You are on page 1of 228

SOSIOLOGI PEDESAAN

(KPM 230)

skpm.ipb.ac.id
Sosiologi Pedesaan
sebagai Ilmu
Pengetahuan
Semester Ganjil Tahun 2019-2020

skpm.ipb.ac.id
Q1. Mana yang Pengetahuan & Ilmu
Pengetahuan?
Cecep, seorang petani muda di Desa Cikikil, mendapati sebatang pohon cengkeh di kebunnya
mendadak layu kemudian kering. Kebetulan Arief, seorang mahasiswa Departemen Ilmu
Hama & Penyakit Tumbuhan (HPT) yang sedang ber KKN di desa itu, lewat di kebunnya.
Kepada Arief ia lalu bertanya, apa gerangan yang terjadi dengan pohon cengkehnya dan
bagaimana kiranya tindakan yang harus diambil ? “Saya pelajari dulu, besok saya pastikan
jawabannya”, kata Arief setelah mengamati dan mengambil potongan akar pohon itu. Sejurus
lewat pula Tugiran, seorang mahasiswa Departemen Manajemen Hutan, yang kebetulan anak
petani cengkeh “gurem”. Cecep kembali menyampaikan persoalannya kepada Tugiran. Dari
pengalaman berkebun bersama orangtuanya, dengan sekali lihat ia segera tahu bahwa
cengkeh itu terkena penyakit busuk akar yang bisa menular ke pohon lainnya. “Segera cabut
dan bakar pohon sakit itu”, katanya. Cecep menuruti nasihat Tugiran. Besoknya Arief datang
menemui Cecep di kebun. “Berdasarkan penelusuran pustaka, pohon cengkeh Bapak terkena
penyakit busuk akar akibat serangan jamur. Penyakit itu bisa menular ke pohon lain. Oleh
karena itu, pohon sakit tersebut harus segera dicabut dan dibakar”, kata Arief penuh keyakinan.
“Ya, sudah saya lakukan kemarin”, sahut Cecep.

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
IP adalah seperangkat fakta yang
Mengapa
matematika, fisika, terkristal dalam bentuk
sosiologi/sosiologi teori/konsep/cara pandang yang
pedesaan, politik, digunakan sebagai tools atau pisau
dll dikatakan analisis untuk mencari dan menelusuri
sebagai ILMU kebenaran-kebenaran yang nampak
PENGETAHUAN? (realitas) maupun tidak nampak
(peramalan) dalam kehidupan manusia.
skpm.ipb.ac.id
Ilmu
Pengatahuan (knowledge)
Pengetahuan
0
Tersusun secara sistematis

Menggunakan kekuatan
pemikiran

Dapat dikontrol secara kritis oleh


orang lain atau umum (obyektif)
psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
Dari SCIENCE ke PERSPEKTIF
Pemikiran yang
akurat

Pengorganisasian
Definisi
fakta PERSPEKTIF
Cara pandang
Menyederhanakan seseorang/kelomp
yang umum ok/ masyarakat
terkait suatu fakta/
realitas
psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Kategorisasi Ilmu Pengetahuan
SOSIOLOGI PEDESAAN
Ilmu Pengetahuan
KUALITATIF
(Subyektif)
Ilmu-ilmu sosial
KUANTITATIF
(Obyektif)

Ilmu-ilmu alam KUANTITATIF


(Obyektif)

skpm.ipb.ac.id
Filsafat : Tiga Cabang Ilmu Pengetahuan
1. Ontologi: Bagaimana kita menerangkan hakikat dari segala yang
ada (basis fakta/realitas);

2. Epistimologi: Menanyakan bagaimana sesuatu ada, bagaimana


mengetahuinya, dan bagaimana membedakannya dengan yang
lain (mempertanyakan fakta)
3. Aksiologi: Sumber nilai, yang di dalamnya terkandung
epistimologi dan ontologi secara bersamaan (posisi
keberpihakkan atas fakta/realitas)
skpm.ipb.ac.id
Ontologi
• MATERIALISME & IDEALISME. A) HAKIKAT DARI SEGALA SESUATU YANG “ADA”
Monoisme ADALAH MATERI; B). IDE LEBIH HAKIKI DARI SEGALA MATERI. MATERI MUNCUL
DARI IDE.

Dualisme • DUA UNSUR HAKIKAT: HAKIKAT MATERI DAN HAKIKAT NON MATERI (SPIRIT)

• KENYATAAN ALAM INI TERSUSUN DARI BERBAGAI UNSUR, LEBIH DARI SATU ATAU
Pluralisme DUA ENTITAS

Nihilisme • TIDAK ADA SESUATU YANG EKSIS, REALITAS ITU SEBENARNYA TIDAK ADA

Agnotisisme • PENGINGKARAN ATAU PENYANGKALAN TERHADAP KEMAMPUAN MANUSIA


MENGETAHUI HAKIKAT BENDA BAIK MATERI MAUPUN ROHANI

skpm.ipb.ac.id
Epistimologi
Korespondensi • KESESUAIAN ANTARA PENILAIAN DENGAN REALITA

Koherensi • KORELASI DENGAN SEBELUMNYA

Konsisten • BUKTI DEDUKSI RASIONAL

Kenyataan • BULAT – MUSTAHIL TERBANTAH

Utility • KEMANFAATAN DARI SUATU FAKTA SOSIAL

Verifikasi • PEMERIKSAAN KEBENARAN FAKTA SOSIAL

skpm.ipb.ac.id
Aksiologi

• TINDAKAN MORAL YANG MENGHASILKAN


Moral conduct ETIKA

Esthethic • EKSPRESI KEINDAHAN AKAN MENGHASILKAN


ESTETIKA
expression

Socio political life • MENGHASILKAN FILSAFAT SOSIO-POLITIK

skpm.ipb.ac.id

Apakah IP Bebas Nilai?

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
William James dalam bukunya
“The Meaning of Truth”mengatakan:
Tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat
tetap berdiri sendiri lepas dari akal yang mengenal. Sebab
pengalaman kita senantiasa berubah, dalam praktek apa yang kita
katakan benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya. Tiada
kebenaran yang mutlak yang ada adalah kebenaran-kebenaran
yaitu apa yang benar dalam pengalaman-pengalaman yang
khusus yang setiap kali dapat dirobah oleh pengalaman
berikutnya. Dunia bukanlah universum. Dunia terdiri dari banyak
hal yang beraneka ragam atau pluralis.

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Struktur Sosial
01 Pola Hubungan Sosial
02 Tindakan Sosial
Bagaimana individu dan grup sosial membuat
Konsep kehidupan sosialnya menjadi seperti yang
diinginkannya
Dasar 03 Integrasi Fungsional
Sosiologi Kesalingtergantungan di antara unsur-unsur
dari suatu sistem sosial
04 Kekuasaan
Kemampuan aktor memengaruhi pihak lain
05 Kebudayaan
Bahasa, norma, nilai, kepercayaan,
pengetahuan, dan symbol yang membangun
skpm.ipb.ac.id suatu cara hidup
Kaitan Sosiologi (Umum) dengan Sosiologi Pedesaan

1. Konsep sosiologi untuk memahami masyarakat dan


desa
2. Mulai dengan perubahan sosial masyarakat dan desa
3. Interaksi sosial dan struktur masyarakat dan desa
4. Pola kebudayaan pedesaan

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
SOSPED merupakan Disiplin Ilmu Sosial

1. Hibrid Ilmu: Transdisiplin ilmu beda dengan inter


atau multidisiplin
2. Hibrid Sosiologi/ Antropologi Pedesaan, Psikologi
Sosial, Komunikasi, Ekologi
3. Ilmu yang diterapkan

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id

Fakta dan Konsepsi Realitas Sosial sebagai Ranah Sosped à
MENGAPA SOSPED PENTING UNTUK DIPELAJARI?

§ Pertumbuhan desa 2005-2017 =


4,28%
§ Gini Index Desa (2016) = 0,39
74.754 § Petani muda: 20-40%
74.053
§ Desa tertinggal (29.135-
71.555
39,49%), desa berkembang
(40.666-55,12%), dan desa
2005 2015 2017 mandiri (3.977-5,39%)

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
1. Tidak Mengulang Kekeliruan Memiskinkan Masyarakat & Desa

Tipologi"Desa"(%)"
50(
TIPOLOGI PERTANIAN –PERSAWAHAN,
45(
PERKEBUNAN, PERLADANGAN (73,14%); PESISIR
(15,11%); KEHUTANAN
40( (3,4%); PETERNAKAN
(0,29%); PERTAMBANGAN
35(
(0,45%)
PERDAGANGAN/JASA (9,75)
30(
DESA-DESA bertipologi PERTANIAN identik dengan KETERTINGGALAN
%"

25(

20(

15(

10(

5(

0(
Pertambanga Perindustrian
Peternakan( Perhutanan( Perladangan( Pesisir( Perkebunan( Persawahan(
n( /(Jasa(
2008( 0,2( 0,24( 3,43( 8,86( 8,73( 14,14( 17,33( 47,08(
2011( 0,29( 0,45( 3,4( 9,75( 12,92( 15,11( 17,63( 40,45(

skpm.ipb.ac.id
§ Para elit pemerintah harus membangun benteng
pertahanan bersama rakyatnya. Sebaliknya, investor
asing tidak dibiarkan untuk “merajalela”
mengkspolitasi sumberdaya alam di negeri agraris
Apa yang ini;
Harus § Membangun kawasan perdesaan berbasis pangan;
Dilakukan? § Mengorganisir potensi kelas menengah dan golongan
muda untuk membangun pertanian dan desa;
§ Membangun pusat penelitian komoditas di kawasan-
kawasan perdesaan dengan melibatkan lembaga-
lembaga penelitian (termasuk perguruan tinggi); dan
§ Membangun dan menumbuhkan jiwa socio-preuner
dikalangan pemuda-pemuda desa.
skpm.ipb.ac.id
2. Mengejar Kemajuan yang Belum Selesai
Negara Agraris yang Mengingkari Potensi Agraris!

skpm.ipb.ac.id
Desa masih menjadi Kantong 72 tahun INDONESIA MERDEKA, problem SUBSTANSI
BANGSA (KEMISKINAN) belum mampu teratasi dengan
Kemiskinan BAIK. Walaupun angka PERTUMBUHAN EKONOMI
45
41,7 INDONESIA mencapai 5,8 – 8% (2016)
40
35,4
Jumlah Penduduk Miskin (Juta)

35

28,7 KEMISKINAN DI INDONESIA:


30 27,4
Membangun dari “PINGGIRAN” (NAWACITA)?
25

20 KANTONG PERSENTASE
16,66% REALITAS
KEMISKINAN (%)
14,15%
15
11,46%
10,96%
Pedesaan 14 – 20
10 • Kantong kemiskinan terkonsentrasi di KTI, pantai selatan
Jawa, pantai barat Sumatera
• Terdapat 183 kabupaten tertinggal (2015) dan 70 Persen di
5
KTI
• Penyebab utama:
0 Perkotaan 8 – 14
1. Letak geografis terpencil dan sulit dijangkau
2. Kondisi infrastruktur sosial ekonomi kurang memadai
2004 2009 2013 2014 3. Kegiatan investasi dan produksi masih minim
4. Berada di kawasan perbatasan antarnegara
Tahun
§ Pembangunan bias kota, menafikkan desa/kawasan perdesaan;
§ Tidak mempertimbangkan dimensi ekologi & tipologi
Sampai Tahun 2016, struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih di dominasi kelompok
desa/kawasan perdesaan;
provinsi/kabupaten/kota di Jawa dengan kontribusi PDB 58,51 Persen, Sumatera 23,63 Persen. KTI
§ Kawasan Perdesaan sebatas proyek; sebagai kawasan pinggiran hanya sekitar 17,96 Persen
§ Minimnya ruang partisipatif warga desa/kawasan; dan
§ Asimetrik informasi akibat dari lemahnya akurasi data Pola pembangunan timpang masih terjadi: kuatnya “pusat” (Jawa-Sumatera) sebagai gravitasi
desa/kawasan perdesaan. pembangunan dan menyisakan “pinggiran” (KTI dan desa)

skpm.ipb.ac.id
Banjir, Longsor, Krisis Air Potensial Mengenai Desa !

3. Ancaman Bencana Kerusakan SDA


skpm.ipb.ac.id
Kerusakan Areal Hutan

skpm.ipb.ac.id
Case: Kab. Gowa & Sekitarnya di Sulsel

1989 1999 2004 2018


PENYEBAB BANJIR BANDANG GOWA/MAKASSAR (JANUARI 2019);
• Kerusakan hutan;
• Curah hujan ekstrim; dan
• Pembangunan perumahan yang kurang tepat (bantaran sungai,lahan
persawahan/tegalan yang rendah)
skpm.ipb.ac.id

Apa artinya bagi ilmu
pengetahuan &
pengembangan
masyarakat dan desa ?
psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
• Ilmu Pengetahuan dari luar (eropa sentris) begitu
mendominasi pengetahuan mengembangkan desa-desa di
Indonesia à Ex. INDUSTRIALISASI DESA bias modernisasi
dan neoliberalisasi!
• Jangan diulang kekeliruan pendekatan pembangunan yang
tidak berdasarkan pengelolaan sumberdaya alam dan
melahirkan kemandirian;
• Pengembangan masyarakat dan desa ke depan perlu
menyelesaikan tidak saja persoalan keterpurukan ekonomi
(kemiskinan dan ketimpangan), tetapi juga pada perbaikan
dan pencegahan kerusakan sumberdaya alam, sampai pada
degradasi kekuatan-kekuatan sosial;
skpm.ipb.ac.id
• Mengoptimalkan UU No. 6/2014 tentang Desa
untuk memperkuat desa dan kawasan perdesaan
menuju Indonesia Berdaulat; dan
• Diperlukan pelacakan hubungan antara
masyarakat (komunitas) pedesaan sebagai
subyek dengan “orang luar”.

skpm.ipb.ac.id
Perspektif Makro Pengembangan Kawasan & Daerah

TOP DOWN

Otonomi
Pedesaan Daerah

Revitalisasi Lembaga Bisnis/


Lembaga Adat
Adat Swasta

BOTTOM UP

Perspektif Mikro Pemberdayaan Komunitas


psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Global
Nasional
Provinis
Kabupaten

Lintas desa

Lembaga
Pedesaan
Pemerintahan
Lembaga Kelompok
Adat Strategis

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
1. Dulu UI : Prof. Sajogyo sebagai
tonggak pemikiran ilmu sosial
Sejarah
Indonesia dengan fokus pertanian Sosped di
dan pedesaan;
2. Prof. Tjondronegoro, Prof Pudjiwati IPB
Sayogyo;
3. Sosiologi Pedesaan yang
menghantarkan kajian sosial di IPB,
mulai dari Penyuluhan, Komunikasi
sampai pada Ekologi Politik; dan
4. Sosiologi Terapan
psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
1. Basisnya empirik;
Batasan, Ruang 2. Praktek ke teori lalu
Lingkup, dan dari teori untuk
Teoritik Sosped praktek;
3. Hibrid ilmu; dan
4. Penerapan sosiologi.

skpm.ipb.ac.id
Terima kasih
Koordinator Matakuliah Sosiologi Pedesaan (KPM-230)
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor
http://skpm.fema.ipb.ac.id

skpm.ipb.ac.id
KETIMPANGAN STRUKTURAL
EKONOMI & POLITIK YANG
DIHADAPI DESA
SosiologiPedesaan (KPM 1237)
SKPM-FEMA IPB

skpm.ipb.ac.id
POKOK bahasan
1. KOMUNITAS DAN DESA DALAM KETIMPANGAN STRUKTURAL
2. KETIDAKSEIMBANGAN TRANSFORMASI Ekonomi Desa dengan
Transformasi Politik
3. AKIBAT KETIMPANGAN: Perusakan Sumberdaya Alam dan
Ancaman Bencana di Pedesaan
4. KAPITALISASI PEDESAAN dan Ancaman Ketimpangan Yang
berkelanjutan
5. PENUTUP

skpm.ipb.ac.id
1
Komunitas dan Desa dalam Ketimpangan Struktural

skpm.ipb.ac.id
POLA HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA (Redfield, 1982)
KOTA
POLITIK KEBUDAYAAN EKONOMI

Penguasa KEBUDAYAAN AGUNG Pemodal

KEBUDAYAAN KECIL
Penyedia
Taklukan Bahan
DESA Mentah

Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan (KPM 230) – Bagian SPPM SKPM FEMA IPB
Desa di Indonesia mengenal Keragaman

Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan (KPM 230) – Bagian SPPM SKPM FEMA IPB
ILUSTRASI…ketimpangan infrastruktur

Desa di Sumatera Desa di Jawa Desa di Sulawesi

skpm.ipb.ac.id
lanjut…ketimpangan politik

60,00#

54,56%

50,00#

43,36%
41,26%

40,00#
Persentase%

29,15%
30,00# 27,52%
28,25% 27,27%
26,02%
24,01%

21,29% 20,60%
19,60%
20,00#

12,56%
9,99% 10,42% 10,55%
10,00# 8,59%
6,70%
6,95% 7,54% 5,72% 6,26%
3,83% 3,58%

0,00#
Sumatera# Jawa# Bali#dan#Nusra# Kalimantan# Sulawesi# Maluku#&#Papua#
Indonesia%Berdasarkan%Pulau%

%#Kursi#DPR#RI# %#Luas#Wil.#terhadap#Indonesia# Rasio#MulIkulturalisme# %#Kab.#TerInggal#

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
lanjut… ketimpangan
Keanekaragaman distribusi
Desa dan dana desa
Ketimpangan Antar Pulau di Indonesia

% Dana Desa % Jumlah Desa


3 5, 0 0
3 2 , 14
3 1, 3 6
3 0 , 13 3 0 , 6 3
3 0,00

2 5 ,00
PPerrseenstaesentasi

2 0,00

15 , 0 0
11, 9 0 12 , 0 8
11, 4 4
10 , 2 0
10 , 0 0 8 , 73 9,09

6 ,26 6 ,04
5 ,00

0,00
Suma t era Jawa K a lim a n t a n S u la w e s i B a li & N u s a T e n g g a r a M aluku & P ap ua
P u l a u d i I n d o n e sia
Pulau di Indonesia
KETIMPANGAN Struktural DESA-KOTA
§KETIMPANGAN:
ketidakmerataan/ketidakseimbangan/kesenjangan

§KETIMPANGAN STRUKTURAL:
ketidakmerataan/ketidak-seimbangan yang disebabkan
oleh tekanan struktur kekuasaan (seperti, tekanan akibat
kebijakan, sistem rezim yang berkuasa, aktor/agen
berkuasa). Ada persoalan Ketidakadilan

skpm.ipb.ac.id
2
KETIDAKSEIMBANGAN TRANSFORMASI EKONOMI DESA DENGAN
TRANSFORMASI POLITIK

skpm.ipb.ac.id
MEMBANGUN DESA intens mulai 1970-1995
Era 1970-1995 masyarakat dan desa pernah menikmati penerangan
listrik, pengembangan prasarana pelayanan kesehatan dan
pendidikan dasar

Pencapaian itu melalui penerapan PENDEKATAN PEMBANGUNAN


SENTRALIASI DENGAN MENGEJAR PERTUMBUHAN EKONOMI yang
prosesnya mengandalkan hutang luar negeri dan eksploitasi
sumberdaya alam

Menghadapi PERSOALAN STRUKTUR AGRARIA akibat penguasaan


lahan dan sumberdaya alam lebih MENGUNTUNGKAN GOLONGAN
MENENGAH DAN “ATAS” DI DESA, BAHKAN PENGUSAHA DAN
PEMODAL DARI PERKOTAAN

skpm.ipb.ac.id
terjadinya ketidakseimbangan dalam membangun

KEKUATAN STRUKTUR: elit &


kebijakan/regulasi (TOP DOWN)

KEKUATAN KULTUR: masyarakat &


desa (BUTTOM UP)

skpm.ipb.ac.id
Peminggiran Petani dan Buruh Tani
NILAI TUKAR PETANI
400,00 104,58 105,24 104,92
100,16 99,86 101,77 102,03 101,59
300,00 109,03
99,70 103,38 107,60 108,95 108,35 102,55 101,63
200,00
97,07 95,09 97,78 102,83 104,71 104,62 98,89 100,37
100,00
0,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
NTP Pangan NTP Horti NTP
NEGARA/
LUAS

PEMERINTAH
BADAN
HUKUM
PRIVAT BURUH TANI
PERSEORANGAN
PENGUASAAN GUREM

KELOMPOK PENGUASAAN DAN PEMILIKANTANAH


PROBLEM KEMISKINAN& PENGELOLAAN EKONOMI PEDESAAN
YANG BELUM OPTIMAL
45
41,7
72 tahun INDONESIA MERDEKA, problem SUBSTANSI
40
35,4
BANGSA (KEMISKINAN) belum mampu teratasi dengan
35 BAIK. Walaupun angka PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA mencapai 5,8 – 8% (2016)
Jumlah Penduduk Miskin (Juta)

30 28,7
27,4

25

20
KEMISKINAN DI INDONESIA:
16,66%
Membangun dari “PINGGIRAN” (NAWACITA)?
14,15%
15
11,46%
10,96%
KANTONG KEMISKINAN PERSENTASE REALITAS
10 (%)
• Kantong kemiskinan terkonsentrasi di KTI, pantai
5 Pedesaan 14 – 20
selatan Jawa, pantai barat Sumatera
• Terdapat 183 kabupaten tertinggal(2015) dan 70 Persendi
0 KTI
• Penyebab utama:
2004 2009 2013 2014
Perkotaan 8 – 14 1. Letak geografis terpencil dan sulit dijangkau
Tahun 2. Kondisi infrastruktur sosial ekonomi kurang memadai
3. Kegiatan investasi dan produksi masih minim
4. Berada di kawasan perbatasan antarnegara
§ Pembangunan bias kota, menafikkan desa/kawasan perdesaan;
§ Tidak mempertimbangkan dimensi ekologi & tipologi desa/kawasan Sampai Tahun 2016, struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih di dominasi kelompok provinsi/kabupaten/kota di
perdesaan; Jawa dengan kontribusi PDB 58,51 Persen, Sumatera 23,63 Persen. KTI sebagai kawasan pinggiran
§ Kawasan Perdesaansebatas proyek; hanya sekitar 17,96 Persen
§ Minimnya ruang partisipatif warga desa/ kawasan;dan
§ Asimetrik informasi akibat dari lemahnya akurasi data Pola pembangunan timpangmasihterjadi:kuatnya“pusat” (Jawa-Sumatera) sebagai gravitasi
desa/ kawasanperdesaan. pembangunan dan menyisakan“pinggiran” (KTI dan desa)

skpm.ipb.ac.id
Kemiskinan""Desa""dan"Kesenjangan"Desa"–"
KETIMPANGAN PENDAPATAN DESA-KOTA
Kota"Tahun"2012 "
Juta)Jiwa)

Perkembangan)Jml)Penduduk)Miskin) Angka)Kemiskinan)Desa)2012)(%))
23,00" 18" %)
21,00" 17" Papua" 46,02"
Papua"Barat" 43,48"
16"
19,00"
Maluku" 33,94"
15" Gorontalo" 30,89"
17,00"

15,00"
14"
Nusa"Tenggara"Timur"
Nangroe"Aceh"Darussalam"
25,1"
23,54"
FAKTOR PENYEBAB:
13,00"
13"

12"
DI"Yogyakarta"
Sulawesi"Tenggara"
21,95"
20,92"
1. Transformasi ekonomi-
11,00"
11"
Lampung"
Sulawesi"Tengah"
20,65"
20,26"
politik yang tidak
9,00"

7,00"
10"
Jawa"Timur"
Jawa"Tengah"
19,74"
18,66" seimbang
9" Bengkulu" 18,05"

5,00" 8"
Nusa"Tenggara"Barat" 16,78" 2. Pembangunan
Maret"2009" Maret"2010" Maret"2011" Sepetember" Maret"2012" Indonesia" 16,56"
Kota"(Juta"Jiwa)" Desa"(Juta"Jiwa)" %"Kota"
2011" %"Desa"
Sulawesi"Barat"
Sulawesi"Selatan"
15,52"
14,88"
berorientasi kota;
800.000"
Pengeluaran)per)Kapita)(RP)) Sumatera"Selatan"
Jawa"Barat"
14,67"
13,88"
3. Tidak memperhatikan
700.000"
Kalimantan"Timur"
Maluku"Utara"
13,66"
12,28"
kondisi desa kekinian;
600.000"
4. Lebih mementingkan
Rp)

Sumatera"Utara" 11,29"
Sumatera"Barat" 10,88"
500.000"

400.000"
Gap:)Rp)309.508)
Banten"
Riau"
10,44"
10,15" sektor jasa ketimbang
Sulawesi"Utara" 10,14"
300.000" Kalimantan"Barat" 10,06" agraria.
Bangka"Belitung" 8,45"
200.000"
Kepulauan"Riau" 8,24"

100.000" Kalimantan"Tengah" 8,19"


Jambi" 6,67" Sumber : Susenas (diolah)
0" Bali" 6,02"
"2000" "2001" "2002" "2003" "2004" "2005" "2006" "2007" "2008" "2009" "2010" "2011"
Kalimantan"selatan" 5,69"
6"
Pengeluaran"Penduduk"Kota"(Rp"per"Kap)" Pengeluaran"Penduduk"desa"(Rp"per"Kap)"

skpm.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Latennya Desa Tertinggal & Penduduk Miskin

• 45,2% desa terkategori sebagai desa tertinggal


• 65,9% penduduk desa terkateogri miskin
16
14
% Penduduk

12
10
8
Miskin

6
4
2
0
Lampung

akarta
Riau

Bengkulu

Belitung
Jambi
Sumsel

Barat
Sumbar

ga
h

Y
I
NAD
Sum
ut

skpm.ipb.ac.id
Ketimpangan di Indonesia
• Di Indonesia, pendapatan nasional rata-rata penduduk dewasa adalah €PPP11.700
(atau Rp69.030.990).11 Sementara 50% terbawah memperoleh €PPP3 800
(IDR22.612.000), 10% teratas rata-rata memperoleh 13 kali lebih banyak ( €PPP48
200 atau Rp285.073.820).
• Indonesia memiliki jutaan orang miskin. 50% terbawah dari populasi, mewakili
lebih dari 135 juta orang, memiliki kekayaan rata-rata € 380 (IDR 8.159.830) dan
memegang lebih dari 5% dari total pendapatan nasional. Sejak tahun 1999,
Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam tingkat kekayaan.
Sementara rata-rata 1995 adalah €14.600 (IDR 86.310.820) ini telah dikalikan
empat untuk mencapai € 23.600 hari ini (IDR74.689.620). Namun, pertumbuhan
ini telah membuat ketidaksetaraan kekayaan yang besar hampir tidak berubah.
Ketimpangan yang Dialami Desa dalam
Pengembangan Ekonomi
Mendorong Proses Politik untuk
Mengakui Pembelaan Atas Desa

Mengak ui Desa dan Memberi Wewenang


Membangun melalui Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

skpm.ipb.ac.id
Namun,KETERTINGGALAN MASIH MENJADI CIRI DESA

29,135% DESATERTINGGAL; 40,666% DESABERKEMBANG;3,977% DESAMANDIRI

KALIMANTAN (6.585—8.93%): SULAWESI (8.706—11.79%): PAPUA (6.269--8.50%):


• Desa Tertinggal: 4.01% • Desa Tertinggal: 3.37% • Desa Tertinggal: 7.78%
• Desa Berkembang: 4.67% • Desa Berkembang: 7.18% • Desa Berkembang: 0.70%
• Desa Mandiri: 0.25% • Desa Mandiri: 0.25% • Desa Mandiri: 0.02%

TARGET PEMERINTAH HINGGA TH. 2019:


5.000 desa menjadi desa berkembang &2.000 desa menjadi desa mandiri

SUMATERA (23.081-31.20%):
• Desa Tertinggal: 15,04%
• Desa Berkembang: 15,51%
• Desa Mandiri: 0.65%

JAWA-BALI (23.116—31.33%): NUSA TENGGARA (3.950--5.36%): MALUKU (2.134--2.89%):


Pedesaan Mandiri • Desa Tertinggal: 3,60% • Desa Tertinggal: 2.51% • Desa Tertinggal: 2.18%
• Desa Berkembang: 23.69% • Desa Berkembang: 2.68% • Desa Berkembang: 0.69%
PedesaanBerkembang • Desa Mandiri: 4.04% • Desa Mandiri: 0.17% • Desa Mandiri: 0.02 %
Pedesaan Tertinggal
skpm.ipb.ac.id
Perkotaan (Pusat Pertumbuhan) Sumber: Indeks Desa (20017)
3
AKIBAT-AKIBAT KETIMPANGAN

skpm.ipb.ac.id
Hilangnya Lahan Pertanian sebagai Sumber Pangan

1 6 0 . 0 0 0 . 0 0 0
1 4 0 . 0 0 0 . 0 0 0
1 2 0 . 0 0 0 . 0 0 0
1 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0
Laha
Luas

8 0 . 0 0 0 . 0 0 0 L a h a n S a w a h
n

6 0 . 0 0 0 . 0 0 0 L a h a n N o n - S a w a h
4 0 . 0 0 0 . 0 0 0
L a h a n N o n - P e r t a n i a n
2 0 . 0 0 0 . 0 0 0
0
2 0 0 3 2 0 0 5 2 0 0 8
T a h u n

P e r t a m b a h a n l a h a n n o n p e r t a ni a n d a n l a h a n n o n s a w a h s a n g a t d o m i n a n d i
p e r d e s a a n d a n s e m a k i n l u a s d i b a n d i n g k a n p e r s a w a h a n .
L u a s P e r u b a h a n L a h a n dari
K e t e r a n g a n 2 0 0 3 2 0 0 5 2 0 0 8
T a h u n 2 0 0 3 - 2 0 0 8
L a h a n S a w a h 1 1 , 6 6 3 ,1 1 1 1 2 ,8 8 1 ,3 9 7 1 3 ,1 1 8 ,1 7 0 1 , 4 5 5 ,0 5
L a h a n N o n - S a w a h 1 4 3 , 6 5 9 , 9 4 5 1 4 4 , 4 4 7 , 8 7 2 1 4 7 , 6 6 1 , 8 7 2 4 , 0 0 1 , 9 2 7
L a h a n N o n - P e r t a n i a n 7 , 2 8 8 , 2 3 7 2 3 , 9 1 7 , 1 2 9 2 8 , 3 1 7 , 9 4 3 2 1 , 0 2 9 , 7 0 6
L a h a n N o n - S a w a h m e l i pu : L a h a n N o n - P e r t a ni an m e l i pu :
L a d a n g; G u l m a; T e gal ; K e b un; K o l a m; T a m b a k ; P e r u m a h a n ; B a n g u n a n In d u stri; s e r t a B a n g u n a n
T e b a t; E m p a ng ; P e n g g e m b a l a an ; P a d a ng K a n t or/ U s a h a.
R u m p u t; P e r k e b una n; & H u t an R a k y at/ N e g a r a

skpm.ipb.ac.id
DESA-PERDESAAN KAYA PANGAN, TAPI NEGARA IMPORPANGAN

Jumlah Desa & Kelurahan 83.184 (74.754 Desa + 8.430 Kelurahan) à 73,14% DESA TIPOLOGI PERTANIAN

T ip o lo g i D e s a (%)
50

45

40

impor pangan sebesar:


35

30

% 3,6 Milyar US$ = Rp. 46 Trilyun (BPS 201 5


25

20
)
15

10

0
P er t a m b a ng a Per i ndust r i a n
P e tern a k an P e r h u t a na n P e r l a da ng a n Pesi si r P e r k e b una n P e r s a w a ha n
n / J a sa
2008 0 ,2 0 ,2 4 3 ,4 3 8,86 8 ,73 1 4 ,1 4 1 7 ,33 4 7,0 8
TIPO2LO01G1IPERTA0N,2IA9N–PERSAW0,A4H5AN,PERKEB3U,4NAN,PERLAD9A,7N5GAN(73,141%2,)9;2PESISIR (151,51,11%1);KEHUTA1N7A,6N3(3,4%); PE4T0E,4R5NAKAN
(0,29%); PERTAMBANGAN(0,45%) PERDAGANGAN/JASA (9,75)

skpm.ipb.ac.id
Ancaman Derita Kelaparan & Gizi Buruk

18 – 27 % 21 – 26 %

Populasi Penduduk Dunia yang Kelaparan Penderita Gizi Buruk Anak-anak di Dunia
Sumber: Food and Agricultural Organization of the United Nations (FAO), Food Security Statistics, Prevalence of Undernourishment in Total Population [online database], available at:
http://www.fao.org/economic/ess/ess-fs/fs-data/ess-fadata/en/

skpm.ipb.ac.id
Peningkatan Desa Terkena Bencana Alam

Persentase (%) Desa yang Mengalami Bencana Hingga 2011 (Selama 3 Tahun
terakhir)
25,00

20,00 21,99

15,00 16,84

10,00 Kota
10,55
8,39 8,00 8,21 Desa
5,00 6,24
2,25 0,03 0,99 1,90 0,33 2,11 1,55 3,56 0,02 3,85 0,11 1,37 3,87
0,00

KBI KTI

skpm.ipb.ac.id
LOST AGRICULTURE ACTIVITY DI GENERASI MUDA PEDESAAN untuk
PERTANIAN (Ningsih dan Sjaf, 2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG
MENYEBABKAN:
1. Minimnya SOSIALISASI
orangtua ke generasi muda;
2. KOHESIVITAS teman sebaya
yang rendah; dan
3. PERTANIAN dianggap sebagai
pekerjaan yang tidak
menjanjikan secara ekonomi.

skpm.ipb.ac.id
4
KAPITALISASI PEDESAAN & ANCAMAN KETIMPANGAN YANG
BERKELANJUTAN

skpm.ipb.ac.id
Komodifikasi
PANGAN

disorientasi KEBIJAKAN, lemahnyaPOLITIKPANGAN &


KEPEMIMPINAN
skpm.ipb.ac.id
Kapitalisasi Sektor Pertanian à Belenggu Bagi Petani

NEOLIBERALISASI DESA

skpm.ipb.ac.id
Kapitalisasi Sektor Tambang dan Kehutanan
§ 1 Hari = 98.000-150.000 barel
§ 1 Barel = 198.000 U$ = Rp. 1.940.400.000
§ 1 Stasiun Eksplorasi = Rp. 190-Rp.291
Trilyun/Hari

Produksi Stasiun Eksplorasi


Migas

1 Desa = 5-10 Stasiun


• 80% penduduk miskin à penghasilan KK =
Eksplorasi yang dikuasai
Rp.300.000-500.000/bulan;
• Pendiidkan = Max. SMA (15-20% KK); PMA (Korporasi Asing)
• Sarana kesehatan dan tenaga kesehatan minim; Desa Sekitar Tambang
• Infrastruktur jalan rusak total;
• Krisis BBM;
• Infrastruktur listrik minim.

skpm.ipb.ac.id
Desa Akses ke Teknologi Digital, tetapi belum mampu
memanfaatkannya secara produktif....

Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan (KPM 230) – Bagian SPPM SKPM FEMA IPB
Desa seakan-akan dibuat TIDAK BERDAYA

MENGHAMBAT laju PEMBANGUNAN PERTANIAN & DESA

skpm.ipb.ac.id
PENUTUP

skpm.ipb.ac.id
EKONOMI DAN
POLITIK
PEMBANGUNAN
PEDESAAN

Tim Pengajar
Sosiologi Pedesaan (KPM 230) SKPM-FEMA IPB
skpm.ipb.ac.id
KEMAMPUAN YANG DIHARAPKAN
1. Mampu memahami dan
mendeskripsikan aktor pedesaan &
relasi kuasa antar aktor;
2. Memiliki kemampuan memahami
dinamika aktor-aktor pembangunan
pedesaan; dan
3. Memahami dampak kehadiran aktor
pada implementasi kebijakan dan aksi
desa membangun
psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
POKOK BAHASAN
1. Identifikasi aktor pedesaan
dan relasi kuasa para aktor.
2. Dinamika aktor pembangunan
3. Fakta empirik implementasi
pembangunan pedesaan
4. Aksi nyata pembangunan desa

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id

1. AKTOR PEDESAAN & RELASI


KUASA PARA AKTOR

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
peristiwa global → perekonomian global menghadapi ketidakpastian → pelemahan
ekonomi di banyak negara termasuk perekonomian domestik

skpm.ipb.ac.id
Struktur Indonesia dibangun Dari Pondasi Desa

Jumlah Desa & Kelurahan 83.184 (74.754 Desa + 8.430 Kelurahan) → 73,14% DESA TIPOLOGI PERTANIAN

TIPOLOGI PERTANIAN –PERSAWAHAN, PERKEBUNAN, PERLADANGAN (73,14%); PESISIR (15,11%);


KEHUTANAN (3,4%); PETERNAKAN (0,29%); PERTAMBANGAN (0,45%) PERDAGANGAN/JASA (9,75)
skpm.ipb.ac.id
Perspektif
ekonomi-
Politik dalam EP KLASIK Produksi

Ekonomi Politik
melihat
aktor Distribusi SDA
persoalan
pembanguna EP NEO-
KLASIK
Konsumsi

n pedesaan
skpm.ipb.ac.id
lanjut…perspektif ekonomi-politik
Kategori Pendekatan
Pembeda *)
SCA StCA**)
Umum: setiap individu akan selalu dimotivasi keinginan untuk
mengakumulasi sumberdaya ekonomi sebanyak mungkin.
Orang tidak dapat ฀ Para politisi adalah makhluk rasional yang
mewujudkan tidak steril dari perhitungan untung-rugi dalam
pencapaiann setiap mengambil keputusan;
kepentingannya ฀ Para birokrat adalah makhluk hidup biasa
secara individual, yang memiliki emosi dan tata nilai, dan oleh
1. Asumsi sehingga sangat karenanya mereka pun memiliki sejumlah
rasional bila setiap tujuan individu yang tak selamanya sesuai dan
individu bekerjasama sejalan dengan tujuan dari organisasi; dan
dengan individu- ฀ Aktor memiliki kepentingan untuk akumulasi
individu lain yang keuntungan ekonomi jangka pendek
memiliki (umumnya short-term revenues) dan
korespondensi meningkatkan supremasi kekuasaanya atas
kepentingan society
Inti Power-Seeking Politicians, Rent-Seeking
2. Rent Seeking Society
konsep Bureaucrats, dan Predatory State
Aktor merupakan
individu-individu di
masyarakat yang Aktor merupakan individu yang memiliki posisi
Fokus memiliki kekuasaan obyektif sebagai penyelenggara negara
3.
analisis yang dapat (pemerintahan), seperti: birokrati, politisi, dan
digunakan untuk negara itu sendiri
mengakumulasi
sumberdaya ekonomi
Sumber: Diolah dari berbagai sumber (Masyhuri dan Hidayat 2001; Grindle 1989).
Keterangan: *) Society Centered Approach; **) State Centered Approach.

skpm.ipb.ac.id
Siapa yang dimaksud aktor?
aktor adalah individu yang memiliki
kekuasaan → kemampuan
mempengaruhi (Society Centered
Approach - SCA)

aktor adalah individu yang memiliki


posisi obyektif sebagai
penyelenggaran negara, seperti:
birokrasi, politisi, dan negara (State
Centered Approach – StCA)
Aktor di Pedesaan
Aktor Identifikasi
In-Actors Out-Actors
Aktor – Tokoh agama, tokoh pemuda, Akademisi, Aktivis, Pers,
SCA tokoh perempuan, tuan tanah, Pengusaha, Tokoh agama
pengusaha desa, aktivis desa,
dll (aktor informal)
Aktor – Kepala desa, Sekretaris desa, Pemerintah Pusat, Pemerintah
StCA Kepala BPD, dll (aktor formal) Provinsi, Pemerintah Daerah,
Legislatif

skpm.ipb.ac.id
Relasi Kuasa Para Aktor

Negara (State)

Sumberdaya
Peternakan (SDP)

Private (Swasta) Warga


Liberalisme/Neo- (Komunitas)
Liberalisme

skpm.ipb.ac.id

2. DINAMIKA AKTOR
PEMBANGUNAN

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
“Suatu bentuk gerakan yang berasal
dari aktor yang bersifat terus menerus Definisi Dinamika
yang bersifat nyata dan berhubungan
dengan suatu kondisi atau keadaan
Aktor
terntentu, serta menimbulkan
terjadinya perubahan dalam tatanan
kehidupan masyarakat.”

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
No Strategi Aktor Definisi
1 Investasi Kaitan erat dengan pelestarian
Biologis keturunandan jaminan atas pewaris
modal bagi generasi selanjutnya
dengantujuan mempersiapkan generasi
berikutnya yang lebih baik
2 Suksesif Mewariskan harta dan budaya bagi
Dinamika aktor → generasi berikutnya
strategi aktor 3 Edukatif Menghasilkan pelaku-pelaku sosial baru
yang bisa dengan cakap mewarisi modal
yang dimiliki aktor
4 Invasi Ekonomi Mempertahankan dan meningkatkan
modal ekonomi yang sudah dimiliki
sebelumnya
5 Investasi Mendapatkan pengesahan dan
Simbolik legitimasi dalam kehidupan sosial
skpm.ipb.ac.id
STRATEGI AKTOR MODUS PERTARUNGAN AKTOR

pembang
In-actors unan Out-actors
desa

Akademisi, Politisi, Birokrat, NGO/LSM, dan


Pengusaha

kapitalisme kapitalisme
Strategi
Strategi
reproduksi
reproduksi
simbolik;
liberalisme/neoliberalisme wacana; liberalisme/neoliberalisme
investasi
membangun
simbolik; invasi
aliansi; edukatif;
kekuasaan;
penyusupan
invasi ekonomi;
sosialisme/populisme simbolik; sosialisme/populisme
dukungan
perlawanan
simbolik

skpm.ipb.ac.id

4. FAKTA EMPIRIK IMPLEMENTASI


PEMBANGUNAN PEDESAAN DI
INDONESIA

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
1. ketimpangan & kemiskinan masih menjadi persoalan akut di
pedesaan Indonesia
kemiskinan pedesaan bergerak menurun, tetapi ketimpangan meningkat mendekati ketimpangan nasional

2007 2016
60 60

Gini Nasional
Gini Desa+Kota

(0.397)
(0.376)
50 Papua 50
Papua Barat Papua
Papua Barat
Tingkat Kemiskinan (%)

Tingkat Kemiskinan (%)


40 40
Maluku Maluku
Sultra
Gorontalo
JatengNTT Sulteng
Sulbar
30 NAD 30 NAD NTTBengkuluGorontalo
DIY
Lampung
Jatim Jabar Jateng NTB
BengkuluNTB Sumsel Sulteng
DIY
20 Malut Kaltim Kemiskinan 20 Jatim Lampung
Sumsel
Sulsel Desa+Kota
Sulut (16.58%)
Jabar Sultra
K… Banten Kaltim K… Sulsel
BabelSumut Sulbar
10 Kepri 10 Kepri
Sumut
Kemiskinan Desa+Kota Babel SumbarRiau
Kalteng (10.86%) Jambi Sulut
Sumbar Bali
Riau
Jambi Kalsel Malut
Kalteng
0 Bali 0 Banten Kalsel
-0,05 0,05 0,15 0,25 0,35 0,45 -0,05 0,05 0,15 0,25 0,35 0,45
Indeks Gini Indeks Gini
Sumber: Diolah dari Susenas 2007, 2016

skpm.ipb.ac.id
sebesar 55% lahan di perdesaan dikuasai oleh 14% rumah tangga pertanian

Tabel distribusi penguasaan lahan


Kategori lahan
Total
<0.5 ha 0.5 - 1 ha 1 – 2 ha >2 ha
Nasional
Rumah tangga pertanian 56.24 17.39 14.17 12.2 100

Penguasaan lahan 12.42 13.27 20.72 53.59 100


Perdesaan
Rumah tangga pertanian 52.6 18.32 15.53 13.55 100

Penguasaan lahan 11.31 13.01 21.16 54.52 100


Sumber: Diolah dari Sensus Pertanian 2013

skpm.ipb.ac.id
2. pedesaan di Indonesia sebagai tempat atau
lokus produksi dan reproduksi PANGAN
Jumlah Desa & Kelurahan 83.184 (74.754 Desa + 8.430 Kelurahan) → 73,14% DESA TIPOLOGI PERTANIAN

TIPOLOGI PERTANIAN –PERSAWAHAN, PERKEBUNAN, PERLADANGAN (73,14%); PESISIR (15,11%); KEHUTANAN


(3,4%); PETERNAKAN (0,29%); PERTAMBANGAN (0,45%) PERDAGANGAN/JASA (9,75)

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Indonesia menuju gejala kematian suatu bangsa?
potensi sumberdaya pedesaan tidak dioptimalkan

“PANGAN
adalah Soal
Hidup -
Matinya
Bangsa”

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
3. dominasi Dana Desa (DD) belum ke sektor produktif dan masih
dialokasikan ke sektor yang terkait pengembangan infrastruktur
desa

• Alokasi DD belum berkesinambungan dan belum


bersinergi; dan
• Orientasi DD: 77% ke sektor jalan, jembatan dan
pelabuhan, 12% ke sektor perikanan, 4% sektor
kesenian dan hiburan, 1,5% ke industri semen

Sumber: Kemendesa PDTT 2018 (diolah)

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
4. pendidikan di pedesaan semakin timpang, terlebih pada
jenjang perguruan tinggi

Kuintil 5 Perdesaan 12,98 38,18 10,24 25,3 13,3

2016 Kuintil 1 Perdesaan 24,09 51,63 10,66 12,3 1,3

Perdesaan 18,17 46,16 11,49 18,8 5,4

Perkotaan 8,22 30,16 11,28 35,4 15,0

Kuintil 5 Perdesaan 19,64 35,23 17,2 20,4 7,6

Kuintil 1 Perdesaan 29,37 51,05 12,92 6,2 0,4


2006

Perdesaan 24,29 44,53 15,95 12,5 2,8

Perkotaan 10,95 25,35 17,87 33,7 12,1

tdk ada ijazah sd smp sma s1/s2/s3


Sumber : Diolah dari Susenas 2006, 2016

skpm.ipb.ac.id
5. loss generation, golongan muda meninggalkan pedesaan
▪ BAPPENAS → dominasi GOLONGAN MUDA (usia produktif) dari pertambahan penduduk (tahun 2020: 271
juta dan tahun 2035: 305 juta)
▪ SENSUS PERTANIAN (2013) → 61,8% petani berusia > 45 tahun & 12,2% petani berusia < 35 tahun;

minim akses & aset lahan, minim pendapatan, minim


pengetahuan/pendidikan pertanian, infrastruktur yang tidak memadai

skpm.ipb.ac.id
6. kuatnya hegemoni barat terhadap pembangunan pedesaan
1. KEPERCAYAAN pada
WESTERNISASI pembangunan
yang mampu memberikan
kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat;
2. KIBLAT KESEJAHTERAAN
dan KEMAKMURAN adalah
negara-negara maju; dan
3. MEYAKINI bahwa
KAPITALISME (isme sejenis)
dan bermitra dengan DUNIA
BARAT mampu membawa
kemajuan.

skpm.ipb.ac.id
7. pelemahan baik obyek maupun subyek pangan
Obyektivikasi: Subyektivikasi:
• Ketergantungan input produksi dari
• Persaingan produksi pangan rakyat vs luar desa yang tinggi;
pangan korporasi;
• SDM rendah, dominasi petani tua,
• Rusaknya ekosistem lahan pertanian; padat modal;
• Kerjasama yang tidak dilandasi
• Value & suplay chain komoditi pangan dengan semangat trust dan
yang panjang; dan berkeadilan; dan
• Minim inovasi di hulu (saprotan) dan hilir • Pertumbuhan ekonomi desa rendah
(pengolahan & penjualan) → bahan → daya beli warga desa rendah
pangan mahal.

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
•apa akar
masalah
• dari fakta-
fakta
tersebut?

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
6 akar masalah:
1. Lebih berorientasi produksi,
melupakan dimensi sosial-budaya
masyarakat;
2. Komodifikasi pangan, disorientasi
kebijakan, lemahnya politik
pangan, dan kepemimpinan yang
tidak visioner;
3. Ketidakberdayaan desa yang
mengakibatkan laju pembangunan
pertanian dan desa melambat;
4. Persoalan data yang tak kunjung
selesai;
5. Problem mindset generasi muda,
“terserap pasa, bukan
menciptakan, pasar”; dan
6. Rendahnya sumberdaya manusia di
pedesaan.

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
empowerment melalui pendidikan vokasi sebagai
pendekatan penyelesaian masalah

pedesaan

skpm.ipb.ac.id

4. AKSI NYATA PEMBANGUNAN


PEDESAAN

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
TIGA alasan:
1. POLITIK: menguasai pangan,
1. PAHAMI konteks MASA DEPAN!!! menguasai dunia;
2. EKONOMI: menguasai pangan,
menguasai ekonomi;
3. SOSIAL: menguasai pangan,
menciptakan tertib sosial

POTENSI:
▪ 20-30 tahun ke
depan →
KEDEPAN:
▪ Populasi
penduduk terus
?
BONUS bertambah; PANGAN
DEMOGRAFI; ▪ Perebutan SDA
▪ Pertambahan di Pedesaan;
KELAS ▪ Teknologi
MENENGAH semakin pesat;
Indoneia; ▪ Desa harus
▪ Kekayaan SD kuat, maka
AGRARIS di negara kuat
Pedesaan ▪ Dan lain-lain REBUT DESA
2. Lakukan Tatakelola Pembangunan
Pertanian
1. Kebijakan dan penguatan akses
petani terhadap input produksi
REGULASI
PERTANIAN-
PETERNAKAN yang
3. Penguatan kelembagaan
tidak bias PRODUKSI produksi & pasca produksi

Memperkuat
Memperkuat HULU –
keterlibatan
HILIR melalui
PETANI/PETERNAK-
BUMDES & BUMDES
PEMUDA DESA di
Sektor Pertanian
PANGAN Bersama

untuk
RAKYAT

DESIMINASI INOVASI
(hulu – hilir) ke
Membangun
FARMER CENTRE
2. Inovasi dan
KELOMPOK PETANI-
PETERNAK
berbasis KOMODITAS pengembangan strategi riset
pertanian
3. Lakukan TIGA bentuk pengorganisasian

BUMDes
• Mencetak • Meningkatkan
INOVATOR • Membangun PENDAPATAN &
PRODUKSI KESEJAHTERAAN
SAPROTAN secara
masif
Pemuda desa Petani

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
2. Pengorganisasian Ekonomi-Produksi

Menjadi Socio-Preneur

MEMPRODUKSI sarana produksi


hulu pertanian dengan green technology
(pupuk dasar, herbisida, perstisida,
insektisida)

MENANAM komoditi pertanian


(hortikultur, umbi-umbian, padi, dll) PRODUKSI

hilir MENGELOLA & MEMASARKAN hasil


produksi
3. Pengorganisasian Karakter

BERSUNGGUH-SUNGGUH dalam
totalitas pencapaian tujuan

KONSISTEN & TEGUH terhadap


integritas pencapaian tujuan
Memperkuat
Norma MENGABDIKAN diri untuk
dedikasi kepentingan kesejahteraan petani

SETIA & PATUH terhadap


loyalitas kesepakatan bersama

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
4. Lakukan empowerment sebagai pendekatan

Berpengaruh dalam
pengambilan keputusan desa
Pengetahuan dan pemuda tani

Merubah
Aktivitas desa dan perhatian/pandangan
pemuda berbasis Tindakan Kesadaran desa & pemuda tani
dan pihak yang terlibat
pengetahuan

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
PENGUATAN
KAPASITAS

EKONOMI
EMPOWER LOKAL
BERDIKARI
MENT BERBASIS
SOLIDARITAS

POSISI
TAWAR
5. Mencetak aktivis desa!
6. Berorientasi ke pertanian presisi
7. Membangun
Sekolah Pembaharuan
Pertanian & Desa
Succes Story Sekolah Berbasis Komunitas

1. Sekolah Peterna
kan Rakyat (SPR)
2. Sekolah Drone
Desa (SDD)
SPR: dari ACEH ke AUSTRIA
2018:
Diadopsi IAEA
sebagai model
pengembangan
peternakan
2017 Enam SPR
di”wisuda”di
rakyat di dunia
2016 SPR diadopsi Jakarta
pemerintah,
deklarasi 49 SPR
2014-2015 deklarasi
beberapa SPR

6 Mei 2013,
deklarasi 1 SPR
Betung,
Banyuasin,
Sumsel
19 September
2012, konsep
SPR di Aceh
IAEA: International Atomic Energy Agency,
Lembaga internasional di bawah naungan PBB
Mitra SPR
Hasil dari Konsolidasi
• Sebelum mengikuti SPR • Setelah mengikuti SPR
1. Beli dan jual hewan berdasarkan penilaian 1. Beli dan jual hewan berdasarkan berat hidup
2. Penghasilan kurang karena dominasi 2. Lebih banyak pendapatan karena perdagangan yang
pedagang adil dan bersatu kuat

3. Terisolasi dan kurang berinteraksi dengan 3. Terbuka dan lebih banyak kolaborasi dengan
orang luar orang luar
4. Kebersamaan untuk mendapatkan bantuan 4. Kebersamaan untuk menciptakan kemitraan
dari pemerintah untuk bisnis
5. Lebih rendah dari orang universitas 5. Bermitra dengan orang universitas
6. Sulit mengadopsi teknologi 6. "Rakus" untuk memperoleh teknologi
7. Kurang antusias dan menyerah 7. Lebih antusias dan bersemangat
SEKOLAH DRONE DESA (SDD)

2018-2019
• memastikan setiap desa memiliki peta desa sesuai
dengan aturan BIG;
• mengembangkan inovasi penggunaan data spasial
desa untuk penyusunan RPJMDes & RKPDes;
• membangun platform sistem informasi
pembangunan desa berbasis Artificial Intelegence;
• membangun sistem pendidikan vokasi.

PEMANFAATAN
2014-2015
• momentum pembelajaran 10 tahun tentang
kawasan perdesaan; PENGEMBANGAN
• pembelajaran tentang azas manfaat drone untuk
kepentingan pembangunan desa;
• penyusunan metodologi & pendekatan Drone Desa;
• pembentukan Unit SDD PSP3 IPB; dan
• uji coba dibeberapa desa.
PENGKONSOLIDASIAN

2016-2017 2020-dst
• sosialisasi pentingnya data spasial desa; • memastikan instrumen penyusunan RPJMDes &
• konsolidasi inovasi DroneDesa sebagai teknologi RKPDes berbasis data spasial dapat digunakan;
inklusif yang mampu memetakan desa; • Tersedianya artificial intelegence penyusunan
PERINTISAN • konsolidiasi jejaring kerjasama desa; RPJMDes dan RKPDes; dan
• konsolidasi pengetahuan tentang spasial desa; • mempersiapkan SDM-SDM pemuda desa sebagai
• menyusun buku panduan pemetaan desa berbasis pendamping.
DroneDesa;
• memantapkan metodologi riset yang
menggunakan DroneDesa
SDD bersama aparat dan pemuda desa → menghasilkan CITRA resolusi tinggi →
DATA desa presisi
Penentuan BATAS DESA
secara cermat

PETA DESA yang sesuai


aturan berlaku

Mengetahui LANDUSE
Desa

Verifikasi DATA POTENSI


DESA
PEMETAAN SOSIAL
berbasis penggunaan
lahan
Analisis ESTIMASI NILAI
digunakan untuk EKONOMI lahan

Analisis DAYA DUKUNG


LAHAN
Rencana
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR DESA

Dan lain sebagainya

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Mitra SDD

1 Desa di Bangka Belitung Sulawei Tenggara


• 28 Desa di Kab. Konawe
Selatan

3 Desa di Jawa Barat

Nusa Tenggara Barat


• 12 Desa di Kab. Dompu

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
TERIMA KASIH

skpm.ipb.ac.id
SOSIOLOGI PEDESAAN
(KPM 230)

skpm.ipb.ac.id
DESENTRALISASI
PEMBANGUNAN
MENGATASI
KETIMPANGAN
STRUKTURAL DI
PEDESAAN
Semester Ganjil Tahun 2019-2020

skpm.ipb.ac.id
TIGA poin penting :

1.Makna DESENTRALISASI PEMBANGUNAN


2.Pemahaman mengenai KETIMPANGAN STRUKTURAL
3.Pedesaan atau DESA SEBAGAI ENTITAS SOSIAL atau
satuan terkecil Negara Indonesia

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Kekuasaan terbagi
Kekuasaan terpusat
Kebijakan terbagi
Kebijakan terpusat
Politik ditentukan pusat Politik ditentukan daerah

State menentukan State & Pemda menentukan

SENTRALISASI
KORUPSI TERPUSAT
Vs DESENTRALISASI
KORUPSI TERBAGI

Homogenisasi sosial Ekonomi terpusat Heterogenisasi sosial


Pembangunan buttom up
Pembangunan top down
Ekonomi lokal
Kota menentukan Desa menentukan

skpm.ipb.ac.id

Apa itu DESENTRALISASI Pembangunan?

“…pendelegasian/pengalihan KEKUASAAN (wewenang,


kebijakan, pengetahuan, ekonomi, dst) pembangunan ke
tingkat lokal (daerah) untuk menentukan ARAH, TUJUAN &
JALAN PEMBANGUNAN yang bertumpu pada KEKUATAN
SUMBERDAYA LOKAL demi TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT…”

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
TIGA bentuk desentralisasi
BENTUK DEFINISI

Mekanisme yang mana pemerintah pusat


1. Desentralisasi politik memberikan kekuasaannya kepada pemerintah
daerah atau dikenal dengan otonomi daerah

Penyerahan wewenang administratif dari pusat


kepada pemerintah daerah. Meliputi:
dekosentrasi (pelimpahan wewenang dari pusat
Desentralisasi
2. administratif
ke daerah –gubernur/instansi vertikal),
delegasi (mandat perwakilan), dan devolusi
(pelimpahan kekuasaan dalam hal urusan
keuangan)

Penambahan tangungjawab keuangan dan


3. Desentralisasi fiskal
kemampuan pemerintah daerah

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
FAKTOR penentu keberhasilan
POLITIK

ORGANISASI

PERILAKU STAKEHOLDERS

SDA & FINANSIAL

Sumber: Rondinelli 1987

skpm.ipb.ac.id
PENDEKATAN

DESA MEMBANGUN MEMBANGUN DESA

BUTTOM UP TOP DOWN


UU No. 6/2014,
legal formal desentralisasi TUJUAN:
pembangunan TUJUAN: Mempercepat desa membangun
Meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan kualitas
masyarakat Desa dan kualitas hidup pelayanan, pembangunan, dan
manusia serta penanggulangan pemberdayaan masyarakat desa
kemiskinan
melalui pendekatan pembangunan
partisipatif

skpm.ipb.ac.id

Bagaimana perkembangan
pelaksanaan UU No. 6/2014 tentang
Desa sepanjang 2 tahun terakhir?

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
KETIMPANGAN adalah...

Perbedaan antar kelompok sosial


yang terjadi akibat kebiasaan-
KULTURAL
Ketimpangan

kebiasaan (seperti: malas;


ketidakjujuran; dsb) – tidak identik
dengan culture/budaya sbg penyebab

Perbedaan antar kelompok sosial


(inklud wilayah – desa vs kota) yang
terjadi akibat tekanan struktur (seperti: STRUKTURAL
kebijakan dan pendekatan pembangunan
oleh negara)

skpm.ipb.ac.id
MENGAPA Ketimpangan
Struktural Terjadi di Pedesaan?
FAKTA YANG ADA:
§ 5 jt lahan sawit di P.
Sumatera dikuasai 2
perusahaan besar;
§ 100% SDP unggas dikuasai
2 perusahaan;
§ 90% benih hortikultur
dikuasai asing;
§ 90% perusahaan tambang
dikuasai asing, dll

Praktek (neo)kolonialisme mengeksploitasi


sumberdaya desa yang terjadi terus-menerus

skpm.ipb.ac.id
LINGKARAN
KETIDAKBERDAYAAN DESA

skpm.ipb.ac.id
PROBLEM STRUKTURAL bangsa ini APBN 2013:
à PELAKSANA NEGARA seolah LUPA dengan DARI 1.600 TRILYUN APBN, DESA HANYA
DESA sebagai PEMILIK SAH sumberdaya! MENDAPAT 2,6 %
RINCIAN:
Total APBN untuk 72.944 Desa = 42 T
Tidak langsung ke desa = 32 T
2,6% Langsung ke Desa = 10 T melalui PNPM
KESENJANGAN:
Tingginya angka Koefisien Gini
(nasional 0,41, untuk desa 0,60)

skpm.ipb.ac.id
Pembangunan Kota – Desa

100 11,16 12,79 13,58

9,85
Persentase Poverty Incidence
42,91 43,63 12,33 9,86
80 44,83

Jasa
60
Industri
27,38 25,14 21,80
40 Pertanian 78,99 74,89 76,55

20 29,71 30,02 34,57

0
2002 2005 2008 2002 2005 2008
Tahun

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Mayoritas penduduk MISKIN di
DESA à komunitas petani!!!

skpm.ipb.ac.id
Bagaimana mencegah
terjadinya KETIMPANGAN
STRUKTURAL di PEDESAAN?

skpm.ipb.ac.id
“Pembaharuan” DESA
Kondisi
Obyektif Desa

Aktor (Kel.
Keuangan
Strategis) di
Desa
Desa
PEMAHAMAN

Keb.
Pengorg. & Pembanguna
Birokrasi n Desa -->
Desa Otda dan
Isu2 Otda

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id

KONDISI
OBYEKTIVIKASI DESA

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
“desa” = symbolic power

Arena Pembangunan
Desa – sesuai
Wacana Memahami Desa
konteks
sosial/budaya

Ikatan Sukubangsa,
Desa sebagai hubungan genealogis
Pemerintahan
“komunitas dan atau keturunan à
Pemahaman Kel. Desa
wilayah”
Strategis Desa

skpm.ipb.ac.id
Otonomi “asli” Desa Desa Otonom
Keunggulan 1. Sesuai dengan konteks sejarah desa 1. Kedudukan dan formatnya lebih mudah, simpel dan
yang mempunyai asal-usul jauh konkruen dengan Pemerintah Desa.
sebelum lahir NKRI. 2. Memperjelas pembagian urusan dari pemerintah kepada
2. Relevan dengan konsep pengakuan dan desa.
penghormatan yang tertuang dalam 3. Memungkinkan terjadinya penyebaran sumber daya pada
konstitusi. rakyat di level grass roots (desa).
3. Relevan dengan keragaman desa-desa 4. Mengakhiri dualisme dan benturan antara modernisme
di Indonesia. vs tradisionalisme atau antara desa dinas/administratif
dan desa adat.
5. Desa menjadi lebih modern dan dinamis.
Kelemahanan 1. Mengalami kerumitan/kesulitan dalam
merumuskan desain kelembagaan
pengakuan (apa yang diakui, siapa
yang mengetahui, dan bagaimana
1. Konstitusi tidak secara eksplisit memberi desentralisasi
kepada desa.
2. Menambahkan beban dan cakupan desentralisasi-
otonomi daerah.
Kategori
mengakui).
2. Rumit/sulit dalam merumuskan format
keragaman lokal.
3. Lokal cenderung “prasmanan” dalam
3. Cenderung tunggal (jika tidak bisa dikatakan seragam).
4. Membutuhkan proses transisi dan adaptasi yang lebih
panjang 10 tahun.
5. Membutuhkan proses meyakinkan yang lebih penting
DESA
mengatur dan mengurus desa panjang kepada masyarakat.
4. Pemerintah sulit menentukan standar 6. Resikonya, pemerintah harus mengalokasikan dana yang
nasional dalam pengaturan pelayanan lebih besar kepada desa. Biasanya ini dianggap beban
publik pada masyarakat desa. berat.

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
Pola Pengaturan DESA

Soetoro (2005):

1. Desa Adat (Self Governing Community)

2. Desa Otonom (Local Self Government)

3. Desa Administrasi (Local State Government)

skpm.ipb.ac.id
MENGAPA Pemerintahan DESA ada?

• Pemerintahan desa timbul karena pemerintah mulai


mengatur dan membina desa à Intervensi SUPRA DESA;
• Pemerintahan adalah wewenang badan-badan atau pejabat
resmi pemerintahan untuk menjalankan ketentuan pranata
hukum (executive power);
• Wewenang eksekutif terdiri peraturan perundang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan daerah, ketentuan
ketatausahaan dari lembaga/badan pemerintah otonom.

skpm.ipb.ac.id
•Desa sepanjang Indonesia berdiri,
selalu ditentukan oleh REZIM
(penguasa);
•Oleh karena itu, disetiap MASA
Desa & Struktur
struktur pemerintahan desa selalu
Pemerintahan
BERUBAH!
•HOMOGENISASI adalah
keniscayaan dalam pengaturan dan
pemerintahan DESA!
skpm.ipb.ac.id
DUAL STRUCTURE SINGLE STRUCTURE

Gouverneur (Belanda) Provinsi


MASA Penjajahan-
Resident (Belanda) Keresidenan Transisi:
Bupati/Regent Kabupaten
Dual Structure –
Single Structure
Wedana/Controleur Kawedanaan

Asisten Wedana Kecamatan

Lurah Desa
skpm.ipb.ac.id
MASA Orde Baru (1979-2013):
HOMOGENISASI DESA
Pejabat Wilayah

Gubernur Provinsi

Bupati/Walikota Kabupaten/Kota

Camat Kecamatan

Lurah/Kepala Desa Kelurahan/Desa

skpm.ipb.ac.id
Pejabat Wilayah

Gubernur Provinsi

Bupati/Walikota Kabupaten/Kota
MASA “pasca
reformasi”
Camat Kecamatan (2014 – seterusny
Lurah/Kepala Kelurahan/Desa/DESA
Desa/KEPALA ADAT ADAT

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
KELOMPOK Strategis

skpm.ipb.ac.id
•Selain pejabat pemerintahan, juga pimpinan
lembaga-lembaga desa (saat ini BPD,
Bumdesa, lembaga perempuan desa,
pengusaha, pimpinan-pimpinan partai politik)
•Kelompok masyarakat seperti tokoh agama,
tokoh adat, pimpinan keluarga dari pendiri
desa

skpm.ipb.ac.id
Kebijakan Desentralisasi
Pembangunan & Otonomi:
Kekuasaan & Kewenangan di Pedesaan

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
UU No 5 Tahun 1979 UU 22 Tahun 1999 UU 32/2004 tentang
tentang Pemerintahan tentang Otonomi
pemerintah daerah UU 6/2014 tentang
(daerah otonom adalah Desa
Desa Daerah kabupaten dan desa)

2 Tujuan: 3 Tujuan:
1. Adanya pembagian kewenangan pemerintahan 1. Pengakuan terhadap Adat
dan keuangan antara negara dan masyarakat 2. Pembiayaan Desa – 1,4 M/desa
dan desa 3. Penguatan ekonomi desa –
2. Mendekatkan negara ke desa BUMDes/BUMDes Bersama

skpm.ipb.ac.id
Warning for Rural Policy
• Kehati-hatian merubah desa agar tetap menjamin keselamatan
dan kesejahteraan masyarakat dan desa berubah à
diberlakukannya UU No. 5/1979
• Seluruh desa di Indonesia dijadikan perpanjangan tangan
negara (local state goverment), yang asasnya bukan hanya
penyeragaman tetapi mengendalikan masyarakat dan desa

skpm.ipb.ac.id
• UU No. 22/1999 à Desa diberi peluang untuk kembali
mengembangkan otonomi menjadi pemerintah lokal yang otonom
(local self goverment) à Pemberlakuan UU No. 32/2004 à
menutup kembali ruang otonom masyarakat dan desa;
• Pemerintahan kolonial tetap memberi ruang untuk menjalankan
pemerintahannya sendiri (self governing community), seperti:
memberi pengakuan hak-hak budaya desa, sistem pemilihan
kepala desa, desentralisasi pemerintahan hingga parlemen desa
à UU No 6/2014

skpm.ipb.ac.id
• Belum ada pemahaman dan langkah yang sama dalam kerangka
pengembangan otonomi desa à Mulai dijawab oleh UU No 6/2014;
• Otonomi desa sebuah proses mempertemukan pengelolaan sosial “barat”
dengan pengaturan sosial berdasarkan nilai-batin (solidaritas; kegotong-
royongan; keguyuban; dsb) yang mengutamakan keselamatan bersama;
• Dua Soal:
1. Desentralisasi dari negara untuk membagi kewenangan, keuangan,
kepercayaan dan tanggung jawab ke desa,
Beberapa
2. Pemberian tempat pada kelembagaan pengelolaan sosial basis lokal Isu
à keberadaan DESA ADAT dan BUMDes/BUMDes Bersama
• Memahami isu strategis desa yang tertuang dalam UU No. 6/2014
Otdes

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
Perencanaan
ISU Desa Kerjasama Desa

STRATEGIS
Desa dalam Penataan Investasi
Desa Masuk Desa
UU No.
6/2014
Kejadian Luar
Biasa BUM Desa

Aset Desa

skpm.ipb.ac.id
Disentralisasi Pengorganisasian
& Birokrasi Desa

skpm.ipb.ac.id
Beberapa Alasan
• DESA adalah entitas pemerintahan yang strategis yang
langsung berhubungan dengan masyarakat; dan
• DESA ATAU NAMA LAINNYA adalah kesatuan masyarakat
hukum berdasarkan susunan asli yang merupakan badan
hukum dan ada juga badan pemerintahan yang di lingkupi
(kecamatan sebagai bagian dari kabupaten).

skpm.ipb.ac.id
Perspektif Makro
Pengembangan Kawasan
dan Daerah

TOP DOWN

Pemerintah

Otonomi
Daerah
Pedesaan
Revitalisasi
Lembaga Adat Lembaga Bisnis/
Kewenangan
Desa/Adat
Swasta

BOTTOM UP
Perspektif Mikro
Pemberdayaan Komunitas
skpm.ipb.ac.id

Keuangan dan Manajemen


Pembangunan Desa

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
PERENCANAAN
PROGRAM &
KEUANGAN
Penguatan Kapasitas
melalui Pendidikan VOKASI TEKNIS MANAJERIAL
untuk PENDAMPING &
APARAT DESA Capacity
Building
SDM DESA

skpm.ipb.ac.id
• Implikasi pemberian kewenangan negara ke desa, masyarakat
dan desa perlu mempunyai kebijakan mengelola---manajemen
pembangunannya, sehingga implikasinya perlu mempunyai
pengaturan keuangan sendiri à UU No. 6/2014 mengatur
tentang Dana Desa; dan
• Keuangan Desa masih bergantung pada APBD dan APBN à
BUMDes/BUMDes BERSAMA sebagai alternatif pembiayaan
pembangunan desa

skpm.ipb.ac.id
BUMDES/BUMDES BERSAMA sebagai penggerak
ekonomi lokal & pedesaan

Modal, teknologi, kemitraan


Share profit
Perusahaan/corporate
Collecting Center Distribution Center

CC DC

BUMDES/BUMDES BERSAMA

Produksi Pengolahan Pasar Konsumen Umum

Berbasis RMT Petani

skpm.ipb.ac.id
PENYARING pembangunan DESA

NGO/LSM PEMERINTAH SWASTA

FUNGSI DAN PERAN


KEPALA DESA/ADAT

Aktifitas
Bisnis Aksi Gerakan

Proyek

DESA SWASEMBADA DAN BERKEDAULATAN

skpm.ipb.ac.id
Terima kasih
Koordinator Matakuliah Sosiologi Pedesaan (KPM-230)
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor
http://skpm.fema.ipb.ac.id

skpm.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Determinasi TEORI BARAT
tentang Desa “
MASIH INGAT KAH ANDA ?
▫ F. Tonnies à Gemmenschaft vs Gesselschaft
▫ E. Durkheim à Solidaritas Mekanis vs Solidaritas Organik
▫ R. Redfield à Tradisi Kecil vs Tradisi BesaR

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Lanjutan...Dominasi Teori Pembangunan

Developmentalism Globalism Sustainablism

Empowerment
Theory

1950 1970 1980 1990 2000

Development Theory Post-Development Theory Green Development


Low Carbon Development
Blue Development

Modernization Liberalism Soft-Liberalism

skpm.ipb.ac.id
Lanjutan...Posisi Komunitas dalam Pembangunan Desa
Development Development Development

for Community with Community of Community


Dari Luar bersama
Aktor Utama Dari Luar Masyarakat Lokal
Komunitas
Pemberdayaan
Bentuk Hubungan Sosialisasi/Konsultasi Kolaborasi
Keswadayaan
Pengambilan Dari Luar bersama
Pihak Luar Masyarakat Lokal
Keputusan Komunitas
Dari Luar bersama
Pelaksana Pihak Luar Masyarakat Lokal
Komunitas
Aksi dan
Bentuk Kegiatan Proyek Proyek dan Program Pengembangan
Kelembagaan

skpm.ipb.ac.id
SOSIOLOGI PEDESAAN
(KPM 1237)

skpm.ipb.ac.id
Konflik dan Potensi
Konflik di Pedesaan
Semester Ganjil Tahun 2022-2023

skpm.ipb.ac.id
Konflik Sambas

Konflik Poso & Ambon

Mengapa Konflik?
dan bagaimana Konflik Bima
Nasib Indonesia?

Konflik GKI Jasmin

Konflik Mesuji

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
“Tesis Furnivall” 3 Abad yang Lalu”

“...nasionalisme akan berakhir dengan


mempertentangkan satu komunitas etnis
melawan komunitas etnis lainnya, dan
demikian semakin memperparah, bukannya
meredakan, keterpecah-belahan masyarakat.
Kecuali suatu formula bagi federasi pluralis
bisa diciptakan, pluralis Asia Tenggara
rupanya ditakdirkan akan menghadapi
“anarki” yang mengerikan...”

(Furnivall 2009: 488-498).


skpm.ipb.ac.id
Konflik “
Terminologi
Konflik  Configere (Saling
“Memukul”)

Konflik

Sumber konflik: Proses Sosial  Mempertentangkan


atau menyingkirkan satu pihak dengan
Etnik, agama, politik/kekuasaan, pihak lainnya dengan menghancurkan
agraria, kepentingan aktor, dll dan membuatnya tidak berdaya

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Peluang sosial terjadinya
konflik baik laten maupun
manifest

POTENSI KONFLIK
Bagaimana peluang terjadinya
kekerasan sosial akibat
konflik di arena kehidupan
sosial kita?
skpm.ipb.ac.id
Kekerasan Sosial Akibat Konflik
(Tadjoeddin 2002 ) Kekerasan sosial, 1990-2001
2,500 600

500
2,000 Orde Baru Transisi

Korban te was (jiwa)


Bentuk-bentuk 400

Jumlah ins ide n


kekerasan sosial: 1,500

1. Communal 300
Violence; 1,000
2. Separatist Violence; 200
3. State-Community
Violence; 500
100
4. Industrial Relation
Violence. - -
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
Korban tewas - - - 10 - 2 227 131 1,343 1,813 1,617 1,065
Jumlah insiden - - - 3 - 2 8 15 124 300 408 233
skpm.ipb.ac.id
Konflik dan Potensi Konflik
di Pedesaan Indonesia

1. Bagaimana kondisi konflik di pedesaan


Indonesia?
2. Apa saja sumber konflik di pedesaan kita?
3. Bagaimana potensi konflik di pedesaan kita?
4. Apa saja akibat konflik yang terjadi di
pedesaan kita?
5. Bagaimana pencegahan konflik yang dapat
dilakukan?
skpm.ipb.ac.id
Kondisi Konflik di Pedesaan Indonesia

skpm.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Hampir Seluruh Desa di Indonesia Mengenal Konflik!!!

skpm.ipb.ac.id
KARAKTERISTIK
Konflik di ▫ 73% merupakan pertengkaran antar warga
Indonesia? sendiri

▫ Potensi konflik antar warga terjadi sangat


besar, terutama di daerah yang padat
penduduknya, contohnya di Jawa Tengah

▫ Proses pendamaiannya pun lebih mudah,


buktinya di Jawa Tengah hampir semua
kasus diselesaikan secara damai

▫ 86% konflik yang ada berakhir damai.

skpm.ipb.ac.id
Sumber Konflik di Pedesaan

1. Lahan dan Hak Atas Sumberdaya Alam


2. Perebutan Sumber Nafkah
3. Persoalan Keluarga dan Perebutan Jodoh
4. Perbedaan yang melahirkan pertikaian
Antar Agama dan Etnis
5. Persoalan Politik dan Antar Elit Pedesaan

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
1. Konflik dan Potensi Konflik Agraria
2. Migrasi Penduduk Pedesaan: Mengadu Nasib untuk
Kehidupan Lebih Baik
3. Hubungan Antar Sukubangsa dan Potensi Konflik:
Persaingan, Komunikasi dan Kerjasama
4. Kebijakan Desentralisasi Pembangunan dan
Otonomi: Kekuasaan dan Kewenangan di Desa

skpm.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
ORANG-ORANG: bagaimana orang-orang berpikir tentang dirinya dan hubungannya
dengan suatu konflik; perasaan-perasaan, emosi-emosi dan persepsi-persepsi mereka
dan orang-orang lain yang terlibat tentang masalah-masalah; serta bagaimana hal-hal
tersebut berhubungan satu sama lain dan dengan sumberdaya dalam usaha untuk
menjamin penghidupan yang berkelanjutan.

PROSES: cara membuat keputusan-keputusan, dan bagaimana perasaan orang


orang mengenainya. Proses pengambilan keputusan seringkali diabaikan sebagai
penyebab utama suatu konflik. Walaupun demikian, kemarahan, perasaan
diperlakukan tidak adil dan perasaan ketidakberdayaan seringkali menjadi akar
mulainya konflik.

MASALAH-MASALAH: isu-isu spesifik dan perbedaan-perbedaan diantara orang-


orang, kelompok-kelompok dan badan-badan yang terlibat. Hal ini seringkali
mencakup nilai-nilai yang berbeda, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-
kebutuhan yang bertentangan, atau perbedaan-perbedaan yang tajam mengenai
penggunaan, penyebaran atau aksesibilitas terhadap sumberdaya-sumberdaya
yang langka

skpm.ipb.ac.id
Jenis Konflik Agraria
Menurut Sumber

1. Persaingan yang meningkat dalam


pemanfaatan sumberdaya alam
2. Penyebab-penyebab struktural dari konflik
3. Perubahan sosial-ekonomi yang
menimbulkan konflik
4. Kebijakan-kebijakan, program-Program dan
proyek-proyek pengelolaan sumberdaya
sebagai sumber-sumber konflik

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id

Case Study

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id

Migrasi Penduduk Pedesaan:


Mengadu Nasib untuk Kehidupan Lebih Baik

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id

1. Migrasi mengubah cara bagaimana masyarakat pedesaan
dan penggunaan sumberdaya diatur. Ketika orang-orang
berpindah dari desa ke kota, tenaga kerja yang tersedia
untuk pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan
berkurang. Hal ini mungkin memberikan penyebab
penurunan kualitas dan nilai sumberdaya.
2. Migrasi ke areal pedesaan meningkatkan kebutuhan untuk
pemanfaatan sumberdaya dan dapat memberikan
tantangan pada peraturan adat dalam hal pemerataan
untuk akses pada sumberdaya alam. Orang-orang baru
mungkin tidak menjadi bagian dari sistem-sistem adat
setempat dalam hal kepemilikan, penggunaan dan
pengelolaan sumberdaya.
psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id

Hubungan Antar Sukubangsa dan Potensi Konflik:


Persaingan, Komunikasi, dan Kerjasama

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id

POTENSI KONFLIK:
▫ Berbeda Identitas Agama/Etnik  “Kedudukan Entitas Sosial”  Mayoritas
vs Minoritas  Contoh: Kendari [etnik lokal vs etnik pendatang], Lampung
[Lampung vs Jawa], Papua [Papua vs non-Papua]
▫ Persaingan Kesamaan Mata Pencaharian
▫ Persoalan Jodoh

KOMUNIKASI DAN KERJASAMA:


▫ Persamaan Identitas Agama/Etnik
▫ Berbeda Mata Pencaharian  Peluang Kerjasama antar Entitas Sosial

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Case Study

skpm.ipb.ac.id

Kebijakan Desentralisasi Pembangunan dan Otonomi Daerah:


Kekuasaan dan Wewenang

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Kebangkitan Identitas Etnik (Politik Etnik)
 mobilisasi identitas etnik oleh aktor
(elit lokal) untuk merebut kekuasaan
ekonomi politik lokal

Desentralisasi pembangunan membawa


perubahan kelembagaan pemerintahan
birokrasi (dari level desa-SKPD) yang bias
etnik

Persaingan elit desa mencari kekuasaan


(BPD, Pemerintah Desa, Tokoh-tokoh
usahawan desa)
skpm.ipb.ac.id
Case Study

skpm.ipb.ac.id
Bagaimana Konflik di Cegah?

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4:
“...pembentukan Negara Indonesia bertujuan untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia...”

1. Reforma agraria sesuai dengan konteks lokal Indonesia;


2. Memberikan akses dan keadilan ekonomi yang tidak pandang asal-usul
agama/etnis/strata social
3. Revolusi kebudayaan  Pengakuan kemajemukan masyarakat Indonesia;
4. Memberikan ruang EKSISTENSI diberbagai aspek kehidupan bagi
kelompok-kelompok sosial berbasis etnik dan agama dalam frame
multikulturalisme
psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Persaingan/Perebutan Sumber Nafkah Entitas Sosial yang Berbeda

Lainnya 4,55 7,40

Buton
Jasa kemasyarakatan, sosial, dan
perorangan
Pertanian, perkebunan, peternakan,
Etnik

perikanan, kehutanan, dan perburuan


Bugis 3,62 8,30
Perdagangan, rumah makan, dan jasa
akomodasi
Transportasi, pergudangan, dan jasa
perusahaan
Muna 2,50 4,12
Lainnya (air, gas, listrik, kontruksi,
perbankan, dll)

Tolaki 2,87 4,85

- 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00


Persentase KK (%) terhadap Total

skpm.ipb.ac.id
Kasus di Kendari, Sultra
Konteks Kasus:
• Rezim Walikota: Tolaki - Bugis
• 4 etnik mayoritas: 3 lokal (Tolaki, Muna, dan Buton) & 1 Pendatang (Bugis)

PPP

PBR

GOLKAR

GERINDRA

PBB
Partai Politik

HANURA

PDIP

PKS

PPDI

PD

PAN

- 1 2 3 4 5
Anggota DPRD (Orang)

Lainnya Buton Bugis Muna Tolaki

skpm.ipb.ac.id
Alokasi Peruntukkan APBD Bias Etnik Aktor

APBD-Kota Kendari (Rp)


420.000.000.000
Tolaki
(54;360.138.948.495)

350.000.000.000

280.000.000.000

210.000.000.000

Elit Pemerintah (Org)


Bugis
(33;140.365.154.545)
140.000.000.000

70.000.000.000 Lainnya
(7;38.766.210.828)

Muna
(24;15.394.806.303)
- Buton (1;0)
- 10 20 30 40 50 60

skpm.ipb.ac.id
Kasus di Kendari & Lampung
Dominasi Aktor Birokrasi Bias Etnik di Kendari (Sjaf, 2012)

1
2
Lainnya
1
3

1
Buton
Etnik Aktor

9
7
Bugis
3
16

5
1
Muna
1
18

14
12
Tolaki
5
27

0 5 10 15 20 25 30
Jumlah (Orang)

Anggota DPRP SKPD (Kepala Dinas/Badan/Kantor) Camat Lurah

skpm.ipb.ac.id
Layunya Birokrasi Perwakilan di Provinsi Lampung
(Maryanah, 2012)
60

52,38

Lainnya 25,57 50 47,62

Persentase Pejabat Struktural


40

30,16
Etnik

Lampung 12,02 30 26,98


Gubernur Oemarsono (Jawa)
22,22 Gubernur Sjachroedin (Lampung
20,63
20

Jawa 62,41 10

0
0 10 20 30 40 50 60 70 Jawa Lampung Lainnya
Persentase (%) Etnik

Demografi Berdasarkan Etnik Sebaran Jabatan Struktural Berdasarkan Etnik

skpm.ipb.ac.id
TERIMAKASIH

skpm.ipb.ac.id
KEPEMIMPINAN
DAN KELOMPOK
STRATEGIS DI
PEDESAAN

Tim Pengajar
Sosiologi Pedesaan (KPM 230) SKPM-FEMA IPB
skpm.ipb.ac.id
POKOK BAHASAN
• Kepemimpinan
• Gaya Kepemimpinan
• Kepemimpinan dalam Etnisitas
& Pengaruh Pemimpin/Aktor
• Peran Pemimpin & Kelompok-
kelompok Strategis di Pedesaan
psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
1 2

Pemimpin Merujuk Orang


Kepemimpinan Merujuk Konteks (Sosial & Politik)

1. KEPEMIMPINAN

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Teori Kepemimpinan terus mengalami EVOLUSI

TEORI
TEORI SISTEM:
LINGKUNGAN:
• Pertemuan antar
• Kemunculan
pelbagai faktor:
pemimpin
kepribadian, sifat
disebabkan
golongannya,
waktu, tempat,
situasi & kejadian
dan keadaan

TEORI KEPRIBADIAN
TEORI ORANG TEORI AKTOR:
DLM SITUASIONAL:
BESAR (CARLYLE): • Kemampuan
• Pemimpin lahir
• Tokoh-tokoh seorang aktor untuk
akibat interaksi
besar mengakumulasi
antara org dgn
menentukan modal (ekonomi,
kepribadian yg kuat
perang, damai, sosial, budaya, &
dgn faktor
nasib rakyat, dll simbolik)
situasional

skpm.ipb.ac.id
KARTODIRDJO (1985):

▪KEPEMIMPINAN: terdapat dalam golongan


atau komunitas kecil maupun dalam suatu
nation;
DEFINISI ▪KEPEMIMPINAN: interaksi antara
pemimpin dan yang dipimpin (pengikut)
KEPEMIMPINAN dalam hal kekuasaan untuk mengarahkan
menuju tindakan kolektif; dan
▪KEPEMIMPINAN: pertemuan antara
berbagai faktor: (1) kepribadian; (2) sifat
golongannya; dan (3) situasi atau kejadian.
skpm.ipb.ac.id
PROSES → kepemimpinan difokuskan
kepada apa yang dilakukan pemimpin,
yaitu proses di mana para pemimpin
KEPEMIMPINAN menggunakan pengaruhnya untuk
memperjelas tujuan organisasi bagi para
terdiri dari dua konsep pegawai, bawahan, atau yang
(GRIFFIN 2000): dipimpinnya, memotivasi mereka untuk
mencapai tujuan tersebut, serta
membantu menciptakan suatu budaya
produktif dalam organisasi;

ATRIBUT → Kepemimpinan adalah


kumpulan karakteristik yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin.
skpm.ipb.ac.id
DIMENSI KEPEMIMPINAN (KARTODIRDJO 1985)

1 Status dan Peranan 4 Fungsi

2 Kekuasaan 5 Nilai-nilai Sosio


Kultural
3 Pengaruh dan 6 Situasi
Otoritas

skpm.ipb.ac.id
Komunitas
Kelompok
Masyarakat

Diadik
Set iap pola- pola t ersebut st r at egis Individu
dan m em ilik i pem im pin

Kepemimpinan di dalam Pola Sosial Masyarakat


Kepemimpinan Lokal
“interaksi yang terbangun antara
pemimpin (aktor) dan yang dipimpin
(pengikut) dalam hal kekuasaan untuk
mengarahkan menuju tindakan kolektif
di tingkat lokal”

KEPEMIMPINAN LOKAL → KELOMPOK


STRATEGIS: kelompok-kelompok sosial-masyarakat
yang ada di pedesaan dan dapat dijadikan sebagai
instrumen perubahan sosial → Institusi FORMAL dan
Institusi NON-FORMAL

2. GAYA KEPEMIMPINAN

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
3 Gaya Kepemimpinan
LIPPIT & WHITE (2013):

▪GAYA OTOKRATIS → gaya pemimpin yang biasanya merasa


paling mengetahui apa yang diinginkan pengikut dan
cenderung mengekspresikan kebutuhan-kebutuhan tersebut
dalam bentuk perintah-perintah langsung kepada bawahan;

▪GAYA DEMOKRATIK → gaya pemimpin yang partisipatif


dimana pengikut mengambil bagian secara pribadi dalam
proses pengambilan keputusan;

▪GAYA LAISSEZ FAIRE → gaya kepemimpinan kendali bebas.

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
Pencirian Gaya
Otokratik
1. Keputusan berada ditangan seorang
pemimpin;
2. Pemimpin bekerja secara mandiri dan
tidak mau bekerja sama;
3. Pemimpin lebih banyak memberi
kritik dari pada pujian;
4. Pemimpin tidak mau menerima kritik
dari bawahannya;
5. Komunikasi yang berjalan satu arah;
6. Mendasarkan diri pada kekuasaan
dan paksaan mutlak yang harus
dipatuhi;
7. Pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan atau kegiatan para
bawahannya dilakukan secara ketat;
8. Mengidentifikasi tujuan pribadi
sebagai tujuan organisasi.
skpm.ipb.ac.id
1. Pemimpin dan bawahan sama-sama terlibat dalam
pengambilan keputusan;
2. Pemimpin menerima kritik, saran dan pendapat dari
bawahan;
Pencirian 3. Pemimpin bersedia bekerja sama dengan bawahan;
4. Memberikan perintah disertai dengan arahan dan
Gaya bimbingan;
Demokratik 5. Hubungan antara pemimpin dan bawahan terjalin
dengan baik dan penuh persahabatan;
6. Pemimpin memberikan motivasi kepada bawahan;
7. Pemimpin meminta pendapat ketika terjadi
permasalahan;
8. Pemimpin memberikan penghargaan atas prestasi
kerja yang telah dicapai.
skpm.ipb.ac.id
1. Bersifat pasif dan memberikan
kebebasan kepada bawahannya
untuk mengambil keputusan;
2. Tanggung jawab sepenuhnya
diberikan kepada bawahan;
3. Tidak ikut terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan;
Pencirian Gaya Laissez 4. Memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengoptimalkan
Faire kemampuan yang dimiliknya;
5. Memberikan kebebasan kepada
bawahan untuk bekerja dengan
caranya sendiri;
6. Tidak memiliki wibawa dan tidak
dapat mengontrol bawahan;
7. Tidak memiliki kemampuan
melaksanakan tugas organisasi;
8. Hampir tidak ada pengawasan.
skpm.ipb.ac.id

3. KEPEMIMPINAN DALAM ETNISITAS

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
TERCERMIN melalui TEORI ELIT
▪Dua aspek yang menjadi fokus:
kulturalis dan instrumentalis;
▪Kulturalis → memusatkan pada
penggunaan simbol politik oleh elit
(aktor) untuk melakukan mobilisasi
etnis secara umum;
▪Instrumentalis → memusatkan
pada strategi manipulatif dari elit
(aktor) yang memiliki kuasa untuk
mempengaruhi atau menggerakkan
skpm.ipb.ac.id
dukungan massa berbasis etnis.
PENGARUH AKTOR PEMIMPIN

“pengaruh aktor ditentukan oleh kemampuan aktor


(pemimpin) mengakumulasi modal (ekonomi,
sosial, budaya, simbolik)”

INDEKS PENGARUH AKTOR (Indeks Cesey) =


Modal Manusia + Modal Sosial + Modal Ekonomi + Modal Institusi + Modal
Simbolik + Modal Budaya + Modal Moral

skpm.ipb.ac.id
Katagori Modal Definisi
Kombinasi dari kemampuan dan keterampilan, pengalaman serta pendidikan. Modal
manusia biasanya dilihat dari dua hal yaitu pengalaman dan pendidikan. Pengalaman
1 Modal Manusia dibagi
menjadi dua yaitu pengalaman pemimpin dibidangnya dan pengalaman pemimpin
diluar dari bidang yang ditekuninya.
Umumnya untuk melihat derajat modal institusi yang dimiliki oleh aktor dapat dilihat
dari tiga hal yaitu: dukungan institusi terhadap aktor, ideologi institusi, dan pengaruh
2 Modal Institusi
institusi

KATEGORI kepada aktor/agen.


Dilihat dari tiga hal, yaitu dukungan grup kolektif, jaringan, dan reputasi. Dukungan grup
kolektif biasanya diukur dari angka statistik yang diterima oleh aktor/agen. Jaringan

MODAL DAN 3 Modal Sosial berasal


dari kelompok sosial dimana aktor/agen turut terlibat, dan reputasi adalah seberapa
diketahuinya aktor/agen oleh masyarakat.
DEFINISI 4 Modal Simbolik
Simbol yang melegitimasi/membuktikan dominasi melalui strata sosial atau pembeda
terhadap orang lain. Modal Simbolik dapat dilihat dari dua hal, yaitu prestise yang
dibawa dan gelar.
Produksi material dan petukaran atau perdagangan, uang, atau materi yang dihasilkan
seseorang, baik dagang dan produksi sendiri. Secara umum yang ditonjolkan adalah
5 Modal Ekonomi
seberapa kuat dukungan finansial atau kekayaan yang dimiliki kandidat atau pemimpin
lokal.
Pemilikan agen atas benda‐benda materiil yang dianggap memiliki prestise tinggi,
pengetahuan dan keterampilan yang diakui otoritas resmi, dan kebiasaan (gaya
6 Modal Budaya
pakaian, cara berbicara, selera makan, gerak‐gerik tubuh yang khas, dan sebagainya)
yang merupakan wujud dari posisi obyektif aktor/agen
Umumnya modal moral dapat dilihat dari opini publik tehadap aktor/agen yang
7 Modal Moral
memiliki tujuan yang jelas dan bermanfaat untuk masyarakat.

skpm.ipb.ac.id

4. PERAN PEMIMPIN & KELOMPOK-KELOMPOK


STRATEGIS DI PEDESAAN

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
KELOMPOK STRATEGIS DI DESA
Cakupan Jenis

Kelompok strategis Apratur Desa (Kepala Desa,


Sekdes, Ketua BPMD, Ketua
adalah kelompok- PMD, dll)
kelompok sosial- PKK, LSM, Karang Taruna, Kel.
Institusi Formal Tani, Kel. Olah raga
masyarakat yang ada di 1.
Desa
Lembaga pendidikan
pedesaan dan dapat (pesanteren, pendidikan
dijadikan sebagai formal, dll)
Kelompok Guru
instrumen perubahan
Majelis Ta’lim
sosial. Siapa mereka Premdes (Preman Desa)
Institusi Non-
tersebut? 2.
Formal Arisan Ibu-ibu
Arisan tenaga kerja, dll
skpm.ipb.ac.id
1. Mengatasi persoalan fundamental
di pedesaan;
6 Peran 2. Melawan sistem yang
membelenggu di pedesaan;
Pemimpin & 3. Ekualisasi akibat ketimpangan
Kelompok kemakmuran antar golongan;
Strategis di Desa 4. Menuntaskan ketertinggalan
daerah;
5. Menyaring & Menyesuaikan dengan
KEBUTUHAN
6. Memperkuat desa, membangun
kawasan perdesaan.

skpm.ipb.ac.id
Mengatasi Persoalan Fundamental Pedesaan

KEMISKINAN KELAPARAN BENCANA EKOLOGIS

DAYA SAING BANGSA YANG


RENDAH

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Melawan Sistem
yang
Membelenggu
Pedesaan

Neoliberalisasi Desa

skpm.ipb.ac.id
Akibat-akibat yang Dihadirkan

Dilema Indonesia
▪Kurang lebih 67 Tahun pembangunan Indonesia hanya melanggengkan kelas
buruh tani, tidak ada kenaikan kelas menjadi petani berdaulat
▪Pembunuhan karakter lapisan bawah desa (petani, nelayan, buruh
perkebunan) → bodoh, tidak sekolah, tidak terampil, tertinggal .
▪Ironi impor pangan → kelaparan masal karena produksi pertanian bukan
untuk pangan, tapi komoditas bisnis semata.
▪Penghancuran kebudayaan dan cara produksi ekologis rakyat menjadi
industrial eksploitatif, kerusakan ekosistem dan biodiversitas → Akibat
eksploitasi tanpa batas.
skpm.ipb.ac.id
Catatan “Prestasi”
✓ Impor Gandum 4 juta ton/ thn
✓ Impor gula 1.5 juta hingga 2 juta
ton setiap tahunnya
✓ Impor kedelai terbesar di dunia
1.3 juta hingga 1.5 juta ton
✓ Impor jagung 600 ribu hingga 1
juta ton
✓ Penguasaan produk ternak oleh
pihak luar;
✓ Impor lele dan garam
✓ Impor Singkong
skpm.ipb.ac.id
Ekualisasi Akibat Ketimpangan Kemakmuran Antar
Golongan

psp3.ipb.ac.id skpm.ipb.ac.id
Menuntaskan Ketertinggalan Daerah
PETA LOKASI DAERAH TERTINGGAL DI INDONESIA

Keterangan :
Daerah Tertinggal
Daerah Maju

psp3.ipb.ac.id
skpm.ipb.ac.id
Menyaring & Menyesuaikan dengan KEBUTUHAN →
orientasi pengorganisasian & gerakan
NGO/LSM PEMERINTAH SWASTA

FUNGSI DAN PERAN PEMIMPIN &


KELOMPOK-KELOMPOK STRATEGIS DESA

Aktifitas
Bisnis Aksi Gerakan

Proyek

DESA MEMBANGUN & MEMBANGUN DESA

skpm.ipb.ac.id
Memperkuat
Desa,
Membangun
Kawasan
Perdesaan

PERAN pemimpin & kelompok strategis dalam KAWASAN PERDESAAN (MEMBANGUN


DESA):
1. Bonding → memperkuat kapasitas
2. Bridging → dialog penataan & pemanfaatan ruang, membangun ekonomi desa/kawasan
perdesaan
3. Creating → membangun jejaring
skpm.ipb.ac.id
TERIMA
KASIH
skpm.ipb.ac.id

You might also like