Professional Documents
Culture Documents
TGS Fpi1.4 - Argumentasi Kritis-Rozana (PGSD 5)
TGS Fpi1.4 - Argumentasi Kritis-Rozana (PGSD 5)
NIM : 06284882326377
KELAS : PGSD 5
MATKUL : FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata )tentang gerakan transformasi
Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
(Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk
memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing
mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan
referensi yang disajikan)
JAWAB:
Setelah saya membaca tulisan dari Ki Hadjar Dewantara dan melihat video
Pendidikan Zaman Kolonial, dapat diketahui bersama bahwa gerakan transformasi
pendidikan dari Ki Hajar Dewantara sebelum dan sesudah kemerdekaan memiliki peranan
peranan yang sangat penting bagi pendidikan di Indonesia dimana Ki Hajar Dewantara
mengajarkan merdeka belajar kepada setiap anak, dan setiap anak tersebut memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pembelajaran.
Pendirian sekolah di Indonesia pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1854 hanya
menciptakan calon pegawai. Kemudian di Indonesia terdapat sekolah bumiputera, sekolah
tersebut hanya memiliki tiga kelas yang mengajarkan menulis, membaca dan berhitung.
Pendidikan zaman kolonial hanya untuk kepentingan mereka saja tidak disesuaikan dengan
kebutuhan jiwa dan raga bangsa. Ki Hajar Dewantara berpendapat pendidikan zaman
kolonial tidak bisa menyiapkan manusia yang merdeka, dan selalu bergantung pada kaum
penjajah.
Ki Hajar Dewantara atau yang dikenal dengan bapak pendidikan Indonesia itu
berupaya mendirikan pendidikan untuk bangsa Indonesia dengan konsep, landasan,
semboyan dan metode yang menunjukkan ciri khas budaya Indonesia. Pada ahun 1922
munculah Taman Siswa yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Rancagan pembelajaran
Taman Siswa menunjukkan sifat kultur nasional, setiap mata pelajaran yang diberikan
sebagai bagian dari peradaban bangsa yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Meskipun tidak dapat dipungkiri jika pendidikan yang diberikan oleh Belanda memiliki
beberapa hal positif yaitu masyarakat Indonesia memiliki acuan utuk membaca, menulis
dan berhitung serta melahirkan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga yang menjadi pencetus
perubahan pendidikan di Indonesia.