You are on page 1of 11

MAKALAH

REVOLUSI RUSIA DAN TINGKOK

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran IPS

Guru Mata Pelajaran :


Letty Faslan Telambanua S.Pd

Disusun Oleh :
SOZANOLO ZAI

SMA NEGERI 1 LOLOFITU MOI


T.P 2022/2023
KATA PENGATAR

Puji syukur kita penjatkan kehadiran tuhan yang maha esa atas segala berkatnya kepada kita semua, karena
saya dapat menyelesaikan makalah ini, dengan judul materi tentang Revolusi Rusia dan Tiongkok.
Makalah ini di tulis dan di susun guna memenuhi tugas IPS yang di berikan oleh guru mata
pelajaran. dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kelemahan baik dalam cara penyusunan makalah
cara penyusunan materi, penulisan ataupun sebagainya, oleh karena itu saya berharap sekali kepada
pembacanya agar dapat memberian kritikan kepada saya guna memperbaiki kelemahan, kesalahan dalam
materi ini agar materi ini dapat terus di sempurnakan dari waktu kewaktu.

Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................................


1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ..............................................................................................................................


2.1 Revolusi Rusia …………………………………………………………………………………
2.1.1 Pengaruh Revolusi Rusia …………………………………………………………………
2.1.2 Latar belakang Revolusi Rusia …………………………………………………………...
2.1.3 Dampak Revolusi Rusia ………………………………………………………………….
2.2 Revolusi Tiongkok ……………………………………………………………………………..
2.2.1 Pengaruh Revolusi Tiongkok ……………………………………………………………..
2.2.2 Latar Belakang Revolusi Tiongkok ……………………………………………………....
2.2.3 Dampak Revolusi Tiongkok ……………………………………………………………....

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................................................


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dirunut dari sejarah panjangnya, terjadinya revolusi di Rusia disebabkan oleh banyak faktor yang
memengaruhi. Mulai dari krisis ekonomi hingga menyebabkan kesenjangan sosial antara kaum elite dan
rakyat biasa. Di bawah masa kepemimpinan Tsar Nicholas II kala itu, gaya hidup kaum elite dinilai
berlebihan. Sehingga rakyat kecil harus mengalami krisis kelaparan di tengah gejolak perekonomian.
Terlebih, rakyat merasa tidak adil atas peristiwa Minggu Berdarah atau Bloody Sunday pada 1905 yang
menewaskan ribuan orang hingga memicu aksi protes besar-besaran. Sikap Tsar yang otoriter bahkan tidak
mau menerima kritik atau usulan, lantas memunculkan kelompok beraliran liberal dan sosialis sebagai
penentang Tsar II. Kelompok ini terbentuk atas ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan Tsar sekaligus
mendeklarasi supaya Rusia menjadi kerajaan yang memiliki undang-undang dasar.

Mengutip dari jurnal ilmiah berjudul Sejarah Runtuhnya Dinasti Manchu Awal Abad Ke 20 oleh
Yadi Kusmayadi, terjadinya Revolusi Cina bermula dari pedagang-pedagang Inggris yang mengalami
kerugian ketika melakukan perdagangan di Cina. Sehingga untuk menutupi kerugian tersebut, Inggris
menyelundupkan candu yang diperoleh dari India. Pada awalnya hubungan perniagaan Cina dan Inggris
berlangsung damai. Namun, setelah diketahuinya kegiatan Inggris sangat membahayakan bagi kelangsungan
hidup bangsa Cina, Kaisar Manchu memerintahkan supaya pedagang candu dilarang. Akibat perbuatan
kaisar tersebut menimbulkan kemarahan Inggris yang menyebabkan terjadinya perang candu. Kekalahan
yang dialami Cina pasca perang candu, memaksa Cina harus membayar ganti rugi dan membuka beberapa
pelabuhan bagi Inggris juga bangsa Eropa lainnya, sehingga Cina terbagi atas beberapa daerah pengaruh
yang dikuasai bangsa-bangsa Barat dengan tidak tunduk kepada hukum yang berlaku di Cina.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja pengaruh revolusi Rusia dan Tiongkok?


2. Apa saja latar belakang revolusi Rusia dan Tiongkok?
3. Apa saja dampak dari revolusi Rusia Dan Tiongkok?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Revolusi Rusia


Revolusi Rusia pada 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak pada tahun 1917
dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke
pendirian Uni Soviet, yang berakhir sampai keruntuhannya pada 1991.
Revolusi ini dapat dilihat dari dua fase berbeda:

 Yang pertama adalah Revolusi Februari 1917, yang menggulingkan pemerintahan Tsar Nicholas II, Tsar
Rusia yang terakhir dan mendirikan pemerintahan sementara.
 Fase kedua adalah Revolusi Oktober yang diinisiasi oleh Vladimir Lenin dari kaum Bolshevik yang
berideologi komunis radikal dengan menggulingkan pemerintahan sementara yang dipimpin Alexander
Kerensky. Revolusi kedua ini memiliki efek yang sangat luas, memengaruhi daerah kota dan
pedesaan. Meskipun banyak kejadian bersejarah terjadi di Moskwa dan Saint Petersburg, ada juga
gerakan di pedesaan di mana rakyat jelata merebut dan membagi tanah.

2.1.1 Pengaruh Revolusi Rusia

Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah
secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai bidang akibat kediktatoran Tsar
Nicholas II, akhirnya berhasil menghimpun kekuatan dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi.
Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang
berpaham komunis akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti
revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak baik bagi Rusia sendiri maupun bagi negara-
negara di kawasan di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan
pergerakan nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan paham Marxis yang kemudian
melahirkan Partai Komunis Indonesia.

Benih-benih Marxisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama Henk J.F.M.
Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet bersama-sama
dengan J.A. Brandsteder, H.W.Dekker, dan P. Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische
Vereeniging (ISDV). Sneevliet kemudian melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam
tubuh Sarekat Islam dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-
anggota SI menjadi anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai
pengaruh yang kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mempengaruhi beberapa pemimpin SI,
seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV
semakin jelas warna Marxismenya sehingga menyebabkan Sarekat islam terbelah menjadi dua pihak,pihak 1
tetap berpihak kepad hos umar said tjokroaminoto (Si putih) dan pihak 2 berpihak kepada Semaun dan
darsono (si merah) Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia belanda dan selanjutnya
pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis,
Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional Indonesia.

2.1.2 Latar belakang Revolusi Rusia

Pada masa pemerintahan Nikolas II, Rusia merupakan sebuah kerajaan dengan sistem yang tidak
demokratis yang memerintah dengan tangan besi. Corak pemerintahan Tsar pada masa Nikolas II di
antaranya melibatkan penindasan terhadap kebebasan sipil, kebebasan intelektual, dan hak asasi manusia.
Banyak masyarakat mengeluhkan kesenjangan strata ekonomi dan stratifikasi kelas sosial mereka yang
akhirnya membawa puncak kemuakan terhadap kaum borjuis yang selalu mempertahankan dirinya dalam
kemewahan dengan semena-mena mengorbankan tenaga kerja tak terbatas dengan upah yang sangat sedikit
milik kaum buruh dan petani miskin dengan populasi kaum pekerja mencapai 80% dari total penduduk.
Karena alasan ini, kelas pekerja adalah kekuatan utama untuk perubahan sosial. Dalam jumlah yang terus
bertambah, pekerja berusaha untuk mengorganisir serikat pekerja untuk memenangkan kondisi yang lebih
baik. Rezim tsar dan kapitalis sering menekan upaya reformasi mereka.Represi ini, dikombinasikan dengan
kondisi kerja dan kehidupan yang buruk, menyebabkan banyak pekerja menjadi sangat politis dan
mendukung kelompok-kelompok revolusioner.Petani, kelompok etnis dan nasional, dan agama minoritas
secara berkala memberontak selama berabad-abad. Namun, pada abad ke-19 jenis baru gerakan
revolusioner berkembang - dipengaruhi oleh cita-cita Pencerahan demokrasi, persamaan dan hak asasi
manusia.Pada pertengahan abad ke-19, banyak intelektual dan siswa dari kelas menengah menjadi semakin
tidak puas dengan rezim represif Rusia dan masyarakat yang kaku. Mereka terlibat dalam aktivitas politik
ilegal, membentuk kelompok diskusi dan membagikan pamflet.Beberapa menganut filosofi politik idealis
yang dikenal sebagai populisme, menganjurkan perubahan sosial untuk menguntungkan massa rakyat Rusia,
terutama para petani. Yang lainnya menjadi anarkis, menentang semua bentuk pemerintahan.Revolusioner
sosialis lainnya diidentikkan dengan ide-ide Karl Marx. Kaum Marxis percaya bahwa kelas pekerja - dengan
perjuangannya untuk mengorganisir serikat buruh dan memenangkan reformasi politik yang demokratis -
akan menjadi kekuatan utama untuk perubahan revolusioner.Kaum Marxis Rusia membentuk Partai Buruh
Sosial Demokrat Rusia (RSDLP) pada tahun 1898. Namun, pada tahun 1903, RSDLP terpecah menjadi dua
faksi." Bolshevik" (Rusia untuk mayoritas) dipimpin oleh Vladimir Ilich Lenin dan disukai partai yang lebih
terpusat dan disiplin. Kaum "Menshevik" (bahasa Rusia untuk minoritas) lebih terorganisir secara longgar
dan termasuk campuran radikal dan moderat yang kurang kohesif secara politik.Beberapa orang non-sosialis
yang menyukai perubahan revolusioner untuk menyingkirkan tsarisme membentuk partai liberal pada tahun
1905. Mereka dikenal sebagai Demokrat Konstitusional (dijuluki Kadet). Partai ini terutama mewakili kelas-
kelas terpelajar dan bermilik.Awalnya, semua kelompok politik ini percaya bahwa Rusia membutuhkan
revolusi untuk menggantikan tsarisme dengan republik demokratis. Ini akan mendorong perkembangan
kapitalis, yang akan "memodernisasi" Rusia.Kaum liberal percaya bahwa perkembangan demokrasi dan
kapitalis itu sendiri adalah tujuannya, sementara Marxis percaya itu akan membuka jalan bagi
sosialisme.Letusan Perang Dunia I pada tahun 1914 menghentikan perkembangan politik Rusia. Rusia
bergabung dengan Inggris, Prancis, dan negara lain dalam berperang melawan Jerman dan Austria-
Hongaria. Para elit penguasa di setiap negara dimotivasi oleh keinginan untuk mempertahankan dan
memperluas kekuatan ekonomi dan politik mereka.Di Rusia, seperti di tempat lain, antusiasme untuk upaya
perang di antara massa dikobarkan di bawah slogan-slogan patriotik untuk menyelamatkan negara dari
penyerang asing. Lawan perang dikecam sebagai pengkhianat dan ditindas.Patriotisme pro-perang melanda
Kadet, banyak Menshevik, dan bahkan beberapa SR. Bolshevik Lenin menentang perang, dan menghadapi
isolasi dan penindasan - seperti yang dilakukan oleh Menshevik yang berbicara menentang perang.Perang
itu merupakan bencana bagi rakyat Rusia dan rezim tsar. Industri Rusia kekurangan kapasitas untuk
mempersenjatai, melengkapi, dan memasok 15 juta orang yang dikirim untuk berperang. Mobilisasi yang
berulang-ulang mengganggu produksi industri dan pertanian yang sudah tidak mencukupi.Persediaan
makanan turun dan transportasi menjadi tidak teratur. Di parit, tentara kelaparan dan sering kekurangan
peralatan. Korban Rusia lebih besar daripada yang diderita oleh tentara mana pun dalam perang
sebelumnya.Di belakang depan, barang menjadi langka dan harga meroket. Pada 1917, kelaparan
mengancam kota-kota besar. Ketidakpuasan menjadi marak, dan moral tentara merosot, lebih jauh dirusak
oleh serangkaian kekalahan militer.Saat perang berlarut-larut, kesengsaraan di kota-kota Rusia tumbuh.
Kota-kota besar juga dibanjiri pengungsi dari depan. Meskipun terlihat tenang, banyak yang merasa bahwa
Rusia akan segera dihadapkan pada krisis revolusioner baru.

2.1.3 Dampak Revolusi Rusia

Dampak revolusi Rusia ini cukup terasa bagi dunia. Salah satunya melahirkan pemahaman
komunisme ke banyak negara, termasuk Cina sampai Indonesia. Di samping itu, keberhasilan Lenin dan
golongan Bolshevik mendirikan negara komunis mencetuskan gerakan revolusi di negara-negara lainnya
kala itu. Sementara di Indonesia sendiri, paham komunis masuk karena bawaan pengaruh dari seseorang asal
Belanda yang pernah menetap di Rusia. Beliau bernama Henk Sneevliet pendiri Indische Sociaal
Democratische Vereeniging (ISDV). ISDV ini kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia.
Sementara itu, tokoh Sarekat Islam (SI) yaitu Darsono, Semaun, Alimin terpengaruh oleh ISDV sehingga SI
pun memiliki dua golongan, yaitu SI Putih dan SI Merah. Setelah meluas dampak dari revolusi Rusia ini,
Partai Komunis Hindia mengubah namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan salah satu
penganutnya SI Merah.

2.2 Revolusi Tiongkok

Revolusi Xinhai, sering juga disebut Revolusi 1911 atau Revolusi Tiongkok, mengakhiri dinasti
Qing Manchu yang merupakan dinasti kekaisaran terakhir di Tiongkok dan disusul dengan berdirinya
Republik Tiongkok pada 1 Januari 1912. Revolusi ini diberi nama Xinhai (Hsin-hai) karena terjadi pada
tahun 1911, yang merupakan tahun Xinhai (辛亥) atau siklus seksagesimal (siklus 60 tahunan) dari sistem
penanggalan kalender tradisional Tiongkok. Revolusi ini sekaligus menandai akhir dari 2.000 tahun
pemerintahan kekaisaran dan awal era republik di Tiongkok. Revolusi memuncak setelah satu dekade terjadi
agitasi, huru-hara dan pemberontakan. Dinasti Qing telah berjuang lama untuk mereformasi
pemerintahannya dan melawan agresi asing, tetapi program reformasi setelah 1900 ditentang oleh kaum
konservatif Manchu di istana karena dianggap radikal dan juga oleh para reformis Tiongkok karena
dianggap terlalu lamban. Gerakan bawah tanah kelompok anti-Qing, para revolusioner di pengasingan,
reformis yang ingin menyelamatkan monarki dengan memodernisasinya dan aktivis di seluruh penjuru
Tiongkok memperdebatkan bagaimana caranya menggulingkan kekaisaran Manchu. Bara revolusi terjadi
pada 10 Oktober 1911, ketika meletus Pemberontakan Wuchang, sebuah pemberontakan bersenjata di antara
sesama anggota Tentara Baru. Pemberontakan serupa juga terjadi secara spontan di seluruh negeri.
Pengunduran diri Puyi sebagai kaisar Tiongkok terakhir yang saat itu baru berusia enam tahun, diumumkan
pada 12 Februari 1912.

Akan tetapi, di Nanjing, tentara revolusioner membentuk pemerintahan koalisi sementara. Majelis
Nasional mendeklarasikan Republik Tiongkok dan mengangkat Sun Yat-sen, pemimpin Tongmenghui
menjadi Presiden Republik Tiongkok pertama. Perang saudara singkat antara Utara dan Selatan berakhir
dengan kompromi. Sun mengundurkan diri demi Yuan Shikai yang menjadi Presiden pemerintah nasional
baru di Beijing. Kegagalan Yuan untuk mendirikan pemerintahan pusat yang sah sebelum kematiannya
tahun 1916 telah menyebabkan perpecahan politik selama beberapa dekade dan memasuki era panglima
perang, termasuk upaya restorasi kekaisaran. Republik Tiongkok di pulau Taiwan dan Republik Rakyat
Tiongkok di Tiongkok Daratan, keduanya menganggap diri mereka sebagai penerus sah Revolusi Xinhai
dan menghormati cita-cita revolusi yaitu: nasionalisme, republikanisme, modernisasi Tiongkok dan
persatuan nasional. Di Taiwan, tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Sepuluh Ganda atau Hari
Kebangsaan Taiwan, sedangkan di Tiongkok Daratan diperingati sebagai Hari Revolusi 1911.

2.2.1 Pengaruh Revolusi Tiongkok

Pengaruh dari Revolusi Tiongkok pada 1911-1912 yakni meningkatkan semangat angkatan muda
Tionghoa di Hindia Belanda. Dalam bulan Februari 1912, mereka sudah semakin berani terhadap
pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini mengakibatkan, bentrokan dengan polisi sehingga seorang Tionghoa
tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka. Boikot sudah berubah menjadi kekerasan di sana sini,
sebagaimana dikutip dari buku Tionghoa Dalam Pusaran Politik oleh Benny G. Setiano.

Dampak revolusi cina yaitu memberikan pengaruh pada negara negara tetangganyag untuk
mengobarkan rasa nasionalisme. Khususnya negara yang mengalami penjajahan.Ajaran San Min Chu I
memberikan banyak ide ide baru bagi negara negara terjajah untuk bangkit melawan kolonialisme termasuk
negara kita Indonesia. Muncul golongan cendekiawan yang berpartisipasi dalam kegiatan politik dengan
mendirikan organisasi organisasi sosial politik.
2.2.2 Latar Belakang Revolusi Tiongkok

Secara umum latar belakang terjadinya Revolusi Cina adalah ketidakpuasan rakyat Cina terhadap
kekuasaan dinasti Ching yang dianggap lemah, terutama dalam menghadapi pengaruh Barat.
Berkembangnya pengaruh Barat di Cina menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang menuduh dinasti
Ching bekerja sama dengan imperialisme Barat.

Berikut latar belakang terjadinya Revolusi Cina

a. Dominasi Inggris

Inggris adalah negara Barat pertama yang membuka jalan masuknya pengaruh Barat di Cina. Sejak
tahun 1800 Inggris menyelundupkan candu ke Cina dan sejak itulah perdagangan candu meluas di Cina.
Inggris mendapat keuntungan yang besar dan rakyat Cina menjadi korban. Pada bulan Maret 1839, Cina
menyita candu dari pedagang Inggris. Peristiwa tersebut menyulut perang antara Inggris dan Cina. Perang
tersebut dikenal dengan Perang Candu. Dalam perang tersebut Cina kalah dan menandatangani Perjanjian
Nanking. Isi Perjanjian Nanking adalah lima pelabuhan Cina dibuka untuk perdagangan bangsa asing.
Inggris mendapat Hong Kong dan mendapat hak ekstrateritorial. Hak ekstrateritorial yaitu hak untuk hidup
di bawah hukum negara asalnya (hukum negara asing yang ditempati tidak berlaku). Pada tahun 1856-1860
terjadi Perang Candu II. Perang Candu II terjadi antara dinasti Ching melawan Inggris dan Prancis.
Terjadinya perang ini dipicu tindakan Cina yang menahan kapal The Arrow milik Inggris di Guangzhou.

Tindakan Cina tersebut membuat Inggris marah dan kembali mengobarkan perang. Dalam Perang Candu II
ini Cina mengalami kekalahan dan menandatangani Treaty of Nanjing yang isinya Cina membuka sebelas
pelabuhan, mengizinkan berdirinya kedutaan negara luar, melegalkan impor candu, dan memberi ruang pada
aktivitas misionaris Kristen

b. Terjadi Pemberontakan
Didorong oleh anggapan bahwa dinasti Ching lemah terhadap bangsa asing, kemiskinan rakyat, serta
keinginan rakyat untuk membangun masyarakat baru, muncullah pemberontakan-pemberontakan di Cina.
Pemberontakan tersebut seperti pemberontakan Tai Ping, pemberontakan Panthay, pemberontakan Dungan
I, dan pemberontakan Boxer.

c. Modernisasi Cina
Pada tahun 1861 dimulai gerakan modernisasi di Cina. Sampai dengan tahun 1895 modernisasi yang
dilaksanakan meliputi berbagai bidang, seperti kemiliteran, tarif dagang, komunikasi, perkapalan,
perkeretaapian, produksi, dan pendidikan.

d. Invasi Jepang
Pada tahun 1894-1895 terjadi perang antara Cina dan Jepang. Dalam perang tersebut, Cina
mengalami kekalahan dan harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) pada Jepang.

e. Munculnya Paham Baru


Masuknya bangsa Asing membawa perubahan Pendidikan di Cina. Hal ini terlihat melalui
banyaknya paham barat yang menyebar di Cina. Salah satu tokoh pembawa perubahan adalah Sun Yat Sen.
2.2.3 Dampak Revolusi Tiongkok

pengaruh atau dampak Revolusi Cina bagi masyarakat Cina dan dunia adalah sebagai berikut.

 Rakyat massa dipersilahkan mendidik diri dalam mengobarkan revolusi kebudayaan.


 Keberanian untuk melangkah maju telah berhasil menumbangkan yang menganut sistem kapitalis.
 Mencegah terjadinya tuduhan keliru terhadap rakyat revolusioner.
 Sasaran pokok dari revolusi kebudayaan adalah menumbangkan unsur unsur dalam partai komunis
yang menganut paham kapitalis.
 Revolusi sosialis yang telah mencapai suatu tahapan baru telah menegakkan orde baru yang
mengembangkan gagasan dan kebudayaan baru.

Fase pertama disebut Revolusi China (1911) atau Revolusi Xinhai, dan fase kedua dikenal sebagai Revolusi
Komunis China (1946-1949). Penyebab utama pecahnya Revolusi China adalah kekecewaan terhadap
pemerintahan Dinasti Qing yang berujung pada penderitaan rakyat. Tokoh yang berperan penting dalam
Revolusi China adalah Sun Yat Sen, yang memotori revolusi pada 1911. Pada awal 1912, Dinasti Qing
akhirnya runtuh dan Sun Yat Sen terpilih menjadi presiden sementara Republik China. Peristiwa ini tidak
hanya membawa dampak bagi China sendiri, tetapi bagi beberapa negara lain, termasuk Indonesia.

a. Runtuhnya dinasti terakhir kekaisaran China


Runtuhnya dinasti terakhir kekaisaran China Revolusi China berhasil meruntuhkan kekuasaan
Dinasti Qing atau Dinasti Manchu yang berkuasa sejak abad ke-17. Tidak hanya itu, dalam sejarahnya,
China selalu menerapkan sistem monarki, di mana dinasti lama akan digantikan oleh dinasti baru. Namun,
Revolusi China secara resmi menghentikan sistem monarki dan tradisi feodalisme yang telah berlangsung
selama berabad-abad dan dimulainya era republik.

b. Berdirinya Republik China


Runtuhnya Dinasti Qing disusul dengan berdirinya Republik China pada 1 Januari 1912. Sun Yat
Sen kemudian dipilih oleh majelis Nanjing sebagai presiden sementara Republik China. Setelah dilantik,
Sun Yat Sen berjanji akan menerapkan pemikirannya yang dikenal dengan sebutan Tiga Prinsip Rakyat
(nasionalisme, demokrasi, kesejahteraan rakyat) untuk membangun China. Akan tetapi, untuk menghindari
perang saudara antara utara dan selatan, Sun Yat Sen mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya
kepada Yuan Shikai, mantan menteri pada masa kekaisaran. Pada 1916, Sun Yat Sen memilih melakukan
perlawanan terhadap Yuan yang terindikasi ingin mengembalikan China ke sistem monarki. Setelah Yuan,
Sun Yat Sen kembali menduduki jabatan sebagai presiden.

c. Meletusnya Perang Saudara China


Setelah Revolusi China, ideologi radikal Barat seperti Marxisme mendapatkan perhatian dari
kalangan intelektual China. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya paham komunis dan lahirnya Partai
Komunis di China. Penerus Sun Yat Sen (golongan nasionalis), yang khawatir pemerintahan akan
dikendalikan oleh golongan komunis, memutuskan untuk menyerang. Perbedaan ideologi ini akhirnya
mengarah pada Perang Saudara China antara kubu nasionalis dan komunis.

d. Dampak revolus cina bagi Indonesia


Revolusi China mampu memantik kesadaran dari bangsa-bangsa di berbagai dunia untuk turut
mengadakan perubahan, termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi China pada bangsa Indonesia terlihat dalam
upayanya menghadapi pejajahan kolonial Belanda. Di China, revolusi diawali dengan gerakan nasionalisme
melalui pemberontakan Taiping yang disusul dengan Pemberontakan Boxer. Gerakan tersebut menginspirasi
bangsa Indonesia untuk melakukan perlawanan dan revolusi kemerdekaan dengan munculnya gerakan
kebangkinan nasional yang diawali dengan berdirinya Budi Utomo.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara
diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai bidang akibat kediktatoran Tsar Nicholas II,
akhirnya berhasil menghimpun kekuatan dan menentang kekuasaannya dalam bentuk revolusi. Revolusi
Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping itu, Revolusi Rusia yang berpaham
komunis akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis. Seperti revolusi-
revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak baik bagi Rusia sendiri maupun bagi negara-negara di
kawasan di dunia termasuk Indonesia. Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan
nasional di Indonesia tampak jelas dengan berkembangan paham Marxis yang kemudian melahirkan Partai
Komunis Indonesia.

Revolusi Cina 1911 terjadi karena timbulnya nasionalisme Cina.Nasionalisme Cina di bawah
pimpinan Sun Yat Sen , gerakan nasionalisme Cina dilandasi oleh 3 hal yaitu: timbulnya angkatan baru yang
berpaham modern, timbulnya rasa nasionalisme, wuchang day. Dengan adanya penyelewengan dan
kelemahan dinasti Manchu. Dinasti Manchu merupakan pemerintahan asing sebab bangsa Manchu bukan
penduduk asli Cina. Dinasti Manchu memerintah secara feodal, memperbudak rakyat Cina. Sesudah kaisar
besar dari Manchu meninggal dunia, lenyap pulalah masa kemakmuran Cina. Dengan terjadinya perebutan
kekuasaan diantara putra-putra kaisar. Adanya kekacauan di Cina terwujud dalam peperangan dan diahkiri
dengan perjanjian-perjanjian yang banyak merugikan Cina. Melalui canton (ibu kota kuantun) masuklah ide-
ide, paham-paham, dan pikiran barat yang liberal. Mereka bersatu dan bersama-sama menggulingkan
pemerintahan Manchu dan mengusir bangsa barat dari china.Hal ini menyadarkan rakyat Cina, terutama
kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan negaranya.Sebagai tokoh pahlawan nasional
nama Sun Yat Sen tercatat dalam sejarah dan sekaligus pemimpin revolusi Cina, dengan ajarannya San Min
Chu I (Tiga Asas Kerakyatan), yakni min t'sen (kebangsaan atau nasionalisme), min tsu (kerakyatan atau
demokrasi ), dan min sheng (kesejahteraan atau sosialisme).

You might also like