You are on page 1of 9

PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTHRITIS TENTANG PENYAKIT

GOUT ARTHRITIS DI PUSKESMAS PASIRLAYUNG KOTA BANDUNG

Zustantria Agustin Minggawati1, Siti Nurul Fauziah2, Eli Rusmita3


1Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung, snurul18@gmail.com
2Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung, elirusmita@rocketmail.com
3Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung, minggawati87@gmail.com

ABSTRAK

Angka kejadian gout arthritis Selama tahun 2018 di Puskesmas Pasirlayung sebanyak 456 Penderita
dan menempati peringkat 13 dari 20 penyakit terbanyak selama tahun 2018 dan terjadi peningkatan dari
tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tentang pengetahuan penderita gout
arthritis mengenai penyakitnya. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap objek. Penyakit gout arthritis adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala
nyeri yang tidak tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas pada persendian. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 38 responden dan menggunakan
sampel jenuh. Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan, uji validitas terhadap 20 responden dengan rentang
nilai valid 0,679-0,938 dan nilai reliabilitas 0,977. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa sub variabel
definisi kategori cukup 57,9%, penyebab dengan kategori cukup 65,7%, tanda dan gejala kategori
kurang 58%, pencegahan kategori cukup 57,9 %, dan penanganan kategori baik 44,7%. Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 57,9% berpengetahuan cukup. Saran bagi pihak Puskesmas
Pasirlayung Kota Bandung agar memberikan penyuluhan kepada penderita gout arthritis minimal satu
bulan sekali.
Kata kunci: Pengetahuan, Gout Arthritis, Penderita gout arthritis

ABSTRACT

The incidence of arthritis gout During 2018, there were 456 Pasirlayung Community Health Centers
and ranked 13 out of the 20 most diseases during 2018 and an increase from the previous year. The
purpose of this study is to find out about the knowledge of gout arthritis sufferers regarding the disease
Knowledge is the result of knowing and this happens after people have sensed objects. Gout arthritis is
a condition that can cause symptoms of pain that are unbearable, swelling, and a burning sensation in
the joints. This study used a descriptive method with a population of 38 respondents and used total
samples. The questionnaire consists of 30 questions, test the validity of 20 respondents with a valid value
range of 0.679-0.938 and a reliability value of 0.977. The results of the study stated that the sub-category
definition of the category was 57.9%, the cause with enough categories was 65.7%, the signs and
symptoms of the category were 58%, prevention of the categories was 57.9%, and the handling of good
categories 44.7%. The results of this study can be concluded that 57.9% are knowledgeable enough.
Suggestions for the Pasirlayung Health Center in Bandung City to provide counseling to patients with
gout arthritis at least once a month.
Keywords: Knowledge, Gout Arthritis, gout arthritis patients.

PENDAHULUAN terutama pada jaringan sendi. Penumpukan asam


Penyakit gout atau asam urat adalah kondisi urat di dalam sendi adalah penyebab penyakit
yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak asam urat. Asam urat sebenarnya merupakan
tertahankan, pembengkakan, dan rasa panas pada limbah yang terbentuk dari penguraian zat purin
persendian (Anies, 2018). yang ada di dalam sel-sel tubuh (Anies, 2018).
Penyebab dari gout yaitu disebabkan oleh Kadar asam urat normal pada wanita berkisar
tumpukan asam/kristal urat pada jaringan, 2,4-5,7 mg/dl, sedangkan pada laki-laki berkisar

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 65


3,4-7,0 mg/dl, dan pada anak-anak 2,8-4,0 mg/dl. dan wanita sebesar 8,6% (Karimba et al., 2013).
Berdasarkan data World Health Organization Berdasarkan angka kejadian asam urat maka
(WHO, 2017). Konsumsi lemak atau minyak perlu dilakukan peningkatan pengetahuan terha-
tinggi seperti makanan yang digoreng, santan, dap pencegahan dan penanganan asam urat.
margarin atau mentega dan buah- buahan yang Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat penge-
mengandung lemak tinggi seperti durian dan tahuan dalah usia, pendidikan, pekerjaan, sosial
alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran ekonomi dan sumber ekonomi. Oleh karena itu,
asam urat (Krisnatuti, 2010). pengetahuan merupakan hal dasar dalam menge-
Penyakit asam urat atau disebut dengan gout nal suatu masalah kesehatan, dalam hal ini penya-
arthritis terjadi terutama pada laki-laki, mulai dari kit asam urat memberikan gambaran masalah
usia pubertas hingga mencapai puncak usia 40-50 kesehatan terhadap setiap penderita asam urat.
tahun, sedangkan pada perempuan, persentase Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diag-
asam urat mulai didapati setelah memasuki masa nosis Nakes di Indonesia 11,9% dan berdasarkan
menopause. Kejadian tingginya asam urat baik di diagnosis atau gejala 24,7%.
negara maju maupun negara berkembang semakin Prevalensi berdasarkan diagnosis Nakes
meningkat terutama pada pria usia 40-50 tahun. tertinggi di Bali (19,3%), Jawa Barat (17,5%), dan
Kadar asam urat pada pria meningkat sejalan Papua (15,4%). Prevalensi penyakit sendi
dengan peningkatan usia seseorang (Soekanto, berdasarkan diagnosis Nakes atau gejala tertinggi
2012). Hal ini terjadi karena pria tidak memiliki di Nusa Tenggara Timur (33,1%), diikuti Jawa
hormon estrogen yang dapat membantu pem- Barat (32,1%), dan Bali (30%) (Riskesdas, 2013).
buangan asam urat sedangkan pada perempuan Di kota Bandung penyakit sendi menempati posisi
memiliki hormon estrogen yang ikut membantu ke-15 dari 20 besar penyakit di Puskesmas kota
pembuangan asam urat lewat urine (Darmawan, Bandung dengan 1,57% dan berjumlah 17.049
2015). orang (Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2018).
Terdapat dua faktor risiko seseorang mende- Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 22
rita arthritis gout, yaitu faktor yang tidak dapat Januari 2019, data dari Dinas Kesehatan Kota
dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Bandung (2018) banyak penderita gout arthritis
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah berada di kecamatan Cibeunying Kidul dengan
usia dan jenis kelamin. Di lain pihak, faktor risiko jumlah 456 penderita per tahun 2018. Masyarakat
yang dapat dimodifikasi adalah terkait dengan Cibeunying Kidul memanfaatkan fasilitas
pengetahuan, sikap dan perilaku penderita pelayanan kesehatan di puskesmas Pasirlayung
mengenai artritis gout, kadar asam urat, dan yang terletak di Kecamatan Cibeunying Kidul.
penyakit- penyakit penyerta lain seperti diabetes Selama tahun 2018 total pasien Gout di Puskesmas
melitus (DM), hipertensi, dan dislipidemia yang Pasirlayung sebanyak
membuat individu tersebut memiliki risiko lebih 456 Penderita Gout dan menempati peringkat
besar untuk terserang penyakit gout arthritis 13 dari 20 penyakit terbanyak selama tahun 2018,
(Festy, 2011). sedangkan pada tahun 2017 tidak masuk kedalam
Berdasarkan World Health Organization 20 penyakit terbanyak. Hal tersebut menunjukan
(WHO) (2013), prevalensi asam urat di Amerika kenaikan jumlah penderita dari tahun 2017 ke
Serikat sekitar 13,6 kasus per 1000 laki-laki dan tahun 2018.
6,4 kasus per 1000 perempuan. Prevelensi ini Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
berbeda di tiap negara, berkisar antara 0,27% di 29 Januari 2019 di Puskesmas Pasirlayung Kota
Amerika hingga 10,3% Selandia Baru. Penelitian Bandung, peneliti melakukan wawancara terhadap
di Thailand bulan Juli tahun 1999 sampai Februari 10 orang penderita pada saat waktu jam pelayanan
2000 terhadap 1381 pasien didapatkan prevalensi meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala,
peningkatan kadar serum asam urat pada pria pencegahan, dan penanganan dari gout arthritis,
sebesar 18,4% dan wanita 7,8%. Di Cina pada didapatkan hasil bahwa 3 orang mengetahui
tahun 2011, didapatkan prevalensi peningkatan pengertian dan tanda gejala tetapi tidak menge-
kadar serum asam urat pada pria sebesar 21,6% tahui penyebab, pencegahan, dan penanganan

66 | Volume V – No. 1, Maret 2019


gout arthritis. 2 orang hanya mengetahui tanda dan Berdasarkan tabel 1 dari 38 responden yang
gejalanya saja. Sedangkan 5 orang lagi tidak tahu diteliti terdapat 2 responden (5,2%) dengan
gout arthritis. kategori pengetahuan baik, 32 responden (84,2%)
pengetahuan cukup, dan 4 responden (10,6%)
METODE PENELITIAN dengan kategori pengetahuan kurang.
Desain penelitian yang dilakukan dalam
peneliltian adalah deskriptif yang bertujuan untuk Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
mengidentifikasi gambaran pengetahuan pende- Penderita Gout Arthritis tentang Pengertian
rita gout arthritis tentang penyakit gout arthritis Penyakit Gout Arthritis di Puskesmas Pasirlayung
di Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung. Kota Bandung
Populasi penelitian ini sejumlah 38 orang diambil
Kategori Frekuensi %
dari rata-rata penderita di tiga bulan terakhir tahun
Baik 14 36,9%
2018, dan teknik pengambilan sampel dalam
Cukup 22 57,9%
penelitian ini adalah sampel jenuh yaitu sebanyak
Kurang 2 5,2%
38 orang.
Total 38 100%
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan lembar kuesioner atau
Berdasarkan tabel 2 dari 38 responden yang
angket. Jenis kuesioner yang digunakan adalah
diteliti terdapat 14 responden (36,9%) dengan
pilihan tunggal, jia jawaban benar skor 1 dan jika kategori pengetahuan baik, 22 responden (57,9%)
jawaban salah skor 0. Sebelum dijadikan untuk pengetahuan cukup, dan 2 responden (5,2%)
kuesioner penelitian, dilakukan uji validitas kepa- dengan kategori pengetahuan kurang.
da 20 responden dengan tingkat kemaknaan 5%
menggunakan SPSS versi 25, kuesioner dinyata- Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
kan valid bila r hitung ≥ r tabel (0,444), selan- Penderita Gout Arthritis tentang Penyebab
jutnya dilakukan uji reliabilitas degnan nilai Penyakit Gout Arthritis di Puskesmas Pasirlayung
konstanta ≥ 0,6. Kota Bandung
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
program microsoft excel 2016. Pegolahan data Kategori Frekuensi %
menggunakan tahap-tahap sebagai berikut: Baik 6 15,8%
editting, coding, data entry, processing. Cukup 25 65,7%
Analisa data adalah analisa data univariat Kurang 7 18,5%
bertujuan menghsilkan distribusi frekuensi dan Total 38 100%
presentase dari setiap variabel penelitian. Setelah
setiap item diberi nilai lalu dilakukan tabulasi Berdasarkan tabel 3 dari 38 responden yang
dengan kategori baik (76%-100%), cukup (56%- diteliti terdapat 6 responden (15,8%) dengan
75%), dan kurang (≤56). kategori pengetahuan baik, 25 responden (65,7%)
pengetahuan cukup, dan 7 responden (18,5%)
HASIL dengan kategori pengetahuan kurang.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Gambaran
Pengetahuan Penderita Gout Arthritis tentang Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Penyakit Gout Arthritis di Puskesmas Pasirlayung Penderita Gout Arthritis tentang Tanda dan Gejala
Kota Bandung Penyakit Gout Arthritis di Puskesmas Pasirlayung
Kota Bandung
Kategori Frekuensi %
Baik 2 5,2% Kategori Frekuensi %
Cukup 32 84,2% Baik 5 13,1%
Kurang 4 10,6% Cukup 11 28,9%
Total 38 100% Kurang 22 58%
Total 38 100%

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 67


Berdasarkan tabel 4 dari 38 responden yang tersebut secara teori disebabkan oleh beberapa
diteliti terdapat 5 responden (13,1%) dengan faktor yang mempengaruhi pengetahuan
kategori pengetahuan baik, 11 responden (28,9%) responden yaitu: informasi individu maupun
pengetahuan cukup, dan 22 responden (58%) sosial budaya, bahwa terdapat 19 orang responden
dengan kategori pengetahuan kurang. (50%) yang belum memperoleh informasi
mengenai asam urat. Hal ini berkaitan dengan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan teori informasi yang diperoleh baik dari
Penderita Gout Arthritis tentang Pencegahan pendidikan formal maupun non formal dapat
Penyakit Gout Arthritis di Puskesmas Pasirlayung memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
Kota Bandung impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2013).
Kategori Frekuensi % Menurut Notoatmodjo, 2015 pengetahuan
Baik 1 2,7% memiliki 5 tingkatan yaitu mengenal, memahami,
Cukup 22 57,9% aplikasi, menganalisa, dan evaluasi. Bila dianalisis
Kurang 15 39,4% lebih jauh, tentang pengetahuan ada berbagai
Total 38 100% macam kemungkinan jawaban, hal ini disebabkan
karena perbedaan menganalisa informasi,
Berdasarkan tabel 5 dari 38 responden yang kurangnya pengalaman dan keterbatasan sumber-
diteliti terdapat 1 responden (2,7%) dengan sumber informasi baik pelayanan kesehatan
kategori pengetahuan baik, 22 responden (57,9%) maupun media massa seperti media elektronik
pengetahuan cukup, dan 15 responden (39,4%) maupun cetak.
dengan kategori pengetahuan kurang Berdasarkan hasil riset sebelumnya oleh
Runtuwene, Purba R., dan Kereh, (2016)
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan menyatakan dari hasil penelitiannya tersebut
Penderita Gout Arthritis tentang Penanganan bahwa kurangnya pengetahuan pada penderita
Penyakit Gout Arthritis di Puskesmas Pasirlayung gout arthritis dipengaruhi oleh informasi. Banyak
Kota Bandung dari responden belum memperoleh informasi
mengenai peyakitnya. Hal tersebut menunjukkan
Kategori Frekuensi % bahwa masih kurangnya pengetahuan pada
Baik 17 44,7% penderita gout arthritis.
Cukup 11 28,9%
Kurang 10 26,4% 2. Gambaran Pengetahuan Penderita Gout
Total 38 100% Arthritis tentang Pengertian Gout Arthritis
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub
Berdasarkan tabel 6 dari 38 responden yang variabel tentang pengertian gout arthritis paling
diteliti terdapat 17 responden (44,7%) dengan tinggi berada di kategori cukup yaitu 22 responden
kategori pengetahuan baik, 11 responden (28,9%) (57,9%) dari 38 responden. Hal ini terbukti dari
pengetahuan cukup, dan 10 responden (26,4%) hasil kuesioner yang diisi responden dimana
dengan kategori pengetahuan kurang. hanya 21 orang yang menjawab benar berkaitan
asam urat.
PEMBAHASAN Setelah dicermati ternyata sebagian penderita
1. Gambaran Pengetahuan Penderita Gout kurang mendapatkan informasi dengan presentase
Arthritis tentang Penyakit Gout Arthritis di 50% misalnya saja dari televisi, sosial media,
Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung radio, majalah, dan buku. Hal ini disebabkan
Secara umum berdasarkan hasil penelitian karena penderita kurang mendapat informasi
mengenai pengetahuan penderita gout arthritis di secara rinci tentang pengertian gout arthritis,
Puskesmas Pasirlayung didapatkan data yang selain itu pihak puskesmas juga tidak sering
paling tinggi berada di kategori cukup yaitu 32 mengadakan penyuluhan tentang penyakit
orang responden (84,2%) dari 38 responden. Hal tersebut. Hal ini sejalan dengan teori bahwa

68 | Volume V – No. 1, Maret 2019


fasilitas sebagai sumber informasi dapat mem- paling banyak berada di kategori kurang yaitu 22
pengaruhi pengetahuan seseorang misalnya dari responden (58%) dari 38 responden. Sebagian
televisi, radio, majalah, buku dan lain sebagainya penderita mengetahui tentang tanda dan gejala
(Notoatmodjo, 2014). asam urat, tetapi ada sebagian responden yang
Berdasarkan riset sebelumnya oleh keliru dalam mempersepsikan tanda dan gejala
Kurniawati, E., Kaawoan, A., & Onibala, F (2014) yang muncul pada sendi saat terkena asam urat.
menyatakan bahwa informasi yang didapat oleh Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang diisi
penderita gout arthritis berpengaruh terhadap responden pada pertanyaan no. 12 dimana 21
pengetahuan gout arthritis, hasil penelitiannya orang yang jawabannya adalah reumatik. Jadi
tersebut mengemukakan bahwa penderita gout pengalaman responden mengenai gout arthritis
arthritis yang diberikan informasi atau pendidikan sering salah mempersepsikan dengan penyakit
kesehatan dapat mempengaruhi terhadap reumatik, sehingga pengetahuannya kurang.
pengetahuan serta meningkatkan pola hidupnya Sejalan dengan teori bahwa pengalaman dapat
dalam mengontrol kadar asam urat dengan baik. diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun
orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh
3. Gambaran Pengetahuan Penderita Gout dapat memperluas pengetahuan seseorang
Arthritis tentang Penyebab Gout Arthritis (Notoatmodjo, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub
variabel tentang penyebab gout arthritis paling 5. Gambaran Pengetahuan Penderita Gout
banyak berada di kategori cukup yaitu 25 Arthritis tentang Pencegahan Gout Arthritis
responden (65,7%) dari 38 responden. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub
disebabkan hampir setengahnya jumlah variabel tentang pencegahan gout arthritis paling
pendidikan responden hanya lulusan sekolah dasar banyak berada di kategori kurang yaitu 22
(50%). Hal tersebut didukung dari hasil kuesioner responden (57,9%) dari 38 responden. Hal
yang diisi responden dimana hanya 16 orang yang tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya
menjawab benar mengenai penyebab. Setelah pemahaman mengenai pencegahan kurangnya
dicermati, hal ini berkaitan dengan sebagian besar mendapat informasi mengenai pencegahan serta
penderita kurang memahami dan mendapatkan didukung oleh lingkungan atau tempat tinggal
informasi tentang penyebab gout dikarenakan para responden yaitu daerah perkebunan yang
tingkat pendidikan yang berpengaruh terhadap mayoritas sering mengkonsumsi hasil kebun salah
seseorang. satunya sayuran hijau, dimana jika sering
Sejalan dengan teori banyak faktor yang dikonsumsi akan menambah zat purin dalam
mempengaruhi pengetahuan dari segi pendidikan darah. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang
yang dapat mempengaruhi proses belajar. diisi dimana hanya 5 orang yang menjawab benar
Semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah yaitu biji melinjo dan bayam sedangkan sisanya
seseorang tersebut menerima informasi. Hampir 33 orang menjawab salah. Sejalan dengan
segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan berta- teori bahwa lingkungan mempengaruhi segala
lian dengan orang lain, bahasa, kebiasaan, makan, sesuatu yang ada disekitar individu, baik
pakaian, dan sebagainya dipelajari dari ling- lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Hal ini
kungan sosial budaya serta adanya informasi baru terjadi karena adanya interaksi timbal balik
mengenai suatu hal yang memberikan landasan ataupun tindakan yang akan direspon sebagai
kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan pengetahuan oleh setiap individu (Notoatmodjo,
terhadap hal tersebut (Notoatmodjo, 2014). 2014).
Berdasarkan hasil penelitian menurut Siregar
4. Gambaran Pengetahuan Penderita Gout dan Yahya (2016) menerangkan bahwa faktor-
Arthritis tentang Tanda dan Gejala Gout faktor yang mempengaruhi gout arthritis adalah
Arthritis dari lingkungan yang mempengaruhi pola makan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub pada umumnya tidak seimbang, kebanyakan para
variabel tentang tanda dan gejala gout arthritis responden mengonsumsi sayuran hijau dan jeroan.

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 69


6. Gambaran Pengetahuan Penderita Gout gout atrthritis di Puskesmas Pasirlayung Kota
Arthritis tentang Penanganan Gout Arthritis Bandung, sehingga hal ini menjadi perhatian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai sub untuk melakukan penyuluhan minimal sebulan
variabel tentang tanda dan gejala gout arthritis sekali sehingga penderita dapat mencegah atau
paling banyak berada di kategori baik yaitu 17 mengurangi resiko terjadinya penyakit gout
responden (44,7%) dari 38 responden. Hal ini arthritis.
terbukti dari hasil kuesioner yang diisi responden 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Diharapkan
pada 6 pertanyaan tentang penanganan dimana kepada peneliti selanjutnya dapat menjadikan
rata-rata jawaban benar sebanyak 69,7%. Faktor karya tulis ilmiah ini sebagai referensi untuk
kemungkinan yang terjadi adalah responden sudah penelitian lebih lanjut yang berhubungan
mendapat informasi mengenai penanganan asam dengan gout arthritis, seperti tentang sikap
urat, kemungkinan lain berasal dari pengalaman penderita gout arthritis terhadap diet gout
para responden mengenai tata laksana gout arthritis.
arthritis seperti menempelkan kantong es pada
sendi yang sakit, banyak minum air putih, REFERENSI
menurunkan berat badan, dan dilakukan Anies. (2018). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Ar-ruz
Media.
pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Sejalan
Arikunto. (2013). Metodologi penelitian keperawatan dan
dengan teori bahwa pengalaman sebagai sumber teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika.
pengetahuan merupakan suatu cara untuk Azwar, Saifudin. (2016). Metode Penelitian. Yogyakarta:
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara Pustaka Pelajar
mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh Darmawan. (2015). Pencegahan dan Mengobati Asam Urat.
Yogyakarta: Araska
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa
Dinas Kesehatan Kota Bandung (2013). Profil Kesehatan
lalu (Notoatmodjo, 2014). Kota Bandung. Diunduh pada tanggal 17 Januari 2019
melalui http://depkes.co.id
PENUTUP Festy P. (2009). Hubungan Antara Pola Makan Dengan
Kadar Asam Urat Darah Pada Wanita Postmenopause di
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Dr. Soetomo
pada tanggal 22 April 2019 mengenai gambaran Surabaya. Surabaya: Universitas Muhammadiyah
pengetahuan gout artthritis tentang penyakit gout Surabaya
arthritis di Puskesmas Pairlayung Kota Bandung Helmi, Zairin Noor. (2012). Buku Ajar Gangguan
didapatkan hasil penelitian dari 38 responden Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014) Metode Penelitian
terdapat 32 responden (84,2%) masuk kedalam
Keperawatan dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
kategori cukup, dan mayoritas sub variabel Karimba, et al. (2013). Gambaran Kadar Asam Urat pada
termasuk kategori cukup. Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh
≥ 23 kg/m2. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
Saran Penelitian
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi.
1. Bagi Poltekes TNI AU Jakarta: Rineka Cipta.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini Krisnatuti, Diah, dkk, (2010), Perencanaan Menua Untuk
diharapkan agar menambahkan penyediaan Penderita Asam Urat. Jakarta: Penebar Swadaya.
literatur terbaru mengenai keperawatan Kurniawati, E., Kaawoan, A., & Onibala, F. (2014). Pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap
medikal bedah di perpustakaan, dan
klien gout arthritis di Puskesmas Tahuna Timur
diharapkan dapat dijadikan bahan pendidikan Kabupaten Sangihe. JURNAL KEPERAWATAN, 2(2).
kesehatan kepada masyarakat bagi mahasiswa Naga, Soleh S. (2014). Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit
Poltekes TNI AU Ciumbuleuit tentang gout Dalam. Jogjakarta : Diva press.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Ilmu prilaku kesehatan.
arthritis dalam melaksanakan Tri Dharma
Jakarta : Rineka Cipta.
Perguruan Tinggi. Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metodologi Penelitian
2. Bagi Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Bagi pihak puskesmas diharapkan mendapat Nursalam. (2016). Konsep dan penerapan metodologi
informasi lebih mengenai gambaran penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rikesdas (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
pengetahuan penderita gout arthritis tentang
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.

70 | Volume V – No. 1, Maret 2019


Jakarta: Rikesdas. PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition,
Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodeologi Penelitian Midwivery, Environment, Dentist), 10(3), 268-271.
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Soekanto. (2012). Asam Urat. Jakarta: Penebar Plus
Runtuwene, Y., Purba, R. B., & Kereh, P. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
S. (2016). Asupan purin dan tingkat pengetahuan dengan dan R&D. Bandung: Alfabeta.
kadar asam urat di Puskesmas Rurukan Kota Tomohon. Sujarweni. (2014). Panduan Penelitian Keperawatan dengan
Siregar, A. H., & Yahya, S. Z. (2016). Faktor-faktor Dominan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
yang Mempengaruhi Terjadinya Gout Arthritis pada WHO. (2017). A Global Brief Acid. Geneva. Diakses pada
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lansia dan Anak Balita tanggal 17 Januari 2019 melalui https://www.who.int
Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2015. Jurnal Ilmiah

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 71


Nama :Wayan Widiani

NIM :202301119

Mata Kuliah : Biostatistik

1. Tuliskan Judul Penelitian


Jawab:
Pengetahuan Penderita Gout Arthritits tentang Penyakit Gout Arthritits di Puskesmas
Pasirlayung Kota Bandung.
2. Tuliskan Variabel Bebas dan Variabel Tergantung
Jawab:
Variabel Bebas: Pengetahuan
Variabel Terikat: Gout Arthitis
3. Ringkaslah Latar Belakang Permasalahan
Jawab:
Angka kejadian gout arthritis Selama tahun 2018 di Puskesmas Pasirlayung sebanyak 456
Penderita dan menempati peringkat 13 dari 20 penyakit terbanyak selama tahun 2018 dan
terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui
tentang pengetahuan penderita gout arthritis mengenai penyakitnya. Pengetahuan adalah
hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap objek. Penyakit
gout arthritis adalah kondisi yang dapat menyebabkan gejala nyeri yang tidak tertahankan,
pembengkakan, dan rasa panas pada persendian. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan jumlah populasi sebanyak 38 responden dan menggunakan sampel jenuh.
Kuesioner terdiri dari 30 pertanyaan, uji validitas terhadap 20 responden dengan rentang
nilai valid 0,679-0,938 dan nilai reliabilitas 0,977. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa
sub variabel definisi kategori cukup 57,9%, penyebab dengan kategori cukup 65,7%, tanda
dan gejala kategori kurang 58%, pencegahan kategori cukup 57,9%, dan penanganan
kategori baik 44,7%. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 57,9%
berpengetahuan cukup. Saran bagi pihak Puskesmas Pasirlayung Kota Bandung agar
memberikan penyuluhan kepada penderita gout arthritis minimal satu bulan sekali.
4. Tulislah hipotesis Penelitian
Jawab:
H 0: Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penyakit Gout Arthritits
H a: Ada Hubungan antara pengetahuan dengan penyakit Gout Arthritits
5. Tulislah definisi operasional masing-masing variable
Jawab:
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan
terhadap objek.
6. Tulislah Populasi, Sampel dan Teknik sampling yang digunakan
Jawab:
Populasi dari Penelitian ini adalah 38 orang diambil dari rata-rata penderita di tiga bulan
terakhir tahun 2018.
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh atau total sampel sebanyak 38 orang.
Teknik Sampling Pada Penelitian ini adalah sampling Jenuh atau Total sampling.

You might also like