You are on page 1of 17

Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-158

ANALISIS REKAM MEDIS ELEKTRONIK RAWAT JALAN


DI SEMEN PADANG HOSPITAL DENGAN METODE EUCS
(END USER COMPUTING SATISFACTION)

Hendara Nusa Putra


STIKES Dharma Landbouw Padang
Email : nusahendra@gmail.com

Abstract

Electronic medical records (RME) are defined as recording Electronic Information that is
created, transmitted, sent, received, or stored in various forms, through an Electronic
System, including a computer, which contains all patient data or information. Outpatient
RME at Semen Padang Hospital has been going well, it's just that there are still some users
not running it well. The purpose of this study was to analyze outpatient electronic medical
records using the EUCS (End User Computing Satisfaction) method. This type of research
is qualitative with a Case Study approach, conducted with in-depth interviews with medical
record officers and doctors, and analysis of data processing using descriptive qualitative
methods. The results of this study found that the outpatient application (RME) had been
running smoothly, in terms of content it had been implemented well only that in the
diagnosis display there was still a non-specific data structure, from the accuracy of the data
it had been minimized by 90% in the presence of RME, and from the user they already
understand and really understand, it's just that the doctor explains that the RME
application is difficult to use because of the server constraints on the application, the format
is in accordance with the needs of the user and in terms of time RME really helps officers
more time efficient at work. So that this study concluded that the data structure on the
RME display was as needed, it's just that there were still deficiencies in the data structure
in the diagnosis section that was not specific in filling out the medical record. The data or
information generated is accurate enough and there is no buildup of patients waiting for
services in the clinic.

Keywords: Electronic medical record; EUCS method; outpatien

147
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
Abstrak

Rekam medis elektronik (RME) didefinisikan sebagai suatu pencatatan Informasi


Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
berbagai bentuk, melalui suatu Sistem Elektronik, termasuk komputer, yang berisi
semua data atau informasi pasien. RME rawat jalan di Semen Padang Hospital
sudah berjalan dengan baik, hanya saja masih ada beberapa pengguna tidak
menjalankannya dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis rekam
medis elektronik rawat jalan dengan menggunakan metode EUCS(End User
Computing Satisfaction). Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
Case Study, dilakukan dengan wawancara mendalam kepada petugas rekam
medis
dan dokter, serta analisis pengolahan data menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam penerapan (RME) rawat jalan sudah
berjalan dengan lancar, dari segi content sudah terlaksana dengan baik hanya saja
pada tampilan diagnosa masih ada struktur data tidak spesifik, dari keakuaratan
data sudah terminimalisir 90% dengan adanya RME, dan dari user petugas sudah
mengerti dan sangat paham, hanya saja dokter menjelaskan aplikasi RME susah
digunakan karena terkendala server pada aplikasi tersebut, pada bagian format
sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna serta dari segi waktu RME sangat
membantu petugas lebih efisien waktu dalam bekerja. Sehingga penelitian ini
disimpulkan bahwa struktur data pada tampilan RME sudah sesuai kebutuhan,
hanya saja masih ada kekurangan pada struktur data dibagian pengisian diagnosa
yang tidak spesifik dalam melakukan pengisian rekam medis. Data atau informasi
yang di hasilkan sudah cukup akurat serta tidak adanya penumpukan pasien
dalam menunggu pelayanan di poliklinik.

Kata Kunci: Rekam medis elektronik; metode EUCS; user satisfaction; rawat jalan

PENDAHULUAN kepada pedoman atau petunjuk teknis


Mutu pelayanan kesehatan di pengelolaan rekam medis yang dibuat
rumah sakit adalah data atau informasi oleh rumah sakit yang bersangkutan.
dari rekam medis yang baik dan Pengelolaan rekam medis di rumah
lengkap. Indikator mutu rekam medis sakit adalah untuk menunjang
yang baik adalah kelengkapan isi, tercapainya tertib administrasi dalam
akurat, tepat waktu dan pemenuhan rangka upaya mencapai tujuan rumah
aspek persyaratan hukum. Oleh sebab sakit, yaitu peningkatan mutu
itu dalam mengelola rekam medis, pelayanan kesehatan di rumah sakit.
setiap rumah sakit selalu mengacu Dalam pengelolaan rekam medis

148
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

untuk menunjang mutu pelayanan diharapkan nantinya yang pertama


bagi rumah sakit, pengelolaan rekam pada bagian content rekam medis
medis harus efektif dan efesian sudah terisi sesuai dengan kebutuhan
(Giyana, 2012). pengguna, dan yang kedua pada
Perkembangan teknologi dan sistem bagian accuracy data yang di
informasi elektronik di Indonesia harapakan sesuai dengan kebutuhan
semakin pesat dan menjangkau hampir Rumah Sakit, selanjutnya pada bagian
semua bidang, termasuk bidang yang ketiga ease of use pengguna atau
kesehatan. Pemerintah menanggapi user mudah memahami atau
hal ini dengan mengeluarkan Undang- menggunakan sistem Rekam Medis
Undang Republik Indonesia Nomor 11 Elektonik (RME) tersebut, kemudian
Tahun 2008 Tentang Informasi dan yang keempat adalah format
Transaksi Elektronik sebagai payung bagaimana pengguna atau user
hukum penyelenggaraannya. memudahkan menginput data dengan
Rekam medis elektronik adalah sesuai layout atau tampilan yang
setiap catatan, pernyataan, maupun mudah dipahami oleh pengguna, dan
interpretasi yang dibuat oleh dokter yang terakhir yaitu timeliness yaitu
atau petugas kesehatan lain dalam bagaimana petugas bisa
rangka diagnosis dan penanganan memanfaatkan atau menghemat
pasien yang dimasukkan dan waktu dalam bekerja.
disimpan dalam bentuk penyimpanan Semen Padang Hospital telah
elektronik (digital) melalui sistem menerapkan sistem informasi berbasis
komputer. “Electronic Medical Record komputer di berbagai unit. Salah satu
(EMR)“ atau Rekam Medis Elektronik sistem informasi yang mendukung
(RME) adalah suatu sistem rekam manajemen maupun pelayanan
medis yang menggunakan elektronik terhadap pasien adalah rekam medis
berdasarkan lembaran kertas atau elektronik (RME). Semen Padang
berkas rekam medis.”(Yusharti, Hospital adalah salah satu Rumah
2015). Terdapat beberapa metode Sakit di Kota Padang yang telah
dalam menganalisis sistem RME salah menggunakan sistem Rekam Medis
satunya adalah metode EUCS (End Elektronik (RME) khususnya pada
User Computing bagian rawat jalan. Rumah sakit lain
Satisfaction). yang ada di kota padang masih
Metode EUCS (End User Computing banyak yang belum menggunakan
Satisfaction) ada 5 dimensi yang akan sistem RME. Sehingga dalam
dilihat di antara nya content, accuracy, memberikan pelayanan,
ease of use, format dan timeliness. Metode petugas masih
penelitian ini memberikan manfaat menggunakan sistem manual dan
dalam proses penerapan Rekam berdampak terhadap waktu pelayanan

149
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
Medis Elektronik rawat jalan. terhadap pasien.
Output yang

150
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

Permasalahan yang berkaitan jarang diisi oleh dokter.


dengan RME pada saat penulis
melakukan wawancara kepada kepala
rekam medis, menemukan
permasalahan yaitu bagian isi (content),
Sistem RME memiliki fitur-fitur yang
sudah sesuai standar rumah sakit dan
kepuasan pengguna. Fitur-Fitur
tersebut disesuaikan dalam
penggunaan dimulai dari pendaftaran
sampai rekam medis kembali. Sistem
RME untuk dokter memiliki fitur
diantaranya data sosial pasien,
riwayat pemerikasaan dan diagnosa
pasien.
Pada diagnosa masih ada beberapa
dokter yang tidak mengisi diagnosa
pasien ini dikarenakan beban kerja
dokter yang tidak sebanding dengan
pasien yang datang perharinya,
sehingga ini akan berdampak pada
saat dokter yang tidak dinas pada hari
tersebut kesulitan melihat kembali
riwayat penyakit pasien yang
sebelumnya. Dokter yang tidak dinas
pada hari tersebut tidak bisa
memberikan tindakan yang akan
diberikan selanjutnya sehingga akan
menyebabkan salah terapi. Jika masih
ada yang belum terisi, petugas rekam
medis akan mengembalikan kembali
ke dokter untuk dilengkapi kembali
sebagai evaluasi untuk pengklaiman
BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial). Pada pengisian BPJS manual
dokter bersedia mengisi SEP (Surat
Eligibilitas Peserta) untuk
pengklaiman penagihan jasa dan
untuk di RME anemnesa pasien juga

151
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
Kelengkapan pengisian wawancara mendalam (in-depth
rekam medis di sistem interview) untuk
masih bisa di kosongkan, mendapatkan gambaran tentang
seharusnya pada sistem penerapan Rekam Medis Elektronik
untuk di lanjutkan ke form rawat jalan. Pengambilan sampel
berikutnya harus diberikan dengan menggunakan Purposive
tanda peringatan atau di sampling. Dengan kombinasi evaluasi
berikan tanda merah pada sistem informasi metode EUCS (end
kolom yang belum diisi. user computing satisfaction) pada
Untuk proses pengkodean penerapan Rekam Medis Elekronik
diagnosa dapat di buat
laporan 10 indeks penyakit
diagnosa terbanyak tetapi
tidak akurat., sehingga akan
berdampak pada kurangnya
mutu rekam medis dalam
proses pencapaian
akreditasi rumah sakit.
Dalam penggunaan RME
petugas merasakan adanya
kepuasan dan kemudahan
dalam menggunakan RME
sehingga menghemat waktu
petugas dalam bekerja.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode
deskriptif kualitatifyaitu
menggambarkan dan
memaparkan objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2015),
Menggunakan pendekatan
Case
Study dilakukan dengan cara meneliti
dari suatu permasalahan
melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal
(Notoatmojo, 2012). Data
diperoleh dengan cara

152
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

rawat jalan di Semen Padang Hospital sangat membantu informan dalam


Tahun 2019. bekerja, efisien waktu, memudahkan
dalam pencarian data pasien.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sejalan dengan Murnita
Pedoman evaluasi sistem yang (2016), penggunaan sistem yang efektif
dijadikan dasar dalam penelitian ini, meningkatkan kepuasan pengguna
adalah dari 5 (lima) komponen sehingga pengguna dapat
olahan hasil wawancara sebagai mengekplorasi dan memanfaatkan
berikut: penuh filtur sistem informasi dan
fungsinya, kepuasan pengguna yang
lebih tinggi kemudian motivasi atau
mengarahkan pengguna untuk
meningkatkan kegunaan sistem.
Penelitian ini sejalan dengan
Kristiyanto (2016), yang menyatakan
pegawai menerima dengan baik
adanya sistem informasi
perpustakaan yang telah membantu
pekerjaan cepat dan sesuai dangan
Dimensi Content harapan.
Dimensi content mengukur Maka sebaiknya dalam penerapan
kepuasan pengguna ditinjau dari isi RME semua unit yang terkait dalam
suatu sistem. RME harus bisa bekerja sama untuk
Penggunaan sistem yang dirasakan kesuksesan RME lebih baik
petugas saat awal menggunakan kedepannya. Sebaiknya dalam proses
adanya kesulitan, setelah belajar pengentrian data harus lengkap dan
menggunakan sistem petugas sangat perlunya pelatihan dalam penerapan
menerima dan merasa puas dengan rekam medis elektronik. Serta dalam
adanya rekam medis elektronik. Ini pelaksanaan RME harus dijalankan
dikeranakan rekam medis elektronik sesuai prosedur yang ada.

Tabel. 1. Matrik wawancara mendalam dengan informan mengenai dimensi content


Hasil wawancara Hasil obervasi Kesimpulan

153
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
Dari segi content RME sudah Dari hasil observasi  Sudah memenuhi
memberikan kemudahan dengan dimensi content kebutuhan pengguna dari
dalam segi penarikan dan peneliti melihat segi isi nya, hanya saja
pengolahan data, dari segi  pada tampilan RME nya pada kolom pengisian
kebutuhan data sudah tidak terdapat komponen diagnosa pada bagian
terstruktur dan sudah untuk tanda tangan. dokter kurang spesifik
memenuhi kebutuhan  pada tampilan kolom  tidak diisi nya salah satu
pengguna tetapi dari pengisian diagnosa bagian rekam medisnya
struktur data masih ada kurang spesifik pada bagian diagnosa
kekurangan yaitu struktur pasien, maka akan
data untuk tanda tangan, berdampak pada saat

154
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
dari segi pengguna user  dilihat dari tampilan rumah sakit melakukan
salah satunya dokter RME nya mudah di pencapaian akreditasi
ditemukan permasalahan gunakan
yaitu tidak terisinya
diagnosa pasien
Permasalahan yang
ditemukan dari tampilan
RME yaitu kurang spesifik
nya pemilihan kode
diagnosa seperti contohnya
“patah tulang tangan kanan
pada bagian bawah” tetapi
di tampilan RME hanya ada
pilihan “patah tulang”.

Gambar 1. Tampilan data sosial pasien

Dimensi Accuracy mengolah input dari pengguna, selain


Dimensi accuracy mengukur itu dapat dilihat pula seberapa sering
kepuasan pengguna ditinjau dari terjadi error atau kesalahan dalam
keakuratan data suatu sistem. proses pengolahan data (Doll,1998)
Dimensi accuracy mengukur Penelitian yang dilakukan oleh
kepuasan pengguna dari sisi Syafrullah,dkk (2016) sistem informasi
keakuratan data ketika sistem rekam medis menghasilkan informasi
menerima input kemudian yang akurat tetapi menurut salah satu
mengolahnya menjadi informasi. narasumber lainnya informasi itu
Keakuratan sistem diukur dengan tidak akurat 100% karena proses input
melihat seberapa sering sistem yang kadang tidak benar misalnya
menghasilkan output yang salah ketika penginputan alamat pasien yang tidak

155
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

lengkap atau bahkan salah jadi membuat monitoring dan evaluasi


informasi yang ada di sistem tidak dalam penggunaan rekam medis
akurat 100%. Penelitian yang serupa elektronik, sehingga dalam
dilakukan oleh Harjoko (2017) Di implementasi rekam medis elektronik
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, dari hasil sesuai acuan atau panduan rumah
analisa diketahui, hanya sebagian sakit. Sebaiknya dalam penerapan
kecil (6,45%) dari informan yang rekam medis elektronik di rumah sakit
mengaku tidak dapat dukungan dari manajemen serta
mengoperasionalkan komputer. motivasi sangat berperan penting
Maka dapat disimpulkan dalam dalam penerapan rekam medis
penerapan rekam medis elektornik elektronik sehingga berjalan sesuai
sudah berjalan secara maksimal dengan yang telah direncanakan dan
hanya saja belum adanya sosialisasi dapat mengurangi tingkat kesalahan
dan punishimen kepada petugas. sehingga data yang dihasilkan akurat.
Informan
menjelaskan adanya rencana untuk

Tabel 2. Matrik wawancara mendalam dengan informan mengenai dimensi accuracy


Hasil wawancara Hasil obervasi Kesimpulan
pada dimensi accuracy dari Dari hasil ovservasi dengan pada dimensi accuracy
semua informan untuk dimensi accuracy peneliti pengolahan data nya sudah
keakuratan data nya sudah melihat akurat, hanya saja dokter
akurat hampir 90% data  untuk pengolahan data masih ada tidak lengkap
sudah bisa terminimalisir. nya sudah mudah dan dalam pengisian diagnosa.
Hanya saja kesalahan ada akurat
beberapa pada saat proses  Pengisian RME nya
penarikan data yang jumlah belum akurat dimana
data nya ribuan. peneliti melihat ada
beberapa diagnosa
pasien tidak terisi.

Dimensi Ease of Use pasien lama yang selalu kontrol ulang


Dimensi ease of use mengukur akan menyebabkan penumpukan data
kepuasan pengguna ditinjau dari riwayat pemeriksaan nya sehingga
kemudahan pengguna user data suatu ketika petugas rekam medis dan
sistem. dokter akan melihat kembali resume
Petugas sudah paham dan pasien itu akan terkendala pada
merasakan adanya kemudahan dalam jaringan nya. Sebaiknya pihak rumah
menggunakan aplikasi rekam medis sakit diadakannya mentemence server
elektronik, hanya saja ada beberapa atau pemantauan maupun
kendala dalam RME tersebut seperti pembersihan data supaya mengurangi
pada servernya dan koneksi internet. penumpukkan data riwayat pasien.
Koneksi jaringan itu tergantung dari Hal ini akan berdampak pada lama
riwayat penyakit pasien, misalnya

156
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
petugas dalam memberikan pelayanan

157
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

kepada pasien. Petugas akan kesulitan Sebaiknya rumah sakit dapat


dalam proses pengolahan data, melihat meningkatkan kualitas layanan
kembali informasi pasien yang berobat sehingga memudahkan petugas dalam
ulang dan mengambil keputusan. mengakses RME.

Tabel 3. Matrik wawancara mendalam dengan informan mengenai dimensi ease of use
Hasil wawancara Hasil obervasi Kesimpulan
RME sangat mudah Dari hasil observasi yang Petugas sudah sangat
digunakan pengguna hanya peneliti lakukan di Semen mengerti dalam
saja ada beberapa kesalahan Padang Hospital terkait menggunakan RME sudah
seperti server nya atau dengan dimensi ease of sangat mudah
sistem nya yang bermasalah use peneliti melihat menggunakannya hanya saja
pada jaringan atau koneksi petugas mudah ada beberapa kendala dalam
internet nya, sehingga ada menggunakan aplikasi RME tersebut seperti pada
penumpukkan riwayat RME tersebut server nya dan koneksi
pemeriksaan pasien menjadi internet
banyak yang menyebabkan
performance RME menjadi
lebih lambat.

Gambar.2
Tampilan Data Menu Rekam Medis

Dimensi Format Format masing-masing item sesuai


Dimensi format mengukur kepuasan dengan kebutuhan petugas dan
pengguna ditinjau dari sisi tampilan memudahkan pekerjaan petugas.
dari suatu sistem. Sistem menyediakan laporan yang

158
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

lengkap mulai dari laporan harian, Sebaiknya diberikan instruksi


mingguan, bulanan, periode dan seperti tanda warning pada bagian
tahunan yang sesuai dengan standar kolom pengisian contohnya “data
dinas kesehatan. Sistem rekam medis masih kosong harap diisi jika tidak
tidak dilengkapi dengan panduan bagi terisi maka tidak akan bisa lanjut ke
pengguna baru atau jika terjadi error form berikutnya” jika petugas rekam
pada sistem sehingga ini menjadi medis dan dokter tidak mengisi data
kekurangan sistem. Untuk antarmuka sosial maupun data medis di aplikasi
cukup menarik dan warnanya tidak RME rawat jalannya. Dan sebaiknya
membosankan karena ada degradasi diberikan panduan bagi petugas yang
warna sehingga warnanya tidak baru yang menggunakan RME
monoton. Tidak adanya waning jika sehingga tidak terjadinya
petugas tidak mengisi beberapa item. ketidakakuratan pada data pasien.

Tabel 4. Matrik wawancara mendalam dengan informan mengenai dimensi format


Hasil wawancara Hasil obervasi Kesimpulan
Informan sudah Peneliti melihat petugas dapat di simpulkan
merasakan kepuasan sudah merasakan bahwa pada dimensi
tersendiri dari segi format kepuasan dari segi format, petugas sudah
karena sudah sesuai format nya seperti dari merasakan kepuasan
kebutuhan yang tampilan nya sudah dari segi format atau lay
diinginkan dan juga sesuai dengan out yang memudahkan
sesuai model nya yang kebutuhan pengguna. pengguna serta
diinginkan serta dapat memahami dalam
dipahami juga oleh menggunakan RME.
petugas IT di rumah sakit
tersebut. Dan juga sudah
terkategorisasi dalam
bagian unit kerja rekam
medisnya.

Dimensi Timeliness menciptakan layanan terbaik dengan


Dimensi timeliness mengukur menggunakan rekam medis
kepuasan pengguna ditinjau dari elektronik di rumah sakit dapat
ketepatan waktu suatu sistem meningkatkan kualitas pelayanan
Penerapan rekam medis elektronik kepada pasien. Berdasarkan
dan perubahan yang terjadi dari sistem penjelasan diatas dapat disimpulkan
manual ke sistem elektronik dapat RME mampu
mempermudah pekerjaan petugas. mempermudah pekerjaan dari
untuk kesesuaian antara organisasi penggunanya, dan RME memberikan
dan teknologi yang dilihat melalui informasi data pasien yang cepat
strategi yang digunakan untuk tanpa harus mencari dan melihat di

159
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-
status
pasien dengan proses yang lama.

160
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

Tabel 5. Matrik wawancara mendalam dengan informan mengenai dimensi timelinnes


Hasil wawancara Hasil obervasi Kesimpulan
Informan 1, 2 dan 3 sudah peneliti melihat untuk dari bahwa pada dimensi
merasakan kepuasan nya segi waktu memudahkan timeliness sudah sesuai
dari segi waktu dengan petugas dalam bekerja, kebutuhan pengguna dari
adanya RME tersebut, mengefisiensi waktu petugas segi waktu karena sangat
karena RME sangat pada saat penerimaan pasien efisien dan dengan adanya
membantu petugas dalam maupun pengolahan data RME, dapat mempermudah
pekerajaan nya dari efisiesi pasien dan dengan adanya petugas dalam bekerja
waktu dan petugas tidak RME, petugas bekerja lebih lebih optimal.
perlu mencari berkas rekam optimal dikarenakan
medis yang membutuhkan mempercepat pekerjaan
waktu lama hanya dengan petugas.
itungan menit petugas sudah
bisa bekerja dengan optimal
dengan adanya RME
tersebut. Sedangkan 1
informan menyatakan
bahwa sistem RME nya
sering loading nya lama dari
servernya ataupun koneksi
internetnya yang
menghambat petugas dalam
menginputkan data pasien.

KESIMPULAN 4. Dimensi format, Kejelasan informasi


Dimensi content, struktur data pada yang dihasilkan RME sudah sangat
tampilan RME sudah sesuai jelas sehingga memudahkan
kebutuhan, hanya saja masih ada pengguna dalam menggunakan
kekurangan pada struktur data RME.
1. dibagian pengisian diagnosa tidak 5. Dimensi timeliness, Mempermudah
spesifik dalam melakukan petugas dalam bekerja lebih optimal
pengisian rekam. sehingga tidak adanya
2. Dimensi accuracy, sudah baik., penumpukan pasien, karena tidak
hanya saja terdapat beberapa menunggu berkas rekam medisnya
kendala pada saat proses serta mengurangi lamanya antrian
penarikan data. Data yang pasien untuk mendapatkan
dihasilkan sudah hampir 90% pelayanan di poliklinik
terminimalisir.
3. Dimensi ease of use, pada bagian SARAN
rekam medis nya sudah 1. Sebaiknya Pimpinan Rumah Sakit
terkategorisasi, dan juga RME memberikan pelatihan dan
mempermudahkan petugas untuk sosialisasi berkelanjutan terhadap
mengakses nya. petugas rekam medis dan dokter

161
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

dalam melakukan pengisian data Kota Semarang. Jurnal Kesehatan


medis dan data sosial. Masyarakat. Vol 1, Vol. 2. 48-61.
2. Sebaiknya pada tampilan RME nya Handiwidjojo, Wimmie. 2009. Rekam
ditambahkan lagi kolom untuk Medis Elektronik. Jurnal EKSIS Vol
pengisian diagnosa pasien yang 02, No.02.
lebih spesifik supaya bisa Josua. 2012. Tinjauan Dukungan
meminimalisir ketidak lengkapan Sistem Informasi Rumah Sakit
data. terhadap Pelayanan Unit Kerja
3. Sebaiknya Pimpinan melakukan Rekam Medis di Rumah Sakit
pemantauan, monitoring evaluasi Sukmul Simsa Medika. Jakarta: Esa
terhadap SOP yang sudah berjalan Unggul.
dalam proses pengisian RM Kementrian Kesehatan Republik
4. Sebaiknya aplikasi nya Indonesia Nomor
dikembangkan lagi dari segi 1165/MENKES/SK/X/2007
tampilan untuk memberikan item- Tentang Pelayanan Rawat Jalan.
item seperti tanda warning pada Notoatmodjo, Soekidjo. 2015.
bagian kolom pengisian contohnya Metodologi Penelitian Kesehatan.
“data masih kosong harap diisi jika Jakarta : Rhineka Cipta.
tidak terisi maka tidak akan bisa lanjut Peraturan Menteri Kesehatan
ke form berikutnya” yang akan Republik Indonesia Nomor
muncul apabila petugas rekam 1171/MENKES/PER/V/2011
medis dan dokter tidak mengisi Tentang Sistem Informasi Rumah
data sosial maupun data medis di Sakit.
aplikasi RME rawat jalannya. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
REFERENSI 269/MENKES/PER/III/2008
Depertemen Kesehatan Rebublik Tentang Rekam Medis.
Indonesia Tahun 2006 Pedoman Rustiyanto, Ery. 2010. Sistem Informasi
Penyelenggaraan Dan Prosedur Manajemen Rumah Sakit yang
Rekam Medis Rumah Sakit. Terintegrasi. Yogyakarta: Gosyen
Djamal, M. 2015. Paradigma Penelitian Publishing.
Kualitatif. Cetakan Ke-II Samandari, Nabil. dkk. 2016.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kekuatan Pembuktian
Erawantini, Feby. dkk. 2012. Rekam Rekam Medis
Medis Elektronik Pelayanan Konvensional dan Elektronik.
Kesehatan Dasar. Vol. 7, No. 1. SOEPRA Jurnal Hukum Kesehatan,
Giyana, Frenti. 2012. Analisis Sistem Vol. 2. No. 02 Tahun. 2016.
Pengelolaan Rekam Medis Rawat Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bisnis. Bandung: Alfabeta.

162
Lentera Kesehatan ‘Aisyiyah, 2(2): 147-

Syahrullah, dkk. 2016. Evaluasi EMR


Menggunakan Model EUCS Studi
Kasus Rumah Sakit Budi Agung
Kota Palu. Seminar Nasional
Teknologi Informasi dan
Multimedia 2016, STMIK AMIKOM
Yogyakarta, 6-7 Februari 2016.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
Yusrawati dan Sri Wahyuni. 2015.
Sistem Informasi Rekam Medis
Elektronik

163

You might also like