You are on page 1of 38

KHOTBAH JANGKEP

Panduan Merayakan Liturgi Gereja

Januari 2024
Tema: Selalu Baru Tiap Hari

Khotbah Jangkep Januari 2024 1


DAFTAR TEMA PERAYAAN IMAN
BULAN JANUARI 2023

Minggu, 1 Januari 2024 ...................................................................... 3


Tahun Baru (Putih)
Gunakan Waktu dengan Bijak!

Minggu, 7 Januari 2024 ...................................................................... 4


Pembaptisan Tuhan Minggu ke-1 Setelah Epifani (Putih)
Wujud Nyata dari Baptisan

Minggu, 14 Januari 2024 ................................................................... 5


Minggu ke-2 Setelah Epifani (Hijau)
Memperdalam Spiritualitas

Minggu, 21 Januari 2024 ................................................................ 16


Minggu ke-3 Setelah Epifani (Hijau)
Arti Pertobatan Sesungguhnya

Minggu, 28 Januari 2024 ................................................................ 27


Minggu ke-4 Setelah Epifani (Hijau)
Antara Pengetahuan dan Kasih

2 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu 1 Januari 2024
Tahun Baru (Putih)

TEMA PERAYAAN IMAN


Gunakan Waktu dengan Bijak!

TUJUAN:

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Pengkhotbah 3:1-13
Tanggapan : Mazmur 8
Bacaan II : Wahyu 21:1-6b
Bacaan Injil : Matius 25:31-46

KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Advent dan Natal
2023 yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah
Jawa Tengah

Khotbah Jangkep Januari 2024 3


Minggu, 7 Januari 2024
Minggu ke-1 Setelah Epifani (Putih)

TEMA PERAYAAN IMAN


Wujud Nyata dari Baptisan

TUJUAN:

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 1:1-5
Tanggapan : Mazmur 29
Bacaan II : Kisah Para Rasul 19:1-7
Bacaan Injil : Markus 1:4-11

KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Advent dan Natal
2023 yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah
Jawa Tengah

4 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu, 14 Januari 2024
Minggu ke-2 setelah Epifani (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Memperdalam Spiritualitas

TUJUAN:
Mengajak umat untuk tidak hanya sekadar “tahu” tetapi memiliki
kerinduan untuk “kenal” dengan Tuhan.

Berbekal pengenalan itu umat dimampukan untuk menanggapi


panggilan dari Tuhan.

DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : 1 Samuel 3:1-20
Tanggapan : Mazmur 139:1-6, 13-18
Bacaan II : 1 Korintus 6:12-20
Bacaan Injil : Yohanes 1:43-51

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anugerah : Mazmur 139:1b-2
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 3:16-17
Persembahan : 1 Tawarikh 29:17a

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 5:1, 3, 6
Nyanyian Penyesalan : KJ 27:1, 2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 376:1, 4
Nyanyian Persembahan : KJ 403:1 –
Nyanyian Pengutusan : KJ 405:1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 9:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 51:1, 4
Kidung Kasanggeman : KPJ 71:1, 3
Kidung Pisungsung : KPJ 154: -
Kidung Pangutusan : KPJ 452:1, 4

Pdt. Nicolaus Satriyo Nugroho, S.Si (GKJ Kabluk)

Khotbah Jangkep Januari 2024 5


DASAR PEMIKIRAN
Setelah menjadi orang beriman, kehidupan ternyata tidak serta
merta berubah. Kita masih harus melanjutkan kehidupan di
tengah dunia dengan segala tawaran dan hiruk pikuknya.
Sebagai orang beriman kita diajak untuk menghidupi nilai-nilai
Kristiani, sementara dunia menawarkan nilai-nilai yang tidak
kalah menarik. Hal ini menyebabkan orang beriman senantiasa
berada di titik kritis yang jika tidak dikelola dengan baik justru
bisa menjauhkan dirinya dari Tuhan. Maka perlulah orang
beriman memahami bahwa dirinya dipanggil untuk memenuhi
kehendak Tuhan di dunia. Di sinilah pengenalan akan Tuhan
menjadi jauh lebih penting dari sekadar pengetahuan mengenai
Tuhan. Orang beriman seharusnya tidak merasa cukup dengan
“tahu” akan Tuhan, namun siap berolah diri untuk “kenal”
dengan Tuhan. Kemauan untuk berproses inilah yang membawa
orang beriman kepada kedalaman spiritualitas sebagai anak-
anak Tuhan, sehingga bisa mewujudkan panggilannya dengan
tepat di tengah dunia.

KETERANGAN BACAAN
I Samuel 3:1-20
Malam itu Samuel muda berhadapan dengan suara dari Pribadi
yang selama ini diketahuinya, namun belum dikenalnya. Sebagai
anak yang sejak kecil sudah dititipkan di Bait Allah, Samuel muda
tentu sudah belajar banyak mengenai sejarah perjalanan bangsa
Israel bersama TUHAN dan segala tata pranata kehidupan yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Meski demikian, nampaknya
hal ini hanya berhenti sebatas pada pengetahuan tentang TUHAN.
Apalagi di masa itu TUHAN jarang menyapa umat-Nya dengan
firman dan penglihatan-penglihatan, ditambah dengan kualitas
kerohanian yang bisa dikatakan tidak terlalu baik (pasal 2 tentang

6 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Hofni dan Pinehas serta ketidakmampuan Imam Eli menangani
kedua anaknya). Hadirnya suara Tuhan yang memanggil Samuel
nampaknya menjadi pembuka dari kerinduan TUHAN untuk
dikenal oleh umat-Nya. Sapaan kepada Samuel disertai dengan
pernyataan mengenai kehendak Tuhan menunjukkan TUHAN tidak
ingin hanya sekadar diketahui melalui cerita warisan sejarah
namun Ia rindu untuk dikenal secara lebih pribadi dan intim.
Pengenalan dan keintiman dengan TUHAN membuat Samuel
bertumbuh dan kelak berkaryalayan di tengah bangsa Israel
menyuarakan kehendak-Nya.

Mazmur 139:1-6, 13-18


Sebagai Pribadi yang Mahasegala, pemazmur melihat TUHAN
bukan sebagai sosok yang jauh dan tak terjangkau. Sebaliknya
pemazmur menyadari bahwa TUHAN begitu dekat dengannya,
bahkan hadir dalam detail-detail kehidupannya. Kesadaran ini
membuat pemazmur sadar bahwa ia tidak akan bisa mengetahui
TUHAN dengan sempurna. Namun kesadaran akan keterbatasan
itu tidak membuat pemazmur berhenti berproses bersama
TUHAN. Ia sadar bahwa TUHAN sangat mengenal dirinya, maka
sudah semestinya ia pun berjuang dalam olah diri untuk
mengenal TUHAN.

I Korintus 6:12-20
Orang beriman di Korintus hidup dalam keragaman mengingat
asal-usul yang majemuk, Hal ini membuat mereka hidup dalam
nilai-nilai yang juga beragam. Maka muncul pertentangan dalam
tubuh jemaat Korintus berdasarkan nilai dan pengetahuan
masing-masing orang yang beragam. Maka Paulus menasihatkan
mereka untuk tidak sekadar menuruti pengetahuan manusia,
namun diajak untuk memahami bahwa kehendak Tuhanlah yang

Khotbah Jangkep Januari 2024 7


seharusnya diwujudkan dalam hidup bersama. Pemahaman tentang
siapa Tuhan, siapa orang beriman, apa yang sudah Tuhan kerjakan
bagi manusia, dan bagaimana seharusnya orang beriman bersikap
selayaknya orang-orang yang sudah ditebus Tuhan menjadi topik
yang penting dalam bagian bacaan ini. Paulus mengajak jemaat
Korintus untuk tidak sekadar menjalani hidup dengan segala
keinginannya, namun perlu untuk hidup berkualitas dengan
mengenal Tuhan dan kehendak-Nya. Orang beriman perlu akrab
dengan Tuhan untuk mengetahui rancangan-Nya dan berjalan di
jalan Tuhan dengan keteguhan hati. Olah iman menjadi bagian
yang penting agar tidak hanyut dalam nilai dan pengetahuan
dunia yang bisa jadi bertentangan dengan kehendak Tuhan.

Yohanes 1:43-51
Sebagai seorang Yahudi, Natanael hidup dalam stigma orang
banyak tentang Nazaret sebagai kota yang tidak menghasilkan
kebaikan. Agaknya anggapan ini dilandaskan kepada karakter
sebagian besar orang Nazaret yang cenderung berperilaku negatif.
Nazaret memang hanyalah kota kecil yang terletak sekitar 80 mil
dari Yerusalem. Melihat letak geografisnya sebagai kota yang
terletak pada jalur perdagangan dari Damaskus ke Galilea,
mungkin Natanael mendengar banyak kekacauan dan tindak
kriminal di sana, sehingga langsung menyimpulkan bahwa adalah
tidak mungkin jika seorang Mesias akan datang dari kota kecil
yang kacau situasinya seperti Nazaret. Pandangan ini berubah
180° ketika ia berjumpa dengan Yesus Sang Guru dan mengalami
perkenalan dengan lebih intim. Sapaan dan penegasan Yesus atas
Natanael memberi makna yang sangat mendalam. Yesus Sang
Guru tidak membiarkan Natanael hidup dalam “pengetahuan”-
nya, namun mengajak Natanael hidup dalam “pengenalan” yang
benar akan Yesus Orang Nazaret, Sang Guru.

8 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


POKOK DAN ARAH PEWARTAAN
Mengetahui dan mengenal adalah dua hal yang sekilas nampak
sama, namun sesungguhnya mengandung makna yang berbeda.
Pengetahuan menempatkan objek pada titik yang berjarak,
sedangkan pengenalan membawa kepada kedekatan, keintiman,
bahkan kemelekatan. Demikian juga dengan Tuhan. Di tengah krisis
yang dihadapi orang beriman sehubungan dengan identitas dan
panggilannya di tengah dunia, pengetahuan tentang Tuhan tidak
akan cukup untuk menuntun kepada pilihan hidup yang tepat.
Sebaliknya pengenalan akan Tuhan, dalam arti kesediaan untuk
dekat, intim, dan melekat kepada Tuhan, akan menolong dalam
karya layan gumul juang dan harap di tengah dunia. Inilah
spiritualitas yang seharusnya dimiliki oleh semua orang beriman.

KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA


MEMPERDALAM SPIRITUALITAS

Tangisan bayi adalah salah satu bentuk komunikasi yang unik.


Bagi orang yang tidak terbiasa, tangisan bayi seringkali dianggap
memiliki makna tunggal, yakni si bayi ingin minum susu. Maka
tidak jarang kita berjumpa dengan orang-orang yang ketika
mendengar tangisan bayi langsung serta merta menyarankan
agar diberikan minum susu. Padahal bagi mereka yang memahami
dan mengenal si bayi dengan baik, tangisan bayi bisa memiliki
beragam makna yang tentu menuntut respon yang berbeda juga.
Ada tangisan meminta minum karena haus, tangisan meminta
timangan, tangisan karena mengantuk, dan lain sebagainya.
Perbedaan keinginan dan kebutuhan ini hanya bisa dipahami
oleh pribadi yang mengenal si bayi dengan baik. Tidak ada teori
yang dapat memastikan keinginan dan kebutuhan berdasar

Khotbah Jangkep Januari 2024 9


tangisan bayi. Maka supaya dapat memberikan respon dengan
tepat, orang tua dan orang terdekat harus memperdalam
pengenalan yang baik dalam bentuk kedekatan, keintiman, dan
kemelekatan yang membuahkan pemahaman terhadap cara
komunikasi melalui tangisan ini.

Rangkaian bacaan hari ini mengisahkan dinamika hubungan antara


manusia dengan Tuhan. Daud dalam Mazmurnya menyadari
betul bahwa Tuhan telah terlebih dahulu mengenalnya, bahkan
sejak ia dibentuk dalam kandungan. Pengenalan Tuhan kepada
umat-Nya ini menunjukkan bahwa dalam ke-Maha-an-Nya, Ia
tetaplah Tuhan yang mau menjangkau manusia dan sebaliknya
bisa direspon oleh manusia. Hal ini nampak dalam cerita Samuel
muda yang sekalipun memiliki pengetahuan tentang Tuhan,
namun bisa jadi ia belum terlalu mengenal Tuhan. Sebagai
pribadi yang sudah berada di Bait Allah sejak masa mudanya,
Samuel tentu paham tentang cerita perjalanan sejarah bangsa
Israel bersama Tuhan dan segala tata pranata kehidupan rohani
yang dihidupi bangsa Israel. Meski demikian, pengetahuan
tentang Tuhan tidaklah cukup. Tuhan memutuskan untuk menyapa
Samuel dan menyatakan kehendak-Nya. Samuel sempat merasa
asing, namun pada akhirnya ia disadarkan bahwa Tuhan ingin
membangun relasi yang dekat dan intim dengannya. Samuel
merespon dengan baik berbuahkan kehidupan yang menyatakan
kehendak Tuhan.

Respon yang baik terlebih dahulu membutuhkan kerendahan


hati untuk menempatkan Tuhan secara tepat. Masalahnya kadang
pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki membuat orang
beriman sukar untuk merendahkan hati karena merasa tahu
tentang Tuhan. Ini yang menjadi pewartaan dari cerita perjumpaan
Natanael dan Yesus Sang Guru. Sebagai seorang Yahudi, Natanael

10 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


menghidupi stigma yang dilekatkan kepada orang-orang Nazaret.
Banyaknya orang yang berperilaku negatif dan tingginya angka
kejahatan membuat Nazaret dilekati pandangan miring oleh
orang-orang Israel dari daerah yang lain. Maka bisa dipahami
pesimisme Natanel yang menanyakan: “Mungkinkah sesuatu
yang baik datang dari Nazaret?” Kemungkinan ia merasa Yesus
sama dengan gambaran yang dimilikinya tentang orang Nazaret.
Meski demikian, Natanael tetap mau berproses untuk berjumpa
Yesus dan menikmati relasi dengan Sang Guru. Pada akhirnya
Natanael menjadi murid yang setia dan mewujudkan kehendak
Tuhan. Hal inilah yang dikehendaki Tuhan melalui surat Paulus
kepada orang-orang percaya di Korintus. Keberagaman dan
perbedaan yang ada di Korintus menjadi tantangan tersendiri
bagi orang percaya di sana. Mereka berjumpa dan berhadapan
dengan berbagai nilai hidup yang saling bertumpuk. Maka di atas
semua itu, Paulus mengajak semua orang percaya untuk
mengikatkan diri kepada Tuhan dengan jalan mengenal-Nya dan
mengenal kehendak-Nya. Ini diwujudkan dalam olah iman dan
olah sikap untuk semakin selaras dengan Tuhan. Orang beriman
tidak boleh merasa tahu apalagi merasa cukup dengan pengetahuan
akan Tuhan. Sebaliknya orang percaya diundang untuk semakin
masuk dalam pengenalan yang sejati kepada Tuhan sehingga
mampu merespon panggilan-Nya dengan tepat dalam wujud
hidup sesuai kehendak Tuhan.

Merasa tahu ternyata memiliki potensi bahaya. Ketika bayi


menangis dan orang terdekat salah merespon karena merasa tahu
keinginan si bayi, bisa jadi justru mendatangkan ketidaknyamanan
atau malah resiko bagi si bayi. Pun demikian dalam relasi dengan
Tuhan. Orang beriman yang merasa tahu tentang Tuhan dan
enggan untuk memperdalam spiritualitas untuk mengenal Dia
serta kehendak-Nya bisa terjatuh dalam respon yang salah

Khotbah Jangkep Januari 2024 11


menanggapi panggilan-Nya. Maka perlulah setiap orang beriman
untuk membangun pemahaman seperti Samuel dan Natanael
yang bersedia untuk berproses bersama Tuhan sekalipun di
tengah kebingungan dan pertanyaan. Justru kerendahatian untuk
belajar bersama Tuhan inilah yang menolong kita untuk semakin
mengenal Tuhan dan kehendak-Nya. Dengan demikian, sebagai
orang beriman kita akan mampu mendekat dan melekat bahkan
terikat dengan Tuhan, sehingga hidup kita mewujudkan kehendak
Tuhan. Inilah spiritualitas yang seharusnya melandasi kehidupan
orang beriman. Setiap karya layan dan pemeliharaan iman akan
dimaknai sebagai sarana untuk semakin mengerti tentang Tuhan,
bukan untuk beradu pengetahuan semata. Ibadah, persekutuan,
pelayanan, doa, pujian, dan berbagai laku rohani akan dinikmati
sebagai kemurahan Tuhan untuk bersedia dikenal oleh umat.
Maka mari membangun spiritualitas yang benar. Tuhan bersedia
untuk dikenali, maka bangunlah semangat untuk memperdalam
spiritualitas pengenalan akan Tuhan sehingga mampu merespon
panggilan-Nya dengan tepat. Tuhan memberkati. Amin.

KHOTBAH JANGKEP BASA JAWA


MBUDIDAYA SIKEP ROHANI (SPIRITUALITAS)

Tangisipun lare bayi punika satunggaling cara sesambetan


(komunikasi) ingkang unik. Tumrap tiyang ingkang dereng kulina,
tangising lare bayi punika namung ngemu satunggal pepenginan,
inggih punika kepengin ngombe susu. Mila kita asring pinanggih
kaliyan tiyang ingkang nalika mireng bayi nangis lajeng enggal-
enggal dhawuh supados dipun susoni. Kamangka tumrap ingkang
mangretos lare bayi punika kanthi saestu, jebul tangising bayi
nggadhahi maneka warni kabetahan ingkang kedah dipun
tanggapi kanthi trep. Wonten tangisan amargi pancen ngelak
12 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
kepengin ngombe susu, wonten ingkang kepengin dipun gendhong,
wonten ingkang amargi ngantuk kepengin tilem, lsp. Bab ingkang
beda-beda punika namung saged dipun mangretosi dening
ingkang nggadhahi sesambetan utawi tepang saestu kaliyan lare
bayi punika. Mboten wonten piwulang ingkang saged mesthekaken
pepenginan lan kabetahan namung adhedhasar suwanten
tangising bayi. Mila supados saged nanggapi kanthi trep, tiyang
sepuh lan tiyang sanes ingkang celak kedah mbudidaya dhiri
kangge mangretosi kabetahanipun bayi punika srana mbangun
raketing sesambetan ingkang nuwuhaken pangretosan ingkang
leres bab cara sesambetan lumantar suwanten tangisan punika.

Waosan dinten punika nyariyosaken bab sesambetan ing


antawisipun manungsa lan Gusti Allah. Sang Prabu Dawud wonten
ing kekidunganipun sadhar saestu bilih Gusti Allah sampun
langkung rumiyin pirsa lan tepang kaliyan piyambakipun, malah
wiwit nalika taksih dipun kandhut dening ibunipun. Gusti Allah
ingkang pirsa lan tepang tumrap pasamuwan kagungipun punika
nedahaken bilih Ingkang Mahakawasa karsa njangkung manungsa
lan tinanggapan dening manungsa. Bab punika ketingal wonten
ing cariyos Samuel ingkang taksih anem ingkang sanadyan sampun
nggadhahi pangretosan (ilmu/pengetahuan) bab Gusti Allah
ananging kadosipun dereng tepang saestu kaliyan Gusti Allah.
Minangka pribadi ingkang sampun manggen wonten ing Padaleman
Suci wiwit alit, Samuel temtu sampun mangretos bab cariyos
lampahipun bangsa Israel ingkang dipun tuntun dening Gusti
Allah lan ugi bab tata pranatan karohanen ingkang dipun ugemi
dening bangsa punika. Ananging jebul mangretos bab Gusti Allah
kemawon dereng cekap. Gusti Allah karsa rawuh manggihi Samuel
lan maringaken dhawuh karsanipun. Samuel ingkang dereng
sumerep menawi punika Gusti temtu rumaos bingung, ananging
lajeng mangretos bilih Gusti Allah karsa mbangun sesambetan

Khotbah Jangkep Januari 2024 13


ingkang raket kaliyan piyambakipun. Samuel lajeng nanggapi
kanthi trep nuwuhaken gesang ingkang mujudaken karsanipun
Gusti.

Supados saged nanggapi ingkang sae langkung rumiyin manungsa


kedah nggadhahi andhap asoring manah ingkang saged
nglenggahaken Gusti Allah kanthi trep. Nanging kasunyatanipun,
pangretosan pribadi bab Gusti Allah malah adamel tiyang pitados
angel anggenipun badhe ngasoraken manah awit rumaos
mangretos bab Gusti Allah. Punika ingkang kacariyosaken nalika
Gusti Yesus pinanggih kaliyan Natanael. Minangka tiyang Yahudi,
Natanael nggegesang panganggep bab tiyang-tiyang Nasaret.
Amargi kathah ingkang tumindakipun awon lan lan wengis,
Nasaret tansah dipun wastani mboten sae dening tiyang-tiyang
Israel. Mila limrah menawi Natanael lajeng nglairaken pitakenan,
“Saka Nasaret apa ana barang sing becik?” Kadosipun Natanael
rumaos Gusti Yesus ugi sami kaliyan panganggepipun tiyang
kathah bab Nasaret. Sanadyan mekaten, Natanael tetep purun
pinanggih kaliyan Gusti Yesus lajeng ngraosaken sesambetan
kaliyan Panjenenganipun. Salajengipun Natanael dados siswanipun
Gusti Yesus ingkang setya mujudaken karsanipun Gusti. Kados
makaten ingkang dipun kersakaken dening Gusti lumantar seratipun
Rasul Paulus dhateng pasamuwan ing Korinta. Kawontenan
ingkang maneka warni lan beda-beda dados tantangan tumrap
tiyang pitados ing Korinta, ingkang pepanggihan kaliyan kathah
tatanan gesang ingkang beda satunggal lan satunggalipun. Mila
Rasul Paul mbereg pasamuwan supados ngraketaken dhiri
dhumateng Gusti Allah srana nyumerepi Panjenenganipun saha
karsanipun ingkang kababar lumantar olah kapitadosan saha
olah sikep dhiri. Tiyang pitados kedahipun mboten rumaos
cekap namung mangretos bab Gusti Allah, ananging purun
ngeneraken gesangipun dhateng timbalan ingkang sangsaya

14 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


rumaket ing pitepangan kaliyan Gusti Allah satemah saged
nanggapi timbalanipun kanthi trep awujud gesang ingkang
nyondhongi karsanipun Gusti.

Rumaos mangretos punika jebul mbebayani. Nalika bayi nangis


lan tiyang-tiyang ingkang celak klentu anggenipun nanggapi awit
rumaos mangretos pepenginanipun bayi malah saged damel bayi
wau ngraosaken mboten sekeca utawi malah mbebayani,
Makaten ugi bab sesambetan kaliyan Gusti Allah. Tiyang pitados
ingkang rumaos cekap sampun mangretos bab Gusti Allah lan
mboten purun mbudidaya gesang karohanen (spiritualitas) supados
tepang saestu kaliyan Gusti lan karsanipun saged dhumawah ing
sikep tanggapan ingkang lepat tumrap timbalanipun Gusti. Mila
prelu sanget nggadhahi wawasan kados Natanael ingkang purun
mbudidaya dhiri sesarengan kaliyan Gusti. Manah ingkang andhap
asor lan purun sinau dhumateng Gusti badhe nyagedaken kita
nyumerepi pribadinipun Gusti lan karsanipun. Kanthi makaten,
minangka tiyang pitados kita badhe saged rumaket dhumateng
Gusti satemah gesang kita mbabaraken karsanipun. Punika sikep
rohani (spiritualitas) ingkang kedahipun dados tetales gesangipun
tiyang pitados. Sadaya pakaryan paladosan saha pangrimating
kapitadosan badhe dipun raosaken minangka sarana mbangun
sesambetan kaliyan Gusti Allah, mboten namun bab pangretosan
kemawon. Pangibadah, pakempalan pasamuwan, paladosan,
pandonga, pepujen, lan maneka warni lampah rohani badhe
dipun raosaken minangka kamirahanipun Gusti ingkang karsa
dipun tepangi dening pasamuwan. Mila, sumangga mbangun sikep
rohani ingkang trep. Gusti Allah karsa dipun tepangi, mila kita
kedah mbudidaya dhiri supados saged rumaket lan mujudaken
timbalanipun kanthi samesthinipun. Gusti mberkahi panjenengan
lan kula. Amin.

Khotbah Jangkep Januari 2024 15


Minggu, 21 Januari 2024
Minggu ke-3 Setelah Epifani (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Arti Pertobatan Sesungguhnya

TUJUAN
Mengajak umat untuk mendengarkan seruan pertobatan dari Tuhan
dan merespon dengan tepat.

Berbekal hal tersebut, umat diajak untuk berani menyuarakan


pertobatan di tengah dunia

DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yunus 3:1-5, 10
Tanggapan : Mazmur 62:6-13
Bacaan II : I Korintus 7:29-31
Bacaan Injil : Markus 1:14-20

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anugerah : Lukas 24:46
Petunjuk Hidup Baru : 1 Yohanes 1:9
Persembahan : Yunus 2:9

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 18:1, 4
Nyanyian Penyesalan : KJ 25:1, 5
Nyanyian Kesanggupan : KJ 362:1, 2
Nyanyian Persembahan : KJ 367:1 –
Nyanyian Pengutusan : KJ 341:1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 29:1, 2, 4
Kidung Panelangsa : KPJ 70:1, 5
Kidung Kasanggeman : KPJ 78:1, 3
Kidung Pisungsung : KPJ 162:1 –
Kidung Pangutusan : KPJ 439:1-3

Pdt. Nicolaus Satriyo Nugroho, S.Si (GKJ Kabluk)

16 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


DASAR PEMIKIRAN
Pertobatan merupakan salah satu ajaran Kristen yang paling dasar.
Bercermin dari keadaan manusia yang senantiasa bergelimang
dengan dosa, pertobatan menjadi respon atas kasih karunia Allah
yang berkenan menyelamatkan manusia. Namun demikian,
pertobatan seringkali tidak terjadi dengan sendirinya, apalagi
jika manusia terlanjur merasa aman dan nyaman dengan
kehidupan berdosa yang dijalaninya. Suara pertobatan menjadi
sayup-sayup bahkan menghilang ditelan kebiasaan hidup yang
salah. Di sinilah perlu ada pihak yang mengambil peran untuk
menyuarakan kebenaran dan mengajak kepada pertobatan.
Sosok yang berani untuk menyampaikan seruan Ilahi dan
berhadapan dengan dunia yang jahat. Pertobatan bukan hanya
soal yang salah kembali kepada Tuhan, tetapi juga yang benar
berani untuk bersuara dan memperingatkan.

KETERANGAN BACAAN
Yunus 3:1-5, 10
Pertobatan Niniwe adalah buah dari kesatuan beberapa tindakan.
Yang pertama adalah seruan penghukuman dari Allah atas
kejahatan Niniwe. Artinya Allah memperhatikan apa yang
dilakukan oleh orang-orang Niniwe. Allah tidak membiarkan
kejahatan sekecil apapun dilakukan oleh umat-Nya. Yang kedua
adalah kesediaan Yunus untuk mengabarkan seruan Allah itu.
Setelah melewati proses yang tidak mudah, Yunus akhirnya mau
untuk menuju Niniwe memberitakan penghukuman Allah atas
kota itu. Tentu ini tidak mudah dan beresiko. Ia akan berhadapan
dengan bangsa besar yang bisa jadi tidak menerima perkataannya
dan malah menyakitinya. Dengan sadar ia mengambil keputusan
untuk memperingatkan Niniwe. Yang ketiga, respon Niniwe
ketika mendengar pemberitaan Yunus. Sebagai kota yang “besar
dan jahat” (Yun. 1:2), respon yang ditunjukkan oleh Niniwe
sangat indah. Mereka mendengarkan Yunus dan percaya kepada

Khotbah Jangkep Januari 2024 17


Allah, bahkan melakukan pertobatan dalam aksi yang nyata.
Gabungan tiga hal inilah yang kemudian justru menyelamatkan
Niniwe dari murka Allah. Keyakinan bahwa Allah memperhatikan
umat, kesediaan untuk menyerukan panggilan Tuhan, dan
kemauan untuk menanggapi dengan tepat membawa kepada
pertobatan serta anugerah yang indah.

Mazmur 62:6-13
Sekalipun memiliki kuasa yang besar sebagai raja Israel, toh
Daud sempat takut dan kewalahan ketika harus berhadapan
dengan pemberontakan Absalom. Ia merasa segala miliknya tidak
bisa memberi rasa tenteram dalam masa sulit itu. Di titik itulah
Mazmur 62 menunjukkan kepasrahan Daud kepada Tuhan Sang
Pemilik Kehidupan. Daud nampaknya sadar bahwa hanya dalam
Tuhanlah ada kesejatian, bukan pada hal-hal dunia yang selama ini
melekat padanya sebagai seorang raja besar. Daud memutuskan
untuk melekat kepada Tuhan dan itulah yang memampukan dia
bertahan di masa-masa sulitnya.

I Korintus 7:29-31
Dalam bagian bacaan ini nampaknya Paulus ingin menyoroti
keterikatan dengan hal-hal duniawi sebagai penghalang orang
beriman menyambut Kerajaan Allah. Hal-hal seperti pernikahan,
perasaan, dan kepemilikan yang terlalu dalam dipandang Paulus
sebagai potensi rintangan bagi orang beriman memfokuskan diri
pada Allah. Tentu ini bukan berarti Paulus menolak hal-hal tersebut.
Paulus mengingatkan agar jangan sampai hal-hal tersebut
mendominasi pemikiran orang beriman sampai melupakan
panggilan Allah atas mereka. Apalagi di “waktu yang singkat”,
menunjukkan adanya urgensi untuk mengelola keterikatan pada
dunia sehingga orang beriman siap untuk menyambut kehadiran
Allah. Kesediaan untuk mengarahkan diri kepada Allah mengatasi
hal-hal duniawi menjadi pokok pewartaan bagian ini.

18 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Markus 1:14-20
Dua perikop bacaan Injil menceritakan dua hal yang berbeda
namun berhubungan. Perikop pertama menceritakan Yesus yang
justru tampil pasca Yohanes ditangkap. Sekalipun penangkapan
Yohanes lebih dilandasi pada kritiknya terhadap sikap Herodes,
tidak bisa dipungkiri bahwa gerakan Yohanes dan komunitasnya
mulai diperhatikan oleh para pembesar. Seruan pertobatan
sedikit banyak berlawanan dengan pengajaran Yahudi pada saat
itu dan bergesekan dengan kepentingan para pemimpin agama
Yahudi. Maka Yesus yang tampil menyerukan pertobatan tentu
membutuhkan kesediaan dan keberanian mengingat resiko yang
dihadapi. Perikop kedua menceritakan respon para murid yang
pertama. Di tengah situasi Israel yang dijajah bangsa Romawi
dengan segala kesulitannya, panggilan Yesus untuk mengikut-
Nya dan meninggalkan kehidupan yang sudah mapan tentu
mengandung tantangan. Yesus tidak menjanjikan kecukupan
materi, juga tidak menjanjikan kedudukan dan kuasa. Kesediaan
ini juga beresiko bagi kehidupan para murid pertama, yang bisa
jadi juga bagi keluarganya. Namun semua itu tidak menghalangi
fokus para murid pertama pada panggilan Yesus sehingga
mereka memilih untuk mengikut-Nya. Pewartaan dan tanggapan
yang tepat membawa orang beriman kepada panggilan Tuhan
atas hidupnya.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Pertobatan bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja. Ada
serangkaian tindakan yang menuntun kepada pertobatan itu.
Allah yang tidak membiarkan dosa melingkupi ciptaan-Nya,
utusan Allah yang bersedia untuk mengemban tanggung jawab
dan mengambil resiko mewartakan seruan Allah, serta orang berdosa
yang mau merendahkan hati menerima teguran kemudian

Khotbah Jangkep Januari 2024 19


mengarahkan diri untuk berubah menuju pertobatan yang
seutuhnya. Rangkaian bacaan dan perenungan hari ini mengundang
orang beriman untuk menyadari bahwa ada banyak hal yang
mesti dikerjakan bersama dalam rangka mewujudkan pertobatan
yang sesungguhnya. Kesediaan untuk mengambil peran dan hati
yang mau untuk menerima sapaan Allah, itulah arti pertobatan
sesungguhnya.

KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA


ARTI PERTOBATAN SESUNGGUHNYA

Whistleblower (dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai peniup


peluit) adalah sebuah istilah yang sedang ngetren saat berbicara
tentang penegakan hukum. Whistleblower sendiri bermakna
seseorang yang mengungkapkan suatu tindak pidana baik yang
dilakukan oleh pribadi maupun lembaga kepada institusi penegak
hukum atau kepada publik. Walau terdengar keren, namun
menjadi whistleblower bukanlah suatu hal yang mudah untuk
dilakukan. Pun tanggapan terhadap tindakan whistleblowing 1 sendiri
juga beragam. Setidaknya dibutuhkan pemahaman bahwa tindak
pidana sekecil apapun tidak boleh dibiarkan terjadi, apalagi
dimaklumi dengan berbagai alasan. Seringkali orang berpikir
bahwa pelanggaran terhadap aturan bukanlah sebuah kejahatan
dan tidak perlu diungkap jika tidak menimbulkan dampak yang
signifikan. Pun didukung dengan penanaman pemahaman bahwa
ketentraman dan ketenangan menjadi sesuatu yang harus
senantiasa dijunjung tinggi sehingga pengungkapan kejahatan
akan dipandang sebagai riak yang tidak baik bagi situasi hidup

1Whistleblower adalah sebutan untuk orang yang mengungkap, sedangkan


whistleblowing adalah sebutan untuk tindakan mengungkapkan kejahatan.

20 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


bersama. Maka tidak sedikit orang yang sekalipun mengetahui
dan menyaksikan terjadinya tindak pidana kemudian memilih
untuk diam saja. Orang-orang ini memilih untuk menyimpan
atau malah berpura-pura tidak tahu atas apa yang terjadi karena
tidak memiliki keberanian untuk berhadapan dengan konsekuensi
jika mereka mengungkap kepada publik. Akibatnya orang-orang
yang melakukan tindak pidana merasa tidak tersentuh dan tidak
merasa dipersalahkan atas tindakan mereka. Maka yang terjadi
adalah kejahatan yang semakin meluas dan pertobatan menjadi
hal yang jauh dari gapaian.

Pertobatan dari dosa seringkali dimaknai sebagai urusan pribadi


dengan Tuhan. Banyak yang beranggapan bahwa Tuhan sendiri
yang akan menegur atau kalau teguran itu tidak kunjung datang
maka bisa diartikan Tuhan membiarkan apa yang dilakukannya.
Padahal dalam bacaan Kitab Yunus kita melihat konsistensi Tuhan
untuk terus melihat dosa Niniwe sebagai hal yang menggusarkan
hati-Nya. Tuhan tidak membiarkan dosa terus menggerogoti
kehidupan orang-orang Niniwe. Maka Ia pun mengutus Yunus
untuk menyuarakan seruan penghukuman atas Niniwe. Sekalipun
Yunus pada awalnya enggan untuk berangkat dan memilih untuk
melarikan diri ke Tarsis, namun seruan itu tetap harus
dikumandangkan. Maka Yunus menjadi whistleblower yang
mengungkapkan kejahatan Niniwe dan penghukuman Tuhan
atas mereka. Ia mengambil resiko melangkah ke dalam kota yang
besar itu dan menyuarakan hal yang bisa jadi menyebabkan dirinya
terancam. Suara Tuhan yang diserukan oleh kesediaan Yunus
inilah yang kemudian berbuahkan tanggapan pertobatan dari
Niniwe. Begitu pula teladan yang dinampakkan oleh Yesus. Pasca
penangkapan Yohanes Sang Pembaptis yang sarat dengan nuansa
dendam pribadi dari Herodes, Yesus tampil dan menyuarakan
pertobatan. Alih-alih menghindari benturan dengan Herodes dan

Khotbah Jangkep Januari 2024 21


orang-orang Yahudi, Yesus justru mengumandangkan seruan
pertobatan yang sama dengan Yohanes Sang Pembaptis. Bahkan Ia
juga memanggil orang-orang yang akan turut serta menyuarakan
kebenaran dan menyerukan pertobatan kepada dunia. Yesus
meniup peluit untuk mengingatkan dunia bahwa Tuhan sudah
dekat dan pertobatan seharusnya menjadi tanggapan untuk
menyambut kehadiran-Nya.

Dari dua cerita ini kita melihat bahwa seruan-seruan pertobatan


memang harus dikumandangkan. Kejahatan dan dosa yang muncul
sebagai buah kemelekatan manusia kepada hal-hal duniawi
harus dilawan dengan suara Ilahi. Itulah pesan yang disampaikan
Paulus kepada pembaca suratnya yang pertama di Korintus. Di
tengah berbagai tindakan manusia untuk menyenangkan dirinya
sendiri, Paulus menegaskan bahwa kemelekatan pada dunia
menjadi penghalang seseorang menyambut Kerajaan Allah dengan
semestinya. Maka tiada lain selain kesadaran bahwa setiap orang
beriman harus melepaskan ikatan dengan dunia dan melekat
kepada Tuhan. Hal ini tentu tidak berarti bahwa seseorang tidak
lagi membutuhkan hal-hal duniawi, namun jangan sampai
kemelekatan itu menjauhkan orang beriman dari Tuhan.

Saat ini kita berhadapan dengan banyak permakluman atas tindak


pelanggaran dan tindak kejahatan. Ada hal-hal yang seolah
ringan dan dianggap biasa seperti terlambat, melanggar aturan
lalu lintas, mengingkari janji, dsb. Ada juga yang dimaknai sebagai
kejahatan berat seperti pembunuhan, korupsi, dll. Apapun itu,
setiap pelanggaran akan kehendak Tuhan adalah dosa yang
dibenci oleh Tuhan. Sebagai orang beriman yang telah diselamatkan
oleh Tuhan dan hidup dalam panggilan mewujudkan kehendak-
Nya, kita memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan perlawanan
terhadap tindakan-tindakan dosa ini. Tidak boleh ada permakluman

22 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


atas kejahatan yang dilakukan, apalagi jika alasannya adalah
untuk kebaikan pribadi. Kita perlu mengusahakan diri untuk hidup
dalam kebenaran sehingga memiliki keberanian untuk menyerukan
kehendak Tuhan agar setiap orang yang hidup dalam dosa
memiliki kesempatan untuk bertobat. Orang beriman hendaknya
berani menjadi whistleblower yang memperingatkan orang-
orang berdosa sehingga pertobatan itu bisa terjadi. Kita tidak
boleh hanya diam mencari aman sendiri dan membiarkan
kejahatan terjadi, seolah semua itu urusan Tuhan semata. Semangat
pertobatan seharusnya menyapa dan merengkuh semua pihak,
yakni pihak yang meniup peluit untuk mengingatkan dan pihak
yang diingatkan. Saat keduanya sadar akan pentingnya pertobatan,
di situlah pertobatan yang sesungguhnya sedang terjadi. Tuhan
memberkati. Amin.

KHOTBAH JANGKEP BASA JAWA


PAMRATOBAT INGKANG SAESTU

Whistleblower (punika istilah basa Inggris, dene sacara wantah


tegesipun tiyang ingkang nyebul sempritan) sapunika nembe
kondhang ing babagan hukum. Whistleblower ateges tiyang ingkang
ngandharaken tumindak ingkang nglanggar pranatan hukum sae
ingkang katindakaken dening pribadi punapadene lembaga dhateng
institusi penegak hukum utawi dhateng masyarakat. Sanadyan
kapireng sae, ananging dados Whistleblower punika mboten
gampil. Tanggapan tumrap lampah punika ugi maneka warni.
Paling mboten dipun betahaken pangretosan bilih tumindak
nglawan pranatan hukum, sanadyan ketingal alit lan sepele,
mboten dipun parengaken punapa malih dipun maklumi kanthi
mawerni-werni alesan. Asring tiyang mawas bilih tumindak
nglanggar hukum punika sanes tumindak ingkang jahat lan

Khotbah Jangkep Januari 2024 23


mboten prelu dipun udhal menawi akibatipun mboten patos
karaosaken. Punapa malih wonten penganggep bilih katentreman
lan suwasana anteng punika dados bab ingkang kedah dipun jagi
mila ngudhal bab-bab ingkang nglanggar pranatan saged kaanggep
nganggu suwasana sae punika. Mila mboten sekedhik tiyang
ingkang sanadyan mangretos lan nekseni tumindak awon lajeng
milih mendel kemawon. Tiyang-tiyang punika langkung milih
nyimpen piyambak lan kados-kados mboten mangretos bab
ingkang kelampahan awit mboten wantun aben ajeng kaliyan
konsekuensi menawi mbabar dhateng tiyang kathah. Salajengipun
tiyang ingkang tumindak nglanggar hukum badhe rumaos aman
lan mboten dipun lepataken. Ingkang makaten nukulaken tumindak
ingkang awon badhe sangsaya ngrembaka lan pamratobat dados
bab ingkang angel katindakaken.

Pamratobat saking dosa asring dipun wastani minangka sesambetan


pribadi kaliyan Gusti Allah. Kathah ingkang nganggep bilih Gusti
Allah piyambak ingkang badhe ngengetaken, dene menawi
pepenget punika mboten enggal katampi ateges Gusti karenan
dhateng tumindak punika. Kamangka ing Kitab Yunus kita saged
ningali kadospundi Gusti Allah tansah mirsani dosanipun Niniwe
minangka bab ingkang adamel rengu panggalipun Gusti. Gusti
mboten ngeparengaken dosa sangsaya ngrisak gesangipun tiyang-
tiyang Niniwe. Mila Panjenenganipun lajeng ngutus Nabi Yunus
ngundhangaken bab paukuman tumrap Niniwe. Sanadyan Nabi
Yunus saderengipun kados mboten purun bidhal lan malah
mlajar dhateng Tarsis, ananging pawartos paukuman kedah
kaundhangaken. Mila Nabi Yunus lajeng dados Whistleblower
ingkang mbikak tumindakipun bangsa Niniwe lan mratelakaken
paukumanipun Gusti. Nabi Yunus purun ngadhepi bebaya lumebet
ing kitha ageng lan ngundhangaken pawartos ingkang saged
njalari piyambakipun nampi pangancam. Suwantenipun Gusti

24 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


ingkang kaundhangaken dening Nabi Yunus punika lajeng nuwuhaken
pamratobat ing Niniwe. Mekaten ugi ingkang katindakaken dening
Gusti Yesus minangka patuladhan. Sasampunipun Yokanan
Pambaptis dipun kunjara karana kadereng ngrendhem sengitipun
pribadi Sang Prabu Herodes, Gusti Yesus ngundhangaken
pamratobat. Gusti Yesus mboten nebih utawi nyingkir saking
Herodes lan tiyang-tiyang Yahudi, ananging langkung milih
ngundhangaken pawartos ingkang sami kaliyan ingkang katindakaken
dening Yokanan Pambaptis. Gusti Yesus ngundhangaken suwanten
ingkang ngengetaken jagad bilih Gusti Allah sampun celak lan
pamratobat kedah dados tanggapan tumrap rawuhipun Gusti.

Saking kalih cariyos punika kita saged ningali bilih panguwuh


bab pamratobat pancen kedah kaundhangaken. Dosa lan lampah
jahat ingkang dados wujud bilih manungsa taksih rumaket kaliyan
bab-bab kadonyan kedah dipun lawan kanthi suwantenipun
Gusti. Punika ingkang kawedhar dening Rasul Paul ing seratipun
ingkang sepisan dhateng pasamuwan ing Korinta. Ing satengahing
gesanging manungsa ingkang nengenaken pikajeng piyambak,
Rasul Paul mbabar pawartos bilih gesang ingkang rumaket dhateng
bab-bab kadonyan badhe dados pepalang tumrap manungsa
nampi rawuhipun Gusti kanthi samesthinipun. Mila mboten sanes
kejawi sikep sadhar bilih sadaya tiyang pitados kedah uwal
saking bab-bab kadonyan lan rumaket dhumateng Gusti. Punika
mboten ateges tiyang pitados mboten mbetahaken bab-bab
kadonyan, ananging kedah katata supados sampun ngantos
nebihaken gesangipun saking Gusti Allah.

Ing wekdal sapunika kita nyumerepi bilih tumindak-tumindak


ingkang klentu lan lepat minangka kalimrahan. Wonten ingkang
kaanggep entheng kadosdene telat, nglanggar pranatan lalu
lintas, mblenjani janji, lsp. Dene ingkang kawawas awrat kadosta

Khotbah Jangkep Januari 2024 25


mrejaya, korupsi, lsp. Punapa kemawon wujudipun, tumindak
ingkang mboten cundhuk kaliyan karsanipun Gusti, punika dosa
ingkang mboten dipun karsakaken dening Gusti. Minangka
tiyang pitados ingkang sampun kawilujengaken dening Gusti lan
gesang ing salebeting timbalan mujudaken karsanipun Gusti, kita
nggadhahi tanggel jawab ngundhangaken suwanten ingkang
nglawan dhateng tumindak-tumindak dosa punika. Kita mboten
pareng mawas limrah tumrap lampah ingkang klentu lan lepat,
punapa malih menawi namung kangge ngremenaken dhiri
pribadi. Kita kedah mbudidaya gesang ing salebeting kayekten
satemah wantun mbabar karsanipun Gusti supados sadaya
tiyang dosa nggadhahi wekdal kangge mratobat. Tiyang pitados
kedah wantun dados Whistleblower ingkang ngengetaken tiyang-
tiyang dosa satemah pamratobat saged mawujud. Kita kedahipun
mboten mendel pados kawilujenganing dhiri pribadi ingkang
ndadosaken dosa kalampahan, kados-kados punika dados tanggel
jawabipun Gusti Allah piyambak. Krenteging manah kangge
mratobat kedahipun sumebar lan ngrengkuh sadaya, sae ingkang
ngengetaken punapa dene ingkang dipun engetaken. Nalika
sadaya sadhar bab pentingipun pamratobat, ing ngriku pamratobat
ingkang sejati kalampahan. Gusti mberkahi panjenengan lan
kula. Amin.

26 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Minggu, 28 Januari 2024
Minggu ke-4 Setelah Epifani (Hijau)

TEMA PERAYAAN IMAN


Antara Pengetahuan dan Kasih

TUJUAN
Umat dimengertikan bahwa kasih adalah alasan dan tujuan Tuhan berkarya

Atas dasar itu, umat didorong untuk tidak sekadar tahu tentang karya
Tuhan, tetapi menyelami kasih Tuhan serta menyebarkannya kepada
dunia

DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Ulangan 18:15-20
Tanggapan : Mazmur 111
Bacaan II : I Korintus 8:1-13
Bacaan Injil : Markus 1:21-28

DAFTAR AYAT LITURGIS


Berita Anugerah : Yeremia 29:11
Petunjuk Hidup Baru : Kolose 3:12-14
Persembahan : Mazmur 50:23

DAFTAR NYANYIAN LITURGIS


Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 10:1, 5
Nyanyian Penyesalan : KJ 39:1, 3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 369a:1, 2
Nyanyian Persembahan : KJ 335:1 –
Nyanyian Pengutusan : KJ 341:1, 2

Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 10:1, 4
Kidung Panelangsa : KPJ 63:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 435:1, 3
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1 –
Kidung Pangutusan : KPJ 450:1, 3

Pdt. Nicolaus Satriyo Nugroho, S.Si (GKJ Kabluk)

Khotbah Jangkep Januari 2024 27


DASAR PEMIKIRAN
Di era modern ini, saat keterbukaan informasi begitu diagungkan,
tidak sulit untuk mengetahui tentang Tuhan dan karya-karya-
Nya. Sejarah perjalanan bangsa-bangsa menuntun kita untuk
melihat betapa besarnya karya Tuhan di tengah dunia ini. Meski
demikian, pengetahuan tentang Tuhan tidak cukup untuk membuat
kita mampu menikmati dan merespon kebaikan Tuhan itu secara
tepat. Orang beriman harus berolah diri untuk menemukan inti
dari karya Tuhan, yakni kasih. Kasih itulah yang menjadi alasan
dan tujuan Tuhan mengkaryakan berbagai hal dalam hidup
manusia. Orang beriman perlu untuk masuk dan menyelami
kasih Tuhan sehingga dimampukan untuk merespon dengan
pilihan-pilihan sikap iman yang tepat.

KETERANGAN BACAAN
Ulangan 18:15-20
Bacaan pertama ini merupakan bagian dari perkataan Musa
kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian.
Perjalanan sekian lama bersama Tuhan membuat bangsa itu tahu
banyak hal tentang Tuhan yang mereka sembah. Mereka tahu
apa yang membuat Tuhan senang dan apa yang membuat Tuhan
murka. Selama mereka berada dalam tuntunan Musa dan hidup
bersama dalam koloni perjalanan menuju tanah perjanjian, bisa
dikatakan kehidupan mereka terjaga walau tetap ada dinamika
iman yang terjadi. Masalahnya adalah saat bangsa itu nantinya
masuk ke tanah perjanjian dan menetap di sana, yang berarti
juga mulai bersosialisasi dengan bangsa-bangsa lain. Musa
melihat potensi degradasi iman seiring dengan didapatnya
pengetahuan-pengetahuan baru oleh bangsa Israel. Mereka akan
melihat nilai-nilai kehidupan yang baru dan bisa jadi akan
dibenturkan dengan nilai-nilai iman yang selama ini dihidupi.

28 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


Maka melalui Musa, Tuhan menubuatkan hadirnya seorang nabi
(utusan) yang akan mengumandangkan perkataan Tuhan dan
menuntun bangsa itu hidup dalam kehendak Tuhan. Artinya
pengetahuan tentang Tuhan itu akan dituntun untuk dilaksanakan
dan kehendak Tuhan diwujudkan dalam hidup beriman. Bangsa
Israel tidak cukup hanya tahu tentang Tuhan dan memahami
sifat-sifat-Nya, namun dituntun juga untuk menghidupi iman itu
dalam laku sehari-hari.

Mazmur 111
Menyaksikan betapa besar perbuatan Tuhan mendorong kepada
rasa syukur dan pujian kepada Sang Pencipta. Hal-hal yang besar
bersama dengan hal-hal sederhana dirajut Tuhan dalam hidup
umat-Nya. Maka untuk bisa memahami dan merayakan kebaikan
Tuhan itu umat perlu membangun sikap takut akan Tuhan.
Kesadaran tentang siapa Tuhan, siapa kita, apa yang sudah Tuhan
kerjakan bagi umat, dan bagaimana seharusnya umat merespon
akan menolong untuk menempatkan diri secara tepat di tengah
segala karya Tuhan. Orang beriman didorong untuk tidak sekedar
tahu tentang hasil pekerjaan Tuhan, namun memahami mengapa
dan untuk apa Tuhan mengerjakan itu. Olah diri itu akan mendorong
kepada kerendahan hati untuk merawat iman kepada Tuhan.

I Korintus 8:1-13
Menjadi orang beriman yang menghayati karya penyelamatan
Allah seringkali membawa kepada pemahaman tentang kebebasan
untuk melakukan segala sesuatu. Salah satu yang dihadapi oleh
umat di Korintus adalah persoalan persembahan berhala. Sebagai
sebuah kota besar yang cukup heterogen, umat di Korintus
sangat mungkin berjumpa dengan orang-orang yang memiliki
kepercayaan yang berbeda. Bahkan dalam kebersamaan umat

Khotbah Jangkep Januari 2024 29


pun ternyata dijumpai keragaman pemahaman yang berdampak
pada pilihan sikapnya. Hal-hal tersebut ternyata mempengaruhi
iman umat Korintus. Maka Paulus merasa perlu untuk menasihati
umat Korintus mengenai kebebasan dan batasan yang perlu
untuk dipahami. Kebebasan yang dimiliki sebagai orang beriman
dilandasi sekaligus dibatasi oleh pengetahuan mengenai apa
yang dilakukan. Pengetahuan yang cukup memang membantu
untuk menentukan pilihan sikap. Meski demikian, Paulus
menekankan bahwa pengetahuan seharusnya juga dilengkapi
dengan kasih sebagai pemandu sikap. Kasih untuk memperhatikan
keberadaan orang lain sekaligus menakar dampak dari sikap
yang diambil. Orang beriman seharusnya tidak hanya melihat
dirinya sendiri, tetapi juga membuka mata terhadap keberadaan
sesama. Dengan pengetahuan sebagai dasar dan batas sekaligus
kasih sebagai pemandu, maka kehidupan beriman akan dapat
dipelihara seturut kehendak Allah.

Markus 1:21-28
Cerita orang yang kerasukan roh jahat di rumah ibadah sedikit
banyak bertentangan dengan pandangan sebagian orang yang
melihat rumah ibadat sebagai tempat yang tidak terjamah oleh
kuasa kegelapan. Yang lebih mencengangkan adalah bahwa roh
jahat yang merasuki ternyata juga tahu akan Yesus. Di sini Yesus
hendak menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman
tentang Allah tidaklah mencukupi untuk bertahan dari kuasa
kejahatan. Orang-orang yang rajin di rumah ibadah dan tahu
berbagai hal tentang keimanan tidak otomatis memiliki
kekebalan terhadap godaan serta gangguan, yang secara ekstrim
ditunjukkan melalui roh jahat yang merasuki manusia. Gangguan
dan godaan itu juga bisa berwujud hal-hal lain yang seolah tidak
bertentangan dengan kehendak Allah, misalnya uang,
kedudukan, ambisi, dll. Namun di sini Yesus mengajarkan bahwa
30 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
pengetahuan tentang Allah harus dibarengi dengan kasih yang
mewujud agar orang beriman benar-benar mampu mengenal
Allah. Segala laku rohani dan pembelajaran tentang Allah harus
disertai olah diri untuk memahami kehendak Allah serta
berjuang untuk mewujudkannya. Yesus tidak menganggap
penting pengetahuan roh jahat itu terhadap diri-Nya. Ia melihat
karya dari roh jahat yang tidak selaras dengan kehendak Allah
sehingga melawannya. Pun demikian dengan hidup beriman.
Ketaatan dan pengetahuan tentang Allah tidak dinilai oleh Allah
ketika laku kehidupan tidak mencerminkan Allah. Maka sudah
sepatutnya orang beriman berolah diri mewujudkan kasih Allah
bagi kehidupan.

POKOK DAN ARAH PEWARTAAN


Kemajuan jaman dengan perkembangan ilmu pengetahuan
menempatkan orang beriman pada posisi kritis, apakah akan
menerima atau menolaknya. Perlu disadari bahwa
perkembangan pengetahuan akan senantiasa mempengaruhi
kehidupan beriman, termasuk hidup bergereja. Maka alih-alih
menghabiskan energi untuk berdebat soal perkembangan
pengetahuan, Gereja diajak untuk berolah diri menghayati kasih
Tuhan sebagai dasar hidupnya. Pengetahuan tentang Tuhan
harus dituntun oleh kasih agar menghasilkan paradigma dan
pilihan sikap yang dapat membangun kehidupan. Pada akhirnya
umat diajak untuk menjadi bijak dengan menempatkan kasih
sebagai pemandu kehidupan di tengah derasnya kemajuan
pengetahuan.

Khotbah Jangkep Januari 2024 31


KHOTBAH JANGKEP BAHASA INDONESIA
ANTARA PENGETAHUAN DAN KASIH

Apa yang akan kita lakukan jika kita diberikan sebatang pensil..?
Sebagian dari kita akan mempergunakannya untuk menulis di
kertas. Sebagian lain akan menggunakannya untuk menggambar
dengan indah. Sebagian lainnya akan menggunakan untuk
mengarsir, untuk mencatat, dsb. Namun di tangan seorang John
Wick, pensil adalah alat yang efektif untuk membunuh orang
lain. Hal itu diceritakan dalam film John Wick Part 1 dan John
Wick Part 2 dimana sang tokoh utama, yakni John Wick
diceritakan pernah membunuh 3 orang di bar hanya dengan
sebatang pensil. Jika menilik pada alasan dan tujuan pembuatan
pensil, tentu kita akan sepakat bahwa pensil diciptakan untuk
menjadi salah satu pilihan alat tulis. Terbuat dari kayu yang
dibentuk dan diisi dengan batang grafit, pensil adalah alat tulis
yang efektif sekaligus mudah digunakan karena jika terjadi
kesalahan akan dapat direvisi dengan menggunakan penghapus
karet. Mungkin jika kita bertanya pada pencipta pensil, jawaban
itulah yang akan diberikan. Maka apa yang dilakukan oleh John
Wick dengan mempergunakan pensil sebagai senjata untuk
membunuh akan menyalahi alasan dan tujuan pembuatan pensil
itu sendiri. Bukan hanya pensil, ada banyak hal lain yang
dipergunakan dengan tidak semestinya dan menyalahi alasan
serta tujuan pembuatannya sehingga justru menghadirkan
keburukan. Bom misalnya, awalnya diciptakan untuk mempermudah
penghancuran batu dan bukit untuk kepentingan ekonomi, namun
kemudian justru dipergunakan untuk menyakiti orang lain bahkan
menghancurkan lawan dalam sebuah peperangan. Sesuatu yang
awalnya diciptakan dengan tujuan yang baik ketika dipergunakan
secara keliru akan mendatangkan keburukan. Ilmu pengetahuan

32 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


yang diperkenankan Tuhan untuk dimiliki dan dikembangkan
oleh manusia ketika tidak dikendalikan dengan tepat justru
berpotensi menghancurkan sesama. Lantas bagaimana seharusnya
seorang beriman mempergunakan ilmu pengetahuan dari Tuhan..?

Bacaan hari ini dimulai dari cerita menjelang bangsa Israel


memasuki tanah perjanjian. Bertahun-tahun dan generasi dari
generasi mereka hidup dalam pemeliharaan Tuhan. Mereka
memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana hidup
bersama Tuhan. Namun ketika mereka hendak masuk ke tempat
yang baru, bangsa itu akan berjumpa dengan hal-hal yang selama
ini belum mereka ketahui. Ada nilai-nilai hidup bangsa-bangsa
lain yang bisa mempengaruhi kehidupan mereka. Maka dalam
pesannya, Musa menubuatkan hadirnya utusan yang akan
memperdengarkan perkataan Tuhan. Bangsa itu tidaklah cukup
hanya tahu tentang Tuhan, namun harus hidup dalam tuntunan
Tuhan itu. Ada kasih Tuhan yang harus senantiasa disadari dan
menuntun menuju kepada kehendak Tuhan karena pengetahuan
tentang Tuhan tidaklah cukup untuk hidup sebagai anak-anak-
Nya. Hal ini ditegaskan dalam bacaan Markus di mana roh jahat
juga mengetahui bahkan mengenal Yesus dengan baik. Yang
membedakan adalah roh jahat itu tidak menghidupi kasih Tuhan
sehingga perbuatannya tidaklah mendatangkan kebaikan, sebaliknya
justru keburukan yang dihasilkan. Pengusiran Yesus kepada roh
jahat itu bermakna bahwa pengetahuan tentang Tuhan jika tidak
dilandasi dengan kasih tidak bermakna apapun, malah juga tidak
berkenan kepada Tuhan. Maka Paulus menasehati orang percaya
di Korintus untuk memperhatikan pilihan-pilihan sikap dalam
hidup bersama. Di tengah keberagaman nilai dan penghayatan
iman, pengetahuan harus dituntun oleh kasih agar menghasilkan
pilihan-pilihan sikap yang membangun kehidupan. Bacaan Korintus

Khotbah Jangkep Januari 2024 33


seharusnya tidak disederhanakan hanya pada persoalan boleh
dan tidak boleh untuk makan, namun ada pertanyaan yang lebih
dalam yakni apakah jika memilih makan atau tidak makan akan
membangun kehidupan bersama..? Di sinilah kualitas seorang
beriman diuji, yakni untuk mengolah pengetahuan bersama
dengan kasih untuk mewujudkan kehendak Tuhan.

Dalam hidup di masa sekarang, ada banyak hal yang memiliki


dua sisi yang seolah berseberangan namun melekat tak terpisahkan.
Media sosial, teknologi, dunia digital, dan masih banyak hal lain
menjadi dua sisi mata uang yang dihidupi oleh umat. Perkembangan
ilmu pengetahuan tidak bisa dielakkan dan pasti merembes
bahkan membanjiri kehidupan beriman. Maka sudah bukan
saatnya berdebat tentang mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh, misalnya persembahan transfer, membaca Alkitab dengan
gadget, dsb. Yang lebih penting adalah menanamkan pengelolaan
kemajuan ilmu pengetahuan itu dengan kasih sehingga menghasilkan
sikap yang bertanggung jawab. Umat diajak untuk merefleksikan
panggilan kasih Tuhan yang dikumandangkan dalam kehidupan
bersama, sehingga setiap hal yang dipergunakan menjadi sarana
untuk mewujudkan kasih itu. Mempergunakan gadget dengan
bijak bisa menjadi sarana untuk menyebarkan kebaikan dan
kasih Tuhan. Menggunakan uang digital untuk persembahan juga
menjadi media untuk mengucap syukur. Di sini Gereja, dengan
orang beriman di dalamnya, diajak untuk berolah diri merasakan,
menghayati, dan kemudian merayakan kasih Tuhan dalam hidup
bersama. Tuhan memberkati. Amin.

34 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


KHOTBAH JANGKEP BASA JAWA
ANTAWISIPUN PANGERTOSAN LAN KATRESNAN

Punapa ingkang badhe kita tindakaken menawi kita nampi potlot


(pensil)..? Saperangan saking kita badhe ngginakaken kangge
nyerat wonten ing kertas. Saperangan badhe nggambar ingkang
endah. Saperangan sanes badhe damel gambar garis-garis, nyathet,
lsp. Nanging tumraping John Wick, potlot punika kadadosaken
piranti kangge mejahi tiyang sanes. Bab punika kacariyosaken
wonten ing film John Wick Part I lan John Wick Part 2, ing pundi
John Wick ingkang dados tokoh utama nate mejahi tiyang cacah
tiga namung ngginakaken satunggal potlot. Menawi ningali malih
bab alesan lan tujuwan damel potlot, temtu kita sarujuk menawi
potlot punika piranti kangge nyerat utawi nggambar. Kadamel
saking kajeng ingkang kawangun lan dipun iseni grafit, potlot
punika gampil kaginakaken awit menawi lepat utawi klentu
saged dipun busak ngangge setip karet lajeng dipun leresaken.
Menawi kita nyuwun pirsa ingkang kawitan damel potlot, temtu
punika wangsulanipun. Mila ingkang katindakaken dening John
Wick ingkang ngginakaken potlot dados gaman kangge mejahi
temtu mboten trep kaliyan tujuwan sakawit damel potlot punika.
Mboten namung bab potlot, kathah bab sanes ingkang dipun
ginakaken mboten kanthi samesthinipun lan nyimpang saking
tujuwanipun kadamel malah ndadosaken prakawis ingkang
awon. Bom, tuladhanipun, ingkang suwaunipun kadamel kangge
mecah sela lan gunung supados saged munpangati sacara ekonomi
lajeng dipun ginakaken kangge ngrisak lan mejahi mengsah ing
satengahing prang. Bab ingkang asalipun nggadhahi tujuwan
ingkang sae nalika dipun ginakaken kanthi klentu badhe nuwuhaken
prakawis ingkang awon. Pangretosan peparingipun Gusti ingkang
dipun gadhahi lan kabudidaya dening manungsa nalika mboten

Khotbah Jangkep Januari 2024 35


saged dipun kemudheni kanthi samesthinipun malah ndhatengaken
karisakan tumrap sesami. Lajeng kados pundi tiyang pitados
migunakaken pangretosan peparingipun Gusti Allah?

Waosan dinten punika kawiwitan saking cariyos nalika bangsa


Israel badhe lumebet ing tanah prajanjian. Dangu sanget bangsa
punika gesang wonten ing pangrimatipun Gusti. Bangsa punika
sampun nggadhahi pangretosan ingkang cekap bab gesang
sesarengan kaliyan Gusti. Nanging nalika badhe lumebet ing
papan ingkang anyar, bangsa punika badhe mrangguli prakawis-
prakawis ingkang dereng nate dipun sumerepi. Wonten prakawis-
prakawis gesangipun bangsa-bangsa sanes ingkang badhe dipun
prangguli ingkang saged ngewahi cara gesang bangsa punika.
Mila Musa wonten paring pitedah lan wangsit bilih badhe wonten
utusan ingkang ngundhangaken pangandikanipun Gusti. Bangsa
punika mboten pareng rumaos cekap namung mangretos ing bab
Gusti, ananging kedah gesang wonten ing salebeting panuntunipun
Gusti, wonten ing katresnanipun Gusti ingkang kedah dipun
raosaken, lan nuntun dhumateng karsanipun Gusti, amargi
pangretosan bab Gusti Allah temtu taksih kirang kangge gesang
minangka putranipun Gusti. Bab punika ugi kaandharaken
dening Markus bilih dhemit ugi mangretos bab Gusti Yesus
kanthi sae. Ingkang mbedakaken inggih punika dhemit mboten
gesang ing katresnanipun Gusti satemah tumindakipun mboten
ngasilaken kasaenan. Kosok wangsulipun malah ndhatengaken
prakawis awon. Gusti Yesus ingkang nundhung dhemit nedahaken
bilih pangretosan bab Gusti, menawi mboten dipun landhesi
katresnan mboten badhe munpangati, malah ugi mboten dipun
kersakaken dening Gusti Allah. Mila Rasul Paul ngengetaken
pasamuwan ing Korinta supados nggatosaken pilihan-pilihan
tumindak ing satengahing gesang sesarengan. Ing satengahing
maneka warni cara gesang lan kapitadosan, pangretosan kedah

36 Panduan Merayakan Liturgi Gereja


katuntun dening katresnan supados nguwohaken pilihan tumindak
ingkang mbangun gesang sesarengan. Waosan Korinta mboten
saged kawaos namung mligi bab pareng lan mboten pareng
nedha, nanging wonten pitakenan ingkang langkung lebet inggih
punika memawi pilih nedha utawi mboten nedha punapa badhe
mbangun gesang sesarengan? Ing ngriki bobotipun tiyang pitados
badhe ketingal srana ngolah pangretosan sesarengan kaliyan
katresnan kangge mujudaken karsanipun Gusti.

Ing jaman sapunika kathah bab ingkang nggadhahi kalih sisih


ingkang kados-kados aben ajeng ananging ugi sesarengan tanpa
saged kapisahaken. Media sosial, teknologi, jagad digital, lan
sanes-sanesipun kadosdene kalih sisih arta ingkang dipun gegesang
dening pasamuwan. Kamajenganing pangretosan mboten saged
dipun tampik lan badhe lumebet ing gesangipun tiyang pitados.
Mila sapunika sanes wekdalipun malih pirembagan bab pundi
ingkang pareng lan pundi ingkang mboten pareng, upamipun bab
pisungsung srana transfer, maos Kitab Suci ngginakaken gadget,
lsp. Ingkang langkung wigati inggih punika nanemaken cara
ngginakaken kamajenganing pangretosan sinarengan katresnan,
satemah mujudaken sikep gesang ingkang trep. Pasamuwan
kabereg ngraos-raosaken timbalan katresnanipun Gusti, ingkang
dipun undhangaken ing satengahing gesang sesarengan, satemah
saged dipun ginakaken kangge mujudaken katresnan punika.
Ngginakaken piranti gadget kanthi wicaksana saged dados cara
mbabar kasaenan lan katresnanipun Gusti. Migunakaken arta
digital kangge pisungsung ugi dados sarana ngaturaken panuwun.
Ing ngriki, Greja kalebet tiyang pitados, kabereg ngolah dhiri
ngraosaken, nggegesang, lan mahargya katresnanipun Gusti ing
satengahing gesang sesarengan. Amin

Khotbah Jangkep Januari 2024 37


38 Panduan Merayakan Liturgi Gereja

You might also like