Professional Documents
Culture Documents
Kepailitan Fix
Kepailitan Fix
1. Pengertian Kepailitan
Pailit dapat diartikan debitor dalam keadaan berhenti membayar hutang karena
tidak mampu. Kata pailit berasal dari bahasa Prancis; failite yang berarti kemacetan
pembayaran. Secara tata bahasa, kepailitan berarti berarti segala hal yang
berhubungan dengan pailit. Menurut Imran Nating, kepailitan diartikan sebagai suatu
proses di mana seorang debitor yang mempunyai kesulitan keuangan untuk
membayar utangnya dinyatakan pailit oleh pengadilan, dalam hal ini pengadilan
niaga, dikarenakan debitor tersebut tidak dapat membayar utangnya. Harta debitor
dapat dibagikan kepada para kreditor sesuai dengan peraturan pemerintah.
Secara yuridis, dalam Pasal 1 butir 1 Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan disebutkan bahwa: “kepailitan adalah sita umum atas semua
kekayaan debitor pailit yang pengurusannya dan pemberesannya dilakukan oleh
kurator di bawah pengawasan hakim pengawas.” Sedangkan dalam Pasal 1 butir 4
disebutkan bahwa: “debitor pailit adalah debitor yang dinyatakan pailit dengan
keputusan pengadilan.”
2. Syarat Kepailitan
Tentang syarat kepailitan disebutkan dalam Pasal 2 ayat (1), yaitu “Debitor yang
mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang
yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan
Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau
lebih kreditornya.”
Dengan demikian, syarat-syarat yuridis dapat dinyatakan pailit adalah sebagai
berikut:
1) Adanya utang
2) Minimal satu dari utang sudah jatuh tempo
3) Minimal satu dari utang dapat ditagih
4) Adanya debitor
5) Adanya kreditor
6) Kreditor lebih dari satu
7) Pernyataan pailit dilakukan oleh pengadilan khusus yang disebut dengan
“Pengadilan Niaga”
8) Permohonan pernyataan pailit diajukan oleh pihak yang berwenang
2
Ibid., 88.
Sumber: Hukum Dagang (penulis: Nafi’ Mubarak M.H)