You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/327625605

PENGARUH BRAND COMMUNICATION, SERVICE QUALITY DAN BRAND


PERSONALITY ANGGOTA DEWAN TERPILIH MELALUI BRAND TRUST
TERHADAP BRAND LOYALTY PEMILIH (Studi Partai Politik Gerindra)

Article in Interaksi Jurnal Ilmu Komunikasi · March 2017


DOI: 10.14710/interaksi.5.2.123-135

CITATIONS READS

6 465

1 author:

Wuri Arenggoasih
Iain Salatiga
19 PUBLICATIONS 33 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL, ORIENTASI KEAGAMAAN TERHADAP PERILAKU BERDAKWAH AGAMA SECARA ONLINE PADA GENERASI MILENIA
MUSLIM View project

All content following this page was uploaded by Wuri Arenggoasih on 30 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

PENGARUH BRAND COMMUNICATION, SERVICE QUALITY DAN BRAND


PERSONALITY ANGGOTA DEWAN TERPILIH MELALUI BRAND TRUST
TERHADAP BRAND LOYALTY PEMILIH
(Studi Partai Politik Gerindra)

Wuri Arenggoasih
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP Angkatan VII
Email : mama.wuri25@gmail.com

ABSTRACT
Talking about marketing communications today is not only to products but has penetrated
into the political field. Indonesia as a democratic state which is to become the member of
parliament needs to have as many voters and a strong loyalty to the sustainability of the council
itself and the political parties.Brand Communication, Service Quality and Brand Personality
emerged as a voter votes for member of parliament which gives the possibility of influence in
building Brand Loyalty (loyalty) through Brand Trust (trust).The theory used is the Strategy
Choice Theory suggests one of the forms Compliance Gaining which argued about strategies of
verbal / non verbal and emphasized specific results loyalty. This research has shown that Brand
Communication, Service Quality and Brand Personality as a real form of strategies verbal /
nonverbal become voter votes for member of parliament which influence the Brand Loyalty
through Brand Trust as a mediating variable.

Keyword : marketing communications, Brand Communication, Service Quality, Brand


Personality, Brand Loyalty, Brand Trust

A. PENDAHULUAN Pada Pemilu 2014, diperoleh jumlah


Pada Pemilu 2019 mendatang, Indonesia akan suara sah seluruh partai politik sebesar
melaksanakan Pemilu serentak. Artinya, 124.972.491 kartu suara dan prosentase
pemilu legislatif dan pemilu presiden akan ambang batas sebesar 3,50% (lampiran
diselenggarakan serentak. Hal ini didasarkan keputusan KPU No: 412/Kpts/KPU/TAHUN
pada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) 2014 tanggal 9 Mei 2014). Pada lampiran
pada tanggal 23 Januari 2014 atas gugatan tersebut, ditunjukkan bahwa PDI Perjuangan
yang diajukan oleh Effendi Gazali (Aliansi memperoleh suara paling tinggi dengan
Masyarakat Sipil). Menurut Gazali, terdapat 23.681.471 suara atau 18,95 persen kemudian
sejumlah pasal di Undang-Undang Pemilihan peringkat kedua adalah Partai Golkar yang
Presiden yaitu Pasal 3 ayat 5, pasal 12 ayat 1 memperoleh suara 18.432.312 suara atau
dan 2, pasal 14 ayat 2, dan pasal 112 UU No 14,75 persen dan peringkat ketiga Partai
42 Tahun 2008 dikarnakan bertentangan Gerindra memperoleh 14.760.371 suara atau
dengan UUD 1945 dan tidak memiliki 11,81 persen.
kekuatan hukum mengikat (BBC Indonesia, Target yang harus tercapai adalah
2014 dan Ana, dkk, 2014). catatan penting sebagai permasalahan yang
harus dilakukan perbaikan bagaimana Partai

123
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 123-135

Gerindra lebih bisa mengoptimalkan faktor- politik (terutama pada Partai Gerindra).
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku Masuk pada tradisi sosiopsikologis dimana
pemilih. Tercatat pada sejarah Indonesia teori-teori pesan ini memandang pilihan
dimana Pilpres 2014 menjadi persaingan individu dan strategi untuk meraih tujuan dari
sengit antara Jokowi sebagai calon presiden sebuah pesan (Littlejohn & Foss, 2011: 174,
dari anggota partai PDI Perjuangan dan terjemahan). Secara teori pada Strategy
Prabowo Subianto sebagai calon presiden dari Choice Theory, upaya untuk mendapatkan
anggota partai Gerindra. Di tahun itu, suhu kepatuhan dari orang lain ada di mana-mana.
politik antara PDI Perjuangan dan Gerindra Compliance gaining dalam komunikasi adalah
sangat panas, bahkan hingga saat ini Partai bentuk persuasi yang pada gilirannya, adalah
Gerindra “melabeli” sebagai partai oposisi bentuk pengaruh. Pengaruh bila dipahami
untuk pemerintahan Jokowi (PDI P). sebagai istilah umum yang meliputi
Olehkarena itu, bila ingin bertahan komunikasi baik disengaja dan tidak disengaja
Partai Gerindra harus memiliki untuk mengubah orang lain keyakinan, sikap,
mengembangkan hubungan relasional dengan niat, atau perilaku. Compliaince gaining dan
masyarakat adalah menciptakan loyalitas kepatuhan biasanya menolak dipandang
konstituen terhadap partai politik atau sebagai bagian dari persuasi yang melibatkan
kandidat individu, karena masing-masing upaya yang disengaja untuk mengubah lain
kandidat berharap bahwa partai politik mereka perilaku itu. Seperti namanya, Complain
dapat memenangkan pemilu di masa-masa gaininng menekankan hasil spesifik:
mendatang. Hal ini tidak akan dicapai tanpa kepatuhan. Penekanannya tidak pada
loyalitas pemilih. Konstituen yang loyal akan perubahan sikap, tetapi lebih pada behavioural
mengurangi ketidakpastian yang berkecamuk conformity. Penelitian tentang kepatuhan
di tengah-tengah para pemilih dalam memilih terdiri dari berbagai strategi verbal dan
partai politik tertentu. Mencapai loyalitas nonverbal untuk meningkatkan kemungkinan
dibutuhkan konsistensi dan bukti nyata dan mengamankan kepatuhan orang lain. Janji
janji serta harapan yang diberikan melalui pahala dan ancaman hukuman adalah dua dari
anggota dewan yang terpilih.Loyalitas merek banyak strategi seperti itu. Lintasan penelitian
(brand loyalty) sebagai suatu ukuran di bidang ini telah menekankan arena
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. antarpribadi, atau satu-satu kepatuhan
Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada memperoleh, meskipun konteks lain telah
suatu merek tidak akan dengan mudah dipelajari juga (Littlejohn & Foss, 2009: 155).
memindahkan pembeliannya ke merek lain, Pada ilmu politik terdapat beberapa
apa pun yang terjadi dengan merek tersebut pendekatan seperti pendekatan pilihan
(Aaker, 1997:56). rasional, public choice dan collective
Pada Penelitian ini merupakan choice.Model pilihan publik didasarkan pada
penelitian kuantitatif dengan paradigm individualisme metodologis, gagasan bahwa
positivism karena penelitian ini ingin seorang individu adalah unit yang tepat dari
mengetahui pengaruh dari efek variable- analisis.Hanya individu yang membuat
variabel (brand communication, service pilihan; bermasyarakat, mengikuti
quality dan brand personality) yang dilakukan pemerintah, atau bahkan menjadi kelompok-
anggota dewan terpilih melalui brand trust kelompok kecil yang tidak melakukannya.
dalam brand loyalty pada pemilih tetap partai Menururt James Buchanan, public choice

124
Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

dipahami sebagai politik maka membuka istilah yang menggambarkan bagaimana


tentang pertanyaan tentang bagaimana insentif organisasi, perusahaan atau pemerintahan
yang dihadapi oleh individu diterjemahkan ke mengkomunikasikan pesan-pesan kepada
dalam tindakan kolektif (Reksulak, Razzolini, khalayak mereka (Lwin & Aitchison, 2005:
Shughart, 2013: 4). 5).
Komunikasi selalu mempunyai efek Disinilah konsep komunikasi
atau pengaruh atas satu atau lebih orang yang pemasaran yang dipadukan pemasaran politik
terlibat dalam tindak komunikasi.Kemunculan diperlukan untuk menjawab kebutuhan
konsep komunikasi pemasaran memberi kandidat kepala daerah semasa
kesadaran perlunya konsistensi pesan kampanye.konsep pemasaran politik,
kampanye pemasaran, serta keterkaitan media sebagaimana pemasaran produk barang dan
komunikasi yang digunakan agar atau jasa pada umumnya memiliki kekhususan
menghasilkan konsistensi reputasi antara citra produknya yang ditawarkan pada “pasar
merek dengan citra korporat (Hermawan, politik”. Komunikasi pemasaran memiliki 4
2012: 51).Komunikasi pemasaran adalah elemen yang saling terkait yaitu : product,
istilah yang menggambarkan bagaimana price, place, dan promotion (Terrace, 2004:
organisasi perusahaan atau pemerintahan 4). Sedangkan marketing politik (Political
mengkomunikasikan pesan-pesan kepada marketing) menggunakan konsep marketing
khalayak sasaran yaitu kelompok konsumen secara luas, tidak hanya terbatas pada teknik
potensial yang menerima pesan-pesan marketing bahkan hingga strategi marketing
pemasaran mereka (Lwin, Aitchison, 2002: 5). dari teknik publikasi, menawarkan ide dan
Keberhasilan dalam menerapkan konsep- program dan desain produk sampai ke market
konsep marketing terutama di dunia politik, serta pemrosesan informasi. Political
yang memungkinkan perusahaan unggul marketing memiliki 9 elemen yaitu
dalam persaingan memenuhi positioning, policy, person, party,
kebutuhan(need), keinginan (want) dan presentation, push marketing, pull marketing,
harapan (expection) konsumen (Nursal, 2004: pass marketing dan polling (Nursal, 2004:
4). Menurut Philip Kotler dan Neil Kotler 295-296). Sehingga dapat disimpulkan konsep
(Newman,1999: 3): political marketing communication
political marketing, the making of successful merupakan penggabungan dari 4P + 9P yang
candidates and causes, is a major growth mana ditujukan kepada political market yang
industry affecting virtually every citizen and terdiri dari media massa, pemilih dan
institution. Candidates, to be successful, have influencers.
to understand their markets, the voters and Komunikator pemasaran dalam
their basic needs and aspiration and the berbagai kapasitas mereka (baik sebagai
constitueneies they respresent or seek to pengiklan, wiraniaga, pelaku public relations,
represent. dan lain-lain), mengembangkan dan
Menurut Terrace (2002 : 4) menyampaikan pesan dan obyek yang
Komunikasi pemasaran (marketing berbeda: produk, jasa, toko, kegiatan bahkan
communication) adalah aspek yang penting orang. Walaupun istilah-istilah tersebut
dalam keseluruhan misi pemasaran serta menjelaskan bentuk objek pemasaran yang
penentu suksesnya pemasaran (marketing). berbeda, narnun ada satu istilah yang dapat
Marketing communication (Marcom) adalah dipakai sebagai ringkasan dan seluruh bentuk

125
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 123-135

objek pemasaran itu, yaitu “merek” (Shimp, banyak cara, tetapi salah satu yang paling
2002: 7). Citra merek yang kuat umum dan kuat namun dengan gaya yang
memungkinkan pabrikan meraih kepercayaan sederhana, wawasan pada iklan memperkuat
dan pada perspektif konsumen, merek yang kebenaran tentang merek yang memperdalam
terpercaya merupakan jaminan atas kepercayaan antara konsumen dan
konsistensi kinerja suatu produk dan merek.Menurut Li & Miniard. 2006, p. 103,
menyediakan manfaat apa pun (dalam bentuk “Advertising has been shown to be able to
status atau gengsi) yang dicari konsumen enhance a product’s perceived
ketika membeli produk atau merek tertentu. trustworthiness both in the absence of past
Menurut Schultz dan Barnes (1999), experience (new products) and with brands
Brand communication masuk ke dalam brand with previous usage (lapsed brands)
strategy yang berarti manajemen merek dapat (McQueen, 2012: 22).
diartikan sebagai kegiatan yang mengatur Dari pemaparan di atas dapat
semua elemen-elemen yang bertujuan untuk disimpulkan bahwa brand communication
membentuk suatu brand.The brand adalah kemampuan komunikasi suatu merek
communication strategy is to set the focus on yang memberikan hasil yang positif kepada
the general purpose of the respective pemilih sehingga akan menimbulkan
communication efforts (Kotler dan Pfoertsch, kepercayaan terhadap suatu merek (brand
2006: 109). Tujuan dari brand communication trust). Melalui penelitian ini akan megukur
telah mengekspos penonton untuk merek, besaran efek brand communication yang
dimana efeknya dapat dimaksimalkan dalam dilakukan anggota dewan terpilih terhadap
hal kesadaran meningkat dan recall yang lebih tingakat kepercayaan merek (brand trust) para
tinggi, sehingga pelanggan akan membeli pemilih tetap pada Partai Gerindra.
merek yang memiliki recall tertinggi; dan Kualitas layanan (service quality)
untuk memuaskan pelanggan ke tingkat sangat bergantung pada tiga hal, yairu system
optimal. teknologi, dan manusia.Faktor manusia
Menurut Low dan Lamb (2000), memegang kontribusi terbesar sehingga
Brand communication didefinisikan sebagai kualitas layanan relatif lebih sulit (ditiru
"evaluasi keseluruhan konsumen dari merek dibandingkan kualitas produk dan barga.
apakah baik atau buruk", sikap merek Salah satu konsep kualitas layanan yang
merangkum arti bahwa konsumen popular adalah SerQual (Durianto,dkk, 2004:
melampirkan merek, yang pada gilirannya 40). Berdasar konsep ini, kualitas layanan
efek perilaku pembelian mereka (Terrill, diyakini memiliki lima dimensi, yaitu
1992, p. 25 dalam Zehir, Sahin, Kitapci dan reliability (keandalandalam memberikan
Osahin. 2011: 1219). Sikap merek positif pelayanan), responsiveness(kecepatan
seperti kepercayaan merek dan loyalitas pelayanan), assurance(menanamkan rasa
sangat penting untuk keberhasilan jangka percaya dan keyakinan), empathiy
panjang dan keberlanjutan merek (Hoek et al, (kemudahan dalam menjalin hubungan) dan
2000). tangible/ bukti fisik (Durianto,dkk, 2004: 40-
Brand communication terdiri dari 41).
packing, advertising, surround (event), dan A high level of responsiveness,
direct marketing (Paraneswara, 2006: 138). representing and expressing as a trust cue,
Menurut Josh McQueen iklan bekerja dalam can convey the trustworthiness to the

126
Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

customers (Corritore et al., 2003 dalam Yan, karakter yang dimiliki oleh seseorang tetapi
2014: 175). Tingkat responsif yang tinggi, hanya beberapa yang disukai salahsatunya
mewakili dan mengungkapkan sebagai isyarat kepercayaan/trustworthiness (Soehadi, 2005:
kepercayaan, dapat menyampaikan 51).Brand personality adalah mendefinisikan
kepercayaan kepada pelanggan.Kualitas sebagai seperangkat karakteristik manusia
layanan diwujudkan melalui pemenuhan yang terkait dengan merek (Aaker 1997). Ada
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta 5 dimensi dari personalitas merekdalam
ketepatan penyampaiannya dalam penelitian yang dilakukan Aaker (1997), yaitu
mengimbangi atau melampaui harapan :Sincerity (ketulusan), Excitement (sesuatu
pelanggan (Tjiptono dan Chandra, 2012: 77). yang menyenangkan), Competence
Dari pemaparan di atas dapat (kompetensi), Sophistication(secara
disimpulkan bahwa service quality adalah duniawi/kelas sosial) dan Ruggedness
kualitas pelayanan didefinisikan sebagai (ketegasan).
penilaian global atau sikap sehubungan Dari pemaparan di atas dapat
dengan the overall excellence atau superiority disimpulkan bahwa brand personality adalah
of the service (Parasuraman et al, 1988 dalam meningkatkan preferensi konsumen pada
Zehir,Sahin, Kitapci dan Osahin. 2011: 1220) suatu merek yang memberikan hasil yang
pada suatu merek (service quality) yang positif kepada konsumen sehingga akan
memberikan hasil yang positif kepada menimbulkan kepercayaan terhadap suatu
konsumen sehingga akan menimbulkan merek (brand trust). Melalui penelitian ini
kepercayaan terhadap suatu merek (brand akan megukur besaran efek brand personality
trust). Melalui penelitian ini akan megukur anggota dewan terpilih terhadap tingkat
besaran efek service quality yang dilakukan kepercayaan merek (brand trust) para pemilih
anggota dewan terpilih terhadap tingakat tetap terutama pada Partai Gerindra.
kepercayaan merek (brand trust) para pemilih Brand trust (kepercayaan merek)
tetap terutama pada Partai Gerindra. merupakan faktor mediator penting pada
Brand personality (kepribadian merek) perilaku pelanggan sebelum dan setelah
merupakan tahap perkembangan merek, yang pembelian produk; dan hal itu menyebabkan
berarti merek yang mencerminkan loyalitas jangka panjang dan memperkuat
kepribadian (Rangkuti, 2004). Pemanfaatan hubungan antara dua pihak (Liu et al, 2011
personalitas merek sebagai upaya dalam dalam Geçti & Zengin, Vol. 5, No. 2, 2013:
membedakan merek terhadap pesaingnya akan 112). Kepercayaan merek dapat didefinisikan
lebih efektif pada merek yang secara fungsi sebagai kesediaan konsumen rata-rata
atau fisik sangat sulit dibedakan antara satu mengandalkan kemampuan merek untuk
dan lainnya. Menurut Bauer Mader, Keller menjalankan fungsinya dinyatakan
(2001) sebuah personlitas merek dapat (Chaudhuri & Holbrook, 2001: 82 dalam
membantu proses komunikasi pada konsumen Geçti & Zengin, Vol. 5, No. 2, 2013: 112).
dikarenakan memberi kemudahan konsumen Menurut Luarn dan Lin (2003) kepercayaan
dalam mengidentifikasi merek. Langkah adalah sejumlah keyakinan spesifik terhadap
pertama yang perlu diperhatikan dalam integritas (kejujuran pihak yang di percaya
membangun personalitas adalah memilih dan kemampuan menepati janji), benevolence
macam karakter personalitas yang akan (perhatian dan motivasi yang dipercaya untuk
digunakan. Mungkin ada lebih dari 200 bertindak sesuai dengan kepentingan yang

127
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 123-135

mempercayai mereka), competency puncak persaingan, bagi perusahaan, bicara


kemampuan pihak yang dipercaya untuk merek adalah bicara loyalitas (brand loyalty).
melaksanakan kebutuhan yang mempercayai) Karena pesaing sangat banyak dan
dan predictability konsistensi perilaku pihak mempunyai taktik pemasaran yang hehat,
yang dipercaya (Ferrinadewi, 2008: 147). ditambah konsumen juga makin pandai
Kepercayaan memainkan peran kunci memilih (Simamora, 2003: 4), bahkan
dalam meningkatkan loyalitas merek dan juga loyalitas adalah salah satu cara dengan mana
memiliki dampak pada faktor-faktor seperti konsumen mengungkapkan / nya kepuasan
mempertahankan pangsa pasar dan nya dengan kinerja produk atau jasa yang
fleksibilitas harga yang terkait dengan hasil diterima (Bloemer dan Kasper, 1995;
pemasaran (Gommans et al., 2001 dalam Ballester dan Aleman, 2001 dalam
Geçti & Zengin, Vol. 5, No. 2, 2013: 112). Zehir,Sahin, Kitapci dan Osahin, 2011: 1221).
Untuk memenangkan kembali loyalitas dan Menurut Aaker (1996) mendefinisikan
untuk meniru keberhasilan pemasar loyalitas merek merupakan suatu ukuran
industri.pemasar konsumen mulai merangkul keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek.
gagasan untuk membangun hubungan dengan Ukuran ini mampu memberikan gambaran
pelanggan dan memenangkan kepercayaan tentang kemungkinan seorang pelanggan
mereka (Bennel, 1996 dalam Lau, Lee, 1999: beralih ke produk lain terutama pada suatu
344). merek tersebut didapatinya adanya perubahan,
Dari pemaparan di atas dapat baik menyangkut harga atau atribut lain
disimpulkan bahwa kepercayaan merek (Aaker, 1996: 21). Merek tanpa basis
(brand trust) adalah kesediaan konsumen pelanggan setia biasanya rentan atau memiliki
untuk mempercayai suatu merek dengan nilai hanya potensi untuk menciptakan
segala resikonya karena adanya harapan di pelanggan setia (Aaker, 1996: 21-22).
benak mereka bahwa merek tersebut akan Dari pemaparan di atas dapat
memberikan hasil yang positif kepada disimpulkan bahwa brand loyalty adalah
konsumen sehingga akan menimbulkan tujuan utama dari para anggota dewan yang
kesetiaan terhadap suatu merek (brand terpilih Partai Gerindra untuk menjaga para
loyalty). Melalui penelitian ini akan megukur pemilih tetap partai untuk tetap setia terhadap
besaran efek brand communication, service partai. Melaui penelitian ini akan megukur
quality dan brand personality yang dilakukan besaran efek brand communication, service
anggota dewan terpilih terhadap tingakat quality dan brand personality yang dilakukan
kepercayaan merek (brand trust) para pemilih anggota dewan terpilih Partai Gerindra
tetap terutama pada Partai Gerindra. terhadap tingakat kepercayaan merek (brand
Setiap perusahaan (calon/anggota trust) para pemilih tetap yang berpengaruh
dewan) menginginan untuk memiliki merek pula terhadap brand loyalty.
dengan loyalitas pemilih yang tinggi.Pada Berikut bagan antara variable :

128
Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

Bagan 1.5 : Bagan Antara Variable Brand Communication, Service Quality Dan Brand
Personality Anggota Dewan Terpilih Melalui Brand Trust Dalam Brand Loyalty Partai Politik
(Penelitian Empiris Pada Partai Gerindra)
Brand Communication(X1)
H1
Me
H4 Y
Service Quality(X2) H2 Brand Trust Brand Loyalty

Brand Personality(X3)
H3

B. METODE PENELITIAN diperoleh dari KPU Kabupaten Semarang,


Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe diperoleh jumlah pemilihsebanyak 720.499
eksplanatif yaitu menghubungkan atau pemilih (populasi).Setelah dihitung dengan
mencari sebab akibat dua atau lebih konsep rumus solvin didapatkan jumlah sampel
(variabel) yang akan diteliti. Periset sebanyak 400 responden. Guna
membutuhkan definisi konsep, kerangka mempermudah penjangkauan pemilih pemula,
konseptual dan kerangka teori.Periset perlu peneliti menggunakan Teknik sampling
melakukan kegiatan berteori untuk probabilitas dengan Area Probability
menghasilkan dugaan awal (hipotesis) antara Sampling yang dibagi menjadi 5 tahap area
variabel satu dengan yang lainnya (Eriyanto, 2007:157-160).
(Kriyantono, 2010:69).Menurut data yang Berikut penggambarannya :

Data yang diperoleh adalah data melakukan proses regresi linier dan regresi
nominal yang selanjutnya data tersebut berganda kemudian melakukan analisis
dianalisis menggunakan regresi. Teknik variable mediasi (brand trust).
analisis data yang digunakan adalah

C. HASIL PENELITIAN
Tabel 1: Hasil Analisis Regresi Brand Communication, Service Quality Dan Brand Personality
Anggota Dewan Terpilih Terhadap Brand Trust
R² F Sig. t H₀ / Hᵢ
Variabel
Dependen
Brand Trust
Variabel
Independen
Brand 0,581 552,992 0,000 23,516 H1
Communication diterima

129
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 123-135

Service Quality 0,633 685,940 0,000 26,190 H2


diterima
Brand Personality 0,679 840,887 0,000 28,998 H3
diterima
Brand Loyalty
Brand Trust 0,422 290,450 0,000 17,043 H4
diterima
Brand 0,000
Communication, (bersama-sama H₀
0,713 327,854
Service Quality dan mempengaruhi ditolak
Brand Personality Brand Trust)
Sumber : Olahan data primer atau kuesioner

Pada bagian ini analisis Brand terhadap Brand Loyalty dilakukan pengolahan
Communication, Service Quality dan Brand data dengan SPSS melalui langkah-langkah
Personality Anggota Dewan Terpilih melalui sebagai berikut (Ngatno, 2015: 146-159):
Brand Trust (sebagai variable mediasi)
a. Membuat diagram jalur berdasarkan model konseptual kedalam model analisis
Bagan 2 : Bagan Diagram Jalur Antara Variable Brand Communication, Service Quality
dan Brand melalui Brand Trust Dalam Brand Loyalty

Brand Communication e1 e2
(X1)

Service Quality Brand Trust Brand Loyalty


(X2) (X4) (X5)

Brand Personality
(X3)

b. Melakukan analisis factor terhadap c. Melakukan analisis regresi linier


masing-masing variable, kemudian sederhana antara variabel dan regresi
dapatkan hasil dari score → save as linier berganda, dengan hasil sbb:
variabel
Table 2: Ringkasan Hasil regresi sederhana antara variable Brand Communication, Service
Quality, Brand Personality Brand Trust dan Brand Loyalty
Besarnya
Variabel Keterangan t Sig.
koefisien
X₁-Me Pengaruh variabel independen (Brand
24,676 0,000
Communication) terhadap variabel mediasi 0,778
(> 1,96) (Sig.)
Me (Brand Trust)
X₂-Me Pengaruh variabel independen (Service
27,788 0,000
Quality) terhadap variabel mediasi Me (Brand 0,812
(> 1,96) (Sig.)
Trust)
X₃-Me Pengaruh variabel independen (Brand
30,582 0,000
Personality) terhadap variabel mediasi Me 0,838
(> 1,96) (Sig.)
(Brand Trust)

130
Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

X₁-Y Pengaruh variabel independen (Brand


16,626 0,000
Communication) terhadap variabel dependen 0,640
(> 1,96) (Sig.)
Y(Brand Loyalty)
X₂-Y Pengaruh variabel independen (Service
15,369 0,000
Quality) terhadap variabel dependen Y(Brand 0,610
(> 1,96) (Sig.)
Loyalty)
X₃-Y Pengaruh variabel independen (Brand
17,079 0,000
Personality) terhadap variabel dependen 0,650
(> 1,96) (Sig.)
Y(Brand Loyalty)
Me-Y Pengaruh variabel mediasi Me (Brand Trust) 17,224 0,000
0,653
terhadap variabel dependen Y(Brand Loyalty) (> 1,96) (Sig.)
Sumber : Data diolah (ket. T table 0,05two tail 1,96)

Table 3: Ringkasan Hasil Regresi Berganda antara variable Brand Communication,


Service Quality, Brand Personality Brand Trust dan Brand Loyalty
Besarnya
Besarnya t
Variabel Keterangan koefisien Sig.
X Me X Me
X₁-Me-Y Pengaruh variabel
independen (Brand
6,783 0,000
Communication) terhadap 0,334 0,394 5.754
(> 1,96) (Sig.)
variabel mediasi Me (Brand
Trust)
X₂- Me -Y Pengaruh variabel
independen (Service 7,238 0,000
0,234 0,464 3.645
Quality) terhadap variabel (> 1,96) (Sig.)
mediasi Me (Brand Trust)
X₃- Me -Y Pengaruh variabel
independen (Brand
5,412 0,000
Personality) terhadap 0,345 0,364 5.124
(> 1,96) (Sig.)
variabel mediasi Me (Brand
Trust)
Sumber : Data diolah (ket. T table 0,05two tail 1,96)

d. Pemeriksaan untuk menguji pengaruh D. PEMBAHASAN


yang ada. Melihat hasil-hasil diatas menunjukkan
Melihat hasil yang selau signifikan pada perbandingan pengaruh secara linier antara
analisis SPSS diatas dimana saat regresi Brand Communication → Brand Trust sebesar
antar variable dikontrol dan tanpa kontrol 58%, Service Quality → Brand Trust sebesar
Brand Trust (Me). 63,3% dan Brand Personality → Brand Trust
sebesar 67,9% menunjukkan bahwa dari
ketiga variable tersebut Brand Personality

131
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 123-135

yang memiliki pengaruh paling besar terhadap dimasukkan/dikontrol dengan variabel


Brand Trust dibandingkan Brand mediasi (Brand Trust). Hasil t hitung
Communication dan Service Quality. menunjukkan lebih besar dari t table 5,35>
Variabel Brand Trust merupakan 1,96 (n=400; 0,05, two tail) dan nilai p
variabel mediasi parsial, yang mampu sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Total
memediasi hubungan antara Brand pengaruh Brand communication terhadap
communication terhadap Brand Loyalty Brand Loyalty = 0,650
karena koefisien regresi antara Brand Melihat hasil analisis yang telah
communication terhadap Brand Loyalty masih dipaparkan di atas mengungkapkan bahwa
tetap signifikan tatkala dimasukkan/dikontrol hipotesis5 (H5) dinyatakan diterima.Jadi, H₀
dengan variabel mediasi (Brand Trust). Hasil t ditolak dan H5 diterima sehingga Brand
hitung menunjukkan lebih besar dari t table Communication, Service Quality dan Brand
6,52> 1,96 (n=400, 0,05, two tail) dan nilai p Personality melalui Brand Trust (mediasi
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Total partial) berpengaruh terhadap Brand Loyalty.
pengaruh Brand communication terhadap Secara teori Compliance gaining
Brand Loyalty = 0,64 dalam komunikasi adalah bentuk persuasi
Variabel Brand Trust merupakan yang pada gilirannya, adalah bentuk
variabel mediasi parsial, yang mampu pengaruh. Complain gaininng menekankan
memediasi hubungan antara Service Quality hasil spesifik: kepatuhan. Penekanannya tidak
terhadap Brand Loyalty karena koefisien pada perubahan sikap, tetapi lebih pada
regresi antara Service Quality terhadap Brand behavioural conformity. Penelitian tentang
Loyalty masih tetap signifikan tatkala kepatuhan terdiri dari berbagai strategi verbal
dimasukkan/dikontrol dengan variabel dan nonverbal untuk meningkatkan
mediasi (Brand Trust). Hasil t hitung kemungkinan mengamankan kepatuhan orang
menunjukkan lebih besar dari t table 6,98> lain(Littlejohn & Foss, 2009: 155). Strategi
1,96 (n=400; 0,05, two tail) dan nilai p verbal dan non verbal merupakan gambaran
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Total strategi dari Brand Communication yang
pengaruh Service Quality terhadap Brand berupa iklan (advertising) baik balam bentuk
Loyalty = 0,611. baliho, stiker maupun kalender, direct
Brand Trust signifikan mempengaruhi marketing (dalam bentuk sosialisai/
Brand Loyalty setelah di control Brand pertemuan langsung dnegan pemilih), event
Personality dengan koefisien 0,364 dan t = sepak bola (surround) dan packing (tampilan
5,412 dan X₃→ Y dikontrol Me dengan hasil yang apik dan terencana) disetiap kegiatan
menunjukkan Brand Personality signifikan yang dilakukan anggota dewan Partai
mempengaruhi Brand Loyalty setelah di Gerindra yang kemudian memunculkan
control Brand Trust dengan koefisien 0,345 kepercayaan dan berujung pada pembentukan
dan t = 5,124. Sehingga disimpulkan bahwa loyalitas pemilih kepada anggota dewan yang
variabel Brand Trust merupakan variabel dipilih. Selain itu, service quality yang
mediasi parsial, yang mampu memediasi dilakukan anggota dewan memiliki makna
hubungan antara Brand Personality terhadap yang kuat di benak pemilih seperti contoh
Brand Loyalty karena koefisien regresi antara perhatian saat kader/pemilih mengundang
Brand Personality terhadap Brand Loyalty pada momen tertentu dan kemudahan dalam
masih tetap signifikan tatkala menyampaikan gagasan masyarakat kepada

132
Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

anggota dewan.Serta penilaian yang baik Personalityyang berpengaruhterhadap brand


terhadap indicator-indikator brand personality loyalty (kepatuhan/kesetian) pada
turut membangun liking pemilih (salahsatu pemilih.Brand communication yang mana
strategi dalam compliance gaining). anggota dewan sebagai markerter harus
Hasil analisis atas service quality mampu mengkomunikasikan gagasan-
anggota dewan yang baik dapat menimbulkan gagasannya melalui advertising, surround
kepercayaan dan ujung-ujungnya adalah (event), direct marketing dan packing
loyalitas pemilih. Karena, loyalitas adalah (kemasan/tampilan materi yang disampaikan).
salah satu cara dengan mana konsumen Service quality (melalui keluhan dan aspirasi
mengungkapkan / nya kepuasan nya dengan yang diterima anggota dewan) harus mampu
kinerja produk atau jasa yang diterima mengandung unsur tangible (bukti fisik),
(Bloemer dan Kasper, 1995; Ballester dan rehabilitas (keandalan dalam memberikan
Aleman, 2001 dalam Zehir,Sahin, Kitapci dan pelayanan), responsiveness (kecepatan
Osahin, 2011: 1221). Hasil penilaian pemilih pelayanan), dan assurance (menanamkan rasa
yang diwakili dari penilaian respondep pada percaya dan keyakinan) kepada pemilih.
item-item pernyataan mengukur besaran Brand personality segala sesuatu yang
indicator servis quality yang kemudian setelah melekat pada pribadi anggota dewan juga
dianalisis memiliki pengaruh yang signifikan menjadi sorotan pemilih bahkan variable ini
terhadap brand trust dimana kepercayaan lebih memiliki pengaruh dibandingkan brand
menjadi mediasi antara service quality dan communication dan servis quality.
loyalitas.
Brand personality anggota dewan yang F. DAFTAR PUSTAKA
tercipta dimata pemilih meningkatkan Buku
preferensi konsumen dan penggunaan (Aaker Durianto, Darmadi., Sugiarto, Tony
1997; Sirgy 1982 dalam Sambath & Fu Jeng, Sitinjak. (2001). Strategi
2005: 435-436), dan meningkatkan tingkat Menaklukkan.Pasar Melalui Riset
kepercayaan (Aaker 1997; Diamantopoulos et Ekuitas dan Perilaku Merek.
al 2005 dalam Sambath & Fu Jeng, 2005: Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama
435-436). Dari perspektif manajerial, sebagai Eriyanto. (2007). Teknik Sampling :
anggota dewan selalu mempertimbangkan Analisis Opini Publik.
harapan akan personality yang baik dari Yogyakarta: LKiS
dirinya dimata pemilih guna memenangkan Ferrinadewi, Erna. (2008) Merek dan
kepercayaan pelanggan dalam rangka Psikologi Konsumen : Implikasi
membangun hubungan. Tentusaja hubungan pada Strategi Pemasaran.
disini adalah hubungan yang terjalin terus Yogyakarta: Graha Ilmu
menerus sebagai bentuk loyalitas antara Hermawan, Agus. (2012). Komunikasi
pemilih dengan anggota dewan yang dipilih. Pemasaran.Jakarta : Penerbit
Erlangga
E. PENUTUP Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknik
Penemuan penelitian ini membuktikan Praktis Riset Komunikasi.Jakarta :
bahwa Brand Trust(kepercayaan) sebagai Prenada Media Group.
variable mediasi parsialpada variable Brand
Communication, Service Quality dan Brand

133
JURNAL INTERAKSI, Vol 5 No. 2, Juli 2016 : 123-135

Littlejohn & Foss.(2009). Encyclopedia Shimp, Terence A. (2003). Periklanan


of Communication Theory edisi dan Promosi edisi 5, jilid 1.Jakarta
9.Singapura : SAGE Publication : Erlangga Remaja Rosdakarya
Littlejohn & Foss.(2011). Teori Simamora, Bilson. (2003). Aura Merek :7
Komunikasi edisi 9. Jakarta: Langkah Membangun Merek
Salemba Humanika Yang Kuat. Jakarta: Gramedia
Lwin, May& Jim Aitchison. (2002). Pustaka Utama
Clueless in Marketing Soehadi, Agus, W. (2005). Effective
Communication.Jakarta : Penerbit Branding: Konsep dan Aplikasi
PT Bhuana Ilmu Populer Pengembangan Merek yang Sehat
McQueen, Josh. (2012). Building Brand dan Kuat. Bandung: Mizan Media
Trust: Discovering the Utama
Advertising Insights Behind Great Tjiptono, Fandy and Gregorius
Brands. USA: Xlibris Corporation Chandra.(2004). Strategi
Newman, Bruce. (1999). Handbook of Pemasaran, Edisi 2. Yogyakarta:
Political Marketing. New Delhi: Penerbit Andi
Sage Publication Yan, Zheng. (2014). Trust Management
Ngatno.(2015). Analisis data variable in Mobile Environments:
mediasi dan moderasi dalam riset Autonomic and Usable Models:
bisnis dengan program Autonomic and Usable Models.
spss.Yogyakarta : CV Farisma USA: IGI Global
Indonesia
Nursal, Adman. (2004). Political Jurnal :
Marketing: Strategi Memenagkan Cemal Zehir, Azize Sahin, Hakan
Pemilu: Sebuah Pendekatan Baru Kitapcı, Mehtap Osahin (2011).
Kampanye Pemilihan DPR, DPD, “The Effects of Brand
Presiden. Jakarta: Gramedia Communication and Service
Pustaka Utama Quality In Building Brand Loyalty
Paraneswara, M.G. (2006). Building Through Brand Trust; The
Brand Value: Five Steps to Empirical Research On Global
Building Powerful Brands. India: Brands,” Procedia Social and
Tata McGraw-Hill Education Behavioral Sciences 24 : p. 1218–
Philip Kotler, Waldemar Pfoertsch. 1231
(2006). B2B Brand Management. Geçti, Fatih and Hayrettin Zengin.
Heidelberg: Spinger (2013). “The Relationship
Rangkuti, Freddy (2002).Creating between Brand Trust, Brand
Effective Marketing Plan. Jakarta: Affect, Attitudinal Loyalty and
Gramedia Pustaka Utama Behavioral Loyalty: A Field Study
Reksulak, Michael, Laura Razzolini, towards Sports Shoe Consumers
William F. Shughart. (2013). The in Turkey,” International Journal
Elgar Companion to Public of Marketing Studies; Vol. 5, No.
Choice. USA: Edward Elgar 2 : p. 111-119
Publishing, Inc

134
Wuri Arenggoasih, Pengaruh Brand Communication, Service Quality dan Brand Personality ...

Lau, Geok Theng, and Sook Han Lee. legislatif serentak mulai2019,”
(1999). “Consumers' Trust in a (http://www.bbc.com)
Brand and the Link to Brand Komisi Pemilihan Umum, (2014).
Loyalty,” Journal of Market - Perolehan Suara Sah Secara
Focused Management; Dec 1999; Nasional dalam Pemilihan Umum
4, 4 : p. 341-370 Anggota Dewan Perwakilan
Sambath, Phou, Don Jyh-Fu Jeng (2014). Rakyat (Lampiran keputusan KPU
The Effects of Celebrity No: 412/Kpts/KPU/TAHUN 2014
Endorsers on Brand Personality, tanggal 9 Mei 2014). Jakarta :
Brand Trust, Brand Preference Komisi Pemilihan Umum
and Purchase Intention, Springer KPU Kabupaten Semarang, (2014).
International Publishing: pp 435- Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
439 Umum Anggota DPR, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD
Lain-lain Kabupaten/Kota Tahun
BBC Indonesia, (2014 diakses 1 2014.Ungaran : KPU Kab.
Desember). “Pilpres, pemilu Semarang

135

View publication stats

You might also like