Professional Documents
Culture Documents
Cara Jitu Pengembangan Keahlian Dan Keterampilan Anak Berkebutuhan Khusus - Riris Yuliati Pradana Dan Wahyu Tiarni
Cara Jitu Pengembangan Keahlian Dan Keterampilan Anak Berkebutuhan Khusus - Riris Yuliati Pradana Dan Wahyu Tiarni
Cara Jitu
Pengembangan
Keahlian dan Keterampilan
Anak Berkebutuhan Khusus
Cara Jitu Pengembangan Keahlian dan Keterampilan
Anak Berkebutuhan Khusus
Copyright ©Riris Yuliati Pradana & Wahyu Tiarni
Cetakan 2020
x + 116; 14,8 x 21 cm
ISBN: 978-602-9434-80-4
Diterbitkan oleh:
RELASI INTI MEDIA (Anggota IKAPI)
Jln. Veteran, Gg. Manunggal No. 638 C RT/RW. 20/05
Pandeyan, Umbulharjo, Yogyakarta
Tlp. (0274) 4286584
DAFTAR ISI
Daftar Isi ~v
Prakata ~vii
Pendahuluan ~1
Step 1: Terima Apa Adanya ~17
Step 2: Didik dengan Cinta ~23
Step 3: Kenali Anak Anda ~35
Step 4: Ajari Kemandirian ~45
Step 5: Ajari Bersosialisasi ~59
Step 6: Gali Potensinya ~73
Step 7: Raih Bintangnya ~85
Step 8: Jadikan Ia Spesialis Berwawasan Global ~93
Penutup ~99
v
Prakata
Penulis
viii
Buku ini dipersembahkan khusus kepada para
orang tua hebat yang membesarkan anaknya
dengan hati yang besar
***
ix
Pendahuluan
1
Pendahuluan
2
Pendahuluan
3
Pendahuluan
5
Pendahuluan
- Autisme
Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada
seseorang yang dialami sejak lahir ataupun saat masa balita.
Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap
kelainan ini adalah kesulitan membina hubungan sosial, ber
komunikasi secara normal maupun memahami emosi serta
perasaan orang lain.
Namun secara definisi, menurut Lusi Nuryanti (2008) harus
ada sedikitnya 6 gejala dari a, b, dan c dengan minimal dua
gelaja dari a dan masing-masing satu gejala dari b dan c.
a. Gangguan interaktif dalam interaksi sosial yang timbul
balik
1) Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup
memadai, antara lain kontak mata sangat kurang,
eks
presi muka kurang hidup, gerak gerik yang
kurang terarah
2) Tidak bisa bermain dengan teman sebayanya
3) Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang
lain
4) Kurangnya hubungan emosi dan sosial yang timbal
balik
b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi
1) Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang
(tidak ada usaha untuk mengimbangi komunikasi
dengan cara lain tanpa bicara)
2) Bila bisa bicara, biasanya tidak dipakai untuk ber
komunikasi
6
Pendahuluan
7
Pendahuluan
- Berkesulitan Belajar
Adalah anak yang memiliki gangguan pada satu atau lebih
kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman
dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat
memengaruhi kemampuan berfikir, membaca, berhitung
ber
bicara yang disebabkan karena gangguan persepsi,
brain injury, disfungsi minimal otak, disleksia, dan afasia
perkembangan.
Individu kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau diatas
rata-rata, mengalami gangguan motorik persepsi-motorik,
gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan
ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
- Lamban Belajar
Jika anak yang berkesulitan belajar memiliki IQ rata-rata atau
di atas rata-rata maka sebaliknya dengan anak-anak lamban
belajar. Mereka memiliki IQ di bawah norma(ambang batas)l
, meskipun tidak bawah sekali. Dan ingatannya sangat pendek
sekali. Sehingga jika misalnya hari ini bisa mengerti suatu
hal, belum tentu esok hari. Diperlukan pengulangan dalam
memberikan sebuah materi. Dan ketika sudah beranjak ke
materi yang lain, materi yang sudah diajarkan harus sering
diulang. Karena jika tidak, maka bisa dimungkinkan akan lupa
sebagian atau semuanya.
Nyatanya ada banyak cerita dari orang tua yang justru merasa
bahwa memiliki mereka jauh lebih mudah daripada memiliki anak
normal pada umumnya. Di buku ini kita akan mendapati betapa
8
Pendahuluan
10
Pendahuluan
11
Pendahuluan
kita tidak perlu bergabung dengan mereka dan menarik diri dari
pergaulan di masyarakat.
5. Mengisolasi Anak Dari Pertemanan
Setelah kita yang menarik diri dari masyarakat, tentunya kita
juga tidak akan membiarkan anak kita berkeliaran. Kita juga pasti
akan sangat menjaga pergaulannya. Kita tidak mau mengambil
resiko yang terlalu besar apabila anak kita yang merupakan anak
berkebutuhan khusus, bermain bersama anak normal yang lain.
Kita takut jika terjadi apa-apa, kita akan dipermalukan lagi untuk
ang kedua kalinya.
Di buku ini, akan ada cara jitu bagaimana kita sebagai orang tua
yang memiliki anak berkebutuhan khusus, bisa mengoptimalkan
kelebihan yang dimiliki oleh anak kita, dan bisa mengembangkan
keahlian dan ketrampilan mereka, karena kelak di kemudian hari,
mereka akan tumbuh besar dan hidup tanpa kita di sisi mereka.
Mereka akan merasakan hidup di dunia nyata yang mungkin akan
terasa berat bagi mereka jika kita tidak membekali mereka dengan
kompetensi-kompetensi untuk hidup.
Di dalam buku ini, akan ada cara jitu bagaimana kita bisa,
1. Menerima apa adanya kondisi anak kita
2. Memberikan kasih sayang dan cinta
3. Mengenali kekhususan anak kita dan apa kebutuhannya
4. Memberi bekal kemandirian kepada anak kita sesuai tugas
perkembangannya
5. Mengajari cara bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang
lain
13
Pendahuluan
14
Pendahuluan
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
15
Step 1
Terima Apa Adanya
18
Terima Apa Adanya
Kesempatan Emas
Jika kita melihat lebih dekat makna mengapa Yang Maha Kuasa
menitipkan anak berkebutuhan khusus kepada kita, mungkin kita akan
lebih bijaksana memaknai ini semua. Kita justru akan menganggap
bahwa ini semua adalah semata-mata kesempatan emas yang diberikan
kepada kita.
Mengapa? Ada baiknya dengan hati yang terbuka dan jujur, kita
membaca dan memahami mengapa ini justru menjadi kesempatan
emas bagi kita. Inilah alasannya.
1. Kita akan lebih belajar tentang ketabahan dan keikhlasan
2. Kita akan lebih bersabar dalam menerima sesuatu
3. Kita menjadi lebih pandai dalam mengendalikan emosi
4. Kita menjadi lebih dewasa
5. Kita akan belajar tentang bagaimana menghadapi kekhususan
anak. Bagaimana penanganannya, bagaimana tata laksananya,
bagaimana pedomannya, dan lain-lain
6. Kita akan lebih pandai memilih sikap yang tepat saat menghadapi
masalah tertentu
7. Kita akan memiliki pengalaman yang lebih dalam mengasuh,
membesarkan dan mendidik anak berkebutuhan khusus, sehingga
kita bisa share dengan orang lain yang berada di kondisi yang sama.
19
Terima Apa Adanya
Anakku Autis
Saya adalah seorang ibu dari dua anak, yang dua-duanya didiagnosa
mengalami gangguan spektrum autistik (autistic spectrum disorder,
atau ASD). Awalnya, saya bingung menghadapi sang anak, dan malu
karena diperhatikan orang banyak. Mereka suka mengamuk (tantrum)
tanpa sebab yang jelas, berteriak-teriak, menangis membabi buta, dan
kadang memukul atau menendang kesana kemari sekenanya.
Untungnya saya tidak merasa sendirian, di luar sana, saya berjuang
bersama-sama dengan sekolah, komunitas, dan teman-teman, baik
yang juga memiliki anak berkebutuhan khusus maupun yang tidak.
Itu memberi kekuatan tersendiri bagi saya.
Hari berganti hari, tahun berganti tahun. Saya menyaksikan dan
melihat mereka tumbuh. Saya mendidik dan membesarkan mereka,
dan setelah saya menikmati proses itu, saya merasa begitu bangga
karena saya punya peluang memandang dunia dengan cara yang
berbeda dan terbuka pada perbedaan itu sendiri.
Seiring berjalannya waktu, lama kelamaan saya tidak peduli pada
apa yang dipikirkan orang banyak. Saya tahu ini adalah cara Allah
mendewasakan saya dan suami. Semoga kami bisa mendidik dan
membesarkannya dengan baik.
20
Terima Apa Adanya
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
21
Step 2
Didik dengan Cinta
23
Sebelumnya, tentu kita harus mengetahui kecenderungan bahasa
cinta yang dimiliki anak. Jangan sampai ada perbedaan persepsi
antara orang tua dan anak tentang bahasa cinta mereka.
Bahasa cinta bisa diartikan sebuah jalan atau cara bagaimana
menunjukkan rasa cinta atau persepsi tentang indikator bahwa ia
dicintai.
Misalnya saja begini, orang tua beranggapan, dengan selalu
memberikan hadiah, itu adalah salah satu wujud cintanya kepada
anak. Tapi menurut anak, ia merasa dicintai jika orang tua selalu ada
waktu untuk bersama dengannya.
Nah, perbedaan ini merupakan jurang, sehingga di kedua belah
pihak akan merasa tidak dicintai. Orang tua merasa tidak dihargai
karena perasaan cintanya melalui hadiah-hadiah yang diberikan
tidak dianggap atau tidak dipedulikan anak. Dan anak merasa bahwa
ia tidak dicintai karena orang tuanya tidak memiliki waktu untuknya
dan menggantikannya dengan hadiah-hadiah yang sama sekali tidak
berarti untuknya.
Untuk memberi dan menunjukkan cinta kepada anak, apalagi
anak berkebutuhan khusus yang suatu hari nanti ia akan mengetahui
tentang kekuranga dan kelebihannya, orang tua perlu belajar tentang
bagaimana bahasa cinta anak. Jangan sampai cara kita sebagai
orang tua salah, karena ini akan fatal jika suatu hari nanti anak kita
menginjak dewasa. Ini akan berpengaruh pada sisi psikologisnya.
Musrofi (2010) menjelaskan ada lima bahasa cinta yang perlu kita
pelajari agar kita bisa tepat mengungkapkan rasa cinta kita kepada
anak kita, yaitu hadiah, kata-kata penegasan, waktu yang berkualitas,
sentuhan fisik dan juga pelayanan. Mari kita bahas satu persatu.
24
1. Hadiah
Anak yang memiliki bahasa cita ini merasa dicintai bila sering
menerima pemberian istimewa dari orang lain. Memberi
hadiah adalah bahasa cinta yang paling mudah dipelajari.
Hadiah yang diberikan tidak harus sesuatu yang mahal, tetapi
akan menunjukkan bahwa orang tua memberikannya sebagai
ungkapan cinta.
Untuk mengungkapkan rasa cinta kepada anak yang memiliki
bahasa cinta ini, kita bisa memberikan hadiah-hadiah kecil yang
menarik, seperti pensil, rautan lucu, stiker, dsb. Itu sangat berarti
baginya. Sesekali, kita memberi kejutan dengan memberikan
sesuatu yang besar. Pasti anak akan menyukainya.
Tetapi sebagai orang tua kita tetap harus bijak mengendalikan
dalam memberi hadiah. Jangan setiap hari diberi hadiah atau
setiap kita punya keinginan terhadap anak untuk melakukan
sesuatu kita memberi hadiah. Anak harus dipahamkan benar
tentang hal itu. Karena jika tidak akan mengakibatkan hal yang
buruk, baik untuk orang tua maupun untuk anak.
Dan perlu dipahami bahwa hadiah tidak harus berupa benda
atau barang. Hadiah bisa jadi berupa kesempatan, hak istimewa,
melakukan sekali lagi kegiatan yang sudah dilakukan, dan yang
lain.
Pengetahuan orang tua tentang variasi hadiah dan juga
managemen yang baik dalam memberikannya kepada anak akan
membuat anak merasa dicintai. Bagi orang tua yang memiliki
bahasa cinta ini harus benar-benar belajar tentang ini.
25
Didik Dengan Cinta
2. Kata-Kata Penegasan
Anak yang memiliki bahasa cita ini merasa dicintai bila dipuji
atau dengan kata-kata penghargaan. Kata-kata penegasan yang
berupa pujian atau penghargaan itu diungkapkan dengan ramah,
tulus, dan mesra, bukan dibuat-buat.
Kata-kata seperti “Hebat sekali!”, “Terima kasih, kamu
memang jago!”, “Luar biasa! Besok lakukan yang lebih baik
lagi ya….” dan yang lain adalah kata-kata penegasan yang akan
membuat anak semakin bersemangat dan merasa dicintai.
Kata-kata yang diucapkan tidak harus berlebihan, “Kamu
memang anak paling pandai sedunia”, atau “ Memang tidak
ada yang lebih hebat daripada kamu” tidak perlu diucapkan.
Karenabagi anak tertentu ini akan membuatnya sombong, atau
malah merasa direndahkan atau dilecehkan.
Dan yang tidak kalah penting adalah, kata-kata penegasan
yang diucapkan harus proporsional dengan kondisi dan usia
anak. Jangan sampai ucapan untuk anak usia 6 tahun seperti
“Wah, luar biasa pintar anak Ibu”, kita berikan kepada anak usia
14 tahun yang bahkan dia sudah tahu kekhususannya. Ini justru
akan membuat demotivasi.
26
Didik Dengan Cinta
4. Sentuhan Fisik
Anak yang memiliki bahasa cinta ini, suka dipegang, dibelai, di
dekap, dicium keningnya, dan sebagainya. Pada masa-masa kritis,
misal saat akan menghadapi sentuhan menjadi sangat penting.
Misalnya dengan memeluk anak. Pelukan merupakan hal yang amat
diharapkan untuk mengurangi kesedihan atau penderitaan fisik.
Pada saat anak sakit, mereka membutuhkan belaian untuk
mengurangi rasa sakit. Anak akan merasa bahwa dengan belaian
orang tua, anak merasakan bahwa orang tua juga merasakan
sakitnya.
Pada saat akan menghadapi tes atau ujian nasional, pelukan
akan memberi semangat dan meringankan beban, serta memberi
kan semangat dan motivasi untuk kesuksesan dan keberhasilan.
27
Didik Dengan Cinta
5. Pelayanan
Anak yang memiliki bahasa cinta ini, intinya suka dilayani.
Pemberian bantuan akan memperkuat cinta bila dilakukan
dengan senang hati atau atas dasar permintaan.
Berbeda dengan pelayanan yang diberikan pembantu
terhadap majikannya, pelayanan di sini lebih kepada bentuk
perhatian yang diberikan untuk menunjukkan rasa cinta, saling
bantu, atau simpati.
Mengambilkan pensil yang jatuh, merapikan rambut yang
kurang rapi, membawakan bekal, atau sekedar mengingatkan
barang-barang yang harus dibawa ke sekolah.
Selalu ada saat dibutuhkan, itu juga satu indikator yang bisa
dipakai untuk anak-anak dengan bahasa cinta ini. Meskipun
sebagai orang tua, kita harus tahu batasannya. Apa yang secara
prinsip harus dilakukan anak sendiri, itu harus dilakukan sendiri,
karena itu akan berhubungan dengan kemandiriannya.
28
Didik Dengan Cinta
29
Didik Dengan Cinta
Inilah Hasilnya
Dengan mengungkapkan rasa cinta dengan tepat, anak kita yang
berkebutuhan khusus akan merasakan betapa mereka sangat dicinta,
dan secara psikologis, ini akan berpengaruh terhadap
• Kejiwaannya
Mereka merasa aman dan terlindungi. Ada orang-orang yang
mencintainya dan akan selalu menjaganya. Rasa ini yang akan
membuat anak akan merasa percaya diri untuk hidup bersama
dengan orang lain di keluarga besar atau juga di masyarakat.
• Motivasi Hidupnya
Bagi anak-anak tertentu, akan berpengaruh terhadap motivasi
hidupnya. Anak-anak dengan cacat fisik sangat membutuhkan
motivasi hidup. Apalagi jika mereka sudah beranjak dewasa.
• Semangat Belajarnya
Dengan cinta yang diberikan dari orang tua dan orang-orang di
sekelilingnya, anak akan tetap bersemangat dalam belajarnya,
meskipun ia menyadari kondisinya berbeda dengan yang lain.
30
Didik Dengan Cinta
32
Didik Dengan Cinta
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
33
Step 3
Kenali Anak Anda
36
Kenali Anak Anda
37
Kenali Anak Anda
d. Sosial
- Jujur, suka bercerita apa yang tadi disaksikan
- Senang berkawan, sering-sering agresif atau menyerang
dan kadang-kadang suka memerintah
- Tidak pilih-pilih teman
- Laki-lak dan wanita bermain bersama, tetapi sudah
sadar akan perbedaan jenis
2. Usia 9 – 12 tahun
a. Fisik
38
Kenali Anak Anda
39
Kenali Anak Anda
Apa kebutuhannya?
Mengetahui kebutuhan anak sangat penting untuk proses per
kembangan dan proses belajar anak. Tentunya anak yang satu berbeda
kebutuhannya dengan yang lain, karena mereka bukanlah anak
yang normal pada umumnya. Kekhususan itu juga membutuhkan
perhatian khusus dan jugaperlakukan khusus.
Tentunya anak yang autis beda penanganannya dengan anak yang
mengalami cacat tubuh, dan anak yang mengalami retardasi mental
berbeda penanganannya dengan anak hiperaktif.
Yuk, Belajar dari Mereka
Ada orang tua yang sering membaca buku tentang pendidikan anak,
terutama saat mereka memiliki anak pertama. Tapi ternyata membaca
saja tidak cukup. Orang tua harus juga belajar dari pengalaman orang-
orang yang sudah memiliki anak.
Mendengarkan nasihat orang tua kita, tetangga, atau teman-
teman kita adalah cara yang bijak. Kita akan belajar dari pengalaman
40
Kenali Anak Anda
41
Kenali Anak Anda
42
Kenali Anak Anda
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
43
Step 4
Ajari Kemandirian
45
Ajari Keamandirian
46
Ajari Keamandirian
Bagaimana Caranya?
Sebelum kita mengetahui bagaimana caranya kita melatih kemandirian
bagi anak berkebutuhan khusus, kita perlu tahu terlebih dahulu,
kemandirian dalam hal apa saja yang perlu kita ajarkan kepada anak?
Paling tidak, ada 3 kemandirian yang perlu kita ajarkan;
1. Kemandirian dalam mengurus kebutuhan pribadi, seperti makan
dan minum, toilet training, dsb
2. Kemandirian dalam belajar dan mengembangkan potensi diri
3. Kemandirian dalam bersosialisasi
4. Kemandirian ekonomi
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut
1. Kemandirian Dalam Mengurus Kebutuhan Pribadi
a. Toileting dan Bathing
Toileting dan bathing yang sebenarnya harus dikuasai anak
adalah toileting dan bathing yang mandiri dan normatif.
Mandiri artinya anak dapat melakukannya dengan baik tanpa
bantuan orang lain. Normatif artinya anak dapat melakukan
aktifitas toileting dan bathing tersebut tidak hanya dengan
baik tanpa bantuan orang lain, namun juga mampu mengerti
norma-norma yang berlaku di lingkungan sosial dan yang
dapat diterima oleh masyarakat.
48
Ajari Keamandirian
b. Undressing/Dressing
Tujuan aktifitas ini agar dapat memakai (dressing) dan
melepas pakaian (undressing) sendiri secara mandiri dan
mempertimbangkan aspek normatif dalam berpakaian.
Kita harus membiasakan diri berlatih berpakaian tidak di tempat
terbuka atau di depa banyak orang dan juga mengembangkan
pemahaman tentang privasi dan kepantasan.
c. Grooming
Grooming merupakan aktifitas berdandan agar diri terlihat
rapi. Kita harus melatih anak untuk dapat berdandan sendiri
secara mandiri. Anak yang sejak awal tidak dibiasakan
berdandan atau setidaknya berpenampilan rapi maka anak
tersebut cenderung malas untuk melakukannya di kemudian
hari. Salah satu bentuk aktifitas grooming yang paling umum
adalah menyisir rambut.
d. Menggosok Gigi
Kita harus melatih anak menggosok giginya sendiri secara
mandiri termasuk pula menimbulkan minat pada anak agar
mau menggosok giginya dan merasakan manfaat apabila
giginya bersih dan sehat. Menggosok gigi adalah kegiatan
yang dapat dipandang sebagai kegiatan yang cukup vital bagi
anak-anak dan pelu dibiasakan sejak dini.
e. Makan dan Minum
Kita harus melatih anak untuk makan dan minum sendiri
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, tidak hanya
sekedar agar membuat anak kenyang atau tidak haus. Artinya
apabila norma masyarakat menghendaki bahwa jika makan
49
Ajari Keamandirian
50
Ajari Keamandirian
51
Ajari Keamandirian
52
Ajari Keamandirian
Kelasku Oh Kelasku
Hari pertama masuk kelas adalah hari yang paling saya nantikan.
Dua pekan sudah saya menikmati liburan bersama keluarga. Entah
mengapa, saat liburpun, saya tetap memikirkan sekolah. Mungkin
memang saya sudah jatuh cinta dengan sekolah tempat saya bekerja.
Selama satu pekan, saya telah menyiapkan kelas baru saya sesuai
dengan konsep yang sudah saya buat. Saya akan menjadikan kelas
sebagai rumah kedua anak-anak. Sehingga anak akan merasa di rumah
sendiri. Desain kelas dan pernak-periknya saya bua sedemikian rupa
sehingga anak akan sukabelajar di kelas.
Kebetulan, tahun ini saya akan mengajar di kelas 1. Saya sudah
membayangkan, saya akan bertemu dengan wajah-wajah mungil
yang lucu, berkenalan dengan mereka, bermain dan belajar bersama
mereka. bahkan saya sudah menyiapkan berbagai permainan yang
bisa dimainkan bersama. Dan membuat pernak pernik tentunya.
Saya sadar, mengajar kelas 1 adalah tantangan bagi setiap guru.
Mengapa? Karena pada masa ini, anak berada pada tahap transisi
antara TK dan SD. Saya harus menyesuaikan tahapan mereka. Saya
harus bisa seakan-akan menjadi guru TK dan mulai mengenalkan
kepada anak-anak perbedaannya jika bersekolah di SD.
53
Ajari Keamandirian
Ada yang unik di sekolah tempat saya mengajar ini. Sekolah kami
adalah sekolah inklusif yang menerima anak berkebutuhan khusus,
sehingga mereka bisa belajar bersama mereka. Dan di kelas baru saya,
saya sudah mendapatkan informasi bahwa di kelas saya akan ada satu
anak autis, satu anak gangguan wicara, satu anak retardasi mental dan
satu anak lamban belajar. Sisanya adalah anak normal yang beberapa
di antaranya belum tuntas membaca dan menulisnya.
Di kelas saya, ada tiga guru pendamping khusus yang membantu
saya dalam pembelajaran. Tugas mereka adalah mendampingi anak-
anak kebutuhan khusus agar mereka bisa belaa bersama dengan teman-
teman yang lain sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.
Akhirnya hari yang saya tunggu akhirnya datang. Saya menyambut
kedatangan mereka. Sebelum bel berbunyi, beberapa orang tua masih
tampak berada di dalam kelas karena anaknya masih menangis dan
tidak mau ditinggal. Ada anak yang langsung bisa berkenalan dengan
anak yang lain. Tapi ada juga yang duduk diam melihat apa yang
terjadi di kelas.
Setelah bel berbunyi, untunglah anak yang tadinya tidak mau
ditinggal, dengan sukarela mau duduk sendiri dan orang tuanya
berada di luar kelas. Saya, sebagai guru mereka, memulai prosedur
dan rutinitas di kelas dengan berdoa, berkenalan, dan sebagainya.
Awalnya, seperti tidak ada masalah. Sampai istirahat paling tidak.
Semua berjalan lancar. Akhirnya bel istirahat berbunyi. Dan ini adalah
awal dari semua kejadian yang membuat saya berpikir, bagaimana
hari kedua di kelas saya nantinya.
Tepat setelah bel berbunyi, ada yang berteriak, “Bu Guru, Aji
ngompol!” Saya tersenyum dan segera meminta anak-anak untuk
54
Ajari Keamandirian
55
Ajari Keamandirian
56
Ajari Keamandirian
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
57
Step 5
Ajari Bersosialisasi
59
Ajari Bersosialisasi
61
Ajari Bersosialisasi
Namun, bagi kita itu masalah, bahkan masalah besar. oleh karena
itu, kitalah ang harus berinisiatif dan mendorong anak untuk ma
bergabung dengan temannya. Menciptakan kebutuhan beteman,
inilah tujuannya.
4. Mengasah Rasa Kemanusiaan Seperti Simpati, Empati, Toleransi
dan yang Lainnya
Dengan bersosialisasi, anak-anak akan mengasah rasa
kemanusiaan mereka. Saat melihat orang sedih, mereka akan
simpati. Saat melihat teman kecewa, mereka akan empati. Saat
melihat temannya berbeda, mereka akan memberi toleransi.
Sifat-sifat ini tentunya tidak akan muncul jika anak asyik dengan
dirinya sendiri, dan hidup di dunianya sendiri.
5. Mengembangkan Sifat-Sifat Baik Misalnya Jujur, Baik Hati,
Suka Menolong, Sportif, dan yang Lainnya
Sifat-sifat yang baik seperti jujur, baik hati, suka menolong, sportif
dan yang lainnya bisa kita kembangkan dengan bersosialisasi. Saat
bermain dengan teman, anak-anak akan banyak mengembangkan
sifat-sifat tersebut. Tugas kitalah untuk memilih, permainan apa
yang baik yang bisa dilakukan secara kolektif, sehingga semua
bisa belajar sifat-sifat yang baik tersebut
Memang akan membutuhkan proses karena anak kita memiliki
perbedaan. Namun ini juga justru akan membelajarkan anak-
anak yang lain juga untuk menerima segala perbedaan
6. Mengembangkan Sikap Kepemimpinan, Kebijaksanaan dan
Kedewasaan
Saat bersosialisasi, anak akan belajar mengembangkan sikap
kepemimpinan, kebijaksanaan, dan kedewasaan mereka. Kita
62
Ajari Bersosialisasi
bisa melihat itu saat anak kita dan teman-temannya sedang asyik
ngobrol. Di situ bisa terlihat siapa yang paling mendominasi,
siapa yang mau menang sendiri, siapa yang pasif, siapa yang suka
mengatur, siapa yang mengalah, dan yang lain. Jika anak kita bisa
mengembangkan sikap-sikap itu, tentu itu adalah sebuah bekal
yang luar biasa untuk kehidupannya kelak.
7. Mengajarkan Anak untuk Hidup Bermasyarakat
Nah, yang pasti, bersosialisasi akan mengajarkan anak kita
untuk hidup bermasyarakat, dimulai dari mengenal masyarakat
itu sendiri. Aktivitas mengenal nama tetangga sepertinya asyik
untuk langkah awal anak mengenal lingkungan dimana mereka
tinggal.
Bagaimana caranya?
Inilah cara agar anak kita mampu bersosialisasi dengan segala
kekurangan mereka
1. Melakukan Kegiatan Interaktif dan Komunikatif di Rumah
Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemampuan anak dalam
berinteraksi dan bersosialisasi di dalam rumah. Kegiatan
ini bisa dianggap sebagai pemanasan atau bekal awal untuk
bersosialisasi di luar rumah.
Dengan kegiatan interaktif ini, orangtua dapat mengukur
seberapa fungsionalnya berbagai konsep yang telah dikuasai
oleh anaknya. Sedangkan kegiatan komunikasi yang perlu
dilatihkan adalah bagaimana membuat komunikasi dengan
anak se-alamiah mungkin.
63
Ajari Bersosialisasi
64
Ajari Bersosialisasi
66
Ajari Bersosialisasi
Namun, kita jaga tidak boleh memaksakan diri jika memang anak
tidak mampu atau sekolah itu belum secara optimal menangani anak
berkebutuhan khusus, karena
a. Ini akan menjadi beban bagi anak kita, bisa-bisa menjadi
stress
b. Demotivasi
c. Kemampuan anak tidak berkembang karena ternyata
sebenarnya pihak sekolah tidak siap
d. Membuang-buang biaya
Sekolahku Aneh
Namaku Dila. Aku kelas dua. Aku pindah dari Bandung
ayah kerja jadi aku ikut
tapi sekolah baruku itu aneh karena ada teman-temanku yang
bersikap aneh.
67
Ajari Bersosialisasi
68
Ajari Bersosialisasi
69
Ajari Bersosialisasi
70
Ajari Bersosialisasi
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
71
Step 6
Gali Potensinya
√√ Di tahapan ini, kita akan melatih diri kita untuk mencari dan
mengamati apa kelebihan anak
√√ Taraf kecerdasan, konsep diri, motivasi belajar, minat dan
bakat yang kita temukan, akan membantu kita menemukan
emas dari anak-anak kita
Menemukan Emas
Bagi kebanyakan orang, emas adalah sesuatu yang berharga. Bahkan
sejak dulu emas digunakan sebagai alat tukar yang sah dimanapun.
73
Gali Potensinya
d. Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu atau
apa yang disukai untuk dilakukan. Pastinya seseorang akan
lebih suka melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya.
Harapannya bahwa, sesuatu itu nanti akan memiliki hasil
yang maksimal.
e. Bakat
Bakat adalah kapasitas untuk belajar sesuatu dan baru akan
muncul setelah melalui proses latihan dan usaha pengem
bangan. Tentu saja bakat tidak serta merta muncul dan
terlihat pada diri anak. Karena apa yang terlihat oleh anak
masih berupa potensi.
Istilah-istilah ini yang nanti akan sering kita pakai untuk menggali
memampuan anak kita. Diharapkan setelah membaca bab ini kita
benar-benar mengetahui kelebihan yang dimiliki oleh anak kita.
Bagaimana caranya?
Mari kita gali lebih dalam lagi kelebihan yang ada pada anak kita.
Satu persatu. Semoga saat ini kita langsung bisa menemukannya.
Pun kalau tidak, kita akan tetap menggali dan berusaha sensitif terh-
adap segala bentuk perubahan yang kita tangkap dari anak kita.
a. Taraf Kecerdasan
Bagaimana taraf kecerdasan anak kita? Untuk menggali informasi
ini, kita bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut terkait
dengan anak kita.
75
Gali Potensinya
78
Gali Potensinya
79
Gali Potensinya
80
Gali Potensinya
81
Gali Potensinya
82
Gali Potensinya
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
83
Step 7
Raih Bintangnya
85
Raih Bintangnya
86
Raih Bintangnya
Buat Kebanggaan
Nah, sekarang giliran kita untuk mengoptimalkan anak agar mereka
bisa membuat kebanggaan. Tidak harus masuk rekor MURI,
karena contoh yang diketengahkan di atas hanya sebagian kecil dari
kebanggaan yang bisa dilakukan seseorang.
Kebanggaan di sini sifatnya sangat relatif. Bagi orang banyak,
mungkin dia bisa membuat kebanggaan hanya ketika dia memperoleh
juara di sebuah lomba atau mendapat rangking 1 di kelas.
Tentunya kita harus memperluas definisi ‘kebanggaan’ itu sendiri.
karena sebenarnya banyak sekali hal-hal yang dilakukan anak yang
bisa membuat bangga, baik itu untuk diri sendiri, maupun bagi orang
lain.
87
Raih Bintangnya
Bagaimana caranya?
Untuk menghasilkan prestasi seperti contoh di atas, tentu kita juga
harus mencontoh perjuangan mereka, yang tidak hanya perjuangan
yang biasa, tetapi perjuangan yang luar biasa. Ada beberapa langkah
yang bisa kita lakukan
- Temukan Kelebihan yang Dimiliki Anak
Pada bab sebelumnya, kita telah membahas bagaimana
cara menemukan kelebihan anak kita. Kelebiha yang sudah
dimiliki harus terus di atas agar menghasilkan hasil yang
optimal, karena jika tidak, hanya akan menjadi potensi yang
belum terlihat bahkan mengendap.
- Gali Kelebihan Itu Lebih Dalam Lagi
Berlatih ekstraordinary, atau berlatih ekstra keras. Ini
diperlukan untuk menunjukkan bahwa selain punya
kelebihan, anak kita juga punya kelebihan yang lebih dari
anak lain.
- Temukan Guru Atau Mentor yang Tepat
Adakalanya anak dengan bakat luar biasa tidak bisa
optimal karena dia tidak memiliki guru atau mentor yang
tepat. Seperti contoh di atas, anak-anak sangat beruntung
sebenarnya karena mereka bertemu dengan Pak Ciptono
yang mengetahui bagaimana caranya agar membuat anak
bisa meraih prestasi optimal.
- Cari Peluang atau Kesempatan
Kita harus jeli mencari peluang atau kesempatan yang bisa
memberi kesempatan kepada anak kita untuk menunjukkan
88
Raih Bintangnya
89
Raih Bintangnya
Saya merasa sangat malu dengan kondisi itu. Karena sejauh yang
saya tahu, tidak ada teman atau kerabat yang anaknya mengalami
kelainan seperti anak saya. Ditambah lagi dengan perilaku yang
unkontrol yang membuat saya menjaga jarak dengan tetangga.
Sampai akhirnya saya menyekolahkan Firmansyah di sekolah
inklusif. Saat mengantar dan menjemput, saya tidak berlama dan say
hello dulu kepada sesame orang tua murid. saya datang dan langsung
pulang seakan tidak memberi kesempatan bagi untuk orang lain yang
ingin menyapa saya.
Kejadian itu berlangsung hingga bertahun-tahun. Hingga pada
suatu hari, guru Firmansyah mengetahui bahwa Firmansyah pandai
bernyanyi. Beliau sering mengikutkan anak saya ke dalam kompetisi
bernyanyi. Kebetulan pada waktu itu banyak sekali perlombaan
yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus, baik di tingkat
kabupaten maupun tingkat propinsi.
Saya diingatkan oleh guru Firmansyah atas keputusan yang sudah
saya ambil. Memang dulu saya saya pernah bercerita padanya. Beliau
memberi motivasi pada saya untuk kembali lagi di kehidupan normal
saya. Dalam gurauannya beliau berkata, “Jangan ikut autis lho Mah,
toh Firman juga sudah menunjukkan bahwa dia bisa berprestasi.”
Akhirnya saya tersadar, saya salah. Tujuh thropi yang ada di
almari ruang tamu kami akhirnya juga ikut menyadarkan saya bahwa
saya harus kembali bergaul, menjadi bagian dari masyarakat.
90
Raih Bintangnya
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
91
Step 8
Jadikan Ia Spesialis Berwawasan
Global
Menjadi Professional
Dalam keterbatasan yang dimiliki anak kita, kita harus mem
persiapkan mereka untuk bisa mandiri secara ekonomi, karena suatu
hari nanti mereka juga akan berkeluarga, seperti orang lain pada
umumnya. Kita harus memberikan bekal kepada mereka agar nanti
tidak selalu bergantung kepada orang lain.
Setelah kita mengenali anak kita, maka kita, dengan berdiskusi
dengan mereka, bisa menentukan pekerjaan apa yang akan dipilih,
93
Jadikan Ia Spesialis Berwwasan Global
95
Jadikan Ia Spesialis Berwwasan Global
96
Jadikan Ia Spesialis Berwwasan Global
97
Jadikan Ia Spesialis Berwwasan Global
https://img.yumpu.com/27267139/1/358x275/7-east-greenbush-central-school.jpg?quality=85
This is
a fact
98
Penutup
Inilah tujuan akhir kita sebagai orang tua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus. Anak-anak bisa mebuktikan dirinya sebagai
manusia yang berhasil, produktif, dan cakap. Stephen Glenn dan Jane
Nelsen (2000) merumuskan tentang bahwa, anak-anak memiliki
1. Persepsi yang kuat mengenai kecakapan pribadi. “Saya
mampu.”
2. Perepsi yang kuat mengenai arti diri dalam hubungan-
hubungan yang pokok. “Saya membantu dengan cara yang
bermakna dan saya benar-benar dibutuhkan.”
3. Persepsi yang kuat mengenai kekuatan atau pengaruh pribadi
atas kehidupan. “Saya dapat mempengaruhi apa yang terjadi
pada diri saya.”
4. Ketrampilan intrapribadi yang kuat. Kemampuan untuk
mema hami emosi pribadi, menggunakan pemahaman
itu untuk mengembangkan disiplin diri dan belajar dari
pengalaman.
5. Ketrampilan antarpribadi yang kuat. Kemampuan untuk
bekerja bersama orang lain dan mengembangkan per
sahabatan melalui komunikasi, kerjasama, negosiasi, saling
membagi, sikap empati dan kesediaan untuk mendengarkan
6. Kemampuan sistemik yang kuat. Kemampuan untuk
menanggapi keterbatasan dan konsekuensi kehidupan
99
sehari-hari dengan tanggung jawab, penyesuaian, keluwesan,
dan integritas.
7. Ketrampilan menilai yang kuat. Kemampuan untuk
menggunakan kearifan dan menilai situasi sesuai dengan
nilai-nilai yang pantas.
Semoga kita menjadi orang tua yang bijak, yang sudah dengan besar
hati membesarkan anak-anak kita, agar menjadi anak berkebutuhan
khusus yang memiliki ktrampilan dan keahlian khusus untuk bekal
kehidupannya kelak.
100
Daftar Pusataka
101
Biodata Penulis
103
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak Ada.
104
Nama Lengkap : Wahyu Tiarni
No. Telp/HP : 085647000181
Email : wahyutiarni@yahoo.com
Akun Facebook : Wahyu Yudha
Alamat Rumah : Perum Ostium Kartasura
Bidang Keahlian : Crafter, pengajar
105
Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak Ada.
106
Biodata Editor
107
Judul Penelitian dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir):
Tidak ada
108
Biodata Ilustrator
109
Buku yang Pernah ditelaah, direview, dibuat ilustrasi, dan/atau
dinilai (10 Tahun Terakhir):
Tidak Ada.
110
Biodata Reviewer
111
Cinta dalam Belanga (kumpulan cerpen, Kakilangit Kencana),
2009
Jumpalitan Menjadi Mama (kumpulan kisah inspiratif para ibu,
Lingkar Pena), 2011
Adonis (novel, Bentang Pustaka), 2015
Karya Terjemahan
Almost Dead, Cinta di Pusaran Dendam (Dastan Books), 2009
If She Only Knew, Dendam sang Kekasih Gelap (Dastan Books),
2009
Why Men Die First (Daras Books), 2009
Metode Megakills (Hikmah), 2010
Emily of New Moon (Qanita), 2010
The Story Girl (Bentang Pustaka), 2010
Ruby, Cinta dan Kepahitan Hidup (Dastan Books), 2010
Front of the Class (Tiga Serangkai), 2010
One Pink Rose, One White and Red Rose: Pengantin Clayborne
(Dastan Books), 2010
My Name is Memory (Bentang Pustaka), 2010
Judgement in Death (Gramedia Pustaka Utama), 2011
The Adventures of Huckleberry Finn (Bentang Pustaka), 2011
Gadis Korek Api (Atria), 2011
Hansel dan Gretel (Atria), 2011
Silent Killer (Dastan Books), 2011
The Queen Must Die (Tiga Serangkai), 2011
Shadow and Bone (Bentang Pustaka), 2013
Visions in Death (Gramedia Pustaka Utama), 2013
The Queen at War (Tiga Serangkai), 2013
Fools Rush In (Gramedia Pustaka Utama), 2014
The Best of Me (Gramedia Pustaka Utama), 2014
Kebangkitan Kolosus (Tiga Serangkai), 2014
The History Keepers (Mizan Fantasi), 2015
112
Princess of DisGrace 1: Tahun Pertama di Menara Tinggi (Tiga
Serangkai), 2015
Princess of Disgrace 2 (Tiga Serangkai), 2015
Shards and Ashes (Mizan Fantasi), 2015
The Queen Alone (Tiga Serangkai), 2015
Queen at Hearts 1: The Crown (Tiga Serangkai), 2015
Tribute (Gramedia Pustaka Utama), 2015
Queen at Hearts 2: The Wonder (Tiga Serangkai), 2016
Rofftoppers (Tiga Serangkai), 2016
Harper and the Scarlet Umbrella (Tiga Serangkai), 2016
The Adventure of Sherlock Holmes (Gramedia Pustaka Utama),
2016
Annie (Gramedia Pustaka Utama), 2017
Sekolah Bajak Laut Kapten Janggut Api (Tiga Serangkai), 2017
The Devil Wears Kilts (Gramedia Pustaka Utama), 2017
Passage Into Silence (Penerbit Forum), 2018
113
Biodata Penerbit
115