You are on page 1of 3

OUTLINE PENGAJUAN MASALAH PENELITIAN

Faktor-Faktor yang mempengaruhi ketidak berhasilan


1. Judul Penelitian :
pemberian ASI Eksklusif
Cakupan Asi Eksklusif di wilayah UPTD Puskesmas Saiti
belum mencapai target. Berdasarkan data dari laporan
2. Masalah Penelitian :
bulanan didapatkan bahwa cakupan Asi diwilayah kerja
UPTD Puskesmas Saiti sebesar 27%
Pemberian ASI eksklusif mempunyai banyak manfaat
positif yang signifikan pada kesehatan serta pertumbuhan
bayi dan balita. ASI eksklusif bisa memberikan nutrisi
Latar Belakang yang maksimal, melindungi bayi dan balita dari penyakit,
3. :
Masalah dan menguatkan jalinan emosional antara ibu dan anak.
Walaupun manfaat ini sudah diketahui secara umum,
tingkatan pemberian ASI eksklusif masih belum mencapai
sasaran yang di inginkan di banyak daerah.
Batasan/Rumusan Apa faktor-Faktor yang mempengaruhi tidak berhasilnya
4. :
Masalah pemberian ASI Eksklusif?
Untuk mengetahui faktor-Faktor yang mempengaruhi tidak
5. Tujuan Penelitian :
berhasilnya pemberian ASI Eksklusif
6. Hipotesis :
7. Metode Penelitian a. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
Informan pada penelitian sebanyak 10 orang yang
b
memiliki bayi umur 6-8 bulan menggunakan tehnik
.
sampling bola salju (Snowbal sampling)
c.
d Sumber data :
. Data primer: wawancara langsung secara mendalam
e. Rencana analisis data dengan tahapan pengumpulan data
lapangan, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan
8. Instumen penelitian Wawancara langsung dan observasi
Seluruh referensi yang digunakan dalam proposal harus
9. Daftar Pustaka
dimuat dalam daftar Pustaka.
Contoh sitasi referensi dan penggunaan cara Mendeley

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama
enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral), sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (Profil
Kesehatan Indonesia, 2022)
Asi adalah makanan terbaik dan paling sempurna untuk bayi. Kandungan gizinya
yang tinggi dan adanya zat kekebalan didalamnya membuat ASI tidak tergantikan
oleh susu formula yang paling hebat dan mahal seklaipun. Selain itu, ASI juga tidak
pernah basi, selama masih dalam tempatnya. Pemberian ASI tidak hanya
menguntungkan bayi, tapi juga dapat menyelamatkan keuangan keluarga disaat krisis
global seiring dengan meningkatnya harga susu formula (Edita Linda, 2019).
Wilayah kerja Puskesmas Saiti masih rendah yaitu 27%, profil kesehatan
Indonesia tahun 2022 capaian ASI Eksklusif Sulaesi Tengah sebesar 55,4. Sedangkan
Diindonesia menurut Riskesdas tahun 2018 sebesar 37,3%. Hal ini disebabkan
kesadaran masyarakat masih relative rendah. Selama 6 bulan pertama hendaknya ibu
hanya memberikan ASI kepada bayinya (menyusui secara ekslusif). Karna sampai
dengan 6 bulan, ASI cukup mengandung zat makanan yang diperlukan bayi baik
secara kualitatif maupun kuantitatif (Edita Linda, 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Putri, Elma Monica, Rizki Muji Lestari, and Dita Wasthu Prasida. "Hubungan Pengetahuan Ibu
tentang ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI Eksklusif: The Corelation of Mother’s
Knowledge about Exclusive Breastfeeding to Exclusive Breastfeeding." Jurnal Surya Medika
(JSM) 7.2 (2022): 51-56.

Wati, Siska Kusuma, Asri Kusyani, and Erna Tsalatsatul Fitriyah. "Pengaruh faktor ibu
(pengetahuan ibu, pemberian ASI-eksklusif & MP-ASI) terhadap kejadian stunting pada
anak." Journal of Health Science Community 2.1 (2021): 40-52.

Simanungkalit, Happy Marthalena. "Status pekerjaan dan pengetahuan ibu menyusui terhadap
pemberian asi eksklusif." Jurnal Info Kesehatan 16.2 (2018): 236-244.

Riskesdas, Kementrian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. 2018

Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat Jenderal Profil Kesehatan Indonesia 2022. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. 2023

You might also like