Professional Documents
Culture Documents
Tugas Makalah Teori Liquid
Tugas Makalah Teori Liquid
Di susun oleh:
Rahmat Rusdy Febriyanto( 20031004 )
D3 Regular Khusus Semester 3
Struktur
Maltodekstrin terdiri dari unit-unit D-glucose yang terikat dalam rantai dengan
panjang beragam. Unit-unit glukosa berikatan dengan ikatan α(1→4) glikosida.
Maltodekstrin biasanya terbentuk oleh campuran rantai dengan beragam ukuran
dari tiga hingga tujuhbelas unit glukosa.[2]
Produksi
Tabel 1
Formulasi Emulsifikasi
BAB III
1. CARA PEMBUATAN
Persiapan emulsifikasi
Emulsi O/W dengan minyak serai wangi dan air diperoleh dengan homogenisasi
tekanan tinggi. Sistem surfaktan dan konsentrasi surfaktan yang digunakan dalam
artikel ini adalah metil selulosa sebagai pengemulsi, maltodekstrin DE 10 sebagai
peningkat stabilitas emulsi, minyak sereh wangi dan air, serta lak sebagai bahan
pelapis. Lak 5% b/b diencerkan dalam 500 ml air suling lalu dipanaskan pada
suhu 40°C -45 °C. Selanjutnya, larutan surfaktan fase air telah disiapkan
sebelumnya dikupas dengan mendispersikan minyak serai wangi 6% w/w, 10%
w/w, 20% w/w, 30% w/w maltodekstrin DE 10 dan 10% w/w metil selulosa ke
dalam air 49% w/w, 59% w/w, 79% w/w dan mengaduk campuran bahan-bahan
tersebut dengan alat penghomogen selama minimal 10 menit untuk memastikan
pelarutan sempurna. Langkah terakhir adalah menambahkan bahan pelapis, yaitu
shel-lac 5% b/b, ke dalam campuran cabai yang telah dihomogenisasi. Emulsi
kasar diperoleh dengan mencampurkan fase minyak dan fase air, menggunakan
pengaduk homogenizer IKA T100 dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit di
inkubator. Untuk beberapa percobaan, ulangi setiap formulasi. Setelah persiapan,
semua emulsi disimpan dalam inkubator pada suhu dari 30°C, 70°C, dan 110°C.
Periksa setiap 0 hari, 1hari, 3 hari, 5 hari, 10 hari, 15 hari, 20 hari, 25 hari, dan
30 hari selama 1 bulan.
Karakterisasi formulasi emulsi minyak sereh wangi berbasis maltodekstrin
pada pengemulsi metil selulosa
Pengukuran Stabilitas Emulsi dengan Menentukan Indeks Krim Pengukuran
stabilitas emulsi dengan menghitung indeks krim menggunakan spektrofotometer
UV-Vis dengan ukurangelombang 500 nm.
Emulsi yang dibuat dengan perlakuan AS atau homogenisasi dengan kecepatan
pengadukan dan tekanan tinggi diencerkan 500 kali dengan hasil emulsi 0,05%
dan absorbansi (A) dari emulsi yang diencerkan diukur dengan menggunakan
spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 500 nm. Indeks aktivitas
emulsifikasi (EAI, m2 /g) dihitung menurut rumus berikut:
EAI = 2303x2xAxN
Cx £ x10000
Informasi:
A = Absorbansi pada 500 nm;
B = Faktor pengencer emulsi N (10). C = Konsentrasi pengemulsi (10%)
£ = Penguraian volume minyak (6%)
Analisis Statistik
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Origin V9.0.
Perhitungan Creaming Index dan pengukuran analisis ukuran tetesan dilakukan
dengan tiga kali pengulangan dan hasil yang diperoleh adalah rata-rata ± standar
deviasi (SD). Analisis RSM dilakukan untuk menentukan formulasi yang paling
optimal.
1. KESIMPULAN
Hasil penelitian pembuatan emulsi untuk produk edible coating menunjukkan
bahwa konsentrasi maltodekstrin dan perbandingan minyak serai wangi sangat
mempengaruhi produk emulsi, produk mikrokapsul minyak serai wangi dengan
rendemen tertinggi dapat diidentifikasi melalui hasil creaming index pada masing-
masing campuran sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pada perlakuan
campuran dengan konsentrasi bahan penyalut maltodekstrin 30% dan
perbandingan minyak serai wangi terhadap maltodekstrin 1:5 menghasilkan
rendemen tertinggi pada indeks hasil perhitungan creaming. RSM digunakan
untuk mempelajari formulasi emulsi dengan proses emulsifikasi menggunakan
homogenizer. Proses homogenisasi dengan tingkat agitasi tinggi untuk pembuatan
emulsi minyak dalam air dengan melakukan tujuh analisis yang berkaitan dengan
persiapan emulsi dan ukuran tetesan. Hasil ini menunjukkan bahwa proses
homogenisasi minyak sereh wangi di udara dengan modifikasi penggunaan
maltodekstrin mampu meningkatkan pembentukan film untuk pembuatan edible
coating.
DAFTAR PUSTAKA