Professional Documents
Culture Documents
Analisis Wacana
Analisis Wacana
Disusunoleh :
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi , dan satuan terkecil bahasa
adalah bunyi yang di kaji dalam fonologi, kemudian adalah kajian morfologi , yang
mempelajari proses penguraian suatu kata, ada juga yang membahas frasa dan
kalimat mengacu pada kajian sintaksis . Kajian berikut ini merupakan kajian semantik yang
berfokus pada makna . terakhir adalah pengetahuan wacana . Ada beberapa artikel tentang
wacana . menurut Alwi (2003) menyatakan bahwa wacana adalah kalimat yang berkaitan
sehingga terbentuklah makna yang serasi dalam kalimat-kalimat itu. Selanjutnya sebagaimana
dikemukakan Zaimar (2009), wacana terdiri dari satu kata , satu kalimat , atau beberapa
kalimat. Wacana juga mampu berbicara yang merupakan gabungan antara bahasa lisan dan
bahasa tulisan . Oleh karena itu , wacana dapat berupa satu kata, satu kalimat , satu paragraf,
satu artikel, satu buku, serta beberapa buku, bahkan mungkin satu ilmu di suatu bidang.
Sejalan dengan pendapat di atas, Hamad (2007) menyatakan wacana adalah bahasa yang
bermaknayang dapat berbentuk lisan, tulisan, dan simbol. Wujud dari bentuk wacana
dapatberupa: teks, ucapan, lakon.Oleh karena itu,tidak selamanya wacana berbentuk tulisan di
mediamassa dan dimedia cetak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah analisis wacana?
2. Apa saja prinsip dalam kajian wacana?
3. Apa saja model-model kajian wacana yang diterapkan dalam ilmu sastra?
BAB II
2
PEMBAHASAN
Analisis wacana kritis adalah suatu bentuk media ekspresi kekuasaan dominasi
dan ketidak setaraan yang di praktikkan atau di tentang oleh teks tertulis dan percakapan
dalam konteks sosial dan politik. Analisis wacana kritis merupakan pendekatan
konstruksivis sosial yang berpendapat bahwa representasi dunia adalah wacana yang
direpresentasikan secara linguistik , yang mempunyai kualitas historis dan berasal dari
interaksi sosial .Analisis bahasa kritis , atau analisis kesadaran bahasa kritis kesadaran
bahasa, merupakan sebuah konsep yang muncul dalam pendidikan Barat .analisis,
merupakan sebuah konsep yang muncul dalam pendidikan Barat. Analisis
wacana kritis merupakan perpanjangan dari , atau bahakan bagian dari analisis wacana .
Analisis wacana mempunyai arti yang cukup luas dari segi bahasa , metodologi, dan
signifikansinya. Ciri - ciri - ciri analisis wacana kritis berbeda dengan analisis wacana “ non
kritis” yang itu dari umumnya hanya menggambarkan struktur wacana.
3
B. Prinsip Analisis Wacana Kritis
Bagian kedua menyajikan secara singkat analisis wacana kritis. Pada bagian ini
dijelaskan analisis wacana kritis terhadap fungsi dan beberapa pendahulunya. Merujuk
materi dalam buku “ Analisis Wacana ” ( Eriyanto, 2006 ) , berikut analisis kritis terhadap
wacana :
1. Analisis tindakan .
Wacana dipahami sebagai tindakan. Wacana juga juga mengerti atau dipahami
sebagai bentuk interaksi . Dengan demikian, sebuah wacana adalah sesuatu
yang mempunyai tujuan , misalnya apakah untuk memengaruhi,,
memperdebatkan, membujuk, menyanggah, dll. Wacana juga merupakan Juga sesuatu
yang diungkapkan dan dideskripsikan secara terbuka atau sesuatu yang diungkapkan
dan dijelaskan secara terbuka .
2. Analisis konteks.
Menurut Guy Cook , konteks komunikasi juga dikaji melalui analisis wacana ,
seperti siapa berkomunikasi dengan siapa dan bagaimana ; dalam jenis audiens dan
situasi seperti apa; melalui media apa; dan hubungan antara berbagai pihak.
menurut konteks, Fillmore menyoroti pentingnya makna konteks dari menentukan
makna wacana dan bagaimana, ketika konteks berubah, makna juga ikut berubah.
Sedangkan Syafi'ie (dalam Lubis, 1993: 58) membedakan empat jenis konteks dalam
penggunaan bahasa, yaitu (1) konteks fisik, meliputi tempat di mana bahasa digunakan
dalam komunikasi dan objek-objek yang dihadirkan dalam peristiwa komunikasi, dan
tindakan atau perilaku; (2) konteks epistemis atau latar belakang pengetahuan yang
diketahui baik oleh pembicara maupun pendengar; (3) konteks linguistik, yang terdiri
dari kalimat atau ujaran yang mendahului kalimat atau ujaran tertentu dalam suatu
peristiwa komunikatif; dan (4) konteks sosial, yaitu hubungan sosial dan setting
lingkungan yang melengkapi hubungan antara pembicara dan pendengar.
3. Analisis konteks historis.
Untuk memahami wacana tekstual, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
konteks sejarah di mana teks tersebut dijelaskan. Oleh karna itu, ketika melakukan
analisis, perlu dipahami mengapa beberapa wacana bersifat berkembang atau
berkembang seperti itu , mengapa bahasa - bahasa digunakan seperti itu, dan
sebagainya.
4. Analisis kekuasaan.
Setiap wacana dalam teks , percakapan, atau bentuk lainnya, dilihat
sebagai _bentuk perebutan kekuasaan. Kekuasaan merupakan salah satu konsep utama
yang menghubungkan masyarakat umum dan wacana .Hubunganantara kekuasaan dan
4
wacana dapat dilihat pada apa yang disebut dengan kontrol. kontrol dalam wacana bisa
berupa kendali atas struktur wacana. Misalnya , kendali atas konteks dapat ditunjukkan
pada siapa yang boleh atau harus angkat bicara , sedangkan posisi lainnya adalah
sebagai pendengar atau seseorang yang angkat bicara .
5. Analisis ideologi.
Wacana digunakan digunakan oleh kelompok dominan sebagai alat untuk
mengumpulkan dan mengkomunikasikan sumber daya mereka agar tampak sah dan
nyata di mata khalayak. Kata-kata, dialog, dan sebagainya adalah bentuk praktik
ideologis.
5
C. Model-Model Analisis Wacana Kritis
Dalam analisis wacana kritis terdapat beberapa pendekatan antara lain: (1) analisis
bahasa kritis, (2) analisis wacana pendekatan Prancis, (3) pendekatan kognisi sosial, (4)
pendekatan perubahan sosial, dan (5) pendekatan wacana sejarah.
6
Teks
Kognisi Sosial
Konteks
Gambar 1
Model Analisis Wacana Van Dijk
7
Daftar Referensi:
Eriyanto. (2006). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Lkis.
Fatimah, D. (1994). Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung:
Eresko. Fairclough, N. (2003). Analysis Discourse: Textual Analysis for Social
Research.
New York: Psychology Press.
Gagne, R.M. dan L.J. Briggs. (1979). Principles of Instructional Design. Rinchart Holt.
Lubis, A. Hamid. (1993). Analisis Wacana Pragmatik. Medan: FPBS IKIP Medan.
Romli, Asep Syamsul M. (2014). Jurnalistik Online. Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia.