You are on page 1of 7

Standar Prosedur Operasional (SPO)

MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU


PRODI DIII KEPERAWATAN JURUSAN
KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


PEMASANGAN KATETER URIN

PENGERTIAN Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam


kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin.
TUJUAN 1. Untuk mengosongkan kandung kemih dan mengeluarkan urin.
2. Untuk mengambil sampel urin.
3. Sebagai tindakan alternatif guna memenuhi kebutuhan
eliminasi pada pasien dengan obstruksi saluran kemih.
4. Pantau input dan output klien.
5. Mengatasi adanya retensi urin.
INDIKASI 1. Kateter sementara
a. Mengurangi ketidak nyamanan pada distensi kandung kemih
b. Pengambilan urin residu setelah pengosongan kandung kemih
2. Kateter jangka panjang
a. Retensi urin pada penyembuhan penyakit ISK
b. Skin rash, ulcer dan lukan yang iritatif apabila kontak dengan urin
c. Klien dengan penyakit terminal
KONTRAINDIKASI Kateterisasi uretra dikontraindikasikan pada pasien dengan gejala
trauma pada traktus urinarius bagian bawah, misalnya terjadi robekan
pada uretra
ALAT DAN 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
BAHAN 2. Kom
3. Kateter sesuai ukutan (Menurut Fundamental Of Nursing 2, Patricia,
Potter) : - anak – anak : No 8 – 10 - Laki2 dewasa : No 14 – 16 - Laki2
dewasa muda : No 12 - Perempuan ; No 16 - 18
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tagan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. KY jelly
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban
12. Selimut mandi
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

Tahap Orientasi 1. Memperkenalkan diri


2. Mengucapkan salam terapeutik dan memperkenalkan diri
3. Validasi data : nama klien dan data lain terkait.
4. Meminta persetujuan tindakan
5. Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
6. Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
7. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Kerja 1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi
supine dan melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, pengalas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian
ekstremitas bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal
yang terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan buang ke nierbekken
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag . Jika pemasangan
kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak steril.
Jangan menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan
jelly pada ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan
sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik steril
13. Pada laki-laki posisikan penis tegak lurus 90 derajat dengan tubuh
pasien
14. Pada wanita buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk
atau telunjuk dengan jari tengah tangan tidak dominan
15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter
perlahan-lahan hingga ujung kateter.
16. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji
kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak
kemudian dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.
17. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berada di ujung kateter agar
urine tidak tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila
diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter dengan urine bag
18. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume
yang tertera pada label spesifikasi kateter yang dipakai
19. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter
sudah terfiksasi dengan baik dalam vesika urinaria.
20. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
21. Fiksasi kateter: Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada
abdomen Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester
pada pangkal paha
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

22. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah
dari kandung kemih
23. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
24. Lepaskan sarung tangan
25. Rapihkan kembali pasien
Tahap Terminasi 1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).
4. Mencuci tangan

Tahap Evaluasi 1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine

Dokumentasi 1. Mencatat respon klien selama prosedur


2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

Jenis-Jenis Kateter dan Cara Penggunaannya


Berdasarkan jenis dan indikasinya, ada kateter yang langsung dilepas beberapa menit
setelah penggunaan, ada juga yang baru dilepas setelah beberapa jam, hari, atau bahkan
dalam jangka waktu yang lebih lama.

Namun pada dasarnya, semua jenis kateter memiliki fungsi yang sama, yaitu mengalirkan
urine yang sudah terkumpul di kandung kemih untuk dibuang dari tubuh. Hanya saja
modelnya berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis kateter urine:

1. Intermittent Catheter

Kateter ini digunakan bila Anda memerlukan kateter untuk sementara. Kateter ini biasa
dipakai untuk pasien pascaoperasi atau pasien yang enggan membawa kantong
penampung urine.

Prosedur penggunaannya bisa dipasang melalui uretra hingga mencapai kandung kemih.
Kemudian, air seni akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan ditampung di
kantong penampung urine atau kantong drainase.
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

2. Indwelling Catheter

Jenis kateter ini hampir sama dengan intermittent catheter yang ditujukan untuk
pemakaian sementara waktu. Hanya saja, kateter jenis ini dilengkapi dengan balon kecil
yang berfungsi mencegah kateter bergeser dan keluar dari tubuh. Balon tersebut akan
dikempiskan dan dikeluarkan ketika kateter sudah selesai digunakan.

Kateter jenis ini dipasang dengan dua cara. Pertama, dipasang melalui uretra. Air seni
akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan ditampung di kantong penampung
urine. Cara kedua, kateter dimasukkan melalui lubang kecil yang dibuat di perut. Cara
kedua ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit dengan prosedur sterilisasi yang tepat.
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

3. Condom Catheter

Kateter jenis ini harus diganti tiap hari. Bentuknya menyerupai kondom yang dipasang
pada bagian luar penis. Fungsinya sama dengan kateter pada umumnya yaitu mengalirkan
air seni ke kantong drainase.

Kateter jenis ini biasa digunakan pada pria yang tidak memiliki gangguan di saluran
kemih, namun memiliki gangguan mental atau psikis, seperti demensia (pikun).
Standar Prosedur Operasional (SPO)
MK. Keperawatan Medikal Bedah I - 2020

Kateter umumnya aman untuk digunakan. Meski begitu, ada hal yang penting untuk
diperhatikan dalam penggunaan kateter, yaitu kebersihannya. Kebersihan kateter harus
selalu dijaga untuk mencegah terjadinya infeksi, terutama jenis indwelling urinary
catheter yang sering dikaitkan dengan penyakit infeksi saluran kemih.

You might also like