You are on page 1of 13

JURNAL BASICEDU

Volume x Nomor x Bulan x Tahun x Halaman xx


Research & Learning in Elementary Education
https://jbasic.org/index.php/basicedu

STUDI PUSTAKA: PENDEKATAN WHOLE


LANGUAGE TERHADAP KETERAMPILAN
MEMBACA PERMULAAN SISWA SEKOLAH
DASAR

Nama Penulis
(Times New Roman 12, Bold, spasi 1, simbol korespondensi, Penulis pertama1, penulis kedua2 dan
seterusnya) Afiliasi (Program Studi, Universitas) dan
Alamat e-mail (Times New Roman 11, spasi 1, spacing after 6
pt)

Abstrak
Pendekatan Whole Language telah menjadi topik diskusi yang menarik dalam bidang pendidikan,
terutama dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendekatan Whole Language terhadap keterampilan membaca
pemahaman siswa sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yang dilakukan dengan
mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya, terkait dengan efektivitas pendekatan Whole Language
dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Dalam penelitian ini, teori konstruktivisme
dan motivasi ditemukan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.
Pendekatan Whole Language memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran melalui
pembacaan teks yang bermakna dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, teknik-teknik
pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan
motivasi siswa dan efektivitas pendekatan Whole Language. Hasil dari studi literatur ini menunjukkan bahwa
pendekatan Whole Language efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Sekolah
Dasar. Dengan demikian, pendekatan Whole Language dapat menjadi alternatif yang efektif bagi guru-guru
dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi efektivitas pendekatan Whole Language dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Kata Kunci: Whole Language, Sekolah Dasar, dan Membaca Pemahaman.

Abstract
The Whole Language approach has become an interesting topic of discussion in the field of education,
especially in improving the reading comprehension skills of elementary school students. This study aims to
analyze the influence of the Whole Language approach on the reading comprehension skills of elementary
school students. The study was conducted using a literature review method, referring to several previous
studies related to the effectiveness of the Whole Language approach in improving students' reading
comprehension skills. In this study, constructivism theory and motivation were found to be key factors in
improving students' reading comprehension skills. The Whole Language approach allows students to actively
engage in learning through meaningful and relevant text readings. Additionally, innovative and attention-
grabbing teaching techniques are also important factors in improving student motivation and the effectiveness
of the Whole Language approach. The results of this literature review show that the Whole Language
approach is effective in improving the reading comprehension skills of elementary school students. Therefore,
the Whole Language approach can be an effective alternative for teachers to improve their students' reading
comprehension skills. Further research can be conducted to identify other factors that affect the effectiveness
of the Whole Language approach in improving students' reading comprehension skills..
Keywords: Whole Language, Elementary School, and Reading Comprehension
Copyright (c) 2021 Nama Penulis1, Nama Penulis2

Corresponding author :
Email : Email Penulis ISSN 2580-3735 (Media Cetak)
HP : (wajib di isi) ISSN 2580-1147 (Media

Online)

PENDAHULUAN
Membaca pemahaman merupakan salah satu keterampilan dasar yang sangat penting bagi siswa
Sekolah Dasar. Keterampilan membaca pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk memahami,
menafsirkan, dan menyimpulkan makna dari suatu teks tertulis. Keterampilan ini diperlukan untuk memahami
materi pelajaran dan menjawab pertanyaan dalam berbagai tes akademik. Selain itu, keterampilan membaca
pemahaman juga penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti membaca petunjuk, surat kabar, buku, dan
artikel. (Diliana, Dkk 2021).
Pentingnya keterampilan membaca pemahaman bagi siswa Sekolah Dasar adalah karena merupakan
dasar bagi pembelajaran di tingkat selanjutnya. Jika siswa tidak memiliki kemampuan membaca pemahaman
yang baik, maka akan sulit bagi mereka untuk memahami materi pelajaran dan menyelesaikan tugas-tugas
akademik dengan baik. Selain itu, keterampilan membaca pemahaman juga penting dalam kehidupan sehari-
hari, seperti membaca petunjuk dalam mengoperasikan alat elektronik, membaca surat kabar untuk
memperoleh informasi, membaca buku untuk mendapatkan pengetahuan, dan membaca artikel untuk
meningkatkan pemahaman terhadap topik tertentu. (Laily, 2014).
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar perlu
menjadi perhatian utama dalam dunia pendidikan. Dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Namun,
berdasarkan studi awal peneliti ditemukan bahwa masih banyak siswa Sekolah Dasar yang mengalami
kesulitan dalam membaca pemahaman. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan dalam membaca
pemahaman, termasuk kurangnya kemampuan untuk mengenali huruf dan kata, kurangnya motivasi untuk
membaca, dan kurangnya pengalaman membaca. Hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan akademik
dan kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. (Lestari, Dkk 2021).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan Whole Language
dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Pendekatan Whole Language ini akan
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan menempatkan keterampilan membaca dalam konteks
situasi nyata. Selain itu, untuk meningkatkan motivasi siswa, penelitian ini juga akan menggunakan teknik-
teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa.
Berdasarkan kajian teoritik, pendekatan Whole Language dikutip dari Hidayah (2014) adalah
pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan menempatkan keterampilan
membaca dalam konteks situasi nyata. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami teks secara keseluruhan, bukan hanya memahami kata per kata. Selain itu, teknik-teknik
pembelajaran inovatif dan menarik perhatian siswa juga memiliki pengaruh yang positif dalam meningkatkan
motivasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan
pendekatan Whole Language dan teknik-teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa
untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi atau analisis pengaruh pendekatan Whole Language
terhadap keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Selain itu, tujuannya juga adalah untuk
menemukan teknik-teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Dengan demikian, diharapkan
penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman
siswa sekolah dasar dan memberikan alternatif pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa.

METODE
Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan studi literatur. Metode
penelitian studi literatur menurut Sugiyono (2012) merupakan metode penelitian yang menggunakan bahan-
bahan tertulis yang dikumpulkan dari sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan topik penelitian. Peneliti
melakukan pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat, dan menganalisis literatur-literatur yang
relevan dengan topik penelitian.
Untuk penelitian ini, peneliti melakukan pencarian literatur melalui database online seperti Google
Scholar, JSTOR, dan ProQuest. Kata kunci yang digunakan adalah "whole language approach", "reading
comprehension", dan "elementary school students". Setelah itu, peneliti melakukan seleksi literatur
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Selanjutnya, peneliti melakukan pembacaan,
pencatatan, dan analisis literatur yang terpilih untuk digunakan dalam penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pengaruh Pendekatan Whole Language terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Sekolah Dasar

Membaca merupakan salah satu keterampilan bahasa yang sangat penting bagi keberhasilan siswa di
dalam dan di luar kelas. Keterampilan membaca pemahaman siswa di sekolah dasar sangat penting, karena
membaca pemahaman merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan berbahasa dan keberhasilan
akademik pada tahap berikutnya. (Rahman & Haryanto, 2014).

Keterampilan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar mencakup kemampuan untuk memahami
dan menganalisis teks yang dibaca serta mengaplikasikan informasi tersebut untuk memecahkan masalah dan
membuat keputusan. Untuk mencapai keterampilan membaca pemahaman yang baik, siswa harus memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasi kata-kata, memahami struktur teks, mengembangkan kosakata, serta
memahami dan menganalisis teks. (Tantri, (2017).

Peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar dapat dilakukan melalui
beberapa strategi pembelajaran, di antaranya:

1. Penggunaan bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat siswa. Penggunaan bahan
bacaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat siswa dapat membantu meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca. Dengan memilih bahan bacaan yang sesuai
dengan kemampuan siswa, siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari dan
meningkatkan kemampuan membaca mereka. Selain itu, dengan memilih bahan bacaan yang sesuai
dengan minat siswa, siswa akan lebih tertarik dan terlibat dalam proses pembelajaran. (Hidayah &
Hermansyah, 2016).
2. Peningkatan keterampilan membaca dengan mengajarkan strategi membaca seperti meramalkan,
menghubungkan, mengevaluasi, menyimpulkan, dan menggambarkan informasi. Mengajarkan strategi
membaca seperti meramalkan, menghubungkan, mengevaluasi, menyimpulkan, dan menggambarkan
informasi dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa. Dengan mengajarkan strategi
membaca ini, siswa akan belajar bagaimana memahami teks yang mereka baca dengan lebih baik dan
efektif. Mereka juga akan belajar bagaimana mencari informasi penting dalam teks dan bagaimana
menyimpulkan informasi yang telah mereka baca. (Ariyati, 2015).
3. Peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran membaca melalui pembelajaran berbasis proyek,
penugasan pembelajaran kolaboratif, dan interaksi sosial dalam pembelajaran membaca. Pembelajaran
berbasis proyek, penugasan pembelajaran kolaboratif, dan interaksi sosial dalam pembelajaran
membaca dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran membaca. Dengan pembelajaran
berbasis proyek, siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan membaca mereka
melalui proyek-proyek yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Penugasan
pembelajaran kolaboratif juga dapat membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa karena
siswa diajarkan untuk saling berdiskusi dan saling membantu dalam memahami teks yang mereka baca.
Interaksi sosial dalam pembelajaran membaca juga penting karena siswa dapat memperoleh umpan
balik dari teman sekelas dan guru dan meningkatkan keterampilan membaca mereka melalui diskusi
dan pertukaran gagasan, (Nurhopipah, Dkk 2021).
4. Penerapan pendekatan pembelajaran yang menyeluruh dan alami seperti pendekatan Whole Language.
Pendekatan pembelajaran yang menyeluruh dan alami seperti pendekatan Whole Language dapat
membantu meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan memperhatikan aspek-aspek yang lebih
luas dalam pembelajaran bahasa, seperti tata bahasa, pemahaman makna kata, dan penggunaan bahasa
yang tepat dalam konteks. Dengan pendekatan ini, siswa diajarkan untuk memahami bahasa secara
keseluruhan dan mengembangkan keterampilan membaca mereka secara alami. (Viora, Dkk 2021).
Pentingnya keterampilan membaca pemahaman pada siswa sekolah dasar dapat dilihat dari dampaknya
pada keberhasilan akademik dan sosial siswa. Siswa yang memiliki keterampilan membaca pemahaman yang
baik memiliki kemampuan untuk menguasai informasi dan memecahkan masalah dengan lebih baik, serta
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik melalui tulisan dan lisan. Oleh karena itu, penting
bagi guru untuk memperhatikan dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran.
Saat ini, banyak ditemukan bahwa masih banyak siswa Sekolah Dasar yang mengalami kesulitan dalam
membaca pemahaman. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan dalam membaca pemahaman,
termasuk kurangnya kemampuan untuk mengenali huruf dan kata, kurangnya motivasi untuk membaca, dan
kurangnya pengalaman membaca. Hal ini dapat berdampak negatif pada kemampuan akademik dan
kehidupan sehari-hari siswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan Whole Language
dalam pembelajaran membaca pemahaman siswa sekolah dasar. Pendekatan Whole Language merupakan
pendekatan dalam pembelajaran membaca yang berfokus pada pengembangan keterampilan membaca secara
menyeluruh dan menyenangkan. Pendekatan ini tidak hanya memperhatikan aspek-aspek teknis membaca,
seperti mengenali huruf dan kata, melainkan juga memperhatikan aspek sosial, emosional, dan kultural dalam
membaca. (Aditya & Mawardi, 2022).

Pendekatan Whole Language didasarkan pada pandangan bahwa membaca adalah proses aktif yang
melibatkan pemahaman, interpretasi, dan refleksi terhadap teks yang dibaca. Oleh karena itu, pendekatan ini
menekankan pentingnya konteks dalam pembelajaran membaca. Siswa diajak untuk membaca teks yang
bermakna dan kontekstual, serta menghubungkannya dengan pengalaman, pengetahuan, dan minat yang
dimilikinya. (Wahyuningsih, 2021).

Dalam pendekatan Whole Language, guru memberikan peran yang sangat penting dalam membimbing
siswa dalam memahami dan mengembangkan kemampuan membaca mereka. Guru tidak hanya memberikan
informasi tentang teknik membaca, melainkan juga memfasilitasi kegiatan belajar yang melibatkan eksplorasi,
diskusi, dan kolaborasi antara siswa. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan bisa lebih aktif dan mandiri
dalam belajar membaca. Guru dalam pendekatan Whole Language akan memperhatikan kebutuhan dan minat
siswa dalam pembelajaran membaca, sehingga pembelajaran membaca bisa menjadi lebih menyenangkan dan
bermakna. Guru dapat menyesuaikan bahan bacaan dan kegiatan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan
siswa, seperti menggunakan buku-buku yang sesuai dengan minat siswa atau mengadakan kegiatan membaca
bersama untuk mendorong siswa untuk berkolaborasi. (Abidin, Dkk 2021).

Dalam pendekatan Whole Language, siswa juga diajarkan untuk mengembangkan keterampilan
berpikir kritis dan analitis dalam membaca. Guru akan membimbing siswa untuk memahami isi bacaan dan
menganalisis informasi yang terkandung di dalamnya, serta mengajak siswa untuk membuat kesimpulan
sendiri berdasarkan bacaan tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami bacaan dan juga membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang berguna di
dalam kehidupan sehari-hari. (Daszharah, Dkk 2022).

Dalam pendekatan Whole Language, guru juga mengajarkan keterampilan menulis dan berbicara
sebagai bagian dari pembelajaran membaca. Siswa diajak untuk mengekspresikan pikiran mereka dalam
bentuk tulisan dan lisan setelah membaca bahan bacaan tertentu. Dengan demikian, siswa dapat
memperdalam pemahaman mereka tentang materi dan mengembangkan keterampilan menulis dan berbicara
yang berguna di dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam keseluruhan, pendekatan Whole Language menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam
pembelajaran membaca, dan guru sebagai fasilitator dan pendamping dalam membimbing siswa untuk
mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan berbicara yang bermakna dan berguna di dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
memotivasi siswa untuk terus belajar membaca dan mengembangkan kemampuan bahasa mereka.

Secara umum, Whole Language adalah pendekatan pembelajaran bahasa yang menekankan pada
pemahaman dan penggunaan bahasa secara utuh dan menyeluruh, baik dalam hal membaca, menulis, maupun
berbicara. Ada beberapa macam Whole Language, diantaranya adalah:

1. Whole Language Klasik


Whole Language Klasik merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran
bahasa yang menyeluruh dan alami dengan mengintegrasikan keterampilan membaca, menulis, dan
berbicara dalam satu kesatuan. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
komunikasi yang baik dan penggunaan bahasa yang tepat dan efektif. Dalam pendekatan Whole
Language Klasik, guru berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam pembelajaran bahasa,
sedangkan siswa diajak untuk belajar secara aktif dan mandiri melalui pengalaman membaca, menulis,
dan berbicara yang bermakna. (Samsiyah, 2016).

2. Whole Language Pendidikan Kecil


Whole Language Pendidikan Kecil merupakan pendekatan yang berfokus pada pembelajaran bahasa
melalui kegiatan yang menyenangkan dan alami seperti bernyanyi, bermain, dan berbicara. Pendekatan
ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar bahasa serta
mengembangkan keterampilan bahasa secara alami dan menyeluruh. Dalam pendekatan Whole
Language Pendidikan Kecil, guru menggunakan kegiatan yang menarik dan menyenangkan untuk
memotivasi siswa dalam pembelajaran bahasa, seperti bernyanyi, bermain peran, atau membaca cerita.
(Meha, & Roshonah, 2014).

3. Whole Language Sains


Whole Language Sains merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang menekankan pada
pembelajaran sains melalui penggunaan bahasa dalam membaca, menulis, dan berbicara tentang topik
sains. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang topik sains dan
pengembangan keterampilan bahasa sekaligus. Dalam pendekatan Whole Language Sains, guru
menggunakan bahan bacaan atau materi sains sebagai dasar pembelajaran bahasa, sehingga siswa dapat
belajar membaca, menulis, dan berbicara tentang topik sains secara efektif. (Kartini & Wantini, 2021).

Beberapa unsur yang terdapat dalam pendekatan Whole Language adalah:


1. Bahasa adalah komunikasi. Pendekatan Whole Language menganggap bahwa bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi dan bukan hanya untuk mempelajari aturan tata bahasa secara formal. Oleh karena itu,
pembelajaran bahasa dilakukan secara alami melalui kegiatan yang menarik dan menyenangkan. Dalam
pembelajaran ini, siswa diajak untuk berbicara, menulis, dan membaca secara aktif, sehingga mereka
dapat mengembangkan keterampilan bahasa mereka secara alami dan efektif. (Puspita, 2010).

2. Penggunaan bahan bacaan yang bermakna. Dalam pendekatan Whole Language, bahan bacaan yang
digunakan haruslah sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dan memudahkan pemahaman. Bahan bacaan yang digunakan haruslah
bermakna dan relevan dengan kehidupan siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara aktif dalam
pembelajaran dan membangun pemahaman mereka terhadap bahasa. (Nirwana, 2015).

3. Pendidikan secara individual. Guru dalam pendekatan Whole Language memberikan perhatian pada
kebutuhan individual siswa dan memfasilitasi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan
dan minat siswa. Oleh karena itu, pendekatan ini sangat sesuai untuk diterapkan pada kelas yang
heterogen, di mana setiap siswa memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda. (Alfulaila, 2014).

4. Pembelajaran berpusat pada siswa. Dalam pendekatan Whole Language, siswa menjadi pusat dari
pembelajaran. Siswa diberikan peran yang aktif dan diberikan kesempatan untuk berdiskusi,
berkolaborasi, dan mengembangkan pemahaman mereka sendiri terhadap materi yang dipelajari. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran dan membuat pembelajaran
menjadi lebih bermakna. (Rukayah, Dkk 2014).

5. Penggunaan konteks: Konteks sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Dalam pendekatan Whole
Language, bahasa harus diletakkan dalam konteks yang relevan dan bermakna bagi siswa. Hal ini akan
membantu siswa untuk lebih memahami bahasa dan menemukan keterkaitan antara bahasa dan konteks
yang digunakan. Penggunaan konteks dalam pembelajaran bahasa juga dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan kritis dan analitis. (Rahmawati, Dkk 2021).

6. Membangun pengetahuan melalui pengalaman. Dalam pendekatan Whole Language, siswa diajak
untuk belajar secara aktif dan mandiri, sehingga pengalaman membaca dapat menjadi menyenangkan
dan bermakna. Siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan mereka sendiri
melalui pengalaman yang berbeda dalam membaca, menulis, dan berbicara. Dengan cara ini, siswa
dapat mengembangkan pemahaman mereka tentang bahasa secara alami dan efektif. (Yarmi, 2014).

7. Evaluasi secara formatif: Evaluasi dalam pendekatan Whole Language dilakukan secara formatif.
Evaluasi dilakukan secara terus-menerus selama pembelajaran berlangsung melalui observasi, refleksi,
dan pembelajaran berbasis proyek. Guru dapat memantau perkembangan siswa dan memberikan umpan
balik yang tepat waktu, (Rahmawati, Dkk 2021).

Dengan unsur-unsur di atas, pendekatan Whole Language diharapkan dapat memberikan pengalaman
pembelajaran yang lebih bermakna, menarik, dan efektif dalam meningkatkan keterampilan bahasa siswa.
Beberapa karakteristik dari pendekatan Whole Language adalah:
1. Mengembangkan keterampilan bahasa secara alami. Pembelajaran bahasa tidak hanya melalui
pengajaran formal, tetapi juga melalui kegiatan yang menyenangkan dan alami. Pendekatan Whole
Language juga menekankan pada pengembangan keterampilan bahasa secara alami melalui kegiatan
yang menyenangkan dan alami. Dalam pembelajaran bahasa, siswa tidak hanya dihadapkan pada
pengajaran formal seperti penjelasan aturan tata bahasa, tetapi juga melalui kegiatan yang
menyenangkan dan alami seperti bernyanyi, bermain, dan berbicara. Pembelajaran seperti ini dianggap
lebih efektif dalam mengembangkan keterampilan bahasa siswa, karena siswa belajar bahasa secara
alami dan spontan tanpa merasa terbebani oleh aturan tata bahasa yang kaku. (Rahmawati, Dkk 2021).

2. Menekankan pada pemahaman dan penggunaan bahasa secara menyeluruh: siswa tidak hanya belajar
aturan tata bahasa, tetapi juga memahami bahasa dalam konteks yang bermakna. Artinya, pendekatan
Whole Language juga menekankan pada pemahaman dan penggunaan bahasa secara menyeluruh.
Siswa tidak hanya belajar tata bahasa, tetapi juga memahami bahasa dalam konteks yang bermakna dan
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, siswa dapat memahami makna dari bahan
bacaan dan dapat mengaplikasikan bahasa dalam konteks yang berbeda-beda. (Rahmawati, Dkk 2021).

3. Mengembangkan kreativitas dan imajinasi siswa. Pembelajaran bahasa mengajak siswa untuk
berimajinasi dan mengekspresikan diri dalam bahasa secara kreatif. Artinya, pendekatan Whole
Language juga bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi siswa. Dalam pembelajaran
bahasa, siswa dihadapkan pada kegiatan yang mengajak mereka untuk berimajinasi dan
mengekspresikan diri dalam bahasa secara kreatif. Siswa diberikan kesempatan untuk menulis cerita,
membuat puisi, dan berbicara tentang pengalaman mereka sendiri. Hal ini dapat meningkatkan minat
siswa dalam pembelajaran bahasa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan bahasa secara
lebih kreatif dan spontan. (Ulum & Rinsozai, 2020).

Dalam keseluruhan, pendekatan Whole Language mengajarkan siswa untuk memahami bahasa secara
menyeluruh, mengembangkan keterampilan bahasa secara alami, dan mengembangkan kreativitas dan
imajinasi siswa dalam pembelajaran bahasa. Dengan menggunakan pendekatan Whole Language, siswa
dapat belajar bahasa dengan lebih efektif dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan keterampilan
bahasa siswa secara menyeluruh.

Beberapa kelebihan dari pendekatan Whole Language dikutip dari Anggitia (2021) adalah sebagai
berikut.

1. Mengembangkan kemampuan bahasa secara menyeluruh: Dalam pendekatan Whole Language, siswa
tidak hanya belajar keterampilan bahasa secara terpisah seperti membaca, menulis, dan berbicara, tetapi
juga secara terintegrasi. Artinya, pengembangan keterampilan bahasa tidak hanya terfokus pada satu
aspek saja, melainkan juga memperhatikan interaksi dan keterkaitan antara keterampilan tersebut.
Siswa belajar bagaimana memahami, menggunakan, dan mengaplikasikan bahasa secara menyeluruh
dalam berbagai konteks dan situasi.

2. Meningkatkan motivasi belajar: Penggunaan bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dalam pendekatan Whole Language, guru memilih
bahan bacaan yang bermakna dan relevan dengan kehidupan siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan
termotivasi untuk membaca dan belajar. Selain itu, pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan yang
menyenangkan dan alami juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Mengembangkan kreativitas dan imajinasi siswa: Dalam pendekatan Whole Language, siswa diajak
untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi dalam penggunaan bahasa. Siswa diberikan
kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui berbagai media seperti menulis, berbicara, atau
membuat presentasi, sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan kreatif dan berimajinasi.
Dalam pembelajaran bahasa, kreativitas dan imajinasi juga dapat membantu siswa untuk lebih
memahami bahasa dan mengaplikasikan dalam konteks yang bermakna.

4. Memberikan perhatian pada kebutuhan individual siswa: Dalam pendekatan Whole Language, guru
memberikan perhatian pada kebutuhan individual siswa dan memfasilitasi pembelajaran yang sesuai
dengan tingkat kemampuan dan minat siswa. Guru dapat mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi
belajar siswa melalui observasi, refleksi, dan penggunaan alat evaluasi yang sesuai. Dengan demikian,
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih
efektif dan efisien.

Berdasarkan sejumlah penelitian yang telah dilakukan, pendekatan Whole Language telah terbukti
efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. Dalam pendekatan ini,
siswa tidak hanya belajar membaca secara terpisah, tetapi juga mengembangkan keterampilan bahasa secara
menyeluruh dengan menggunakan bahan bacaan yang bermakna dan relevan bagi siswa. Selain itu,
pendekatan Whole Language juga memperhatikan kebutuhan individual siswa dan memberikan kesempatan
bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka dalam penggunaan bahasa. Dengan
demikian, pendekatan Whole Language dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
baik terhadap bahasa dan meningkatkan motivasi belajar mereka, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang
lebih optimal.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Graves dan Watts-Taffe (2002) merupakan salah satu bukti
yang menunjukkan bahwa pendekatan Whole Language efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa dibandingkan dengan pendekatan tradisional. Dalam penelitian tersebut, siswa yang
diajarkan dengan menggunakan pendekatan Whole Language menunjukkan peningkatan yang lebih besar
dalam keterampilan membaca pemahaman dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan pendekatan
tradisional. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan konteks, bahan bacaan yang bermakna, dan
pembelajaran berpusat pada siswa yang menjadi fokus dalam pendekatan Whole Language dapat membantu
siswa memahami bahasa secara menyeluruh dan meningkatkan motivasi belajar. Hal ini berdampak pada
peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa dan menunjukkan bahwa pendekatan Whole Language
merupakan alternatif yang efektif dalam pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar.

Kemudian, penelitian lain yang dilakukan oleh King dan Goodman (1990) menunjukkan bahwa
pengajaran menggunakan pendekatan Whole Language memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa. Dalam penelitian mereka, siswa yang belajar dengan pendekatan
Whole Language menunjukkan peningkatan yang lebih besar dalam kemampuan membaca pemahaman
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan pendekatan tradisional. Studi ini juga menunjukkan bahwa
pendekatan Whole Language efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks yang lebih
kompleks dan memiliki variasi bahasa yang lebih besar.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Whole Language memfasilitasi
kemampuan siswa untuk membaca dengan lebih baik secara keseluruhan, bukan hanya memperbaiki aspek-
aspek tertentu dari keterampilan membaca seperti keterampilan decoding atau pengenalan kata. Pendekatan
Whole Language mengajarkan keterampilan membaca sebagai keterampilan terpadu dan menyeluruh, yang
meliputi proses memahami arti dari teks secara keseluruhan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh King dan Goodman disimpulkan bahwa pendekatan Whole
Language efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Pengajaran dengan
pendekatan ini dapat membantu siswa untuk memperbaiki pemahaman mereka tentang bahasa dan membaca
dengan lebih baik secara keseluruhan, dan mendorong siswa untuk menjadi pembaca yang lebih mandiri dan
terampil.

Lalu, penelitian dari Kharismawati, Dkk. (2022) yang berjudul Pengaruh Pendekatan Whole Language
Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Penelitian yang dilakukan tersebut menunjukkan hasil
yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan
pendekatan Whole Language. Hasil tersebut didapatkan dari perbandingan nilai posttest antara dua kelompok
siswa, yaitu kelompok yang diajarkan dengan pendekatan Whole Language dan kelompok yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional. Kelompok yang diajarkan dengan pendekatan Whole Language
menunjukkan peningkatan kemampuan membaca pemahaman yang lebih tinggi, yaitu 60%, dibandingkan
dengan kelompok yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional yang hanya mencapai 29%.

Untuk memastikan hasil tersebut, dilakukan uji t dengan hasil t hitung sebesar 7,525 yang lebih besar
dari nilai t tabel (2,006). Artinya, pada penelitian ini, hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Dengan kata lain, terdapat pengaruh yang signifikan dari pendekatan Whole Language terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pendekatan Whole Language
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa secara signifikan, dan memiliki efek yang
positif dalam pembelajaran bahasa. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami teks dengan lebih baik
dan juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa. Oleh karena itu, pendekatan Whole
Language perlu diperhatikan dalam pengajaran bahasa, terutama dalam mengembangkan keterampilan
membaca pemahaman siswa.

Kemudian, penelitian serupa juga dilakukan oleh Fauziah (2016) yang berjudul Penerapan Whole
Language Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Whole Language dapat meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa. Meskipun tidak semua siswa mengalami peningkatan yang signifikan, namun pada ketiga
siklus pengajaran, terdapat siswa yang mengalami peningkatan dalam keterampilan membaca pemahaman.
Masih terdapat 15% siswa yang belum mengalami peningkatan yang baik, hal ini bisa terjadi karena siswa
merasa kesulitan untuk menentukan ide pokok dan membuat kesimpulan dari bahan bacaan yang ia miliki.

Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Whole Language yang
disertai dengan kreativitas guru dalam menyusun pembelajaran dan materi dapat membantu meningkatkan
keterampilan membaca pemahaman siswa. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran
membaca pemahaman yang efektif harus memperhatikan kebutuhan individual siswa, sehingga guru perlu
memperhatikan siswa yang mengalami kesulitan dan memberikan bantuan khusus untuk meningkatkan
keterampilan membaca mereka. Dalam hal ini, penggunaan pendekatan Whole Language bisa menjadi pilihan
yang tepat untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

Selain itu, sejumlah teori juga mendukung efektivitas pendekatan Whole Language dalam
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. Salah satu teori yang relevan adalah
teori konstruktivisme. Teori konstruktivisme yang diusung oleh para ahli pendidikan mengemukakan bahwa
siswa harus aktif terlibat dalam pembelajaran untuk dapat membangun pemahaman dan pengetahuan yang
berarti. Siswa dianggap sebagai subjek yang aktif dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui
pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Dalam pendekatan Whole
Language, siswa tidak hanya dianggap sebagai objek pembelajaran, tetapi sebagai subjek yang aktif terlibat
dalam pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran tidak hanya bersifat instruktif, tetapi juga bersifat
konstruktif. (Masgumelar & Mustafa, 2021).

Dalam pendekatan Whole Language, siswa aktif terlibat dalam pembelajaran melalui pembacaan teks
yang bermakna dan relevan. Teks yang digunakan dalam pembelajaran Whole Language dipilih berdasarkan
minat dan kebutuhan siswa, serta sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Teks yang bermakna dan relevan
akan membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Selain itu, penggunaan teks yang bermakna
dan relevan juga dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.

Pada pendekatan Whole Language, strategi membaca dipelajari melalui pembacaan teks yang bermakna
dan relevan. Siswa diajarkan untuk menggunakan strategi membaca seperti meramalkan, menghubungkan,
mengevaluasi, menyimpulkan, dan menggambarkan informasi. Dengan menggunakan strategi membaca ini,
siswa akan dapat membaca dengan lebih efektif dan efisien. Mereka akan mampu memahami bahan bacaan
dengan lebih baik, dan mampu mengaitkan bahan bacaan dengan pengetahuan yang mereka miliki.

Pendekatan pembelajaran yang menyeluruh dan alami seperti pendekatan Whole Language juga dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran membaca. Siswa akan lebih terlibat dalam pembelajaran
ketika mereka merasa bahwa pembelajaran tersebut bermakna dan relevan bagi mereka. Pembelajaran yang
dilakukan secara kolaboratif dan interaktif juga dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran membaca, siswa dapat bekerja sama dalam membaca, menganalisis, dan mengevaluasi
bahan bacaan.

Selain itu, teori motivasi juga relevan dalam membahas efektivitas pendekatan Whole Language dalam
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. Teori motivasi dalam konteks
pembelajaran menekankan pentingnya mengembangkan motivasi intrinsik siswa, yaitu motivasi yang muncul
dari dalam diri siswa karena kebutuhan pribadi untuk memahami dan mengeksplorasi dunia. Pendekatan
Whole Language memiliki potensi besar untuk meningkatkan motivasi intrinsik siswa dalam pembelajaran
membaca pemahaman. Hal ini karena pendekatan ini menekankan pembelajaran yang berbasis kehidupan
nyata siswa dan menarik minat mereka, sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan memotivasi
mereka untuk belajar. (Susanto & Lestari, 2018)..

Selain itu, pendekatan Whole Language juga menekankan pada partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat meningkatkan motivasi siswa karena
mereka merasa terlibat dalam proses pembelajaran dan memiliki tanggung jawab untuk memahami materi.
Dengan demikian, pendekatan Whole Language dapat membantu siswa mengembangkan rasa percaya diri
dan motivasi untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman mereka. (Fauziah,
2016)

Namun demikian, motivasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman tidak hanya dipengaruhi
oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti kepercayaan diri,
lingkungan belajar, dan dukungan dari keluarga dan guru. Oleh karena itu, penting bagi guru dan sekolah
untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi motivasi siswa, termasuk dengan
memperhatikan kebutuhan dan minat siswa serta mengakomodasi gaya belajar yang berbeda-beda. (Putri,
2021).

Dalam konteks pembelajaran membaca pemahaman, motivasi siswa juga dapat ditingkatkan melalui
penggunaan berbagai teknik dan strategi pembelajaran yang menarik dan relevan dengan kebutuhan dan minat
siswa. Misalnya, penggunaan bahan bacaan yang menarik dan bervariasi, penggunaan media pembelajaran
yang interaktif, serta penggunaan teknik pembelajaran kolaboratif dan proyek dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Oleh karena itu, selain mengadopsi pendekatan Whole
Language, guru dan sekolah juga perlu mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman.

Selain teori motivasi, faktor lain yang juga penting dalam meningkatkan efektivitas pendekatan Whole
Language adalah teknik-teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa. Teknik-teknik
pembelajaran yang inovatif dapat membantu siswa lebih aktif dan terlibat dalam pembelajaran, sehingga dapat
membangun pemahaman yang lebih baik. Penggunaan media interaktif, seperti video animasi atau permainan
edukatif, adalah salah satu teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian siswa. Penggunaan
media interaktif dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami bahan bacaan dan meningkatkan
motivasi mereka dalam pembelajaran membaca pemahaman. Misalnya, video animasi dapat membantu siswa
memvisualisasikan konsep yang rumit dan sulit dipahami, sedangkan permainan edukatif dapat membantu
siswa untuk belajar sambil bermain. (Antari, Dkk 2013).

Selain itu, teknik-teknik pembelajaran lain yang juga efektif dalam meningkatkan motivasi siswa
adalah penggunaan pembelajaran berbasis proyek dan penugasan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran
berbasis proyek memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman nyata dan membangun pemahaman
yang lebih mendalam tentang topik yang dipelajari. Sementara itu, penugasan pembelajaran kolaboratif dapat
membantu siswa untuk saling belajar dan saling mendukung dalam membangun pemahaman.

Dalam pendekatan Whole Language, guru juga harus kreatif dalam merancang strategi pembelajaran
yang menarik dan bervariasi. Guru dapat menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik
perhatian siswa, seperti penggunaan media interaktif atau pembelajaran berbasis proyek, serta memfasilitasi
penugasan pembelajaran kolaboratif. Dengan demikian, siswa dapat lebih aktif terlibat dalam pembelajaran
dan membangun pemahaman yang lebih baik tentang membaca pemahaman. (Asmani, 2016).

Dalam kesimpulan, pendekatan Whole Language efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman siswa Sekolah Dasar. Hal ini didukung oleh teori konstruktivisme dan motivasi yang
menekankan pada peran siswa yang aktif dan motivasi dalam pembelajaran. Teknik-teknik pembelajaran yang
inovatif dan menarik perhatian siswa juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan motivasi siswa dan
efektivitas pendekatan Whole Language. Oleh karena itu, pendekatan Whole Language dapat menjadi
alternatif yang efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang merujuk dari beberapa studi literatur dari Graves dan Watts-
Taffe (2002), King dan Goodman (1990), Kharismawati, Dkk. (2022), dan Fauziah (2016), dapat disimpulkan
bahwa pendekatan Whole Language efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.
Hal ini didukung oleh teori konstruktivisme dan motivasi yang menekankan pada peran siswa yang aktif dan
motivasi dalam pembelajaran. Selain itu, teknik-teknik pembelajaran yang inovatif dan menarik perhatian
siswa juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan motivasi siswa dan efektivitas pendekatan Whole
Language.

Dengan demikian, pendekatan Whole Language dapat menjadi alternatif yang efektif dalam
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar. Namun, perlu diingat bahwa tidak
semua siswa akan merespon pendekatan ini dengan sama baiknya, dan faktor-faktor lain seperti kemampuan
awal siswa dan keterlibatan orang tua dalam pembelajaran juga dapat mempengaruhi hasil pembelajaran
siswa. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan penggunaan pendekatan
Whole Language dan menemukan strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan
membaca pemahaman siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Mulyati, dan Yunansah, 2021. Pembelajaran literasi: Strategi meningkatkan kemampuan literasi
matematika, sains, membaca, dan menulis. Bumi Aksara.
Aditya & Mawardi, 2022. Pengaruh Pendekatan Whole Language terhadap Kemampuan Membaca Permulaan
Siswa Kelas 2 SDN Larangan 11. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 8215-8224.
Alfulaila, 2014. Pengaruh Pendekatan Whole Language Terhadap Hasil Belajar Membaca Pemahaman
Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD. Jurnal Dikdas, 2(1).
Antari, Putra, dan Darsana, 2013. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Whole Language Berbantuan
Multimedia Interaktif terhadap Hasil Belajar BI Siswa Kelas III SD gugus V Dr. Soetomo. MIMBAR
PGSD Undiksha, 1(1).
Anggitia, 2021. Pengaruh pendekatan Whole Language terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata
pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas III SDN 17 Negri Katon (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).
Ariyati, 2015. Peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui penggunaan media gambar berbasis
permainan. Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1).
Asmani, 2016. Tips Efektif Cooperative Learning: Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Tidak Membosankan.
Diva Press.
Daszharah, Rahmawati, dan Sabardila, 2022. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia dengan Pendekatan Whole Language (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Diliana, Saputra, dan Setiawan, 2021. Hubungan Antara Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan
Kemampuan Memahami Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Pendagogia: Jurnal
Pendidikan Dasar, 1(2), 57-65.
Fauziah, 2016. Penerapan Whole Language Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1(1), 12-24.
Graves, dan Watts-Taffe, 2002. The place of word consciousness in a research-based vocabulary program.
What research has to say about reading instruction, 3(140-165).
Hidayah, 2014. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Whole Language. Terampil: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar, 1(2), 292-305.
Hidayah & Hermansyah, 2016. Hubungan antara motivasi belajar dan kemampuan Membaca pemahaman
siswa kelas v madrasah ibtidaiyah Negeri 2 bandar lampung tahun 2016/2017. Terampil: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar, 3(2), 87-93.
Kartini, T., & Wantini, W. (2021). Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Usia 5-6 Tahun Dengan
Pendekatan Whole Language (Study Action Research di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Gema
Nurani 03, Bekasi). Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 6423-6438.
Kharismawati, Chasanatun, dan Laksana, 2022. Pengaruh Pendekatan Whole Language Terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa. Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, 3, 1593-1599.
King dan Goodman, 1990. Whole language: Cherishing learners and their language. Language, Speech, and
Hearing Services in Schools, 21(4), 221-227.
Laily, 2014. Hubungan kemampuan membaca pemahaman dengan kemampuan memahami soal cerita
matematika sekolah dasar. Eduma: Mathematics Education Learning and Teaching, 3(1).
Lestari, Ibrahim, Ami, dan Kasiyun, 2021. Analisis Faktor-Faktor yang Menghambat Belajar Membaca
Permulaan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2611-2616.
Masgumelar & Mustafa, 2021. Teori Belajar Konstruktivisme dan Implikasinya dalam Pendidikan dan
Pembelajaran. GHAITSA: Islamic Education Journal, 2(1), 49-57.
Meha, & Roshonah, 2014. Implementasi whole language approach sebagai pengembangan model
pembelajaran berbahasa awal anak usia 5-6 tahun di PAUD Non Formal. Jurnal Pendidikan, 15(2), 68-
82.
Nirwana, 2015. Peningkatan kemampuan membaca cepat melalui pendekatan whole language pada siswa
kelas VI SD Negeri 246 Bulu-Bulu Kecamatan Tonra Kabupaten Bone. Jurnal Onoma: Pendidikan,
Bahasa, dan Sastra, 1(1), 79-94.
Nurhopipah, Nugroho, dan Suhaman, 2021. Pembelajaran Pemrograman Berbasis Proyek Untuk
Mengembangkan Kemampuan Computational Thinking Anak. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 27(1), 6-13.
Puspita, 2010. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Salatiga: Universitas Kristen Satya
Wacana.
Putri, 2021. Pendekatan whole language pada pembelajaran tematik kelas iv SDN 1 Pegatan Hilir Katingan
Kuala (Doctoral dissertation, IAIN Palangka Raya).
Rahman & Haryanto, 2014. Peningkatan keterampilan membaca permulaan melalui media flashcard pada
siswa kelas I SDN Bajayau Tengah 2. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 127-137.
Rahmawati, Nurlianharkah, Hasanudin, dan Fadlillah, 2021. Aktualisasi Whole Language sebagai Pendekatan
Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Edutama, 8(2), 49-60.
Rukayah, Suharno, dan Purwanti, 2014. Keefektifan Pembelajaran Menulis dengan Pendekatan Whole
Language di Sekolah Dasar. Sekolah Dasar: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan, 23(2).
Samsiyah, 2016. Pembelajaran Bahasa Indonesia: Di Sekolah Dasar Kelas Tinggi. CV. AE MEDIA
GRAFIKA.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Susanto dan Lestari, 2018. Problematika Pendidikan Islam di Indonesia: Eksplorasi Teori Motivasi Abraham
Maslow dan David McClelland. Edukasia Islamika, 184-202.
Tantri, 2017. Hubungan antara Kebiasaan Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan
Membaca Pemahaman. ACARYA PUSTAKA: Jurnal Ilmiah Perpustakaan dan Informasi, 2(1).
Ulum dan Rinsozai, 2020. Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Puisi BebasMelalui Model
Pembelajaran Whole Language Siswa Kelas XI MA Al Barkah. E-Jurnal Pendidikan Mutiara, 5(2).
Viora, Wahyuningsi, Surya, dan Marta, 2021. Penerapan Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 9379-9386.
Wahyuningsih, 2021. Penerapan Pendekatan Whole Language Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pada Pelajaran Bahasa Inggris Kelas V SD N Tluwuk (Doctoral dissertation, IAIN Kudus).
Yarmi, 2014. Meningkatkan kemampuan menulis kreatif siswa melalui pendekatan whole language dengan
teknik menulis jurnal. Perspektif Ilmu Pendidikan, 28(1), 8-16.

You might also like