You are on page 1of 2

Usang

Hai, perkenalkan, namaku Afkar Cakra Wijaya. Orang-orang kerap memanggilku Afkar. Aku
adalah siswa kelas 12 di SMAN Suka Cita, Jakarta. Setiap akhir pekan, Aku pergi ke stasiun
MRT menuju perhentian akhir, Lebak Bulus. Entahlah, aku sangat merasa tenang di dekat
kedai kopi ini. Tidak hanya menyuguhkan kudapan dan kopi, tetapi ada juga pameran seni
rupa yang memanjakan netra. Aku menatap lekat lukisan yang berjudul "Usang"
Lukisannya sederhana, tetapi sarat akan makna.

"Keren banget sih ini. Temanya usang, tetapi lukisannya ngga se-gelap itu. 'Usang' disini
ternyata konotatif. Mungkin, si pelukis masih terjebak di masa lalu, maka dari itu ia
menganggap hidupnya udah ngga bermakna lagi. Layaknya benda antik yang mulai
berdebu, usang." kataku sambil menatap lekat lukisan itu.

"Pakai perasaan banget ya, memaknainya? Tau darimana? Jam terbangnya udah tinggi nih
pasti." ucap seorang perempuan dengan rambut ikal sebahu. Sejak kapan ia berdiri di
sampingku? Perhatianku teralihkan dan menatapnya dengan penuh kebingungan.

"Oh, maaf. Lupa. Kenalin, namaku Nindia Sukma. Biasa dipanggil Citra." ucap perempuan
bernama Nindi sembari menjulurkan tangannya. Aku pun mengamit uluran tangannya.
"Afkar." kataku seadanya.

"Kenapa? Kok kayak bingung gitu?" Perempuan itu tertawa renyah. Afkar menggaruk
lehernya yang tak gatal, kikuk.

"Nindia Sukma. Kok bisa dipanggil Citra?" kataku terus terang. Lagi dan lagi, Nidia tertawa
renyah. Aduh, perempuan ini sangat ramah. Terlihat dari raut wajahnya yang ayu.

"Ini nama penaku kok. Citra, anak galeri lebih sering manggilku Citra. Gapapa, kalem aja.
Maaf banget ya agak gajelas gini." kata Citra menatap lekat lukisan yang Aku amati sedari
tadi.

"Kamu penulis?" tanyaku membuka obrolan. Citra menggeleng.

"Aku ngga mahir menulis. Aku lebih suka seni rupa." jawabnya.

"Oh, begitu. Kamu suka ke pameran seni, ya? Ngomong-ngomong, ini lukisan karya siapa
ya? Aku tertarik banget mau ngebahas makna dari lukisan ini." kataku.

Citra tersenyum simpul, "Itu kan ada namanya Citra." goda Citra. Afkar tersenyum kikuk.
Perempuan ini benar-benar seperti hadiah ulang tahun. Selalu mengejutkan. Jadi?! Lukisan
ini karya Citra?!

"Wah, keren banget, keren banget! Ketemu sama senimannya langsung nih! Pertemuan kita
ini bukan suatu ketidaksengajaan kan?" kata Afkar sedikit menggoda. Citra tertawa.

"Ketidaksengajaan juga suatu kebetulan berbalit takdir." jawab Citra melankolis. Aku
menatapnya kagum.
"Wih… puitis habis hahaha! Keren banget ini lukisan, boleh dijelaskan lebih detail maknanya
ngga?" pintaku. Citra mengangguk menyetujui.

Citra dengan antusias menjelaskan makna dari lukisan hasil karyanya dengan sangat rinci.
Aku terperangah melihat perempuan ajaib ini. Biarlah, biarlah hari ini Aku terjebak di
pameran seni ini. Setidaknya, sebentar saja bersembunyi di balik permasalahan hidup yang
semakin menghujam. Aku dan Citra larut dalam suasana. Hari ini benar-benar banyak
pengalaman dan pembelajaran hidup yang ku dapat darinya.

You might also like