuk khusus;
b) Reskrim Polri setelah menerima pemberitahuan
dari Perwira Siaga, berkewajiban :
(1) Segera mempersiapkan anggota dan
peralatan yang diperlukan untuk
pengolahan TKP;
(2) Melakukan pengolahan TKP;
(3) Terhadap kasus yang membutuhkan

PENYELIDIKAN 17
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pemeriksaan teknis di TKP, mka dimintakan


dukungan penanganan dari unsur-unsur
Bantuan Teknis Penyidikan yaitu Labfor
Polri, Identifikasi Polri, Dokter Forensik Polri
dan Ahli lainnya.
9) Prosedur Penanganan TKP
a) Perwira Siaga baik selaku Fungsi maupun selaku
penyidik pada dasarnya bertindak atas nama
Kepala Kesatuan kewilayahan untuk menangani
peristiwa yang terjadi didalam;
b) wilayahnya, terutama TP TKP dan
memberitahukan kepada Satuan Reskrim untuk
pengolahan TKP;
c) Dalam penanganan TKP perlu memperhatikan
urutan tindakan , namun demikian sesuai dengan
situasi dan kondisi dimungkinkan adanya
prioritas tindakan , baik pada waktu tindakan
pertama di TKP maupun pada waktu
pengolahannya;
d) Penyidik dengan dibantu oleh unsur dukungan
teknis penyidikan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pengolahan TKP;
e) Perwira Siaga selama di TKP bertindak
mengkoordinasikan petugas yang ada di TKP
dan bertanggung jawab penuh terhadap
pelaksanaan TP. TKP;
f) Segala sesuatu yang didapat, dan tindakan-
tindakan lain yang dilakukan dalam TP.TKP harus
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan di
TKP;
g) Berita Acara pemeriksaan di TKP dilengkapi
dengan :
(1) Sketsa;
(2) Foto;
(3) Daftar/Jenis Barang Bukti;
(4) Catatan-catatan lainnya yang dibuat oleh
Perwira Siaga.
10) Anggota/Petugas Polri yang datang pertama di TKP.
Setelah diketahui tentang adanya suatu tindak pidana
maka setiap anggota/petugas Polri segera melakukan

PENYELIDIKAN 18
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tindakan sebagai berikut:


a) Memberikan perlindungan dan pertolongan
kepada korban:
(1) Dalam hal situasi TKP membahayakan
keamanan baik terhadap korban maupun
masyarakat disekitarnya, maka petugas
Polri wajib mengambil tindakan memberikan
perlindungan dan pertolongan;
(2) Dalam hal terdapat korban luka
berat/ringan/pingsan, diberikan pertolongan
seperti ketentuan PPPK atau kirim ke
Rumah Sakit terdekat, setelah terlebih
dahulu mencatat Identitas korban dan
menandai letak korban;
(3) Apabila terdapat korban dalam keadaan
kritis (gawat), selain dicatat Identitasnnya
usahakan untuk mendapatkan keterangan,
petunjuk serta identitas pelaku dan lain-lain;
(4) Dalam hal terdapat korban mati, dijaga agar
tetap pada posisi semula dan jangan sekali-
kali menyentuh korban, kecuali untuk
mengetahui apakah korban sudah benar-
benar meninggal, dan menunggu sampai
datangnya Perwira Siaga Petugas Polri dari
kesatuan terdekat;
(5) Dalam hal korban mati yang dapat
menganggu lalu lintas umum, korban
(mayat) dapat dipindahkan dengan memberi
tanda pada letak/posisi mayat terlebih
dahulu.
b) Menutup dan mengamankan TKP
(mempertahankan status quo) dengan:
(1) Membuat batas/tanda garis Polisi (police
line) di TKP dengan tali khusus atau tali lain
di mulai dari jalur yang diperkirakan
merupakan arah masuknya pelaku,
melingkar sekitar letak korban atau tempat
yag dapat di perkirakan merupakan arah
keluarnya pelaku meninggalkan TKP dan
memberikan tanda arah keluar masuknya

PENYELIDIKAN 19
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pelaku;
(2) Memerintahkan orang yang berada di TKP
pada waktu terjadinya tindak pidana waktu
terjadinya tindak pidana untuk tidak
(dilarang) meninggalkan TKP dan
mengumpulkannya diluar batas yang telas
dibuat;
(3) Menangkap pelaku yang diperkirakan masih
berada di sekitar TKP;
(4) Minta bantuan masyarakat setempat antara
lain (RT, RW dan Pamong Desa) dalam
melakukan pengamanan TKP dan
membubarkan masa yang berkerumunan;
(5) Berupaya mengamankan Barang Bukti dan
jangan sekali-kali menambah/mengurangi
barang bukti yang ada di TKP;
(6) Berusaha untuk mencari barang bukti, saksi
dan keterangan lain tentang peristiwa yang
terjadi.
c) Segera menghubungi/memberitahukan kepada
kesatuan Polri terdekat Perwira Siaga dengan
mempergunakan alat komunikasi yang ada
antara lain telepon dan caraka, tanpa
mengabaikan keamanan TKP dan apabila
petugas kesatuan Polri tiba di TKP harus melapor
segala sesuatu yang telah di kerjakannya.
11) Perwira Siaga
Setelah menerima pemberitahuan/laporan tentang
terjadinya tindak pidana. Perwira Siaga beserta
anggota segera datang ke TKP untuk memimpin dan
mengendalikan TP.TKP yang dilakukan, sebagai
berikut:
a) Apabila sudah dilakukan TP.TKP, maka tindakan
selanjutnya adalah sebagai berikut:
(1) Menyempurnakan penutupan dan
pengamanan TKP (mempertahankan status
quo) dengan meminta bantuan unsur-unsur
Polri lainnya;
(2) Membuat tanda-tanda yang ditemukan di
TKP (tanda bekas penyidikan jari atau kaki);

PENYELIDIKAN 20
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(3) Melakukan penggeledahan dan menyita


barang-barang yang terdapat pada
tersangka;
(4) Mengamankan tersangka/pelaku, saksi,
korban dan menjaga agar barang bukti
tetap pada tempatnya;
(5) Memisahkan Tersangka dan saksi yang
berada di TKP, dengan maksud agar tidak
saling mempengaruhi, sehingga
menyulitkan dalam mendapatkan
keterangan yang sebenarnya (obyektif);
(6) Mencari, mengumpulkan saksi-saksi dan
mencatat Identitasnya serta diperintahkan
untuk tetap tinggal ditempat yang ditentukan
guna diminta keterangannya;
(7) Atas nama Kepala Kesatuan setempat
selaku Penyidik, membuat dan menanda
tangani permintaan Visum et Reptum;
(8) Memberitahukan keluarga korban;
(9) Membuat sketsa kasar (tanda skala) dan
catatan kejadian sebagai bahan untuk
pembuatan laporan, serta Berita Acara
Pemeriksaan di TKP.
b) Apabila belum diadakan tindakan pertama di
TKP, maka Perwira Siaga baik selaku fungsi
maupun selaku penyidik melakukan tindakan-
tindakan.
(1) Melakukan pertolongan pertama pada
korban.
(a) Dalam keadaan luka
berat/ringan/pingsan, usahakan
pertolongan menurut petunjuk PPPK
atau kirim ke Dokter/Rumah Sakit
terdekat, setelah lebih dahulu dicatat
identitasnya dan menandai letak
korban;
(b) Dalam keadaan kritis (gawat, selain
dicatat identitasnya, usahakan
mendapat keterangan petunjuk dan
identitas pelaku dari korban tersebut

PENYELIDIKAN 21
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ataupun dari saksi mata;


(c) Jika masih ada tanda-tanda kehidupan
pada korban usahan penyelamatan
korban;
(d) Dalam keadaan korban mati, dijaga
agar tetap pada posisinya semula dan
jangan sekali-kali menyentuh terlalu
banyak atas diri korban (mayat),
kecuali untuk mengetahui apakah
korban sudah benar-benar meninggal;
(e) Dalam hal korban mati yang dapat
menggangu lalu lintas umum, korban
(mayat) dapat dipindahkan dengan
memberi tanda garis, letak mayat
sebelum dipindahkan terlebih dahulu;
(f) Bila korban diduga mati, Pamapta/Pa
Siaga harus meraba nadi, memeriksa
pernafasan dan suhu badan sehingga
yakin bahwa korban benar-benar telah
meninggal.
(2) Menutup dan mengamankan TKP,
pertahankan status quo (posisi semula) dan
bilamana dengan bantuan unsur-unsur Polri
lainnya, melakukan tindakan-tindakan;
(3) Membuat batas di TKP dengan tali atau alat
lain dimulai dari jalan yang diperkirakan
merupakan arah masuknya pelaku
melingkar kesekitar letak korban atau
tempat yang dapat diperkirakan akan
didapatkan barang-barang bukti, kemudian
yang diperkirakan merupakan arah
keluarnya pelaku TKP dan memberikan
tanda arah keluar masuknya pelaku;
(4) Membuat tanda di TKP tentang hal-hal yang
perlu dilakukannya (tanda bekas penyidikan
jari atau kaki, darah, sperma, dll);
(5) Mengamankan tersangka/pelaku dan saksi
serta mengumpulkannya pada tempat yang
diluar batas yang telah dibuat;
(6) Memisahkan saksi dan tersangka atau

PENYELIDIKAN 22
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dengan maksud agar tidak saling


mempengaruhi, sehingga menyulitkan
dalam mendapatkan keterangan yang
sebenarnya (obyektif);
(7) Mencari dan mengumpulkam saksi-saksi
serta mencari identitasnya dan
diperintahakan untuk tinggal di tempat
diluar batas-batas yang dibuat guna diminta
lketerangannya;
(8) Mengamankan semua barang bukti;
(9) Membuat dan menanda tangani permintaan
Visum et Repertum;
(10) Memberitahukan kepada keluarga korban.
(11) Membuat sketsa kasar dan catatan kejadian
sebagai bahan laporan;
(12) Apabila Perwira Siaga ataupun kesatuan
tersebut menerima laporan atau
mengetahui atau mendapatkan informasi
tentang terjadinya kasus penting/menonjol
yang memerlukan tindakan segera, maka
Perwira Siaga:
(a) Segera melaporkan kejadiannya
kepada kepala kesatuan;
(b) Segera menghubungi piket Reskrim
dan Tim Olah TKP untuk melakukan
tindakan Olah TKP;
(c) Bersama-sama dengan piket fungsi
dibawah pengendaliannya segera
melakukan TP.TKP;
(d) Melakukan koordinasi di TKP dalam
rangka penanganan TKP;
d. Tindakan pengolahan TKP
1) Penyidik/Reskrim setelah menerima pemberitahuan
dari Perwira Siaga atau memonitor adanya suatu
tindak pidana disuatu tempat, dengan mempersiapkan
segala sesuatunya segera datang ke TKP bersama
unsur bantuan teknis (Labfor, Identifikasi dan
Kedokteran Kepolisisan bila ada), untuk melakukan
pengolahan TKP dengan tindakan-tindakan sebagai
berikut:

PENYELIDIKAN 23
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) Pengamatan Umum (General Observation)


Melakukan pengamatan yang diarahkan
terhadap hal-hal/obyek-obyek sebagai berikut :
(1) Jalan masuk/keluarnya si pelaku;
(2) Adanya kejanggalan-kejanggalan yang
didapati di TKP dan sekitarnya;
(3) Keadaan cuaca wajtu kejadian;
(4) Alat-alat yang mungkin dipergunakan
ditinggalkan oleh si pelaku;
(5) Tanda-tanda/bekas perlawanan/kekerasan.
Hasil dari pada pengamatan tersebut di atas
dimaksudkan untuk dapat memperkirakan
modus operandi, motif, waktu kejadian dan
menentukan langkah-langkah mana yang
harus didahulukan (prioritas tindakan).
b) Pemotretan dan Pembuatan Sketsa
(1) Pemotretan
(a) Pemotretan dilakukan dengan maksud
untuk:
 Mengabdikan situasi TKP
termasuk korban dan barang
bukti lain pada saat
diketemukan.
 Memberikan gambaran nyata
tentang situasi dan kondisi TKP.
 Membantu dan melengkapi
kekurangan-kekurangan dalam
pengolahan TKP termasuk
kekurangan-kekurangan dalam
pencatatan dan pembuatan
sketsa.
(2) ObyekPemotretan
(a) TKP secara keseluruhan dan berbagai
sudut.
(b) Detail/close-up terhadap setiap obyek
dalam TJPO yang diperlukan untuk
penyidikan (digunakan
skala/penggaris, dapat dilakukan
bersama dengan penangnanan
berang bukti).
PENYELIDIKAN 24
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(c) Membuat catatan sebagai penjelasan


hasil pemotretan, yang memuat :
 Hari, tanggal, bulan, tahun dan
jam pemotretan.
 Merk dan Type kamera, lensa
dan film.
 Speed kamera dan difragma.
 Sumber cahaya.
 Filter yang digunakan.
 Jarak kamera terhadap objek
(dilengkapi sketsa kasar TKP
yang memuat letak kamera dan
objek yang di potret).
 Tinggi kamera.
 Nama, pangkat, NRP petugas
yang melakukan pemotretan.
(3) Pembuat Sketsa
(a) Sketsa dibuat dengan maksud untuk :
 Menggambarkan TKP seteliti
mungkin.
 Sebagai bahan untuk
mengadakan rekontruksi juga
diperlukan.
(b) Sebagai lampiran Berita Acara
Pemeriksaan TKP dan maka
pembuatan sketsa tersebut dilakukan
sebagai berikut :
 Mempergunakan Kertas
berukuran (kertas milimeter).
 Menentukan Tanda/arah utara
kompas.
 Dibuat dengan skala.
 Untuk setiap obyek diberi tanda
dengan huruf balok dan
dijelaskan pada keterangan
gambar.
 Mengukur jarak benda-benda
bergerak dengan cara
menghubungkan 2 buah titik

PENYELIDIKAN 25
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pada benda-benda tidak


bergerak yang dipergunakan
sebagai patokan.
 Untuk otentikasi sketsa dituliskan
cantumkan:
- Nama pembuat
- Tanggal pembuatan
- Peristiwa apa
- Dimana terjadi
(c) Penanganan korban, saksi dan
pelaku.
 Penanganan korban mati.
- Pemotretan mayat menurut
letak dan posisinya
dilakukan secara umum
ataupun close-up yang
dilakukan berbagai arah
sesuai dengan uruutan-
urutan pemotretan kriminil,
ditujukan pada bagian
badan yang ada tanda-
tanda yang mencurigakan.
- Meneliti dan mengamankan
bukti-bukti yang
berhubungan dengan mayat
yang terdapat pada tubuh
atau yang melekat pada
pakaian korban dengan
memperhatikan tanda-tanda
kematian seperti
pembunuhan, tenggelam,
keracunan, terbakar,
gantung diri/bunuh diri.
- Memanfaatkan bantuan
teknis Dokter yang di
datangkan dengan
menanyakan hal-hal :
 Jangka waktu/lama
kematian berdasarkan
pengamatan tanda-
PENYELIDIKAN 26
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tanda kematian antara


lain kaku mayat,
lebam mayat, dan
tanda-tanda
pembusukan.
 Cara kematian (mode
or manner of death)
 Sebab-sebab
kematian (cause of
death)
 kemungkinan adanya
perubahan posisi
mayat pada wajtu
diperiksa di
bandingkan dengan
posisi semula pada
saat terjadinya
kematian.
- Memberikan tanda garis
pada letak posisi mayat
sebelum dikirim ke Rumah
Sakit.
- Setelah diambil penyidikan
jarinya segera dikirim ke
Rumah Sakit untuk dimintai
Visum et Repertum dengan
terlebih dahulu diberi label
pada ibu jari kakinya atau
bagian tubuh lain.
(Pengambilan penyidikan
jari dapat dilaksanakan di
Rumah Sakit, juga
Identifikasinya).
 Penanganan Saksi
- Mengumpulkan katerangan
saksi:
 melakukan
interview/wawancara
dengan mengjukan
pertanyaan-
PENYELIDIKAN 27
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pertanyaan kepada
orang-orang/pihak-
pihak yang
diperkirakan/ diduga
melihat, mendengar
dan mengetahui
kejadian tersebut.
 Berdasarkan
keterangan-
keterangan yang
didapat dari hasil
interview yang
dilakukan dapat
diperoleh beberapa
orang yang
digolongkan sebagai
saksi dan atau orang-
orang yang diduga
sebagai tersangka.
 Melakukan
pemeriksaan singkat
terhadap saksi dan
orang-orang yang
diduga
sebagaitersangka
guna mendapatkan
keterangan dan
petunjuk-petunjuk
lebih lanjut.
 Melakukan
Pemeriksaan
terhadap korban,
keadaan korban,
penampilan korban,
sikap korban atau
dibawa ke Rumah
Sakit/Dokter Ahli
untuk dimintai Visum
et Repertum.
 Penanganan Tersangka

PENYELIDIKAN 28
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

- Melakukan penangkapan,
penggeledahan badan dan
pengamanannya.
- Meneliti dan mengamankan
bukti-bukti yang terdapat
pada pelaku dan atau
melekat pada pakaiannya.
- Melakukan pemeriksaan
singkat untuk memperoleh
keterangan sementara
mengenai hal-hal baik yang
diakukan sendiri maupun
keterlibatan orang lain
sehubungan dengan
kejadian.
 Penanganan Barang Bukti
- Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam
penananganan barang
bukti:
 Setiap terjadi kontak
fisik pada kedua obyr
akan selalu terjadi
pemindahan material
dari masing-masing
obyek, walaupun
jumlahnya mungkin
sangat keci/sedikit.
Karenanya pelaku
pasti meninggalkan
jejak/bekas di TKP,
dan atau pada tubuh
korban.
 Makin jarang dan
tidak wajar suatu
barang di tempat
kejadian, makin tinggi
nilainya sebagai
barang bukti.
 Barang-barang yang
PENYELIDIKAN 29
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

umum terdapat akan


mempunyai nilai tinggi
sebagai barang bukti
bila terdapat
karakteristik yang
tidak umum dari
barang tersebut.
 Harus selalu
beranggapan bahwa
barang yang tidak
berarti bagi kita,
mungkin sangat
berharga sebagai
barang buykti bagi
orang yang ahli.
 barang-barang yang
dikumpulkan apabila
diperoleh secara
bersam-sama dan
sebanyak mungkin
macamnya serta
dihubungkan satu
sama lain dapat
menghasilkan bukti
yang berharga.
 Pencarian Barang Bukti
- Dilakukan di TKP dan
sekitarnya apabila perlu
dengan disertai
penggeledahan badan,
yang dilaksanakan secara
teliti, cermat, dan tekun.
- Terhadap barang bukti yang
sukit ditemukan oleh
petugas Polri dilapangan.
Maka sejak tahap
pengolahan TKP samapi
dengan pemeriksaan ilmiah
sebaiknya dilakukan oleh
pemeriksaan ahli dari
PENYELIDIKAN 30
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Identifikasi, Labfor dan


Dokter Polri sesuai dengan
bidang dan tugasnya.
- Pencarian barang bukti
dapat dilakukan dengan
cara metode sebagai
berikut:(Tergantung kondisi
tempat dan jumlah petugas)
 Metode Spiral (Spiral
Methoda)
 caranya : 3 orang
petugas atau
lebih menjelajahi
tempat kejadian,
masing-masing
berderet ke
belakang (yang
satu dibelakang
yang lain)
dengan jarak
tertentu,
kemudian
bergerak
mengikuti bentuk
spiral berputar ke
arah dalam.
 Metode ini untuk
daerah yang
lapang,
bersemak atau
berhutan.
 Metode Zone (Zone
Metode)
 Caranya : Luas
tempat kejadian
perkara dibagi
menjadi 4
bagian, dan dari
tiap bagian di
bagi-bagi

PENYELIDIKAN 31
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

menjadi 4
bagian, jadi
masing-masing
bagian 1/16 dari
luas tempat
kejadian perkara
seluruhnya.
Untuk tiap-tiap
1/16 bagian
tersebut di tunjuk
2 sampai 4 orang
petugas untuk
mnggeledahnya.
 Metode ini baik
untuk
pekarangan,
rumah atau
tempat tertutup.
 Metode Strip dan
Metode Strip Ganda
(Strip Methoda and
Double Strip Methoda)
 Caranya : 3
orang petugas
masing-masing
berdampingan
yang satu
dengan yang lain
dalam jarak yang
sama dan
tertentu (sejajar)
kemudian
serentak dari sisi
lebar yang satu
sisi lain ketempat
kejadian perkara.
Apabila dalam
gerakan tersebut
sampai diujung
sisi lebar yang

PENYELIDIKAN 32
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

lain maka
masing-masing
berputar kearah
semula.
 Metode ini baik
untuk daerah
yang berlereng.
 Metode Roda (Wheel
Metode)
 Caranya :
beberapa
petugas
bersama-sama
bergerak ke arah
luar dimulai dari
titik tengah
kejadian. Dimana
masing-masing
petugas menuju
ke arah
sasarannya
sendiri-sendiri
sehingga
merupakan arah
delapan penjuru
mata angin.
 Metode ini baik
untuk ruangan
(hall).
 Metode kotak yang
diperluas
 Dimulai/dari titik
tengah TKP
dalam bentuk
kotak sesuai
kekuatan
personil yang
kemudian dapat
dikembangkan/di
perluas sesuai

PENYELIDIKAN 33
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dengan
kebutuhan
sampai seluruh
TKP dapat
ditangani.
 Pengambilan dan Pengumpulan
Barang Bukti.
- Pengumpulan dan
pengambilan barang bukti
harus dilakukan dengan
cara yang benar
disesuaikan dengan
bentuk/macam barang bukti
yang akan
diambil/dikumpulkan yang
dapat berupa benda padat,
cair dan gas.
- Pengumpulan dan
pengambilan barang bukti
dalam kasus-kasus.
 Tindak pidana
denga/disertai
pembongkaran dan
memasuki tempat
tertutup.
Pada jalur
masuk/keluar pelaku.
 Bekas ban
kendaraan
 Bekas
kaki/sepatu/sand
al
 Ceceran
puntung/bungkus
rokok, sandal,
saputngan dan
lain-lain
 Tetesan/bekas
tetesan darah
Pada tempat
PENYELIDIKAN 34
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

masuk/keluar
(jendela/pintu)
 Penyidikan jari
 Bekas jari
 Bekas alat
pembongkar
(obeng, linggis
dan lain-lain).
 Rambut
Didalam TKP
(ditempat-tempat
diperkirakan terjadi
kontak dengan
pelaku).
 sidik jari
 bekas kaki
 barang-barang
yang tertinggal
dari pelaku
puntung/bekas
rokok,
saputangan,
korek api,
kancing pakaian,
rambut tanah,
dan lain-lain.
 Bekas gigitan
pada
makanan/buah-
buahan
 Peluru, senjata
tajam/senjata
api, tali pemukul
dan lain-lain.
 Pakaian
 Bekas-bekas
perlawanan
seperti rambut,
hasil goresan
kuku, serat

PENYELIDIKAN 35
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pakaian.
 Luka-luka atau
cedera pada
korban.
 Benda-benda
asing bukan
berasal dari
tubuh korban
 Pengambilansidi
k jari pada kulit
tangan, badan
dan bekas
cekikan pada
leher.
Pada pelaku/orang
yang dicurigai
(termasuk tempat
kediamannya)
 Darah
 Pakaian-pakaian,
sepatru, sandal
(termasuk tanah,
rumput yang
melekat).
 Penyidikan jari,
cakaran kuku
dan bekas
gigitan
 Rambut dan
bekas-bekas
luka.
 Kendaraan
tersangka
 Alat-alat senjata
yang ada
kaitannya
dengan
pelaku/tersangka
yang dicurigai.
Pembakaran

PENYELIDIKAN 36
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(kebakaran yang
disengaja), kebakaran
(kelalaian), antara lain
harus diambil barang
bukti sebagai berikut.
Dijalur
mendekat/keluar
 Ceceran bahan
bakar : minyak
tanah, bensin,
thiner dan lain-
lain.
 Ceceran alat
pembakar . korek
api, kayu kain.
 Ceceran tempat
bahan
bakar:Kaleng,bot
ol kaca/plastik
 Jejak
kaki/sepatu/sand
al,puntung rokok
Di TKP
 Bekas/sisa
bahan bakar :
Minyaktanah,ben
sin,thinner,bahan
peledak.
 Bekas/sisa obat
pembara : korek
api,detonator/fus
e
 Potongan kawat
listrik yang
sambungannya
tidak sempurna
 Sambungan pipa
gas/klep
pengaman yang
bocor.

PENYELIDIKAN 37
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

 Gas sisa/hasil
bahan bakar
 Sisa
kompor/lampu/ob
at nyamuk
 Pada tersangka
(termasuk tempat
kediaman)
 Bekas/sisa dan
bau bahan bakar
 Sisa alat
pembakar
 Rokok
Rokok
Tindak pidana
narkotika/obat bius
 Pada Korban :
 Bahan/obat-
obatan yang
diduga narkotika
baik jenis
maupun wujud
 Obat-obatan
yang diduga
bahasa (dftar G)
 Alat-alat suntik
 Bekas-bekas
suntikan
 Di TKP
 Catatan-catatan
tiker serta hal-hal
lainnya
 Bahan/obat-
obatan yang
diduga narkotika
baik jenis
maupun wujud
 Obat-obatan
yang diduga
bahasa (daftar

PENYELIDIKAN 38
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

G)
 Alat-alat suntik
 Bekas
bungkus/sampul
obat
 Alat isap(sedot)
 Pada tersangka
9termasuk
tempat
kediaman)
 Bahan/obat-
obatan yang
diduga narkotika
baik jenis
maupun wujud
 Obat-obatan
yang diduga
bahasa (daftar
G)
 Alat-alat suntik
 Bekas
bungkus/sampul
obat.
kasus yang ada
hubungannya dengan
racun
pada korban
 Muntahan
 Data kesehatan
(medical history)
yang bisa
didapat pada RS
dimana korban
pernah berobat
 Obat-obatan/
racun (pada
badan/pakaian)
Di TKP
 Obat-obatan
yang diduga

PENYELIDIKAN 39
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

bahasa (daftar
G)
 Sisa
makanan/minum
an
 Sisa racun
termasuk racun
tikus/sarang/tum
buh-tumbuhan
 Desinfektan
(karbol,Riysol)
Pada Tersangka :
 Obat-obatan
yang diduga
bahasa (daftar
G)
 Sisa racun
Kejahatan susila
 Pada Korban
 Noda
darah,sperma
 Rambut,serta
pakaian
 Pakaian
termaksuk
pakaian dalam
 Bekas
perlawanan
seperti : benda
yang melekat di
kuku/tangan
Di TKP
 noda
darah,sperma
 sidik jari,bekas
kaki
 rambut,tanah
yang tercecer
 barang-barang
yang tertinggal

PENYELIDIKAN 40
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

seperi : sapu
tangan,kertas-
kertas,puntung
rokok,korek
api,botol
minuman.
 Bekas-bekas
perlawanan.
 Pada Tersangka
(termasuk tempat
kediaman)
 noda
darah,sperma
 pakaian yang
dicurigai
 rokok dan korek
api
 bekas-bekas
perlawanan
korban
 rumput,tanah
yang melekat
pada
pakaian/sepatu
 sidik jari dan
vetakan
kali,sepatu/sanda
l
Tindak Pidana
Pemalsuan surat
 alat tulis menulis
 bekas-bekas
kertas korban
 klise-klise untuk
cetakan
 tinta-tinta kanvas
dokumen
 cap-cap palsu
(stempel)
 alat-alat cetak

PENYELIDIKAN 41
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kecelakaan lalu lintas


(sengaja atau /tidakl
sengaja
Di TKP
 bekas rem dan
jejak lain dari
kendaraan
 cat mobil,minyak
oill,pecahan
kaca
 pecahan-
pecahan kaca
dari kendaraan
bermotor
 Pada kedaraan
motor yang
dicurigai
 barang yang
terpindah dari
korban atau
kendaraannya
seperti pakaian,
darah kering,
rambut,
daging/kulit
korban
 bekas kerusakan
yang baru terjadi
seperti : cat
mobil minyak oli
dan rem serta
kaca

 Pengambilan dan
pembungkusan
barang bukti yang
memerlukan bantuan
teknis (indetifikasi)
Kepolisian, Labfor
Polri dan Dokter Polri.

PENYELIDIKAN 42
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

 Pisau yang digunakan


ada sidik jarinya
 Menggunakan tali
yang dikaikkan pada
pangkal pisau atau
dapat diangkat dengan
mempergunakan
ujung ibu jari dan
telunjuk, jangan sekali-
kali menggenggamnya
 Letakan di atas
sehelai karton tebal
ikat dengan kawat
yang halus atau
benang yang kuat
Masukan pisau yang
telah terikat pada
karton tersebut
kedalam kotak yang
sesuai sehingga tidak
dapat bergeser
Bungkus segel dan
beri label untuk
kepentingan
pemeriksaan
indetifikasi Polri.
 Apabila pada ujung
laras senjata api
didapat bekas-bekas
sobekan kain, rambut,
maka ini harus dijaga
jangan sampai rusak
atau hilang.
 Pada ujung laras
hendaknya ditutup
dengan kertas dengan
kertas dan diikat agar
tidak kemasukan
kotoran.
 Masukan senjata api

PENYELIDIKAN 43
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tersebut pada sebuah


kotak yang sesuai
dengan ukurannya
agar tidak dapat
bergerak
 Kemudian tutup,
bungkus, segel dan
beri label
 anak peluru (bullet)
yang ditemukan di
TKP
 Apabila dengan hati-
hati menggunakan
ujung telunjuk dan ibu
jari pada kedua ujung
anak peluru tersebut
dan jangan sampai
menambah goresan
 Jika ditemukan lebih
dari satu peuru
pisahkan satu dengan
yang lain bungkus
satu persatu dengan
terlebih dahulu dibalut
kapas.
 Pada ujung laras
hendaknya ditutup
dengan kertas dengan
kertas dan diikat agar
tidak kemasukan
kotoran.
 Masukan senjata api
tersebut pada sebuah
kotak yang sesuai
dengan ukurannya
agar tidak dapat
bergerak
 Kemudian tutup,
bungkus, segel dan
beri label

PENYELIDIKAN 44
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

 anak peluru (bullet)


yang ditemukan di
TKP
 Apabila dengan hati-hati
menggunakan ujung
telunjuk dan ibu jari pada
kedua ujung anak peluru
tersebut dan jangan sampai
menambah goresan
 Jika ditemukan lebih
dari satu peuru
pisahkan satu dengan
yang lain bungkus
satu persatu dengan
terlebih dahulu dibalut
kapas.
 selongsong peluru
 Karena untuk
kepentingan
pembuktian
selongsong ada pada
bagian dasar, maka
cara mengambilnya
dengan menggunakan
alat (lidi, pensil dan
lain-lain) dimasukan
dalam lubang
selongsong dan
dimasukan ke dalam
kantong plastik.
 Mesiu/Serbuk
 Paraffin/lilin yang telah
dicairkan baluntukan
atau tumpahkan pada
bagian yang terdapat
mesiunya
 Setelah kering (padat
kembali) buka paraffin
tersebut dan masukan
pada kantong palstik
PENYELIDIKAN 45
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang bersih dan segel


 Peluru yang belum terpakai
 Sama dengan anak
peluru dan selongsong
 Jika masih terdapat
Dalam silinder supaya
dibiarkan dan jangan
dikeluarkan.
 Jika masih terdapat
dalam magazen maka
magazen tersebut
harus dikeluarkan dari
senjatanya dnegan
menggunakan alat
sapu tangan dan
jangan
merusak/menghilangk
an sidik jari yang
mungkin terdapat
pada senjatanya
Bungkus, segel dan
beri lebel
 pecahan logam,
peluru/serpihan (bahan
peledak, kaca dll)
 Membungkus secara
terpisah baik menurut
jenisnya, waktu
maupun tempat
ditemukannya
 Pengambilan dan
pengumpulannya
seperti pada anak
peluru
 Bungkus, segel dan
beri label
 pakaian si korban
 Dibungkus tersendiri
terutama bila ada
lubang peluru, sobek
PENYELIDIKAN 46
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

karena pisau, noda


darah, sperma pada
pakaian tersebut
 Bungkus, segel dan
beri label
 dokumen atau surat semua
dokumen yang ada
hubungannya dengan
tindak pidana dan yang sita
harus dijaga keasliannya.
 Jangan sampai terjadi
kerusakan kerusakan yang
ditimbulkan akibat
kecerobohan
 cara mengambil
mengumpulkan dan
menyimpannya
 Lipatlah sesuai
dengan lipatan aslinya
 Jangan mengadakan
coretan coretan pada
dokumen tersebut
 Jika hendak memberi
tanda/code berika
pada sampul dimana
dokumen tersebut
disimpan
 Simpanlah dokumen
dalam sampul/amplop
colopane
 Kemudian dibungkus
diikat diberi label dan
segel
 Rambut
 Pungutlah rambut-
rambut dengan
menggunakan pince
(penjepit)
 Tempatkan rambut
tersebut pada sehelai
PENYELIDIKAN 47
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kertas putih kemudian


lipatlah kertas tersebut
sehingga rambut itu
terjepit ditengahnya
 Masukan lipatan
kerjtas itu kedalam
kotak/kantong dan
tutuplah rapat-rapat
 Bungkus segel dan
beri label
 Sperma
 Jika masih basah
usahakan untuk dapat
dipindahkan ke dalam
botol kaca dan tutup
rapat
 Jika sudah kering
biarkan pada
tempatnya semula
bungkus Bersama
tempatnya beri label
dan segel
 Darah
 Darah basah yang
diketemukan pada
benda-benda lunak
antara lain pakaian,
sprei, selimut, keset
 Jumlah kecil
 Potong/guntinglah
setengah dari tepat
masukan ke dalam
botol kemudian cairan
saline (laruta garam
daput Na CI 0,9 %)
tutup rapat-rapat
bungkus, beri label
dan segel
 Potongan sisanya
biarkan mongering
PENYELIDIKAN 48
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sestelah itu bungkus


beri label dan segel
 Jumlah besar
pindahkan darah yang
tergenang itu kedalam
botol/bejana dengan
menggunakan pipet
tambahkan cairan
saline kedalamnnya
kira-kira 1/5 dari
jumlah darahnya, tutup
rapat bungkus, beri
lable dan segel.
 Darah basah yang
diketemukan pada
benda keras antara
lain ubun, besi dan
batu
 Jumlah kecil
 Usahakan
memindahkan
sebanyak mungkin
darah tersebut
didalam botol yang
bersih
 Berikan caiiran
sejumlah 1.5 dari
darah yang
adaTutupyang rapat
bungkus, beri label
dan segelSisanya
biarkan mengering
kemudian korek
dengan pisau/silet
secukupnyaMasukan
lipatan kerta putih
masukan dalam
amplop beri label dan
segel
 Jumlah besar
PENYELIDIKAN 49
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

 Contoh darah yang


diambil dalam jumlah
yang lebih
banyakCaranya sama
dengan pada jumlah
yang kecilDarah kering
yang diketemukan
pada benda-benda
lunak antara lain sprei
pakaian, selimut:
 Jumlah kecil
 Ambil dan bungkus
barang/bagian barang
dimana darah kering
melekat beri label dan
segel
 Jumlah banyak
 Potong /gunting
dimana darah kering
tersebut melekat
secukupnya
 Masukan kedalam
bejana/botol bermulut
lebar
 Tuangakan cairan
saline secukupnya dan
tutup botol tersebut
rapat-rapat
 Darah kering yang
diketemukan pada
benda keras antara
lain ubin besi dan batu
 Jumlah kecil
 Kerik seluruhnya,
masukan kedalam
bejana/botol, tuangkan
cairan saline
secukupnya dan botol
ditutup rapat
 Bungkus beri label dan
PENYELIDIKAN 50
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

segel
 Jumlah besar
 Keriklah sebanyak
mungkin dengan
pisau/siletMasukan
kedalam bejana/botol
tuangkan cairan saline
secukupnya tutup
rapat bungkus beri
label dan segel
sisanya masukan
kedalam lipatan kertas
putih masukan dalam
amplop beri label dan
segel
 Cairan yang lain
 Cara pengambilan dan
pengawetan dapat
dilakukan sama
dengan cara
pengambilan darah
dan sperma
 sisa makan/muntahan
makanan pindahkan
kedalam botol/kantong
palstik yang diangkat
dengan cara menggunakan
sendok atau alat lain
kemudian ditutup/diikat dan
disegel
 Jejak Jari
 Jejak jari nyata
(langsung dapat
dilihat, misalnya jejak
jari berasal dari jari-jari
yang kotor karena
tanah, oli darah dan
sebagainya)
 Jejek jari plastic
(akibat dari pada
PENYELIDIKAN 51
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

barang-barang lunak
yang terpegang
misalnya: coklat,
mentega, sabun,
sehingga
menimbulkan lakukan-
lakukan yang
menggambarkan jari
yang garis-garis
pepilarnya)
 Jejak jari latent (jejak
jari yang perlu
dikembangkan terlebih
dahulu sebelum dapat
dilihat) jenis ini
merupakan jejak jari
terbanyak yang dapat
di jumpai di TKP jejak
jari ini sangat tinggi
nilai buktinya dalam
suatu perkara pidana
karena :
 Tidak ada orang yang
memiliki sidik jari yang
sama
 Sidik jari tidak pernah
berubah seumur hidup
 Sidik jari dapat
dirumus
 Cara pengambilan
jejak jari yang
ditemukan di TKP
dilakukan sebagai
berikut:
 Potret jejak jari yang
ditemukan (bila lataent
harus dikembangan
terlebih dahulu dengan
metode serbuk atau
metode kimia)

PENYELIDIKAN 52
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

 Angkat (lifting) jejak


jari yang ditemukan
dengan lifter bagi jejak
jari latent yang telah
dikembangkan dengan
serbuk kemudian
tempelkan pada kartu
pendapatan sidik jari
di TKP
 Cetak jejak jari palstik
yang ditemukan
dengan silicon dan
turunkan hasil
cetakannya dalam
kotak yang sesuai
dengan ukurannya.
 Bagi jejak jari nyata,
usahakan untuk
dikirim Bersama
benda/barang dimana
ia melekat. Bola
benda/barang tersebut
terlalu besar untuk
dibawa seluruhnya,
lakukan pemotongan
dan potongan
benda/barang
tersebutlah yang harus
dikirimkan
(pertimbangkan baik-
baik kepentingannya
karena anda selaku
petugas terpaksa
melakukan
pengrusakan atas
milik seseorang)
 jejak alat/perkakas (tool
mark)
 Alat-alat/perkakas
yang digunakan dalam
PENYELIDIKAN 53
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kejahatan, hamper
selalu meninggalkan
bekas di TKP pada
umumnya berupa
goresan goresan atau
lekukan pada benda-
benda tertentu yang
menjadi sasaran
tindak kejahatan
 Jejak jejak
alat/perkakas ini
membawa segala ciri
atau tanda-tanda
istimewa yang ada
pada alat/perkakas
aslinya (obeng yang
telah rusak ujungnya
meninggalkan jejak
berkas yang berbeda
dengan obeng lain
yang masih baru atau
yang kerusakannya
berbeda)
 Cara mengambil jejak
alat/perkakas ini
dengan cara
menuang/mencetakny
a dengan silicon
 jejak kaki/sepatu ban mobil
 Di atas permukaan
tanah yang lembek
gembur atau berpasir
injakan kaki/sepatu
dan gilasan roda
kendaraan
meninggalkan bekas
berupa cetakan dari
pada bentuk asalnya
 Jejak jeja iini
merupakan alat bukti
PENYELIDIKAN 54
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang dapat menunjang


pengungkapan suatu
tinak pidana karena
dapat dilakukan
perbandingan antara
jejak yang ditemukan
kumdian didalam
penyidikan
 Cara pengambilan
jejak ini adalah
dengan
mencetak/menuangny
a degan Gips.
 pengambilan dan
pengumpulan barang bukti
gas
 Berhubung cara-cara
pengambilan dan
pengawetan sukar
dilakukan lebih-lebih
banyak jenis gas yang
sangat
membahayakan
manusia dan makhluk
hidup lainnya maka
dalam pemeriksaan
harus didatangkan ahli
 Yang dapat dilakukan
oleh petugas lapangan
dengan
memperhatikan
bahaya yang mungkin
ada yaitu dengan
mengumpulkan gas
termasuk gas hasil
kebakaran dengan
cara mengumpulkan
dalam kantong paltik
dari nilon dibeberapa
tempat di TKP
PENYELIDIKAN 55
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

e. Tindakan pengakhiran penanganan TKP


1) Konsolidasi
Setelah pengecekan TKP selesai dilaksanakan maka
dilakukan pengecekan terhadap personil
perlengkapan dan segala hal yang diketeahui
ditemukan dan dilakukan di TKP dan untuk
mengetahui sejauhmana pengnanganan TKP sudah
dilakukan maka harus dapat menjawab “ya” atas
pertanyaaan pertanyaaan sebagai berikut:
a) apakah semua barang bukti yang ditemukan
telah dapat dikumpulkan dalam jumlah yang
maksimal
b) apakah pembungkusan barang bukti telah sesuai
dengan petunjuk petunjuk yang ada.
c) Apakah dalam tindakan tindakan yang dilakukan
cukup berhati-hati dan cermat
d) Apakah pemotretan pemotretan yang dilakukan
dan sketsa yang dibuat telah cukup untuk
menggambarkan keadaan yang sebenarnya
(rekonstruksi) ?
e) Apakah keterangan -keterangan saksi dan
tersangka sudah memeperhatikan jawaban
jawaban atas pertanyaanya 7 KAH?
2) Pembukaan/pembebasan TKP
a) pembukaan/pembebsan TKP dilakukan oleh
perwira siaga setelah mendapat pemberitahuan
dari penyidik bahwa pengolahan TKP telah
selesai
b) dalam hal petugas pengolahan TKP baik dari
Reskrim maupu dari bantuan teknis (identifikasi,
Labfor dan Doktoer ) masih memerlukan waktu
untuk pengolahan TKP, maka
pembukaan/pembebsan TKP selanjutnya dapat
dilakukan oleh peyidik setelah mendapat
pemberitahuan dari penyidik atau bantu teknis
dari idnetifikasi labfor dan doctor bahwa
pengolahan TKP Selesai.

3) pembuatan cerita acara pemeriksaan di TKP


a) berita acara pemeriksaan di TKP dibuat ole
PENYELIDIKAN 56
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

penyidik/penyidik pembantu yang melakukan


pengolahan TKP adalah nerupakan
(1) hasil yang ditemukan di TKP baik TKP itu
korban sendiri, saksi-saksi, tersangka
maupun barang bukti
(2) tindakan yang dilakukan oleh petugas (TP,
TKP dan pengolahan TKP)terhadap hasil
yang ditemukan di TKP.
(3) sebagai bahan untuk pelaksanaan dan
pengembangan penyidik selanjutnya
(4) bahan bagi penyidik selanjutnya
(5) bahwa evaluasi bagi atasan
b) disamping Berita Acara pemeriksaan di TKPdi
buat pula
(1) berita acara penemuan dan penyitaan
barang bukti di TKP
(2) berita acara penemuan da pengambilan
jejak di TKP (sidik jari, lutut, darah, sperma
dan lain-lain) bila ditemukan
(3) berita acara mememasuki rumah di TKP
(4) berita acara pemotretan di TKP
(5) Berita Acara lain-lain sesuai tindakan yang
dilakukan
4) Evaluasi Kegiatan
Khusus terhadapTKP tertentu yang memerukan
penanganan TKP lanjutan karena sifat dan kualitasnya
dinilai tinggi perlu memerlukan evaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilakukan sebagai dasar dan
pertimbangan mulai dari tahap tahap sebagai berikut :
a) Tahap persiapan
(1) Respon terhadap laporan (sikap
penerimaan, tindak lanjut)
(2) Kesiapan Alut/Alsus
(3) Kelengkapan Administrasi pananganan
TKP
(4) APP sebelum berangkat
b) Tahap pelaksanaan TP TKP
(1) Pengamatan umum
(2) Pemasanganan police line/pembatas TKP
(3) Pembuatan jalan setapak

PENYELIDIKAN 57
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(4) Pengecekan tanda tanda kematian korban


(5) Panandaan korban hidup yang akan
dibawa ke rumah sakit.

c) Tahapan pelaksanaan olah TKP


(1) APP awal
(2) Teknik dan urut urutan pemotratan
(3) Teknik pencarian barang bukti
(4) Teknik pengambilan barang bukti
(5) Teknik pengamanan barang bukti
(6) Teknik penanganan saksi
(7) Teknik penanganan tersangka yang
tertangkap tangan
d) Tahap pengakhiran olah TKP
(1) Konsolidasi
(2) Pembukaan /pembebasan TKP
(3) Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di
TKP berikut kelengkaan meliputi:
(a) BAP di TKP
(b) Sket TKP Umum/Khusus
(c) Hasil Foto TKP
(d) Berita Acara Pemotretan
(e) Data Pemotretan
(f) Berita acara pengambilan jejak jari
/kaki/ban
(g) Berita acara penemuan dan penyitaan
barang bukti dari TKP
(h) Berita acara penyegelan barang bukti
(i) Berita Acara pembungkusan dan
penyegelan barang bukti
(j) Label barang bukti
5) Gelar pelaksanaan pananganan TKP
Gelar terhadap pelakanaan penanganan TKP sebagai
sarana untuk mencari dan menemukan cara dan
teknis pengolahan TKP selanjutnya agar memperoleh
hasil yang maksimal.

2. Metode Pengamatan (Observasi)


a. Pengertian observasi
Pengamatan dengan pancaindera secara teliti terhadap

PENYELIDIKAN 58
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

orang, benda, tempat atau kejadian.


b. Tujuan observasi untuk :
1) Memperoleh gambaran yang jelas baik secara
keseluruhan maupun secara terperinci.
2) Mengidentifikasikan subyek degan informasi/gambaran
yang telah diperoleh sebelumnya.
3) Melengkapi informasi yang sudah ada, untuk
kepentingan pengecekan atau konfirmasi terhadap
informasi tersebut.
4) Mencari hubungan antara subyek dengan peristiwa
tindak pidana.
5) Menentukan langkah kegiatan lanjutan yang tepat,
efektif dan efisien.
c. Persiapan
1) Administrasi
a) Kelengkapan Formil
(1) Laporan Informasi dan atau Laporan Polisi.
(2) Surat Perintah Tugas.
(3) Surat Perintah Penyelidikan.
b) Kelengkapan Materil
(1) Hasil analisa Laporan Polisi.
(2) Rencana penyelidikan.
(3) Laporan hasil gelar perkara awal untuk
yang sudah terbit Laporan Polisi.
2) Petugas.
a) anggota Polri.
b) memiliki kemampuan komunikasi yang baik
c) memiliki daya ingat dan penggambaran.
d) memiliki kemampuan teknis dan taktis
pengamatan.
e) memiliki kesabaran, keuletan, ketekunan,
kewaspadaan dan ketahanan yang baik.
f) memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi.
3) Perlengkapan dan Peralatan
a) Membawa indentitas diri yang jelas (kartu tanda
anggota, tanda kewenangan) disesuaikan
dengan teknis penyelidikan.
b) Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 atau alat
transportasi lainnya.
c) Alat komunikasi, handphone/handytalky.

PENYELIDIKAN 59
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d) Alat utama (alut).


e) Alat Khusus (alsus : alat pelacak dan alat
perekam)
f) Logistik
4) Metode
a) Mempelajari, mengkaji, dan menganalisis data
sasaran baik berupa : Orang, benda/barang,
tempat, kegiatan, peristiwa, secara detail dan
cermat.
b) Menentukan sasaran yang akan dijadikan objek
pengamatan
c) Mencari dan memilih orang-orang yang dapat
membantu dalam pelaksanaan pengamatan bila
diperlukan.
d) Memperhitungkan segala kemungkinan adanya
hambatan tintangan bagi pelaksanaan kegiatan
pengamatan untuk dapat di atasi (alam, petugas
sendiri maupun sasaran).
e) Menentukan target waktu, dan hasil yang ingin
dicapai.
f) Penelitaan terakhir terhadap segala sesuatu
yang telah dipersiapkan secara keseluruhan
oleh pimpinan pelaksanaan kegiatan
pengamatan.
d. Pelaksanaaan pengamatan/observasi
Observasi adalah pengamatan dengan panca indra secara
Teliti terhadap orang, benda, tempat, kejadian/situasi.
1) Observasi diawali dari pengamatan secara umum
untuk mendapatkan gambaran umum/menyeluruh
serta mengamati bagian-bagian/hal-hal yang istimewa
secaraterperinci/khusus.
2) Observasi terhadap orang, dilakukan dengan
meneliti/mencari :
a) Ciri-ciri umum misalnya :
(1) Jenis Kelamin
(2) Kebangsaan
(3) Warna Kulit
(4) Tinggi Badan
(5) Berat Badan
(6) Bentuk Badan

PENYELIDIKAN 60
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(7) Umur
(8) Bentuk Warna Rabut
(9) Bentuk Hidung
b) Ciri-ciri Khusus,misalnya :
(1) Bentuk Kepala
(2) Wajah
(3) Bentuk Mata
(4) tanda/cacat/ciri pada badan atau muka
(5) Gerak-gerik dan Tingkah Laku
(6) Kebiasaan
c) Ciri-ciri yang dapat berubah,misalnya
(1) Cara Berpakaian
(2) Potongan Rambut
(3) Pemakaian Kosmetik
(4) Raut Muka (Operasi)
d) Dalam rangka melakukan observasi terhadap
orang harus diperhatikan :
(1) Gerak-gerik orang yang sembunyi-sembunyi
perlu mendapat perhatian khusus
(2) Sikap dan tingkah laku orang yang terlalu
ingin tahu perlu diamati
(3) Sikap seseorang yang menunjukan pura-
pura tidak tahu, yang terlalu dibuat-buat
Biasanya mengandung maksud tertentu yang
perlu diperhatikan oleh penyelidik.
3) Observasi terhadap benda, dimulai dari ciri-ciri umum
kemudian ke ciri-ciri khusus yang membedakan
dengan yang lain,misalnya :
a) Jenis/bentuk umum termasuk ukuran dan warna
b) Ciri-ciri khusus yang membedakan dengan yang
lain
4) Observasi terhadap tempat
a) Untuk menentukan tempat yang pasti dari suatu
tindak pidana
b) mengenali bukti, saksi, tersangka, korban yang
berkaitan dengan tindak pidana.
5) Observasi terhadap tempat yang dilakukan ditempat
terbuka atau tempat tertutup.
a) Tempat Terbuka
Tempat terbuka biasanya tidak mempunyai batas
PENYELIDIKAN 61
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

yang jelas,maka penyelidik yang akan melakukan


observasi perlu terlebih dahulu
menetukan/memastikan batas daerah yang
diobservasi secara logis dan praktis,misalnya
dengan menggunsksn benda/barang hal-hal
ditempat tersebutsebagai tanda taktis,misalnya
jalan, tiang listrik, pohon, jembatan dan lain-lain.
b) Tempat Tertutup
Observasi tempat tertutup seolah-olah kelihatan
tidak sulit, karena da batas-batas yang jelas,
tetapi sebenarnya justru ditempat tertutup dapat
menimbulkan kesulitan untuk mengamati secara
keseluruhan, namun drmikian dapat di atasi
dengan cara :
(1) Kordinasi dengan Telkom untuk melakukan
penyadapan.
(2) memasang alat perekam
(3) Undercover
6) Observasi terhadap kejadian / situasi
a) Observasi terhadap kejadian yang meliputi
seluruh kejadian biasannyha tak dapat dilakukan
karena penyelidikan biasanya datang setelah
tindak pidana
b) berlangsung dan selanjutnya tak mungkin tindak
pidana dibiarkan terus berlangsung sekedar
untuk observasi.
c) Dalam observasi terhadap sesuatu kejadian
walaupun hal tersebut merupakan sesuatu yang
dianggap kecil/sepele namun sering dapat
mempunyai arti yang sangat penting dalam
kaitannya dengan peristiwa tindak pidana.
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Observasi dilakukan dengan cermat dan tepat
sehingga dapat diperoleh gambaran yang lengkap dan
jelas tentang sasaran
b. Hal-hal kelihatan kecil atau sepele perlu diamati
dengan baik, karena hal terserbut mungkin tidak
berarti bagi orang awam,tetapi sangat berharga bagi
penyelidik.
c. Observasi sebaiknya dilakukan secara sistematis dan

PENYELIDIKAN 62
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

terus menerus untuk membantu meningkatkan apa


yang telah diamati perlu disediakan
d. Bila penyelidik hadir/datang di TKP dimana tindak
pidana masih berlangsung maka penyelidik harus
dapat melakukan observasi secara tepat dan obyektif,
terutama dalam mengenali faktor-faktor penting,
misalnya :
a) Waktu Tempat Kejadian
b) Tempat dan loksai tempatnya kejadian.
c) Orang yang terlibat pidana
d) Benda alat melakukan/ hasil kejahatan.
e) perbuatan masing-masing pelaku.

3. Metode Wawancara (Interview)


a. Dilaksanakan secara non formal/terselubung atau formal/
terbuka.
b. Kegiatan wawancara untuk:
1) memperoleh keterangan baru, keterangan tambahan
atauketerangan yang merupakan konfirmasi atau
keterangan yangmenyangkal.
2) Kemungkinan menemukan petunjuk tentang barang
buktitersangka, korban dan saksi.
3) Menguji keterangan yang telah diperoleh.
4) Menguji penafsiran sementara tentang tkp, barang
bukti dan tersangka.
c. Persiapan
a. Administrasi
a) Kelengkapan Formil
(1) Laporan Informasi dan atau Laporan
Polisi.
(2) Surat Perintah Tugas.
(3) Surat Perintah Penyelidikan.
(4) Surat Undangan Klarifikasi (bila
diperlukan)
b) Kelengkapan Materil
(1) Hasil analisa Laporan Polisi.
(2) Rencana penyelidikan.
(3) Laporan hasil gelar perkara awal untuk
yang sudah terbit Laporan Polisi.
2) Petugas

PENYELIDIKAN 63
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) anggota Polri.
memiliki komitmen dan integritas.
c) memiliki kemampuan komunikasi yang baik
d) memiliki daya ingat dan penggambaran.
e) memiliki kemampuan teknis dan taktis
wawancara.
f) memiliki kesabaran, keuletan, ketekunan,
kewaspadaan dan ketahanan yang baik.
g) memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi
3) Perlengkapan dan Peralatan
a) membawa indentitas diri yang jelas (kartu tanda
anggota, tanda kewenangan) disesuaikan
dengan teknis penyelidikan.
b) kendaraan Roda 2 dan Roda 4 atau alat
transportasi lainnya.
c) alat komunikasi, handphone/handytalky.
d) alat utama (alut).
e) alat Khusus (alsus : alat perekam).
f) logistik.
Metode
a) Mempelajari, mengkaji, dan menganalisis
informasi yang diperlukan serta menentukan
orang-orang yang patut diduga memiliki
informasi.
b) Menentukan teknik wawancara yang akan
dilakukan apakah melalui terbuka, tertutup atau
kombinasi antar Keduanya, disesuaikan dengan
objek, situasi dan kondisi
c) Menyiapkan daftar pertanyaan yang akan
diajukan kepada objek yang akan
diwawancarai.
d) Menyiapkan barang atau dokumen yang patut
diduga terkait dengan tindak pidana, untuk
mendukung pelaksanaan wawancara.
Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan wawancara.
f) Menentukan alat yang akan digunakan untuk
melakukan kegiatan wawancara.
d. Pelaksanaaan SOP wawancara
Interview/wawancara adalah salah satu rangkain
penyelidikan yang dilakukan sebagai upaya untuk

PENYELIDIKAN 64
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

memperoleh keterangan dari orang yang memiliki atau


patut diduga memiliki keterangan, interview dapat dilakukan
secara :
1) Wawancara Secara tertutup
a) Dilakukan dengan menyembunyikan identitas
petugas
b) Dilakukan terhadap orang yang diduga memiliki
keterangan, namun memiki keengganan,
ketidakpedulian, perasaan takut untuk
memberikan keterangan terkait dengan suatu
tindak pidana yang sudah terjadi.
c) Petugas mengajukan pertanyaan wawancara
dilakukan dengan cara tanya jawab
menggunakan bahasa Indonesia. Apabila yang
diperiksa tidak dapat berbahasa Indonesia.
d) Wawancara secara tertutup dilakukan dengan
menggunakan teknikundercover atau kombinasi
teknik elicting.
2) Wawancara Secara terbuka
a) Wawancara dilaksanakan di kantor kesatuan
tempat Penyelidik bertugas. Dalam situasi dan
kondisi tertentu, wawancara dapat dilakukan di
luar kantor kesatuan dengan melakukan
koordinasi dengan instansi/tempat dimana
wawancara akan dilakukan atas sepengetahuan
dan persetujuan atasan Penyelidik.
b) Dalam hal wawancara dilakukan di luar negeri
maka penyelidik melakukan koordinasi dengan
Divhubinter Polri, Kemetrian Luar Negeri,
Kemenkumham dan Kedutaan Besar.
c) Penyelidik mencatat keterangan yang diberikan
oleh orang sesuai dengan format berita acara
wawancara yang sudah ditentukan.
d) Interview yang dilakukan oleh para Penyelidik
secara terbuka dilakukan dalam bentuk
wawancara
3) Penyelidik mengajukan pertanyaan dengan bahasa
Indonesia yang mudah dimengerti, sopan, dan tidak
menyinggung perasaan orang yang diperiksa, dalam
hal ini tidak menyinggung unsur Suku, Agama,

PENYELIDIKAN 65
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Ras/Antar golongan, dan norma susila.


4) sedapat mungkin proses wawancaradirekam baik
secara audio maupun visual.
5) Dalam menyusun daftar wawancara agar memenuhi
pertanyaan 7 (tujuh) KAH yaitu:
a) Siapakah.
pengertian agar dapat menjawab tentang siapa
saja orang atau pihak atau subjek yang terkait
dengan dugaan tindak pidana yang terjadi.
b) Apakah.
pengertian agar dapat menjawab tentang
peristiwa yang terjadi, akibat perbuatan,
penyebab dan latar belakang dan objek lain
terkait dugaan tindak pidana yang terjadi.
c) Dimanakah.
pengertian agar dapat menjawab tempat atau
lokasi terkait tindak pidana yang terjadi, misalnya
tempat terjadinya peristiwa, tempat
ditemukannya korban dan atau barang bukti,
tempat keberadaan saksi dan atau tersangka,
dan lain-lain.
d) Dengan apakah.
pengertian agar dapat menjawab tentang alat
yang dipergunakan terkait dugaan tindak pidana
yang terjadi.
e) Mengapakah.
pengertian agar dapat menjawab latar belakang
kejadian, alasan dan penyebab terjadinya tindak
pidana.
f) Bagaimanakah
pengertian agar dapat menjawab tentang cara
perbuatan itu dilakukan terkait tindak pidana
yang terjadi.
g) Bilamanakah
pengertian agar dapat menjawab tentang waktu
terkait terjadinya tindak pidana.
e. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) wawancara saksi dilaksanakan dalam suasana yang
tenang dan nyaman sehingga saksi dapat memberikan
keterangan dengan baik, benar, nyaman dan tidak

PENYELIDIKAN 66
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tertekan.
2) wawancara yang dilakukan diluar kantor penyidik
dengan pertimbangan:
a) Kondisi yang diwawancara sakit/tidak dapat hadir
kekantor penyidik.
b) Faktor keamanan orang yang diperiksa.
c) Kondisi ekonomi orang yang diperiksa.
4. Metode Pembuntutan (Surveillance)
a. Pengertian Surveillance
Adalah pengamatan secara sistimatis terhadap orang,
apabila dilakukan terhadap benda atau tempat, sebagai
upayauntuk mencari hubungan dengan orang tertentu yang
diamati.

b. Istilah-istilah dalam surveillance:


1) Subyek adalah orang, benda, tempat yang diamati.
2) Surveilantadalah penyelidik yang laksanakan
surveillance.
3) Contact adalah orang yang dihubungi oleh subyek.
4) Convoyadalah orang yang membantu subyek, untuk
mengawasi apakah ada orang yang mengamati
subyek
5) Decoyadalah orang yang membantu subyek, untuk
mengalihkan perhatian / menyesatkan sueveillant.
6) Made/blown/burned (hangus), adalah kondisi apabila
surveillant telah diketahui oleh subyek.
c. Jenis-jenis surveillance.
1) Surveillance mobil, bertugas membuntuti/membayangi,
dengan cara : berjalan kaki, berkendaraan, berjalan
kaki dan berkendaraan.
2) Surveillance tetap, digunakan apabila subyek tetap
ada disuatu tempat dan apabila informasi yang
penting dapat dikumpulkan disatu tempat.
3) surveillance longgar, dilakukan karena informasi
yangdiperlukan tentang subyek memerlukan waktu
yang sangat panjang.
4) surveillance ketat, subyek diamati terus menerus, teliti
dan intensif.
5) gabungansurveillance longgar dan ketat.

PENYELIDIKAN 67
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam surveillance


1) Rencanakansecara teliti dan matang, namun dalam
pelaksanaannya harusfleksibel sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan yang berkembang/berubah
dilapangan.
Perlu dipertimbangkan dan diperhitungkan tentang
kemungkinan yang dapat timbul, terhadap masalah –
masalah :
a) Informasi yangtelah diterima/dihimpun.
b) Tujuan surveilalance yang akan dicapai
c) Perkiraan terhadap kemungkinan yang
akan/dapat terjadi.
d) Cara bertindak yang diperlukan.
e) Pemilihan dan penentuan personil dan sarana
yang diperlukan.
2) Persyaratan-persyaratan dalam pelaksanaan
surveillance
a) Bertubuh sedang/biasa, tidak menonjol.
b) Tidak memiliki kelainan/keistimewaan bentuk
badan dan wajah.
c) Dapat cepat menyesuaikan diri dan serasi
dengan tempat/lingkungandan keadaan
sekelilingnya/sasaran, misalnya :
(1) Menguasai bahasa setempat.
(2) Faham adat kebiasaan masyarakatnya.
(3) Cara berpakaian yang sesuai dengan cover.
(4) Penampilan menyesuaikan cover dan
sasaran.
d) Menguasai teknik dan taktik penyelidikan reserse.
e) Memahami pembuktian tindak pidana.
f) Sarana surveillance disesuaikan dengan
kebutuhan dan keadaan.
3) Persiapan dalam melaksanakan surveillance, antara
lain:
a) Teliti semua informasi yang telah
diterima/tersedia.
b) Melakukan pengintaian telah subyek untuk
menentukan :
(1) Cara bertindak.
(2) Jalan masuk dan jalan keluar.

PENYELIDIKAN 68
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(3) Titik-titik yang menguntungkan.


(4) Hal-hal yang dapat dimanfaatkan.
c) Pengenalan/pengetahuan tentang subyek,
misalnya bila subyek belum diketahui dapat
terlebih dahulu minta bantuan orang lain untuk
menunjukkan.
d) Mengetahui identitas subyek antara lain, tentang :
(1) Nama.
(2) Umur.
(3) Jenis kelamin.
(4) Alamat.
(5) Pekerjaan.
(6) Foto dan signalemen.
(7) Kebiasaan atau hobby.
(8) Hubungan/kontak dan atau teman
akrab/family.
(9) Tempat-tempat yang sering dikunjungi,
(10) Kendaraan yang dimiliki atau digunakan.
(11) Keterlibatannya dalam tindak
pidana/kejahatan.
4) Dalam pelaksanaan surveillance, antara lain :
a) Hindarkan kontak langsung bertatap muka
dengan subyek, supaya tidak dikenali oleh
subyek, terutama apabila harus berhadapan.
b) Bila surveilant tiba-tiba bertatap muka dengan
subyek, makasurveilant jangan mengalihkan
pandangan secara mendadak, supaya tidak
menimbulkan kecurigaan / perhatian dr subyek.
c) Bila perlu memandang wajah subyek, sebaiknya
pandang subyek secaratidak langsung dan
kelihatan wajar
d) Hindarkan gerakan-gerakan yang mendadak atau
kurangwajar, untuktidak menarik perhatian
subyek.
e) Siapkan uang termasuk uang kecil untuk
sewaktu-waktudiperlukan tanpa menunggu
kembalian.
f) Peka terhadap telah gerak tipu subyek
danwaspadalah telah kemungkinan penyesatan
oleh subyek.

PENYELIDIKAN 69
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

g) Bila subyek memasuki restoran, surveilantharus


mengambil tempat untukdapat mengawasi nya,
dan apabila memesan makanan, pesanlah yang
dapat disiapkan cepat/segera, kalau perlu bayar
pesanan tersebut lebih dulu.
h) Bila surveillant berada dalam satu lift dengan
subyek, tunggu subyek menekan terlebih dahulu
tombol tingkat yang akan dituju, sebaiknya
surveilant menekan tombol satu tingkat di atas
atau dibawahnya, kemudian ikuti subyek melalui
tangga.
i) Waspada telah subyek yang menggunakan
pengawal bertujuan untuk mengamankan/
menghalangi pengawasan atau memper-daya
surveilant.

j) Jika subyek curiga bahwa ada yang


mengikutinya, lakukan seolah-olah surveilanttidak
mengawasi subyek
k) Jika surveilant kehilangan jejak subyek, segera
hubungi lapor kepada atasan
l) Subyek harus terus menerus diamati sampai
selesai melakukan kejahatan, kecuali apabila
dibiarkan akan mengakibatkan :
(a) Kejahatan menjadi selesai keseluruhannya.
(b) Membahayakan keselamatan orang/korban.
(c) Mengakibatkan kerugian yang besar.
m) Segera laporkan hsl surveillance kepada
atasan/penyidik.
e. Pelaksanaan Surveillance
1) surveillance bergerak
a) berjalan kaki
(1) satu orang
(a) Cara ini sukar dilakukan dan banyak
resikonya.
(b) Bila terpaksa dilakukan, hanya dalam
pd situasi yang lengang / sepi, namun
surveilanat harus lebih berhati-hati
terutama apabila berdekatan dengan
subyek.
(c) Dalam keadaan ramai surveilantdapat
PENYELIDIKAN 70
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

mengikuti subyek dalam jarak tertentu


untuk selalu dapat mengawasinya,
apabila subyek beseberangan ambil
posisi sejajar dengan subyek.
(2) Dua Orang
(a) Cara ini dapat mengurangi resiko,
dibandingkan 1 orang.
(b) Pada jalan yang ramai surveilantdapat
mengikuti subyek dalam sisi jalan
yangsama, satu dekat dengan subyek
(a), satu (b) mengikuti dengan jarak
tertentu.
(c) Surveilant (b) memperhatikan
surveilant (a), untukdapatmenerima
isyarat-isyarat yang diberikan (a),
(d) Pada jalan yang lengang, surveilant (a)
ada pada posisi diseberang jalan
sejajar dengan subyek, (b) dibelakang
surveilant (a) dan subyek.
(e) Kedua surveilantdapat bertukar tempat
untuk menghindari kecurigaan subyek.
(3) Berjalan kaki 3 (tiga) orang
(a) Cara ini dapat digunakan untuk
mengamati subyek secara ketat dari
dua arah.
(b) Bila surveilant (a) dan (b) ada
dibelakang subyek, (c) ada diseberang
jalan menuju arah yangsama.
(c) Bila subyek belok kanan maka
surveilant (a) dapat terus jalan, sedang
(b) menempati posisi (a),
(c)menyeberang jalan untuk mengganti
posisi (b), (a) mengganti posisi (c).
(d) Bila subyek belok kiri dan
menyeberang jalan kearah (c), (a)
terus berjalan lurus / menempati posisi
(c), maka surveilant (b) mengganti
posisi (c).

PENYELIDIKAN 71
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYELIDIKAN 72
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

PENYELIDIKAN 73
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b) Berkendaraan
Pada dasarnya sama dengansurveilant berjalan
kaki, tetapi perlu memperhatikan jumlah team
dalamkendaraan untuk menghadapi segala
kemungkinan, serta perhatikan pula kesibukan
danrambu-rambu lalu lintas yang jadi
penghalang, dan jalan buntu yang memungkinkan
surveilant diketahui subyek.
(1) Bila kendaraan subyek berhenti, dan subyek
turun dari kendaraan, maka salah satu
surveilant harus turun untuk mengikuti
subyek.
(2) Bila kendaraan surveilant dua atau lebih,
pengawasanya hampir samadengan jalan
kaki.

2) SurveillanceTetap
a) Dilakukan dr satu tempat atau lebih dalam posisi
yang tetap telah subyek, dilakukan dengancara
menghadap langsung kearah subyek.
b) Tempat pengintaian dapat berupa rumah, toko,
mobil atau bangunan lainnya.
c) Apabila subyek mempunyai kebiasaan pindah
tempat, makasurveilant dapat mengikuti subyek
dengan tekniksurveillance sbgmn tsb di atas, pilih
yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat waktu itu.
d) Siapkan segala sarana dan prasarana
surveillanceyang diperlukan.
3) Electronic Surveillance
Surveillancedengan menggunakan sarana electronic
berupa penyadapan pembicaraan melalui tilpun
maupun email, untuk :
a) Mengetahui posisi dan mobilitas subyek secara

PENYELIDIKAN 74
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pasti.
b) Mengetahui hubungan antara subyek dengan
orang lain.
c) Mengetahui tempat-tempat yang dikunjungi oleh
subyek.
d) Mengetahui pembicaraan antar subyek dengan
orang lain tentang jaringan, barang bukti,
rencana subyek lebih lanjut.
e) Untuk mendapatkan data tentang sesuatu yang
ada kaitannya dengan tindak pidana tersebut.

f. Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1) Survaillance terhadap subyek sebaiknya direncanakan
secara teliti dan matang serta flexibel sesuai
kebutuhan dan keadaan yang mungkin
berkembang/berubah dilapangan.
2) Dalam merencanakan surveillance perlu
memperhitungkan dan mempertimbangkan tentang
kemungkinan yang dapat menimbulkan hal-hal yang
tak terduga dan resiko-resiko yang akan dihadapi,
antara lain tentang :
a) Informasi yang telah diterima dan telah tersedia.
b) Tujuan surveillance yang akan dicapai.
c) Perkiraan tentang kemungkinan yang akan
dihadapi.
d) Cara berdindak yang diperlukan.
e) Pemilihan dan penentuan personil dan sarana
yang diperlukan.
g. Larangan bagi petugas penyidik yang sedang melakukan
surveillance,sebagai berikut :
1) hindarkan kontak langsung bertatap mata
dengan,obyek, supaya tidak dikenal oleh obyek
terutama bila pada saat lain harus berhadapan.
2) Bila dalam surveillance tiba-tiba terjadi kontak
langsung dan bertatap muka dengan obyek,maka
jangan mengalihkan pandangan secara mendadak
supaya tidak menimbulkan kecurigaan/perhatian
obyek.
3) Bila perlu memandang wajah obyek, maka pandanglah
secara tidak langsung dan wajar untnuk mengindari

PENYELIDIKAN 75
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

kecurigaan.
4) hindari gerakan-gerakan yang mendadak atau kurang
wajar, agar tidak menarik perhatian.

5. Metode Penyamaran (Undercover)


a. Tujuan
SOP penyamaran ini ditujukan sebagai pedoman standar dalam
melakukan kegiatan yang terukur, efektif dan efisien untuk
mendapatkan gambaran secara komprehensif tentang suatu peristiwa
yang diduga merupakan tindak pidana, sehingga dapat dapat
dipertanggungjawabkan secara yuridis dan prosedural.
b. Persiapan
1) Administrasi
a) Kelengkapan Formil
(1) Laporan Informasi dan atau Laporan Polisi.
(2) Surat Perintah Tugas.
(3) Surat Perintah Penyelidikan.
b) Kelengkapan Materil
(1) Hasil analisa Laporan Polisi.
(2) Rencana penyelidikan.
(3) Laporan hasil gelar perkara awal untuk
yang sudah terbit Laporan Polisi.
2) Petugas
a) anggota Polri.
b) memiliki komitmen dan integritas
c) memiliki kemampuan komunikasi yang baik
d) memiliki daya ingat dan penggambaran.
e) memiliki kemampuan teknis dan taktis
penyamaran.
f) memiliki kesabaran, keuletan, ketekunan,
kewaspadaan dan ketahanan yang baik.
g) memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi
3) Perlengkapan dan Peralatan
a) Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 atau alat
transportasi lainnya.
b) Alat komunikasi, handphone/handytalky.
c) Alat utama (Alut).
d) Alat khusus (Alsus : alat pelacak dan alat
perekam)
e) Logistik

PENYELIDIKAN 76
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4) Metode
a) Mempelajari data sasaran dengan cermat dan
detail.
b) kelengkapan administrasi yang meliputi :
(1) Surat perintah yang diterbitkan, akan tetapi
tidak dibawa oleh yang bersangkutan.
(2) Surat-surat identitas diri seperti KTP, SIM
dan lain sebagainnya disesuikan dengan
covernya.
c) Menyembunyikan segala catatan/arsip resmi baik
yang berada dirumah maupun yang dibawa
seperti berpakaian dinas yang dapat menunjukan
identitas anggota Polri.
d) Apabila petugas undercover bertempat tinggal
dalam komplek perumahan Polri maka yang
bersangkutan harus berpindah keluar komplek
hingga tugas selesai.
e) Mengingatkan kepada semua anggota
keluarga/teman/handal taulan untuk tidak
mengatakan/meceritakan tentang identitas yang
sebenarnya sebagai anggota Polri kepada orang
lain yang belum dikenal.
f) Melatih, membiasakan diri dengan identitas baru.
g) Merencanakan tempat-tempat pertemuan tertentu
sebagai meeting place atau sefty place serta
alat-alat komunikasi dan trasportasi yang akan
dipergunakan untuk menyampaikan bahan-bahan
keterangan yang diperoleh kepada pimpinan.
h) Mencari dan memilih orang-orang yang dapat
membantu dalam pelaksanaan undercover bila
diperlukan.
i) Memperhitungkan segala kemungkinan adanya
hambatan tintangan bagi pelaksanaan kegiatan
undercover untuk dapat di atasi (alam, petugas
sendiri maupun sasaran).
j) Mempersiapkan suatu skenario/cerita
penyamaran (cover story, cover job) yang
dilakukan dalam kegiatan undercover guna
mendekati sasaran ataupun bila terjadi
kegagalan. Persiapan dapat dilakukan petugas

PENYELIDIKAN 77
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

lain tanpa mengetahui tujuannya.


k) Penelitaan terakhir terhadap segala sesuatu yang
telah dipersiapkan secara keseluruhan oleh
pipinan pelaksanaan kegiatan undercover.
c. Pelaksanaaan Penyamaran
1) Melakukan pendekatan pada sasaran, yang telah
ditentukan. Apabila ada hambatan untuk pendekatan
langsung dapat melalui orang lain atau contact person
yang dapat membantu.
2) Setelah berhasil kontak dengan sasaran dilanjuntukan
dengan kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan
kepercayaan dari sasaran, dengan menyebarluaskan
cerita samaran dilingkungan sasaran. Pilih tempat
tinggal, tempat hiburan dan tempat kerja yang dapat
digunakan untuk mengamati kegiatan sasaran, baik
langsung maupun tidak langsung.
3) Dalam petugas yang melaksanakan kegiatan
undercover telah berada dan berhasil diterima di
lingkungan sasaran,maka sebelum mengumpulkan
keterangan yang diperlukan, ia harus segera
melakukan adaptasi dan bertindak hati-hati dengan
cara :
a) Membatasi pembicaraan agar orang-orang yang
ada disasaran lebih aktif Berbicara
b) Berusaha untuk mendengar semua hal yang
dibicarakan oleh sasaran.
c) Gunakan kesempatan untuk mengadu domba
antar anggota dari sasaran yang diselidiki (bila
merupakan suatu kelompok/organisasi)
d) Anggaplah orang-orang yang berada disasaran
memiliki pengetahuan yang sedrajat dengan
petugas.
e) Perhatian dengan seksama apa yang tampak
disekitar tempat/sasaran dan kegiatan-kegiatan
apa yang tengah/akan berlangsung diingat tanpa
mencatat.
f) usahakan agar percakapan terus berlangsung,
tanta banyak pertanyaan, sebab pertanyaan-
pertannyaan tersebut akan menimbulkan
kerugian/kecurigaan.

PENYELIDIKAN 78
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

g) Jangan sampai terpengarug terhadap hal-hal


negativ yang dilakukan oleh orang-orang yang
ada di sasaran dengan memberikan alasan yang
logis dan dapat diterima oleh sasaran.
h) Penyelidik harus mampu menguasi tentang
segala hal yang berkaitan dengan cover,baik
cover name/cover job maupun cover story.
i) Jangan bersikap dan bertindak yang dapat
menimbulkan kecurigaan dalam lingkungan
orang-orang yang ada disasaran.
j) Melakukan pengamatan secara cermat dan teliti
yang diharapkan dapat memperoleh bahan
keterangan lain.
k) Setiap kegiatan dilakukan sedemikain rupa
sehingga kontak dengan pelindung/markas
tetap dan rahasia tetap terjamin.
l) Komunikasi terhadap kawan supaya
menggunakan tanda-tanda atau gerakan tubuh
tertentu (rahasia) yang mudah disampaikan dan
mengerti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Dalam hal petugas yang melaksanakan undercover
tidak berhasil melapor pada waktu dan tempat yang
telah ditentukan/diatur, pimpinan memerintahkan
kepada petugas lain untuk mengadakan pengecekan
untuk mengetahui situasi dan kondisi penyelidik yang
melakukan undercover serta sasarannya.
2) Jika karena situasi terpaksa harus melibatkan diri
dalam suatu perbuatan tindak pidana maka kegiatan
harus sepengetahuan dan sepersetujuan pimpinan.
3) Dalam hal ditemukan hambatan saat melakukan
kegiatan penyamaran (undercover), maka pimpinan
harus memberikan petunjuk baru yang jelas dan tegas.
4) Jangan bergaul atau mendekati wanita yang
mempunyai hubungan intim dengan orang-orang yang
ada disasaran
5) Tindakan-tindakan seperti mendusta, menipu,
menghianati adalah merupakan hal yang biasa bagi
pelaku tindak pidana, oleh karena itu :
a) Harus bertindak hati-hati, hindari timbulnya

PENYELIDIKAN 79
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

ketidaksenangan atau melakukan sikap yang


berlawanan.
b) Jangan terlalu cepat percaya, terhadap orang-
orang yang ada disasaran
c) Supaya dapat menyesuaikan diri terhadap
perkembangan-perkembangan yang ada.
6) Jangan sekali kali menanyakan asal usul orang
disasaran.
7) Waspada terhadap yang membantu pelaksanaan
kegiatan undercover
8) Apabila diperlukan, agar pimpinan pelaksana kegiatan
undercover menunjuk petugas lain yang bertindak
sebagai pelindung dengan jalan mengikuti jejak dan
memperhatikan kegiatan undercover yang dilakukan
oleh petugas pertama untuk kemudian dilaporkan
kepada pimpinan pelaksanaan kegiatan undercover.
9) Pembentukan dan pemanfaatan jaringan informasi
dapat dilakukan secara efektif disesuaikan dengan
karakteristik sasaran dan kemampuan infomran itu
sendiri dengan memperhatikan motivasi dan latar
belakangnya.
10) Hindarkan penggunaan informan yang didasari
dengan pamrih, seperti:
a) Membantu penyelidik polri, karena ingin diberi
upah atau imbalan berupa uang
b) Rasa dendam terhadap sasaran atas perbuatan
dan keadaan keadaan yang pernah merugikan
atau menyakiti hatinya.
11) Melakukan pembinaan terhadap jaringan informasi
agar memiliki
a) Kemampuan untuk dapat mendekati/mencapai
sasaran.
b) Mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan sasaran tanpa mencurigakan
c) Mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan
keterangan/informasi yang dilakukan.
d) Penugasan informan diarahkan kepada sasaran
sasaran yang jelas atau ditujukan kepada
masalah-masalah tertentu tanpa dilengkapi
dengan surat tugas/ tanda pengenal sebagai

PENYELIDIKAN 80
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

informan serta jangan sekali-kali meminjam


pakaian umum, senjata api organic atau alat
khusus polri lainnya seperti (HT, Borgol dll)
12) Lakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
informan antara lain :
a) Tunjukan sikap simpati terhadap kesulitan
kesulitan pribadinya
b) Jangan remehkan informasi yang diberikannya.
c) Jangan perlihatkan sikap kecewa sekalipun
informasi yang diberikannya berlainan dengan
informasi yang diperoleh dari sumber lain.
d) Mintalah informasi yang lengkap dan akurat.
e) Catat dan rekaplah semua informasi yang
diberikannya
f) Ajukan pertayaan terhadap sesuatu yang telah
diketahui oleh petugas dengan maksud untuk
mengecek kebenaran informasi yang
diberikannya.
g) Agar meneliti kebenaran informasi informan yang
diperoleh.
h) Hindarkan kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan misi yang diberikan untuk
tujuan-tujuan tertentu guna kepentingan
pribadinya.
13) Apabilapetugas pengamat (eyeball) kehilangan kontak
dengan petugas undercover maka langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah
yang sudah dilakukan.
b) Mengupayakan untuk mendapatkan kembali jejak
petugas undercover.
c) Melaporkan kepada atasan langsung

6. Metode Pembelian Terselubung (Undercover Buy)


a. Tujuan
SOP pembelian terselubung (UndercoverBuy)
bertujuan sebagai pedoman standar dalam mendapatkan
barang bukti, pelaku, dan petunjuk lainnya agar dapat
berlangsung dengan aman, efektif dan efisien sehingga
dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis dan

PENYELIDIKAN 81
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

prosedural, terwujudnya pola tindak yang sama bagi para


penyelidik, serta untuk mencegah terjadinya duplikasi
laporan.
b. Persiapan
1) Administrasi
a) Kelengkapan Formil
(1) Laporan Informasi dan atau Laporan Polisi.
(2) Surat Perintah Tugas.
(3) Surat Perintah Penyelidikan.
b) Kelengkapan Materil
(1) Hasil analisa Laporan Polisi.
(2) Rencana penyelidikan.
(3) Laporan hasil gelar perkara awal untuk
yang sudah terbit Laporan Polisi.
2) Petugas
Petugas yang melakukan undercover harus
betul-betul dipilih dan dipersiapkan sehingga memiliki
kemampuan teknis dalam melakukan interview,
observasi dan surveillance serta kemapuan untuk
melakukan tindakan-tindakan lain yang mendukung
tindakan penyelidikan, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Anggota Polri.
b) Berpenampilan dan bertingkah laku normal/biasa
dan wajar.
c) Memiliki pengetahuan tentang peredaran gelar
narkotika dan prekursor narkotika berikut modus
operandinya.
d) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
e) Memiliki kemampuan teknis dan taktis
penyelidikan.
f) Memiliki kesabaran, keuletan, ketekunan,
kewaspadaan dan ketahanan yang baik.
g) Memiliki kreatifitas dan inovasi yang tinggi.
3) Perlengkapan dan Peralatan
a) Membawa indentitas diri yang jelas (kartu tanda
anggota, tanda kewenangan) disesuaikan
dengan teknis penyelidikan.
b) Kendaraan Roda 2 dan Roda 4 atau alat
transportasi lainnya.
c) Alat komunikasi, handphone/handytalky.

PENYELIDIKAN 82
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

d) Alat utama (alut).


e) Alat Khusus (alsus : alat pelacak dan alat
perekam).
f) Logistik.
4) Sasaran :
a) Orang yang meliputi : bandar, pengedar, kurir,
pengguna narkoba.
b) Badan Hukum.
c) Barang berupa Narkoba, benda cagar budaya
dan benda-benda lain yang terkait dengan
perdagangan illegal.
d) Tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi.
e) Yang akan diperjualbelikan dan atau Prekursor
Narkotika.
f) Tempat transaksi, Tempat Penyimpanan, Tempat
produksi, dan safehouse bagi Petugas yang
melakukan UndercoverBuy.
5) Metode :
a) Mempelajari data sasaran dengan cermat dan
detail.
b) Kelengkapan administrasi yang meliputi :
(1) Surat perintah yang diterbitkan, akan tetapi
tidak sibawa oleh yang bersangkutan.
(2) Surat-surat identitas diri seperti KTP, SIM
dan lain sebagainnya disesuikan dengan
covernya.
c) Menyembunyikan segala catatan/arsip resmi baik
yang berada dirumah maupun yang dibawa
seperti berpakaian dinas yang dapat menunjukan
identitas anggota Polri.
d) Apabila petugas undercoverbuy bertempat
tinggal dalam komplek perumahan Polri maka
yang bersangkutan harus berpindah keluar
komplek hingga tugas selesai.
e) Mengingatkan kepada semua anggota
keluarga/teman/handal taulan untuk tidak
mengatakan/meceritakan tentang identitas yang
sebenarnya sebagai anggota Polri kepada orang
lain yang belum dikenal.
f) Melatih, membiasakan diri dengan identitas baru.

PENYELIDIKAN 83
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

g) Merencanakan tempat-tempat pertemuan


tertentu sebagai meeting place atau sefty place
serta alat-alat komunikasi dan trasportasi yang
akan dipergunakan untuk menyampaikan bahan-
bahan keterangan yang diperoleh kepada
pimpinan.
h) Mencari dan memilih orang-orang yang dapat
membantu dalam pelaksanaan undercoverbuy
bila diperlukan.
i) Memperhitungkan segala kemungkinan adanya
hambatan tintangan bagi pelaksanaan kegiatan
undercoverbuy untuk dapat di atasi (alam,
petugas sendiri maupun sasaran).
j) Mempersiapkan suatu skenario/cerita
penyamaran (cover story, cover job) yang
dilakukan dalam kegiatan undercove guna
mendekati sasaran ataupun bila terjadi
kegagalan. Persiapan dapat dilakukan petugas
lain tanpa mengetahui tujuannya.
k) Penelitaan terakhir terhadap segala sesuatu
yang telah dipersiapkan secara keseluruhan
oleh pipinan pelaksanaan kegiatan
undercoverbuy.
c. Prosedur Pelaksanaan UndercoverBuy
Undercoverbuy adalah kegiatan yang dilakukan untuk
keperluan penyelidikan yang tidak mungkin didapat dengan
cara-cara terbuka oleh sebab itu perlu dilakukan
penyamaran, penyusupan ke dalam sasaran guna
memperoleh bahan keterangan yang diperlukan.
1) Pelaksanaan undercover
a) Melakukan pendekatan pada sasaran, yang telah
ditentukan. Apabila ada hambatan untuk
pendekatan langsung dapat melalui orang lain
atau contact person yang dapat membantu.
b) Setelah berhasil kontak dengan sasaran
dilanjuntukan dengan kegiatan-kegiatan untuk
menumbuhkan kepercayaan dari sasaran,
dengan menyebarluaskan cerita samaran
dilingkungan sasaran. Pilih tempat tinggal,
tempat hiburan dan tempat kerja yang dapat

PENYELIDIKAN 84
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

digunakan untuk mengamati kegiatan sasaran,


baik langsung maupun tidak langsung.
c) Dalam hal petugas yang melaksanakan kegiatan
undercover telah berada dan berhasil diterima
dilingkungan sasaran, maka sebelum
mengumpulkan keterangan yang diperlukan, ia
harus segera melakukan adaptasi dan bertindak
hati-hati dengan cara :
(1) Membatasi pembicaraan agar orang-orang
yang ada disasaran lebih aktif Berbicara
(2) Mengupayakan untuk selalu mendengar
semua hal yang dibicarakan oleh sasaran.
(3) Menggunakan kesempatan untuk mengadu
domba antar anggota dari sasaran yang
diselidiki (bila merupakan suatu
kelompok/organisasi)
(4) Menganggap bahwa orang-orang yang
berada di sasaran memiliki pengetahuan
yang sederajat dengan petugas.
(5) Memberikan perhatian dengan seksama
terhadap apa yang tampak di sekitar
tempat/sasaran dan kegiatan-kegiatan apa
yang tengah/akan berlangsung diingat
tanpa mencatat.
(6) Mengupayakan agar percakapan dapat
terus berlangsung, tanpa banyak
pertanyaan, sebab pertanyaan-pertannyaan
tersebut akan menimbulkan
kerugian/kecurigaan.
(7) Menghindari pengaruh-pengaruh negatif
dari orang-orang yang berada di sasaran
dengan memberikan alasan yang logis dan
dapat diterima oleh sasaran.
(8) Menguasai segala sesuatu yang berkaitan
dengan cover, baik cover name/cover job
maupun cover story.
(9) Menghindari sikap dan perilaku yang dapat
menimbulkan kecurigaan dari orang-orang
yang berada disasaran.
(10) Melakukan pengamatan secara cermat dan

PENYELIDIKAN 85
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

teliti untuk dapat memperoleh bahan


keterangan lain.
(11) Melakukan kegiatan sedemikain rupa
sehingga kontak dengan pelindung/markas
tetap dan rahasia tetap terjamin.
(12) Mengkomunikasikan kepada kawan dengan
menggunakan tanda-tanda atau gerakan
tubuh tertentu (rahasia) yang mudah
disampaikan dan di mengerti.
d) Melakukan penawaran untuk melaksanakan
transaksi jual beli narkoba dengan metode :
(1) Buy bustTechnique yaitu membeli dan
langsung tangkap.
(2) Buy walk Technique yaitu pembelian
berulang, beberapa kali dan meningkat
dengan menunda penangkapan dengan
tujuan untuk mendapatkan barang bukti dan
jaringan yang lebih besar.
e) Melakukan transaksi dengan memilih salah satu
teknik tersebut pada poin 4 (empat), disesuaikan
dengan target yang ingin dicapai. Jika penyelidik
menginginkan hasil yang lebih besar maka Buy
walk Techniquelah yang digunakan.
f) Selama proses pelaksanaan, petugas
undercoverbuy mendapatkan backup dari
minimal satu tim lapangan yang dikendalikan
secara langsung oleh seorang Ka Tim dibawah
koordinasi dari atasan langsung yang melakukan
monitoring kegiatan.
g) Untuk menjamin keberhasilan undercoverbuy
dan keamanan petugas pelaksana, petugas yang
mengikuti secara langsung (eyeball) harus
melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
(1) Observasi tanpa terputus terhadap
berlangsungnya setiap kegiatan undercover
buy dan keamanan petugas.
(2) Memprioritaskan intensitas komunikasi
dengan petugas pelaksana.
(3) Melakukan evaluasi dan memberikan
informasi serta saran kepada petugas

PENYELIDIKAN 86
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

pelaksana undercover buy terkait dengan


pelaksanaan kegiatan undercover buy.
h) Petugas (eyeball) yang menggunakan kendaraan
undercover buy harus melakukan beberapa
kegiatan sebagai berikut:
(1) Menghindari gerakan yang mencurigakan
dan selalu dalam keadaan siap beserta
peralatannya.
(2) Mengantisipasi segala kemungkinan.
(3) Menempatkan minimal dua orang didalam
kendaraan dan selalu berganti penumpang
dan pengemudi.
(4) Mengunakan plat nomor yang terdaftar.
(5) Mengisi bahan bakar kendaraan.
(6) Menyiapkan kartu pembayaran elektronik
yang cukup.
i) Sesudah melakukan transaksi, petugas
undercoverbuy dianjurkan untuk mengamankan
terlebih dahulu di safehouse yang sudah
disiapkan dan tidak mengunjungi kantor ataupun
rumah, sampai dengan situasi dan kondisi betul-
betul memungkinkan.
d. Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Kemungkinan kehilangan jejak :
a) Kehilangan Jejak sementara :
Jika petugas pengamat (eyeball) kehilangan
jejak sementara dari petugas undercover buy
dan/atau barang yang akan diperjualbelikan
maka segera melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
(1) Melakukan evaluasi terhadap langkah-
langkah yang sudah dilakukan.
(2) Mengupayakan untuk mendapatkan kembali
jejak petugas undercover buy.
(3) Melaporkan kepada atasan langsung
b) Kehilangan jejak Total
Jika petugas pengamat (eyeball) kehilangan
jejak total dari petugas undercover buy dan/atau
barang yang akan diperjualbelikan maka pada
kesempatan pertama melaporkan kepada atasan

PENYELIDIKAN 87
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

langsung terkait dengan langkah-langkah yang


sudah dilakukan dan meminta keputusan lebih
lanjut.
2) Teknik undercover buy
a) Kewaspadaan terhadap tingkah laku sasaran
(jalan kaki):
(1) Stop dengan tiba-tiba dan melihat
kebelakang
(2) Sering melihat-lihat/olah-toleh
(3) Tiba-tiba berbalik arah
(4) Stop dengan tiba-tiba setelah belok di
persimpangan
(5) Masuk ke suatu gedung dan keluar
dengansegera dr pintu lain
(6) Jangan lambat dan lalu dengan langkah
yang agak cepat
(7) Melihat-lihat kaca pertokoan
(8) Membuang kertas untuk mengetahui
apakah ada yang mengambilnya
(9) Stop untuk berpura-pura membetulkan tali
sepatu sambil melihat-lihat
(10) Menggunakan temannya untuk mengetahui
siapa yang mengikuti di lobby hotel/tmp
yang serupa mengamati org-org yang
mengintip
melalui koran
b) kewaspadaanterhadap tingkah laku sasaran
(RODA 2 / 4)
(1) Berhenti mendadak dan melihat ke
belakang.
(2) Berputar-putar di lokasi tertentu.
(3) Tba-tiba mengemudi secara agresif.
(4) Masuk ke dalam parkiran gedung/mall lalu
langsung keluar.
(5) Kecepatan rendah pada jalanan sepi masuk
ke jalan buntu turun dari kendaraan dan
menggunakan angkutan umum turun dari
kendaraan dan kembali lagi dengan org
yang berbeda
(6) Menggunakan temannya untuk mengetahui

PENYELIDIKAN 88
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

siapa yang mengikuti (counter surveilance)


tiba tiba berputar balik dari lajur kiri masuk
ke jalur busway atau jalur larangan lainnya
seperti jalan satu arah atau area terbatas.
Catatan:
Keamanan dan keselamatan petugas
undercover buy menjadi prioritas utama.

7. Metode Pelacakan (Tracking)


a. Tujuan
SOP penerimaan Laporan Polisi bertujuan sebagai
pedoman standar dalam melakukan langkah-langkah
Penerimaan Laporan Polisi yang terukur, efektif dan efisien
sehingga dapat dipertanggungjawabkan seara yuridis dan
prosedur, terwujudnya pola tindak yang sama bagi para
penyelidik, serta untuk mencegah terjadinya duplikasi
laporan.
b. Persiapan
1) Petugas
a) Anggota Polri.
b) Memiliki mentalitas yang baik.
c) Menguasai perundang-undangan dan
pengetahuan lainnya.
d) Memiliki kemampuan komunikasi sosial yang
efektif.
e) Memiliki sifat humanis.
f) Memiliki keterampilan mengoperasionalkan
peralatan IT.
g) Memiliki pemahaman tentang prosedur
pelacakan.
2) Sarana dan Prasarana
a) Kendaraan roda dua, empat.
b) Alkom, telepon/faksimile.
c) Komputer.
d) sedapat mungkin tersedia jaringan internet.
e) Drone.
f) Alat Perekam, Handycam
g) Teropong
c. Prosedur Pelaksanaan Pelacakan
1) Pelacakan Sasaran Tidak Bergerak

PENYELIDIKAN 89
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

a) Penyelidik yang bertugas untuk melakukan


pelacakan menempati suatu tempat yang telah
ditentukan antara lain Kantor, Rumah, safehouse.
b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
c) Melakukan identifikasi terhadap sasaran
pelacakan:
(1) Orang. identitas, pekerjaan, nomor
telepon/handphone, ciri-ciri khusus,
kebiasaan-kebiasaan yang sering
dilakukan, identitas orang-orang terdekat
(keluarga/teman), identitas kendaraan yang
dimiliki.
(2) Barang: jenis, jumlah, ukuran, warna, ciri-
ciri khusus barang, nomor registrasi barang
(3) Tempat: alamat rumah, alamat tempat
bekerja,
d) Melakukan pelacakan dengan metode :
(1) Manual.
(a) pengecekan data identitas diri ke
inafis.
(b) Menanyakan kepada orang-orang
terdekat tentang:
 Kebiasaan sasaran:
 Keluarga sasaran (bapak, Ibu,
istri, anak, saudara).
 Orang-orang yang sering
berhubungan dengan sasaran.
 Tempat-tempat yang sering
dikunjungi sasaran.
 Kendaraan yang sering
digunakan
 Rute perjalanan.
(c) Meminta transaksi keuangan (inquiry)
ke PPATK:
(2) Modern.
(a) Bekerja sama dengan pihak provider
telekomunikasi dan monitoring center
Polri untuk:
 mengetahui keberadaan
handphone yang digunakan
PENYELIDIKAN 90
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

sasaran (pengecekan
posisi/lokasi).
 Orang-orang yang sering
berhubungan dengan sasaran.
 Topik pembicaraan yang dibahas
bersama pihak-pihak yang
berbungan dengan sasaran.
(b) Mendalami akun media sosial yang
dimiliki / digunakan oleh sasaran.
(3) Metode sebagaimana dimaksud dalam poin
a) dan b) dapat dikombinasikan sesuai
dengan situasi dan kondisi.
2) Pelacakan Sasaran Bergerak
a) Penyelidik yang bertugas untuk melakukan
pelacakan bergerak mengikuti sasaran.
b) Membawa peralatan yang bersifat portable untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan pelacakan.
c) Melakukan identifikasi terhadap sasaran
pelacakan:
(1) Orang. identitas, pekerjaan, alamat rumah,
nomor telepon/handphone, alamat tempat
bekerja, ciri-ciri khusus, kebiasaan-
kebiasaan yang sering dilakukan, identitas
orang-orang terdekat (keluarga/teman),
identitas kendaraan yang dimiliki.
(2) Barang: jenis, jumlah, ukuran, warna, ciri-
ciri khusus barang, nomor registrasi barang
d) Melakukan pelacakan dengan metode :
(1) Manual.
(a) pengecekan data identitas diri ke
inafis.
(b) Menanyakan kepada orang-orang
terdekat tentang:
 Kebiasaan sasaran:
 Keluarga sasaran (bapak, Ibu,
istri, anak, saudara).
 Orang-orang yang sering
berhubungan dengan sasaran.
 Tempat-tempat yang sering

PENYELIDIKAN 91
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dikunjungi sasaran.
 Kendaraan yang sering
digunakan
 Rute perjalanan.
(c) Meminta transaksi keuangan (inquiry)
ke PPATK:

(2) Modern.
(a) Bekerja sama dengan pihak provider
telekomunikasi untuk:
 mengetahui keberadaan
handphone yang digunakan
sasaran.
 Orang-orang yang sering
berhubungan dengan sasaran.
 Topik pembicaraan yang dibahas
bersama pihak-pihak yang
berbungan dengan sasaran.
(b) Mendalami akun media sosial yang
dimiliki/digunakan oleh sasaran.
d. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
1) Pelacakan dilakukan dengan cermat dan tepat
sehingga dapat diperoleh gambaran yang lengkap dan
jelas tentang sasaran
2) Hal-hal kelihatan kecil atau sepele perlu diamati
dengan baik, karena hal terserbut mungkin tidak
berarti bagi orang awam,tetapi sangat berharga bagi
penyelidik.
3) Observasi sebaiknya dilakukan secara sistematis dan
terus menerus untuk membantu meningkatkan apa
yang telah diamati perlu disediakan
4) Sebelum melaksanakan pelacakan kapasitas terhadap
penentuaan sasaran harus dikaji dan dianalisis secara
cermat dan tepat.
5) Dalam rangka melakukan pelacakan terhadap
seseorang harus diperhatikan :
a) Gerak-gerik orang yang sembunyi-sembunyi
perlu mendapat perhatian khusus
b) Sikap dan tingkah laku orang yang terlalu ingin
PENYELIDIKAN 92
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tahu perlu diamati


c) Sikap seseorang yang menunjukan pura-pura
tidak tahu, yang terlalu dibuat-buat Biasanya
mengandung maksud tertentu yang perlu
diperhatikan oleh penyelidik;
d) Bila penyelidik hadir/datang di TKP dimana tindak
pidana masih berlangsung maka ia harus dapat
melakukan observasi secara tepat dan
obyektif,terutama mengenali faktor-faktor
penting, misalnya :
(1) Waktu Tempat Kejadian
(2) Tempat dan loksai tempatnya kejadian.
(3) Orang yang terlibat pidana
(4) Benda alat melakukan/ hasil kejahatan.
(5) perbuatan masing-masing pelaku.

8. Metode Penelitian dan Analisa Dokumen


Penelitian dan analisa dokumen adalah kegiatan yang
dilakukan penyelidik dalam rangkamencari, mengumpulkan,
memilih dan menetapkan dokumenyang berkaitan dengan suatu
peristiwa yang sedang di selidikiuntuk dianalisis sebagai bahan
bukti petunjuk dalam prosespenyelidikan peristiwa pidana.
a. Tujuan
SOP penelitian dan analisis dokumen bertujuan
sebagai pedoman standar bagi Penyelidik dalam mencari,
mengumpulkan, memilih dan menetapkan dokumen yang
berkaitan dengan suatu dugaan peristiwa pidana yang
sedang di selidiki secara terukur, jelas, efektif dan efisien
sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis dan
prosedur, terwujudnya pola tindak yang sama bagi para
penyelidik.
b. Persiapan
1) Administrasi
a) Kelengkapan Formil
(1) Laporan Informasi dan atau Laporan Polisi.
(2) Surat Perintah Tugas.
(3) Surat Perintah Penyelidikan.
(4) Surat Tanda Penerimaan
b) Kelengkapan Materil
(1) Hasil analisa Laporan Polisi.

PENYELIDIKAN 93
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

(2) Rencana penyelidikan.


(3) Laporan hasil gelar perkara awal untuk
yang sudah terbit Laporan Polisi.
2) Petugas
a) Anggota Polri.
b) Memiliki mentalitas yang baik.
c) Berpenampilan simpatik.
d) Menguasai perundang-undangan dan
pengetahuan lainnya.
e) Memiliki kemampuan komunikasi sosial yang
efektif.
f) Memiliki sifat humanis.
g) Memiliki keterampilan mengoperasionalkan
komputer.
h) Memiliki pemahaman tentang prosedur
penerbitan surat biasa maupun akta autentik.
i) Memiliki kemampuan mencari, mengumpulkan,
memilih dan menetapkan dokumen yang
berkaitan dengan suatu peristiwa yang sedang di
selidiki.dan
j) Memiliki jaringan akademisi dan praktisi bidang
penerbitan surat biasa dan/atau akta autentik.
3) Perlengkapan dan Peralatan
a) Ruangan yang nyaman dan aman.
b) Meja dan kursi.
c) Komputer dan printer.
d) Alat tulis kantor (ATK).
e) Alkom, telepon/faksimile.
f) Kaca pembesar. dan
g) Sedapat mungkin tersedia jaringan internet.
4) Metode
a) Menyiapkan petugas yang memiliki kemampuan
penelitian dan analisis dokumen.
b) Meyiapkan peralatan yang dibutuhkan guna
melakukan penelitian dan analisis dokumen.

c. Prosedur Pelaksanaan Penelitian dan Analisis Dokumen


Penelitian dan Analisis Dokumen adalah kegiatan yang
dilakukan penyelidik dalam rangka mencari,
mengumpulkan, memilih dan menetapkan dokumen yang
berkaitan dengan suatu peristiwa yang sedang di selidiki
PENYELIDIKAN 94
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

untuk dianalisis sebagai barang bukti dalam proses


penyelidikan peristiwa pidana, dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1) Mengkompulir dokumen yang diduga ada kaitan
dengan tindak pidana dari TKP dan atau tempat lain
dimana dokumen tersebut ditemukan.
2) Menginventarisir dokumen yang berhubungan dengan
tindak pidana dengan yang tidak berhubungan.
3) Membuat surat tanda penerimaan barang bukti.
4) Meneliti valid tidaknya dokumen tersebut (apakah ada
yang dipalsukan pada bagian-bagian surat).
5) Menganalisa kapan, dimana, dan siapa yang
membuat/menerbitkan dokumen tersebut.
6) Menganalisa kekuatan dokumen untuk proses
pembuktian.
7) Meneliti dan menganalisa isi dari dokumen tersebut
disandingkan dengan peristiwa pidana yang
dilaporkan.
8) Dalam hal pasal yang dilaporkan adalah pemalsuan
surat, Penyelidik harus memiliki kemampuan
membedakan antara surat biasa dan akta autentik.
9) Memeriksa dan meneliti jenis kertas baik berdasarkan
sifat, wujud, dan/atau kualitas kertas yang digunakan
sebagai bahan dasar dokumen.
10) melakukan koordinasi awal dengan personil
Laboratorium Forensic Bidang Dokumen Palsu untuk
melakukan pemeriksaan teknis kriminalistik dan
pemeriksaan laboratoris kriminalistik barang bukti yang
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
dokumen palsu, antara lain:
11) Tanda tangan, tulisan tangan, material dokumen.
12) Produk cetak (cap stempel, belangko, materai, tulisan
ketik, dan tulisan cetak).
13) Apabila penyelidik belum mendapatkan dokumen yang
berkaitan dengan peristiwa pidana, maka dokumen
tersebut dapat diperoleh dengan cara:
a) Cara terbuka:
(1) berdasarkan LP dilengkapi dengan surat
perintah tugas.
(2) membuat surat permohonan dan atau

PENYELIDIKAN 95
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

permintaan dokumen kepada


orang/korporasi/instansi yang menguasai
dokumen terkait.
(3) Melalui teknik browsing di internet

b) Cara tertutup:
(1) berdasarkan LP dilengkapi dengan surat
perintah tugas.
(2) pengamatan, wawancara, pembuntutan,
penyamaran dan pelacakan.
(3) meneliti dan menganalisa dokumen yang
diperoleh guna menyusun anatomi perkara
tindak pidana serta modus operandinya.
(4) seluruh kegiatan penelitian dan analisa
dokumen yang dilakukan penyelidik harus
dicatat dan dimasukkan dalam Laporan

PENYELIDIKAN 96
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Rangkuman
1. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik
untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana guna menentukan
dapat tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang.
2. Penyelidik adalah Pejabat Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh
KUHAP untuk melakukan penyelidikan.
3. Tujuan penyelidikan sebagai salah satu kegiatan
penyidikan bertujuan untuk mempersiapkan dan
menunjang kegiatan-kegiatan yang lain untuk
mendapatkan keterangan, data, atau fakta secara
optimal.
4. Fungsi penyelidikan untuk menjamin terlindunginya
hak asasi manusia dalam penggunaan upaya paksa
dalam pelaksanaan penyidikan, sehubungan dengan
adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat
dalam penggunaan upaya paksa, ketatnya
pengawasan telah pelaksanaan penyidikan serta
adanya lembaga pra peradilan, ganti rugi dan
rehabilitasi maupun tuntutan hukum lainnya.
5. Sasaran penyelidikan
a. Orang.
b. Benda/barang.
c. Tempat (termasuk rumah dan tempat-tempat
tertutup lainnya).
6. Cara penyelidikan.
Penyelidikan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Cara terbuka.
b. Cara tertutup.
7. Teknik dan taktik (metode) penyelidikan
a. Metode pengolahan TKP.

PENYELIDIKAN 97
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

b. Metode pengamatan (observasi).


c. Metode wawancara (interview).
d. Metode pembuntutan (surveillance).
e. Metode penyamaran (undercover).
f. Metode pembelian terselubung (undercover

Soal Latihan

1. Jelaskan pengertian yang berkaitan dengan penyelidikan!


2. Jelaskan tujuan penyelidikan!
3. Jelaskan fungsi penyelidikan!
4. Jelaskan sasaran penyelidikan!
5. Jelaskan metode pengolahan TKP!
6. Jelaskan metode pengamatan (observasi)!
7. Jelaskan metode wawancara (interview)!
8. Jelaskan metode pembuntutan (surveillance)!
9. Jelaskan metode pelacakan (tracking)!
10. Jelaskan metode penyamaran (undercover)!
11. Jelaskan metode pembelian terselubung (undercover buy)!
12. Jelaskan metode penelitian dan analisa dokumen!

PENYELIDIKAN 98
DIKBANGSPES BINTARA DASAR FUNGSI TEKNIS RESKRIM

You might also like