You are on page 1of 17

MAKALAH

SEJARAH KERAJAAN TARUMANEGARA


Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Pata Pelajaran Sejarah
Guru Pengampu : Muri Hastuti,S.Pd

DISUSUN OLEH :

1. Bella Wahyu Natha Neila (08)


2. Fadil Rais At Thoriq (16)
3. Farras Ferdian Saputra (17)
4. Renata Putri Maysa Rahma (35)

KELAS : X5

SMA MUHAMMADIYAH 1 TEMANGGUNG


Alamat : Jl. KH. Samanhudi No 6-8 Telp (0293) 491545 Temanggung Kode Pos 56212

E-mail : smamuh1tmg212@gmail.com website : smamuhamaddiyah1temanggung.sch.id

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Kerajaan Tarumanegara ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Sejarah Indonesia yang berjudul Makalah Kerajaan Tarumanegara ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta
bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Kerajaan Tarumanegara
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Kerajaan Tarumanegara ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.

Temanggung, 12 Januari 2024

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR IS ................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
D. Manfaat ....................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara ............................................................................... 2
B. Letak dan Wilayah Kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ............................................................. 3
C. Kehidupan Masyarakat Tarumanegara ....................................................................................... 4
D. Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara..................................................................................... 5
E. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara ........................................................................................... 6
F. Sumber Sejararah Tarumanegara ............................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
B. Saran ......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerajaan Tarumanegara tidak jauh berbeda dengan kerajaan kutai, tarumanegara


banyak meninggalkan prasasti sebagai bukti dari kerajaan pada saat itu.
Kerajaan Tarumanegara berdiri kira-kira abad ke-5 masehi. Hampir bersamaan dengan
kerajaan kutai. Berdasarkan catatan prasasti kerajaan Tarumanegara berlokasi sekitar
aliran sungai ciliwung jawa barat. Kata “Taruma” berasal dari kata Tarum yang digunakan
pada nama sebuah sungai citarum. Citarum merupakan sungai terpanjang di jawa barat.

Raja yang pertama kali memerintah d kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman.


Selain dari prasasti, sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ada yang berasal dari berita
yang ditulis oleh Fahien. Ia seorang budha yang sedang pulang dari india, tetapi karena
diserang badai topan hingga tersesat ke Ye-Po-Ti. Peristiwa ini terjadi kira-kira tahun 414
masehi.

Berdasarkan catatan para ahli kata Ye-Po-Ti, adalah pulau jawa, terutama jawa barat.
Wilayah kekuasaan kerajaan Tarumanegara bertepatan di daerah bogor. Wilayah kerajaan
itu dialiri oleh tiga buah sungai citarum, ciliwung dan cisadane.

Dibagian utara terdapat laut jawa dan pada bagian barat adalah selat sunda. Laut jawa
dan selat sunda memiliki peran penting sebagai sarana lalu lintas perdagangan rakyat
kerajaan dengan negeri luar, seperti india dan cina.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara?


2. Bagaimana kehidupan politik Kerajaan Tarumanegara?
3. Bagaimana kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara?
4. Bagaimana kehidupan ekonomi Kerajaan Tarumanegara?
5. Bagaimana kehidupan budaya Kerajaan Tarumanegara?
6. Kapan masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara?
7. Bagaimana runtuhnya Kerajaan Tarumanegara?

C. Tujuan

Makalah Kerajaan Tarumanegara ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas dari
Mata Pelajaran Sejarah serta untuk memberikan informasi kepada para pembaca.

D. Manfaat

1. Dapat menambah wawasan tentang Kerajaan Tarumanegara


2. Dapat Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara
3. Dapat mengetahui letak dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara
4. Dapat mengetahui kehidupan masyarakat, penyebab keruntuhan, dan sumber Kerajaan
Tarumanegara

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Sumber:idntimes.com

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah


berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang
merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan,
kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan Hindu beraliran wisnu. Kerajaan
Tarumanegara didirikan oleh raja diraja Guru Jayasingawarman pada tahun 358, yang
kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman
dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja
Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 M). Ia
membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai.

Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada
tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang
6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan
dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana. Prasasti Pasir Muara
yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat
tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara
adalah Suryawarman (535-561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa
pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa
daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah
atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara.

Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai
lanjutan politik ayahnya. Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang
memberitakan raja Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota
Sundapura telah berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat
pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa
dapat dilihat dari kedudukan Rajatapura atau Salakanagara (kota perak), yang disebut
Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat
pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII). Ketika pusat

2
pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanegara, maka Salakanagara berubah
status menjadi kerajaan daerah.

Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja


Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari Salankayana di India yang
mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja
Samudragupta dari kerajaan Magada. Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan
politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk
mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah
bagian timur.

B. Letak dan Wilayah Kekuasaan Kerajaan Tarumanegara

Sumber:id.wikipedia.org

Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan


baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh
manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian
menjadi panglima angkatan perang Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah
timur menjadi lebih Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh
Dalam Tahun 612 M.

Menurut prasasti Tugu, wilayah Tarumanegara pada masa pemerintahan


Purnawarman meliputi bagian utara Jawa bagian barat, mulai dari Banten hingga
Cirebon. Pada masa pemerintahannya, Purnawarman melakukan penggalian Sungai
Candrabaga (saat ini dianggap sebagai kota Bekasi, Candrabaga menjadi Bagasasi,
menjadi Bekasi) dengan panjang 12 km dan Sungai Gomati yang menjurus ke laut.
Selain itu, Purnawarman juga memberi persembahan kepada Brahmana sebesar 1.000
ekor sapi.
Raja-raja Kerajaan Tarumanegara adalah:

1. Jayasingawarman 358-382
2. Dharmayawarman 382-395
3. Purnawarman 395-434
4. Wisnuwarman 434-455
5. Indrawarman 455-515
6. Candrawarman 515-535
7. Suryawarman 535-561
8. Kertawarman 561-628
9. Sudhawarman 628-639

3
10. Hariwangsawarman 639-640
11. Nagajayawarman 640-666
12. Linggawarman 666-669

C. Kehidupan Masyarakat Tarumanegara

1) Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari
upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan
kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban
yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

Pengkastaan di Kerajaan Tarumanegara tidak jauh berbeda dengan yang ada di


Kerajaan Kutai. Golongan Brahmana bertugas mengatur tugas keagamaan. Kaum
Kesatria merupakan golongan bangsawan (Raja dan Kerabat). Sedangkan golongan
biasa meliputi para petani, peternak, pemburu, pelaut, dan nelayan.

2) Kehidupan Ekonomi

Ekonomi masyarakat Tarumanegara didasarkan pada pertanian dan


perdagangan. Pertanian menjadi sumber utama pangan dan pendapatan bagi rakyat.
Hal ini dapat dilihat dari upaya raja Purnawarman yang menggali sungai
Candrabaga dan Gomati untuk mengairi sawah-sawah di sekitarnya. Selain itu, ada
juga prasasti yang menyebutkan tentang pajak tanah yang dibayarkan oleh rakyat
kepada raja.

Perdagangan menjadi sumber pendapatan bagi kerajaan dan sekaligus


menunjukkan hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan lain. Tarumanegara
dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan maritim di Asia Tenggara pada masa
itu. Kerajaan ini menjalin hubungan dagang dengan India, Cina, Kamboja,
Sriwijaya, dan lain-lain. Beberapa barang dagangan yang dikirim atau diterima oleh
Tarumanegara antara lain emas, perak, kain sutra, rempah-rempah, gading, mutiara,
dan lain-lain.

3) Kehidupan Politik

Politik Kerajaan Tarumanegara ditandai oleh kekuasaan absolut Raja sebagai


penguasa tertinggi. Raja memiliki wewenang untuk membuat undang-undang,
mengadili perkara, memungut pajak, mengatur pemerintahan, memimpin perang,
dan sebagainya. Raja juga dianggap sebagai wakil dewa di bumi yang harus
dipatuhi dan dihormati oleh rakyat.

Raja dibantu oleh para pejabat atau menteri dalam menjalankan pemerintahan.
Pejabat-pejabat ini dipilih berdasarkan kemampuan dan kesetiaan mereka kepada
raja. Beberapa pejabat yang diketahui dari prasasti-prasasti antara lain Rakryan
Mantri Haji Rakryan Sanjaya (Menteri Agama), Rakryan Mantri Haji Rakryan
Suryawarman (Menteri Pertahanan), Rakryan Mantri Haji Rakryan Harisbaya
(Menteri Perdagangan), dan lain-lain.

4
Kerajaan Tarumanegara juga memiliki sistem administrasi wilayah yang terbagi
menjadi beberapa tingkatan. Tingkat tertinggi adalah nagara (kerajaan) yang
dipimpin oleh raja. Tingkat kedua adalah watak (provinsi) yang dipimpin oleh
seorang watakreswara (gubernur). Tingkat ketiga adalah bhumi (kabupaten) yang
dipimpin oleh seorang bhumipati (bupati). Tingkat keempat adalah wanua (desa)
yang dipimpin oleh seorang wanuapati (kepala desa).

4) Kehidupan Agama

Agama yang dianut oleh masyarakat Tarumanegara adalah agama Hindu,


khususnya aliran Siwa. Hal ini dapat dilihat dari beberapa prasasti yang memuat
nama-nama dewa Siwa, seperti Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Muara
Cianten, dan Prasasti Kebon Kopi. Selain itu, ada juga peninggalan berupa candi-
candi yang diduga sebagai tempat pemujaan dewa Siwa, seperti Candi Batujaya dan
Candi Cibuaya.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ada juga pengaruh


agama Budha di kerajaan ini. Hal ini didukung oleh adanya arca-arca Budha yang
ditemukan di daerah Jawa Barat, seperti Arca Budha Dhyani di Cibadak dan Arca
Budha Amitabha di Karawang.

5) Kehidupan Budaya

Budaya masyarakat Tarumanegara dipengaruhi oleh budaya India, khususnya


dari daerah Palawa dan Calankaya. Hal ini dapat dilihat dari bahasa dan aksara yang
digunakan dalam prasasti-prasasti Tarumanegara, yaitu bahasa Sanskerta dan
aksara Pallawa. Selain itu, nama-nama raja dan tokoh Tarumanegara juga berasal
dari bahasa Sanskerta, seperti Jayasingawarman, Purnawarman, Wisnuwarman, dan
lain-lain.

Budaya India juga tampak pada seni ukir dan arsitektur Tarumanegara.
Beberapa candi dan arca yang ditemukan menunjukkan gaya seni India, seperti
Candi Jiwa yang memiliki bentuk stupa mirip dengan Candi Borobudur dan Arca
Ganesha yang merupakan dewa dengan kepala gajah dalam agama Hindu.

D. Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan saat di perintah oleh Raja


Purnawarman (Raja ke-3 Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja
Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas Jawa
Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti
Ciaruteun yang isinya, “Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki
Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di
dunia”. Pada masa kejayaannya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat.

Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-


kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai
infrastruktur yang mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah
sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya

5
banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah
yang dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan
Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa
kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang
mampu berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

Pada masa kejayaannya ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat.


Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan
kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai
infrastruktur yang mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah
sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya
banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah
yang dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan
Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa
kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang
mampu berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

E. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap, karena


prasasti yang ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat pemerintahan raja
Purnawarman dan sisanya belum dapat ditafsirkan secara lengkap. Tarumanagara
sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M,
Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih
menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi
isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta
kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu
Tarusbawa.

Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa,


karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri,
yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan
kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk
berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

F. Sumber Sejararah Tarumanegara

1. Prasasti

a) Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)

6
Sumber:kompas.com

Prasasti Ciaruteun merupakan batu peringatan yang berasal dari masa


Kerajaan Tarumanegara sekitar abad V Masehi yang ditandai dengan bentuk
tapak kaki Raja Purnawarman. Prasasti Ciaruteun sekarang ditempatkan pada
lahan berpagar seluas sekitar 1.000 m2 dan dilengkapi cungkup berukuran 8 x
8 m. Prasasti dipahatkan pada sebongkah batu andesit.

Prasasti ini ditulis dengan huruf Palawa berbahasa Sansekerta,


dituliskan dalam bentuk puisi India dengan irama anustubh terdiri dari 4 baris.
Berdasarkan pembacaan oleh Poerbatjaraka prasasti tersebut berbunyi :

vikkranta syavani pateh


srimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya
visnoriva padadvayam

Yang artinya sebagai berikut : "ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki
dewa Wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma,
raja yang gagah berani di dunia"

b) Prasasti Jambu / Pasir Koleangkak

Sumber:intisari.grid.id

Prasasti Jambu terletak di Pasir Sikoleangkak (Gunung Batutulis ±367m


dpl) di wilayah kampung Pasir Gintung, Desa Parakanmuncang, Kecamatan
Nanggung, Kabupaten Bogor. Dahulu pada masa kolonial Belanda lokasi ini

7
termasuk Perkebunan Karet Sadeng-Djamboe tetapi sekarang disebut
PT.Perkebunan XI Cikasungka-Cigudeg- Bogor.

Prasasti Jambu terdiri dari dua baris aksara Pallawa yang disusun dalam
bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Sragdhara. Pada batu prasasti
ini juga terdapat pahatan gambar sepasang telapak kaki yang digoreskan pada
bagian atas tulisan tetapi sebagian gambar telapak kaki kiri telah hilang karena
batu bagian ini pecah.

Prasasti ini menyebutkan nama raja Purnnawarmman yang memerintah


di negara Taruma. Prasasti ini tanpa angka tahun dan berdasarkan bentuk aksara
Pallawa yang dipahatkannya (analisis Palaeographis) diperkirakan berasal dari
pertengahan abad ke-5 Masehi.

Teks:
śrīmāndāta kṛtajnyo
narapatirasamoyahpurātarumayāṃnāmmāśrīpūrṇṇapracuraripuśarābhidyavi
khyātavarmmātasyédampadavimbadvayamarinagarotsādanénityadakṣaM.
bhaktānāyandripānambhavatisukhakarasalyabhūtaṃripuṇāṃ

Bunyi terjemahan prasasti itu adalah:


"Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin
manusia yang tiada taranya yang termasyhur Sri Purnawarman yang sekali
waktu (memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal tidak
dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya yang
senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para pangeran,
tetapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."

c) Prasasti Kebon Kopi (Kampung Muara Hilir, Cibungbulang)

Sumber:kompas.com

Pada prasasti Kebon Kopi I atau yang juga disebut dengan Prasasti
Tapak Gajah menceritakan tentang gajah tunggangan milik Raja Purnawarman.
Berdasarkan catatan sejarahnya, prasasti ini ditemukan oleh seorang tuan tanah
pemilik perkebunan kopi yang bernama Jonathan Rigg. Ia melaporkan adanya
penempuan prasasti tersebut pada tahun 1863. Hingga sekarang ini Prasasti
Kebon Kopi I tidak dipindahkan sehingga tetap berada di lokasi penemuannya.
Prasasti ini menampilkan pahatan tapak kaki gajah yang dipercaya oleh para
sejarawan sebagai tunggangan Raja Purnawarman.

8
Adapun isi dari Prasasti Kebon Kopi I menyatakan “Jayavisalasyya
Tarumendrasya hastinah…Airwaytabhasya vibatidam – padadyayam” atau
yang berarti "Di sini tampak sepasang tapak kaki ... yang seperti (tapak kaki)
Airawata, gajah penguasa Taruma (yang) agung dalam ... dan (?) kejayaan"
yang dituliskan dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Tulisan itu terpahat
pada sebongkah batu andesit dan diapit oleh sepasang gambar telapak kaki gajah.

Sedangkan untuk Prasasti Kebon Kopi II ditemukan tidak jauh dari


lokasi prasasti pertama. Namun, kini Prasasti Kebon Kopi II sudah hilang
karena dicuri pada tahun 1940an. Meski begitu, seorang profesor bernama FDK
Bosch dari Belanda sempat mempelajari prasasti ini.

d) Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)

Sumber: p2k.stekom.ac.id

Prasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari Kerajaan
Tarumanagara. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai
Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh
Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai
tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir
yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan
yang terjadi pada musim kemarau.

Prasasti Tugu bertuliskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk


seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari lima baris
melingkar mengikuti bentuk permukaan batu. Sebagaimana semua prasasti-
prasasti dari masa Tarumanagara umumnya, Prasasti Tugu juga tidak
mencantumkan pertanggalan. Kronologinya didasarkan pada analisis gaya dan
bentuk aksara (analisis palaeografis). Berdasarkan analisis tersebut diketahui
bahwa prasasti ini berasal dari pertengahan abad ke-5 Masehi. Khusus prasasti
Tugu dan prasasti Cidanghiyang memiliki kemiripan aksara, sangat mungkin
sang pemahat tulisan (citralaikha > citralekha) kedua prasasti ini adalah orang
yang sama.

9
Teks :
//purārājāvirājenagurunāpinabāhunākhānākhyātāngpurīprāpyacandrabhāgārṇṇaway
aupra,pravarddhanamānedvaviṇéśrīgunaujasānaréndradhvajabhūténaśrīmatāpūrṇṇawarma
ṇa, prārabhyaphālguṇémāsékhātākṛṣṇaṣṭamīṭhithaucaitraśuklanrayodaśyām,
dinrassiddhaikawiṅśakai,āyātaṣadsahasréṇa
dhanuṣaśaṣaténacadwāwiṅśénanadīramyāgomatīnirmalodakāpitāmahasyaṃrājarṣérvvīdāryy
aśībirāvanibrahmanairggosahasrénāprayātikṛtadakṣiṇa//o//

Terjemahan :
“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh
maharaja yang mulia dan yang memiliki lengan kencang serta kuat yakni
Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran sungai)
ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta
Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian
dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka
sekarang) dia pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai
dan berair jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut
mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta
Nenekda (Raja Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik,
tanggal 8 paruh gelap bulan dan disudahi pada hari tanggal ke 13 paruh terang
bulan Caitra, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran
galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh
para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”

e) Prasasti Pasir Awi (pasir Awi, Bogor)

Sumber;kompasiana.com

Sejarah prasasti ini tidaklah banyak diungkap. Hanya saja


keberadaannya sudah diketahui sejak 1864. Ditemukan kali pertama oleh
seorang arkeolog asal Belanda, bernama N.W. Hoepermans. S. Pada prasasti ini
terdapat pahatan sepasang tapak kaki yang menghadap ke arah utara dan timur.
Pahatan serupa juga ditemukan di Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Pasir Jambu
yang terletak di Kecamatan Cibungbulan dan Kecamatan Nanggung, Kabupaten
Bogor. Pahatan tapak kaki tersebut dianggap sebagai tapak kaki milik Sri
Purnawarman raja dari Kerajaan Taruma atau Tarumanegara. Kerajaan ini
pernah berjaya pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.
Selain pahatan kaki di prasasti Pasir Awi, tidak ditemukan adanya
aksara yang dapat dibaca. Seperti yang ada di Prasasti Ciaruteun dan Pasir

10
Jambu. Akan tetapi terdapat piktograf yang menggambarkan sebatang dahan
dengan ranting-ranting dedaunan dan buah-buahan. Menurut Rogier Diederik
Marius Verbeek piktograf tersebut menggambarkan angka tahun. Namun
hingga saat ini belum ada satupun peneliti yang dapat membaca dan
mengartikannya secara pasti.

f) Prasasti Muara Cianten (Muara Cianten, Bogor)

Sumber: sumbersejarah1.blogspot.com

Prasasti Muara Cianten merupakan prasasti yang berbentuk batu lonjong


atau oval, ukurannya yaitu 2,7x1,4x1,4 m. Jenis batu dalam prasasti ini adalah
batu andesit, artinya batuan beku yang terbuat dari fine grained (mineral halus),
kandungan silica yang terdapat didalamnya lebih rendah dari batuan felistie-
rhylolite dan lebih tinggi dari batuan basal. Batu andesit ini biasanya terbentuk
akibat dari letusan gunung berapi kemudian terbentuk di atas permukaan bumi.

2. Arca

a) Arca Rajarsi

Termasuk arca tua, Arca Rajasari ini tidak diketahui secara pasti lokasi
penemuannya yang asli, namun diperkirakan ditemukan di daerah Jakarta. Arca
Rajasari ini menggambarkan Raja Purnawarman yang memiliki sifat seperti
Dewa Wisnu.

b) Arca Wisnu Cibuaya 1

Berasal dari abad ke-7 arca ini dianggap melengkapi prasasti-prasasti


peninggalan Purnawarman, yang membuktikan adanya aliran seni di Jawa Barat.
Arca Wisnu Cibuaya I memiliki persamaan dengan arca yang ditemukan di
Semenanjung Melayu, Siam, dan Kamboja. Arca ini juga memiliki persamaan
dengan langgam seni Pallawa dari India Selatan.

c) Arca Wisnu Cibuaya 2

11
Diyakini berusia sangat tua, Arca Wisnu Cibuaya II ini memiliki
persamaan dengan yang ditemukan pada arca Seni Pala pada abad ke-7 dan 8.
Tidak hanya prasasti dan candi, peninggalan Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan juga terdapat pada Kompleks Percandian Batujaya di Karawang,
Jawa Barat.

Kompleks percandian tersebut terletak di Desa Segaran, Kecamatan


Batujaya, dan Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang.
Di dalam kompleks tersebut, terdapat sekitara 62 situs candi, yang letaknya di
tengah persawahan dan dekat dengan permukiman penduduk.

3. Sumber Lainnya

a) Fa-Hien

Fa Hien adalah penjelajah dari China yang pernah ke Jawa pada abad
ke-5. Catatannya menjadi sumber informasi penting yang mengungkap kondisi
masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Salah satu hal yang diberitakan Fa Hien
dalam catatannya adalah kehidupan agama Kerajaan Tarumanegara. Dari berita
Fa Hien, diketahui bahwa pada awal abad ke-5, di Tarumanegara terdapat tiga
macam agama, yakni agama Buddha, Hindu, dan agama "kotor atau buruk".
Fa Hien mengatakan bahwa di Tarumanegara sedikit sekali dijumpai
orang yang beragama Buddha seperti dirinya, tetapi banyak dijumpai Brahmana
(pendeta agama Hindu) dan orang-orang yang agamanya buruk. Mengingat
pada masa Kerajaan Tarumanegara pengaruh agama Hindu dari India pada taraf
pertama penyebarannya, tidak janggal apabila ditemui banyak Brahmana.

b) Dinasti Soui

Selain berita Fa-Hien, keberadaan Tarumanegara juga diperkuat dari


berita Dinasti Soui, bahwa Tahun 528 dan 535 datang utusan dari Negeri
Tolomo yang terletak di sebelah Selatan

c) Dinasti Tang Muda

Berita Dinasti Tang Muda menyebutkan Tahun 666 dan Tahun 669 datang
utusan dari Tolomo, nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk
Tarumanegara

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah


berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma
merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah.
Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa
pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Kata tarumanagara berasal dari kata taruma dan nagara. Nagara artinya kerajaan
atau negara sedangkan taruma berasal dari kata tarum yang merupakan nama sungai
yang membelah Jawa Barat yaitu Citarum. Pada muara Citarum ditemukan percandian
yang luas yaitu Percandian Batujaya dan Percandian Cibuaya yang diduga merupakan
peradaban peninggalan Kerajaan Taruma.

B. Saran

Melalui makalah Kerajaan Tarumanegara ini, penulis menyarankan untuk para


siswa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita. Dan supaya berusaha menjaga dan
melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://liya2000.blogspot.co.id/2017/02/makalah-kerajaan-kutai-dan-tarumanegara_82.html
http://fickyfebryadi97.blogspot.co.id/2013/08/sejarah-kerajaan-kutai-dan-tarumanegara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara
https://www.coursehero.com/file/54427849/Makalah-Kerajaan-Tarumanegaradocx/
https://tirto.id/q/kerajaan-tarumanegara-rGA
https://serupa.id/kerajaan-tarumanegara/

14

You might also like