Professional Documents
Culture Documents
Teorema Bolzano
Teorema Bolzano
Definisi 1.5.6. (Titik Cluster) Diberikan subset tak kosong S ⊆ ℝ. Titik x ϵ ℝ disebut titik
cluster (cluster points) jika setiap persekitaran v E ( x )=( x− ℇ , x+ ℇ ) memuat paling sedikit satu
titik anggota S yang tidak sama dengan x. Titik cluster sering disebut dengan titik akumulasi
atau titik limit.
Dengan kata lain, x titik cluster S jika untuk setiap ℇ >0 berlaku ( v ℇ (x )∩ S )−(x)≠ ∅ atau
( v ℇ ( x )−{ x } ) ∩S ≠ ∅
Ekuivalen dengan mengatakan bahwa x titik cluster S jika untuk setiap n ϵ ℕ, terdapat sn ∈ S
1
sedemikian hingga 0<|s n−x|<
n
Contoh 1.5.7.
1
Jawab. Persekitaran -ℇ dari 4 adalah v ℇ ( 4 )=( 4− ℇ , 4 + ℇ ) Misal diambil ℇ = , maka
2
[ 1 1
2
1 1
] 1 1
v ℇ ( 4 )= 4− , 4+ =3 , 4 . sehingga diperoleh bahwa 3 , 4 ∩ [ 1 ,2 ] −{ 4 }= ∅. Jadi, 4 bukan
2 2 2 2 2
titik cluster.
1.5.8. Teorema Bolzano-Weierstrass Setiap subset ℝ yang tak berhingga (infinite) dan
terbatas, mempunyai paling sedikit satu titik cluster.
Bukti.
Diberikan sebarang subset S ℝ ℝtak berhingga dan terbatas. Karena S terbatas, maka terdapat
interval I1 =a , bdengan panjang. L ( l 1) =b−a Kemudian bagilah l i menjadi dua bagian, yaitu
[ a,
a+b
2 ] [
dan
a+b
2 ]
, b Karena S tak berhingga, maka salah satu interval tersebut memuat tak
hingga banyak titik anggota S, sebab apabila keduanya memuat berhingga banyak anggota S,
maka berarti himpunan S berhingga. Namakan bagian yang memuat tak hingga banyak titik
b−a
anggota S dengan l 2. Panjangnya . L ( l 1) = Selanjutnya, l 2 dibagi menjadi dua bagian seperti
2
langkah 2 di atas, maka salah satu bagian memuat tak hingga banyak anggota S. Namakan
b−a
bagian tersebut dengan l 3. Panjangnya L ( l 3 )= 2 . Apabila proses diteruskan, maka diperoleh
2
barisan interval susut (nested) l 1 ⊃ l 2 ⊃ l 3 ⊃ … ⊃ l n ⊃ …
∞
∩n+1 l n ≡ ∅ atau terdapat x ∈ l n dan L(l¿¿ n) ¿ Akan ditunjukkan bahwa x titik cluster S.
b−a
Diambil sebarang > 0 , maka terdapat n ∈ ℕ sedemikian hingga n−1
< ∈ dan persekitarannya
2
b−a
v E ( x )=( x− ℇ , x+ ℇ ) Karena x ∈ l n dan L ( l n )= n
< ℇ . Maka l n ⊆ v 3 (x ). Karena l nmemuat tak
2
hingga banyak titik anggota S, maka v 3( x) memuat tak hingga banyak titik anggota S yang tidak
sama dengan x. Jadi, merupakan titik cluster S.
Defenisi 1.5.9
Contoh 1.5.10.
1) Himpunan R=(−∞, ∞) terbuka, sebab untuk setiap x ∈ R terdapat V , ( x )=( x−1 , x +1) ⊂ R
2) Himpunan terbuka A=(0 , 1) sebab jika diambil ℇ =min { x x−1
,
2 2 }
,maka ,untuk setiap x ∈ A ,
maka v , ( x )=( x− ℇ , x+ ℇ ) ⊂ A
a) Jika A himpunan indeks (berhingga atau tak berhingga ) dan G, terbuka untuk setiap λ ∈ A
maka ∪ λϵA G λ terbuka.
Bukti .
a. Namakan G=∪ λϵA G λ diambil sebarang x ∈ G maka terdapat λϵA sedemikian hingga xϵ G
0
karena Gλ terbuka, maka terdapat V ,(x )⊆ G ⊆ G. Jadi ,terbukti bahwa untuk setiap xϵ G ,
terdapat yang berarti G=∪ λϵA G λ terbuka.
b. Namakan H=∩i=1 G1 dan Gi akan ditunjukan bahwa H terbuka diambil sebarang y=H , maka
x ϵ G , i=1 ,2 , … , n. Karena x ϵ G1 dan G 1 terbuka, maka terdapat ε 1> 0 sehingga V 1 (x )⊂ G1
karena x ϵ G2 dan G2 terbuka, maka terdapat ε 2> 0sehingga V 1 (x )⊂G1 demikian seterusnya.
Berikut ini diberikan akibat dari sifat himpunan terbuka.yaitu sifat untuk himpunan tertutup.
Akibat 1.5.12
a. Jika A himpunan indeks (berhingga atau tak terhingga dan G tertutup untuk setiap λ ϵ A maka
∪ λϵA G λtertutup