Professional Documents
Culture Documents
01 KOTJANG Januari 2024
01 KOTJANG Januari 2024
Januari 2024
Tema: Selalu Baru Tiap Hari
TUJUAN:
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Pengkhotbah 3:1-13
Tanggapan : Mazmur 8
Bacaan II : Wahyu 21:1-6b
Bacaan Injil : Matius 25:31-46
KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Advent dan Natal
2023 yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah
Jawa Tengah
TUJUAN:
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Kejadian 1:1-5
Tanggapan : Mazmur 29
Bacaan II : Kisah Para Rasul 19:1-7
Bacaan Injil : Markus 1:4-11
KETERANGAN:
Bahan Kotbah Jangkep ada di dalam buku masa Advent dan Natal
2023 yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Wilayah
Jawa Tengah
TUJUAN:
Mengajak umat untuk tidak hanya sekadar “tahu” tetapi memiliki
kerinduan untuk “kenal” dengan Tuhan.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : 1 Samuel 3:1-20
Tanggapan : Mazmur 139:1-6, 13-18
Bacaan II : 1 Korintus 6:12-20
Bacaan Injil : Yohanes 1:43-51
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 9:1, 2
Kidung Panelangsa : KPJ 51:1, 4
Kidung Kasanggeman : KPJ 71:1, 3
Kidung Pisungsung : KPJ 154: -
Kidung Pangutusan : KPJ 452:1, 4
KETERANGAN BACAAN
I Samuel 3:1-20
Malam itu Samuel muda berhadapan dengan suara dari Pribadi
yang selama ini diketahuinya, namun belum dikenalnya. Sebagai
anak yang sejak kecil sudah dititipkan di Bait Allah, Samuel muda
tentu sudah belajar banyak mengenai sejarah perjalanan bangsa
Israel bersama TUHAN dan segala tata pranata kehidupan yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Meski demikian, nampaknya
hal ini hanya berhenti sebatas pada pengetahuan tentang TUHAN.
Apalagi di masa itu TUHAN jarang menyapa umat-Nya dengan
firman dan penglihatan-penglihatan, ditambah dengan kualitas
kerohanian yang bisa dikatakan tidak terlalu baik (pasal 2 tentang
I Korintus 6:12-20
Orang beriman di Korintus hidup dalam keragaman mengingat
asal-usul yang majemuk, Hal ini membuat mereka hidup dalam
nilai-nilai yang juga beragam. Maka muncul pertentangan dalam
tubuh jemaat Korintus berdasarkan nilai dan pengetahuan
masing-masing orang yang beragam. Maka Paulus menasihatkan
mereka untuk tidak sekadar menuruti pengetahuan manusia,
namun diajak untuk memahami bahwa kehendak Tuhanlah yang
Yohanes 1:43-51
Sebagai seorang Yahudi, Natanael hidup dalam stigma orang
banyak tentang Nazaret sebagai kota yang tidak menghasilkan
kebaikan. Agaknya anggapan ini dilandaskan kepada karakter
sebagian besar orang Nazaret yang cenderung berperilaku negatif.
Nazaret memang hanyalah kota kecil yang terletak sekitar 80 mil
dari Yerusalem. Melihat letak geografisnya sebagai kota yang
terletak pada jalur perdagangan dari Damaskus ke Galilea,
mungkin Natanael mendengar banyak kekacauan dan tindak
kriminal di sana, sehingga langsung menyimpulkan bahwa adalah
tidak mungkin jika seorang Mesias akan datang dari kota kecil
yang kacau situasinya seperti Nazaret. Pandangan ini berubah
180° ketika ia berjumpa dengan Yesus Sang Guru dan mengalami
perkenalan dengan lebih intim. Sapaan dan penegasan Yesus atas
Natanael memberi makna yang sangat mendalam. Yesus Sang
Guru tidak membiarkan Natanael hidup dalam “pengetahuan”-
nya, namun mengajak Natanael hidup dalam “pengenalan” yang
benar akan Yesus Orang Nazaret, Sang Guru.
TUJUAN
Mengajak umat untuk mendengarkan seruan pertobatan dari Tuhan
dan merespon dengan tepat.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yunus 3:1-5, 10
Tanggapan : Mazmur 62:6-13
Bacaan II : I Korintus 7:29-31
Bacaan Injil : Markus 1:14-20
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 29:1, 2, 4
Kidung Panelangsa : KPJ 70:1, 5
Kidung Kasanggeman : KPJ 78:1, 3
Kidung Pisungsung : KPJ 162:1 –
Kidung Pangutusan : KPJ 439:1-3
KETERANGAN BACAAN
Yunus 3:1-5, 10
Pertobatan Niniwe adalah buah dari kesatuan beberapa tindakan.
Yang pertama adalah seruan penghukuman dari Allah atas
kejahatan Niniwe. Artinya Allah memperhatikan apa yang
dilakukan oleh orang-orang Niniwe. Allah tidak membiarkan
kejahatan sekecil apapun dilakukan oleh umat-Nya. Yang kedua
adalah kesediaan Yunus untuk mengabarkan seruan Allah itu.
Setelah melewati proses yang tidak mudah, Yunus akhirnya mau
untuk menuju Niniwe memberitakan penghukuman Allah atas
kota itu. Tentu ini tidak mudah dan beresiko. Ia akan berhadapan
dengan bangsa besar yang bisa jadi tidak menerima perkataannya
dan malah menyakitinya. Dengan sadar ia mengambil keputusan
untuk memperingatkan Niniwe. Yang ketiga, respon Niniwe
ketika mendengar pemberitaan Yunus. Sebagai kota yang “besar
dan jahat” (Yun. 1:2), respon yang ditunjukkan oleh Niniwe
sangat indah. Mereka mendengarkan Yunus dan percaya kepada
Mazmur 62:6-13
Sekalipun memiliki kuasa yang besar sebagai raja Israel, toh
Daud sempat takut dan kewalahan ketika harus berhadapan
dengan pemberontakan Absalom. Ia merasa segala miliknya tidak
bisa memberi rasa tenteram dalam masa sulit itu. Di titik itulah
Mazmur 62 menunjukkan kepasrahan Daud kepada Tuhan Sang
Pemilik Kehidupan. Daud nampaknya sadar bahwa hanya dalam
Tuhanlah ada kesejatian, bukan pada hal-hal dunia yang selama ini
melekat padanya sebagai seorang raja besar. Daud memutuskan
untuk melekat kepada Tuhan dan itulah yang memampukan dia
bertahan di masa-masa sulitnya.
I Korintus 7:29-31
Dalam bagian bacaan ini nampaknya Paulus ingin menyoroti
keterikatan dengan hal-hal duniawi sebagai penghalang orang
beriman menyambut Kerajaan Allah. Hal-hal seperti pernikahan,
perasaan, dan kepemilikan yang terlalu dalam dipandang Paulus
sebagai potensi rintangan bagi orang beriman memfokuskan diri
pada Allah. Tentu ini bukan berarti Paulus menolak hal-hal tersebut.
Paulus mengingatkan agar jangan sampai hal-hal tersebut
mendominasi pemikiran orang beriman sampai melupakan
panggilan Allah atas mereka. Apalagi di “waktu yang singkat”,
menunjukkan adanya urgensi untuk mengelola keterikatan pada
dunia sehingga orang beriman siap untuk menyambut kehadiran
Allah. Kesediaan untuk mengarahkan diri kepada Allah mengatasi
hal-hal duniawi menjadi pokok pewartaan bagian ini.
TUJUAN
Umat dimengertikan bahwa kasih adalah alasan dan tujuan Tuhan berkarya
Atas dasar itu, umat didorong untuk tidak sekadar tahu tentang karya
Tuhan, tetapi menyelami kasih Tuhan serta menyebarkannya kepada
dunia
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Ulangan 18:15-20
Tanggapan : Mazmur 111
Bacaan II : I Korintus 8:1-13
Bacaan Injil : Markus 1:21-28
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 10:1, 4
Kidung Panelangsa : KPJ 63:1, 3
Kidung Kasanggeman : KPJ 435:1, 3
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1 –
Kidung Pangutusan : KPJ 450:1, 3
KETERANGAN BACAAN
Ulangan 18:15-20
Bacaan pertama ini merupakan bagian dari perkataan Musa
kepada bangsa Israel sebelum mereka memasuki tanah perjanjian.
Perjalanan sekian lama bersama Tuhan membuat bangsa itu tahu
banyak hal tentang Tuhan yang mereka sembah. Mereka tahu
apa yang membuat Tuhan senang dan apa yang membuat Tuhan
murka. Selama mereka berada dalam tuntunan Musa dan hidup
bersama dalam koloni perjalanan menuju tanah perjanjian, bisa
dikatakan kehidupan mereka terjaga walau tetap ada dinamika
iman yang terjadi. Masalahnya adalah saat bangsa itu nantinya
masuk ke tanah perjanjian dan menetap di sana, yang berarti
juga mulai bersosialisasi dengan bangsa-bangsa lain. Musa
melihat potensi degradasi iman seiring dengan didapatnya
pengetahuan-pengetahuan baru oleh bangsa Israel. Mereka akan
melihat nilai-nilai kehidupan yang baru dan bisa jadi akan
dibenturkan dengan nilai-nilai iman yang selama ini dihidupi.
Mazmur 111
Menyaksikan betapa besar perbuatan Tuhan mendorong kepada
rasa syukur dan pujian kepada Sang Pencipta. Hal-hal yang besar
bersama dengan hal-hal sederhana dirajut Tuhan dalam hidup
umat-Nya. Maka untuk bisa memahami dan merayakan kebaikan
Tuhan itu umat perlu membangun sikap takut akan Tuhan.
Kesadaran tentang siapa Tuhan, siapa kita, apa yang sudah Tuhan
kerjakan bagi umat, dan bagaimana seharusnya umat merespon
akan menolong untuk menempatkan diri secara tepat di tengah
segala karya Tuhan. Orang beriman didorong untuk tidak sekedar
tahu tentang hasil pekerjaan Tuhan, namun memahami mengapa
dan untuk apa Tuhan mengerjakan itu. Olah diri itu akan mendorong
kepada kerendahan hati untuk merawat iman kepada Tuhan.
I Korintus 8:1-13
Menjadi orang beriman yang menghayati karya penyelamatan
Allah seringkali membawa kepada pemahaman tentang kebebasan
untuk melakukan segala sesuatu. Salah satu yang dihadapi oleh
umat di Korintus adalah persoalan persembahan berhala. Sebagai
sebuah kota besar yang cukup heterogen, umat di Korintus
sangat mungkin berjumpa dengan orang-orang yang memiliki
kepercayaan yang berbeda. Bahkan dalam kebersamaan umat
Markus 1:21-28
Cerita orang yang kerasukan roh jahat di rumah ibadah sedikit
banyak bertentangan dengan pandangan sebagian orang yang
melihat rumah ibadat sebagai tempat yang tidak terjamah oleh
kuasa kegelapan. Yang lebih mencengangkan adalah bahwa roh
jahat yang merasuki ternyata juga tahu akan Yesus. Di sini Yesus
hendak menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman
tentang Allah tidaklah mencukupi untuk bertahan dari kuasa
kejahatan. Orang-orang yang rajin di rumah ibadah dan tahu
berbagai hal tentang keimanan tidak otomatis memiliki
kekebalan terhadap godaan serta gangguan, yang secara ekstrim
ditunjukkan melalui roh jahat yang merasuki manusia. Gangguan
dan godaan itu juga bisa berwujud hal-hal lain yang seolah tidak
bertentangan dengan kehendak Allah, misalnya uang,
kedudukan, ambisi, dll. Namun di sini Yesus mengajarkan bahwa
30 Panduan Merayakan Liturgi Gereja
pengetahuan tentang Allah harus dibarengi dengan kasih yang
mewujud agar orang beriman benar-benar mampu mengenal
Allah. Segala laku rohani dan pembelajaran tentang Allah harus
disertai olah diri untuk memahami kehendak Allah serta
berjuang untuk mewujudkannya. Yesus tidak menganggap
penting pengetahuan roh jahat itu terhadap diri-Nya. Ia melihat
karya dari roh jahat yang tidak selaras dengan kehendak Allah
sehingga melawannya. Pun demikian dengan hidup beriman.
Ketaatan dan pengetahuan tentang Allah tidak dinilai oleh Allah
ketika laku kehidupan tidak mencerminkan Allah. Maka sudah
sepatutnya orang beriman berolah diri mewujudkan kasih Allah
bagi kehidupan.
Apa yang akan kita lakukan jika kita diberikan sebatang pensil..?
Sebagian dari kita akan mempergunakannya untuk menulis di
kertas. Sebagian lain akan menggunakannya untuk menggambar
dengan indah. Sebagian lainnya akan menggunakan untuk
mengarsir, untuk mencatat, dsb. Namun di tangan seorang John
Wick, pensil adalah alat yang efektif untuk membunuh orang
lain. Hal itu diceritakan dalam film John Wick Part 1 dan John
Wick Part 2 dimana sang tokoh utama, yakni John Wick
diceritakan pernah membunuh 3 orang di bar hanya dengan
sebatang pensil. Jika menilik pada alasan dan tujuan pembuatan
pensil, tentu kita akan sepakat bahwa pensil diciptakan untuk
menjadi salah satu pilihan alat tulis. Terbuat dari kayu yang
dibentuk dan diisi dengan batang grafit, pensil adalah alat tulis
yang efektif sekaligus mudah digunakan karena jika terjadi
kesalahan akan dapat direvisi dengan menggunakan penghapus
karet. Mungkin jika kita bertanya pada pencipta pensil, jawaban
itulah yang akan diberikan. Maka apa yang dilakukan oleh John
Wick dengan mempergunakan pensil sebagai senjata untuk
membunuh akan menyalahi alasan dan tujuan pembuatan pensil
itu sendiri. Bukan hanya pensil, ada banyak hal lain yang
dipergunakan dengan tidak semestinya dan menyalahi alasan
serta tujuan pembuatannya sehingga justru menghadirkan
keburukan. Bom misalnya, awalnya diciptakan untuk mempermudah
penghancuran batu dan bukit untuk kepentingan ekonomi, namun
kemudian justru dipergunakan untuk menyakiti orang lain bahkan
menghancurkan lawan dalam sebuah peperangan. Sesuatu yang
awalnya diciptakan dengan tujuan yang baik ketika dipergunakan
secara keliru akan mendatangkan keburukan. Ilmu pengetahuan