You are on page 1of 13

Makalah Kurikulum

MODEL MODEL KURIKULUM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah


PERKEMBANGAN KURIKULUM

Disusun Oleh :

CAROLIN AZWELFIS ADINDA 2019.176


ANNISA PUTRI 2019.172

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RAUDHATUL AKMAL (STAI. RA)
BATANG KUIS – DELI SERDANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Model – Model Kurikulum. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kurikulum
Dalam penulisan dan menyusun makalah, kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pengembangan Kurikulum Bapak
Ferizal, M.Pd , yang telah memberikan nasihat dan bimbingan kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penuliasan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu Saya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Batang Kuis , 11 Mei 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ...........................................................................................2


DAFTAR ISI.. ..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.. ..................................................................................... 4


A. Latar Belakang.. ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah.. ....................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.. ..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6


A. Pengertian Model Kurikulum ................................................................... 6
B. Macam Macam Model Kurikulum.............................................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11


A. Kesimpulan ............................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, seperti: cara berpikir, sistem nilai (nilai moral,
keagamaan, politik, budaya dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan
peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan.
Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perludipertimbangkan
dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum
merupakan suatu alternatif prosedur dalan rangka mendesain, menerapkan,
dan mengevaluasi suatu kurikulum.
Dalam praktik pengembangan kurikulum sering terjadi kecenderungan
hanya menekankan pada pemenuhan mata pelajaran. Artinya, isi atau
materi yang harus dipelajari peserta didik hanya berpusat pada disiplin
ilmu yang terstruktur, sistematis, dan logis. Sehingga mengabaikan
pengetahuan dan kemampuan aktual yang dibutuhkan sejalan dengan
perkembangan masyarakat.
Oleh karena itu, model pengembangan kurikulum harus dapat
menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang
dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan.
Dalam makalah ini akan diuaraikan beberapa model pengembangan
kurikulum yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian model kurikulum?
2. Apa saja macam-macam model kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mngetahui pengertian model kurikulum.
2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam model-model
kurikulum.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Kurikulum


Model adalah konstruksi yang bersifat teoritis diri konsep.1 Kurikulum
merupakan seperangkat susunan rencana kegiatan pendidikan mengenai
tujuan, pokok, isi, bahan, metode, dan strategi pembelajaran sebagai acuan
penyelenggaraan kegiatan proses pembelajaran.2 Jadi, model konsep
kurikulum merupakan dasar untuk pengembangan kurikulum. atau dengan
kata lain, pendekatan pengembangan kurikulum didasarkan atas konsep-
konsep kurikulum yang ada.Good and Traver yang dikutip oleh Wina Sanjaya
dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran, model ialah abstraksi dunia nyata
atau representasi peristiwa kompleks atau sistem dalam bentuk naratif,
materis, grafis serta lambang-lambang lainnya. Model bukanlah realitas, akan
tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan.
Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang
dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu ke dalam realitas, yang
sifatnya lebih praktis. Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah
berkomunikasi atau sebagai petunjuk yang bersifat prespektif untuk
mengambil keputusan atau sebagai petunjuk untu kegiatan dan pengelolaan.3
Pengembangan kurikulum tidak dapat terlepas dari berbagai aspek yang
memengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai (nilai moral, keagamaan,
politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan, kebutuhan peserta didik,
kebutuhan masyarakata maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek
tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangankan dalam suatu
pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu

1
Dakir, Perencanan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h.95
2
Hamdani Hamid dan Beni Ahmad Saebani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:
Pustaka Setia, 2013), cet. ke-1, h.149
3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 82

5
alternatif prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan
(implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum.4
Dalam pengembangan kurikulum, hendaknya sebisa mungkin didasarkan
pada faktor-faktor yang konstan sehingga ulasan mengenai hal yang dibahas
dapat dilakukan secara konsisten. Faktor-faktor konstan yang dimaksud adalah
dalam pengembangan kurikulum perlu didasarkan pada tjuan, bahan pelajaran,
proses belajar mengajar, dan evaluasi yang menggambarkan dalam
pengembangan tersebut.5
Faktor-faktor konstan tersebut, yang terdiri dari beberapa komponen
tersebut harus saling bertalian erat. Misalnya evaluasi harus sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, begitu juga dengan bahan ajar harus sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai, demikian pula dengan bahan ajar dan proses belajar
mengajar.6
Jadi yang dimaksud model pengembangan kurikulum yaitu langkah atau
prosedur sistematis dalam proses penyusunan suatu kurikulum. Dengan
memahami esensi model pengembangan kurikulum dan sejumlah alternatif
model pengemangan kurikulum para pengembang kurikulum diharapkan akan
bisa bekerja secara sistematis serta optimal dalam berbagai kepentingan, teori
dan praktik bisa diwujudkan.

B. Macam-Macam Model Kurikulum


1. Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik
(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu.
Semua ilmu-ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh
para pemikir pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan
mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih
mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai
ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah

4
Toto Ruhimat dan Muthia Alinawati, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali
Press, 2013), h. 78
5
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), h. 177
6
Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993), h. 139

6
orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang
diberikan atau disiapkan oleh guru. Isi pendidikan diambil dari setiap
disiplin ilmu. Para pengembang kurikulum tidak perlu susah-susah
menyusun dan mengembangkan bahan sendiri. Meraka tinggal
memilih bahan materi ilmu yang telah dikembangkan para ahli disiplin
ilmu, kemudian mereorganisasinya secara sistematis, sesuai dengan
tujuan pendidikan dan tahap perkembangan siswa yang akan
mempelajarinya. Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya
menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya
secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa.
Proses belajar dipilih sangat bergantung pada segi apa yang
dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut.
Ciri-ciri kurikulum subjek akademis :
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan
dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum
subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta
melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses “penelitian”.
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum subjek
akademis adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ada beberapa pola
organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis, yaitu :
correlated curriculum, unified atau concentrated curriculum,
integrated curriculum, dan problem solving curriculum. Tentang
kegiatan evaluasi, kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk
evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata
pelajarannya.

2. Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan
humanistik. Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan
pribadi (personalized education) yaitu John Dewey dan J.J Rousseau
(Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama
kepada siswa. Mereka berasumsi bahwa anak atau siswa adalah yang

7
pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka percaya bahwa siswa
mempunyai potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk
berkembang. Para pendidik humanis juga berpegang pada konsep
Gestalt, bahwa individu atau anak merupakan satu kesatuan yang
menyeluruh. Pendidikan diarahkan kepeda membina manusia yang
utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi sosial dan
afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dll). Pendidikan humanistik
menekankan peranan siswa. Pendidikan mereka lebih menekankan
bagaimana mengajar siswa (mendorong siswa), dan bagaimana
merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.
Ciri-ciri kurikulum humanistik :
Menurut para humanis, kurikulum berfungsi menyediakan
pengalaman (pengetahuan) berharga untuk membantu perkembangan
pribadi murid. Pengajaran humanistik memfokuskan proses aktualisasi
diri (self actualization). Metode guru diharapkan mengembangkan
kreasi sendiri. Namun, yang penting guru memahami tujuan dan
kegunaan kegiatan yang mereka ciptakan.
Evaluasi kurikulum humanistik berbeda dengan evaluasi pada
umumnya yang lebih menekankan pada hasil akhir atau produk.
Sebaliknya, evaluasi kurikulum humanistik lebih memberi penekanan
pada proses yang dilakukan.

3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial


Kurikulum rekonstruksi sosial berbeda dengan model-model
kurikulum lainnya. Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum
di mulai sekitar tahun 1920-an Harold Rug mulai melihat dan
menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan
antara kurikulum dan masyarakat. Kurikulum ini lebih memusatkan
perhatian pada problema-problema yang dihadapi dalam masyarakat.
Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.
Menurut mereka pendidikan bukan terjadi antara upaya sendiri,
melainkan kegiatan bersama, interaksi dan kerja sama. Kerja sama ini

8
terjadi bukan hanya guru dan siswa, tetapi juga antara siswa dengan
siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya dan dengan
sumber belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerja sama ini siswa
berusaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam
masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Kurikulum rekonstruksi sosial sangat memperhatikan hubungan
kurikulum dengan sosial masyarakat dan politik perkembangan
ekonomi. Para pendukung kurikulum ini yakin, bahwa permasalahan
yang muncul tidak harus diperhatikan oleh “pengetahuan sosial” saja,
tetapi oleh setiap disiplin ilmu, termasuk ekonomi, kimia, matematika,
dll. Dalam kurikulum ini, guru berperan menghubungkan tujuan
peserta didik dengan manfaat lokal, nasional, dan internasional.
Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional antara guru dan
murid. Guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang hangat
dengan murid, juga mampu menjadi sumber. Ia harus menciptakan
materi yang menarik dan mampu menciptakan situasi yang
memperlancar proses belajar. Guru harus memberikan dorongan
kepada murid atas dasar saling percaya. Peran mengajar bukan saja
dilakukan oleh guru tetapi juga oleh murid. Guru tidak memaksakan
sesuatu yang tidak disenangi murid. Kurikulum humanistik
menekankan integrasi yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat
intelektual tetapi juga emosional dan tindakan dan juga menekankan
keseluruhan, kurikulum harus memberikan pengalaman yang
menyeluruh bukan pengalaman yang terpenggal-penggal. Pandangan
rekonstruksi sosial berkembang karena keyakinannya pada kemapuan
manusia untuk membangun dunia yang lebih baik. Juga penekanannya
tentang peranan ilmu dalam memecahkan masalah-masalah sosial. .
Ciri-ciri kurikulum rekonstruksi sosial :
Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan
para siswa pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau
gangguan-gangguan yang dihadapi (masalah-masalah masyarakat
yang dapat dikaji dalam kurikulum) dan membangun kembali dunia

9
ekonomi politik. Metodenya kooperatif atau kerja sama. Evaluasi
dalam kurikulum rekonstruksi sosial mencakup segala hal yang luas
yaitu kemampuan peserta didik dalam menyampaikan permasalahan,
kemungkinan pemecahan masalah, pendefinisian kembali pandangan
mereka tentang dunia, dan kemauan mengambil tindakan atas suatu
ide. Di samping itu, peserta didik diharapkan dapat menilai
pembelajaran mandiri yang sudah dilakukan untuk melihat apa yang
sudah mereka pelajari.

4. Kurikulum Teknologi
Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek
kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Sejak dahulu teknologi telah
diterapkan dalam pendidikan, tetapi yang digunakan adalah teknologi
sederhana seperti penggunaan papan tulis dan kapur, pena dan tinta,
sabak dan grip, dll. Dewasa ini sesuai dengan tahap perkembangannya
yang digunakan adalah teknologi maju, seperti audio dan video
cassette, overhead projector, film slide, motion film, komputer,
internet, dll. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di
bidang pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan. Aliran ini
ada persamaannya dengan pendidikan klasik yaitu menekankan isi
kurikulum, tetapi diarahkan bukan pada pemeliharaan dan pengawetan
ilmu tersebut melainkan pada penguasaan kompetensi. Perspektif
teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektivitas program,
metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum
adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras
dalam pendidikan dikenal dengan teknologi alat (tools technology),
sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga
teknologi sistem (system technology).
Ciri-ciri kurikulum teknologi :

10
Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan
dalam bentuk perilaku. Metode pengajaran bersifat individual dan
kelompok. Organisasi bahan ajar, banyak diambil dari berbagai
disiplin ilmu yang telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung
penguasaan suatu kompetensi. Evaluasi formatif (umpan balik bagi
siswa dalam penyempurnaan dan penguasaan suatu satuan pelajaran)
dan sumatif (umpan balik bagi siswa pada akhir suatu program atau
semester).

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik sesuatu kesimpulan bahwa:
Kurikulum dapat dikategorikan ke dalam empat kategori umum, yaitu
subjek akademis, humanistik, rekonstruksi sosial, dan teknologi. Masing-
masing kategori memiliki perbedaan dalam hal apa yang harus diajarkan, oleh
siapa diajarkan, kapan dan bagaimana diajarkan.
Titik pandang model adalah berbeda-beda dengan berbagai macam
modelnya. Kita tidak dapat mengatakan suatu model lebih ampuh dan lebih
bagus diterapkan untuk sekolah ini dan satunya lagi tidak lebih baik untuk
diterapkan di sekolah ini, karena masing-masing model memiliki kelebihan
dan kekurangnnya. Apabila kita ingin menerapkan suatu model, sebaiknya
dikaji terlebih dahulu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada serta
kepentingan kita, lalu menentukan model manakah yang dapat diterapkan
dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan beberapa model.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun. Tentunya makalah ini jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Karena hal ini akan menjadikan motivasi bagi kami untuk menciptakan karya
yang lebih baik lagi

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung :


PT. Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Pengembangan kurikulum teori dan
praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Dakir. 2004. Perencanan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta. Rineka
Cipta.
Hamid, Hamdani, dkk. 2013. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung.
Pustaka Setia.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media. 2013.
Nasution. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 1993.
Ruhimat, Toto dan Muthia Alinawati. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Rajawali Press. 2013.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:
Kencana. 2011.

13

You might also like