You are on page 1of 14

MAKALAH

PRODUKSI PENYIMPANAN DAN PENGUJIAN MUTU BENIH


TANAMAN KOPI

DISUSUN OLEH
MASWIN SARAGI
(01.02.18.055)

JURUSAN PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI II B


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2018/2019

1|Benih Kopi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait
dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya
meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing
kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi
unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung,
pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta
pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam
menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo,2012)

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu

1. Bagaimana proses produksi benih tanaman kopi


2. Bagaimana penyimpanan tanaman kopi
3. Bagaimana pengujian mutu benih tanaman kopi

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata pelajaran
teknologi pembenihan.Dalam makalah ini dijelaskan mengenai pembenihan
tanaman kopi ,Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

2|Benih Kopi
BAB II
ISI

A. Kopi (Coffea)

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Konsumsi kopi
dunia mencapai 70% berasal dari spesies kopi arabika dan 26% berasal dari
spesies kopi robusta. Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia.
Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut
dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab,
melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012).

Di Indonesia kopi mulai di kenal pada tahun 1696, yang di bawa oleh VOC.
Tanaman kopi di Indonesia mulai di produksi di pulau Jawa, dan hanya bersifat
coba-coba, tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup
menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkannya ke
berbagai daerah agar para penduduk menanamnya(Najiyanti dan Danarti, 2014).

Setelah itu, timbul serangan penyakit karat daun(coffea leaf rust) yang ditemukan
di Srilangka pada tahun 1869. Penyakit karat daun yang menyerang kopi jenis
arabika ini disebabkan oleh cendawan Hemileian vastatrix. Karena itu pemerintah
Belanda mendatangkan jenis kopi baru, yaitu liberika.Namun, setelah ditanam dan
dipanen, produktivitas jenis liberika justru terlalu rendah. Selanjutnya, pemerintah
Belanda mendatangkan jenis kopi robusta yang berasal dari Kongo, Afrika pada
tahun 1900an. Jenis kopi ini lebih baik dibandingkan dengan kopi jenis liberika.
Pada tahun 1920-an, pemerintah mendirikan Balai Penelitian Tanaman Kopi di
Pulau Jawa yang bertugas mengembangkan dan meneliti kopi jenis arabika dan
robusta. Seiring dengan waktu dan perkembangan teknologi, kopi jenis robusta
dan arabika yang asli telah mengalami penyilangan dan menghasilkan beberapa
hibrida dan klon unggul (Buku Pintar Kopi, Ir.Edy Panggabean, 2013)

3|Benih Kopi
Sistematika tanaman kopi robusta menurut Rahardjo, (2012) adalah sebagai
berikut:

o Kingdom : Plantae
o Sub kingdom : Tracheobionita
o Divisi : Magnoliophyta
o Kelas : Magnoliopsida
o Sub Kelas : Astridae
o Ordo : Rubiaceace
o Genus : Coffea
o Spesies : Coffea robusta

B. Jenis Kopi-Kopi
Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang
paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. Pada
umumnya, penggolongan kopi berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta. Kopi
robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari berapa
spesies kopi terutama Coffea canephora (Najiyati dan Danarti, 2014).
1. Kopi Arabika
Kopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di
dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi
yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut.
Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada
ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut. Jenis kopi cenderung tidak
tahan Hemilia Vastatrix. Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa
yang kuat.
2. Kopi Liberika
Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah
Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki
tingkat kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya
sangat cepat. Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika.

4|Benih Kopi
3. Kopi Canephora (Robusta)
Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta
dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama
botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda.
Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di
bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika.
4. Kopi Hibrida
Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua
spesies atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya.
Namun, keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat
yang sama dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya
dengan cara vegetatif seperti stek atau sambungan.

C. Syarat Umum Kopi


Syarat mutu dibagi menjadi dua yaitu syarat umum dan syarat khusus.
Syarat umum adalah persyaratan bagi setiap biji kopi yang dinilai dari tingkat
mutunya. Biji kopi yang tidak memenuhi syarat umum tidak dapat dinilai tingkat
mutu kopinya. Sementara syarat khusus digunakan untuk menilai biji kopi
berdasarkan tingkat mutunya.

Karakteristik Mutu Umum Biji Kopi


Karakteristik Standar Mutu %
Biji berbau busuk dan berbau kapang -
Kadar air <12.5
Kadar kotoran <0.5
Serangga hidup tidak ada
Sumber : Rahardjo (2012).
Kopi robusta memiliki tekstur lebih kasar dari kopi arabika. Jenis lainnya dari
kopi robusta seperti Qillou, Uganda dan Chanepora. Dalam pertumbuhannya kopi
robusta hampir sama dengan kopi arabika yakni tergantung pada kondisi tanah,
cuaca, proses pengolahan. Pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara
dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda (Anonim, 2012a).

5|Benih Kopi
Kopi robusta biasanya digunakan sebagai kopi instant atau cepat saji. Kopi
robusta memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, rasanya lebih netral, serta
aroma kopi yang lebih kuat. Kandungan kafein pada kopi robusta mencapai 2,8%
serta memiliki jumlah kromosom sebanyak 22 kromosom. Produksi kopi robusta
saat ini mencapai sepertiga produksi kopi seluruh dunia (Anonim, 2012a).

D. Produksi Benih Kopi

Keberhasilan budidaya tanaman kopi ditentukan oleh kualitas benihnya.


oleh karena itu pilih benih dari tanaman yang sudah diseleksi sehingga sifat
unggulnya tidak tercemar. Tidak disarankan mengambil benih dari tanaman kopi
yang keunggulannya tidak dapat diduga.

Secara umum terdapat dua macam cara untuk memperbanyak tanaman kopi, yakni
perbanyakan generatif dan perbanyakan vegetatif. Perbanyakan generatif
dilakukan dengan cara menyemaikan benih atau bijinya. Sedangkan perbanyakan
vegetatif dilakukan dengan setek, cangkok, okulasi dan kultur jaringan.

Memperbanyak tanaman kopi secara generatif cukup mudah dan sederhana.


Keunggulan teknik ini adalah praktis, mudah dilakukan secara massal, benih
mudah untuk didistribusikan dan disimpan. Keunggulan lainnya akar tunjang hasil
perbanyakan biji akan tumbuh sempurna sehingga tanaman kopi yang dihasilkan
lebih kokoh. Sedangkan kelemahannya adalah sifat tanaman kopi yang dihasilkan
kurang seragam dan jangka waktu dari mulai menanam hingga berbuah relatif
lebih lama.

 Menyeleksi benih tanaman kopi

Benih yang baik bisa didapatkan dengan cara membeli di toko benih atau
balai penelitian perkebunan yang memiliki koleksi indukan tanaman kopi. Bila
tidak memungkinkan kita bisa menyeleksi benih sendiri. Untuk menyeleksi benih
kopi dimulai dengan memilih tanaman induk, pilih tanaman yang paling
produktif. Tanaman tersebut harus dalam keadaan sehat, tahan terhadap serangan

6|Benih Kopi
hama dan serangan penyakit. Tanaman induk sebaiknya diambil dari tanaman
hasil persilangan pertama.

Dari tanaman tanaman induk yang telah terpilih, petik buah kopi yang berwarna
merah dan telah masak. Buah yang belum masak dengan sempurna akan beresiko
tidak tumbuh karena belum mempunyai cadangan nutrisi yang cukup untuk proses
perkecambahan. Setelah buah dipetik, lakukan sortasi dengan hanya memilih buah
superior yang telah masak sempurna, mulus, tidak cacat, tidak berpenyakit dan
memiliki ukuran normal.

 Penanganan benih kopi

Tahap ini dilakukan untuk benih yang diseleksi sendiri. Setelah mendapatkan
buah kopi yang memenuhi persyaratan sebagai benih, lakukan penanganan benih
sebagai berikut:

 Kupas kulit buah tanpa mengupas kulit tanduk, caranya bisa dengan
dimasukkan kedalam kain karung dan celupkan dalam air hingga basah
semua, kemudian angkat dan diinjak-injak. Kemudian cuci biji tersebut
hingga bersih, untuk menghilangkan lendirnya gosok dengan abu.
 Lakukan sortasi terhadap berat, bentuk dan ukuran benih. Untuk
menyeleksi berat, rendam dalam air dan buang biji yang mengapung.
Untuk menyeleksi bentuk, pilih bentuk buah kopi yanng sempurna, tidak
cacat dan bukan biji lanang. Untuk menyeleksi ukuran, pilih ukuran biji
yang seragam, tidak terlalu besar atau kecil.
 Kemudian kering anginkan biji-biji tersebut selama 1-2 hari. Hindari sinar
matahari secara langsung. Setelah itu rendam dalam fungisida sekitar 5
menit, jangan lupa baca aturan pakai fungisida sesuai merek.
 Apabila benih akan disimpan, pilih tempat yang gelap, kering dan sejuk.
Penyimpanan bisa menurunkan kemampuan tumbuh benih kopi. Benih
yang baru memiliki kemungkinan tumbuh 100-90%, setelah 6 bulan
disimpan turun menjadi 70-60%.

7|Benih Kopi
 Perkecambahan benih kopi

Hal pertama yanng harus disiapkan adalah media persemaian, pilih


tempat yang ternaungi pohon peneduh. Buat bedengan dengan lebar satu meter,
panjangnya menyesuaikan. Lapisi bedengan dengan pasir halus setebal 5-10
cm.Untuk menghindari jamur, taburi dengan furadan atau siram dengan fungisida
secukupnya.

Benamkan benih kopi secara berbaris dengan kedalaman 0,5-1 cm. Jarak tanam
untuk benih kopi adalah 5 cm antar larik dan 3 cm antar baris dalam larikan (3×5).
Benamkan benih kopi dengan bagian punggung menghadap ke atas. Benih kopi
bisa ditanam dengan lapisan tanduk atau tanpa lapisan tanduk. Agar lebih cepat,
sebagian orang melepas lapisan tanduknya. Kemudian berikan potongan jerami
atau alang-alang sebagai mulsa untuk menjaga kelembaban areal tanam.

Siram bedengan sebanyak 2 kali sehari, pagi dan sore. Di dataran tinggi yang
bersuhu sejuk, benih kopi akan berkecambah pada umur 4-8 minggu, sedangkan
di dataran rendah yang panas 3-4 minggu sudah mulai berkecambah. Kecambah
baru bisa dipindahkan apabila sudah mencapai fase kepelan, cirinya telah keluar
dua keping daun. Sebelum mencapai fase kepelan akan mengalami fase serdadu,
kecambah dengan kepala seperti biji bulat. Pada fase ini kecambah seperti
berhenti tumbuh selama satu bulan sebelum keping daun keluar. Biasanya kepelan
akan keluar pada umur kecambah 2-3 bulan.

 Pemindahan bibit ke polybag

Siapkan tempat pembibitan, buat naungan beratapkan paranet satu lapis


untuk mencegah terik matahari dan air hujan secara langsung. Kemudian siapkan
polybag, isi dengan media tanam terdiri dari pasir, kompos dan tanah dengan
perbandingan 1:2:1. Letakkan polybag dalam tempat pembibitan.

Pindahkan kecambah yang sudah pada tahap kepelan kedalam polybag. Cara
memindahkan kecambah adalah dengan mencungkil dengan beserta tanahnya,
bukan mencabut akarnya. Pencabutan dikhawatirkan akan merusak perakaran

8|Benih Kopi
tanaman kopi yang baru tumbuh. Pada tahap ini juga bisa dilakukan sortasi benih,
pilih kecambah yang berakar lurus. Akar kecambah yang tidak lurus biasanya
akan tumbuh kerdil. Kecambah yang terlihat kerdil dan tidak lurus sebaiknya
dibuang saja.

Tahap selanjutnya adalah perawatan bibit tanaman kopi. Lakukan penyiraman


tanaman sebanyak 1-2 kali sehari, tergantung kelembaban tanah. Pemupukan
susulan minimal dilakukan pada bulan ke-3 dan ke-5. Bibit tanaman kopi bisa
ditanam ke areal perkebunan setelah berumur 8-9 bulan.

E. Penyimpanan benih kopi

Perusahaan besar umumnya tidak membeli bahan tanam dalam bentuk


bibit, melainkan dalam bentuk benih. Hal ini disebabkan perusahaan besar
membutuhkan bahan tanam dalam jumlah banyak sehingga bila membeli bahan
tanam dalam bentuk bibit akan membutuhkan tempat yang luas dan kesulitan
dalam pengangkutan. Pada umumnya perusahaan besar membeli benih langsung
pada penangkar benih.

Penyimpanan benih bertujuan untuk mempertahankan daya tumbuh benih.


Penurunan daya tumbuh dapat disebabkan oleh tidak seimbangnya kandungan air
dalam benih dengan kandungan air di udara, adanya serangan hama dan penyakit,
terjadi gesekan/benturan benih dengan benda lain, atau benih terlalu lama
disimpan.

Penyimpanan benih ditujukan untuk mempertahankan kadar air benih agar tidak
cepat menurun (tidak boleh lebih rendah dari 28%). Untuk mencegah benih agar
tidak terserang hama bubuk buah (Stephanoderes hampei) benih tersebut harus di
desinfeksi dengan melakukan fumigasi menggunakan minyak terpenting.

9|Benih Kopi
Penyimpanan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menyiapkan peti kayu berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm dan beberapa


kain selebar peti kayu.
2) Mengoleskan selembar kain dengan minyak terpentin (1 cc minyak
terpentin untuk tiap 100 cm2 kain), kemudian diletakkan di dasar peti.
3) Menebarkan benih kopi di dalam peti secara berlapis-lapis (tiap lapis
setebal 5 cm). Di antara lapisan benih kopi disekat dengan kain yang
telah diolesi minyak terpentin.
4) Setelah tiga hari, benih dikeluarkan dari peti dan diangin-anginkan selama
3 – 5 jam.
5) Selanjutnya benih dicampur dengan fungisida berbentuk bubuk (misalnya
Ridomil 2 G) untuk mengendalikan serangan jamur.
6) Benih dicampur dengan serbuk arang basah dengan perbandingan 3 kg
benih kopi : 1 kg arang : 150 cc air.
7) Masukkan campuran benih dan arang ke dalam karung goni kering dan
bersih.
8) Benih disimpan dalam gudang gelap dengan suhu 25 – 26o C dan
kelembaban 85 – 90%.

Penyimpanan dengan cara ini, benih kopi dapat tahan disimpan sampai 6 bulan,
dengan daya tumbuh 70 – 80%.

Benih yang akan dikirim ke tempat jauh dan membutuhkan waktu lama (lebih dari
seminggu) harus diperlakukan secara khusus. Benih dimasukkan ke dalam
karung, kemudian karung tersebut dimasukkan ke kotak kayu untuk meng-hindari
benih dari benturan dan gesekan.

10 | B e n i h K o p i
F. Pengujian Mutu Benih Kopi

a. Pengujian Mutu Kopi dengan Sensori Tes (Cupping Test)

Salah satu indikator kualitas kopi adalah dari rasa dan aromanya. Cupping
testmerupakan salah satu teknik pengujian sensori untuk menguji citarasa kopi
yang 13 umum digunakan. Cupping test digunakan oleh cupper untuk
mengevaluasi aroma dan mendeskripsikan flavor kopi.

Ada beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada cupping, yaitu:

1) Penilaian warna biji kopi setelah disangrai dan digiling (bubuk kopi) yang
disebut dengan Agtron Number.

2) Penilaian fragrance/ keharuman – bau kopi sebelum diseduh – yaitu dengan


mencium bubuk kopi kering.

3) Pengujian aroma dilakukan pada kopi seduhan, sehingga berbeda dengan


fragrance.

4) Pengujian acidity/keasaman dilakukan dengan cara mencicip air kopi


tanpaampas secara cepat ke dalam mulut, yaitu dengan cara menyeruput
secaracepat, sehingga semua syaraf lidah bekerja.

5) Penilaian flavor. Flavor merupakan persepsi keseluruhan dari karakteristik


aroma, rasa dan mouthfeel di belakang lidah saat meminum air kopi

6) Penilaian body, yaitu rasa “ketebalan” atau kekentalan minuman kopi saat di
mulut.

7) Penilaian after-taste, yaitu sensasi dan rasa kopi saat memasuki kerongkongan
saat ditelan.

8) Cupper’s Point Balance. Balance merupakan kombinasi penilaian dari 5


kategori menjadi satu penilaian total.

11 | B e n i h K o p i
b. Pengujian Mutu Kopi melalui Biji Cacat (Defect)

Secara umum, kualitas biji kopi yang diperdagangkan diklasifikasikan


berdasarkan jumlah biji cacat, ukuran, dan kualitas biji. Berdasarkan system
klasifikasi menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-2907-2008) sebagai
berikut:

1) Mutu 1, dengan nilai cacat maksimal 11

2) Mutu 2, dengan nilai cacat 12-25

3) Mutu 3, dengan nilai cacat 26-44

4) Mutu 4a, dengan nilai cacat 45-60

5) Mutu 4b, dengan nilai cacat 61-80

6) Mutu 5, dengan nilai cacat 81-150

7) Mutu 6, dengan nilai cacat 151-255

8) Mutu 7 (asalan), dengan nilai cacat > 255

Ada beberapa macam keadaan pada biji kopi yang dapat dikategorikan sebagai
cacat, yaitu biji hitam; biji hitam sebagian; biji hitam pecah; biji gelondong; biji
coklat; kulit kopi husk ukuran besar, sedang, dan kecil; kulit kopi tanduk ukuran
besar, sedang, dan kecil; biji pecah; biji muda; biji berlubang satu; biji berlubang
lebih dari satu; biji bertutul; ranting, tanah, atau batu berukuran besar; ranting,
tanah, atau batu berukuran sedang; ranting, tanah, atau batu berukuran kecil.
Jumalah biji kopi yang dijasikan sampel seberat 300 gram.

c. Pengujian Mutu Kopi dengan Kadar Air dalam Biji

Standar pengujian kopi lainnya yang paling sering diterapkan adalah dengan
mengetahui kadar air dalam biji. Menurut SNI 01-2907-2008, kadar air
maksimum yang diizinkan yaitu 12,5%. Di lain pihak, menurut SCAA Green
Coffee Classification Method, grade I, II, dan III memiliki kisaran kadar air 9-
13%.

12 | B e n i h K o p i
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar mutu biji kopi ditentukan berdasarkan standar nasional Indonesia


komoditas biji kopi (SNI 01-2907-2008) mencantumkan syarat mutu umum biji
kopi berupa tidak adanya serangga hidup, biji berbau busuk dan atau berbau
kapang, kadar air maksimal 12,5% dan kadar kotoran selain biji kopi maksimal
0,5%. Adapun syarat mutu khusus untuk kopi Robusta digolongkan berdasarkan
ukuran biji, jumlah keping biji dan sistem nilai cacat (Badan Standardisasi
Nasional, 2008).

Nilai biji kopi tidak hanya ditentukan oleh penampilannya secara fisik,
tetapi ditentukan pula dari karakter citarasanya. Kopi dikonsumsi karena
citarasanya khas dan efek fisiologisnya sebagai minuman penyegar. Mengingat
kopi merupakan produk pertanian yang mengandalkan aspek kualitas citarasa,
maka sasaran akhir budidaya kopi adalah produk biji bercitarasa tinggi yang
penentuannya dengan uji citarasa.

13 | B e n i h K o p i
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3670/skripsi.pdf?sequence=

https://alamtani.com/tanaman-kopi/

https://fadiljavapreanger.blogspot.com/2013/01/produksi-dan-penyimpanan-benih-
kopi.html?
m=1&fbclid=IwAR0i6ov3XalVRnxQyEP1Zhq0pvVUF7W_kKLZqfzwS655deYoncew
Mnti5_c

https://www.academia.edu/9184355/TAHAPAN_CARA_UJI_MUTU_BENIH?
fbclid=IwAR2lkdDNNwIOve5OhW0r2s7ys77uhKwOxYeVp5As-Gjoi6sTooQi1hVzey8

https://id.scribd.com/doc/241271024/Laporan-TBP-001-Analisis-Mutu-Kopi

https://multimeter-digital.com/standar-mutu-biji-kopi.html

https://www.slideshare.net/mobile/Fitrijasmineandriani/biji-kopi-sni

Buku Pintar Kopi/ Ir. Edy Panggabean/ Penerbit Agromedia/2013

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68280/Chapter%20I.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

14 | B e n i h K o p i

You might also like