You are on page 1of 10

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Menggunakan

Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Proyek Pembangunan


PLTGU Muara Tawar (Persero)
Dhesti Nisrina Azizah, Rafiah Maharani Pulungan, Dyah Utari, Afif Amir
Amrullah
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Abstrak
Latar belakang: Faktor perilaku merupakan salah satu permasalahan dalam kepatuhan menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD) yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Teori Lawrence Green
menjelaskan bahwa perilaku terdiri atas faktor predisposisi, pendukung, dan pendorong. Alat Pelindung
Diri (APD) sudah menjadi sebuah pakaian wajib bagi pekerja, terutama bagi pekerja yang bekerja pada
wilayah dengan risiko yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki
hubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada pekerja Proyek pembangunan PLTGU Muara
Tawar PT. Hutama Karya (Persero).
Metode: Penelitian ini merupakan analitik kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian
ini pekerja Proyek PLTGU Muara Tawar PT Hutama Karya yang berada di area STG dan HRSG
sebanyak 349 pekerja.
Hasil: Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 9 pekerja tidak patuh dalam
menggunakan APD. Hasil analisis statistik menyimpulkan hubungan pada faktor predisposisi
pengetahuan (P=0,005), faktor pemungkin ketersediaan APD (p=0,003), faktor pendorong pengawasan
(p=0,11), sementara itu tidak ditemukan adanya hubungan antara variabel usia (p=0,474), sikap
(p=0,157), pendidikan (p=1,000) dengan kepatuhan penggunaan APD
Kesimpulan: Disarankan agar perusahaan dapat konsisten memberikan pemahaman mengenai APD
dan tegas dalam kepatuhan penggunaan APD
Kata kunci: kepatuhan APD, Pekerja, APD pada pekerja

Factors Related to Compliance of The Using of Personal Protective


Equipment (PPE) of The Workers in The Muara Tawar PLTGU
Development PT. Hutama Karya (Persero)
Abstract
Background: Behavioral factor is one of the problems in compliance with Personal Protective
Equipment (PPE) usage which can prevent work accidents. Lawrence Green's theory explains that
behavior consists of 3 factors such as predisposing, supporting and driving factors. Personal protective
equipment (PPE) has become a mandatory attire for workers, especially for workers who work in high
risk areas.
Methods: The purpose of this study was to determine the factors that related to the compliance to wear
PPE on the workers of the Muara Tawar PT. Hutama Karya (Persero) project. This research type was
quantitative analytic with cross sectional design. The population of this study were 349 workers of the
Muara Tawar PLTGU PT Hutama Karya project in the STG and HRSG areas.
Result: The results showed that 9 workers (questionnaire) and 32 workers (observation sheets) did not
comply to wear PPE. The results of statistical analysis showed a connection to the predisposing factors of
knowledge (P = 0.005), the enabling factors for the availability of PPE (p = 0.003), and the driving
factors for supervision (p = 0.11) and there was no connection between the variables of age (p = 0.474),
attitude (p = 0.157), education (p = 1,000) with compliance to wear PPE.
Conclusion: suggested that companies can consistently provide an understanding PPE and be firm in
compliance to wear PPE.
Key Words: compliance PPE, Workers, PPE on Workers

Korespondensi:Dhesti Nisrina Azizah


Email: Dhesti.Azizah@yahoo.co.id

141 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021


PENDAHULUAN yang berkitan dengan pencegahan dan
Pekerja merupakan bagian yang peningkatan kesehatan. Hal tersebut
penting dari organisasi perusahaan dalam
upaya untuk maju dan berkembang. Badan diperkuat dengan teori yang menjelaskan
Pusat Statistik menyebutkan bahwa pada bahwa apabila memperhatikan perilaku pada
Bulan Februari 2020 terhitung sebanyak pekerja dapat mencegah kejadian kecelakaan
131,03 juta penduduk Indonesia menjadi kerja yang mungkin terjadi di tempat kerja6.
angakatan tenaga kerja. Jumlah ini Teori “Preced-Proceed” merupakan salah
mengalami peningkatan 1,67 juta orang dari satu teori yang membahas mengenai faktor
Bulan Februari 20191. yang mempengaruhi perilaku manusia yang
Salah satu aspek yang memiliki telah dikembangkan oleh Lawrence Green
peran paling penting dalam perkembangan pada tahun 1980, model tersebut menjelaskan
dan kemajuan suatu industri aspek bahwa perilaku terdiri atas 3 faktor utama
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang yaitu faktor predisposisi (predisposing),
bertujuan sebagai upaya pencegahan kejadian pemungkin (enabling), dan pendorong
kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja (reinforcing)7. Teori Kurt Lewin dalam
yang berasal dari suatu pekerjaan di Notoadmodjo (2019), menjelaskan bahwa
lingkungan kerja2. interaksi antar individu yang kompleks
Data BPJS Ketenagakerjaan dengan lingkungan dapat menghasilkan
menunjukkan adanya peningkatan trend sebuah perilaku seseorang7.
kasus kecelakaan kerja yang terjadi. Data Berdasarkan uraian diatas, maka
tersebut menunjukkan peningkatan kasus perlu adanya usaha dalam melindungi serta
kecelakaan kerja pada tahun 2018 yang mencegah pekerja dari segala bahaya dan
mencapai 173.105 kasus dari yang risiko yang dapat dialami oleh pekerja saat
sebelumnya pada tahun 2017 sebanyak melaksanakan pekerjaannya yang dapat
123.041 kasus. Setiap tahunnya sekitar dua dilakukan mlelaui penggunaan alat pelindung
ratus lima puluh juta kasus occupational yang sesuai8. Alat Pelindung Diri yang
accident dan serratus enam puluh juta tenaga selanjutnya disebut APD ialah alat yang
kerja mengalami penyakit yang diakibatkan berkemampuan untuk dapat memberikan
bahaya yang terdapat pada pekerjaan yang perlindungan pada pekerja secara personal
dimiliki2. pada saat melakukan pekerjaan dan berfungsi
Pada dasarnya kecelakaan kerja menutup rapat seluruh tubuh pekerja agar
dapat diakibatkan karena factor manusia terhindar dari bahaya yang terdapat pada
maupun faktor lingkungan kerja, berdasarkan lingkungan kerja9. Pada pekerja konstruksi
data statistika 80% faktor manusia (unsafe tentunya APD merupakan pakaian wajib
action) yang menjadi penyebab terjadinya yang dapat melindungi diri dari sumber
kecelakaan kerja dan 20% disebabkan oleh bahaya yang berada pada lingkungan kerja.
faktor lingkungan (unsafe condition)3. Unsafe Dalam penggunaannya Alat Pelindung Diri
action merupakan faktor utama yang (APD) menjadi opsi terakhir dalam
menyebabkan kejadian kecelakaan kerja dan mencegah terjadinya kejadian kecelakaan
memiliki hubungan erat dengan perilaku kerja setelah menghilangkan risiko dan
manusia terutama dalam melakukan mengendalikan sumber bahaya yang ada10.
pekerjaannya di tempat kerja4. Tidak sedikit perusahaan yang memutuskan
Kepribadian seseorang menentukan untuk merekomendasikan menggunakan Alat
perilaku yang ditimbulkannya. Selain Pelindung Diri (APD) untuk mengupayakan
kepribadian faktor lainnya seperti budaya, proteksi awal terhadap adanya bahaya potensi
status sosial, dan pemikiran dapat terjadinya kasus kecelakaan di tempat kerja
memengaruhi perilaku seseorang didalam dan penyakit yang diakibatkan pekerjaan
suatu kelompok5. Perilaku kesehatan yang berada di area tempat bekerja11.
merupakan hasil dari adanya stimulus yang Faktor perilaku merupakan salah
berhubungan dengan penyakit, sakit – sehat, satu permasalahan perilaku kepatuhan dalam
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang
dapat digunakan dalam pencegahan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021 142


kecelakaan kerja12. Berdasarkan penelitian- risiko terjadinya cidera ringan hingga berat
penelitan yang telah dilakukan bahwa patuh bahkan berujung pada kecelakaan kerja.
atau tidaknya para tenaga kerja dengan
ketentuan dan aturan mengenai pemakaian METODE
alat pelindung diri sesuai dengan Pada penelitian ini digunakan
pekerjaannya dapat bergantung pada analitik kuantitatif sebagai jenis penelitian
sejumlah faktor diantaranya yaitu tingkat dengan menggunakan metode potong lintang.
pengetahuan13, pelatihan14, Sikap15. Penelitian ini memiliki populasi yaitu seluruh
Pemerintah menegaskan dalam pekerja proyek yang berada pada HRSG dan
permenakertrans tahun 2010 pada pasal 3 STG Pembangunan Pembangkit Listrik
bahwasannya setiap perusahaan diwajibkan Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar PT.
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) Hutama Karya. Penelitian berlangsung dari
yang sesuai dengan peraturan yang telah bulan Oktober – Januari 2021. Penelitian ini
ditetapkan secara cuma-cuma kepada seluruh menganalisis sebanyak 60 responden yang
pekerja yang berada di tempat kerja16. selain dipilih berdasrkan kriteria penilaian tertentu
itu, dalam penggunaannya Alat Pelindung melalui teknik sampling purposive untuk
Diri (APD) harus memiliki kondisi yang baik, menentukan wilayah penelitian dan random
menyesuaikan dengan Standar Operasional sampling untuk mendapatkan responden
Prosedur (SOP) dan menyesuaikan dengan penelitian serta menggunakan kriteria inklusi
kebutuhan dari jenis pekerjaan yang dan ekslusi. Variabel dependen dalam
dilakukan17. penelitian ini yaitu perilaku kepatuhan
Berdasarkan hasil studi awal yang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD),
dilakukan dengan pengamatan lapangan, sedangkan variabel independen terdiri atas
masih sering ditemukan beberapa pekerja tiga faktor yaitu faktor predisposisi (usia,
yang dengan sengaja maupun tidak sengaja pendidikan, pengetahuam, sikap), faktor
tidak patuh dalam menggunakan alat pemungkin (ketersediaan APD), dan faktor
pelindung diri yang tepat sesuai dengan pendorong (pengawasan).
bahaya dan risiko dari pekerjaan yang sedang Metode pengumpulan data
dilaksanakan. Mengingat bahwa lingkungan menggunakan data sekunder seperti
kerja di Pembangunan Pembangkit Listrik pelingkupan area kerja dan jumlah pekerja,
Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar PT. sedangkan data primer didapatkan dengan
Hutama Karya memiliki bahaya dan risiko wawancara menggunakan lembar kuesioner
yang dapat dikatakan cukup banyak dan yang sudah dilakukan uji validitas dan
tinggi, seperti tertimpa benda, tertusuk, reliabilitas sebelumnya. Analisis data yang
terpeleset, tersayat benda tajam, dan terjatuh digunakan untuk menunjukkan adanya
dari ketinggian. Dengan pekerja tidak hubungan antar variable adalah anlisis
menggunakan APD maka akan meningkatkan bivariat menggunakan Chi-Square Test.

HASIL
Analisis Univariat
Analisis pada tingkat univariat mengetahui jumlah dan sebaran dari setiap
dalam penelitian memiliki tujuan untuk dapat variabel yang akan diteliti.

Tabel 1. Karakteristik Pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap


(PLTGU) Muara Tawar PT. Hutama Karya
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Dependen
Kepatuhan Penggunaan APD
(Lembar Kuesioner)
Patuh 51 85%
Tidak Patuh 9 15%
Kepatuhan Penggunaan APD
(Lembar Observasi)

143 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021


Patuh 28 46,7%
Tidak Patuh 32 53,3%
Independen
Usia
Muda 31 51,7%
Tua 29 48,3%
Pengetahuan
Tidak Baik 15 25%
Baik 45 75%
Sikap
Negatif 26 43,3%
Positif 34 56,7%
Ketersediaan APD
Tidak Cukup Tersedia 25 41,7%
Cukup Tersedia 35 58,3%
Pengawasan
Kurang Baik 29 48,3%
Baik 31 51,7%
Pendidikan
Rendah 20 33,3%
Tinggi 40 66,7%

Tabel 1 menunjukkan hasil responden beranggapan pengawasan yang


berdasarkan kuesioner mayoritas dilakukan sudah baik sebanyak 31 responden
respondenpatuh dalam penggunaan APD (51,7%), mayoritas tingkat Pendidikan
(85%), apabila berdasarkan lembar observasi responden masuk kedalam kategori tinggi
didapati sebanyak 32 responden (53%) tidak sebanyak 40 responden (66,7%).
patuh dalam penggunaan APD. Frekuensi
terbanyak usia responden masuk kedalam Analisis Bivariat
kategori usia muda (51,7%), sampel Analisis pada tingkat bivariat
penelitian dengan tingkat pengetahuan yang memiliki tujuan mengidentifikasi keterkaitan
baik berjumlah 45 responden (75%), antara variabel terikat dengan variabel bebas
mayoritas responden memiliki sikap positif dan dilaksanakan dengan menggunakan Chi-
sebanyak 34 responden (56,7%), persepsi Square Test.
ketersediaan APD sebanyak 35 responden
(58,3%) merasa cukup tersedia, mayoritas

Tabel 2. Hubungan Antara Faktor Predisposisi dengan Kepatuhan Penggunaan Alat


Pelindung Diri (APD) pada Pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU) Muara Tawar PT. Hutama Karya
Kepatuhan Penggunaan APD (kuesioner)
P- OR
No Variabel Tidak Patuh Patuh Total
Value 90% CI
N % N % N %
1. Usia
Muda 6 19,4 25 80,6 31 100 2.080
Tua 3 10,3 26 89,7 29 100 0,474 (0,468-
9,235)
2. Pengetahuan
Tidak Baik 6 40 9 60 15 100 9,333
Baik 3 6,7 42 93,3 45 100 0,005 (1,958-
44.493)
3. Sikap
Negatif 6 23,1 20 76,9 26 100 3,100
Positif 3 8,8 31 91,2 34 100 0,157 (0,695-
13,832)

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021 144


4. Pendidikan
Rendah 3 15 17 85 20 100 1,000
Tinggi 6 15 34 85 40 100 1,000 (0,222-
4,496)

Tabel 2 menunjukkan proporsi dalam kepatuhan menggunakan Alat


pekerja dengan usia muda untuk tidak Pelindung Diri (APD) lebih besar apabila
mematuhi penggunaan Alat Pelindung Diri dibandingkan dengan proporsi pekerja yang
(APD) lebih besar apabila dibandingkan memiliki sikap positif sehingga didapati p
dengan proporsi pekerja dengan usia tua value 0,157 (OR = 3,100) dengan begitu
sehingga didapatkan nilai nilai p value dapat dinyatakan bahwa Ha ditolak dan H0
sebesar 0,474 (OR = 2,080) dengan begitu diterima hal ini berarti bahwa hubungan
maka Ho diterima, atau dapat dikatakan tidak antara variable kepatuhan penggunaan APD
ditemukannya hubungan yang bermakna dengan variable sikap dari pekerja
antara faktor variabel usia dengan kepatuhan merupakan hubungan yang tidak bermakna.
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Pada Pada variabel pendidikan menunjukkan
variabel pengetahuan ditemukan terdapat 15 proporsi reponden dengan kategori
responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan tidak patuh
pengetahuan yang tidak baik, 6 diantaranya dalam penggunaan Alat pelindung Diri (APD)
tidak patuh dalam penggunaan Alat lebih kecil apabila dibandingkan dengan
Pelindung Diri (APD) sehingga didapatkan proporsi pekerja yang memiliki tingkat
hasil sebesar 0,005 (OR = 9,333), yang pendidikan yang tinggi dan didapatkan nilai
berarti Ho ditolak dengan kata lain ada p value sebesar 1,000 (OR = 1,000) dengan
keterkaitan yang bermakna antara faktor begitu ditemukan bahwa H0 diterima
pengetahuan yang dimiliki responden dengan sehingga hubungan antara tingkat Pendidikan
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri dan patuhnya pekerja dalam menggunakan
(APD). Pada variabel sikap menunjukkan APD merupakan hubungan yang tidak
proporsi pekerja yang memiliki sikap negatif bermakna.

Tabel 3. Hubungan Antara Faktor Pemungkin dengen Kepatuhan Pengguaan Alat


Pelindung Diri (APD) pada pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU) Muara Tawar PT. Hutama Karya
Kepatuhan Penggunaan APD (kuesioner)
P- OR
No Variabel Tidak Patuh Patuh Total
Value 90% CI
N % N % N %
1. Ketersediaan APD
Tidak cukup tersedia 8 32 17 68 25 100 16,000
Cukup tersedia 1 2,9 34 97,1 35 100 0,003 (1,847-
138,577)

Pada tabel tiga angka p value yang perusahaan tidak cukup menyediaakan Alat
didapatkan adalah sebesar 0,003 (OR = Pelindung Diri (APD) memiliki risiko 16 kali
16,000), yang berarti Ha diterima sehingga lebih besar untuk memiliki sikap tidak
dapat dikatakan bahwa keterkaitan antar mematuhi ketentuan dalam menggunakan
variable yakni ketersediaan Alat Pelindung APD dibandingkan dengan pekerja yang
Diri (APD) dengan kepatuhan dalam memiliki persepsi perusahaan cukup
memakai Alat Pelindung Diri (APD) yang menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi
ditentukan merupakan hubungan yang pekerja.
bermakna. Pekerja yang memiliki persepsi

145 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021


Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Pendorong dengen Kepatuhan Pengguaan Alat
Pelindung Diri (APD) pada pekerja Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(PLTGU) Muara Tawar PT. Hutama Karya
Kepatuhan Penggunaan APD (kuesioner)
P- OR
No Variabel Tidak Patuh Patuh Total
Value 90% CI
N % N % N %
1. Pengawasan
Kurang baik 8 27,6 21 72,4 29 100 11,429
Baik 1 3,2 30 96,8 31 100 0,011 (1,328-
98,344)
Tabel 4 menunjukkan nilai p value Hubungan pengetahuan pekerja dengan
sebesar 0,011 (OR = 11,429), yang berarti Ho kepatuhan penggunaan Alat Pelindung
ditolak dengan kata lain terdapat hubungan Diri (APD)
yang signifikan antara faktor pengawasan Setelah dilakukan uji statistik
dengan kepatuhan penggunaan Alat penelitian ini dapat membuktikan hasil
Pelindung Diri (APD). Pekerja yang hipotesisnya, yaitu ditemukan hubungan yang
memiliki persepsi pengawasan kurang baik bermakna antara variabel tingkat
memiliki risiko 11,429 kali lebih besar untuk pengetahuan pekerja proyek dengan perilaku
memiliki sikap tidak patuh pada ketentuan kepatuhan dalam penggunaan APD. Semakin
mengenai pemakaian APD saat bekerja, baik dan tinggi tingkat pengetahuan
sedangkan pekerja yang memiliki persepsi seseorang maka perilaku yang dihasilkan
pengawasan yang baik sebagian besarnya akan semakin positif14. Hal tersebut dapat
mematuhi ketentuan mengenai pemakaian terjadi dikarenakan pengetahuan pekerja
APD. menjadi sebuah dasar dalam sebuah perilaku
yang dihasilkan, seperti pada pekerja dengan
PEMBAHASAN tingkat tingkat pengetahuan yang baik
Hubungan usia pekerja dengan kepatuhan cenderung memiliki kesadaran dan level
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) kewaspadaan yang lebih tinggi dibandingkan
Setelah dilakukan uji dan analisis dengan pekerja yang memiliki tingkat
menggunakan uji statistik penelitian ini tidak pengetahuan yang kurang baik. Sehingga,
dapat membuktikan hipotesis atau tidak pada pekerja yang memiliki tingkat
ditemukannya hubungan antara variabel pengetahuan tinggi dapat memutuskan sikap
tingkat usia dengan perilaku kepatuhan dalam dan perilaku untuk patuh dalam penggunaan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Alat Pelindung Diri (APD).
Dapat dilihat pada realitanya, perbandingan Sejalan dengan penelitian Nurdiani
kepatuhan penggunaan APD pada usia muda & Krianto tahun 2019 yang mengatakan
dengan usia tua hampir memiliki tingkatan ditemukannya keterkaitan antara variabel
persentase yang sama sehingga hal tersebut pengetahuan dan tingkat kepatuhan dalam
menjadikan faktor usia tidak memiliki penggunaan APD yang ditunjukkan dengan
perbedan yang signifikan. nilai p yang didapatkan adalah 0,051 (OR =
Hasil penelitian ini diperkuat 1,729)19. Dalam Yenni (2020), didapatkan
dengan Dyah (2014) yang mengatakan tidak hubungan antara variabel pengetahuan
ditemukannya keterkaitan antara variabel dengan tingkat kepatuhan penggunaan Alat
usia dengan perilaku kepatuhan penggunaan Pelindung Diri (APD) dengan nilai p value
APD pada pekerja dengan hasil nilai p value sebesar 0,031. Pembuktian hipotesa
sebesar 1,000. Penelitian yang sama sebelumnya didapati hubungan yang
dilakukan pada pekerja PT. Liku Telaga ditunjukkan antara tingkat pengetahuan
bagian unit produksi alumunium sulfat, pada pekerja industri dengan penggunaan Alat
penelitian tersebut peneliti tidak dapat Pelindung Diri (APD) memiliki signifikansi
membuktikan hipotesisnya yang berarti tidak yang tinggi dengan nilai p value sebesar 0,02
ada hubungan antara variabel tingkat usia (OR = 1,93), responden dengan pengetahuan
dengan perilaku kepatuhan penggunaaan yang baik berpeluang 1,93 kali lebih besar
APD pada tenaga kerja18.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021 146


untuk dapat patuh dalam perilaku Hubungan tingkat pendidikan pekerja
penggunaan APD20. Alfarisi (2018) dengan kepatuhan penggunaan Alat
mengemukakan dalam penelitiannya Pelindung Diri (APD)
didapatkan keterkaitan antara tingkat Setelah dilakukan uji statistik
pengetahuan pekerja dengan kepatuhan penelitian yang dilakukan ini tidak dapat
pemakaian APD dengan nilai p value sebesar membuktikan hipotesisnya dengan maksud
0,027 (OR = 4,540)13. Ho diterima, tidak terdapat hubungan yang
Hubungan sikap pekerja dengan signifikan antara variabel tingkat pendidikan
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung dengan perilaku kepatuhan penggunaan Alat
Diri (APD) Pelindung Diri (APD) pada pekerja proyek.
Setelah dilakukan uji statistik Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan pada
penelitian ini tidak dapat membuktikan pekerja yang memiliki tingkat pendidikan
hipotesinya atau tidak terdapat hubungan tinggi belum tentu paham mengenai perilaku
yang bermakna antara variabel sikap dengan patuh dalam pengggunaan Alat Pelindung
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri Diri (APD). Selain itu, tidak sedikit pekerja
(APD) pada pekerja proyek. Pada kondisi proyek yang telah mengikuti ekstensi
lapangan, mayoritas pekerja memiliki sikap pelatihan mengenai Kesehatan dan
positif dalam menggunakan APD, hal Keselamatan Kerja (K3) diluar pendidikan
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa formal yang dapat melatar belakangi pekerja
faktor lainnya yang dapat merubah sikap dalam berperilaku patuh dalam penggunaan
seseorang seperti faktor pengetahuan, Alat Pelindung Diri (APD).
ketersediaan, dan pengawasan. Kondisi Sama halnya dengan penelitian
tersebut diperkuat dengan pernyataan yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh
Alfirdha & Nuraeni (2018), yang menyatakan Elwindra & Sari (2019) penelitian didapatkan
bahwa dalam pelaksanaannya sikap nilai p adalah 0,877 dan memiliki makna
seseorang membutuhkan sebuah faktor tidak adanya keterkaitan yang berarti antara
pendukung lainnya. Seseorang akan variabel tingkat pendidikan yang dimiliki
membentuk sikap secara utuh apabila pekerja dengan tindakan pekerja proyek
memenuhi tiga komponen yaitu keyakinan dalam mematuhi penggunaan APD. Hal yang
atau pemikiran, emosional atau penilaian sama dikemukakan oleh penelitian yang
terhadap objek, dan kecenderungan untuk dilakukan oleh Aprinita et al (2017) yang
dapat bertindak21. mendapatkan nilai p value sebesar 1,000
Hal tersebut telah dikatakan dalam yang berarti tidak ditemukannya keterkaitan
peneletian yang dilakukan pada pekerja antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan
warehouse, yang menyatakan tidak penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)22.
ditemukannya keterkaitan antara variabel Hubungan ketersediaan Alat Pelindung
sikap dengan perilaku pekerja dalam Diri (APD) di tempat kerja dengan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung
didapatkan nilai p value sebesar 1,00021. Hal Diri (APD)
tersebut juga disampaikan oleh penelitian lain Setelah dilakukan uji statistik
pada tahun 2019 yang mendapatkan nilai p penelitian ini dapat membuktikan
value sebesar 0,903 (OR = 1,357) yang hipotesisnya, atau dapat dinyatakan bahwa
memiliki makna bahwa Ho diterima, tidak Ho ditolak, yaitu ditemukan hubungan yang
ada hubungan antara variabel sikap dengan signifikan antara variabel ketersediaan APD
perilaku kepatuhan penggunaan APD pada dengan tingkat kepatuhan penggunaan APD
pekerja. Diperkuat oleh penelitian lainnya pada pekerja proyek. Dengan begitu dapat
yang mengemukakan tidak adanya dinyatakan bahwa pekerja yang memiliki
keterkaitan antara variabel sikap dengan persepsi perusahaan tidak cukup
kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri menyediakan APD 16 kali lebih besar untuk
(APD) dengan nilai p value sebesar 0,627. tidak dapat mematuhi penggunaan APD pada
saat melakukan pekerjaanya atau berada di
area kerja.

147 Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021


Salah satu faktor pendukung dalam dengan variabel kepatuhan pekerja dalam
konsep perilaku kepatuhan seseorang dalam menggunakan APD pada pekerja proyek.
menggunakan Alat Pelindung Diri yaitu Dengan begitu dapat dinyatakan bahwa
ketersediaan APD itu sendiri yang pekerja yang memiliki persepsi perusahaan
seharusnya sudah disediakan oleh pihak kurang dalam melakukan pengawasan 11,429
perusahaan. Hal tersebut telah dicantumkan kali lebih besar untuk tidak patuh dalam
dalam peraturan pemerintah ketenagakerjaan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) saat
dan transmigrasi pada Pasal 2 tahun 2010 bekerja.
tentang Alat Pelindung Diri yang berbunyi Divisi HSE pada pekerja proyek
“Pengusaha wajib menyediakan APD bagi memiliki beberapa tupoksi salah satunya
pekerja/buruh di tempat kerja” maka dari itu yaitu melakukan pengawasan terhadap
setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
memastikan keckupan dan ketersediaan Alat Dalam pelaksanaannya pelaksanaan
Pelindung Diri (APD) yang layak bagi pengawasan K3 Proyek Pembangunan
pekerja. Hal tersebut dapat terjadi PLTGU Muara Tawar PT. Hutama Karya
dikarenakan apabila pekerja sudah memiliki (persero) sudah dilakukan dengan cukup baik.
sikap yang positif dalam penggunaan APD Hal tersebut dapat terlihat pada saat
namun tidak didukung dengan ketersediaan Supervisor divisi HSE melakukan
APD dari perusahaan maka hal tersebut tentu pengawasan dan teguran pekerja cukup
dapat menyebabkan pekerja atau buruh kooperatif dalam menerima teguran tersebut
proyek untuk tidak mematuhi penggunaan dan memperbaiki sehingga faktor
APD. Persepsi pekerja mengenai pengawasan memiliki hubungan dengan
ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) juga perilaku kepatuhan penggunaan Pelindung
dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti APD. Apabila ditemukan pekerja yang tidak
pengawasan, inspeksi, atau sistem pelaporan patuh dalam penggunaan APD pada saat
dan pencatatan terhadap Alat Pelindung Diri bekerja hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
(APD) pada pekerja. wilayah atau area yang cukup luas dan
Hal tersebut sebelumnya telah memiliki jenis pekerjaan yang beragam
dikemukakan oleh Prasetyo (2015) yang sehingga jumlah sumber daya manusia
menyatakan ada keterkaitan antara variabel Supervisor HSE yang bertanggung jawab
ketersediaanAPD dengan nilai p value pada area tersebut
sebesar 0,00923. Sama hal nya dengan Hal tersebut berbanding lurus
pernyataan Elwindra & Sari (2019) dengan penelitian Edigan, Sari, & Amalia
menyatakan bahwa Ho ditolak atau terdapat (2019) yang membuktikan adanya
hubungan yang signifikan antara ketersediaan keterkaitan di antara variabel persepsi
APD dengan perilaku patuh dalam terhadap upaya monitoring atau pengawasan
menggunakan APD dengan nilai p value dengan Tindakan pekerja dalam kaitannya
0,04710. Namun hal tersebut tidak sesuai dengan kepatuhan dalam mengenakan APD
dengan penelitian yang sebelumnya telah yang diwajibkan dengan nilai POR 4,167 dan
dilakukan oleh Aprinita et al., (2017) yang memiliki makna bahwa subjek penelitian
menyatakan tidak ada keterkaitan yang yang tidak dimonitoring atau diawasi lebih
bermakna antara ketersediaan APD dengan berisiko 4,167 kali tidak mematuhi ketentuan
perilaku kepatuhan penggunaan Alat penggunaan APD jika dibandingkan dengan
Pelindung Diri (APD) dengan nilia p value subjek dengan pengawasan atau upaya
sebesar 0,75622. monitoring24. Hal tersebut diperkuat kembali
Hubungan pelaksanaan pengawasan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
dengan kepatuhan penggunaan Alat Lobis et al (2020) yang menyimpulkan
Pelindung Diri (APD) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
Setelah dilakukan uji statistik variabel pengawasan dengan kepatuhan
penelitian ini dapat membuktikan penggunaan APD dengan nilai p value 0,0125.
hipotesisnya, atau dapat dinyatakan bahwa
Ho ditolak, yaitu ditemukan hubungan
bermakna antara variabel pengawasan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021 148


KESIMPULAN Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pt.
Penelitian menunjukkan adanya Terminal Petikemas Surabaya.
hubungan yang signifikan antara beberapa Indones J Occup Saf Heal.
variable bebas yakni: faktor predisposisi 2015;4(1):64.
(pengetahuan), faktor pemungkin 5. Nuqul F. Perbedaan kepatuhan
(Ketersediaan APD), dan faktor pendorong terhadap aturan tinjauan kepribadian
(Pengawasan) dengan kepatuhan pekerja introvert-ekstrovert, jenis kelamin dan
dalam penggunaan alat pelindung diri pada lama tinggal di Ma’had Ali
pekerja di proyek pembangunan di Universitas Islam Negeri (UIN)
pembangkit listrik tenaga gas uap dalam Malang. Psikoislamika.
Muara Tawar PT. Hutama Karya (persero). 2007;4(2):229–43.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan 6. Dahyar CP. PERILAKU
bahwa antara variabel usia, pendidikan dan PENGGUNAAN ALAT
sikap dengan variable kepatuhan penggunaan PELINDUNG DIRI PADA
Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja PEKERJA PT . X BEHAVIOR OF
proyek pembangunan di PLTGU Muara PERSONAL PROTECTIVE
Tawar PT. Hutama Karya (persero) tidak EQUIPMENT USE IN PT . X.
memiliki hubungan yang bermakna. 2014;178–87.
Selanjutnya, peneliti menyarankan 7. Notoadmodjo. Pengantar Ilmu
agar pihak perusahaan dapat melakukan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
kegiatan penyuluhan secara konsisten Cipta. 2019.
mengenai penerapan upaya keselamatan dan 8. Puji AD, Kurniawan B, Jayanti S.
Kesehatan dalam bekerja bagi para pekerja FAKTOR FAKTOR YANG
proyek, melakukan inspeksi kelayakan APD BERHUBUNGAN DENGAN
pekerja, serta melakukan sistem punishment KEPATUHAN PENGGUNAAN
and rewarding kepada pekerja yang tidak ALAT PELINDUNG DIRI PADA
patuh atau patuh dalam menggunakan Alat PEKERJA REKANAN (PT. X) DI PT
Pelindung Diri (APD) di tempat kerja. INDONESIA POWER UP
Dengan begitu, maka dapat meningkatkan SEMARANG. 2017;5:20–31.
kepatuhan penggunaan alat pelindung diri 9. Fauzan A. Kajian Penggunaan Alat
yang sesuai di tempat kerja pada pekerja Pelindung Diri (APD) Dengan
sehingga pada akhirnya dapat mencegah serta Kejadian Kecelakaan Kerja Pemandu.
mengurangi risiko terjadinya kecelakaan 2018;1–38.
kerja. 10. Elwindra NYS. Jurnal Persada
Husada Indonesia Faktor-Faktor Yang
DAFTAR PUSTAKA Berhubungan Dengan Perilaku
1. Badan Pusat Statistik. Keadaan Penggunaan APD Pada Pekerja Di
Ketenagakerjaan Indonesia Februari Proyek Lippo Thamrin Office Tower
2020. Ber Resmi Stat. 2020;(40):20. PT Wijaya Karya Jakarta Factors
2. Haworth N, Hughes S. The Connected With The Behavior Of Use
International Labour Organization. Of APD On Workers In Lippo
Handbook of Institutional Approaches Thamrin Office To. 2019;6(23):1–10.
to International Business. 2012. 204– 11. Yuliani I, Amalia R. ARTIKEL
218 p. PENELITIAN Faktor-Faktor yang
3. Erlani, Anugrah S. HUBUNGAN Berhubungan Dengan Perilaku
PERILAKU PEKERJA DENGAN Pekerja dalam Penggunaan Alat
PENGGUNAAN ALAT Pelindung Diri ( APD ). 2019;08(01).
PELINDUNG DIRI (APD) DI 12. Solekhah SA. Faktor Perilaku
PABRIK PENGGILINGAN PADI Kepatuhan Penggunaan Apd Pada
KABUPATEN SIDRAP. Pekerja Pt X. J PROMKES.
2018;18(2):140–5. 2018;6(1):1.
4. Pratama AK. Hubungan Karakteristik 13. Alfarisi R. Hubungan Antara
Pekerja Dengan Unsafe Action Pada Pengetahuan dan Sikap dengan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021 149


Pemakaian Alat Pelindung Diri pada Kesehat. 2019;11(2):88–93.
Pekerja Peternakan Sapi dan Kambing 20. Rahmiati, Andriaty SN, Andri.
Di Kecamatan Cikalon Kabupaten HUBUNGAN PENGETAHUAN
Tasikmalaya. 2018;7:212–7. DENGAN PENGGUNAAN ALAT
14. Yenni M. Faktor-Faktor Yang PELINDUNG DIRI PADA
Mempengaruhi Perilaku Penggunaan PEKERJA INDUSTRI BATU BATA.
Alat Pelindung Diri (Apd) Pada 2019;6(April):152–9.
Pekerja Perkebunan Sawit Pt. 21. Alfirdha B, Nuraeni T. Hubungan
Kedaton Mulia Primas Jambi Tahun Faktor Predisposisi dengan Perilaku
2017. Care J Ilm Ilmu Kesehat. Penggunaan Alat Pelindung Diri pada
2020;8(1):84. Pekerja PT. Elnusa TBK Warehouse
15. Fazni D. Kurusi, Rahayu H. Akili Karangampel Relationship of
MIP. Hubungan Antara Pengetahuan Predisposing Factors with the
Dan Sikap Dengan Kepatuhan Behavior of Use of Personal
Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Protective Equipment at PT. Gudang
Pada Petugas Penyapu Jalan Di Elnusa TBK Karangamp.
Kecamatan Singkil Dan Tuminting. 2018;3(3):101–10.
Kesmas. 2020;9(1):45–51. 22. Rokok P, Lajar P, Semarang DI, Asia
16. Menteri Tenaga Kerja dan D. Faktor – Faktor Yang
Transmigrasi. Peraturan Menteri Berhubungan Dengan Perilaku
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd)
Republik Indonesia. Peratur Menteri Pada Karyawan Pabrik Rokok Praoe
tenaga Kerja dan Transm [Internet]. Lajar Di Semarang. J Kesehat Masy.
2010;VII(8):1–69. Available from: 2017;5(5):1054–62.
https://indolabourdatabase.files.wordp 23. Eko Prasetyo. Pengaruh Pengetahuan,
ress.com/2018/03/permenaker-no-8- Sikap, dan Keterediaan Alat
tahun-2010-tentang-apd.pdf Pelindung Diri (APD) Terhadap
17. Mashfufa EW, Kurnia AD, Ashari F. Kepatuhan Dalam Menggunakan
HUBUNGAN PENGETAHUAN APD di Unit Coacting PT. Pura
DAN KEPATUHAN Barutama Kudus·. 2015;2(3).
MENGGUNAKAN ALAT 24. Edigan F, Purnama Sari LR, Amalia R.
PELINDUNG DIRI PADA Hubungan Antara Perilaku
PEKERJA KONTRUKSI DI PT X Keselamatan Kerja Terhadap
KABUPATEN PASURUAN. Penggunaan Alat Pelindung Diri
2017;2(6). (APD) Pada Karyawan PT Surya
18. Dyah KSP. Analysis of Factor Related Agrolika Reksa Di Sei. Basau. J
To Compliance of Using Personal Saintis. 2019;19(02):61.
Protective Equipment. Indones J 25. Lobis YB, Ariyanto D, Warsini W.
Occup Saf Heal. 2014;6:312–22. Pengaruh Pengawasan Terhadap
19. Nurdiani CU, Krianto T. Kepatuhan Kepatuhan Penggunaan Alat
Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Pelindung Diri Di Pt Jamu Air
Di Laboratorium Pada Mahasiswa Mancur Palur. PLACENTUM J Ilm
Prodi Diploma Analis Kesehatan Kesehat dan Apl. 2020;8(1):31.
Universitas Mh Thamrin. J Ilm

Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 13 Edisi 3, 2021 150

You might also like