You are on page 1of 12

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 6 No. 1 Juni 2022


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

PENANAMAN KOMPETENSI KEWARGANEGARAAN MELALUI


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
TERHADAP SISWA

Ervina Putri Utami, Febrian Alwan Bahrudin & Wika Hardika Legiani
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: ervinaputri956@gmail.com, febrian.alwan@untirta.ac.id, &
wikahardikalegiani@gmail.com

Abstrak
Mempelajari cara menumbuhkan penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran
pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan terhadap siswa, serta untuk mengetahui Apa faktor
pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui
pembelajaran PPKn terhadap siswa, dan memperoleh informasi mengenai Metode pembelajaran apa
saja yang digunakan untuk menanamkan kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran PPKn
terhadap siswa. Penelitian dilakukan di SMK Bismillah Barugbug Serang Banten dengan menggunakan
metode pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu
melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa penanaman
kompetensi kewarganegaraan kepada siswa melalui berbagai macam metode, strategi pembelajaran
yang inovatif dan memberikan contoh keteladanan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, Adapun faktor
penghambat dalam penanaman kompetensi yaitu sumber daya manusia dalam tenaga pengajar yang
tidak linear, fasilitas laboratorium yang kurang memadai dan kurangnya ketertarikan siswa dalam
pembelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Metode yang digunakan untuk penanaman
kompetensi kewarganegaraan dengan menerapkan pemberian tugas, metode diskusi dan metode
literasi.
Kata kunci: Kompetensi Kewarganegaraan, Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Abstract
Learn how to cultivate citizenship competence through learning Pancasila and citizenship education for
students, as well as to find out what are the supporting factors, inhibiting factors and solutions in
inculcating civic competence through Civics learning in students, and obtain information about what
learning methods are used to instill civic competence through Civics learning to students. The research
was conducted at Bismillah Barugbug Vocational School, Serang Banten, using a qualitative approach
with a descriptive study. Data collection is carried out by conducting observations, interviews, and
documentation. The results of the study found that the inculcation of civic competence in students
through various methods, innovative learning strategies and providing exemplary examples in
accordance with the values of Pancasila. inadequate and lack of student interest in learning Pancasila
and citizenship education. The method used to inculcate civic competence is by applying assignment
assignments, discussion methods and literacy methods.
Keywords: Citizenship Competence, Learning Pancasila and Citizenship Education.

PENDAHULUAN panjang yang membutuhkan usaha yang


Pengetahuan diperoleh untuk cukup besar dan setiap orang atau negara
memajukan dan meningkatkan menyadari hal ini untuk memastikan
kemampuan yang ada dalam kesejahteraan keberlanjutannya dimasa depan. Demikian
bangsa karena kualitas sumber daya pula Indonesia memiliki harapan yang
manusia merupakan salah satu aset utama tinggi terhadap pendidikan dan
dalam membentuk suatu negara. pembangunan masa depan negara, karena
Pendidikan merupakan investasi jangka sebagai generasi penerus negeri ini.

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 49


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Berdasarkan tuntutan yang semakin perbaikan. Berhubungan dengan hal ini


mendesak terhadap pembangunan kualitas pendidikan seperti Sekolah Menengah
sumber daya manusia, maka prioritas Kejuruan (SMK) diharapkan dapat
upaya pembangunan terletak pada aspek melahirkan siswa berkompeten yang kian
pendidikan. Pendidikan disadari sebagai berkem1bang dengan kemajuan teknologi.
keperluan yang berkarakter esensial bagi Misalnya kemampuan beradaptasi dan pola
setiap pribadi. pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi
Menurut pendapat Shauni sumber daya manusia yang diperoleh
(2015:240) “Pengetahuan dalam dalam pendidikan Sekolah Menengah
pendidikan bermaksud untuk memajukan Kejuruan (SMK). Untuk menumbuhkan
mutu hidup manusia melalui edukasi. bakat atau kemampuan dasar, maka harus
Pembelajaran yang baik akan mendapatkan Pendidikan yang dilakukan
menghasilkan dampak berkesinambungan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
terhadap kemampuan individu untuk merupakan bentuk kegiatan siswa untuk
belajar melalui lingkungannya sebagai membangun mengenai Konsep
sumber belajar.” Hal ini terkait dengan pengetahuan dan pengalaman.
amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun Menurut Sagala (2012: 62) “Konsep-
2003 pasal 1 ayat 1 mengenai Sistem konsep pengetahuan dan pengalaman
Pendidikan Nasional: “Pendidikan adalah diperoleh siswa melalui komunikasi antara
usaha rencana sadar untuk mewujudkan guru dan siswa. Dari proses belajar, siswa
suasana belajar dan proses pembelajaran memperoleh hasil belajar melalui interaksi
agar peserta didik dapat secara aktif selama proses pembelajaran dan
mengembangkan potensi dirinya dan meningkatkan kemampuan mentalnya.”
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, Berdasarkan pendapat tersebut bahwa,
pengendalian diri, kepribadian, dalam kegiatan proses pembelajaran siswa
kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan diharapkan memiliki kemampuan untuk
yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan menambah pengetahuan dan guru menjadi
negara.” titik keberhasilan agar dapat membimbing
Untuk menumbuhkan kemampuan dan menciptakan suasana belajar untuk
atau kapasitas dasar tersebut, manusia mencapai tujuan dan memungkinkan siswa
harus ajarkan dan dibimbing. Di era mencapai keberhasilan masing-masing
globalisasi yang semakin meningkat. kelas. Oleh karena itu, guru harus
Pendidikan merupakan hal yang sangat mempunyai pemahaman yang lengkap dan
penting bagi kemajuan suatu negara. akurat tentang konsep membimbing.
Pendidikan yang berkualitas berasal dari Pada faktanya, mengajar bukan
sumber daya manusia yang berkualitas. hanya tentang menerangkan materi, tetapi
Dengan adanya sumber daya manusia yang juga bagaimana mengusahakan lingkungan
berkualitas maka pendidikan dapat agar siswa dapat belajar. Artinya dalam
berkembang pesat. proses pengajaran siswa harus menjadi
Penyempurnaan dunia pendidikan pusat kegiatan bertujuan untuk
terus-menerus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup siswa dan
memajukan mutu pendidikan, dari tahun menguasai kemampuan yang diharapkan.
ke tahun dunia pendidikan semakin Dalam pembelajaran, proses belajar
berkembang sesuai dengan kemajuan mengajar membutuhkan guru sebagai
waktu. Dalam rangka meningkatkan mutu bagian interaksi dari pengajaran yang baik
pendidikan, pemerintah dan lembaga antar siswa sebagai penerima. Untuk
pendidikan telah melakukan berbagai menghasilkan interaksi yang baik, guru dan

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 50


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

siswa perlu memiliki komunikasi yang dilakukan oleh We A re Social Digital


jelas, sehingga ada dua macam kegiatan Around TheWorld 2019 bekerja sama
mengajar (usaha guru) untuk mencapai dengan Hootsuite, 130 juta orang
tujuan pengajaran secara efektif. Indonesia aktif di media sosial. Laporan
Untuk memperoleh kompetensi tersebut menunjukkan “Bahwa total
yang diperlukan sebagaimana ketentuan penduduk Indonesia saat ini mencapai
perkembangan zaman, dalam pembelaja- 265,4 juta, setengahnya telah
ran PPKn harus memperhatikan tiga menggunakan Internet, atau 132,7 juta.
komponen dasar dalam Pendidikan Hasil riset We Are Social menunjukkan
Kewarganegaraan, yaitu Pengetahuan Ke- bahwa Dari 132,7 juta pengguna internet di
warganegaraan, Keterampilan Kewargane- Indonesia, 130 juta merupakan pengguna
garaan, dan karakter Kewarganegaraan. aktif media sosial, dengan tingkat penetrasi
Jika ketiga kompetensi utama tersebut 49%. Angka ini juga berarti bahwa lebih
didistribusikan secara proporsional dari separuh penduduk Indonesia memiliki
melalui proses pembelajaran, maka akan pengetahuan tentang media sosial, dan
memenuhi harapan dengan perubahan sebagian besar penggunanya adalah
kurikulum 2013 yang ditujukan untuk remaja. Remaja masa kini adalah pengguna
peningkatan berikut keseimbangan aktif media sosial seperti Facebook,
Hubungan antara pengetahuan, keteram- Twitter, atau Instagram. Menurut
pilan, dan kemampuan karakter. penelitian yang sama, sekitar 90% remaja
Kemampuan pendidikan Pancasila dan menggunakan Internet secara teratur, dan
kewarganegaraan, termasuk : Pengetahuan 70% dari mereka memiliki setidaknya satu
Kewarganegaraan, Keterampilan Kewarga- profil di media sosial.” Ini merupakan
negaraan, karakter Kewarganegaraan dan dampak dari Perkembangan teknologi di
Jika guru hanya mengutamakan pada era globalisasi yang semakin kompleks.
kompetensi kognitif saja tidak akan Berlandaskan beberapa persoalan
berhasil, karena hanya tentang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan kewarganegaraan. Pendidi- Indonesia mengalami permasalahan yang
kan dapat dijadikan sebagai media yang berat untuk menghadapi era globalisasi
paling efektif untuk pembentukan dan menjadi keharusan untuk menyesuaikan
pengembangan karakter anak bangsa guna agar bisa beradaptasi dan berkembang.
mewujudkan generasi anak bangsa yang Oleh karena itu, ini menjadi tuntutan bagi
beradab. Pendidikan adalah usaha pendidikan pancasila dan
Memajukan karakter (karakter dan moral), kewarganegaraan dalam mengembangkan
agar tubuh dan pikiran anak hidup selaras kompetensi kewarganegaraan pada remaja
dengan alam dan masyarakat. di era globalisasi. Dengan demikian untuk
Menurut pendapat Fitrah (2016:5) mencetak Generasi muda yang
“Persoalan yang kerap terjadi pada bertanggung jawab dapat menyaring
pendidikan masa ini yaitu, siswa yang pengaruh eksternal dari sisi positifnya dan
hidup di era globalisasi dengan komunikasi menolak nilai-nilai yang tidak sejalan
dan informasi yang semakin canggih ini dengan nilai moral dan karakter.
membawa gaya Kehidupan yang konsumtif Diharapkan mampu membekali generasi
di berbagai media, mempercayai bahwa muda dengan pemahaman global yang
kesenangan dan kenikmatan materi adalah memadai sehingga melahirkan warga
tujuan utama hidup.” negara yang cerdas dengan pengetahuan,
Mengutip pada Berita Satu.com, keterampilan dan karakter.
bahwa data Menurut penelitian yang

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 51


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Tidak hanya itu, menurut Peraturan kurangnya minat siswa pada mengikuti
Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 proses belajar, khususnya mata pelajaran
“Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Ini adalah Kewarganegaraan (PPKn) menyebabkan
disiplin ilmu yang berfokus pada siswa masih belum menerapkan
pembinaan warga negara yang memahami kompetensi kewarganegaraan yaitu
dan dapat memenuhi hak warga negara berperilaku yang baik sebagai siswa atau
yang cerdas, terampil, dan berkarakter.” pelajar, masih kurangnya diterapkannya
Tidak hanya warga negara, disiplin ilmu keterampilan kewarganegaraan khususnya
lain juga harus memperhatikan nilai-nilai dilingkungan sekolah dan perlu segera
karakter. Pengembangan kurikulum K-13 diatasi.
(Kurikulum 2013), di mana kurikulum Adapun indikator yang dapat
tidak hanya memperhatikan pada mengukur keberhasilan dari peran
pengetahuan, tetapi juga memperhatikan kompetensi PPKn yaitu civic knowledge
pada sikap dan keterampilan. Ketiga dengan cara melihat nilai Standar
penilaian ini digunakan untuk semua mata integritas minimal atau tingkat pencapaian
pelajaran. kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
Secara ringkas dapat dipahami siswa sebagai acuan dalam penilaian, civic
bahwa kerjasama antara guru dan siswa skill yaitu dengan cara menggunakan
sangat diperlukan untuk pertumbuhan lembar observasi dengan mengamati
pengetahuan, keterampilan dan karakter. keterampilan dalam menyenangkan
Dibutuhkan pula Pendampingan atau pengetahuan melalui penyelesaian suatu
pemberian bimbingan kepada siswa agar masalah, civic disposition yang merupakan
dapat membangun kemandirian belajar ranah afektif yaitu dengan cara metode
peserta didik dan menumbuhkan observasi pengamatan siswa dan dapat
keterampilan dalam mampu memecahkan dilihat bahwa karakteristik afektif dapat
masalah. dari dari tindakan yang ditampilkan.
Berdasarkan hasil observasi Peneliti disini melaksanakan
penelitian pendahuluan, yaitu pada tanggal penelitian di SMK Bismillah di mana peran
27 Oktober 2020 dan 03 November 2020 kompetensi PPKn memiliki andil untuk
yang dilaksanakan di SMK Bismillah mampu memahami, menganalisis, berpikir
Barugbug Serang Banten sebagai salah satu kritis dalam dalam menanggapi isu
Sekolah Menengah Kejuruan SMK Bismillah kewarganegaraan menjadi warga negara
Karena peneliti menemukan permasalahan yang mengerti hak dan kewajiban
dalam pengetahuan siswa yakni mengenai menguasai ilmu pengetahuan dan
berpikir kritis dan memecahkan masalah teknologi namun tidak kehilangan jati diri,
dalam memilih informasi yang disajikan membimbing siswa berperilaku yang lebih
dalam media sosial yang belum baik baik dan positif. Berdasarkan penjelasan
mencerminkan bahwa masih terdapat diatas maka peneliti tertarik untuk
masalah mengenai kemampuan berpikir melakukan sebuah penelitian yang
rasional, untuk berani menghadapi berjudul, “Penanaman Kompetensi
berbagai problema kehidupan, Kewarganegaraan Melalui Pembelajaran
keterampilan berkomunikasi, kolaborasi Pendidikan Pancasila Dan
dan karakter siswa dalam menghadapi Kewarganegaraan Terhadap Siswa (Studi
perkembangan teknologi yang banyak Deskriptif di SMK Bismillah Barugbug
berpengaruh dalam pola dan gaya hidup Serang Banten).”
siswa permasalahan itu terjadi karena

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 52


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

METODE PENELITIAN penelitian ini adalah untuk


Peneliti melakukan penelitian mengidentifikasikan dan mendeskripsikan
menggunakan pendekatan kualitatif dan penanaman kompetensi kewarganegaraan
metode deskriptif dikarenakan peneliti siswa melalui pembelajaran pendidikan
ingin mengetahui perspektif subjek Pancasila dan kewarganegaraan, serta
penelitian secara alami yaitu dengan cara untuk mengetahui faktor pendukung dan
mengumpulkan dan menyusun hasil faktor penghambat dengan solusinya.
wawancara narasumber yakni, Wakil Karena perihal ini tidak terlepas dari tugas
kepala Sekolah bidang kurikulum di SMK kurikulum, guru dan siswa dalam proses
Bismillah, Guru PPKn di SMK Bismillah dan pembelajaran. Penanaman kompetensi
siswa-siswi di SMK Bismillah, mengenai kewarganegaraan melalui pembelajaran
penanaman kompetensi kewarganegaraan PPKn terhadap siswa dan untuk
melalui pembelajaran PPKn terhadap mengetahui metode pembelajaran apa
siswa, faktor pendukung dan faktor yang digunakan untuk menanamkan
penghambat dalam penanaman kompetensi kewarganegaraan melalui
kompetensi kewarganegaraan melalui pembelajaran PPKn terhadap siswa.
pembelajaran PPKn terhadap siswa dan Penelitian ini dilakuka n di SMK Bismillah
metode pembelajaran apa saja yang barugbug Serang Banten. Berdasarkan
digunakan untuk penanaman kompetensi hasil wawancara, observasi dan
kewarganegaraan melalui pembelajaran dokumentasi maka dapat diketahui
PPKn terhadap peserta didik. Penelitian ini permasalahan yang ada. Berikut ini adalah
hanya dapat dijelaskan untuk mengetahui hasil dari penelitian.
rumusan masalah penelitian. Oleh Karena
itu, menggunakan metode penelitian ini Pembahasan
dapat membenatu peneliti agar dapat Penanaman kompetensi kewarganega-
menganalisis permasalahan yang dialami raan melalui pembelajaran PPKn
oleh siswa pada saat melakukan proses terhadap siswa di SMK Bismillah.
pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan Pada fokus yang pertama peneliti
penelitian di SMK BISMILLAH dan yang bertanya tentang startegi pembelajaran
menjadi subjek penelitian ini adalah siswa yang digunakan untuk membentuk
kelas 10. pengetahuan kewarganegaran siswa di
Penelitian ini menggunakan analisis SMK Bismillah. Dalam penanaman
data model Miles and Huberman yaitu kompetensi kewarganegaraan tidak
tahap pertama tahap pengumpulan data, terlepas dari peran kurikulum, guru dan
tahap kedua tahap reduksi data, kemudian siswa dalam proses pembelajaran.
penyajian data dan terakhir penarikan Menurut Ainah (2015:18)
kesimpulan. Peneliti pemeriksaan atau “Pendidikan Pancasila dan
pengecekan data menggunakan triangulasi Kewarganegaraan (PPKn) adalah mata
teknik dan triangulasi sumber. pelajaran yang dirancang untuk membekali
peserta didik dengan keimanan dan akhlak
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mulia, berpedoman pada falsafah hidup
Hasil Penelitian bangsa Indonesia. Ditinjau dari pendidikan
Peneliti melakukan observasi studi Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
pendahuluan dimulai dari bulan Oktober merupakan salah satu bentuk pendidikan
2020 sampai dengan November 2020. Lalu akhlak dan moral.”
dilanjut dengan penelitian yang dilakukan Menurut Silay (2014:1) “Dari
pada bulan Agustus 2021. Tujuan perspektif pendidikan Pancasila dan

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 53


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), perlu diajarkan kepada peserta didik


maka PPKn adalah jenis pendidikan meliputi pengetahuan kewarganegaraan
karakter. Ada kesamaan kualitas antara (civic knowledge), keterampilan
PPKn dan pendidikan karakter.” kewarganegaraan (civic skills) dan karakter
Berdasarkan teori-teori di atas, kewarganegaraan (civic disposition).”
secara sederhana dapat disimpulkan Pembagian atas ketiga domain setara
bahwa pendidikan pancasila dan dengan tiga bagian yaitu kognitif,
kewarganegaraan merupakan psikomotor dan afektif. Pengetahuan
pembelajaran yang bertujuan untuk warga negara (civic knowledge) dapat
menanamkan keimanan dan akhlak mulia searah dengan ranah kognitif,
dan bukan hanya sekedar menyampaikan keterampilan kewarganegaraan (civic
materi pembelajaran tetapi juga skills) sejajar dengan bidang atau bidang
memberikan pendidikan karakter kepada psikomotorik, dan kepribadian warga
peserta didik. negara sejalan dengan bidang atau bidang
Seperti disebutkan sebelumnya afektif.
penelitian ini dilakukan oleh peneliti Berdasarkan teori diatas bahwa
menitik beratkan pada penanaman kompetensi adalah kepribadian mendasar
kompetensi kewarganegaraan melalui seseorang dan bertahan lama dalam
pembelajaran PPKn terhadap siswa. kepribadian seseorang, sedang kompetensi
Berdasarkan hasil wawancara, observasi pendidikan kewarganegaraan sendiri
dan dokumentasi dapat disimpulkan mencakup pengetahuan, keterampilan dan
bahwa, SMK Bismillah sudah menanamkan karakter siswa sama halnya dengan
kompetensi kewarganegaraan kepada kognitif, psikomotorik dan afektif.
siswa melalui profil pelajar Pancasila, Berdasarkan hasil temuan yang
strategi pembelajaran yang inovatif, media dilakukan oleh peneliti, peneliti
pembelajaran yang menarik dan beberapa menemukan bahwa SMK Bismillah sudah
kegiatan yang menunjang keterampilan dapat menanamkan kompetensi
dan kedisiplinan siswa, agar siswa kewarganegaraan dengan baik. Dalam
memiliki kompetensi kewarganegaraan penanaman kompetensi PPKn tidak
yang baik. Berdasarkan hasil penelitian terlepas dari peran pihak guru dan pihak
yang telah dilakukan, ditemukan beberapa kurikulum. Pihak kurikulum merancang
data yang dapat menjawab permasalahan. strategi untuk penanaman kompetensi
Berikut pemaparan atau deskripsi hasil untuk memfasilitasi guru dan guru yang
wawancara. menjalankan dalam Proses pembelajaran
Wiyani (2013:57) “Kompetensi yang terjadi karena ada tujuan pembelajaran
berasal dari kata competence didefinisikan yang ingin dicapai. Melalui perencanaan
sebagai karakteristik dasar dari seseorang yang maksimal, maka akan menentukan
yang berhubungan dengan timbal balik strategi pembelajaran yang akan
yang efektif dan keterampilan terbaik digunakan dan tujuan pembelajaran akan
seseorang dalam situasi tertentu. Hal ini dicapai dengan baik. Melalui perencanaan
bahwa kompetensi tersebut sangat yang baik, setidaknya terjadinya
mendalam dan bertahan lama sebagai permasalahan dalam proses pembelajaran
bagian dari kepribadian seseorang.” dapat diminimalisir, selanjutnya strategi
Sedangkan penjelasan dari Nur yang digunakan yaitu dengan
Kholis (2014: 433) “Komponen utama menggunakan strategi inovatif.
Pendidikan pancasila dan Dalam menanamkan kompetensi
kewarganegaraan (Civic Education) yang kewarganegaraan melalui pembelajaran

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 54


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

guru menggunakan strategi pembelajaran keteladanan kepada siswa dan


yang dirumuskan oleh kementerian memberikan informasi agar lebih bijak
pendidikan dan kebudayaan yaitu profil dalam memanfaatkan pengetahuan yang
pelajar Pancasila yang bertujuan untuk dimiliki.
yang mencerminkan karakter dan Pembelajaran ini biasa disebut
kemampuan yang dicapai, serta dengan menggunakan metode
memperkuat nilai-nilai luhur pancasila. pembelajaran kontekstual, guru akan
Profil siswa Pancasila memiliki 6 standar, mengaitkan materi yang diajarkan dengan
yaitu pertama, beriman, bertakwa, dan situasi dunia nyata siswa. Guru akan
berakhlak mulia. Keduanya memiliki memberikan pemahaman kepada siswa
keragaman global. Ketiga gotong royong. mengenai hubungan antara pengetahuan
Keempat mandiri. Kelima bernalar kritis. dengan kehidupan sehari-hari ini
Keenam adalah kreatif. Beriman dan takwa bermanfaat melatih siswa agar berpikir
diwujudkan dalam akhlak yang baik dalam kritis sehingga dapat mengembangkan
beragama, akhlak yang baik terhadap diri potensi individu dan lebih bermakna untuk
sendiri, manusia, alam dan negara siswa. Dalam proses belajar mengajar, yang
Indonesia. terpenting adalah pencapaian tujuan yaitu
Untuk mencapai keragaman global agar siswa mampu memahami sesuatu
siswa harus mengenal dan menghargai didasarkan pada pengalam belajar.
budaya Indonesia. Hal yang harus Terakhir agar siswa mampu
dilaksanakan untuk mencapai keragaman menerapkan ilmu pengetahuan dalam
global, didapatkan mencari informasi kehidupan sehari-hari yaitu dengan
dengan baik, kemudian renungkan dalam memberi contoh sesuai dengan nilai-nilai
pikiran mereka. Siswa yang kreatif adalah Pancasila. Dalam penanaman nilai-nilai
siswa yang dapat menghasilkan ide dan Pancasila, guru memberikan kegiatan rutin.
tindakan yang baik kemudian Baik dalam maupun diluar kelas dengan
merefleksikan dalam pemikirannya. Siswa tujuan agar pemahaman siswa mengenai
yang kreatif adalah siswa yang bisa nilai-nilai Pancasila lebih meningkat, serta
mengahasilkan pemikiran dan tindakan memperkuat daya ingat siswa melalui
yang baik dan bisa mencari solusi untuk pembiasaan. Jadi siswa dilatih untuk
setiap permasalahannya. memiliki kebiasaan sesuai nilai-nilai
Pada prinsipnya penguatan karakter Pancasila.
melalui profil pelajar pancasila merupakan
sebuah gagasan estafet dari masa ke masa Faktor pendukung dan penghambat
dan memiliki target yang hendak dicapai serta solusi internal Tentang
dari profil pelajar pancasila ini membentuk Penanaman Kompetensi Kewargane-
generasi milenial. yang diharapkan garaan Melalui Pembelajaran PPKn
menjadi perwujudan peserta didik Terhadap Siswa di SMK Bismillah.
sepanjang hayat, dengan kemampuan Pada fokus yang kedua peneliti
global dan bertindak sesuai dengan nilai- bertanya mengenai faktor pendukung dan
nilai pancasila. Namun sebelumnya SMK penghambat serta solusi internal
Bismillah belum menerapkan profil pelajar Penanaman Kompetensi Kewarganegaraan
Pancasila dan untuk sebelumnya Melalui Pembelajaran Ppkn Terhadap
pembelajaran PPKn masih sebatas Siswa di SMK Bismillah Dalam penanaman
pengetahuan saja. Selanjutnya guru dalam kompetensi kewarganegaraan Hal ini Hal
proses pembelajaran menggunakan ini tidak terlepas dari peran kurikulum,
pendekatan dengan memberikan contoh

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 55


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

guru dan siswa dalam proses masalah. Biarkan siswa belajar lebih
pembelajaran. aktif, menanamkan karakter siswa yaitu
Seperti disebutkan sebelumnya, dengan memberikan contoh yang baik
penelitian yang dilakukan oleh peneliti agar siswa dapat belajar dan mengikuti
berfokus pada faktor pendukung dan perilaku positif.
faktor penghambat serta solusi dalam
penanaman kompetensi kewarganegaraan B. Waktu yang tersaji
melalui pembelajaran ppkn terhadap siswa Melalui satu tahun akademik mengikuti
di SMK Bismillah Berdasarkan hasil waktu belajar efektif, rata-rata 5 jam
wawancara observasi dan dokumentasi per minggu dapat mencapai dua hingga
dapat disimpulkan bahwa, faktor yang tiga kemampuan dasar. Perwujudan
mempengaruhi dalam penanaman kemampuan tersebut harus disiapkan
kompetensi kewarganegaraan terhadap dengan menggunakan metode yang
siswa meliputi fasilitas untuk menunjung disesuaikan dengan waktu yang telah di
siswa dalam proses pembelajaran yang tentukan. Di SMK Bismillah cara guru
masih kurang memadai, pendidik tidak dalam menggunakan media
linear dalam proses pembelajaran dan pembelajaran secara efektif adalah
sebagian siswa yang pasif dalam proses dengan memilih media pembelajaran
belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang yang menarik agar siswa lebih
telah dilakukan ditemukan beberapa data memahami materi pembelajaran dan
yang dapat menjawab permasalahan. pemilihan media juga harus menarik
Berikut pemaparan atau deskripsi hasil agar langkah-langkah pembelajaran
wawancara. dapat ditempuh melalui waktu yang
Menurut pendapat Iskandarwassid disesuaikan.
dan Dadang Sunendar (2013:168) “Banyak
faktor yang mempengaruhi pemilihan C. Sarana dan Prasarana Dalam Belajar
strategi pembelajaran dan hal itu harus Sarana adalah apa saja yang bisa
benar–benar di perhatikan oleh orang– digunakan sebagai perlengkapan untuk
orang yang terlibat dalam pembelajaran, mendapatkan suatu tujuan. Fasilitas
baik secara langsung maupun tidak belajar mengacu pada segala sesuatu
langsung, diantaranya yaitu”: yang dapat digunakan langsung oleh
A. Kemampuan yang diharapkan siswa untuk mencapai kemampuan
Kemampuan dasar adalah pendapat dasar tertentu dalam studinya buku
sekurang-kurangnya atau cukupnya paket, kamus, peta, alat peraga, dan
mengenai pengetahuan, keterampilan, lain-lain. Sedangkan prasarana adalah
sikap dan nilai yang tercermin dalam apa sa saja yang membantu
cara berpikir dan berperilaku siswa terselenggaranya suatu proses
setelah menyelesaikan suatu aspek atau pembelajaran. Misalnya buku paket dan
sub aspek kemahiran tertentu Di SMK alat peraga lainnya sedangkan
Bismillah untuk penanaman prasanan adalah segala sesuatu yang
pengetahuan kewarganegaraan siswa membantu dalam terjadinya proses
yaitu melalui berbagai metode agar pembelajaran. Misalnya kelas,
siswa tidak merasa bosan, strategi laboratorium. Di SMK Bismillah sarana
inovatif dilakukan dengan cara yang menjadi sumber belajar dengan
melakukan pembelajaran inovatif, yaitu menggunakan Optimalisasi. sumber
pembelajaran yang berpusat pada belajar saya gunakan sumber belajar
siswa dan pembelajaran berbasis yang dioptimalkan. Sumber belajar saya

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 56


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

menggunakan buku teks di telah dilaksanakan ditemukan beberapa


perpustakaan sekolah, modul data yang diharapkan dapat menjawab
pengayaan dan sumber belajar lainnya. permasalahan. Berikut pemaparan atau
Sedangkan untuk prasarana untuk lab deskripsi hasil wawancara
masih kurang memadai. Menurut Asmani (32:2014) “dalam
proses pembelajaran, terdapat bermacam-
Berdasarkan temuan penelitian macam metode. Berikut penjelasan dari
penaman kompetensi kewarganegaran beberapa metode tersebut.”
melalui pembelajaran PPKn belum sesuai A. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
dengan prinsip diatas. Ada beberapa faktor Metode pemberian tugas atau
yang belum sesuai yaitu mengenai sarana pekerjaan rumah Memberi pekerjaan
yang belum lengkap, faktor tenaga rumah di sini berarti guru menyuruh siswa
pengajar yang tidak linear, siswa belum membaca, misalnya, tetapi dengan
berperan aktif dalam pembelajaran di menambahkan tugas seperti mencari dan
mana hal itupun menjadi tantangan yang membaca buku dan mengamati orang. Oleh
kini dialami oleh SMK Bismillah. karena itu pemberian tugas adalah suatu
pekerjaan yang harus anak didik selesaikan
Metode Pembelajaran Yang Dilakukan tanpa terikat tempat. Melalui pemberian
Untuk Menanamkan Kompetensi tugas siswa akan dibiasakan untuk
Kewarganegaraan Melalui Pembelaja- bertanggung jawab terhadap
ran PPKn Terhadap Siswa Di SMK kewajibannya. Di SMK Bismillah metode
Bismillah pemberian tugas dalam pemberian tugas
Pada fokus yang ketiga peneliti biasanya guru memberikan tes uraian dan
bertanya mengenai Metode Pembelajaran tes pihan ganda, karena masing-masing tes
Yang Dilakukan Untuk Menanamkan memiliki pencapaian yang berbeda. Dalam
Kompetensi Kewarganegaraan Melalui pemberian tes pilihan ganda siswa dituntut
Pembelajaran Ppkn Terhadap Siswa Di untuk mengingat materi yang telah
SMK Bismillah. Dalam penanaman diajarkan sedangkan dalam tes uraian
kompetensi kewarganegaraan Hal ini tidak siswa dituntut untuk menjawab
terlepas dari kurikulum, guru dan siswa pertanyaan dengan menganalisis soal
dalam proses pembelajaran. tersebut.
Seperti yang telah diuraikan Pemberian tugas kepada siswa
sebelumnya bahwa penelitian yang memiliki banyak manfaat serta kelebihan.
dilakukan oleh peneliti menitik beratkan Pemberian tugas kepada siswa membuat
pada Metode pembelajaran apa saja yang siswa lebih aktif dan berusaha mencari
dilakukan untuk menanamkan kompetensi solusinya sendiri, serta agar siswa lebih
kewarganegaraan melalui pembelajaran berpikir terbuka dan menemukan masalah
PPKn terhadap siswa di SMK Bismillah. sebagai sudut pandang.
Berdasarkan hasil wawancara observasi
dan dokumentasi dapat disimpulkan B. Metode Diskusi
bahwa, metode yang digunakan untuk Diskusi adalah jawaban lain dari
menanamkan kompetensi kewarga- berbagai masalah. Yang perlu diperhatikan
negaraan dalam pembelajaran PPKn adalah diskusi memiliki pemahaman
menggunakan metode pemberian tugas, mendalam tentang masalah yang akan
metode tanya jawab, metode diskusi, dibahas. Cara ini digunakan agar siswa
metode belajar kelompok dan metode memiliki gagasan dan kreativitas untuk
literasi. Berdasarkan hasil penelitian yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 57


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

guru. Karena dalam metode kelompok pembelajaran PPKn. Yaitu dengan


belajar akan merangsang kepekaan menerapkan metode pemberian tugas,
kreativitas siswa dalam membentuk ide, metode diskousi dan metode kelompok
gagasan dan terobosan baru dalam belajar.
memecahkan masalah. Adapun kegiatan
yang biasa dilakukan dalam pembuatan KESIMPULAN
kelompok belajar yaitu dengan Berdasarkan penelitian dan
menetapkan materi yang akan menjadi pembahasan sebelumnya mengenai
pembahasan pada saat pembelajaran lalu Penanaman Kompetensi Kewarganegaraan
siswa membentuk kelompok-kelompok Melalui Pembelajaran Pendidikan
kecil untuk berdiskusi dan memilih Pancasila dan Kewarganegaraan Terhadap
pimpinan dalam kelompok belajar Siswa di SMK Bismillah sebagai berikut:
tersebut. Setelah itu siswa berdiskusi Penanaman kompetensi kewarganegaraan
sesuai dengan kelompok yang telah dibagi di SMK Bismillah sebelumnya hanya
diawal pembelajaran, guru akan membantu sebatas pengetahuan saja, tetapi untuk saat
agar setiap siswa tetap berpartisipasi aktif ini sudah diperbarui dan ditambahkan
dan mengelola agar proses diskusi keterampilan dan karakter, tambahan dari
kelompok tetap berjalan dengan lancar. profil pelajar Pancasila yang dirumuskan
Setiap siswa harus mengetahui apa yang oleh Kementerian Pendidikan dan
sedang dibahas dan bagaimana cara Kebudayaan. Selian menerapkan profil
penyelesaian masalah tersebut. Setelah pelajar Pancasila untuk penanaman
berdiskusi setiap kelompok harus kompetensi kewarganegaran guru
melaporkan hasil diskusinya. Hasil diskusi menggunakan strategi belajar bertukar
tersebut ditanggapi oleh teman kelas dan pendapat sekaligus memecahkan masalah
akah diberikan penjelasan ulang oleh guru yang diangkat. Selain itu, siswa akan Selain
dan setiap siswa mencatat setiap hasil itu, siswa akan menggunakan strategi
diskusi kelompok teman-temannya. pembelajaran yang inovatif dan media
Melalui metode diskusi, siswa akan belajar pembelajaran yang menarik
bertukar pendapat sekaligus memecahkan memungkinkan siswa untuk dapat lebih
masalah yang diangkat. Selain itu, memahami materi yang disajikan.
mengutarakan pendapat dengan Guru memberikan contoh yang baik
menggunakan bahasa yang santun. berdasarkan nilai-nilai Pancasila, seperti
dalam bertutur kata dan berperilaku.
C. Metode literasi Selain itu ada beberapa kegiatan di luar
Metode literasi yaitu siswa jam pelajaran yang dilakukan untuk dapat
membaca materi yang akan dibahas, lalu mengembangakan kepribadian dan
jika ada yang tidak dimengerti maka kemampuan siswa yaitu dengan hafalan
langsung ditanyakan maka guru akan surat al-quran untuk penanaman akhlak
menjawab sekaligus membahas ulang yang baik dan untuk kedisiplinan guru
materi yang telah mereka baca. dibantu oleh tim GDS (Gerakan Disiplin
Berdasarkan temuan penelitian Siswa) yang anggotanya diambil dari
metode penanaman kompetensi anggota osis. SMK Bismillah mewajibkan
kewarganegaraan melalui pembelajaran setiap siswa untuk mengikuti Sekolah
PPKn sudah sesuai dengan prinsip diatas memiliki setidaknya dua kegiatan
Metode pembelajaran yang dilakukan oleh ekstrakurikuler yang dirancang untuk
guru untuk menanamkan kompetensi memungkinkan siswa dapat
kewarganegaraan terhadap siswa melalui mengembangkan kepribadian sesuai

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 58


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

dengan minat dan bakat siswa, contohnya bertanya siswa dan yang terakhir metode
seperti kegiatan Osis, Pramuka dan literasi agar siswa ikut terlibat dalam
paskibraka. proses pembelajaran.
Faktor pendukung untuk Berdasarkan kesimpulan diatas,
penanaman kompetensi kewarganegaraan peneliti memberikan saran sebagai
siswa selain Di lingkungan sekolah, berikut: Bagi Wakil Kepala Sekolah Bidang
pengaruh Faktor pendukung dan Kurikulum di SMK Bismillah, Sarannya
penghambat dan solusi Lingkungan yaitu diharapkan lebih menekankan
keluarga dan masyarakat juga memegang kepada guru mengenai pentingnya
peranan yang sangat penting menerapkan kompetensi kewarganegaraan
perkembangan kemampuan emosional dan dalam lingkungan sekolah maupun dalam
kognitif anak. Faktor pembatasnya adalah pembelajaran kepada siswa dan
fasilitas laboratorium yang kurang hendaknya menyediakan fasilitas yang
memadai dalam dari tenaga pengajar ada memadai bagi siswa khususnya LAB, agar
beberapa yang tidak linear, dan kurangnya guru maupun siswa bisa menggunakan
ketertarikan siswa dalam proses dengan baik untuk kebutuhan proses
pembelajaran PPKn mengakibatkan siswa belajar dan sekolah perlu menciptakan
masih pasif dalam mengikuti proses lingkungan yang memungkinkan
pembelajaran. Solusinya fasilitas seperti membangun keterampilan dan karakter
lab yang belum lengkap masih dalam tahap siswa dengan baik. Karena keterampilan
melengkapi dengan cara bantuan atau dan karakter sesungguhnya sama
pengajuan dana, untuk tenaga pendidik pentingnya dengan kecerdasan, maka dari
diadakan pelantikan untuk menunjang itu harus diimbangi dengan nilai-nilai
dalam mengajar walaupun tidak linear dan karakter siswa.
siswa yang pasif guru sudah memberikan Saran bagi guru PPKn di SMK
strategi pembelajaran yang inovatif. Bismillah, Guru sebagai pendamping,
Penggunaan metode pembelajaran teladan, motivator maupun fasilitator
memberikan dampak positif bagi siswa dalam kegiatan pembelajaran PPKn
dalam proses pembelajaran karena dari hendaknya melakukan pengembangan diri
sanalah siswa dapat mengembangkan dengan mengikuti pelatihan yang ada di
keterampilan berpikir kritis. Oleh sebab SMK Bismillah khususnya terkait dengan
itu ada beberapa metode yang dilakukan yang sedang ditekuninya agar mampu
guru untuk menanamkan kompetensi memberikan wawasan kontekstual yang
kewarganegaraan yaitu Metode pemberian baik, Serta variasi pembelajaran yang
tugas, metode tanya jawab, metode diskusi, dinamis dan mengembangakan stratergi
metode belajar kelompok dan metode pembelajaran yang membuat siswa aktif
literasi. Cara yang digunakan oleh guru belajar guna mendorong minat dan
yaitu pemberian tugas dalam bentuk partisipasi siswa.
pilihan ganda dan uraian karena memiliki Saran bagi siswa, sarannya agar
pencapaian yang berbeda, metode diskusi memperhatikan guru ketika guru
agar siswa dapat memecahkan masalah menjelaskan materi, lebih terlibat dalam
dan berpikir kritis dalam kelompok, proses pembelajaran, siswa lebih
metode tanya jawab atau memberikan bertanggung jawab terhadap tugas dan
stimulus agar siswa bisa bertanya lebih percaya diri terhadap kemampuan
mengenai materi yang sedang dijelaskan, dan prestasi yang telah dimiliki, saling
metode belajar kelompok agar siswa lebih menghormati dan menghargai semua
bersemangat melatih kemampuan

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 59


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 6 No. 1 Juni 2022
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

teman tanpa memandang latar belakang lebih mendalam berkaitan dengan


yang berbeda. penelitian yang sama. Sehingga lebih
Saran bagi peneliti selanjutnya, mampu mengembangkan apa yang telah
sarannya diharapkan agar dapat ditemukan atau bahkan jauh menemukan
melaksanakan penelitian lebih lanjut atau temuan yang baru.

DAFTAR PUSTAKA
Ainah. (2015). “Guru Dan Pendidikan Karakter: Sinegritas Peran Guru Dalam Menanamkan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Era Milenial”. CV Adanu Abimata: Indramayu. Hal. 18.
Asmani, Jamal Makmur. (2014). “Belajar Dan Pemebelajaran Dilengkapi Dengan model
pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran Dan Metode
Pembelajaran”. CV Budi Utama: Yogyakarta, Hal. 32.
Fitrah, Anisa. (2016). “Dinamika Pendidikan Dan Era Revolusi Industri 4.0”. CV Budi Utama:
Yogyakarta. Hal.5.
Iskandarwassid dan Sunendar. (2013). “Strategi Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0”.
CV Jakad Media Publishing: Surabaya. Hal. 168.
Kholis, Nur. (2014). “Landasan Pendidikan”. Kencana: Depok, Hal .433.
Peraturan menteri pendidikan Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
Sagala (2012). “Dasar-Dasar Kependidikan”. Yayasan Kita Menulis. Hal. 62.
Shauni (2015). “Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0: Tuntutan Kompetensi & Tantagan”.
Yayasan Kita Menulis. Hal. 240.
Silay. (2014). “Penguatan Karakter Di Sekolah Dasar Di Era Revolusi Industri 4.0”. Tarbiyatuna:
Kajian Pendidikan Islam”. Vol. 3 No.1 Hal 1.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Wiyani , Novan Ardy. (2013). “Membangun Karakter Siswa Melalui Literasi Digital Dalam
Menghadapi Pendidikan Abad 21 (Revolusi Industri 4.0)”. Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan. Hal. 57.
Yudho, dahono. 2019. “Saat Remaja Tak Bisa Kendalikan Diri di Media Sosial”.
https://www.beritasatu.com/nasional/550691/saat-remaja-tak-bisa-kendalikan-diri-
di-media-sosial. Diakses pada tanggal 5 Desember 2021.

Ervina Putri Utami, dkk. – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 60

You might also like