You are on page 1of 20

MAKALAH ENERGI DAN KONVERSI ENERGI

“GENERATOR INDUKSI”

Dosen pengampu: Andi Pawawoi, M.T

Disusun oleh:

Kelompok 7

Ardizal (2210952007)

Fanesha Ramli (2210952040)

Aristo Wiratara Ishak (2210953021)

Muhammad Nabil (2210953048)

KELAS C

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
GENERATOR INDUKSI

A. KONSEP DASAR

1. Konstruksi Generator Induksi

Konstruksi generator induksi sama dengan konstruksi motor induksi.


 Stator (bagian generator yang diam): berfungsi untuk memberikan
kerangka yang stabil untuk gerakan rotor, serta menghasilkan medan
magnet yang berinteraksi dengan rotor. Stator biasanya terdiri dari
gulungan kawat tembaga yang ditempatkan di sekitar rotor
 Rotor: bagian yang bergerak pada motor listrik atau generator listrik.
Rotor berfungsi untuk mengubah energi antara bentuk listrik dan
mekanik, serta menciptakan energi mekanik atau tenaga listrik. Rotor
biasanya terdiri dari lilitan kawat atau kutub magnet yang berputar pada
sumbu rotor
 Celah udara (ruang antara rotor dan stator)
 End Plate: berfungsi sebagai penutup untuk melindungi bagian internal
generator, termasuk bagian stator dan rotor, dari kerusakan mekanis
serta dari paparan lingkungan eksternal seperti debu, kelembaban, dan
kotoran lainnya
 Shaft: berperan sebagai penghubung mekanis yang penting untuk
memungkinkan transfer energi dari sumber daya putar ke generator guna
menghasilkan listrik.
 Terminal listrik: digunakan untuk koneksi ke sistem listrik yang lebih
besar hingga pengukuran, pengaturan, dan perlindungan generator.
 Bearing: mendukung rotasi yang lancar, menyerap getaran, mengurangi
gesekan, dan meminimalkan keausan pada bagian yang bergerak.
a. konstruksi Stator :

Terdiri dari
 Rumah stator dari besi tuang: bagian luar dari stator yang
berfungsi untuk memberikan dukungan pada mesin untuk
bagian inti dan bagian dalam.
 inti stator: bagian dari stator yang terbuat dari laminasi baja
paduan berstatus tinggi untuk mengurangi kerugian arus
eddy. Fungsi utamanya adalah untuk menahan medan
magnet yang tidak seimbang untuk menghasilkan arus eddy
dan kerugian histerisis
 Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat
meletakkan belitan.
 Belitan stator dari tembaga: bagian dari stator yang terdiri
dari belitan tiga fasa. Lilitan ini mendapatkan suplai dari
sistem suplai tiga fasa. Fungsi utamanya adalah untuk
menyediakan medan magnet putar untuk menggerakkan
rotor

b. konstruksi Rotor :

Terdiri dari
 inti rotor (bahannya sama dengan inti stator): berperan dalam
membentuk dan mengarahkan medan magnet yang
diperlukan untuk menghasilkan arus listrik dalam kumparan
rotor. Fungsi utamanya adalah memperkuat medan magnet,
meningkatkan induksi arus listrik, dan meningkatkan
efisiensi keseluruhan generator.
 Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat
meletakkan belitan
 Belitan rotor : bahannya dari tembaga, untuk menciptakan
medan magnet yang bergerak relatif terhadap belitan stator,
yang kemudian menghasilkan arus listrik pada belitan stator.
Dari konstruksi lilitan akan memberikan 2 macam rotor,
yakni;
o Generator induksi dengan rotor sangkar
o Generator induksi dengan rotor belitan

2. Prinsip kerja generator induksi

Prinsip kerja generator induksi adalah kebalikan daripada saat mesininduksi


bekerja sebagai motor. ketika mesin berfungsi sebagai motor, kumparanstator diberi
tegangan tiga fasa sehingga akan timbul medan putar dengankecepatan sinkron (ns).
Namun jika motor berfungsi sebagai generator, pada rotormotor diputar oleh
sumber penggerak dengan kecepatan lebih besar daripadakecepatan sinkronnya.
Bila suatu konduktor yang berputar didalam medan magnet(kumparan stator) akan
membangkitkan tegangan sebesar

dimana

e = tegangan induksi yang dihasilkan (volt)

B = fluks magnetik (weber)

l = panjang konduktor yang dilewati medan magnet (m)

v = kecepatan medan magnet melewati konduktor (m/s)


Bila dihubungkan ke beban akan mengalirkan arus. Arus pada rotor ini akan
berinteraksi dengan medan magnet pada kumparan stator sehingga timbularus pada
kumparan stator sebagai reaksi atas gaya mekanik yang diberikan. Pada proses
perubahan motor induksi menjadi generator induksi dibutuhkan dayareaktif atau
daya magnetisasi untuk membangkitkan tegangan pada terminalkeluarannya.
Dalam hal ini yang berfungsi sebagai penyedia daya reaktif adalahkapasitor yang
besarnya disesuaikan dengan daya reaktif yang diperlukan.

Kebutuhan daya reaktif dapat dipenuhi dengan memasang suatu


unitkapasitor pada terminal keluaran, dimana kapasitor menarik daya reaktif
kapasitifatau dengan kata lain kapasitor memberikan daya reaktif induktif pada
mesininduksi. Kerja dari kapasitor ini dapat dipandang sebagai suatu sistem
penguat(eksitasi) sehingga generator induksi juga dikenal dengan sebutan
generatorinduksi penguatan sendiri (self excited of induction generator). Hal
terpenging yang harus diperhatikan dalam kinerja generator induksi adalah fluksi
sisa ataumedan magnet pada kumparan stator, dimana tanpa adanya fluksi sisa ini
proses pembangkitan tegangan tidak akan tejadi.Dengan adanya fluksi sisa ini dan
perputaran rotor akan menimbulkantegangan induksi pada rotor. Tegangan induksi
ini akan terinduksi pula pada sisistator dan akan menimbulkan arus yang akan
mengisi kapasitor hingga terjadikeseimbangan. Keseimbangan tersebut ditandai
dengan titik pertemuan antaralengkung magnetisasi dengan garis reaktansi kapasitif
seperti terlihat pada gambardi bawah ini . Lengkung magnetisasi tersebut terjadi
akibat adanya kejenuhan inti besi dari generator.Pada generator induksi tidak
terdapat hubungan listrik antara stator denganrotor, karena arus pada rotor
merupakan arus induksi.Sehingga prinsip kerjanya dapat di simpulkan bahwa :

a. Bila sumber tegangan yang dipasang pada kumparan stator, akan


timbulmedan putar dengan kecepetan Ns =120f / p
b. Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduksi pada rotor
c. Akibatnya pada rotor akan timbul ggl induksi
d. Karena rotor merupakan rangkaian yang tertutup maka ggl
induksiakanmengalirkan arus ( I)
e. Adanya arus (I) dalam medan magnet akan menimbulkan gaya pada rotor
f. Pada kopel muka yang dihasilkan oleh gaya pada rotor cukup
besarmemikulkopel beban , rotor akan berputar searah dengan putar rotor
g. Seperti yang telah dijelaskan, ggl induksi akan timbul karena
terpotongnyarotor atau medan putar stator, artinya ggl induksi timbul
diperlukan adanya perbedaan antara kecepatan medan putar stator (Ns) dan
kecepata berputarnya rotor (Nr)
h. Perbedaan kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip
i. Besarnya Nr (kecepatan rotor) lebih besar daripada Ns (kecepatan stator)
j. Rumus slip dinyatakan dalam
B. JENIS-JENIS GENERATOR INDUKSI

Dalam aplikasinya, generator induksi memiliki dua jenis utama, yaitu generator
induksi masukan ganda atau biasa disebut Doubly Fed Induction Generator (DFIG)
dan generator induksi berpenguat sendiri atau biasa disebut Self Excited Induction
Generator (SEIG). Pengelompokan ini didasarkan pada sumber eksitasi yang
digunakan oleh generator. Eksitasi diperlukan dalam generator induksi untuk
menciptakan medan magnet di rotor, yang kemudian menginduksi arus listrik di
stator melalui prinsip elektromagnetik, yang pada akhirnya menghasilkan energi
listrik. Fungsi eksitasi juga penting untuk menyeimbangkan daya reaktif yang
diperlukan oleh generator dalam proses pembangkitan listrik.

1. Generator induksi masukan ganda (DFIG)


Generator induksi masukan ganda mendapatkan eksitasi dari
jaringan listrik yang sudah terhubung. Jenis generator induksi ini
menggunakan daya reaktif dari jaringan listrik untuk menciptakan medan
magnet yang diperlukan. Pada generator ini, terminal keluarannya
terhubung dengan inverter yang kemudian terhubung ke bagian generator.
Saat ini, generator induksi masukan ganda banyak digunakan sebagai salah
satu jenis generator dalam pembangkit listrik tenaga baru.

Skema yang ditampilkan adalah representasi dari model generator


induksi masukan ganda. Terdapat dua inverter yang menghubungkan
keluaran generator dengan rotor. Kedua inverter tersebut terkoneksi melalui
penghubung AS. Inverter yang terhubung dengan jaringan beroperasi pada
frekuensi yang sama dengan jaringan, mengatur faktor daya yang masuk
untuk menyesuaikan dengan kebutuhan daya reaktif generator. Sementara
inverter yang terhubung dengan rotor beroperasi pada frekuensi sesuai
putaran generator. Dalam konfigurasi ini, arus yang mengalir pada rotor
dapat diatur sesuai dengan daya yang ingin dihasilkan.

Kelebihan dari generator induksi masukan ganda termasuk


kemampuannya untuk mempertahankan tegangan dan frekuensi yang
konsisten meskipun kecepatan putaran berubah-ubah. Namun, generator ini
memerlukan inverter sebagai pengatur tegangan pada rotor dan juga
menggunakan rotor berjenis kumparan karena kebutuhan sumber pada rotor.
Oleh karena itu, tidak semua tipe mesin induksi dapat berfungsi sebagai
generator induksi jenis ini.

Selain itu, generator ini memerlukan ketersediaan jaringan listrik


untuk beroperasi, mengingat kebutuhan daya reaktifnya bersumber dari
jaringan. Akibatnya, jika tidak ada jaringan listrik atau generator lain yang
menyediakan daya reaktif, generator jenis ini tidak dapat berfungsi. Selain
itu, jika terjadi gangguan pada jaringan atau blackout listrik, generator ini
juga tidak dapat beroperasi.

2. Generator induksi berpenguat sendiri (SEIG)


Pada generator induksi berpenguat sendiri, eksitasi diperoleh dari
kapasitor yang dipasang parallel pada terminal keluaran generator.
Generator induksi jenis ini bekerja seperti mesin induksi pada daerah
saturasinya hanya saja terdapat bank pasitor yang dipasang pada terminal
statornya. Karena sumber eksitasi generator ini berasal dari kapasitor yang
pada terminalnya maka mesin induksi dengan rotor kumparan maupun
sangkar bajing dapat digunakan sebagai generator induksi berpenguat
sendiri.

Kelebihan dari generator induksi ini adalah :


 Tidak memerlukan penyesuaian tegangan pada rotor.
 Tidak bergantung pada inverter.
 Desain peralatan yang sederhana.
 Biaya pembuatan yang lebih terjangkau.
 Perawatan yang ekonomis dan tidak kompleks.
 Tidak tergantung pada jaringan listrik untuk beroperasi.

Generator induksi berpenguat sendiri juga mampu beroperasi dalam


jaringan listrik dan tetap menjalankan fungsinya meskipun terjadi gangguan
pada jaringan. Oleh karena itu, generator induksi berpenguat sendiri lebih
fleksibel dalam operasinya.
Ini menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan energi di
daerah terpencil yang belum terhubung dengan jaringan listrik. Sumber
energi yang digunakan untuk menyuplai generator bisa berasal dari sumber-
sumber energi yang tersedia dalam jumlah terbatas, seperti angin atau
sungai untuk pembangkit listrik mikrohidro.
Di Indonesia, dimana masih ada daerah yang belum terjangkau oleh
listrik, generator induksi berpenguat sendiri menjadi solusi yang cocok. Hal
ini karena generator ini dapat beroperasi secara mandiri tanpa jaringan
listrik, menjadikannya pilihan yang tepat untuk pengembangan jaringan
listrik di Indonesia. Indonesia memiliki potensi besar dari sumber energi
angin yang masih belum termanfaatkan sepenuhnya. Karena Indonesia
terdiri dari banyak pulau, sungai-sungai di daerah terpencil dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik mikrohidro guna memenuhi
kebutuhan di desa-desa yang belum terhubung dengan jaringan listrik.
Dengan potensi yang besar ini, penggunaan generator induksi
berpenguat sendiri sebagai sumber energi baru masih memiliki peluang
besar. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan teknologi pendukung
untuk meningkatkan kualitas energi yang dihasilkannya.

Pada Generator induksi berpenguat sendiri (SEIG) satu fasa sendiri


dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu:

a. Generator Induksi Satu Fasa Tanpa Kapasitor Eksitasi pada


Kumparan Utama

Gambar menunjukkan konfigurasi generator induksi satu fasa tanpa


kapasitor eksitasi pada kumparan utama. Seperti ditunjukkan pada gambar
b, kapasitor eksitasi 𝐶𝑠 , dipasang pada kumparan bantu, sedangkan
kumparan utama hanya terpasang beban 𝑅𝐿 tanpa kapasitor eksitasi.
Rangkaian ekivalen dari generator induksi satu fasa tanpa kapasitor eksitasi
pada kumparan utama ditunjukkan oleh gambar b. Rangkaian ekivalen
generator induksi satu fasa menggunakan metode medan putar ganda dan
komponen simetris duafasa. Pada rangkaian ekivalen ini, kumparan utama
dibangun oleh resistansi 𝑅𝑠𝑢 . dan reaktansi bocor 𝑋𝑠𝑢 dari kumparan utama
stator. Adapun, kumparan bantu dibangun oleh resistansi 𝑅′𝑠𝑢 , dan reaktansi
bocor 𝑋′𝑠𝑎 dari kumparan bantu, kumparan bantu dengan kapasitor eksitasi
dengan reaktansi 𝑋′𝑐𝑎 . Bagian rotor dipresentasikan oleh reaktansi bocor
𝑋𝑟 ’. dan resistansi 𝑅𝑟 ′. Kopling magnetik antara rotor dan stator dibangun
oleh reaktansi magnetisasi 𝑋𝑚 dan resistansi yang mengekivalen kebocoran
inti besi 𝑅𝑐 . 𝐸𝑔 merupakan tegangan celah udara, sedangkan a dan b masing-
masing frekuensi arus listrik yang dibangkitkan oleh generator dan
frekuensi rotor per unit (p.u.)

b. Generator Satu Fasa dengan Kapasitor Eksitasi Shunt pada Kumparan


Utama

Pada konfigurasi ini, kapasitor eksitasi dipasang secara paralel


dengan beban pada kumparan utama 𝐶𝑠ℎ dan kumparan bantu 𝐶𝑎 , seperti
ditunjukkan pada gambar . Pada rangkaian ekivalen ini, reaktansi dari
kapasitor eksitasi pada kumparan utama 𝑋𝑐𝑠ℎ dipasang secara paralel
dengan beban, seperti ditunjukkan pada gambar b
c. Generator 1 Fasa dengan Kapasitor Eksitasi Seri pada Kumparan
Utama

Pada konfigurasi generator satu fasa dengan kapasitor eksitasi seri


pada kumparan utama, kapasitor eksitasi hanya dipasang secara seri dengan
beban pada kumparan utama, seperti ditunjukkan pada gamba. Pada
rangkaian ekivalen reaktansi dari kapasitor eksitasi pada kumparan utama
𝑋𝑐𝑠𝑒 dipasang secara paralel dengan beban, seperti ditunjukkan pada gambar
b

d. Generator Induksi Tiga Fasa Dikonversikan Menjadi satu fasa


Rangkaian konversi generator induksi tiga fasa menjadi generator
induksi satu fasa diperlihatkan pada gambar. Perhitungan nilai kapasitor
yang diperlukan untuk arus eksitasi pada fasa R-S C₁ sama dengan
perhitungan nilai kapasitor pada generator induksi tiga fasa, namun pada
fasa S-T kebutuhan kapasitor eksitasi menjadi dua kali lipat, C₂ = 2C₁.
Besarnya daya yang dapat dibangkitkan dalam konfigurasi ini mencapai
80% dari daya nominal generator induksi tiga fasa sendiri

C. Rangkaian Ekivalen
Rangkaian ekivalen generator induksi dapat dikembangkan dari
rangkaian ekivalen motor induksi. Untuk generator induksi eksitasi sendiri
(GIPS), rangkaian ekivalen harus ditambahkan dengan reaktansi kapasitor
eksitasi Xce yang dipasang secara paralel dengan terminal mesin. Arah arus
stator 1, dan arus rotor / pada generator induksi masing-masing berlawanan
arah dengan arah arus rotor. Rangkaian ekivalen generator induksi eksitasi
sendiri yang membangkitkan tegangan dengan frekuensi sinkron (50 Hz)
diperlihatkan pada gambar di bawah. Pada rangkaian ekivalen ini, tegangan
induksi kumparan stator E, pada generator induksi diistilahkan dengan
tegangan celah udara, yang disimbolkan dengan E. Selain itu, rangkaian
ekivalen ini dilengkapi dengan resistansi beban RL.
Jika frekuensi yang dibangkitkan oleh generator tidak sama dengan
frekuensi sinkron f. hal ini akan mempengaruhi semua nilai reaktansi pada
rangkaian ekivalen gambar di bawah.
Jika diasumsikan variabel a sebagai berikut:

maka rangkaian ekivalen generator pada frekuensi yang


dibangkitkan oleh generator dapat digambarkan seperti pada gambar di
bawah.

Jika rangkaian ekivalen pada gambar di atas dinormalisasi dengan


membagi ruas kiri dan kanan persamaan tegangan untuk setiap cabang
dengan a, maka akan diperoleh rangkaian ekivalen seperti ditunjukkan pada
Gambar di bawah.

𝜔𝑟
Jika, 𝑏 = , maka slip pada generator induksi dapat dinyatakan
𝜔𝑠
dalam fungsi a, b sebagai berikut.
𝜔𝑔 −𝜔𝑟 𝑎−𝑏
𝑠= = , sehingga 𝑎𝑠 = 𝑎 − 𝑏
𝜔𝑔 𝑎
Jika persaman diterapkan pada gambar di atas, maka diperoleh
rangkaian ekivalen generator induksi dalam variabel a dan b pada gambar
di bawah.

Jika rugi-rugi inti dipertimbangkan dalam rangkaian ekivalen, maka


gambar di atas dapat dikembangkan menjadi gambar di bawah..

Generator induksi mempunyai 3 buah kumparan dengan fungsi


masing-masing yang berbeda-beda, yaitu:
 Kumparan utama: Berfungsi membangkitkan tegangan di sisi stator
untuk menyalurkan daya ke beban.
 Kumparan rotor: Berfungsi untuk membangkitkan fluksi medan dan
tegangan di kumparan utama.
 Kumparak eksiter di stator: Berfungsi untuk menimbulkan fluks
pertama untuk membangkitkan tegangan induksi di rotor.

Dari kumparan-kumparan tersebut, dapat dilukiskan rangkaian


ekivalennya sebagai berikut
Keterangan:

Ra : tahanan jangkar

Xa : reaktansi jangkar

ea : tegangan yang dibangkitkan di jangkar

er : tegangan induksi di rotor

Rf1 : tahanan kumparan eksitasi dari rotor

Rf2 : tahanan kumparan eksitasi dari stator

If1 : arus eksitasi rotor

If2 : arus eksitasi dari kapasitor

Rangkaian Ekivalen Generator Induksi Berpenguatan Sendiri

Rangkaian ekivalen generator induksi berpenguatan sendiri hampir sama


dengan generator induksi tanpa penguatan. Namun, pada generator induksi
tertadapat penambahan kapasitor pada sisi statornya. Rangkaian ekivalen generator
induksi berpenguatan sendiri, sebagai berikut.

Keterangan:
R1 : resistansi stator S : slip

X1 : reaktansi stator I1 : arus rotor I

R2 : resistansi rotor IL : arus beban

X2 : reaktansi rotor Ic : arus magnetisasi

Xm : reaktansi magnitasi V : tegangan keluaran

Xc : reaktasi kapasitor eksitasi

Dari rangkaian ekivalen generator induksi berpenguatan sendiri, hubungan


antara tegangan keluaran dengan arus stator diperhatikan dalam persamaan
berikut.

𝑉 = 𝐸1 − 𝐼1(𝑅1 + 𝑗𝑋1)

𝐸2 = 𝐼2(𝑅2 + 𝑗𝑋2)

𝐼1 = 𝐼𝑐 + 𝐼𝐿

Dimana:

V : tegangan keluaran generator (Volt)

E1 : GGL induksi yang dibangkitkan pada sisi stator (Volt)

E2 : GGL yang dibangkitkan pada sisi rotor (Volt)

I1 : arus rotor (Ampere) IL : arus beban (Ampere)

Ic : arus magnetisasi (Ampere)

R1 : resistansi stator (Ohm)

X1 : reaktansi stator (Ohm)

R2 : resistansi rotor (Ohm)

X2 : reaktansi rotor (Ohm)

D. Penentuan Parameter dan Pengujian Generator Induksi

Parameter rangkaian ekivalen merupakan besaran mesin yang sangat penting


untuk menganalisis operasi dan perilaku mesin. Untuk mesin yang dijual bebas
di pasar, nilai parameter ini biasanya tidak ada pada papan nama (name plate)
ataupun brosur spesifikasi teknis mesin. Untuk mendapatkan nilai parameter
ini, beberapa tahapan pengujian harus dilakukan. Tahapan pengujian tersebut
meliputi:

1. Pengukuran Resistansi Stator (No Load Test)

Resistansi kumparan stator ditentukan dari hasil pengujian DC,


seperti ditunjukkan pada Gambar 4.14. Dalam pengujian ini, sumber
tegangan DC digunakan untuk mengalirkan arus pada kumparan stator.
Kumparan dialiri arus DC (𝜔 = 0) sehingga reaktansi stator 𝑋𝑠 , akan
bernilai nol. Dalam kondisi ini, impedansi kumparan stator 𝑍𝑠 , hanya
mengandung tahanan sehingga resistansi kumparan stator 𝑅𝑠 , dapat
dihitung dari persamaan berikut ini.
1 𝑉𝐷𝐶
𝑅𝑠 =
2 𝐼𝐷𝐶

2. Pengujian Beban Nol


Pengujian beban nol merupakan pengujian yang dilakukan dengan
cara mengoperasikan mesin sebagai motor pada kondisi tegangan dan
frekuensi nominal (rated) dalam kondisi berputar bebas atau tanpa
dihubungkan dengan beban, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.15.
3. Pengujian Rotor Ditahan (Block RotorTest)

Pengujian rotor ditahan merupakan pengujian yang dilakukan


dengan cara mengoperasikan mesin sebagai motor pada keadaan rotor
ditahan. Pada pengujian ini, tegangan terminal yang diterapkan pada mesin
bukan tegangan nominal, namun besarnya tergantung pada kondisi saat
arus stator yang dibangkitkan tidak melebihi arus nominal

Pengujian Generator Induksi

Gambar Rangkaian pengujian Generator induksi.

Pada rangkaian pengujian tersebut, generator dioperasikan secara normal,


tetapi arus yang mengalir pada kapasitor eksitasi diukur dengan menggunakan
amperemeter, dan digunakan resistor variable untuk mengatur arus kapasitor.

DATA-DATA GENERATOR INDUKSI


Dalam pengujian ini digunakan generator induksi dengan data-data
sebagai berikut :

 Tegangan/Fasa : 220 volt/1 fasa


 Daya : 450 watt
 Frekwensi : 50 Hz
 Putaran : 3000 rpm
 Kutub :2
 Eksitasi : Kapasitor

Sedangkan motor penggeraknya adalah :

 Jenis : Motor Induksi


 Daya : 1 HP
 Fasa ;1
 Tegangan : 220V
 Frekuensi : 50 Hz
 Kutub :4
 Putaran : 1500 rpm

Kopling antara penggerak mula dan generator digunakan rubberbelt dengan


perbandingan puley 2 : 1.

Pengujian rangkaian dilakukan untuk dua kondisi pengujian yaitu kondisi tanpa
beban dan kondisi berbeban, yang data-data hasilnya diberikan pada tabel 1 dan
tabel 2.
Tabel 1. Hasil pengujian generator induksi tanpa beban

No Vout Veks Ieks n


(volt) (volt) (amp) (rpm)
1 220 240 0,85 1600
2 220 240 0,85 1600
3 219 240 0,81 1600
4 220 240 0,85 1598
5 219 240 0,80 1600

Tabel 2. Hasil pengujian generator induksi berbeban

No Beban Vout Veks (volt) Ieks (amp) n


(watt) (volt) (rpm)
1 100 220 240 1,55 1600
2 100 195 240 1,40 1590
3 100 175 240 1,25 1595
4 100 150 240 1,10 1600
5 100 130 240 0,95 1595

Hasil Perhitungan.
Tabel 3. Hasil Perhitungan
No Beba Vou Vek Ieks n ϕ e C
n t s (am (rp (wb) (volt (µF
(watt (volt (volt p) m) ) )
) ) )
1 100 220 240 1,55 160 0,00685 219,29 32,
0 30 6 3
2 100 195 240 1,40 159 0,00619 196,84 29,
0 20 2 3
3 100 175 240 1,25 159 0,00552 176,31 26,
5 70 1 1
4 100 150 240 1,10 160 0,00486 155,61 22,
0 30 6 4
5 100 130 240 0,95 159 0,00420 133,98 19,
5 02 6 8

Dari tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa dengan adanya penurunan arus
eksitasi yang diatur dari arus pada kapasitor, maka akan mengakibatkan penurunan
fluksi pada penguatan medan, dan juga penurunan tegangan keluaran generator,
sehingga kapasitas kapasitor yang terisi juga akan menurun.

Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar kurva- kurva berikut berikut
:

Gambar Kurva hubungan arus eksitasi dan fluksi medan.


Gambar Kurva hubungan arus eksitasi dan tegangan generator.

Gambar Kurva hubungan arus eksitasi dan kapasitas kapasitor.

You might also like