You are on page 1of 2

Tugas 1.

4: Argumentasi Kritis

Nama : Cindya Chandra Pradipta

NIM : 2398011410

Setelah saya membaca materi tulisan Ki Hadjar Dewantara serta menonton videonya

Sejarah bangsa bisa dilihat dari Pendidikan yang ditempuh ranya bangsa tersebut. Ki Hadjar
dengan pidatonya menyatakan bahwa Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-
benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Bermaksud agar semua aspek-
aspek dan unsur-unsur pradapan dan kebudayaan dapat tumbuh dengan menjadi semakin baik
dari masa ke masa.

Pendidikan pada zaman colonial belanda pada saat itu dibatasi kekuasaan dan
diskriminasi. Masyarakat Indonesia tidak semua bisa menempuk Pendidikan, hanya rakyat
keturunan bangsawan yang bisa menempuh pendidikan. Tentu
Tentu saja Pendidikan anak Indonesia
tidak diabaikan begitu saja. Beberapa Bupati daerah mendirikan sekolah di Kabupaten dengan
maksud melatih beberapa orang untuk perusahaan belanda. Pada tahun yang sama lahirlah
sekolah bumi putera pada saat itu hanya ada tiga kelas dan pembelajaran yang diterima oleh
masyarakat hanya membaca, menulis serta
sert a berhitung. Namun pada dasarnya pendidikan zaman
colonial Belanda bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bangsa Belanda. Pemerintah belanda
mendidik calon pegawan dengan diberikan keterampilan yang cukup agar dapat bekerja tetapi
dengan upah yang kecil. Pada kala itu masyarakat mementingkan yang penting bisa bekerja
karena pada era itu perekonomian tidak stabil.

Kemudian lahirlah sekolah Taman Siswa yang didirikan olek Ki Hadjar Dewantara.

Kemunculan Taman siswa merupakan sebuah gerbang kebebasan dan kebudayaan bangsa.
Karena setelah didirikan sekolah pada saat itu paradigma pendidikan mulai berkembang.
Sehingga pada waktu itu semua rakyat peribumi bebas untuk bersekolah. Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara menciptakan 3 semboyan “ing ngarso sung tuladha”, “ing madya mangun karso”,
“tut wuri handayani” yang bermakna didepan memberi Teladan, di Tengah membangun
semangat dan dibelakang memberi dorongan, sampai sekarang pedoman ki Hajar Dewantara
tetap digunakan walau system pendidikan telah melalui banyak sekali perubahan.
Tujuan Pendidikan bagi bangsa adalah untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiri,
pendidikan saat ini fokus pada ketrampilan kecerdasan dan dipersiapkan untuk tantangan di
zaman ini. Pada zaman dahulu Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa tujuan Pendidikan
adalah memerdekakan manusia, selamat dan Bahagia. pada zaman kini perekrutan guru diatur
dan disesuaikan dengan kualifikasi kebutuhan Lembaga tetapi pada zaman colonial tenaga
pendidik berangkat dari keinginan yang memunculkan Hasrat dari diri mereka untuk untuk
melayani.

Argumentasi ini diperkuat dengan jurnal yang berjudul “PERKEMBANGAN DAN


PELAKSANAAN PENDIDIKAN ZAMAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA”

“ABAD 19-20” yang menyatakan Pendidikan pada zaman itu lebih berpusat kepada
anak-anak belanda yang sangat mengutamakan Pendidikan cukup tinggi. dengaan diperkuat
juga dengan jurnal “RELEVANSI
“RELEVANSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANT
DEWANTARA
ARA DENGAN

KONSEP”

“MERDEKA BELAJAR” Gagasan serta pemikiran Ki Hajar Dewantara me


memiliki
miliki nilai
nilai yang masih sangat relevan dengan kondisi zaman serta kultural dimasa sekarang ini, hal
tersebutlah yang mendasari beberapa pemikiranya masih digunakan dalam penilitian atau
penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah. Dalam konsep Merdeka Belajar misalnya, sangat
kental disitu buah pikiran Ki Hajar yang relevan di dalam tiap point-point kebijakanya Dari
mulai tujuan, sistem serta dasar Pendidikan. Merdeka Belajar merupakan representasi dari
pemikiran Ki Hajar Dewantara yang di manifestasikan Kementerian Pendidikan melalui
kebijakan yang sangat konstruktif dalam membangun paradigma masyarakat mengenai
pendidikan bangsa Timur yang mengedepankan
mengedepankan azas-azas kemanusiaan dan juga kerakyatan.

You might also like