You are on page 1of 44

Sujarwo, Tristanti, Widyaningsih

PENGELOLAAN
SAMPAH ORGANIK & ANORGANIK

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH


FA K U LTA S I L M U P E N D I D I K A N
U N I V E R S I TA S N E G E R I Y O G YA K A R TA
2014
Oleh:
Dr. Sujarwo, M. Pd.
Widyaningsih, M. Si.
Tristanti, M. Pd.

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
2014
Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
Perkembangan dan pembangunan masyarakat terus
berlanjut setiap saat. Kondisi ini mendorong akselerasi kemampuan
dan ketahanan masyarakat dalam menyikapi dan mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam era yang terus berkembang dinamis itu, program
studi pendidikan luar sekolah semakin dituntut untuk lebih
profesional dalam mengampu pembelajaran, khususnya dalam
pemberdayaan masyarakat demi terwujudnya pendidikan yang
bermutu pada tataran satuan pendidikan di masyarakat.
Pengembang pendidikan luar sekolah dituntut untuk meningkatkan
profesionalismenya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan.
Salah satu program kegiatan pendidikan luar sekolah adalah
pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal. Masyarakat
korban erupsi merapi membutuhkan stimulus dalam
membelajarkan diri dan lingkungannya agar mandiri.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


Akhirnya, semoga kegiatan ini bermanfaat dan berdampak
positif terhadap peningkatan mutu pendidikan di tanah air. Selamat
mengikuti kegiatan ini, semoga sukses.

Yogyakarta, Oktober 2014

Pengembang Program

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia)
yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun
anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan
dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga dibuang ke
lingkungan) (Nasih, 2010:1).
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tinggi jumlah
penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus
meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan
biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas.
Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan
dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Permasalahan tentang sampah yang hingga kini belum
ditemukan solusinya secara global. Penanganan sampah yang
ada selama ini bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe),
yakni memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang
lain (TPS/TPA) (Aliedha, 2010:6). Bila ini terus dilakukan
maka dalam beberapa dekade ke depan bumi akan penuh
dengan sampah.
Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak
membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari
lingkungan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk
memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal ini

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber
daya yang masih bisa dimanfaatkan dan bahkan memiliki
nilai ekonomi. Pandangan tersebut seiring dengan semakin
langkanya sumber daya alam dan semakin rusaknya
lingkungan.
Berbiacara mengenai sampah tidak dapat dipisahkan
dari perempuan. Sebenarnya perempuan berpotensi besar
dalam penanganan sampah. Maka melibatkan perempuan
dalam pengelolaan sampah adalah salah satu cara terbaik
yang dapat ditempuh demi terciptanya lingkungan hidup
yang lebih baik di masa mendatang. Namun seringkali
perempuan belum memiliki pemahaman yang cukup
tentang pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah
tangga. Perempuan memiliki andil yang sangat besar di
kehidupan rumah tangga masing-masing, sehingga
perempuan akan lebih mudah mengorganisir gerakan-
gerakan pro lingkungan di lingkup rumah tangga masing-
masing.
Peristiwa erupsi gunung merapi yang terjadi dan di
susul dengan erupsi pada hari-hari berikutnya
mengakibatkan berbagai permasalahan di kawasan ini.
Wilayah Kecamatan Cangkringan dan kecamatan
Pakembinangun sebelah utara merupakan kawasan yang
paling parah diterjang awan panas dan guguran lava
gunung merapi. Sejumlah sarana dan prasarana penunjang
kehidupan masyarakat di daerah tersebut luluh lantah

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


ditelan awan panas yang sangat ganas, Di samping itu, guguran
abu vulkanik dan lahar dingin juga menyebabkan rusaknya
beberapa sarana-prasarana, lingkungan di wilayah kecamatan
Cangkringan Sleman. Kerusakan tidak hanya masalah
pembangunan fisik saja yang dihadapi pasca bencana, akan
tetapi menyangkut seluruh ekosistem yang ada, baik keadaan
alam, lingkungan fisik maupun sosial masyarakat yang sangat
memprihatinkan.
Data yang diperoleh dari Posko Bencana Kabupaten
Sleman tahun 2011 bahwa akibat bencana erupsi gunung
merapi ditaksir menimbulkan kerugian material masyarakat
Kabupaten Sleman kurang lebih 1 trilyun belum termasuk
kerugian material lainnya yang belum terdeteksi, termasuk
kerugian immaterial yang jauh lebih sulit diperkirakan (Agus
Harjito, Jaka Sriyana dan Hartini, 2011). Dari kejadian letusan
gunung berapi yang disertai dengan awas panas dan dilanjutkan
dengan banjir lahar dingin, mengakibatkan hancurnya sebagian
besar potensi masyarakat di kabupaten Sleman termasuk
Kecamatan Cangkringan, seperti; perdagangan, peternakan,
pariwisata, perikanan, penghijauan, perkebunan pertanian dan
industri kecil. Melihat kondisi tersebut, ada sebagian warga
masyarakat yang pasrah, kurang peduli pada lingkungan,
memilih bekerja penjual pasir, buruh bangunan dan enggan
memperhatikan lingkungan termasuk pengelolaan sampah.
Pemberdayaan perempuan melalui pelatihan
pengelolaan sampah sangat tepat untuk masyarakat cangkringan

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


Pengelolaan sampah tidak hanya bermanfaat bagi
lingkungan tetapi juga dapat menambah pendapatan
keluarga.
B. Sasaran
Sasaran dari pelatihan pengelolaan sampah masyarakat
di kelurahan Glagaharjo dan warga masyarakat yang
tinggal di lokasi hunian tetap (huntap) Banjarharjo
Glagaharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini, adanya
alumni pelatihan pengelolaan sampah yang bermuatan
kecakapan hidup yang memiliki pengetahuan, kesadaran
dan keterampilan dalam memanfaatkan sampah sehingga
tercipta lingkungan yang nyaman, bersih dan produktif.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


PETUNJUK BELAJAR

Sebelum menggunakan modul ini terlebih dahulu perhatikan


petunjuk belajar berikut:
1. Pahamilah materi setiap bab dan sub bab dalam buku ini secara
tuntas
2. Persiapkan secara lengkap bahan dan alat yang dibutuhkan
dalam kegiatan
3. Ikutilah tahapan-tahapan dalam setiap langkah pembuatan
4. Lakukan secara cermat
5. Selamat mempraktikan

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah memahami isi modul ini warga belajar dapat


mengelola sampah dengan baik
2. Melalui pengelolaan sampah ini warga belajar dapat
memperhitungkan untung rugi secara benar

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik
i 

DAFTAR ISI

A. BAB I
SAMPAH..................................................................... 1
a. Pengertian Sampah ................................................. 1
b. Sumber Sampah...................................................... 1
c. Jenis Sampah .......................................................... 5

B. BAB II
PENGELOLAAN SAMPAH ..................................... 9
a. Pemilahan Sampah ................................................. 9
b. Pengolahan Sampah ............................................... 10
c. Nilai Ekonomi Sampah .......................................... 10
d. Manfaat Mengelola Sampah................................... 11

C. BAB III
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK
(KOMPOS) ................................................................. 12
a. Menggunakan Keranjang Takakura ....................... 12
b. Komposter .............................................................. 15
c. Kompos Rumah tangga Lahan Luas ...................... 15

D. BAB IV
PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
(KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS) ................ 18
a. Pembuatan Bubur Kertas ........................................ 18
b. Aneka Kerajinan dari Bubur Kertas ....................... 20

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


ii 

E. BAB V
ANALISIS EKONOMI ........................................... 25
a. Penghitungan Kompos Menggunakan
Keranjang Takakura............................................. 25
b. Penghitungan Kompos Menggunakan
Komposter............................................................ 25
c. Penghitungan Kompos Menggunakan Lahan
Luas...................................................................... 26
d. Penghitungan Celengan ....................................... 26
e. Penghitungan Bros/Pin ........................................ 27
f. Penghitungan Gantungan Kunci .......................... 27
DAFTAR PUSTAKA

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


1 

BAB I
SAMPAH

A. Pengertian Sampah
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang
berwujud padat baik berupa zat organik maupun anorganik
yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan dianggap
sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan
(Nasih, 2010:1).
Definisi sampah menurut UU-18/2008 adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat.
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah
penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus
meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan
biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas.
Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak
membahayakan kesehatan menusia dan tidak mencemari
lingkungan. Pengelolaan sampah juga diakukan untuk
memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia.
B. Sumber Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Proses yang dimaksud adalah
merupakan proses yang dilakukan oleh manusia, dalam proses-
proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


2 

yang tak bergerak. Sampah berupa padat, cair, dan gas.


Sampah yang berupa gas disebut emisi. Emisi biasa juga
dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah banyak dihasilkan
oleh aktivitas industri yang kemudian dikenal dengan istilah
limbah. Tidak hanya industri, limbah dapat pula dihasilkan
dari klegiatan pertambangan, manufaktur (proses pabrik),
dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi
samah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-
kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Menurut Gilbert dalam Komang Ayu (2008:19) sumber-
sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut :
1. Sampah dari Pemukiman Penduduk
Pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh
suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik,
seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah,
kering, abu plastik dan lainnya.

Gambar 1. Sampah dari pemukiman penduduk

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


3 

2. Sampah dari Tempat – Tempat Umum dan Perdagangan


Tempat-tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan
banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat
– tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam
memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti
pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya
berupa sisa – sisa makanan, sampah kering, abu, plastik,
kertas, dan kaleng- kaleng serta sampah lainnya.

Gambar 2.
Sampah dari tempat – tempat umum dan perdagangan

3. Sampah dari Sarana Pelayanan Masyarakat Milik


Pemerintah
Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum,
pantai, masjid, rumah sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana
pemerintah lainnya yang menghasilkan sampah kering dan
sampah basah.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


4 

Gambar 3.
Sampah dari sarana pelayanan masyarakat
milik pemerintah

4. Sampah dari Industri


Dalam pengertian ini termasuk pabrik – pabrik sumber
alam perusahaan kayu dan lain-lain, kegiatan industri, baik
yang termasuk distribusi ataupun proses suatu bahan
mentah. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya
sampah basah, sampah kering abu, sisa-sisa makanan, sisa
bahan bangunan.

Gambar 4. Sampah dari industri

5. Sampah Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah
pertanian, misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang
Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik
5 

atau sawah yang dihasilkan berupa bahan makanan pupuk


maupun bahan pembasmi serangga tanaman.

Gambar 5. Sampah Pertanian

C. Jenis Sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka
ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah
industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian,
sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan
menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :

Gambar 7. Jenis sampah

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


6 

1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari
bahan – bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba
atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah
dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk
sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa – sisa
makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik),
tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.

2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari
bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik
maupun hasil proses teknologi pengolahanbahan tambang.
Sampah an organik dibedakan menjadi : sampah logam dan
produk – produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas,
sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar
anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme
secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian
lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol
plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Gelbert dkk,
1996).

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


7 

Berdasarkan keadaan fisiknya sampah dikelompokkan atas :


1. Sampah basah (garbage)
Sampah golongan ini merupakan sisa – sisa pengolahan
atau sisa sisa makanan dari rumah tangga atau merupakan
timbulan hasil sisa makanan, seperti sayur mayur, yang
mempunyai sifat mudah membusuk, sifat umumnya adalah
mengandung air dan cepat membusuk sehingga mudah
menimbulkan bau.

Gambar 8. Sampah basah


2. Sampah kering (rubbish)
Sampah golongan ini memang diklompokkan menjadi 2
(dua) jenis:
a. Golongan sampah tak lapuk. Sampah jenis ini benar-benar
tak akan bisa lapuk secara alami, sekalipun telah memakan
waktu bertahun – tahun, contohnya kaca dan mika.
b. Golongan sampah tak mudah lapuk. Sekalipun sulit lapuk,
sampah jenis ini akan bisa lapuk perlahan – lahan secara alami.
Sampah jenis ini masih bisa dipisahkan lagi atas sampah yang
mudah terbakar, contohnya seperti kertas dan kayu, dan

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


8 

sampah tak mudah lapuk yang tidak bisa terbakar, seperti


kaleng dan kawat.(Gelbert dkk., 1996).

Gambar 9. Sampah kering

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


9 

BAB II
PENGELOLAAN SAMPAH

A. Pemilahan Sampah
Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah
organik dan non organik dan ditempatkan dalam wadah yang
berbeda. Pemilahan sampah menjadi sangat penting untuk
mengetahui sampah yang dapat digunakan dan dimamfaatkan.

Gambar 10. Pemilahan sampah


Pemilahan sampah sebaiknya dilakukan sejak dari
sumbernya, termasuk sampah rumah tangga. Di bawah ini
adalah contoh bagan pemilahan sampah rumah tangga.

Gambar 11. Bagan pemilahan sampah rumah tangga


Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik
10 

B. Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah dengan menerapkan konsep 3R
yaitu:
1. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan
sampah-sampah tertentu yang masih memungkinkan
untuk dipakai (penggunaan kembali botol-botol
bekas).
2. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi
segala sesuatu yang dapat menimbulkan sampah
serta mengurangi sampah-sampah yang sudah ada.
3. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-
sampah tertentu untuk diolah menjadi barang yang
lebih berguna (daur ulang sampah organik menjadi
kompos atau sampah anorganik menjadi aneka
kerajinan).
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam
lingkup sekolah, dikumpulkan ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS) yang telah disediakan
untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

C. Nilai ekonomi sampah


Pada dasarnya, sampah merupakan sumber daya
yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Artinya, sampah memiliki nilai ekonomi jika manusia
dapat mengolahnya dengan cara atau metode tertentu.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


11 

Manfaat ekonomi sampah telah dirasakan oleh banyak


kalangan, mulai dari pemulung, industri rumah tangga sampai
industri yang lebih besar. Para pemulung mengumpulkan
sampah dan menjualnya kepada agen tanpa melalui proses
pengolahan terlebih dahulu. Lain halnya dengan industri rumah
tangga, yang mengolah sampah menjadi barang jadi atau
setengah jadi. Mereka memanfaatkan sisa-sisa produksi yang
tidak terpakai menjadi produk baru yang bernilai ekonomi.

D. Manfaat Mengelola Sampah.


Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari mengelola
sampah, diantaranya:
1. Sebagai pupuk organik, sampah dapat menyuburkan
tanaman.
2. Lingkungan yang bersih dapat mencegah terjangkitnya
berbagai macam bibit penyakit.
3. Dengan tidak membuang sampah sembarangan seperti di
sungai atau saluran air, akan dapat mencegah terjadinya
banjir.
4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dengan mendaur ulang
sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


12 

BAB III
PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK
(KOMPOS)

Salah satu jenis pupuk organic adalah kompos. Kompos


adalah bahan-bahan organic (sampah organic) yang telah
mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antara
mikroorganisme (bakteri pembusuk) yang bekerja di
dalamnya. Bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan,
rumput, jerami, sisa-sisa ranting, kotoran hewan (padat/cair)
dan lain-lain.
Teknik pembuatan kompos ada tiga macam yaitu
menggunakan keranjang, komposter dan lahan luas.
A. Menggunakan Keranjang Takakura
Cara pembuatan kompos dengan menggunakan
keranjang takakura sebagai berikut:
1. Isi keranjang kompos
a. Dua buah bantal berisi sekam
b. Karton sebagai dinding
c. Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator
/Stater : air leri/air beras, jus tape, E4
d. Sampah organik terutama daun/sisa sayuran
e. Kain gelap sebagai penutup

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


13 

Gambar 12. Gambar keranjang takakura


2. Cara Penggunaan
a. Keranjang dilapisi dengan karton dengan diikat
menggunakan bendrat/kawat sebagai dinding.
b. Bagian bawah/dasar bantal sekam/sabut.
c. Sampah organik dicacah/dipotong 2 – 4cm, dicampur
Mikroorganisma pengurai sebagai aktivator/Stater
kemudian dimasukkan kedalam keranjang.
d. Setelah hampir penuh ditutup dengan bantal
sekam/sabut dan ditutup dengan kain gelap kemudian
keranjang ditutup kembali.

Gambar 13. Isi keranjang takakura

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


14 

3. Cara Perawatan
Cara perawatan pembuatan kompos dengan
menggunakan keranjang antara lain:
a. Hindarkan dari terik sinar matahari langsung
b. Hindari dari air hujan/ditaruh ditempat yang
teduh
c. 4-5 hari sekali keranjang dilihat apakah
komposnya sudah kering
Kalau sudah kering dibasahi lagi dengan air lakukan
terus sampai seluruh sampah menjadi hitam, hancur.
4. Cara Memanen
Cara memanen kompos dari keranjang takakura
sebagai berikut:
a. Kalau sudah menjadi seperti tanah
dipanaskan/dijemur sebentar kemudian diayak
b. Kemudian dipak dalam plasik sesuai dengan
kebutuhan
c. Ditempatkan di tempat yang teduh
d. Bisa digunakan sebagai stater awal pembuatan
kompos

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


15 

B. Komposter
Cara pembuatan kompos dengan menggunakan komposter
sangat sederhana seperti gambar berikut ini:

Gambar 14. Komposter dan Tahap-Tahap Pembuatan Kompos

C. Kompos Rumah Tangga Lahan Luas


Pembuatan kompos rumah tangga lahan luas sebagai
berikut :
1. Bahan-bahan yang dipersiapkan
a. Sampah organik yang akan dikomposkan seperti sisa
daun-daunan, sisa sayuran, atau sampah dapur
b. Mikroorganisme pengurai sebagai aktivator /Stater : air
leri/air beras, jus tape, E4. Boleh juga dengan
menggunakan pupuk kandang atau pupuk buatan.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


16 

c. Lembaran plastik untuk alas dan tutup kompos

2. Proses persiapan dan menyusun tumpukan sampah


a. Pada lokasi tempat pembuatan kompos harus
ditempat yang teduh tau dibawah atap. Buat
dua buah lubang galian dengan ukuran panjang
2 meter; lebar 1 meter; dan dalam 0,5 meter.
Galian kedua dibuat sejajar dan disamping
galian pertama, galian ini diperluakan untuk
memindah-mindahkan sampah sekali seminggu
dengan membalik-balik.

Gambar 15. Lubang untuk pembuatan kompos


b. Cacah sampah organik untuk mempercepat
proses pengomposan.
c. Sampah dimasukkan dalam galian setinggi 30
cm, dipadatkan dan disiram air untuk
mempertahankankan kelembaban kompos. Di
atas sampah ditaburkan mikroorganisme

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


17 

pengurai/stater (air leri/air beras, jus tape, E4. Boleh


juga dengan menggunakan pupuk kandang atau pupuk
buatan). Beri tanah setebal 5 cm di atas sampah.
d. Lapisan-lapisan seperti di atas dibuat terus sampai
ketinggian sekitar 1,5 meter, akhirnya ditutup dengan
plastik untuk mencegah penguapan air.
e. Seminggu sekali dilakukan pembalikan kompos dengan
cara memindahkannya ke galian yang disebelahnya
yang telah disiapkan sebelumnya dengan susunan
seperti semula, akan tetapi tidak perlu ditambah
mikroorganisme pengurai/stater lagi, akhirnya tutup
dengan plastik.
f. Sampah ini akan menjadi kompos setelah 4-6 minggu
dan pada saat tersebut bau kompos hilang, pH-nya
sekitar 5,5 dan sudah dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


18 

BAB IV
PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK
(KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS)

A. Pembuatan Bubur Kertas


1. Alat dan Bahan
a. Baskom
b. Lem kanji
c. PVA (lem putih)
d. Koran Bekas
e. Air Secukupnya
f. Blender
2. Cara Membuat
a. Timbanglah kertas dengan perbandingan berat
kertas dan lem 2 : 1. Jadi jika kita
menggunakan lem (lem kanji 50% dan PVA
50%) 600 gr, kita harus merendam kertas
seberat 1.200 gr. Apabila menginginkan adonan
lebih banyak atau lebih sedikit, tetap dengan
perbandingan 2 : 1.
b. Rendam kertas yang sudah disobek-sobek
dalam ember yang berisi air selama sehari
semalam (lebih lama dari itu juga tidak ada-
apa).

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


19 

c. Hancurkan kertas dengan blender, sebaiknya dengan air


yang banyak agar blender tidak cepat panas atau
berhenti karena tidak kuat.

d. Pisahkan ampas kertas dari airnya menggunakan kain


katun dengan cara memerasnya.
e. Letakkan ampas yang tertinggal di kain katun ke dalam
baskom. Campur dengan lem kanji/PVA (lem putih).
f. Aduk rata dengan tangan. Bantu sedikit dengan air agar
lebih mudah mengaduknya. Aduk terus sampai ‘kalis’
atau lemnya tidak lengket-lengket di tangan.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


20 

B. Aneka Kerajinan dari Bubur Kertas


1. Celengan
Alat dan Bahan
a. Toples bekas
b. Cat air / acrylic
c. Kuas
d. Solder
e. Cetakan kue
f. Bubur kertas
Cara Membuat
a. Bubur kertas kemudian sedikit demi sedikit
ditempelkan ke toples secara merata.
b. Lubang toples sementara ditutup dengan kertas
karton supaya lubang tidak tertutup dengan
bubur kertas (lihat gambar).
c. Bentuk tempelan dapat disesuaikan dengan
permukaan.
d. Tambah dengan motif bintang ataupun bulatan
sesuai kreasi kita yang dicetak menggunakan
cetakan kue.
e. Setelah itu, toples yang sudah ditempel bubur
kertas diangin-anginkan supaya kering. Waktu
pengeringan agak lama bisa sampai 2 hari baru
kering dan sebaiknya tidak dijemur langsung ke
sinar matahari karena bubur kertas dapat retak-
retak dan kelihatan tidak rapih.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


21 

f. Setelah kering baru diwarnai dengan cat air dengan


warna-warni sesuai dengan keinginan kita.

Bubur kertas yang tidak terpakai ternyata masih cukup


banyak dan bisa dibuat hiasan seperti bintang, kucing,
dan bola. Prosesnya sama yaitu dibentuk sesuai pola
yang diinginkan kemudian diangin-anginkan. Pada
waktu masih basah warna agak gelap dan bila telah
kering warna akan menjadi putih. Setelah kering kita
beri warna dan sebagai hiasan tersebut ditunjukkan pada
gambar berikut ini.

Kerajinan (a) masih basah, (b) sudah kering, dan (c)


sudah jadi.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


22 

2. Bros/Pin
Alat dan Bahan
a. Peniti untuk bros
b. Lem tembak
c. Cat air/acrylic
d. Kuas
e. Palet
f. Cetakan kue
g. Sendok, garpu
h. Bubur kerta
Cara Membuat
a. Bentuk bubur kertas dengan menggunakan
cetakan kue atau sesuai dengan selera. Bisa
menggunakan sendok dan garpu untuk
membuat bentuk bunga.

b. Jemur hasil cetakan selama dua hari.


c. Hias hasil cetakan menggunakan cat air.
d. Setelah hiasan kering tempelkan peniti bros
dengan lem tembak.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


23 

3. Gantungan Kunci
Alat dan Bahan
a. Gantungan/ kawat/ tali
b. Cat air/acrylic
c. Kuas
d. Palet
e. Cetakan kue/puding
f. Bubur kertas
Cara Membuat
a. Siapkan cetakan kue, atau buat cetakan sendiri dengan
bentuk sesuai dengan keinginan.
b. Cetak bubur kertas ke dalam cetakan.
c. Lepaskan bubur kertas dari cetakan, lalu beri
gantungan. Gantungan dapat berupa tali atau kawat
halus.
d. Angin-anginkan gantungan kunci dari bubur kertas
hingga kering. Hindari menjemur gantungan kunci di
bawah sinar matahari langsung karena bubur kertas
dapat retak-retak.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


24 

e. Setelah kering, amplaslah agar permukaannya


halus.
f. Agar gantungan kunci makin cantik, warnailah
dengan cat air/acrylic.

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


25 

BAB V
ANALISIS EKONOMI

A. Perhitungan Kompos Menggunakan Keranjang Takakura

Sekam = Rp 2000,-
Karton = Rp 3000,-

Bahan baku 10kg


Hasil kompos 30% dari bahan baku

Hasil 30% x 10kg = 3 kg


Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,-

Keuntungan :
Penjualan – Modal
Rp 15.000,- – Rp 5000,- = Rp 10.000,-

B. Perhitungan Kompos Menggunakan Komposter

Pralon = Rp 15.000,-
Kran plastik = Rp 10.000,-
Drum bekas = Rp 30.000,-

Bahan baku = 100 kg


Hasil kompos 30% dari bahan baku

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


26 

Hasil 30% x 100kg = 30 kg


Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,-

Keuntungan :
Penjualan – Modal
Rp 150.000,- - Rp 55.000,- = Rp 95.000,-

C. Perhitungan Kompos Menggunakan Lahan Luas


Em4/pupuk = Rp 25.000,-
Plastik/terpal = Rp 30.000,-

Bahan baku 300kg


Hasil kompos 30% dari bahan baku

Hasil 30% x 300kg = 90 kg


Harga dipasaran 1kg = Rp 5000,-

Keuntungan :
Penjualan – Modal
Rp 450.000,- - Rp 55.000,- = Rp 395.000,-

D. Perhitungan Celengan
Lem kanji = Rp 1.000,-
PVA = Rp 2.000,-
Kuas = Rp 7.000,-
Acrylic = Rp 10.000,-

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


27 

Toples bekas 5 biji = Rp 7.500,-

Hasil = 5 biji
Harga celengan dipasar = Rp 10.000,-

Keuntungan :
Penjualan – Modal
Rp 50.000,- – Rp 27.500,- = Rp 22.500,-

E. Perhitungan Bros/Pin
Lem kanji = Rp 1.000,-
PVA = Rp 2.000,-
Kuas = Rp 7.000,-
Acrylic = Rp 10.000,-

Hasil = 25 biji
Harga bros/pin dipasaran = Rp 2.500,-

Keuntungan :
Penjualan – Modal
Rp 62.500,- – Rp 20.000,- = Rp 42.500,-

F. Perhitungan Gantungan Kunci


Lem kanji = Rp 1.000,-
PVA = Rp 2.000,-
Kuas = Rp 7.000,-

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


28 

Acrylic = Rp 10.000,-

Hasil = 25 biji
Harga gantungan kunci di pasaran = Rp 3.000,-

Keuntungan :
Penjualan – Modal
Rp 75.000,- – Rp 20.000,- = Rp 55.000,-

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


DAFTAR PUSTAKA

Agus Sugiono. 2012. Membuat Sendiri Kerajinan dari Bubur


Kertas. Diakses dari:
http://agussugiyono.wordpress.com/2012/06/16/membuat-
sendiri-kerajinan-dari-bubur-kertas/
Aliedha Noorrafisa Putri. 2010. Partisipasi Perempuan dalam
Pengelolaan Sampah melalui “Bengkel Kerja Kesehatan” di
Dusun Badegan Bantul. Diakses dari:
http://eprints.uns.ac.id/6143/1/211852511201108301.pdf
Anonim. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Diakses dari:
www.menlh.go.id/DATA/UU18-2008
Anonim. 2009. Pembuatan Kompos. Diakses dari:
http://www.menlh.go.id/DATA/Pembuatan_konpos.PDF
Gunawan Cavalera. 2013. Cara Buat Bubur Kertas dan Aneka
Kreasi Cantik. Diakses dari: http://ormitamedia.com/cara-
buat-bubur-kertas-dan-aneka-kreasi-cantik.html
Nasih Widya Yuwono. 2010. Pengelolaan Sampah yang Ramah
Lingkungan di Sekolah. Diakses dari:
http://nasih.files.wordpress.com/2011/05/2010-pengelolaan-
sampah-yang-ramah-lingkungan-di-sekolah.pdf
Ni Komang Ayu Artiningsih. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga. Diakses dari:
http://eprints.undip.ac.id/18387/1/Ni__Komang__Ayu__Arti
ningsih.pdf

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


Sukadi. 2012. Cara Membuat Kompos. Diakses dari:
http://stppyogyakarta.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/2-
CARA-MEMBUAT-KOMPOS-Sukadi.pdf

Pengelolaan Sampah Organik & Anorganik


JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FA K U LTA S I L M U P E N D I D I K A N
U N I V E R S I TA S N E G E R I Y O G YA K A R TA
2014

You might also like