You are on page 1of 12

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PT. PERTAMINA
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi Ketenagakerjaan)

Disusun Oleh Kelompok II :


Aji Dafriyansah 41153040210010
Ridwan Darmawan 41153040210022
Jeffi Ardiyansa 41153040210023
Rizqi Zahara Sulaeman 41153040210030
Yuli Nur Fauziah 41153040210021

UNIVERSITAS LANGLANG BUANA FAKULTAS ILMU


SOSIAL DAN PEMERINTAHAAN PROGRAM STUDI
D3 KEPOLISIAN
2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
2.1 Kebijakan dan Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................2
2.2 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja....................................................................2
2.3 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................ii

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan dari penerapan K3 secara umum ada tiga macam, yakni melindungi
pekerja dan orang lain di tempat kerja, menjamin setiap sumber produksi dapat
dipakai secara aman dan efisien, serta menjamin produksi berjalan lancar. K3
sangatlah penting keberadaannya dalam segala bidang usaha, mulai dari industri kecil
terlebih lagi industri besar. Apabila aspek-aspek K3 ini diabaikan maka akan rentan
terjadi kecelakaan kerja. Jika terjadi kecelakaan kerja, kerugian yang didapat bisa
bersifat ekonomi dan non ekonomi.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan
dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan
kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan
kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya.
PT. Pertamina (persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Produk yang
dihasilkan oleh PT. Pertamina (persero) adalah bahan bakar minyak, non-minyak, gas,
pelumas dan petrokimia. Sebagai suatu badan perusahaan, PT Pertamina tentunya
bertujuan mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perseroan
secara efektif, efisien dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan
ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebijakan dan Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
PT. Pertamina
2. Untuk mengetahui Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Pertamina
3. Untuk mengetahui Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Pertamina?
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan dan Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.
Pertamina?
2. Bagaimana Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pertamina?
3. Bagaimana Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Pertamina?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan dan Komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2.1.1 Kebijakan pelaksanaan K3 di PT. PERTAMINA
a. PT. PERTAMINA (Persero) telah menetapkan Kebijakan Mutu, K3, dan
Lingkungan, dimana isi dari kebijakan tersebut memuat visi, misi, dan
tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan, sifat dan skala risiko, serta
komitmen untuk memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Mentaati
peraturan perundangan yang berlaku dan persyaratan lainnya yang terkait,
perbaikan secara berkelanjutan, mencegah kecelakaan kerja, memastikan
kesehatan karyawan serta pencegahan pencemaran dan pelestarian
lingkungan hidup.
b. Top Management memastikan bahwa Kebijakan Mutu, K3, dan
Lingkungan telah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan personil
yang bekerja sesuai dengan prosedur komunikasi dan training.
c. Peninjauan Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan.
2.1.2 Komitmen PT. PERTAMINA terhadap K3
PT. PERTAMINA (Persero) telah menetapkan prosedur untuk
mengidentifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dampak lingkungan dari
seluruh proses kegiatan kerja di setiap area/bagian. Identifikasi dan evaluasi
dampak lingkungan telah mempertimbangkan kondisi Normal, Abnormal dan
Darurat. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dampak lingkungan akan
dikaji ulang setiap tahun dan atau apabila terjadi perubahan kegiatan
operasional yang dapat mempengaruhi potensi bahaya K3 dan dampak
lingkungan serta perubahan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya.
Cara mengidentifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko dampak lingkungan dan
cara Bahaya dan Penilaian Risiko dampak lingkungan di perusahaan, diatur
dalam Prosedur Bahaya dan Penilaian Risiko dampak lingkungan.
2.2 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2.2.1 Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Oengendalian Resiko
Identifikasi bahaya dilaksanakan guna menentukan rencana penerapan K3 di
lingkungan PT.PERTAMINA (Persero). Identifikasi bahaya ditunjukan pada
segala sumber, situasi maupun aktivitasyang berpotensi menimbulkan cedera
ataupun penyakit akibat kerja.
Identifikasi bahaya dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional PT.
PERTAMINA (Persero) ditempat kerja meliputi :
a. Aktivitas kerja rutin dan non-rutin.
b. Aktivitas semua pihak yang memasuki tempat kerja termasuk kontraktor,
pemasok, pengunjungdan tamu.
c. Budaya manusia, kemampuan manusia dan faktor manusia lainnya.

2
d. Budaya dari lingkungan luar tempat kerja yang dapat mengganggu
keselamatan dan kesehatantenaga kerja yang berada di tempat kerja.
e. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan/material di tempat kerja baik yang
disediakan PT.PERTAMINA (Persero) maupun pihak lain yang
berhubungan dengan PT. PERTAMINA(Persero).
f. Perubahan ataupun usulan perubahan dalam PT. PERTAMINA (Persero)
baik perubahanaktivitas maupun bahan/material/mesin yang digunakan.
g. Perubahan Sitem Manajemen K3 termasuk perubahan sementara dan
dampaknya terhadapoperasi, proses dan aktivitas kerja.
h. Penerapan perundang-undangan, persyaratan dan peraturan yang berlaku.
i. Desain tempat kerja, proses, instalasi mesin/peralatan, prosedur
operasional, struktur organisasitermasuk penerapannya terhadap
kemampuan manusia.
Identifikasi bahaya yang dilaksanakan memperhatikan faktor-faktor bahaya
sebagai berikut:
a. Biologi ( jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman, binatang).
b. Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun, berbahaya,
bertekanan, reaktif, radioaktif,oksidator, penyebab kanker, bahaya
pernafasan, membahayakan lingkungan, dsb).
c. Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/kendaraan/alat
berat, ketinggian, tekanan,suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik,
radiasi, kebisingan, getaran, dan ventilasi).
d. Biomekanik ( postur/posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang
serta ergonomi tempatkerja, komunikasi)
e. Psikis/Sosial ( berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian
manajemen, lingkungan sosialtempat kerja, kekerasan, dan intimidasi).
Identifikasi bahaya meliputi sumber-sumber bahaya sebagai berikut :
a. Manusia
b. Mesin/Peralatan
c. Material/Bahan
d. Metode
e. Lingkungan kerja
Identifikasi bahaya meliputi jenis-jenis bahaya sebagai berikut :
a. Tindakan tidak aman
b. Kondisi tidak aman
Penilaian resiko menggunakan pendekatan metode matriks resiko yang relatif
sederhana serta mudahdigunakan, diterapkan dan menyajikan representasi
visual di dalamnya.
Pengendalian resiko didasarkan pada hiraki sebagai berikut :
a. Eliminasi (menghilangkan bahaya).
b. Substitusi (mengganti sumber/alat/mesin/bahan/material/aktivitas/area
yang lebih aman).

3
c. Perancangan (perancangan / perencanaan / modifikasi instalasi sumber /
alat / mesin / bahan /material / aktivitas / area supaya menjadi aman).
d. Administrasi (penerapan prosedur/aturan kerja, pelatihan dan pengendalian
visual ditempatkerja).
e. Alat Pelindung Diri (penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kerja
dengan paparan bahaya/resiko tinggi)
2.2.2 Tujuan Perencanaan K3
Tujuan dan program-program K3 PT. Pertamina (Persero) memperhatikan
faktor-faktor sebagai berikut :
a. Teknologi yang digunakan.
b. Finansial/Keuangan.
c. Persyaratan Bisnis/Usaha dan Operasional.
d. Tinjauan Pihak Lain yang berhubungan dengan Perusahaan.
Berikut ini tujuan dan program-program PT. Pertamina.
N SASARAN PROGRAM
O
1 Kecelakaan Nihil Pemantauan rutin dan pengendalian kondisi
tidak aman dan tindakan tidak aman di
tempat kerja
Pemantauan rutin dan pengendalian bahaya
pada alat/ mesin/ instalasi/ bahan / material
berbahaya
Pengendalian pekerjaan bahaya/resiko
tinggi dengan izin kerja khusus
Pengendalian bahaya secara visual di
tempat kerja (tanda, label, rambu dan
poster)
Menyediakan sarana dan prasarana
K3 termasuk Alat Pelindung Diri (APD)
2 Tidak ada penyakit Menyediakan sanitasi dan lingkungan kerja
akibat kerja yang sehat ditempat kerja
Menyediakan tempat kerja dan sarana
tempat kerja yang nyaman bagi tenaga kerja
Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
bagi Tenaga Kerja
3 Pembinaan Perusahaan Memberi pelatihan K3 sesuai
pengetahuan dan dengan resiko pekerjaan Tenaga Kerja
kesadaran K3 seluruh Menyediakan pelatihan kompetensi sesuai
tenaga kerja dengan keahlian yang berkaitan dengan
syarat-syarat K3 di tempat kerja
4 Memenuhi semua baku Pengukuran dan pemantauan aspek-aspek
mutu dan ambang dampak lingkungan operasional Perusahaan
kuantitas aspek secara rutin/berkala
lingkungan Melakukan pengelolaan aspek dampak
lingkungan operasional

4
2.3 Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Untuk meningkatkan kinerja HSSE, Perusahaan telah membentuk Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan (P2K3) agar mendorong terwujudnya budaya
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan Perusahaan sesuai dengan Keputusan
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta Nomor 1125/2013
tentang Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di
Lingkungan PT. Pertamina (Persero). Seluruh pelaksanaan kebijakan dan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan Perusaahaan ditangani oleh P2K3.
2.3.1 Kelayakan, Pelatihan, dan Pengetahuan
Seluruh pekerja memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan pada
semua aspek di tempat kerja mereka dan memastikan bahwa asset Perusahaan,
sumber daya, serta informasi yang dipercayakan kepadanya dilindungi dari
pihak yang tidak memiliki kewenangan untuk menggunakan atau
memasukinya. Oleh karena itu penting bagi pekerja untuk menyadari dan
sepenuhnya mematuhi Kebijakan Keamanan Perusahaan. Perusahaan telah
mengimplementasikan standar pengamanan terbaik dan memiliki kerjasama
langsung dengan penyelenggara keamanan negara. Pedoman Tanggung Jawab
Pengamanan Bersama diciptakan, disosialisasikan dan diuji demi kepentingan
pengelolaan bisnis Perusahaan, lingkungan wilayah kerja, masyarakat, daerah
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebelum memulai pekerjaan,
Perusahaan selalu menginspeksi lokasi dan menentukan risiko adanya
ancaman terhadap keamanan kerja. Jika ada, Perusahaan akan mengatasi
ancaman yang teridentifikasi sebelum memulai pekerjaan serta mengambil
langkah-langkah untuk mencegah ancaman tersebut.
Perusahaan juga menyelenggarakan beberapa pelatihan untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan para satuan personal keamanan
(security), beberapa diantaranya ialah sebagai berikut.
No Nama Pelatihan Tujuan Pelatihan
1 Basic HSE Untuk memberikan pengetahuan dasar aspek-
Mandatory aspek dan program keselamatan kepada pekerja
Training dalammelaksanakan pekerjaan sehari-hari di
lapangan gunamencegah terjadiya kecelakaan
2 Pelatihan Fire & Meningkatkan kemampuan dalam menanggulan
Rescue gi bahayakebakaran dan melakukan
penyelamatan baik untuk dirisendiri maupun
pada korban
3 Pelatihan Hazard - Memahami dasar-dasar mengenai HAZOPS
andOperability Stu - Mampu mengidentifikasi dan menganalisa
dy (HAZOPS) bahaya dilingkungan kerja
- Mampu mengidentifikasi dan
memperkirakan dampak dari perubahan
indikator/parameter yang terjadi selama
proses/operasional suatu instalasi
4 Pelatihan Untuk mengenali kapan Hidrogen Sulfida hadir
Hydrogen di areakerja dan mengambil tindakan yang
Sulfide(H₂S) diperlukan untuk bekerja dengan Hidrogen
Sulfida aman

5
2.3.2 Persiapan Tanggap Darurat
Karakteristik bisnis perusahaan yang mengelola sumber daya alam memiliki
risiko yang tinggi terhadap keselamatan para pekerjanya. Oleh karena itu,
keselamatan pekerja adalah prioritas utama bagi Perusahaan dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya. Komitmen tersebut diwujudkan dengan
menyediakan semua perlengkapan keselamatan kerja seperti coverall, sepatu,
helm, sarung tangan, kacamata, dan perlengkapan lainnya sesuai dengan
standar keselamatan kerja di bidang bisnis hulu minyak dan gas. Perusahaan
juga melakukan penyesuaian dan perbaikan perlengkapan keselamatankerja
secara terus menerus dengan mengadopsi teknologi keselamatan kerja yang
mutakhir.
Tahap Pencegahan :
a. Secara berkala melakukan pelatihan dan simulasi tanggap darurat
(emergency response) untukmeningkatkan kesiagaan pekerja. Pelatihan ini
dilakukan di bawah koordinasi HSSE Perusahaan
b. Dibentuk organisasi Tim Floor Warden (tim pengelola bencana dan
keadaan darurat)
c. Menyusun dokumen manajemen risiko
d. Melakukan inspeksi peralatan secara periodik, misal melalui penerapan
Risk Based Inspection (RBI)
e. Implementasi standar kerja
f. Melakukan pelatihan dan sertifikasi pada pekerja-pekerja yang sifat
pekerjaanya rentan terhadap bahaya bencana maupun keadaan darurat
g. Melakukan kajian/identifikasi terhadap potensial hazards yang terdapat
pada kegiatan operasi
h. Melakukan Job Safety Analysis
i. Melakukan pelatihan keadaan darurat
j. Melengkapi sarana dan prasarana fasilitas operasi antara lain peralatan
fire-fighting sertamelakukan kegiatan fire-drill secara periodik
k. Mempersiapkan tenaga-tenaga ahli menangani bencana dan keadaan
darurat
Tahap Pengelolaan :
a. Penanggung jawab utama bencana mengambil komando operasi
penanganan bencana, ataukeadaan emergency
b. Tim Floor Warden mengatur strategi dan taktik operasi sesuai dengan
bencana dan keadaandarurat yang dihadapi
c. Tim Floor Warden terus beroperasi sesuai prosedur yang telah ditetapkan
Tahap Kelangsungan Operasi :
a. Seluruh kegiatan utama bisnis Perusahaan dialihkan pada lokasi yang telah
ditentukan sesuai prosedur
b. Seluruh pekerja direlokasi ke tempat yang aman yang telah ditentukan
sesuai rencana untukmenjalankan tugas pekerjaannya

6
c. Dilakukan pemastian berjalannya pelayanan pelanggan untuk semaksimal
mungkin mendapatkan jaminan pasokan minyak sesuai yang dijanjikan
d. Dilakukan penanganan emergency sesuai ketentuan
e. Redundant peralatan utama untuk menjamin realibility operation
Tahap Pemulihan :
a. Perbaikan, penggantian dan memfungsikan kembali perangkat dan fasilitas
yang rusak
b. Menerapkan Disaster Recovery Plan (DRP) dari sisi Teknologi Informasi
(TI), yang meliputi Disaster Recovery Center (DRC) untuk mengamankan
dan back up seluruh data bisnis
c. Penyediaan critical part untuk peralatan utama untuk meminalisir
downtime
d. Mengusahakan claim assurance yang telah dijamin
2.3.3 Pengukuran Kinerja K3
Salah satu cara yang telah diterapkan oleh perusahaan untuk melakukan
pengukuran adalah dengan cara inspeksi keselamatan kerja. Dengan
dilaksanakannya inspeksi keselamatan kerja
diharapkan sumber bahaya yang ada di tempat kerja dapat
diketahui penyebabnya dan dapat dilakukan suatu tindakan preventif sehingga
dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Inspeksi keselamatan kerja
dilakukan di seluruh area perusahaan. Pengukuran kinerja K3 dapat berupa
pengukuran kualitatif maupun pengukuran kuantitatif kinerja K3 di tempat
kerja. Perusahaan memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan
mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dan hasilnya harus dianalisa guna menentukan keberhasilan atau
untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan.
2.3.4 Program K3
Program K3 di PT. Pertamina (Persero) mengacu pada Sistem Manajemen
Terintegrasi yang telah disesuaikan dengan Standar ISO 14001, ISO 9001, dan
OHSAS 18001. Diantara program-program tersebut adalah sebagai berikut :
a. Program Keselamatan fokus pada tindakan tidak aman (unsafe action) dan
kondisi tidak aman (unsafe condition), yaitu :
- Pembatasan Jam Kerja karyawan maksimal 8 jam per hari
- Pembuatan dan penerapan Aturan
- Keselamatan Terminal BBM
- Pelaksanaan safety talk dan safety induction
- Pengawasan pemakaian APD
- Pembentukan Struktur OKD dan simulasi keadaan darurat
- Penilaian Risiko dan Pre Fire Planning
- Pelatihan dan sosialisasi K3
b. Program Kesehatan Kerja, yaitu :
- Jaminan Kesehatan (BPJS dan Pertamina Medical)
- Program kebugaran dan penyediaan fasilitas olahraga
- Tes kesehatan harian dan Medical Check Up (MCU) tahunan

7
c. Evaluasi Penerapan Program K3 melalui HSE Meeting, Audit POSE, serta
Audit Sistem Manajemen Integrasi, dan pelaporan K3 melalui website
HSE Pertamina atau pengisian form-form K3 yang ada.
Pimpinan perusahaan mengupayakan aspek K3 agar selalu ada pada setiap
Uraian Tugas Pokok (UTP) yang dibuat oleh masing-masing unit di
perusahaan tersebut, termasuk unit layanan jual, layanan jasa perbaikan,
keuangan dan administrasi umum. Pengawasan K3 tidak hanya diterapkan
pada pekerja namun juga pada sarana dan fasilitas yang mendukung kegiatan
operasional, seperti pada mobil tangki, RTW (kereta tangki), tangki timbun,
fasilitas pemadaman.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan , maka dapat disimpulkan bahwa Sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja pada PT.Pertamina telah terlaksana
dengan sangat baik dan telah mengacu pada sistem manajemen yang terintegrasi.
Perusahaan telah melakukan evaluasi menyeluruh dan menyusun program-program
perbaikan untuk tahun selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.
Penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. Pertamina
(Persero) telah sesuai dengan yang diinginkan stakeholder (pimpinan, manajer,
karyawan dan pemerintah) dalam upaya mencapai zero accident melalui pengawasan,
pelaksanaan dan evaluasi program secara rutin dan berkelanjutan. Ukuran
keberhasilan program K3 adalah tercapainya zero accident, hal tersebut dapat dicapai
karena implemetasi program K3 yang baik yang ditunjukkan oleh data internal
statistik kecelakaan dan penyakit kerja serta kasus lain dalam Laporan PT. Pertamina
(Persero).

8
9
DAFTAR PUSTAKA

Ilfani, Grisma. 2013. ‘Analisis Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan’, Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang
SUARDI, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jkarta :
Penerbiit PPM
https://www.pge.pertamina.com/id/penerapan-sistem-manajemen-k3-secara-menyeluruh
https://www.pertamina.com/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3
http://www.sutjanahambatanpenerapanergonomidank3dibali.pdf.com/

You might also like