Professional Documents
Culture Documents
Penanaman Kompetensi Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Terhadap Siswa
Penanaman Kompetensi Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Terhadap Siswa
Ervina Putri Utami, Febrian Alwan Bahrudin & Wika Hardika Legiani
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: ervinaputri956@gmail.com, febrian.alwan@untirta.ac.id, &
wikahardikalegiani@gmail.com
Abstrak
Mempelajari cara menumbuhkan penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan terhadap siswa, serta untuk mengetahui Apa faktor
pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui
pembelajaran PPKn terhadap siswa, dan memperoleh informasi mengenai Metode pembelajaran apa
saja yang digunakan untuk menanamkan kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran PPKn
terhadap siswa. Penelitian dilakukan di SMK Bismillah Barugbug Serang Banten dengan menggunakan
metode pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa penanaman
kompetensi kewarganegaraan kepada siswa melalui berbagai macam metode, strategi pembelajaran
yang inovatif dan memberikan contoh keteladanan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Adapun faktor
penghambat dalam penanaman kompetensi yaitu sumber daya manusia dalam tenaga pengajar yang
tidak linear, fasilitas laboratorium yang kurang memadai dan kurangnya ketertarikan siswa dalam
pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Metode yang digunakan untuk penanaman
kompetensi kewarganegaraan dengan menerapkan pemberian tugas, metode diskusi dan metode
literasi.
Kata kunci: Kompetensi Kewarganegaraan, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Abstract
Learn how to cultivate citizenship competence through learning Pancasila and citizenship education for
students, as well as to find out what are the supporting factors, inhibiting factors and solutions in
inculcating civic competence through Civics learning in students, and obtain information about what
learning methods are used to instill civic competence through Civics learning to students. The research
was conducted at Bismillah Barugbug Vocational School, Serang Banten, using a qualitative approach
with a descriptive study. Data collection is carried out by conducting observations, interviews, and
documentation. The results of the study found that the inculcation of civic competence in students
through various methods, innovative learning strategies and providing exemplary examples in
accordance with the values of Pancasila. inadequate and lack of student interest in learning Pancasila
and citizenship education. The method used to inculcate civic competence is by applying assignment
assignments, discussion methods and literacy methods.
Keywords: Citizenship Competence, Learning Pancasila and Citizenship Education.
Tidak hanya itu, menurut Peraturan kurangnya minat siswa pada mengikuti
Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 proses belajar, khususnya mata pelajaran
“Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Ini adalah Kewarganegaraan (PPKn) menyebabkan
disiplin ilmu yang berfokus pada siswa masih belum menerapkan
pembinaan warga negara yang memahami kompetensi kewarganegaraan yaitu
dan dapat memenuhi hak warga negara berperilaku yang baik sebagai siswa atau
yang cerdas, terampil, dan berkarakter.” pelajar, masih kurangnya diterapkannya
Tidak hanya warga negara, disiplin ilmu keterampilan kewarganegaraan khususnya
lain juga harus memperhatikan nilai-nilai dilingkungan sekolah dan perlu segera
karakter. Pengembangan kurikulum K-13 diatasi.
(Kurikulum 2013), di mana kurikulum Adapun indikator yang dapat
tidak hanya memperhatikan pada mengukur keberhasilan dari peran
pengetahuan, tetapi juga memperhatikan kompetensi PPKn yaitu civic knowledge
pada sikap dan keterampilan. Ketiga dengan cara melihat nilai Standar
penilaian ini digunakan untuk semua mata integritas minimal atau tingkat pencapaian
pelajaran. kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
Secara ringkas dapat dipahami siswa sebagai acuan dalam penilaian, civic
bahwa kerjasama antara guru dan siswa skill yaitu dengan cara menggunakan
sangat diperlukan untuk pertumbuhan lembar observasi dengan mengamati
pengetahuan, keterampilan dan karakter. keterampilan dalam menyenangkan
Dibutuhkan pula Pendampingan atau pengetahuan melalui penyelesaian suatu
pemberian bimbingan kepada siswa agar masalah, civic disposition yang merupakan
dapat membangun kemandirian belajar ranah afektif yaitu dengan cara metode
peserta didik dan menumbuhkan observasi pengamatan siswa dan dapat
keterampilan dalam mampu memecahkan dilihat bahwa karakteristik afektif dapat
masalah. dari dari tindakan yang ditampilkan.
Berdasarkan hasil observasi Peneliti disini melaksanakan
penelitian pendahuluan, yaitu pada tanggal penelitian di SMK Bismillah di mana peran
27 Oktober 2020 dan 03 November 2020 kompetensi PPKn memiliki andil untuk
yang dilaksanakan di SMK Bismillah mampu memahami, menganalisis, berpikir
Barugbug Serang Banten sebagai salah satu kritis dalam dalam menanggapi isu
Sekolah Menengah Kejuruan SMK Bismillah kewarganegaraan menjadi warga negara
Karena peneliti menemukan permasalahan yang mengerti hak dan kewajiban
dalam pengetahuan siswa yakni mengenai menguasai ilmu pengetahuan dan
berpikir kritis dan memecahkan masalah teknologi namun tidak kehilangan jati diri,
dalam memilih informasi yang disajikan membimbing siswa berperilaku yang lebih
dalam media sosial yang belum baik baik dan positif. Berdasarkan penjelasan
mencerminkan bahwa masih terdapat diatas maka peneliti tertarik untuk
masalah mengenai kemampuan berpikir melakukan sebuah penelitian yang
rasional, untuk berani menghadapi berjudul, “Penanaman Kompetensi
berbagai problema kehidupan, Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran
keterampilan berkomunikasi, kolaborasi Pendidikan Pancasila Dan
dan karakter siswa dalam menghadapi Kewarganegaraan Terhadap Siswa (Studi
perkembangan teknologi yang banyak Deskriptif di SMK Bismillah Barugbug
berpengaruh dalam pola dan gaya hidup Serang Banten).”
siswa permasalahan itu terjadi karena
guru dan siswa dalam proses masalah. Biarkan siswa belajar lebih
pembelajaran. aktif, menanamkan karakter siswa yaitu
Seperti disebutkan sebelumnya, dengan memberikan contoh yang baik
penelitian yang dilakukan oleh peneliti agar siswa dapat belajar dan mengikuti
berfokus pada faktor pendukung dan perilaku positif.
faktor penghambat serta solusi dalam
penanaman kompetensi kewarganegaraan B. Waktu yang tersaji
melalui pembelajaran ppkn terhadap siswa Melalui satu tahun akademik mengikuti
di SMK Bismillah Berdasarkan hasil waktu belajar efektif, rata-rata 5 jam
wawancara observasi dan dokumentasi per minggu dapat mencapai dua hingga
dapat disimpulkan bahwa, faktor yang tiga kemampuan dasar. Perwujudan
mempengaruhi dalam penanaman kemampuan tersebut harus disiapkan
kompetensi kewarganegaraan terhadap dengan menggunakan metode yang
siswa meliputi fasilitas untuk menunjung disesuaikan dengan waktu yang telah di
siswa dalam proses pembelajaran yang tentukan. Di SMK Bismillah cara guru
masih kurang memadai, pendidik tidak dalam menggunakan media
linear dalam proses pembelajaran dan pembelajaran secara efektif adalah
sebagian siswa yang pasif dalam proses dengan memilih media pembelajaran
belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang yang menarik agar siswa lebih
telah dilakukan ditemukan beberapa data memahami materi pembelajaran dan
yang dapat menjawab permasalahan. pemilihan media juga harus menarik
Berikut pemaparan atau deskripsi hasil agar langkah-langkah pembelajaran
wawancara. dapat ditempuh melalui waktu yang
Menurut pendapat Iskandarwassid disesuaikan.
dan Dadang Sunendar (2013:168) “Banyak
faktor yang mempengaruhi pemilihan C. Sarana dan Prasarana Dalam Belajar
strategi pembelajaran dan hal itu harus Sarana adalah apa saja yang bisa
benar–benar di perhatikan oleh orang– digunakan sebagai perlengkapan untuk
orang yang terlibat dalam pembelajaran, mendapatkan suatu tujuan. Fasilitas
baik secara langsung maupun tidak belajar mengacu pada segala sesuatu
langsung, diantaranya yaitu”: yang dapat digunakan langsung oleh
A. Kemampuan yang diharapkan siswa untuk mencapai kemampuan
Kemampuan dasar adalah pendapat dasar tertentu dalam studinya buku
sekurang-kurangnya atau cukupnya paket, kamus, peta, alat peraga, dan
mengenai pengetahuan, keterampilan, lain-lain. Sedangkan prasarana adalah
sikap dan nilai yang tercermin dalam apa sa saja yang membantu
cara berpikir dan berperilaku siswa terselenggaranya suatu proses
setelah menyelesaikan suatu aspek atau pembelajaran. Misalnya buku paket dan
sub aspek kemahiran tertentu Di SMK alat peraga lainnya sedangkan
Bismillah untuk penanaman prasanan adalah segala sesuatu yang
pengetahuan kewarganegaraan siswa membantu dalam terjadinya proses
yaitu melalui berbagai metode agar pembelajaran. Misalnya kelas,
siswa tidak merasa bosan, strategi laboratorium. Di SMK Bismillah sarana
inovatif dilakukan dengan cara yang menjadi sumber belajar dengan
melakukan pembelajaran inovatif, yaitu menggunakan Optimalisasi. sumber
pembelajaran yang berpusat pada belajar saya gunakan sumber belajar
siswa dan pembelajaran berbasis yang dioptimalkan. Sumber belajar saya
dengan minat dan bakat siswa, contohnya bertanya siswa dan yang terakhir metode
seperti kegiatan Osis, Pramuka dan literasi agar siswa ikut terlibat dalam
paskibraka. proses pembelajaran.
Faktor pendukung untuk Berdasarkan kesimpulan diatas,
penanaman kompetensi kewarganegaraan peneliti memberikan saran sebagai
siswa selain Di lingkungan sekolah, berikut: Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang
pengaruh Faktor pendukung dan Kurikulum di SMK Bismillah, Sarannya
penghambat dan solusi Lingkungan yaitu diharapkan lebih menekankan
keluarga dan masyarakat juga memegang kepada guru mengenai pentingnya
peranan yang sangat penting menerapkan kompetensi kewarganegaraan
perkembangan kemampuan emosional dan dalam lingkungan sekolah maupun dalam
kognitif anak. Faktor pembatasnya adalah pembelajaran kepada siswa dan
fasilitas laboratorium yang kurang hendaknya menyediakan fasilitas yang
memadai dalam dari tenaga pengajar ada memadai bagi siswa khususnya LAB, agar
beberapa yang tidak linear, dan kurangnya guru maupun siswa bisa menggunakan
ketertarikan siswa dalam proses dengan baik untuk kebutuhan proses
pembelajaran PPKn mengakibatkan siswa belajar dan sekolah perlu menciptakan
masih pasif dalam mengikuti proses lingkungan yang memungkinkan
pembelajaran. Solusinya fasilitas seperti membangun keterampilan dan karakter
lab yang belum lengkap masih dalam tahap siswa dengan baik. Karena keterampilan
melengkapi dengan cara bantuan atau dan karakter sesungguhnya sama
pengajuan dana, untuk tenaga pendidik pentingnya dengan kecerdasan, maka dari
diadakan pelantikan untuk menunjang itu harus diimbangi dengan nilai-nilai
dalam mengajar walaupun tidak linear dan karakter siswa.
siswa yang pasif guru sudah memberikan Saran bagi guru PPKn di SMK
strategi pembelajaran yang inovatif. Bismillah, Guru sebagai pendamping,
Penggunaan metode pembelajaran teladan, motivator maupun fasilitator
memberikan dampak positif bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran PPKn
dalam proses pembelajaran karena dari hendaknya melakukan pengembangan diri
sanalah siswa dapat mengembangkan dengan mengikuti pelatihan yang ada di
keterampilan berpikir kritis. Oleh sebab SMK Bismillah khususnya terkait dengan
itu ada beberapa metode yang dilakukan yang sedang ditekuninya agar mampu
guru untuk menanamkan kompetensi memberikan wawasan kontekstual yang
kewarganegaraan yaitu Metode pemberian baik, Serta variasi pembelajaran yang
tugas, metode tanya jawab, metode diskusi, dinamis dan mengembangakan stratergi
metode belajar kelompok dan metode pembelajaran yang membuat siswa aktif
literasi. Cara yang digunakan oleh guru belajar guna mendorong minat dan
yaitu pemberian tugas dalam bentuk partisipasi siswa.
pilihan ganda dan uraian karena memiliki Saran bagi siswa, sarannya agar
pencapaian yang berbeda, metode diskusi memperhatikan guru ketika guru
agar siswa dapat memecahkan masalah menjelaskan materi, lebih terlibat dalam
dan berpikir kritis dalam kelompok, proses pembelajaran, siswa lebih
metode tanya jawab atau memberikan bertanggung jawab terhadap tugas dan
stimulus agar siswa bisa bertanya lebih percaya diri terhadap kemampuan
mengenai materi yang sedang dijelaskan, dan prestasi yang telah dimiliki, saling
metode belajar kelompok agar siswa lebih menghormati dan menghargai semua
bersemangat melatih kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Ainah. (2015). “Guru Dan Pendidikan Karakter: Sinegritas Peran Guru Dalam Menanamkan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Era Milenial”. CV Adanu Abimata: Indramayu. Hal. 18.
Asmani, Jamal Makmur. (2014). “Belajar Dan Pemebelajaran Dilengkapi Dengan model
pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran Dan Metode
Pembelajaran”. CV Budi Utama: Yogyakarta, Hal. 32.
Fitrah, Anisa. (2016). “Dinamika Pendidikan Dan Era Revolusi Industri 4.0”. CV Budi Utama:
Yogyakarta. Hal.5.
Iskandarwassid dan Sunendar. (2013). “Strategi Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0”.
CV Jakad Media Publishing: Surabaya. Hal. 168.
Kholis, Nur. (2014). “Landasan Pendidikan”. Kencana: Depok, Hal .433.
Peraturan menteri pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
Sagala (2012). “Dasar-Dasar Kependidikan”. Yayasan Kita Menulis. Hal. 62.
Shauni (2015). “Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0: Tuntutan Kompetensi & Tantagan”.
Yayasan Kita Menulis. Hal. 240.
Silay. (2014). “Penguatan Karakter Di Sekolah Dasar Di Era Revolusi Industri 4.0”. Tarbiyatuna:
Kajian Pendidikan Islam”. Vol. 3 No.1 Hal 1.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wiyani , Novan Ardy. (2013). “Membangun Karakter Siswa Melalui Literasi Digital Dalam
Menghadapi Pendidikan Abad 21 (Revolusi Industri 4.0)”. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan. Hal. 57.
Yudho, dahono. 2019. “Saat Remaja Tak Bisa Kendalikan Diri di Media Sosial”.
https://www.beritasatu.com/nasional/550691/saat-remaja-tak-bisa-kendalikan-diri-
di-media-sosial. Diakses pada tanggal 5 Desember 2021.