You are on page 1of 2

NAMA : ROZANA

NIM : 06284882326377
KELAS : PGSD 5
MATKUL : FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Tugas 1.4: Argumentasi Kritis


Setelah membaca tulisan Ki Hadjar Dewantara dan melihat video Pendidikan Zaman Kolonial,
Anda membuat sebuah tulisan argumen kritis tentang:

Argumentasi kritis (minimum 300 kata dan maksimum 500 kata )tentang gerakan transformasi
Ki Hadjar Dewantara dalam perkembangan pendidikan sebelum dan sesudah kemerdekaan
(Catatan Reviewer – mohon dielaborasi maksud dari argumen kritis, misalnya untuk
memberikan argumen kritisi itu membutuhkan referensi, data, fakta untuk membimbing
mahasiswa sehingga ketika Dosen memeriksa hasil kerja mahasiswa dapat melihat acuan
referensi yang disajikan)
JAWAB:

Setelah saya membaca tulisan dari Ki Hadjar Dewantara dan melihat video
Pendidikan Zaman Kolonial, dapat diketahui bersama bahwa gerakan transformasi
pendidikan dari Ki Hajar Dewantara sebelum dan sesudah kemerdekaan memiliki peranan
peranan yang sangat penting bagi pendidikan di Indonesia dimana Ki Hajar Dewantara
mengajarkan merdeka belajar kepada setiap anak, dan setiap anak tersebut memiliki
kesempatan yang sama untuk memperoleh pembelajaran.

Menurut Ki Hajar Dewantara , pendidikan dan pengajaran merupakan upaya yang


disengaja secara terpadu dalam rangka memerdekakan aspek lahiriah dan batiniah
manusia. Pengajaran merupakan bagian dari pedidikan, yang artinya pengajaran ialah
pendidikan dengan memberi ilmu atau pengetahuan dan memberi kecakapan, pengertian
serta pelatihan kepandaian kepada anak-anak yang dapat berfaedah untuk hidup anak-
anak baik lahir maupun batin (Wiryopranoto, 2017: 9).

Pendirian sekolah di Indonesia pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1854 hanya
menciptakan calon pegawai. Kemudian di Indonesia terdapat sekolah bumiputera, sekolah
tersebut hanya memiliki tiga kelas yang mengajarkan menulis, membaca dan berhitung.
Pendidikan zaman kolonial hanya untuk kepentingan mereka saja tidak disesuaikan dengan
kebutuhan jiwa dan raga bangsa. Ki Hajar Dewantara berpendapat pendidikan zaman
kolonial tidak bisa menyiapkan manusia yang merdeka, dan selalu bergantung pada kaum
penjajah.

Ki Hajar Dewantara atau yang dikenal dengan bapak pendidikan Indonesia itu
berupaya mendirikan pendidikan untuk bangsa Indonesia dengan konsep, landasan,
semboyan dan metode yang menunjukkan ciri khas budaya Indonesia. Pada ahun 1922
munculah Taman Siswa yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Rancagan pembelajaran
Taman Siswa menunjukkan sifat kultur nasional, setiap mata pelajaran yang diberikan
sebagai bagian dari peradaban bangsa yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Meskipun tidak dapat dipungkiri jika pendidikan yang diberikan oleh Belanda memiliki
beberapa hal positif yaitu masyarakat Indonesia memiliki acuan utuk membaca, menulis
dan berhitung serta melahirkan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga yang menjadi pencetus
perubahan pendidikan di Indonesia.

Pendidikan di Indonesia pasca merdeka berusaha menghapus pendidikan zaman


kolonial. Pembelajaran yang dilakukan dengan menambah budaya bangsa Indonesia,
pendidikan tidak hanya terfokus pada kebudayaan saja tetapi sudah berpusat pada cara
berpikir kritis dan logis dengan memecahkan masalah serta mengikuti perkembangan
IPTEK di era globalisasi. Pendidikan dan pengajaran yang dilakukan di Indonesia pada
hakikatnya bertujuan utuk kepentingan bangsa Indonesia, sehingga pendidikan pada
zaman sekarang dioptimalkan pada potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Selain itu
peserta didik dapat merdeka dalam belajar sesuai dengan dirinya sendiri, berbahagia sesuai
dengan tujuan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara.

You might also like