Professional Documents
Culture Documents
Makalah Fiqh Muamalah Wadi'ah
Makalah Fiqh Muamalah Wadi'ah
Disusun oleh :
SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telahmelimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapatmenyelesaikan makalah tentang
“Wadiah”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber baik dari buku maupun internet sehingga dapatmemperlancar pembuatan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Wadiah” ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya fenomena yang ada sekitar kita dimana salah satunya yang akan kami
bahas dalam makalah ini, yaitu penitipan barang (wadi’ah). Seiring dengan bermunculannya
lembaga-lembaga penitipan barang dapat sedikit membantu ketika seorang ingin menitipkan
barangnya dalam waktu yang cukup lama, mereka tidak khawatir dengan keadaan keadaan
barang yang ditinggalkannya itu, sebab dalam lembaga tersebut telah menjamin akan keaslian
barangnya. Namun dengan sedikit mengeluarkan biaya tentunya.
Kita lihat di masyarakat sangatlah tidak asing lagi dalam hal penitipan barang, atau
menitipkan sebuah barang kepada orang lain. Seseorang berani menitipkan barang kepada
orang lain hanya yang biasa di kenal saja, sungguh belum tentu seorang yang kita kenal
tersebut bisa menjaga barang kita dengan baik, bisa saja terjadi kelalaian atau kerusakan
ketika barang yang dititipkan tersebut dipakai oleh seorang yang diberikan amanah tersebut,
dengan alasan yang banyak dan dengan kedekatannya seorang penitip kepada
seorang yang diberikan amanah, kemudian seorang yang diberi amanah tersebut menipu,
ketika terjadi kerusakan pada barang yang dititipkan kepadanya. Dengan alasan apapun bisa
di terima si penitip karena si penitip yakin bahwa orang yang dikenal dan dekat denganya
tidak mungkin melakukan penipuan terhadap dirinya.
Hal ini yang sering dilalaikan oleh seorang yang diberikan amanah, menganggap
barang yang dititipkan tersebut adalah barang yang bisa dipakainya juga. Ternyata tidak
seperti itu, seorang yang diberikan amanah hanya berhak menjaga barang yang di titipkan
kepadanya. dan ketika si penitip memperbolehkannya atau memberikan izin memakai barang
yang dititipkan tersebut. Barulah seorang yang diberikan amanah tersebut memakainya
dengan ketentuan selalu menjaga, memperbaiki ketika terjadi kerusakan, dan mengatakan
dengan sebenarnya kepada si penitip ketika barang akan diserahkan kembali kepada si
penitip. Jangan sekali-kali mengharap apapun, baik upah menjaga, dan upah-upah lainnya
kepada si penitip dan menjagalah dengan baik dan ikhlas. Karena belum tentu serang yang
menitipkannya tersebut orang yang memiliki cukup uang untuk mengganti jasa tersebut. dan
kepada seorang yang menitipkan barang kepada orang lain hendaklah sadar akan jasa orang
yang rela riberikan amanah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa permasalah yang akan di bahas pada
bab pembahasan di belakang diantaranya yaitu:
C. Tujuan
Rumusan masalah diatas memberikan penulis pemikiran bahwa tujuan dari penulisan makalah ini
yaitu:
1. Defenisi Wadi’ah
Al-Qur’anUlama’ fiqh sependapat bahwa al-wadi’ah adalah salah satu akad dalam
rangkatolong menolong antara sesama manusia. landasannya firman Allah SWT.Yang
Artinya:
Surat An-Nisa’ Ayat (58)
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhakmenerimanya, dan
apabila kamu menetapkan hukum di anatara manusia hendaknya kamu menetapkannya
dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh,
Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat”.
b.Hadist
Kemudian, dari Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
“Tiada kesempurnaan iman bagi setiap orang yang tidak beramanah, tiada shalat bagi yang
tiada bersuci.”
(H.R THABRANI).