You are on page 1of 5
Maj Kod Gi, Juni 2011; 18(1): 103-107 ISSN: 1978-0206 PERAWATAN SALURAN AKAR ULANG PASCA PENGISIAN SALURAN AKAR DENGAN AMALGAM DAN PERFORASI LATERAL DISERTAI RESTORASI MAHKOTA PENUH PORSELIN FUSI METAL DENGAN INTI PASAK FIBER (Pada Insisivus Sentralis Kanan Dan Kiri Maksila) ‘Setiawan Wibiksono", Pribadi Santosa’ “Program studi Konservasi Gig, Program Pendidkan Dokter Gig Spesials, Fakulias Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta “Bagian imu Konservasi Gigi, Fakuitas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Kegagalan perawatan saluran akar dapat mengakibatkan beberapa masalah baru yang menggangaufungsi dar gigi yang tolah dirawat. Porawatan saluran akar ulang bertyjuan menghilangkan bahan dari saluran akar serta memporbaiki kerusakan _yang iatrogenik maupun patologik oloh Karena kogagalan perawatan sebelumnya. ‘Tujuan. Penuisan laporan untuk mengevaluasi has porawatan saluran akar ulang pada gig inssivus sentals kanan dan kr maksila non vital pasca pengisian saluran akar dengan amalgam diserairestorasi mahkota penuh porseln fusi metal dengan int pasak fiber. asus. Pasion lak’-lki berusia 28 tahun datang ke Kink Konservasi Gigi FKG UGM ingin memperbaik’ gig depan atas yang berubah warna. Gigi tersebut§ tahun yang lau pernah dirawat Karena mengalami trauma aktbat jatuh. Pada pemeriksaan ‘objet, tampak gigh 11 dan 21 fraktur 1/3 mahkota, tampak berutah warna, dan tampak bahan amalgam pada dasar kavitas. Pada pemenksaan raciograts 9g\ 11 dan 21, terinat gambaran radiopak (amalgam) memaniang pada saluran akar, tidak teat [pengisan saluran akar, dan tampak perforas lateral pada gigi 11. Diagnosis gigh 11 dan 21 adalah traktur Ells kelas Ill non vital Penanganan: Prosedur perawatan yang dilakukan adalah penutupan perforas! lateral gigi 11 menggunakan MTA; pera watan saluran akar satu kunjungan; restorasi akhir mahkota penuh porseln {usi metal dengan inti pasak fiber. Evaluasi setelan ‘satu bulan menunjukkan tidak ada koluhan, perkusi dan palpasi negati,oxlusi normal, gigi 11 dan 21 Kembali berfungsi normal, terutama fungsi estes ‘Kesimpulan: Perawatan saluran akar ulang dan restorasi pada kasus ni dapat mengembalikan fungsi masticai,fonetik, ‘estetic, maupun perindungan terhadap jaringan pendukung pada igi tersebut. Maj Ked Gi, Juni 2011; 18(1): 103-107 Kata kunci: pengisian saluran akar dengan amalgam, perawatan saluran akar ulang, restorasi mahkota penuh PFM dengan int pasak fiber ABSTRACT ‘Background. The failure of root canal treatment caused some problems in ooth functions. Root canal retreatment proce- ures remove r00! canal ling materials and revise either the iatrogenic or pathologie failure in previous treatment. ‘Purpose. The aim of this case report was to evaluate the success of root canal retreatment and restoration. Case. A 23 years old male reported to the Conservative Dentistry Cini of Gadjah Mada University withthe complaint of fracture and discoloration his maxillary central incisors. On the objective examination of maxillary central incisors was found trac- ‘ure 1/3 ofthe crown, non vital, alscoloration, and amalgam on base of cavily. Radiograph image of both teeth showed amalgam in root canal without any obturation. and there was a lateral peroation in root canal of maxilary night central ineisoc The diagnosis ‘was fracture Elis class ll non vital teeth post root canal treatment. Treatment. The procedure of those treatment was a perforation closure using MTA, root canal retreatment, restoration using Nber post and porcelain fused to metal crown. Cinical evaluation alter ine reetment showed that the aesthetic aspect was achieved. Conclusion. The retreatment and restoration were 1o achieve tooth’ functions: mastication, phonetic, aesthetic, and ‘protection of supporting tissue. Maj Ked Gt Juni 2011; 18(1): 108-107 Key words: amalgam filing in root canal, rot canal retreatment, PFM erown with fiber post restoration PENDAHULUAN Porawatan saluran akar ulang adalah prose- dur untuk memperbaiki bentuk saluran akar, me- ngoluarkan bahan pengisi saluran akar yang tidak baik, dan melakukan pengisian kembali saluran akar dengan baik. Tujuan perawatan saluran akar ulang adalah untuk mengembalikan dan mempertahankan kenyamanan fungsi gigi geligi dalam lingkungannya dan terbebas dar inflamasi serta penyakit.’ 103 Setiawan W. dkk.: Perawatan Saluran Akar Ulang Hal yang periu dingat adalah kegagalan pera- watan saluran akar harus benar-benar dievaluasi se- cara cermat sebelum mengambil keputusan rencana Prawatan antara membiarkan saa, melakukan pera- watan saluran akar ulang, melakukan bedah ataupun melakukan tindakan ekstraksi ‘Ada berbagai macam bahan yang bisa digu- akan sebagai pengisi saluran akar, salah satunya amalgam. Amalgam digunakan sebagai bahan peng- isi saluran akar semenjak puluhan tahun yang lal. Meskipun demikian, beberapa penelitian terakhir me- laporkan beberapa kelemahan amalgam yang dapat menciptakan kegagalan perawatan, terutama bebe- rapa tahun setelan perawatan2 Cara handling yang rumit, kemungkinan tertinggalnya bahan di tulang ‘ataupun jaringan lunak yang berperan menimbulkan amalgam tattoo, sifat bahan yang sensitit terhadap air, dan juga kemungkinan terjadinya kebocoran be- berapa tahun setelah penggunaan merupakan titi lemah bahan amalgam yang seringkali menyebab- kan kegagalan.* Penanganan kogagalan tersebut melalui metode pengambilan amalgam dari saluran ‘kar memerlukan kelepatan, keteltian, dan instru men yang mendukung agar didapatkan hasil yang ‘optimal dengan pertimbangan sifat fisik amalgam yang keras, korosit, dan toksik ‘Amalgam telah dipakai sejak dulu sebagai ba- han pengisi retrograd dengan komposisi Ag (40%), Sn (31,1%), Cu( (28.7%), dan Hg (47.9%). Keuntu- ‘ngan bahan amalgam ini adalah mudah didapatkan, ‘mudah digunakan, dan harga yang lebih murah. ‘Akan totap| berbagal stud yang dlakukan menunjuk- kan bahwa tingkat kegagalan gigi-gigl yang memakai amalgam sebagai bahan pengisi cukup tinggi. Hal in disebabkan oleh kebocoran seal dari amalgam setelah pemakaian dalam jangka waktu yang cukup Panjang (1-5 tahun). Sistem perlekatan amalgam dengan struktur gigi yang hanya berdasarkan pada sistem perlekatan mekanis juga seringkali menjadi masalah utama yang depat menyebabkan terjadinya kebocoran. Selain itu, sifat korosif dan toksik amal- ‘gam juga membuat bahan ini tidak menjadi bahan pilihan utama saat ii. Perawatan saluran akar ulang berbeda deng- fan perawatan saluran aker, Karena gigi yang ber- sangkutan pernah dilakukan perawatan tetapi tidak berhasil, restorasi permanen biasanya sudah di- ppasang dan kesalahan iatrogenik pernah dilakukan. Prognosis perawatan ulang lebih buruk dibandingkan erawatan saluran akar rutin, akan tetapi dengan emajuan teknologi, perawatan oleh dokter gigi yang ‘mengetahui teknik perawatan saluran akar yang be- nar maka bisa didapatkan hasil yang memadai.’ ‘Keputusan untuk melakukan perawatan ulang tergantung pada tingkat keberhasilan perawatan sebelumnya. Kriteria berhasil atau tidaknya suatu Perawatan saluran akar berbeda-beda antara satu dokter gigi dengan dokter gigi lainnya. Ada yang 104 ISSN: 1978-0206 berpendapat keberhasilan suatu perawatan saluran ‘akar cukup dlhat dari ada atau tidaknya gejala Klinis, akan totapi ada yang berpendapat harus mengikut- sertakan evaluasi radiografis.’ Pemeriksaan dan ren- cana perawatan yang hati-hati pada perawatan ulang akan meningkatkan efisiensi dan keberhasilannya.” Penyebab kegagalan perawatan saluran akar ssangat bervatiasi, termasuk didalamnya adalah: ob- turasi yang tidak hermetis, perforasi akar, resorpsi ‘kar, lesi pada jaringan periodontal dan periradikular, ssaluran akar tambahan yang tidak terisi serta Kista apikal. Adanya bakteri dan atau derajat inflamasi yang bervariasi juga diasumsikan borhubungan de- ‘ngan perawatan saluran akar yang tidak berhasi.” Kunci utama perawatan saluran akar adalah ‘membuang semua iritan penyebab infeksi, yaitu: ja ringan pulpa terinflamasi, jaringan nekrosis, bakteri ddan produk sampingannya melalui pembersihan dan pembentukan saluran akar serta pengisian dengan (uta perca dan siler secara lengkap* LAPORAN KASUS. Pasien pria berusia 23 tahun pada tanggal 9 Februari 2011 datang ke Klinik Konservasi Gigi FKG UGM ingin memperbaiki gigi depan atas yang berubah wama. Gigi tersebut 5 tahun yang lalu per nah dirawat karena mengalami trauma akibat jatuh. Pasien pernah memeriksakan kondisi giginya ke dok- ter giat lain, namun perawatan tersebut mengalami kegagalan. Pada saat pasien datang, gigi depan atas tidak dikelunkan sakit. Pada pemeriksaan obyeKtil, tampak gigi 11 ddan 21 traktur 1/3 mahkota, tampak berubah warn, perkusi dan palpasi negalif, serta tampak bahan ‘amalgam pada saluran akar. Pada pemeriksaan ra- diografis gigi 11 dan 21, terlinat gambaran radiopak (amalgam) memanjang pada saluran akar, tidak ter- lihat pengisan saluran akar, dan tampak perforasi la- ‘eral pada gigi 11. Spacing 1,5 mm antara gigi 11 dan 21. Diagnosis gigi 11 dan 21 adalah fraktur EL lis Kelas Ill non vital pasca perawatan saluran akar. Rencana perawatan yaitu penutupan portorasi lateral gigi 11 menggunakan MTA, perawatan saluran akar tulang gigi 11 dan 21, serta restorasi mahkota penuh pporselin fusi metal dengan inti pasak fiber. Prognosis balk dengan pertimbangan jaringan pendukung gigi ‘cukup baik, saluran akar lurus, dan pasien koope- rat Penatalaksanaan perawatan: ‘Kunjungan pertama, tanggal 9 Februari 2011, dilakukan pemeriksaan subyektil, obyektif, dan ra- diografis kemudian ditentukan diagnosis dan ren- cana perawatannya. Diagnosis gigi 11 dan 21 adalah Fraktur Ellis kolas ill Non vital (Gb.1). Gigi diisolasi dengan rubber dam kemudian ‘Maj Ked Gi; Juni 2011; 18(1): 103-107 tumpatan sementara diversinkan dengan ultasonie scaller. Dengan alat bantu mikroskop endodonti, slakukan penutupan perforasi lateral gigi 11 meng” gunakan MTA (Mineral Traxide Aggregate) yang di- aplikasikan monggunakan MAP (Micro Apical Placo- ‘ment) dilanjutkan dengan pengambilan radiograt (Gb2). Setelan selesai, kemudian ditutup dengan tambaian sementara. Pada kunjungan kedua, tanggal 24 Februari 2011, cilakukan pemeriksaan subyoktt, obyoktif, dan radiograis. Hasil pemeriksaan tersebut menunjuk- kan tidak ada kelunan pada gigi 11 dan 21, parkusi palpasi, dan mobiltas negaiil. Dlanjutkan dengan Pomasangan rubber dam. Dengan alat bantu Kroskop endodontk, dilakukan pengambilan amal- gam yang tertanam i saluran akar gigi 11 dan 21, menggunakan tapered tungsien bur, kemudian ikontirmasi dengan radiograf. Setelah itu dlanjutkan dengan pengukuran panjang kerja (PK) mengguna- kan apex locator dan dikonfirmasi dengan radiogrt. (Gb4).Diperoleh hesil panjang kerja (PK) gigh 11 dan 21 berturutturut adalah 22 mm dan 22,5 mm. Initial “Apical File (IAF) untuk gigi 11 dan 21 adalah fle no 35. Dilanjutkan preparasi saluran akar dengan me- tode step back menggunakan K-File dengan gerakan filing sampai saluran akar bersin dar jaringan nekro- tk, ‘Tahap pertama preparasi daerah apixal. File pertama yang digunakan adalah K-File no 35 (IAF) sesuai PK. Preparasi dilanjutkan sampai dengan no 50 ( Master Apical File=MAF) sesuai PK. Setiap per-

You might also like