You are on page 1of 18

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN PROYEK


1. Pengertian Proyek
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana
ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas
fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian (skills) dari
berbagai profesi dan organisasi.
Menurut Nurhayati (2010:4), proyek dapat diartikan sebagai upaya atau
aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-
harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang
tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa proyek adalah suatu kegiatan yang
melibatkan semua jenis sumber daya untuk mencapai satu tujuan dalam jangka
waktu tertentu yang sementara hingga tercapainya tujuan tersebut. Dari
kesimpulan pengertian di atas, diketahui proyek bukan aktifitas rutin yang
operasional sehari-hari, melainkan hanya bersifat temporer, maka pada umumnya
proyek memiliki karakteristik yang terdiri sebagai berikut:
a. Waktu / Timeline : proyek memiliki garis waktu yang pasti, antara titik awal
dimulainya proyek hingga titik akhir proyek yang terukur.
b. Sumber daya / Resources: proyek memiliki sumber daya modal dan tenaga
kerja yang terbatas serta terukur.
c. Alat / Tools: sebuah proyek menggunakan berbagai alat dan teknik khusus
untuk menjalankan manajemen proyeknya, contohnya Gantt Chart dan
KurvaS.
d. Tim / Team: dalam proyek dibutuhkan tim yang beragam dari berbagai
bidang dan fungsi.

2. Tujuan Proyek
Menurut Larson yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:3-4), tujuan
utama dari suatu proyek adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Disamping
kemiripan, karakteristik dari sebuah proyek membantu membedakan proyek

6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tersebut dari yang lainnya dalam organisasi. Proyek juga memiliki beberapa
karakteristik utama, diantaranya yaitu:
a. Penetapan tujuan
b. Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir
c. Melibatkan beberapa departemen dan profesional
d. Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya
e. Waktu, biaya, dan kebutuhan yang spesifik
3. Jenis Pekerjaan Proyek
Menurut Soeharto (1999) , terdapat banyak jenis pekerjaan proyek. Proyek terdiri
dari beberapa jenis yang dibedakan oleh spesifikasi kebutuhan serta tujuannya
tersendiri pekerjaanya proyek dapat diklasifikasikan antara lain, beberapa
diantaranya sebagai berikut:
a. Proyek Konstruksi
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk
fisik, misalnya pembangunan jalan, gedung atau jembatan.
b. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa berupa penemuan baru, temuan alat baru, atau penelitian
mengenai ditemukannya bibit unggul untuk suatu tanaman. Proyek ini bisa
muncul dilembaga komersial maupun lembaga pemerintah.
c. Proyek Manajemen Jasa
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah,
misalnya perancangan struktur organisasi atau pembuatan sistem informasi
manajemen.

4. Tahapan Proyek
Tahapan dalam proyek merupakan suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak
proyekdisepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai. Terdapat
tahapankegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup proyek yaitu (Dimyati
&Nurjaman, 2014:16-17):
a. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek adalah tahap awal dari kegiatan proyek. Kegiatan ini
dihitung sejak kesepakatan sebuah proyek untuk dapat dikerjakan. Pada tahap

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ini, meliputi indentifikasi dari permasalahan yang ingin diselesaikan. Beberapa


pilihan solusi untuk menyelesaikan permasalahan juga didefinisikan. Sebuah
studi kelayakan dapat dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki
kemungkinan terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam
menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan, maka
seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat dibentuk.
b. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan ketika ruang lingkup proyek sudah
ditetapkan, dan telah terbentuknya tim proyek.Pada tahap ini, dokumen
perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek
selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan
pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource plan,
financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan, procurement
plan, contract supplier dan perform phare review.
c. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Tahap eksekusi atau pelaksanaan proyek akan dilaksanakan ketika definisi
proyek sudah jelas dan terperinci. Pada tahap ini, hasil akhir proyek secara fisik
akan dibangun. Seluruh kegiatan dalam dokumentasi project plan akan
dieksekusi. Beberapa proses manajemen perlu dilakukan untuk memantau dan
mengontrol penyelesaian proyek sebagai hasil akhir proyek akan dilakukan
ketika kegiatan pengembangan berlangsung.
d. Tahap Penutupan
Tahap ini adalah tahap akhir dari aktivitas / kegiatan proyek. Hasil akhir
proyek (deliverables project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada
pelanggan, kemudian kontak dengan supplier diakhiri, selanjutnya pembubaran
tim proyek serta memberikan laporan kepada semua stakeholder yang akan
menyatakan bahwa kegiatan dari sebuah proyek telah selesai dilaksanakan.
Langkah akhir yang perlu dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan post
implementation review untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan
mencatat setiap pelajaran yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung
sebagai pelajaran untuk proyek-proyek dimasa yang akan datang.

8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Organisasi proyek
Tahap ini merupakan tahapan sebuah proyek sebelum proyek selesai.
Namun tidak semua proyek akan melalui setiap tahap, dimana proyek dapat
dihentikan sebelum mencapai penyelesaian. Beberapa proyek tidak mengikuti
perencanaan terstruktur atau proses pemantauan. Beberapa proyek akan melalui
langkah 2, 3, dan 4 beberapa kali.
Tahapan tersebut menjadi tolak ukur penting bagi penyelenggaraan proyek
yang sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Manajemen proyek dapat
dikatakan baik jika sasaran tersebut tercapai. Sebuah proyek memerlukan
penjadwalan untuk mengalokasikan / mengatur waktu untuk dapatmelaksanakan
dan menyelesaikan setiap pekerjaan.
Penjadwalan menyesuaikan dan mengikuti perkembangan proyek beserta
permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu dilakukan untuk
mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi sumber daya dan
penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan proyek. Secara umum
penjadwalan proyek mempunyai manfaat sebagai berikut:
 Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari tiap-tiap pekerjaan.
 Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
 Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan
 Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
5. Pelaku Proyek
Pelaku proyek merupakan orang-orang atau pihak-pihak yang terlibat didalam
sebuah proyek konstruksi. Pihak-pihak yang terlibat secara umum dikategorikan
sebagai berikut:
a. Pemilik Proyek (Owner)
Menurut Ervianto : 2005, pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang /
badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan kepada pihak
penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemberi tugas
dalam surat perjanjian pemborongan adalah sebagai pihak pertama dan dapat

9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mengambil keputusan sepihak untuk mengambil alih pekerjaan yang


dilakukan, dengan cara menulis surat kepada kontraktor apabila terjadi hal-hal
diluar kontrak yang ditetapkan dalam undang- undang didalam surat perjanjian
kerja (SPK). Pemberi tugas juga berwenang untuk memberitahukan hasillelang
secara tertulis kepada kontraktor. Berikut adalah hak dan kewajiban pemilik
proyek adalah:
 Menunjuk penyedia jasa (konsultan dan kontraktor).
 Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilakukan oleh penyedia jasa.
 Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh penyedia jasa.
 Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.
 Menyediakan danadan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah
bangunan.
 Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan
dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk
bertindak atas nama pemilik.
 Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi)
 Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang
dikehendaki.

Wewenang pemilik proyek adalah:


 Membuat Surat Perintah Kerja (SPK).
 Mengesahkan atau menolak perubahan perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan.
 Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak.

10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Konsultan
Konsultan adalah badan usaha atau individu yang memiliki spesifikasi /
kompetensi dalam sebuah pekerjaan tertentu yang dapat memnerikan feedback
/ masukan dalam suatu proyek. Secara umum dalam pembangunan proyek
teknik atau fasilitas fisik, konsultan dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai
berikut:
a) Konsultan Perencana
Merupakan perseorangan atau perseorangan dengan badan hukum atau
badan hukum yang bergerak dibidang perencanaan pekerjaan
pembangunan. Konsultan perencana bertugas untuk membuat
perencanaan bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil,
maupun bidang lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem
bangunan. Berikut ini adalah hak dan kewajiban konsultan perencana:
 Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar
rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana
anggaran biaya.
 Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan
pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
 Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-
hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-
syarat.
 Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
b) Konsultan Pengawas
Merupakan orang atau badan yang melakukan pengawasan terhadap
pekerjaan yang telah dilakukan oleh kontraktor. “Pengawas Konstruksi
adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu
melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sampai selesai dan diserah terimakan. Berikut ini adalah hak
dan kewajiban konsultan pengawas:

11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah


ditetapkan.
 Membimbing dan mengadakan pengawasan secara secara periodik
dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan
lancar.
 Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakakn biaya.
c) Kontraktor
Kontraktor merupakan perseorangan atau badan hukum yang menerima
pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat. Kontraktor
dipilih setelah melalui proses tender yang diadakan oleh pihak pemilik
proyek untuk menjalankan proyek. Kontraktor bertanggung jawab
langsung kepada pemilik proyek, dan selama melaksanakan tugasnya
diawasi langsung oleh Konsultan MK.
Hak dan kewajiban kontraktor antara lain:

 Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan,


dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.

 Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan


pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.

 Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam


peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.

 Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan,


dan bulanan.

 Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah


diselesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Hubungan Kerja
Pengertian dari hubungan kerja yang dimaksud adalah hubungan dalam
pelaksanaan pekerjaan antara keempat unsur pelaksanaan proyek konstruksi.
Semua pihak dari setiap unsur pelaksana harus tunduk dan patuh kepada peraturan-
peraturan yang telah disusun baik dari segi teknis maupun administratif. Berikut
adalah bagan dari hubungan kerja antar pihak dalam penyelenggaraan
pembangunan dalam proyek menurut Ir. Samsudi, M. T., (2011):

bagan
Gambar 2. hubungan
Bagan
2.1. 11.
struktur hubungan
struktur
kerja kerja
otganisasi
pelaku proyek
sumber : Ir. Marsudi, M.T (2011)
(sumber : Ir. Marsudi M.T (2011)

2.2 TINJAUAN MANAJEMEN PROYEK


1. Pengertian Manajemen Proyek
IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) menjelaskan bahwa manajemen proyek
merupakan pengelolaan proses konstruksi secara menyeluruh. Proses konstuksi
ini dimulai dari tahap persiapan inisiatif proyek. Tahap persiapan inisiatif
proyek ini merupakan tahap perumusan gagasan proyek, penyusunan anggaran
dan jadwal dari pembangunan secara menyeluruh hingga penyelesaian proses
pelaksanaan konstuksi, hal ini sudah mencakup pelaksanaan konstruksi
termasuk masa pemeliharaan dan pengadaan peralatan dan perlengkapan
bangunan. Menurut Hasibuan (2006:2), menjelaskan bahwa manajemen
adalah Ilmudan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek


merupakan suatu proses dari perencanaan, pengaturan keseluruhan yang
meliputi SDM, alat,bahan dan tahapan awal hingga akhir pelaksanaan proyek
untuk mencapai tujuan atau sasaran dengan efisien. Tujuan manajemen proyek
ini yaitu untuk mempermudah keberlangsungan serta jalanya sebuah proyek
agar tidak terjadi overlapping. Berikut merupakan tujuan manajemen proyek :
 Mengelola risiko
 Memaksimalkan kinerja tim
 Menciptakan perencanaan yang tepat
 Memanfaatkan peluang
 Mengelola integrasi
2. Tahapan Manajemen Proyek
Menurut Yamit (2000: 296) manajemen proyek merupakan suatu
perencanaan, pengkoordinasian, dan pengawasan secara teliti menyangkut
berbagai macam kegiatan. Secara umum manajemen proyek mempunyai tiga
tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan yang meliputi identifikasi kegiatan,
perkiraan waktu kegiatan, dan hubungan logika ketergantungan antar
kegiatan, yaitu dengan metode CPM dan PERT yang menghasilkan
diagram network.
b. Penjadwalan
Berdasarkan tahapan perencanaan dibuatlah penjadwalan sumber daya
yang diperlukan seperti tenaga kerja, mesin dan biaya untuk setiap
pekerjaan.
c. Pengawasan atau Pengendalian
Tahapan ini meliputi laporan perkembangan proyek, memperbaharui
diagram network dalam setiap terjadi perubahan selama proyek
berlangsung.

14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Fungsi manajemen proyek


Pengolahan proyek akan berhasil dan terhindar dari keterlambatan jika
semua fungsi manajemen dilaksanakan secara efektif. Hal ini dapat tercapai
dengan cara menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dan menyediakan
kondisi yang tepat sehingga memungkinkan orang-orang melaksanakan
tugasnya masing-masing (Ervianto, 2002). Fungsi-fungsi manajemen pada
proyek konstruksi meliputi :
a. Perencanaan
Setiap proyek konstruksi selalu diawali dengan membuat perencanaan. Agar
proses perencanaan dapat berjalan dengan baik, maka harus ditentukan
dahulu sasaran utamanya. Perencanaan sebaiknya mencangkup penentuan
berbagai cara yang memungkinkan. Kemudian menentukan salah satu cara
yang paling tepat dengan mempertimbangkan semua kendala. Perkiraan dan
jenis sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi
meruapakan hal yang penting untuk mencapai keberhasilan proyek sesuai
dengan tujuan. Kontribusi sumber daya dalam perencanaan memungkinkan
perumusan suatu atau beberapa rencana yang akan memberi gambaran
secara menyeluruh tentang metode konstruksi yang akan digunakan dalam
mencapai tujuan
b. Pengorganisasian
dilakukan oleh seorang pemimpin yang bertugas membantu dan
mengarahkan tim mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam pekerjaan.
Perilaku kepemimpinan yang terdapat pada organisasi adalah :

 Merencanakan dan menjadwalkan kegiatan-kegiatan untuk


melakukan koordinasi dalam menyelesaikan proyek tepat waktu.
 Membantu menetapkan standar dan metode untuk memperkirakan
kemajuan dan kinerja proyek.
 Menyususn dan memimpin pertemuan untuk menyelesaikan
masalah dan membuat keputusan dengan cara yang sistematis.
c. Pengisian staff
Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personal yang akan
ditunjuk sebagai pengelolaan pelaksanaan proyek. Sukses tidaknya proyek

15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ditentukan oleh kecermatan dan kecepatan dalam memposisikan seseorang


pada keahliannya. Ketepatan personal pada posisinya bukan menjamin
suksesnya suatu proyek, karena harus mempertimbangkan ketepatan waktu
dari personal untuk menduduki jabatan sesuai keahliannya. Definisi dari
pengisian staff adalah pengerahan, penempatan, pelatihan, dan
pengembangan tenaga kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi personal yang
tepat (right people), tepat posisi (right position), serta waktu yang tepat
(right time)
d. Pengarahan
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap sebelumnya. Jika tahap
penempatan staf telah dilakukan dengan tepat, maka tim harus diberi
tandatanda atau penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan kapan pekerjaan
tersebut harus diselesaikan. Dalam organisasi proyek terdapat biasanya
kepala proyek yang memiliki tugas utama yaitu memberi perintah kepada
staffnya untuk melakukan kegiatan agar dapat dilakukan dalam waktu
berurutan atau bersamaan
e. Pengkoordinasian
Pemantauan prestasi kegiatan dilakukan sebagai jbahan untuk melakukan
langkah perbaikan, baik kondisi proyek dalam keadaan terlambat atau lebih
cepat. Semua permasalahan dalam proyek harus diselesaikan bersama
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek tersebut sehingga
diperlukan agenda acara yang mempertemukan semua unsur. Kegiatan ini
dinamakan langkah koordinasi.
f. Pengawasan
adalah proses penilaian selama pelaksaan kegiatan dengan tujuan agar hasil
pekerjaan sesuai dengan yang direncana, dengan mengusahakan agar semua
anggota kelompok melaksanakan kegiatan yang berpedoman pada
perencanaan serta mengadakan tindakan korelatif apabila terjadi
penyimpangan. Unsur pengawasan ini sangat erat hubungannya dengan
pengendalian, karena sebenarnya pengendalian selalu memerlukan
pengawasan yang merupakan umpan balik yang diperlukan untuk menjaga

16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

proses pelaksanaan tetap berjalan yang benar sesuai dengan sasaran yang
akan dicapai.

4. Struktur organisasi

bagan
Gambar
Bagan 2. 2. 2. Struktur
2.2struktur
struktur manajemen
organisasi
organisasi proyek
manajemen
manajemenproyek
proyek
sumber : ilmuproyek.com
Berikut merupakan penjelasan dari setiap jobdesc / pekerjaan divisi :
a. Project Manager
 Memimpin proyek secara keseluruhan
 Berkoordinasi dengan owner atau wakil owner mengenai masalah-
masalah non teknis ataupun teknis.
 Project Manager tidak diwajibkan standby di proyek tiap saat.
b. Site Manager
 Harus standby di proyek tiap saat.
 Bertanggung jawab terhadap seluruh permasalahan teknis di proyek
 Mengkoordinasi seluruh staf proyek di lapangan agar bekerja sesuai
dengan jobdesknya
 Bertanggung jawab terhadap BMW (Biaya, Mutu dan Waktu)
 Membuat time schedule proyek yang dibantu oleh cost control
proyek
c. Cost Control & Logistic
 Menghitung estimasi volume material struktur dan arsitektur secara
keseluruhan.
 Mencari penawaran-penawaran harga terbaru dari supplier atau
vendor

17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Membuat RAP (rencana anggaran pelaksanaan)


 Membuat laporan mingguan berupa progress pekerjaan lapangan
 Membuat laporan bulanan berupa progress dan laporan keuangan.
 Mengadakan tender kepada supplier, subkon atau basborong.
 Bersama site manager melakukan negosiasi kepada supplier atau
subkon.
 Order material bahan ke supplier
 Menghitung Evaluasi Biaya pelaksanaan pekerjaan (EBPP).Dari
EBPP dapat diketahui jumlah margin biaya yang sudah dikeluarkan.
 Melakukan opname pekerjaan bassborong atau subkon
d. Pelaksana Struktur
 Mengarahkan dan mendampingi proses pelaksanaan pekerjaan
struktur.
 Kontrol pekerjaan struktur baik bekisting, pembesian, dan
pembetonan.
 Menghitung progres lapangan untuk keperluan opname
e. Pelaksana Arsitek
 Mengarahkan dan mendampingi proses pelaksanaan pekerjaan
finishing atau arsitektur.
 Kontrol pekerjaan arsitektur seperti dinding, openingan, keramik,
dan sebagainya.
 Menghitung progres lapangan untuk keperluan opname.
f. Pelaksana MEP
 Mengarahkan dan mendampingi proses pelaksanaan pekerjaan
MEP.
 Kontrol pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing.
 Menghitung progres lapangan untuk keperluan opname.
 Order bahan material MEPMembuat bidding penawar-penawar
material MEP
 Melakukan opname pekerjaan MEP

18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

g. Surveyor
 Setting out bangunan
 Marking level pinjaman
h. Drafter
 Super impose antara gambar arsitek dan struktur
 Membuat shopdrawing gambar arsitek, struktur, dan MEP sebelum
dimulai pekerjaan
 Melakukan perubahan gambar perencana apabila diperlukan
 Membuat asbuilt drawing ketika bangunan sudah dikerjakan
i. Admin Keuangan
 Membuat laporan pajak tiap bulannya.
 Membuat laporan keuangan yang meliputi biaya pengeluaran dan
pemasukan
 Menerima invoice atau tagihan dari supplier atau subkon
 Berhubungan dan berkoordinasi dengan akuntan dari owner dengan
sepengetahuan cost conrol dan site manager.
j. Gudang
 Menerima dan seleksi bahan material yang datang ke proyek.
 Melakukan pembukuan tentang barang yang masuk dan barang yang
keluar.
 Selalu berkoordinasi dan persetujuan dari cost control
2.3 TIJAUAN BIRO KONSULTAN
1. Pengertian Biro Konsultan Perencana
a. Konsultan Perencana
Konsultan Perencana Pengertian Konsultan Perencana Bangunan menurut
Priyanto (2012) Konsultan perencana merupakan suatu badan perorangan
atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek ataupun kontraktor
pelaksana untuk melakukan perencanaan.Konsultan perencana arsitektur
yang ditunjuk oleh owner berada langsung dibawah owner karena
memegang peran penting untuk perencanaan awal / konsep desain dari segi
arsitektur dan estetika ruangan.

19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Biro Konsultan Arsitektur


Biro konsultan arsitektur adalah orang atau badan yang membuat suatu
perencanaan dan perancangan lengkap dari suatu pekerjaan Arsitektur
(bangunan). Konsultan dapat berupa perseorangan, perseorangan yang
berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang
perencanaan dan perancangan bangunan atau architecture services. Yang
dimaksud dengan badan hukum disini adalah badan yang mempunyai atau
memperoleh akte yang sah dari notaris. Biro Konsultan ini memberikan jasa
konsultasi atas dasar keahliannya yang diwujudkan ke dalam suatu
perencanaan serta perancangan bangunan dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, baik faktor ekonomi, sosial, budaya, kenyamanan, efisiensi
dan kemungkinan- kemungkinan lainnya.
2. Klasifikasi Biro Konsultan Perencana
Keputusan Menteri Sekretaris Negara No 35471TPBBPP atau 1985, Bab IV
Pasal 23 Ayat 3 dan 4, menjelaskan konsultan perencana terbagi menjadi
beberapa klasifikasi sebagai berikut:
a. Konsultan swasta
Badan usaha ini didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
modal sendiri. Atas keuntungan perusahaan tersebut maka dikenakan
pajak oleh pemerintah. Pendiri badan tersebut tidaklah mesti seorang ahli
teknik melainkan dapat juga seorang awam yang memiliki modal. Dalam
hal demikian ini ia menjalin kerja sama dengan beberapa ahli teknik.
b. Konsultan pemerintah
Pengertian dari konsultan perencana milik pemerintah yang di dalamnya
bergabung beberapa arsitek dan ahli teknik lainnya yang ditunjuk oleh
pemerintah. Berdasarkan atas pelayanannya, maka konsultan perencana
dibedakan atas 2 macam, yaitu.
 Konsultan perencana murni
Konsultan yang demikian disebut murni karena kegiatannya hanya
terbatas pada perencanaan dan perancangan semata. Adapun
pelaksanaannya diserahkan kepada pihak yang lain.

20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Konsultan perencana campuran


Konsultan jenis ini melakukan tugas dwi fungsi yaitu sebagai
perencana dan sebagai pelaksana atau paling tidak terlibat dalam
prosespelaksanaannya.
3. Hak dan Kewajiban Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan hukum yang membuat
perencanaan bangunan secara lengkap baik di bidang arsitektur, sipil, dan
bidang lain yang melekat erat membentuk suatu sistem bangunan (W.I.
Ervianto, 2005). Hak dan kewajiban dari konsultan perencana adalah:
a. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran
biaya.
b. Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
c. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal
yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-
syarat.
d. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.
e. Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

4. Tugas dan Wewenang Konsultan Perencana Tugas konsultan perencana antara


lain meliputi :
a. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek (bisa pihak swasta maupun pemerintah).
b. Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat-
syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
c. Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
d. Memproyeksikan keinginan – keinginan atau ide – ide pemilik proyek ke
dalam desain bangunan. Melakukan perubahan desain bila terjadi
penyimpangan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang tidak
memungkinkan untuk dilaksanakan.
e. Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi. kemudian proses pelaksanaanya diserahkan
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kepada konsultan pengawas. Konsultan pengawas ini sendiri adalah


orang/instansi yang menjadi wakil pemilik proyek di lapangan.
Sedangkan untuk wewenang dari konsultan perencana sebagai berikut :
a. Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana
bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
b. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5. Lingkup Kerja Konsultan Perencana
Menurut Karina, 2015. Tugas dan lingkup pekerjaan konsultan perencana
meliputi :
a. Tugas Konsultan Perencana Konsultan perencana
 Membantu mengelola proyek untuk melaksanakan pengadaan
dokumen pelelangan dan dokumen pelaksanaan atau konstruksi.
 Memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan.
 Memberi penjelasan pekerjaan terhadap persoalan – persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi.
 Melakukan pengawasan untuk proyek.
b. Lingkup Pekerjaan Konsultan Perencana
Lingkup tugas konsultan perencana juga berwenang membuat uraian
pekerjaan dan syarat – syarat (RKS) serta membuat analisa dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) untuk proyek yang direncanakannya,
wewenangnya adalah sebagai berikut(Karina, 2015):
 Pekerjaan pokok adalah perencanaan seperti pembuatan sketsa gagasan,
pra – rancangan untuk mendapatkan izin membangun, rancangan
pelaksanaan, DED , uraian dan syarat – syarat pekerjaan serta (RAB)
 Pekerjaan pelengkap yaitu pekerjaan penunjang desain seperti
pembuatan maket dan lain – lain.

22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

 Pekerjaan Khusus yaitu perencanaan yang membutuhkan keahlian


khusus yang menunjang ilmu arsitektur seperti perhitungan
konstruksi, perencanaan mekanikal, elektrikal, dan pemipaan.
Untuk keadaan ini konsultan perencana yang memiliki divisi
struktur dan MEP akanmenyerahkan tugas – tugas ini kepada divisi
yang bersangkutan denganbidangnya.
6. Kedudukan Konsultan Perencana
Peran konsultan perencanaan dan pengawas, memiliki andil yang besar
serta tanggung jawab dalam sebuah proyek. Karena konsultan
perencana merupakan salah satu kunci yang ikut serta dan sangat
menentukan tinggi-rendahnya kualitas pengerjaan proyek. Konsultan
perencana konstruksi berfungsi dalam pengadaan dokumen
perencanaan, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan konstruksi,
memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan dan memberi
penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan selama tahap
konstruksi. Konsultan perencana berperan sebagai wakil pemilik
proyek (owner), yang bertugas mewujudkan keinginan
pemilik.Menurut keputusan menteri Pemukiman dan Prasaran Wilayah
nomor 332/PPTS/2002 tanggal 02 Agustus 2002 tentang pedoman
pelaksanaan teknis pembangunan gedung negara disebutkan:
 Konsultan perencana tidak dapat merangkap sebagai konsultan
manajemenkonstruksi untuk pekerjaan yang bersangkutan.
 Konsultan perencana dapat merangkap sebagai konsultan pengawas
konstruksi untuk pekerjaan dengan klasifikasi kelas kecil.
 Konsultan perencana umumnya berperan sebagai wakil pemilik
proyek, baik sebagai perencana dan pengawas pada proyek tersebut
jika ditunjuk kembali oleh pemilik proyek.
 Peran sebagai perencana dan pengawas sulit dilakukan apabila
konsultan perencana tersebut merangkap sebagai pelaksana,
karena secara teoritis. Konsultan perencana dan pengawas berada
pada sisi yang berbeda. Namun kenyataannya hal ini sering
dilakukan karena ditinjau dan segi financial, hal ini dapat
menguntungkan konsultan.

23

You might also like