Professional Documents
Culture Documents
Kajian Deskriptif Epidemiologi Kejadian Hipertensi Esensial Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022 - Kelompok 2 - Yuly Peristiowati
Kajian Deskriptif Epidemiologi Kejadian Hipertensi Esensial Di Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022 - Kelompok 2 - Yuly Peristiowati
PENELITIAN DESKRIPTIF
i
KAJIAN DESKRIPTIF EPIDEMIOLOGI KEJADIAN
HIPERTENSI ESENSIAL DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2022
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2 EPIDEMIOLOGI
Kristo Marko Rumangun, 235111001
Kevin Rachmalia Wibowo, 235111005
Rycho Lukas Puspo Ndaru, 235111006
Ariza Melinda Hidayati, 235111008
Ulamai Soikodin, 235111014
Fitria Rahmawati, 235111015
Erlando Saiful Khakim, 235111016
Seno Afif Amrulloh, 235111024
Mochammad Naufal Wijaya, 235111033
Nurul Hamizah, 235111034
Nur Alim Fatah, 235111035
Titis Sulistyowati, 235111036
Siti Lailatus Zahro, 235111037
Rachmatulaili, 235111038
Alfi Yudisianto, 235111039
Sugiyo, 235111042
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga usulan laporan epidemiologi yang berjudul “Kajian
Deskriptif Epidemiologi Kejadian Hipertensi Esensial Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri Tahun 2022” dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan usulan laporan epidemiologi ini merupakan salah satu
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Pada Program Pasca
Sarjana Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.
Dalam penyusunan usulan penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sentot Imam Suprapto, dr. MM, selaku rektor Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.
2. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Direktur Program
Pasca Sarjana Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan.
3. Dr. Ratna Wardani, S.Si., MM, selaku Kaprodi Program Pasca
Sarjana Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang telah memberikan
bimbingan dan pendidikan selama peneliti mengikuti pendidikan.
4. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Epidemiologi, yang telah membimbing peneliti dalam penyusunan
usulan laporan epidemiologi ini.
5. Bapak dan ibu dosen Program Studi S1-Kebidanan Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan
pendidikan selama peneliti mengikuti pendidikan.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
laporan epidemiologiini.
vi
Peneliti menyadari bahwa usulan penelitian ini jauh dari sempurna. Untuk
itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan usulan penelitian ini.
Kediri, 2023
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................3
1. Tujuan Umum ............................................................................3
2. Tujuan Khusus ...........................................................................3
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................4
1. Manfaat Teoritis .........................................................................4
2. Manfaat Praktis ..........................................................................4
E. Keaslian Penelitian ..........................................................................5
BAB II KONSEP TEORI...................................................................................7
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 7
B. Kerangka Teori ..............................................................................17
C. Hipotesis ........................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................18
A. Desain Penelitian ...........................................................................18
B. Kerangka Kerja...............................................................................18
C. Setting Penelitian............................................................................19
D. Definisi Operasional.......................................................................19
E. Instrument Penelitian......................................................................19
F. Waktu Dan Lokasi Penelitian.........................................................20
G. Uji Keabsahan Data........................................................................21
H. Proses Pengumpulan Data..............................................................23
I. Etika Penelitian...............................................................................24
J. Keterbatasan………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................xii
LAMPIRAN ....................................................................................................xiv
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Pengambilan Data Awal …………………………….......xvi
Lampiran 2. Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal…………………...…..xvii
Lampiran 3. Lembar Inform Consent........................................................................xx
Lampiran 4. Lembar Permohonan Menjadi Responden………………….....…......xxi
Lampiran 5. Instrumen Penelitian…………………………………………......…..xxii
Lampiran 6.Bukti Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing................................xxxiv
Lampiran 7. Summary Excecutive…………………………………………………xiv
Lampiran 8. Identitas Peneliti………………………………………………………xv
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama masa haid atau menstruasi sering timbul keluhan dan gangguan
yang diakibatkan oleh menstruasi itu sendiri. Salah satu gangguan yang paling sering
di alami remaja adalah nyeri haid. Pada saat menstruasi wanita terkadang mengalami
nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat.
Kondisi tersebut dinamakan dismenore, yaitu suatu keadaan nyeri yang hebat dan
simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung (Rosyida, 2019).
secara utuh bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan, melainkan pada
semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta prosesnya (WHO,
maupun wanita tetapi lebih menitik beratkan pada wanita. Wanita memiliki
reproduksi, tak terkecuali pada remaja putri (Rosyida, 2019). Pertumbuhan sistem
masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak
mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta mampu melakukan proses
reproduksi. Hal ini ditandai dengan mulainya remaja putri mengalami menstruasi
1
mengalami dismenore berat (Apriyanti, dkk, 2018). Pravalensi dismenore primer dari
45% hingga 95 % secara global . Angka kejadian nyeri haid atau dismenore di dunia
sangat besar. Dari studi longitudinal di Swedia melaporkan dismenore terjadi pada
90% perempuan yang berusia kurang dari 19 tahun (Anurogo dan Wulandari dalam
Gustina dan Djannah, 2017). Sinha, Srivastava, Sachan dan Singh (2016)
menyatakan dalam penelitiannya bahwa prevalensi nyeri haid pada remaja (rentang
usia 10-19 tahun) di India sekitar 73,9%. Prevalensi dismenore atau nyeri haid di
asia sebesar 74,5% dari gadis-gadis yang telah mencapai menarche memiliki
mereka di kelas; 50,2% yang membatasi kegiatan social mereka; 21,5% yang
prestasi sekolah yang buruk (Khoo, E. M. dalam Vianti dan Ari S., 2018).
dismenore (Proverawati dan Misaroh, 2012 dalam Apriyanti, dkk, 2018). Angka
kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore
primer dan 9,36% dismenore sekunder. Dismenore primer dialami oleh 60-75%
remaja dengan tiga perempat dari jumlah remaja tersebut mengalami nyeri ringan
sampai berat dan seperempat lagi mengalami nyeri berat (Alatas, 2016).. Meskipun
dismenore adalah kondisi yang umum pada remaja, tampaknya tetap akan berlanjut
yaitu tingkat nyeri ringan sebesar 57,7%, nyeri sedang 38,5% dan nyeri berat sebesar
3,8%. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya remaja putri yang mengalami
2
Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria
maupun wanita tetapi lebih menitik beratkan pada wanita. Wanita memiliki
reproduksi, tak terkecuali pada remaja putri (Rosyida, 2019). Pertumbuhan sistem
masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak
mengalami perubahan fisik, hormonal dan seksual serta mampu melakukan proses
reproduksi. Hal ini ditandai dengan mulainya remaja putri mengalami menstruasi
remaja putri. Haid juga merupakan barometer kesehatan dari seorang perempuan.
Aspek kesehatan pada wanita adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial, serta bagian terpenting dari kesehatan wanita adalah
Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda bahwa
mengalami menache pada usia 12 sampai dengan 16 tahun. Siklus menstruasi normal
terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari (Anwar dalam
Rosyida, 2019).
Selama masa haid atau menstruasi sering timbul keluhan dan gangguan
yang diakibatkan oleh menstruasi itu sendiri. Salah satu gangguan yang paling sering
di alami remaja adalah nyeri haid. Pada saat menstruasi wanita terkadang mengalami
nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat.
Kondisi tersebut dinamakan dismenore, yaitu suatu keadaan nyeri yang hebat dan
3
bias mengganggu aktivitas sehari-hari. Dismenore merupakan suatu fenomena
simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung (Rosyida, 2019:
144). Meskipun keluhan nyeri haid umum terjadi pada wanita, sebagian besar
wanita, sebagian besar wanita yang mengalami nyeri haid jarang pergi ke dokter,
mereka mengobati nyeri haid dengan obat-obatan anti nyeri yang dijual bebas. Hal
ini sangat beresiko, karena efek samping dari obat-obatan tersebut bermacam-macam
jika digunakan secara bebas dan berulang tanpa pengawasan dokter (Nurwana, dkk,
2017).
yang baik maka akan menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari, bahkan akan
salah satunya dengan yoga. Yoga merupakan alternatif untuk mengurangi nyeri
dismenore dan mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Yoga merupakan teknik
yang mengajarkan teknik relaksasi, pernapasan, dan posisi tubuh untuk mengurangi
rasa nyeri (Manurung,dkk, 2015). Yoga menjadi salah satu pilihan olahraga yang
tepat saat haid karena dapat membantu tubuh berileksasi dan mengurangi gejala
Salah satu gerakan yoga yang dapat mengurangi nyeri haid adalah child
pose (Balasana). Posisi yoga ini secara perlahan meregangkan pinggul, paha, dan
Terhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Putri Yang Mengalami Dismenore Primer,
4
nyeri pada remaja putri yang mengalami dismenore. Pada kelompok perlakuan
menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan yoga
dengan nilai p=0,05. Hasil uji Independent T-Test menunjukan terdapat pengaruh
wawancara, didapatkan 3 dari 5 remaja putri mengalami nyeri haid dan belum
pernah melakukan tekhnik child pose sebagai salah satu upaya mengurangi keluhan
nyeri haid.
Diharapkan, tekhnik child pose (balasana) bisa menjadi salah satu metode
B. Rumusan Masalah
nyeri haid pada siswi SMP N 2 Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tengah ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
nyeri haid pada siswi SMP N 2 Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tengah.
5
2. Tujuan Khusus
Tengah.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
nyeri haid.
6
b. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi bagi peneliti
d. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya yang bisa dilakukan
pose (balasana).
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Judul Jurnal Nama Penulis Metode Hasil Perbedaan
& Tahun Penelitian Penelitan Penelitian
1. “Pengaruh Terapi Galih Jatnika, Penelitian ini Berdasarkan Penelitian
Yoga Terhadap Fauziah menggunakan hasil terdahulu
Intensitas Nyeri Rudhiati, metode quasi penelitian menggunakan
Dismenore Pada Aisha eksperimental didapatkan metode quasi
Remaja Putri Di Nurwahidah dengan one yoga bisa eksperimental
Wilayah Kerja (2022) group pretest- menurunkan dengan one
Puskesmas Blado I.” posttest intensitas group pretest-
without nyeri posttest
control dismenore without
pada remaja control.
putri di
wilayah kerja
Puskesmas
Blado I (ρ
value 0,001 <
dari 0,05)
2. “Pengaruh Senam Qoniah, Meisa Metode Hasil analisis Penelitian
Zumba Terhadap Miratul menggunakan Paired T-Test terdahulu
Penurunan Nyeri (2020) pretest posttest diperoleh nilai meneliti
Disminore pada one group p value = variabel
Wanita Usia 20-30” design. 0,000. independen
Kesimpulan senam Zumba.
dari penelitian
ini yaitu ada
7
penurunan
nyeri
dismenore
pada
kelompok
perlakuan
3. “Pengaruh Senam Qonita Metode quasi Hasil Penelitian
Dismenorea Terhadap Wulandara, eksperimen penelitian terdahulu
Intensitas Nyeri Suci dengan desain diperoleh menggunakan
Menstruasi Primer Miniarsih, Sri one group bahwa nilai P- metode quasi
Pada Remaja Di Sma Gustini pretest Value 0,000 eksperimen
Ni Kecamatan (2019) posttest. dengan desain
Batangtoru” one group
pretest
posttest.
8
BAB II
KONSEP TEORI
Masa menstruasi juga merupakan masa pembersihan dari jaringan yang berguguran
yang dapat menjadi racun bila ditahan atau tidak keluar (Amalia, 2015).
Menstruasi adalah keluarnya darah dari rahim melalui vagina. Darah ini
keluar sebagai akibat dari meluruhnya lapisan rahim yang mengandung pembuluh
hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus.
Kondisi ini terjadi karena tidak ada pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga
kehamilan menjadi luruh. Jika seorang wanita tidak mengalami kehamilan, maka
siklus menstruasi akan terjadi setiap bulannya. Umumnya siklus menstruasi pada
wanita yang normal adalah 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari. Siklus
menstruasi pada wanita dapat dikatakan tidak normal apabila siklus haidnya kurang
secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.
Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui empat tahap yaitu fase menstruasi,
Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan
mulainya haid yang baru. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus.
Panjang siklus haid yangdianggap normal biasanya adalah 28 hari, tetapi variasinya
cukup luas, bukan saja antara bebrapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama.
Juga pada kakak-beradik bahkan saudara kembar, siklusnya selalu tidak sama
(Haryono, 2016).
antara 21 hingga 40 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita selama
saat-saat berbeda dalam hidupnya dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada
10
berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi dan nutrisi wanita tersebut (Fitria,
2016).
yaitu:
degenerasi yang ditandai dengan luruhnya sel – sel pada dinding uterus.
ini dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel hormon
ovulasi yaitu lepasnya ovum dari ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang
tuba fallopi pada saat seperti ini, wanita tersebut dalam masa fertil atau
11
3) Fase Luteal (19–28 hari)
Pada saat ovulasi folikel graaf pecah berubah mnjadi korpus rubrum
menerima embrio. Pada saat ini endometrium menjadi tebal dan lembut.
Serta dilengkapi banyak pembuluh darah. Jika tidak ada kehamilan, korpus
(Haryono, 2016).
tetapi saling berhubungan dengan faktor faktor sosial, budaya, biologi dan
12
usia subur. Lebih sering ditemukan paa wanita berusia 20-40 tahun (Haryono,
2016).
bahkan 3 bulan sekali. Tentu karena lapisan dinding yang berbentuk sudah
demikian tebal sehingga saat menstruasi yang kelur tidak hanya berupa darah
darah menstruasi yang telah lama tertimbun dan tidak segera keluar
(Haryono, 2016).
c. Menstruasi Terlambat
Dinding rahim yang lepas tersebut kemudian akan keluar dalam bentuk darah
13
berhubungan dengan reaksi hormon maka ketidak seimbangan hormonal
2016).
Secara klinis kriteria amenorrhea adalah tidak adanya haid selama 6 bulan
(Rosyida, 2019).
yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus
14
e. Gangguan Perdarahan
panjang didefinisikan sebagai suatu kondisi perdarahan lebih dari 7-8 hari
(Rosyida, 2019)
15
2.2 Konsep Dasar Dismenorrheae
2.2.1 Definisi
Pada saat menstruasi, wanita terkadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat
rasa nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut
dinamakan dysmenorrhea, yaitu suatu keadaan nyeri yang hebat dan bisa
gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai gejala dari dysmenorrhea
(Rosyida, 2019).
Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari
kontraksi otot rahim yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari
dalam rahim. Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian menyebabkan otot-otot
menegang dan menimbulkan kram atau rasa sakit atau nyeri. Ketegangan otot ini
tidak hanya terjadi pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang
terdapat di bagian punggung bawah, pinggang, panggul, paha hingga betis (Sinaga
dkk, 2017).
fallopii, usus atau vesika urinaria, polip uteri dan inflammantory bowel
desease.
sebelumnya.
16
2.2.3 Klasifikasi Nyeri Haid
a. Dismenore Primer
Dismenore Primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
terasa pada perut bagian bawah, menjalar ke pinggang dan paha dan
yang tidak diperlukan lagi. Dismenorea primer disebabkan oleh zat kimia
alami yang diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut
makin kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan juga makin kuat. Biasanya,
pada hari pertama menstruasi kadar prostaglandin sangat tinggi. Pada hari
kedua dan selanjutnya, lapisan dinding rahim akan mulai terlepas, dan
kadar prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan
dkk, 2017).
b. Dismenore sekunder
17
sekunder biasanya berhubungan dengan adanya penyakit kandungan.
kesuburan, dan masih mungkin untuk hamil, namun bisa pula mengganggu
a. Penanganan Farmakologi
Jika mengalami sakit ketika datang bulan atau haid, hindari terlalu
18
rasa sakit semakin hebat. seringkali rasa sakit akan berkurang dengan
a. Berolah raga dan aktivitas fisik akan memperlancar aliran darah dan
2017).
b. Kompres dengan botol air panas dan mandi air hangat juga dapat
mengurangi rasa sakit. Jika suka, cobalah diurut atau dipijat dengan
a.Usia Menarche
Usia menarche yang cepat (<12 tahun) dapat menjadi faktor resiko
19
a.Kebiasaan Olahraga
dapat mengurangi rasa sakit, dan juga dapat meringankan atau mencegah
Hal ini disebabkan karena olahraga merupakan salah satu teknik yang dapat
Sari, 2017).
b. Riwayat Keluarga
c.Berat Badan
20
2.2. Derajat Nyeri Haid
namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Nyeri haid ringan terdapat
nekan bagian yang terasa nyeri, diperlukan obat penghilang nyeri tanpa
nyeri 4 – 6.
melakukan pekerjaan biasa dan perlu istirahat beberapa hari dapat disertai
sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual, dan sakit perut.
Menurut Engram (dalam Solehati dan Cecep, 2015), nyeri adalah keadaan
menyatakan bahwa nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh individu yang
21
International Association For The Study of Pain (dalam Suwondo dkk,
kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau yang dirasakan dalam
reseptor nyeri terletak pada semua saraf bebas yang terletak pada kulit, tulang,
persendian, dinding arteri, membran yang mengelilingi otak, dan usus. Nyeri
tikaman.
Menurut Guyton dan Hall (dalam Solehati dan Cecep, 2015),), hamper
semua jaringan tubuh terdapat ujung-ujung saraf nyeri. Ujung-ujung saraf ini
Nociceptor ini akan aktif bila dirangsang oleh rangsangan kimia, mekanik, dan
suhu, zat-zat kimia yang merangsang rasa nyeri antara lain bradykinin,
serotonin, histamin, ion kalium, dan asam asetat, sedangkan enzim proteolitik
dan substansi P akan meningkatkan sensitivitas dari ujung saraf nyeri. Semua
zat kimia ini berasal dari dalam sel. Bila sel-sel tersebut mengalami kerusakan
maka zat-zat tersebuat akan keluar merangsang reseptor nyeri, sedangkan pada
mekanik umumnya karena spasme otot dan kontraksi otot. Spasme otot akan
kebutuhan nutrisi dan suplai nutrisi sehingga jaringan kekurangan nutrisi dan
22
oksitosin yang mengakibatkan terjadinya mekanisme anaerob dan
menghasilkan zat besi sisa, yaitu asam laktat yang berlebihan. Kemudian, asam
Impuls rasa nyeri dari organ yang terkena akan dihantarkan ke system
post sentral dari korteks serebri, lalu di korteks serebri inilah nyeri
a.Teori Affect
a.Teori Endorfin
rasa nyeri (Reeder, Martin, dan Grifin, 1997 dalam Solehati, dkk, 2015).
diusahakan timbul pada situasi yang menyebabkan rasa nyeri (Lehndorff &
23
Endorfin memengaruhi transmisi impuls nyeri dengan cara menekan
c.Teori Specificity
berjalan dari kulit dan spinal chord menuju pusat nyeri di thalamic
c.Pattern Theory
Teori ini menyatakan, bahwa semua serabut saraf adalah sama. Nyeri
dihasilkan karena adanya simulasi dari reseptor nyeri berlebihan pada sel
2015).
d. Teori Intensitty
24
e.Gate Control Theory
(Monahan, Neighbors, Sands, Marek & Green dalam Solehati, dkk, 2015).
pengiriman nyeri
tidak dapat mencapai batas kesadaran dan sensori nyeri tidak dialami.
Proses terjadinya nyeri dan mekanisme nyeri menurut Suwondo, dkk (2017)
antara lain:
a. Transduksi
noksius (mekanis, thermal atau kimiawi) diubah menjadi aktifitas listrik pada
nosiseptor yang terletak pada ujung-ujung saraf dari serabut C atau serabut
pada kulit, otot, tulang, jaringan ikat, sendi maupun pada organorgan viseral.
Aktifasi suatu nosiseptor dimulai dengan depolarisasi ion Ca++, yang segera
25
akan diikuti dengan masuknya ion Na+ kedalam sel menghasilkan potensi
menyebabkan pelepasan ion hidrogen (H+) dan kalium (K+) serta asam
perifer yang menyebabkan edema dan nyeri pada tempat yang rusak.
nyeri menurun dan mudah teraktivasi hanya dengan rangsang yang lemah.
tersebut dan nyeri semakin meningkat. Inilah dasar pemberian obat-obat anti
inflamasi.
a. Konduksi
tidak bermielin. Serabut saraf sensoris berdiameter paling besar, yaitu serabut
26
Aβ, umumnya merupakan serabut non noksious yang menpersarafi struktur
somatik pada kulit dan sendi. Serabut saraf nosiseptif Aδ yang bermielin tipis
dan serabut C yang tidak bermielin, mempersarafi kulit dan organ viseral.
detik), mudah terlokalisir, dan sensasi nyeri tajam. Persepsi nyeri seperti ini
memberi sinyal adanya kerusakan yang nyata atau berpotensi rusak sehingga
refleks menghindar.
pain”, yang memiliki onset lambat (detik hingga menit) dan digambarkan
sebagai sensasi terbakar yang difus, tertusuk, yang kadang berlangsung lama
dan mungkin berkembang menjadi lebih tidak nyaman. Konduksi akson pada
asam amino eksitasi dan transmiter polipebtide dari ujung saraf presinap
b. Transmisi
primer menuju sel dalam kornu dorsalis medula spinalis. Saraf sensorik
proksimal serabut saraf ini masuk ke dalam kornu dorsalis medula spinalis
27
dan bersinap dengan sel second-order neuron yang terletak dalam lamina II
bereaksi terhadap rangsang dari serabut saraf A delta dan serabut saraf C.
nyeri. Neuron WDR ini dihambat oleh sel inhibisi lokal di substansia
dalam sel melalui Ca+ channel. Masuknya Ca+ ke dalam sel ini
28
neurotransmitter seperti glutamat dan substansi P (neurokinin). Dari
golongan asam amino seperti glutamat dan aspartat, sedangkan dari ujung
serabut saraf C.
nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang disebabkan oleh adanya
menjadi nyeri viseral, bila berasal dari rangsangan pada organ viseral, atau
nyeri somatik, bila berasal dari jaringan seperti kulit, otot, tulang atau sendi.
Nyeri somatik sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu superfisial (dari
kulit) dan dalam (dari yang lain). Pada nyeri nosiseptik system saraf nyeri
berfungsi secara normal, secara umum ada hubungan yang jelas antara persepsi
29
dan intensitas stimuli dan nyerinya mengindikasikan kerusakan jaringan. Nyeri
neuropatik adalah nyeri dengan impuls yang berasal dari adanya kerusakan
atau disfungsi dari sistim saraf baik perifer atau pusat. Penyebabnya adalah
berdasarkan sumber atau letak terjadinya gangguan utama yaitu sentral dan
perifer. Nyeri neuropatik sering dikatakan nyeri yang patologis karena tidak
dengan trauma jaringan, proses penyakit, atau fungsi abnormal dari otot atau
organ visera. Nyeri akut berperan sebagai alarm protektif terhadap cedera
jaringan. Reflek protektif (reflek menjauhi sumber stimuli, spasme otot, dan
kronik diartikan sebagai nyeri yang menetap melebihi proses yang terjadi
yang dapat menjelaskan tentang adanya nyeri atau tentang mengapa nyeri
nyeri. Namun, tidak ada satu pun teori yang dapat menjelaskan secara
30
sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan menjelaskan komplesitas dari jaras
nindividy dalam sensasi nyeri (Hinchliff, Montague & Watson dalam Solehati,
2015).
Persepsi nyeri yang dirasakan oleh seseorang bergantung pada factor fisik
dan psikologis. Lokasi dan intensitas stimulus nyeri juga kan mempengaruhi
tingkatannya akan lebih tinggi daripada nyeri yang dirasakan pada permukaan
nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh
Skala ini sudah biasa digunakan dan telah divalidasi. Berat ringannya
31
pendapat subjektif nyeri. Skala numerik 0 sampai 10, nol (0) merupakan
keadaan bebas atau tanpa nyeri sedangkan sepuluh (10) suatu keadaan nyeri
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata
32
b. Visual Analog Scale (VAS)
Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka. Bisa
bebas mengekspresikan nyeri, arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit
tak tertahankan, dan tengah kira-kira nyeri yang sedang. Pasien diminta
dan dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Cara mendeteksi
skala nyeri dengan metode ini yaitu dengan melihat ekspresi wajah yang
Scale
33
d. Skala Nyeri Oucher
(2017) telah mengembangkan Oucher, yang terdiri dari dua skala yang
terpisah: sebuah skala dengan nilai 0 – 100 pada sisi sebelah kiri untuk
anak-anak yang lebih besar dan skala fotografik enam-gambar pada sisi
Yoga adalah suatu disiplin ilmu dan seni tentang kehidupan yang
identitas jiwa sehingga hidup terasa nyaman dan seimbang (Amalia, 2015).
jiwa. Dengan kata lain, pengertian secara garis besar dari kata yoga adalah
34
usaha mengharmonisasikan elemen spiritual dan fisikal seorang manusia
untuk mencpai kondisi ideal. Fase penyatuan ini akan memudahkan terjadinya
harmoni dengan lingkungan sekitar (sesama makhluk serta alam) dan Sang
tersendiri, namun memperkuat satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.
Tingkatan ini dapat dilihat dengan pemahaman bahwa tingkat yang satu lebih
tinggi dari yang lainnya, namun harus dengan pemahaman bahwa satu
(Lebang, 2015).
Pencipta. Perilaku ini harus tercermin dalam kehidupan pribadi setiap saat.
35
c. Pranayama (Pengaturan Napas)
e. Dharana (Konsentrasi)
f. Dhyana (Meditasi)
Saat pikiran seseorang telah mampu fokus pada satu titik dalam
pikiran, tubuh, dan napas telah bergabung dan menjelma menjadi satu
kesatuan.
dan rasa damai yang hakiki. Di sini, tercapai esensi yoga sesungguhnya.
36
tekanan , nyeri, dan kelelahan. Yoga juga meningkakan pelumas dan
organ tubuh secara ringan dan lacar. Yoga menarik seluruh otot secara
ringan, mulai dari ligament, tendon yang mengelilingi otot sehingga otot
semakin lentur.
b. Mambangun kekuatan
Yoga membangun kekuatan bagian atas tubuh, otot perut dan paha,
belas perempuan dari usia 16-65 tahun. Setengah dari kelompol tersebut
mengikuti kelas yoga selama dua kelas yoga selama seminggu dan juga
37
e. Meningkatkan kapasitas paru-paru
dan tepat. Maka kapasitas paru-paru akan meningkat dan pernapasan pun
terasa segar.
f. Mengendalikan emosi
mendalam dan panjang, yang akan membanu tubuh menjadi rileks dan
g. Antistres
Latihan relaksasi dan meditasi berguna agar tubuh dan pikirsn terasa
lebih sehat.
h. Jantung sehat
semakin kuat.
j. Alat terapi
38
k. Anti penuaan
perinea dan bagian dasar dari tulang panggul menjadi lebih sehat karena
manusia yang lebih peka terhadap kebutuhan tubuh dan jiwa karena
yang berguguran yang dapat menjadi racun apabila ditahan atau tidak keluar
39
(Amalia, 2015). Selama masa menstruasi, seringkali dijumpai beberapa
keluhan. Akivitas fisik dapat melancarkan aliran darah dan membuat tubuh
menjadi rileks, salah satunya adalah latihan yoga. Yoga dapat menjadi salah
satu pilihan olahraga yang tepat saat haid karena dapat membantu tubuh
berelaksasi dan mengurangi gejala stres yang terjadi (Sinaga dkk, 2017).
mental menjadi jauh lebih baik dan haruslah yang dapat meringankan nyeri
untuk membuka pinggul, tulang panggul, punggung bawah dan kaki, dan
Yoga menjadi salah satu pilihan olahraga yang tepat saat haid karena
dapat membantu tubuh berelaksasi dan mengurangi gejala stres yang terjadi.
Salah satu posisi atau gerakan yoga yang dapat dilakukan saat menstruasi
adalah Balasana atau Child Pose. Gerakan menekuk tubuh ke depan adalah
posisi tubuh yang berpusat pada diri sendiri dan oleh karena itu memiliki
dan biarkan jari-jari kaki rileks ke belakang. Buka lutut ke samping selebar
sisii tubuh dan duduk di atas tumit kaki. Pelan-pelan, turunkan perut, dada
40
dan dahi di atas guling atau bantal yang di letakkan diantara paha dan betis di
matras. Selain itu, dapat juga memalikan wajah ke satu sisi agar tetap dapat
2015: 76).
4) Meringankan stress
41
B. Kerangka Konsep
khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi maka konsep tidak dapat langsung
diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui konstruk atau
yang lebih dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambang
yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang
bervariasi (Notoadmodjo, 2018). Dalam hal ini, variabel independen yang akan
diteliti adalah child pose, sedangkan variabel dependen adalah nyeri haid.
Penatalaksanaan nyeri
haid :
- Non Farmakologi :
1. Tekhnik nafas
dalam dan relaksasi
2. Penggunaan
kompres hangat. Nyeri haid
3. Tekhnik Child Pose 1. Ringan
Remaja 2. Sedang
(Balasana )
3. Berat
4. Istirahat cukup
5. Olahraga
6. Aromaterapi
- Farmakologi :
Obat nyeri non - steroid
42
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil sementara
pembuktian hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima
Tengah.
Sulawesi Tengah.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel
Menurut Creswell (2016) dalam pendekatan kuantitatif ini penelitian akan bersifat
pre-determinded, analisis data statistik serta interpretasi data statistik. Peneliti yang
menggunakan pendekatan kuantitatif akan menguji suatu teori dengan cara merinci
pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel dari objek yang diteliti untuk
tempat dan situasi. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2014) merupakan penelitian yang
Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor
resiko dengan faktor efek. Faktor efek adalah suatu fenomena yang mengakibatkan
44
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Jenis desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pre eksperimental
dengan one group pretest-posttest design. Rancangan jenis ini hanya menggunakan
(Novita, 2015).
Menurut (Novita dkk, 2015) bentuk rancangan one group pretest posttest
Keterangan :
45
C. Kerangka Kerja
Populasi:
D. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua siswi kelas VII dengan nyeri haid pada periode bulan
November – Desember 2023 di SMP N 2 Luwuk sebanyak 83 responden
E.
Purposive Sampling
Sampel :
F.
Sebagian siswi kelas VII dengan nyeri haid pada periode bulan November – Desember 2023 di SMP N
2 Luwuk sebanyak 41 responden
G.
Pengumpulan Data
Variabel Dependen :
Variabel Independen : Intensitas Nyeri Haid
H. Tekhnik Child Pose / Balasana (SOP) (Pain Measurement Scale
1. Populasi
2018). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswi kelas VII pada
46
bulan November – Desember 2023 di SMP N 2 Luwuk sebanyak 83
responden.
2. Sampel
Sampel Menurut Sugiyono (2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan
Keterangan :
n = Besar Sampel
Zα = Confident Interval tipe I = 1,64 (tabel kurva normal)
Zβ = Confident Interval tipe II = 1,28 (tabel kurva normal)
S = Standar deviasi / simpangan baku = 4,3 (Lestari dkk, 2019)
X1 – X2 = Perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna = 2,08
(Purwaningsih dkk, 2017)
Perhitungan :
n1 = n2 =
n = 36,43 (dibulatkan menjadi 37 )
mencegah adanya drop out maka sampel ditambah 10% sehingga menjadi 41
orang.
47
3. Tehnik Sampling
dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota yang
populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sampel yang diambil adalah
siswi kelas VII dan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu sebanyak 41 orang.
Kriteria Inklusi :
3. Siswi yang mengalami nyeri haid pada hari ke-1 dan ke-2
Kriteria Eksklusi :
48
E. Variabel Penelitian
pose (balasana)..
lain (Nursalam, 2014). Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah adalah
nyeri haid.
F. Definisi Operasional
Tabel 4.3 Tabel Definisi Operasional
Variabel Definisi Parameter / Alat Skala Kategori
Operasional Indikator Ukur Data
(menurut peneliti
bersifat operasional
tidak boleh
bertentangan dengan
teori, bersifat
operasional)
Bebas / Merupakan suatu SOP Senam Yoga SOP - -
Independent Gerakan yoga (Child Pose)
: dengan posisi
Tekhnik
menekuk tubuh ke
Child Pose
(Balasana)
arah depan dengan
bertumpu pada lutut
dan merentangkan
tangan ke arah
depan.
(Amalia, 2015).
Terikat / Merupakan Kram Skala Nyeri Pain Pain Ordinal 1) Nyeri Ringan, jika
Dependent : yang dirasakan pada Measurement Scale Measu skala nyeri 1-3,
Nyeri Haid saat menstruasi, 1) No Pain rement diberi kode 1.
terutama pada hari 2) Mild Scale 2) Nyeri Sedang.
pertama dan kedua 3) Moderate Jika skala nyeri 4-
saat menstruasi. 4) Servere 6, diberi kode 2.
(Paramita, 2018) 5) Very Servere 3) Nyeri Berat, jika
6) Worst Pain skala nyeri 7-10,
Possible diberi kode 3.
(sumber: Assessment Pain
Assessment Pain British Journal of
British Journal of Anaesthesia 101
Anaesthesia 101 (1): 17–24 (2018))
(1): 17–24 (2018))
49
G. Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Bahan Penelitian
intervensi tekhnik Child Pose (balasana) pada responden dengan nyeri haid.
Salah satu posisi atau gerakan yoga yang dapat dilakukan saat menstruasi
adalah Balasana atau Child Pose. Gerakan menekuk tubuh ke depan adalah
posisi tubuh yang berpusat pada diri sendiri dan oleh karena itu memiliki
sakit pada punggung dan leher (Amalia, 2015). Caranya adalah beridiri diatas
lutut. Satukan jempol kaki di belakang dan biarkan jari-jari kaki rileks ke
belakang. Buka lutut ke samping selebar sisii tubuh dan duduk di atas tumit
kaki. Pelan-pelan, turunkan perut, dada dan dahi di atas guling atau bantal
yang di letakkan diantara paha dan betis di matras. Selain itu, dapat juga
memalingkan wajah ke satu sisi agar tetap dapat bernapas. Luruskan tangan
penelitian.
2. Instrument Penelitian
Scale. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas karena instrument
ini merupakan alat ukur baku dan di jadikan sebagai alat pengukur nyeri yang
50
valid dan reliabel (Mc Caffery, dalam Assessment Pain British Journal of
Pada penelitian ini digunakan untuk mengukur intensitas nyeri haid sebelum
dan sesudah intervensi. Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas
karena instrument ini merupakan alat ukur baku dan di jadikan sebagai alat
Desember 2023
Indonesia .
penelitian.
lembar persetujuan.
5) Prosedur Penelitian
pengolahan data.
52
4. Cara Analisis data
a. Pengolahan Data
1) Editing
2) Coding
3) Scoring
dibuat penilaian.
4) Tabulating
53
penelitian. Kemudian memindahkan data kedalam bentuk tabel yang
distribusi frekuensinya.
b. Analisa Data
Dalam melakukan analisa data dan pengolahan data, digunakan
data variabel yang akan diuji. Data yang diperoleh dianalisa dengan
teknik :
1) Univariat
2) Bivariat
= X1-X2
2 2
√S1 +S2
n1 n2
Ket :
X1= Rata-rata sampel 1
X2= Rata-rata sampel 2
S1= Simpangan Baku 1
S2= Simpangan Baku 2
n1= Banyaknya sampel pengukuran kelompok pertama
n2= Banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua
t= Nilai t
54
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan kedua
b. Bila nilai P value > α (0,05), maka H0 diterima maka tidak ada
H. Etika Penelitian
maka tidak ada paksaan untuk menjadi responden. Dalam penelitian ini,
Kerahasiaan dari identitas responden dalam penelitian ini akan dijaga oleh
56
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Astrid. 2015. Tetap Sehat Dengan Yoga. Jakarta: Panda Media
Fauziah, Mia Nur. 2015. Pengaruh Latihan Abdominal Streching Terhadap Intensitas
Nyeri Haid (Skipsi). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Julaecha, dkk. 2020. Pain Reduction During Dysmenorrhea With Yoga Movement.
14(01): 53-59
Lestari, Dwi Rafita. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Kualitas Tidur Dengan
Dismenorea Pada Mahasiswi FK UPN Veteran Jakarta. Majalah Kedokteran
Andalas. 41(2): 44-58.
Merdekawati, dkk. 2018. Perbandingan Validitas Skala Ukur Nyeri VAS dan NRS
Terhadap Penilaian Nyeri. Riset Informasi Kesehatan. 7(2). 114-121.
Mulyati, Sri dan Ni Nyoman. 2019. The Effect Of Physical Activities And Status Of
Dismenore Events In Adolescent. 11(2). 318-325. Diperoleh dari
https://juriskes.com
Rohma K.. 2016. Hubungan Antara Faktor Sosiodemografi Dan Sikap Dalam
Menghadapi Kejadian Dismenorea Pada Remaja Putri Di SMA Negeri 1
Suboh Situbondo. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Sinaga, Ernawati, dkk. 2017. Manajemen Kesehatan Menstruasi. Jakarta: Global One
Sinha, S., Srivastava, J. P., Sachan, B., & Singh., R. B. (2016). A study of menstrual
pattern and prevalence of dysmenorrhea during menstruation among school
going adolescent girls in Lucknow district, Uttar Pradesh, India. International
journal of community medicine and public health. 3(5): 1200-1203.
Tatkare, Shraddha, dkk. 2016. A Comparative Study Between Various Pain Rating
Scales As Response Options In Patients With Diabetic Neuropathy. Indian
Journal Of Basic And Applied Medical Research. 5(2): 410-414
Vianti, Remilda Armika & Ari S.. 2018. Penurunan Nyeri Saat Dismenore Dengan
Senam Yoga Dan Teknik Distraksi (Musik Klasik Mozart). Jurnal Litbang
Kota Pekalongan. 14 (1): 14-27
58
Lampiran 1 : Surat Izin Pengambilan Data Awal
lvii
Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal
lviii
Lampiran 3 : Lembar Inform Consent
INFORMED CONSENT
Banggai, 2023
Peneliti Responden
lix
Lampiran 4 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Kepada :
Yth . Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
( Sitti Nurhaliza)
lx
Pengaruh Child Pose (Balasana) Terhadap Intensitas Nyeri Haid Pada Siswi
SMP N 2 Luwuk Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah
Kode Responden :
Hari /Tanggal :
A. Data Umum
Identitas Responden
1. Inisial :
2. Umur : Tahun
4. – Berat Badan : Kg
- Tinggi Badan : Cm
lxi
Standard Operational Procedure (SOP)
Child Pose (Balasana)
lxii
Sumber : Amalia, Astrid. 2015. Tetap Sehat Dengan Yoga. Jakarta. Panda Med
lxiii
C. Instrumen Penelitian Variabel Dependen
Lembar Observasi Pengukuran Nyeri
Pain Measurement Scale
Penjelasan :
Tandai skala nyeri berikut ini dengan tanda silang (X) yang menurut saudari
dapat mewakili tingkat / intensitas nyeri haid yang saudari rasakan saat ini !
lxiv
Lampiran 6 : Lembar Konsultasi
LEMBAR KONSULTASI
5.
lxvi
IDENTITAS PENELITI
Riwayat Pendidikan :
1. SD : Lulusan SD Negeri 4 Luwuk
2. SMP : Lulusan SMP Negeri 2 Luwuk
3. SMA : Lulusan SMA Negeri 1 Luwuk
4. D3 : D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Makasar
Motto : Hiduplah Seakan Kamu Mati Besok. Belajarlah Seakan Kamu Hidup
Selamanya.
lxvii