Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4 - Makalah Sistem Pendidikan Nasional
Kelompok 4 - Makalah Sistem Pendidikan Nasional
Disusun Oleh:
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan topik “Sistem Pendidikan
Nasional”. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai dan tugas mata kuliah Pengantar Ilmu
Pendidikan Dalam penulisan makalah ini kami telah berusaha untuk menyajikan dan
memberikan yang terbaik sesuai kemampuan kami. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki didalamnya, baik itu dari segi materi,maupun susunan bahasa
yang disajikan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya
membangun untuk kedepannya.
Dalam melaksanakan penulisan makalah ini, kami memperoleh informasi dan petunjuk dari
berbagai pihak, dan berkenaan dengan hal tersebut kami dengan rendah hati mengucapkan
ribuan terima kasih kepada Ibu Dra. Siti Asiah M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta semua pihak
yang sudah terlibat sehingga sasya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sesuai yang sudah diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia, seperti:
1) UU No. 2 Tahun 1985
Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani,
memiliki budi pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggung
jawab terhadap bangsa.
2) UU No. 20 Tahun 2003
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
3) MPRS No. 2 Tahun 1960
Sesuai dengan MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan adalah untuk
membentuk manusia yang memiliki jiwa Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.1
1
Niko Ramadhani, “Pentingnya Memahami Fungsi dan Tujuan dari Pendidikan,” 21 Januari 2020,
https://www.akseleran.co.id/blog/pendidikan-adalah/
2
Gramedia.com, “Tujuan dan Fungsi Pendidikan di Indonesia,” https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-
dan-fungsi-pendidikan-di-indonesia/.
3
2.2 Kelembangaan, Program, dan Pengelola Pendidikan
2.2.1 Kelembagaan Pendidikan Nasional
Pengertian lembaga pendidikan menurut para ahli, yaitu:
1) Menurut Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Uhbiyati, Lembaga pendidikan adalah
badan usaha yang bergerak dan bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan terhadap anak didik.
2) Menurut Enung K. Rukiyati, dan Fenti Himawati, Lembaga pendidikan adalah
wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan
proses pembudayaan.
3) Menurut Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, Lembaga pendidikan adalah tempat
berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan
yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat
Dengan itu dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan adalah tempat
berlangsungnya pendidikan sekaligus proses pengenalan budaya pada 3 lingkungan
utama yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lembaga pendidikan
memberikan pengaruh kepada karakter masyarakat. Lembaga pendidikan di Indonesia
berdasarkan UU dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu, pendidikan sekolah
dan pendidikan luar sekolah. Lalu berdasarkan pembagian ini dapat dibagi menjadi 3
bentuk, yaitu bentuk informal, formal, dan nonformal.3
1) Jalur Pendidikan
a. Jalur Pendidikan Formal
Pendidikan formal, bersifat formal diatur berdasarkan ketentuan pemerintah dan
mempunyai keseragaman pola yang berskala nasional. Kegiatan belajar mengajar
yang berjenjang ( pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi).
b. Jalur Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal diselenggarakan bagi masyarakat yang membutuhkan
layanan pendidikan, gunan menambah, mengganti, atau melengkapi pendidikan
formal. Pendidikan non formal meliputi, pendidikan usia dini, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, dan
3
Nurhiba, “Pengantar Pendidikan - Sistem Kelembagaan dan Pengelolaan Pendidikan Nasional,” 2 November
2019, https://nurulhiba.blogspot.com/2019/11/pengantar-pendidikan-sistem-kelembagaan.html.
4
pendidikan lain yang dilaksanakan di lembaga kursus, pelatihan kelompok belajar,
majelis taklim, dan lembaga pendidikan sejenis.
c. Jalur Pendidikan Informal
Pendidikan informal dilakukan dilingkungan keluarga atau masyarakat,
membentuk kelompok belajar mandiri yang nantinya akan bisa diaki seperti
pendidikan formal dan pendidikan non formal.
2) Jenjang Pendidikan
a. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar dilaksanakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan
dalam hidup bermasyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dasar. Selain itu, guna mempersiapkan anak untuk memenuhi
pendidikan menengah. Etiap warga negara memiliki kesempatan memperoleh
pendidikan yang bersifat dasar, hal ini sesuai dengan bunyi UU RI No. 20 Bab IV
pasal 6 ayat 1.
b. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah bertujuan untuk perluasan dan lanjutan dari pendidikan
dasar, serta untuk mempersiapkan peserta didik mengikuti pendidikan tinggi
ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah dibagi menjadi dua yaitu
pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan yang berbentuk
SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk lain yag sederajat.
c. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah guna
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakatyang memiliki
kemampuan professional dan dapat menerapkan, mengembangkan, dan
menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
5
2) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang diselenggarakan guna
mempersiapkan peserta didik agar dapat bekerja pada bidang tertentu. Contohnya
STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA.
3) Pendidikan Akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi berupa pendidikan sarjana
maupun pasca sarjana yang bertujuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan.
4) Pendidikan Vokasi
Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian khusus dan
setara dengan program sarjana.
5) Pendidikan Profesi
Pendidikan profesi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
6) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan jenjang pendidikan yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan peserta didik menjalankan peranan yang menuntut penguasaan di
bidang keagamaan. Misalnya madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, PGAN,
IAIN, dan IHD (Institut Hindu Dharma), serta sekolah-sekolah Teologia.
7) Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik
yang berkelaian atau memiliki kecerdasan luar biasa. Misalnya saja anak-anak tuna
netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa, tuna laras, tuna ganda, maupun anak-anak
yang berbakat luar biasa agar mampu diterima disekolah biasa tetapi mendapatkan
pelayanan khusus sesuai jenis kelainannya.
8) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan Kedinasan merupakan pendidikan khusus yang diselenggarakan guna
meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan tugas sebgai pegawai atau calon
pegawai departemen pemerintah atau lembaga pemerintah non departemen.
Contohnya, pendidikan kedinasan tingkat menengah, SPK dan tingkat pendidikan
adalah APDN.
6
2.2.3 Pengelola Pendidikan Nasional
Konsep pendidikan di Indonesia diselenggarakan melalui program pendidikan
yang disebut kurikulum. Kurikulum dilaksanakan untuk mendukung program
pendidikan dan memberikan bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan bagi peserta
didik.
1) Kurikulum Nasional
Kurikulum menjembatani tujuan dengan pengalaman belajar di lapangan. Tujuan
institusional, menggambarkan berbagai kemampun yang harus dikuasai oleh peserta
didik, misalnya pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Kurikulum yang berlaku
secara nasional ditetapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non
departemen. Kurikulum memiliki ciri ciri, diberlakukan sama di seluruh Indonesia,
ditetepkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintahan non departemen,
bertujuan untuk menciptakan kesatuan nasional dan mengendalikan mutu
pendidikan nasional.
2) Kurikulum Muatan Lokal
Muatan local merupakan pendidikan yang isinya berupa penyampaian tentang
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya sesuai kebutuhan
masing-masing daerah. Program muatan local ini bertujuan agar peserta didik dapat
terus mengembangkan sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya, agar ciri khas dari
suatu daerah tidak hilang dari negara ini. Bukan hanya ligkungan alam saja yang
dikembangkan dan dilestarikan, namun lingkungan budaya yang meliputi Bahasa
daerah, kesenian daerah, adat istiadat, tata karma daerah, keterampilan fungsional
khas daerah harus diajarkan di dunia pendidikan. Selain itu, program muatan lokan
juga memiliki tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang
khas daerah dan mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan ke arah
positif.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sistem pendidikan nasional di Indonesia berlandaskan dengan Pancasila, Undang-
Undnag Dasar 1945, dan Ketetapan MPR. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan memiliki kepribadian yang baik serta
menjadi warga negara yang demokratis. Pendidikan nasional juga berfungsi sebagai
alat pembangun pribadi, pengembangan warga negara, pengembangan kebudayaan,
dan pengembangan bangsa negara.2. Proses Islamisasi Berlangsung dengan cara
dipengaruhi oleh kekuatan politik dan semangat dakwah, yang kemudian dilanjutkan
oleh para pendakwah dari kalangan sufi professional Islam sehingga dalam
menyebarkan ajaran Islam menjadi lebih efektif dan terkristalisasi.
2. Pendidikan di Indonesia dijalankan secara berjenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang diselenggarakan guna mempersiapkan
peserta didik melanjutkan pendidikan lebih tinggi, mendapatkan pekerjan sesuai
bidangnya, dan dapat hidup di masyarakat. Untuk menunjang sistem pendidikan di
Indonesia diselenggarakan melalui program kurikulum, program yang sama digunakan
du setiap pendidikan di Indonesia, dan ditetapkan oleh menteri.
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang saya buat, saya menyarankan agar pembuatan makalah yang
lebih baik lagi untuk memperbanyak pengetahuan dengan memaca lebih banyak referensi.
Serta menvcari lebih banyak sumber bacaan yang akurat. Serta saya berharap untuk lebih
sabar lagi dalam pembuatan maklah, karena dalam pembuatan suatu maklah dibutuhkan
waktu yang panjang dan sumber yang banyak.
8
DAFTAR PUSTAKA