You are on page 1of 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.”A.N.

M”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS KEJANG DEMAM SEDERHANA (KDS)
DI RUANG ANAK (LUQMAN) RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stage Praktik Profesi Keperawatan Anak (PPKA)
Preseptor Akademik : Mariani, Ns., M.Kep
Preseptor Klinik : Nunung Utri Wantini, S.Kep., Ns

Disusun Oleh:
NAMA : DESSY RUSMILAWATI, S.Kep
NPM : 2314901210086

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
FORMAT PENGKAJIAN
RUANG PERAWATAN ANAK
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan : An. A.N.M
2. Tempat tgl lahir/usia : Hulu Sungai Selatan/ 15-05-2020
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat :Wasah Hilir, Kandangan
7. Tgl masuk : 10 Januari 2024
8. Tgl pengkajian : 11 Januari 2024
9. Diagnosa medik : KDS
10. Rencana terapi : Rawat Inap
11. Asal Rujukan :-
B. Identitas Orang Tua
Ayah/Ibu
a. N a m a : Ny. F
b. U s i a : 39 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : Honorer
e. A g a m a : Islam
f. Alamat : Wasah Hilir
C. Identitas Saudara Kandung
No USIA HUBUNGAN STATUS
1. An. S.M 23 Tahun Saudara kandung Sehat
2. An. M.I 20 tahun Saudara kandung Sehat
3. An. S.A.H 11 tahun Saudara kandung Sehat
4. An. M.S.A 8 bulan Saudara kandung sehat

II. Riwayat Kesehatan


A. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya kejang demam
Riwayat Keluhan Utama : Ibu pasien mengatakan anaknya sebelum kejang
mengalami demam sejak malam selasa, pagi selasa pasien di beri minum obat
paracetamol sirup tapi demam tidak turun-turun, malam harinya pasien demam
semakin tinggi ditambah muntah-muntah, dan paginya sekitar jam 03.30 pasien
kejang selama kurang lebih 5 menit, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa
anaknya ke IGD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan.
Keluhan Pada Saat Pengkajian : Ibu pasien mengatakan anaknya demam lagi tetapi
tidak ada kejang.
B. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
1. Prenatal care
a. Ibu Memeriksakan Kehamilannya Setiap Bulan Di: Puskesmas atau
posyandu.
Keluhan Selama Hamil : Ibu mengatakan selama dirinya hamil mengalami
mual muntah dan tidak menentu waktunya, kadang pagi, siang, ataupun
malam. Mual muntah sampai usia kandungannya 6 bulan, ibu juga mengalami
kram perut, dan sudah ditanyakan ke bidan ataupun dokter tetapi tidak ada
tindakan untuk mengatasi kram perutnya
b. Riwayat terkena radiasi: tidak pernah
c. Riwayat Berat Badan Selama Hamil : sekitar 80 kg
d. Riwayat Imunisasi TT: Ya, dan sudah selesai saat hamil anak ke 2
e. Golongan Darah Ibu : AB
Golongan Darah Ayah : O
2. Intranatal Care
a. Tempat Melahirkan : Rumah Bidan
b. Jenis Persalinan : Normal
c. Penolong Persalinan : Bidan
d. Komplikasi Yang Dialami Oleh Ibu Pada Saat Melahirkan Dan Setelah
Melahirkan: tidak ada
3. Post Natal
a. Kondisi Bayi : Sehat dan Normal
APGAR :
NO KRITERIA 1 MENIT 5 MENIT 10 MENIT
1. Appearance 2 2 2
2. Pulse 2 2 2
3. Grimace 1 1 2
4. Activity 1 2 2
5. Respiratory 2 2 2
TOTAL 8 9 10

BBL : 4600 Gram


Hal Lain : Tidak ada
b. Anak Pada Saat Lahir Tidak Mengalami (Untuk Semua Usia)
 Klien pernah mengalami penyakit: Kejang, dari umur 1 tahun sampai
sekarang sudah 6x, diberikan obat oleh : Dokter Spesialis Anak karena
beberapa kali sudah dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan yang sama.
 Riwayat kecelakaan : Tidak pernah.
 Riwayat mengkonsumsi obat-obatan berbahaya tanpa anjuran dokter dan
menggunakan zat/subtansi kimia yang berbahaya : Tidak pernah.
 Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya: Perkembangan
tumbuh kembangnya cepat dan normal
C.Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan didalam anggota keluarganya dan keluarga suaminya
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan pasien, hanya saja
saudara kandung pasien yang no.2 pernah mengalami kejang saat kecil 1x.
 Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
------ : Serumah
X : Meninggal
: Pasien

III. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)


Jenis Waktu Reaksi Setelah Keterangan
No Frekuensi
Immunisasi Pemberian Pemberian
1. BCG 1 bln 1x Menangis -
2. DPT (I,II,III) I : 2 bulan 3x Menangis dan -
II : 4 bulan badan panas
III : 5 bulan
3. Polio I : 1 bulan 4x Tidak menangis -
(I,II,III,IV) II : 2 bulan
III : 4 bulan
IV : 5 bulan
4. Campak 9 bulan 1x Menangis -
Campak 14 bulan 1x Menangis (BIAN)
lanjutan
5. Hepatitis <12jam, 1x Menangis -

IV. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
 Berat badan : 13,7 kg
 Tinggi badan : 92,5 cm.
 Waktu tumbuh gigi pada usia 10 bulan dengan jumlah 2 gigi
B. Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat
 Berguling : 4 bulan
 Duduk : 5 bulan
 Merangkak : 7 bulan
 Berdiri : 8 bulan
 Berjalan : 10 bulan
 Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan
 Bicara pertama kali : 12 bulan dengan menyebutkan : mama, abah (ayah)
 Berpakaian tanpa bantuan : ya, memasang celana
V. Riwayat Nutrisi:
A. Pemberian ASI
ASI ekslusif diberikan sejak umur 0 bulan sampai dengan usia 2 bulan dengan
frekuensi 8-12x/hari
B. Pemberian Susu Formula
1. Alasan pemberian : Karena ASI yang diberikan kurang banyak
2. Jumlah pemberian : 5x sehari dengan 1x pemberian sebanyak 175cc
3. Cara pemberian : Menggunakan dot
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
0-6 bulan ASI eklusif ±2 bulan
7-12 bulan Susu formula dan bubur ±6 bulan
13 bulan Susu formula dan makanan biasa Sampai saat ini
sampai
sekarang

VI. Riwayat Psikososial


 Anak Tinggal Bersama : Orang tua dan saudara-saudaranya.
 Lingkungan Berada Di : Daerah perkampungan
 Rumah Dekat Dengan : Sekolah bermain
 Kamar Klien : Klien masih tidur bersama orang tuanya
 Rumah Ada Tangga : tidak ada
 Hubungan Antar Anggota Keluarga : klien dekat dengan ibu dan sering bermain
ataupun bercanda dengan kakaknya
 Pengasuh Anak : Tidak
VII. Riwayat Spiritual
 Support Sistem Dalam Keluarga : Keluarga sangat bahagia dengan adanya klien,
dan keluarga sangat mensupport segala sesuatu yg dilakukannya.
 Kegiatan Keagamaan : Belum bisa
VIII. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Ibu membawa anaknya ke RS karena : Pasien mengalami kejang dan
demam
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Dokter mengatakan
anak ibu perlu dirawat inap karena perlu pengobatan, pemantauan, dan
pemeriksaan lebih lanjut
- Perasaan orang tua saat ini : Tenang
- Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ibu pasien selalu mendampingi
- Yang akan tinggal dengan anak : Ibu pasien
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Anak hanya tahu kalau sakit itu harus berobat
C. Pengalaman Keluarga Mengenai Sakit Termasuk Perawatan Dan Pengobatan
Sebelumnya : Ini merupakan kejadian yang keenam kalinya karena pasien
sudah beberapa kali dirawat dengan keluhan dan kejadian yang sama yaitu
demam kemudian kejang.
IX. Aktivitas Sehari-Hari
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
Selera makan Baik Baik

B. Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jenis minuman Air putih dan susu Air putih dan susu
Formula Formula
2. Frekuensi minum Sering Kurang
3. Kebutuhan cairan Sedang Kurang

C. Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat Popok Popok
pembuangan
2. Frekuensi (waktu) BAB 1x & BAK BAB 1x & BAK
(sewajarnya) (sewajarnya)
3. Kesulitan Tidak Tidak
4. Obat pencahar Tidak Tidak
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam tidur
- Siang 14.00 Tidak menentu
- Malam 19.00 Tidak menentu
2. Pola tidur 9-10 jam 7-8 jam
3. Kebiasaan sebelum tidur Minum Susu Minum Susu
4. Kesulitan tidur Tidak Tidak

E. Olah Raga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3. Kondisi setelah olah raga Tidak ada Tidak ada

F. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Mandi dilakukan oleh ibunya Di seka
- Frekuensi 2-3x/hari 2x sehari
- Alat mandi Bak mandi dan gayung Kain bersih

2. Cuci rambut
- Frekuensi 2x sehari saat mandi Tidak ada
- Cara Keramas

3. Gunting kuku
- Frekuensi 1x seminggu Tidak ada
- Cara Dibantu orang tua
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2x sehari Tidak ada
- Cara Dibantu orang tua

G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain bersama Berjalan di sekitar
orangtua, saudara, dan ruangan dan selasar
temannya di sekolah
bermain
2. Pengaturan jadwal Tidak ada Tidak ada
harian
3. Penggunaan alat Tidak menggunakan alat Tidak menggunakan
Bantu aktifitas bantu alat bantu
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada kesulitan saat Pada tangan kanan yang
tubuh pergerakan terpasang infus

H. Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah Pasien sangat senang di -
bawa ibunya ke sekolah
bermain selama 2 jam
2. Waktu luang Bermain dan bercanda Main HP dan kadang
diajak orang tuanya
berkeliling disekitar
ruangan
3. Perasaan setelah Senang -
rekreasi
4. Waktu senggang klg Berkumpul dan kadang Tidak ada
keluar untuk jalan-jalan
5. Kegiatan hari libur Jalan-jalan Tidak ada

X. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Keadaan umum klien tampak terlihat lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital :
 Denyut Nadi : 128 x/menit
 Suhu : 38,8 OC
 Pernapasan : 24x/menit
 Spo2 : 98 Room air
 Berat Badan : 13,7 kg
 Tinggi Badan : 92,5 cm
 Hasil pemeriksaan berdasarkan NCHS, atau pemeriksaan lain mengenai status
nutrisi: Normal
 Kepala
Inspeksi
Keadaan rambut & Hygiene kepala:
a. Warna rambut: hitam
b. Penyebaran: cukup tebal
c. Mudah rontok: tidak
d. Kebersihan rambut: bersih
Palpasi
Benjolan : ada / tidak ada : tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak ada : tidak ada
Tekstur rambut : kasar/halus : halus
 Muka
Inspeksi
- Simetris / tidak : simetris
- Bentuk wajah : normal
- Gerakan abnormal : tidak ada
- Ekspresi wajah : masih dapat tertawa
Palpasi
- Nyeri tekan / tidak : tidak
- Data lain : tidak ada

 Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : tidak edema
tidak radang
b. Sclera : tidak icterus
c. Conjungtiva : tidak radang
tidak anemis
d. Pupil : - Isokor
- Refleks pupil terhadap cahaya : mengecil
e. Posisi mata : simetris
f. Gerakan bola mata : normal
g. Keadaan bulu mata : baik
h. Keadaan visus : dapat melihat objek jauh
i. Penglihatan : baik, tidak kabur
 Hidung & Sinus
Inspeksi
- Posisi hidung : simetris
- Bentuk hidung : normal
- Keadaan septum : bersih
- Secret / cairan : bersih
 Telinga
Inspeksi
- Posisi telinga : normal
- Ukuran / bentuk telinga: sedang
- Lubang telinga : bersih, tidak tampak adanya serumen
- Pemakaian alat bantu : tidak
Palpasi
Nyeri tekan / tidak : tidak terdapat nyeri tekan sekitar telinga
Pemeriksaan uji pendengaran
Data lain : Klien dapat mendengar dengan baik, klien dapat melakukan
perintah yang disuruh perawat, dan menjawab pertanyaan dengan jawaban ya
atau tidak

 Mulut
Inspeksi
Gigi
- Keadaan gigi : tumbuh dengan baik dan bersih
- Karang gigi / karies: tidak ada karang gigi
- Pemakaian gigi palsu: tidak ada
Gusi
Merah / radang / tidak: gusi normal tidak ada peradangan
 Lidah
Kotor / tidak : kebersihan lidah cukup bersih
 Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : bibir tidak pucat
- Basah / kering / pecah : kering
- Mulut berbau / tidak : tidak berbau
- Kemampuan bicara : baik
 Tenggorokan
Nyeri menelan : tidak ada nyeri saat menelan
 Leher
Inspeksi
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Palpasi
- Kelenjar thyroid: Teraba
- Kelenjar limfe: tidak ada pembesaran
Data lain :
 Thorax dan pernapasan
- Bentuk dada : simetris
- Irama pernafasan: teratur
- Pengembangan: berkembang saat bernafas
Data lain :
Palpasi
Auskultasi : tidak terdengar suara nafas tambahan
 Jantung
Palpasi : Tidak ada pembesaran pada jantung
Auskultasi : Tidak ada suara jantung tambahan
 Abdomen
Inspeksi
- Membuncit : tidak
- Ada luka / tidak : tidak
Palpasi
- Hepar : tidak teraba
- Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi
- Suara bising usus : 8x/menit
Data Lain
Genetalia dan Anus : jenis kelamin perempuan dan tidak terdapat
kelainan pada alat kelamin dan anus
 Ekstremitas
Ekstremitas atas
 Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : normal, dapat bergerak dengan baik
- Kekuatan otot kanan / kiri : baik, dapat mengangkat benda ringan
tanpa bantuan
- Koordinasi gerak : dapat menggerakan tangan sesuai perintah
 Refleks
- Biceps kanan/kiri : normal, terdapat refleks saat dilakukan
pemeriksaan
- Triseps kanan/kiri : normal terdapat refleks saat dilakukan
pemeriksaan
 Sensori
- Nyeri : klien dapat merasakan rangsangan nyeri
- Rangsang suhu : klien dapat merasakan suhu hangat
- Rasa raba : klien dapat merasakan saat di pegang
Ekstremitas bawah
 Motorik
- Gaya berjalan :normal, klien dapat berjalan dengan baik
- Kekuatan kanan / kiri :baik, klien dapat berdiri tanpa bantuan
 Refleks
- Babinsky kanan / kiri :klien merasakan geli saat telapak kakinya
di beri rangsangan
 Sensori
- Nyeri : klien dapat merasakan rangsangan nyeri
- Rangsang suhu : klien dapat merasakan suhu hangat
- Rasa raba : klien dapat merasakan saat di pegang
Data Lain
Status Neurologi
Saraf – saraf Cranial
- Nervus Olfactory (Syaraf I)
Pasien mampu membedakan aroma makanan dan obat saat mata pasien ditutup
- Nervus Optikus (Syaraf II)
Pasien mampu melihat benda dari jarak ± 1½ meter dan saat diuji oleh perawat
pasien mampu menyebutkan jumlah angka yang ditunjukan perawat dengan
menggunakan jari
- Nervus Oculomotor (Syaraf III)
Pupil pasien isokor (sama besar)
- Nervus Trochlearis (Syaraf IV)
Pasien mampu menggerakkan mata keluar dan ke dalam
- Nervus Trigeminus (Syaraf V)
Pasien mampu tersenyum dan tertawa (motorik), saat melambaikan tangan
daya refleks cepat (sensorik)
- Nervus Abdusens (Syaraf VI)
Bola mata dapat bergerak cepat
- Nervus Facialis (Syaraf VII)
Pasien mampu mengerutkan dahi dan tersenyum
- Nervus vestibulococlear (Syaraf VIII)
Pasien dapat mendengar suara dengan jelas
- Nervus Glassofaringeus (Syaraf IX)
Pasien dapat membedakan rasa manis dan pahit
- Nervus Vagus (Syaraf X)
Pasien masih merasakan mual dan ingin muntah ketika pasien di anjurkan
menyentuh tenggorokan dengan jari tangan
- Nervus Asesorins (Syaraf XI)
Pasien mampu menggerakan bahu
- Nervus Hipoglosus (Syaraf XII)
Pasien mampu menggerakkan lidah
Tanda-tanda perangsangan selaput otak:
a. Kaku kuduk : tidak terdapat kaku kuduk
b. Kernig sign : negatif (normal)
c. Refleks Brudzinski : tidak terdapat refleks Brudzinski
d. Refleks Lasegu : positif (normal)

XII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan (0 – 6 Tahun )


1. Usia 0-1 bulan : Normal
2. Usia 1-2 bulan : Normal
3. Usia 2-3 bulan : Normal
4. Usia 3-4 bulan : Normal
5. Usia 4-5 bulan : Normal
6. Usia 5-6 bulan : Normal
7. Usia 0-12bulan : Normal (tidak ditemukan masalah tumbuh kembang)
XIII.Rencana Tindakan Operasi: -
XIV.Test Diagnostik:
 Laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 10 Januari 2024
PARAMETER RESULT UNIT NORMAL RANGE
RBC 4.48 10 12/l 3.50-5.50
MCV 78.1 fl 75.0-100.0
RDW% 13.5 % 11.0-16.0
RDWa 58.0 fl 30.0-150.0
HCT 37.8 % 35.0-55.0
PLT 320 10 9/l 100-400
MPV L 7.8 fl 8.0-11.0
PDW 9.7 fl 0.1-99.9
PCT 0.25 % 0.01-9.99
LPCR 12.2 % 0.1-99.9
WBC H 11.7 10 9/l 3.5-10.0
HGB 12.6 g/dl 11.5-16.5
MCH 26.1 pg 25.0-35.0
MCHC 33.3 g/dl 31.0-38.0
LYM 2.1 10 9/l 0.5-5.0
GRAN 8.0 10 9/l 1.2-8.0
MID H 1.6 10 9/l 0.1-1.5
LYM% 18.5 % 15.0-50.0
GRA% 68.4 % 35.0-80.0
MID% 13.1 % 2.0-15.0
Tanggal pemeriksaan : 10 Januari 2024
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
URINALISA
Kimia-bilirubin - Negatif Kualitatif
Kimia-blood - Negatif Kualitatif
Kimia-glukose - Negatif Kualitatif
Kimia-keton - Negatif Kualitatif
Kimia-lekosit - Negatif Kualitatif
Kimia-nitrit - Negatif Kualitatif
Kimia-protein - Negatif Kualitatif
Kimia-urobilinogen - Negatif Kualitatif
Lain-lain - +/- Kualitatif
Makroskopis-berat Jenis 1.015 1,002 – 1,030 Kualitatif
Makroskopis-Keasaman 6.0 4,7 – 7,5 Kualitatif
Makroskopis-kekeruhan JERNIH Jernih Kualitatif
Makroskopis-warna Kuning Muda Kuning Muda Kualitatif
Makroskopis-ephitel + +/- Kualitatif
Makroskopis-eritrosit 0-1 <3 /LBP
Makroskopis-kristal - Negatif Kualitatif
Makroskopis-Leukosit 0-1 <3 /LBP
Makroskopis-silinder - Negatif Kualitatif

 CT Scan:
Tanggal pemeriksaan : 11 Januari 2024

Tidur
Aktivitas Frekuensi Amplitudo Distribusi keterangan
Perlambatan 4-5 H Simetris, difus Ritmis, Irama dasar
berkurang
Vertex Sharp 4-5 H Frontosentral Durasi 150-200 msec
transient
Gelombang 2-3 H Focal daerah Asimetris dominan
kejang frontal kanan kanan

Stimulasi Photic bertahap 1-30 Hz


Aktivitas Frekuensi Amplitudo Distribusi keterangan
‘photic Bioksipital Simetris
driving’

Kesan EEG:
Hasil pemeriksaan EEG rutin saat ini ditemukan gelombang kejang daerah frontal
kanan, mohon korelasi klinis.
Klasifikasi: Abnormal III
XV. Therapy saat ini (tulis dengan rinci)
Nama Obat Komposisi Golongan Obat Indikasi/ Kontaindikasi Dosis Cara
Pemberian
Inf. D5 ½ Ns Each 500 mL contains Hipertonik Indikasi : 1150cc/24 jam intravena
Dextrose Monohydrate Pengganti cairan dan kalori.
equivalent to
Dextrose Anhydrate 25 g Kontraindikasi :
Sodium Chloridem2.25 g Sindroma malabsorpsi glukosa- galaktosa,
Water for injection ad 500 mL koma diabetikum.
Chloride 77 mEq/L
Sodium 77 mEq/L
Osmolarity 432 mOsm/L
Inj. Paracetamol Paracetamol Antipiretik Indikasi: 130 mg intravena
Obat analgesik, penghilang rasa sakit. (K/P)
Jika demam
Kontraindikasi:
Alergi paracetamol, gangguan fungsi hati,
gangguan fungsi ginjal
Inj. Metoclopramide 10 mg Antiemetik Indikasi: 10mg (kapan intravena
Metoclopramide mual dan muntah pada gangguan saluran perlu)
cerna dan pengobatan dengan sitotoksik
atau radioterapi; untuk control muntah
karena operasi abdominal dan prosedur
diagnostic.
Kontraindikasi:
Obstruksi gastrointestinal, perforasi atau
perdarahan; 3-4 hari setelah operasi
gastrointestinal; feokromositoma; epileptic,
gejala ekstrapiramidal dan tipe Parkinson,
menyusui.
Inj. Diazepam Diazepam 5 mg/ml Psikotropika Indikasi: 4 mg (k/p) jika intravena
kejang
Pemakaian jangka pendek pada ansietas
atau insomnia, status epileptikus, kejang
demam

Kontraindikasi:
Depresi pernafasan, gangguan hati berat,
kondisi fobia dan obsesi, serangan asma
akut, bayi prematur
Po. Diazepam Diazepam 2 mg Psikotropika Indikasi: 3,9 mg (puyer) oral
Pemakaian jangka pendek pada ansietas jika temp > 38,5
o
atau insomnia, status epileptikus, kejang C
demam

Kontraindikasi:
Hipersesitivitas pada diazepam, usia < 6
bulan, gangguan pernafasan berat,
gangguan fungsi hati berat.
XVI. ANALISIS DATA

No. Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem


1. 11-01-2024 DS: Ibu pasien mengatakan anaknya demam Proses Penyakit Hipertermia
14.00 wita DO: (SDKI hal. 284 D.0130)
- Kulit teraba hangat
- Kulit tampak merah
- RR : 24 x/mnt
- HR : 128 x/mnt
- Suhu : 38,8 o C
- Spo2: 98 %
- WBC: 11,7 g/dl (meningkat)
2. 11-01-2024 Faktor resiko: - Risiko Cedera
14.10 wita - Pasien dengan diagnosa medis KDS (SDKI hal. 294 D.0136)
- Pasien mengalami demam
- Pasien riwayat kejang 1x di rumah
- Pasien riwayat kejang 6x dari umur 1 tahun sampai
sekarang
- Pasien sering jalan-jalan diruangan
- Hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan Abnormal III
- TTV: RR : 24 x/mnt HR : 128 x/mnt
Suhu : 38,8 o C Spo2: 98 %
XVII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermia b/d proses penyakit
2. Risiko cedera
XVIII. PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO No Diagnosa Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional


Keperawatan
1. SDKI D.0130 Hipertermia Setelah dilakukan 1. Pantau suhu dan tanda-tanda vital 1. Pemantauan tanda-tanda vital dapat
berhubungan tindakan keperawatan lainnya menentukan perkembangan keperawatan
dengan proses 1x24 jam diharapkan 2. Monitor asupan dan keluaran,sadari selanjutnya.
penyakit masalah hipertermi dapat perubahan kehilangan cairan yang tak 2. Pemantauan asupan dan keluaran untuk
teratasi dengan kriteria dirasakan mengetahui kebutuhan cairan yang
hasil: 3. Dorong konsumsi cairan dibutuhkan sehingga pemberian cairan
1. Suhu tubuh dalam 4. Fasilitasi istirahat, terapkan dapat diberikan secara tepat.
batas normal pembatasan aktivitas. 3. Kebutuhan cairan meningkat karena
2. Nadi dan RR dalam 5. Pantau komplikasi-komplikasi yang adanya proses penguapan.
rentang normal berhubungan dengan demam serta 4. Aktifitas yang berlebihan dapat
3. Tidak ada perubahan tanda dan gejala kondisi penyebab meningkatkan metabolisme dan panas.
warna kulit dan tidak demam (kejang, penurunan tingkat 5. Pemantauan yang ketat untuk menghindari
ada pusing kesadaran,dll) terjadinya kondisi yang lebih buruk serta
6. Berikan kompres hangat dapat memberikan intervensi secara cepat
7. Kolaborasi dalam pemberian obat dan tepat.
antipiretik atau cairan IV 6. Kompres hangat membantu dalam
menurunkan demam
7. Antipiretik berfungsi untuk menurunkan
panas.

2. SDKI D.0136 Risiko cedera Setelah dilakukan Manajemen Lingkungan


tindakan keperawatan 1. Ciptakan lingkungan yang aman 1. Meminimalisir terjadinya cedera fisik
1x24 jam diharapkan bagi pasien bagi pasien.
resiko cedera tidak 2. Singkirkan benda-benda berbahaya 2. Meminimalisir terjadinya cedera fisik
terjadi dengan kriteria dari lingkungan bagi pasien.
hasil: 3. Sediakan tempat tidur dan 3. Meminimalisir terjadinya cedera fisik
- Pasien terbebas dari lingkungan yang bersih dan nyaman bagi pasien.
cedera
- Orang tua mampu Manajemen Kejang
menjelaskan 1. Longgarkan pakaian 1. Meminimalisisr rasa tidak nyaman pada
cara/metode untuk 2. Balikkan badan pasien ke satu sisi pasien
mencegah cedera 3. Pandu gerakan klien 2. Mencegah komplikasi dekubitus
- Orang tua mampu 4. Monitor arah kepala dan mata 3. Meminimalisisr adanya cedera
menjelaskan faktor selama kejang 4. Meminimalisir resiko cedera saat kejang.
resiko dan lingkungan 5. Tetap di sisi pasien selama kejang 5. Melakukan pengawasan saat pasien
- Orang tua mampu 6. Catat karakteristik kejang kejang
memodifikasi cara 6. Mencatat frekuensi kejang
untuk mencegah
cedera
- Orang tua mampu
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada

XIX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Hari /Tanggal :Kamis/11-01-2024
NO Jam Nomor Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Tindakan Daignosa
NANDA
1. 14.30 SDKI 1. Memantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya S:
D.0130 2. Mendorong konsumsi cairan Ibu pasien mengatakan anaknya masih demam
3. Memfasilitasi istirahat, terapkan pembatasan O:
aktivitas. - Kulit masih teraba hangat
4. Memantau komplikasi-komplikasi yang - Kulit tampak merah
berhubungan dengan demam serta tanda dan - RR : 24 x/mnt
gejala kondisi penyebab demam (kejang, - HR : 124 x/mnt
penurunan tingkat kesadaran,dll) - Suhu : 38,0 o C
5. Memberikan kompres hangat - Spo2: 98 %
6. Berkolaborasi dalam pemberian obat antipiretik
atau cairan IV A: Masalah hipertermi belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
- Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
- Dorong konsumsi cairan
- Pantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan
dengan demam serta tanda dan gejala kondisi
penyebab demam (kejang, penurunan tingkat
kesadaran,dll)
- Berikan kompres hangat
- Kolaborasi dalam pemberian obat antipiretik atau
cairan IV
2. 14.45 SDKI Manajemen Lingkungan S:-
D.0136 1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien O:
2. Singkirkan benda-benda berbahaya dari Faktor resiko:
lingkungan - Pasien dengan diagnosa medis KDS
3. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang - Pasien mengalami demam (Suhu : 38,0 o C)
bersih dan nyaman - Pasien riwayat kejang 1x di rumah
- Pasien sering jalan-jalan diruangan
Manajemen Kejang (saat terjadi kejang) - Hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan Abnormal III
1. Longgarkan pakaian - TTV:
2. Balikkan badan pasien ke satu sisi - RR : 24 x/mnt
3. Pandu gerakan klien - HR : 124 x/mnt
4. Monitor arah kepala dan mata selama kejang - Suhu : 38,0 o C
5. Tetap di sisi pasien selama kejang - Spo2: 98 %
6. Catat karakteristik kejang
A: Masalah resiko cedera belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi
Manajemen Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
2. Singkirkan benda-benda berbahaya dari lingkungan
3. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang bersih dan
nyaman
Manajemen Kejang (saat terjadi kejang)
1. Longgarkan pakaian
2. Balikkan badan pasien ke satu sisi
3. Pandu gerakan klien
4. Monitor arah kepala dan mata selama kejang
5. Tetap di sisi pasien selama kejang
6. Catat karakteristik kejang
XX. EVALUASI KEPERAWATAN
Kamis, 11 Januari 2024
NO Jam Nomor Respon Subjektif (S) Respon Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi Daignosa Objektif (A) (P)
NANDA (O)
1. 15.00 SDKI Ibu pasien mengatakan - Kulit masih teraba hangat Masalah belum teratasi Lanjutkan intervensi
D.0130 anaknya masih demam - Kulit tampak merah - Pantau suhu dan tanda-tanda
- RR : 24 x/mnt vital lainnya
- HR : 120 x/mnt - Dorong konsumsi cairan
- Suhu : 37,6 o C - Pantau komplikasi-
- Spo2: 98 % komplikasi yang
berhubungan dengan demam
serta tanda dan gejala kondisi
penyebab demam (kejang,
penurunan tingkat
kesadaran,dll)
- Berikan kompres hangat
- Kolaborasi dalam pemberian
obat antipiretik atau cairan
IV
2. 16.35 SDKI - - Pasien dengan diagnosa Masalah belum teratasi Manajemen Lingkungan
D.0136 medis KDS 1. Ciptakan lingkungan yang
- Pasien mengalami demam aman bagi pasien
(Suhu : 37,6 o C) 2. Singkirkan benda-benda
- Pasien riwayat kejang 1x berbahaya dari lingkungan
di rumah 3. Sediakan tempat tidur dan
- Pasien sering jalan-jalan lingkungan yang bersih dan
diruangan nyaman
- Hasil pemeriksaan CT Manajemen Kejang (saat terjadi
Scan didapatkan kejang)
Abnormal III 1. Longgarkan pakaian
- TTV: 2. Balikkan badan pasien ke
- RR : 24 x/mnt satu sisi
- HR : 120 x/mnt 3. Pandu gerakan klien
- Suhu : 37,6 o C 4. Monitor arah kepala dan
- Spo2: 98 % mata selama kejang
5. Tetap di sisi pasien selama
kejang
6. Catat karakteristik kejang

Jum’at, 12 Januari 2024


NO Jam Nomor Respon Subjektif (S) Respon Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi Daignosa Objektif (A) (P)
NANDA (O)
1. 14.00 SDKI Ibu pasien mengatakan - Kulit masih teraba hangat Masalah belum teratasi Lanjutkan intervensi
D.0130 anaknya masih demam - Kulit tampak merah - Pantau suhu dan tanda-tanda
- RR : 24 x/mnt vital lainnya
- HR : 120 x/mnt - Dorong konsumsi cairan
- Suhu : 38,4 o C - Pantau komplikasi-
- Spo2: 98 % komplikasi yang
berhubungan dengan demam
serta tanda dan gejala kondisi
penyebab demam (kejang,
penurunan tingkat
kesadaran,dll)
- Berikan kompres hangat
- Kolaborasi dalam pemberian
obat antipiretik atau cairan
IV
2. 14.15 SDKI - - Pasien dengan diagnosa Masalah belum teratasi Manajemen Lingkungan
D.0136 medis KDS 1. Ciptakan lingkungan yang
- Pasien mengalami demam aman bagi pasien
(Suhu : 38,4 o C) 2. Singkirkan benda-benda
- Pasien riwayat kejang 1x berbahaya dari lingkungan
tadi malam 3. Sediakan tempat tidur dan
- Pasien sering jalan-jalan lingkungan yang bersih dan
diruangan nyaman
- Hasil pemeriksaan CT Manajemen Kejang (saat terjadi
Scan didapatkan kejang)
Abnormal III 1. Longgarkan pakaian
- TTV: 2. Balikkan badan pasien ke
- RR : 24 x/mnt satu sisi
- HR : 120 x/mnt 3. Pandu gerakan klien
- Suhu : 38,4 o C 4. Monitor arah kepala dan
- Spo2: 98 % mata selama kejang
5. Tetap di sisi pasien selama
kejang
6. Catat karakteristik kejang

Sabtu, 13 Januari 2024


NO Jam Nomor Respon Subjektif (S) Respon Analisis Masalah Perencanaan Selanjutnya Paraf
Evaluasi Daignosa Objektif (A) (P)
NANDA (O)
1. 14.00 SDKI Ibu pasien mengatakan - Kulit teraba dingin Masalah sudah teratasi Intervensi dihentikan
D.0130 anaknya tidak demam - RR : 24 x/mnt (Pasien direncanakan pulang)
lagi - HR : 121 x/mnt
- Suhu : 36,6 o C
- Spo2: 99 %
2. 14.10 SDKI - - Pasien dengan diagnosa Masalah resiko cedera Intervensi dihentikan
D.0136 medis KDS teratasi sebagian (Pasien direncanakan pulang)
- Pasien tidak demam lagi
- Pasien tidak ada kejang
lagi
- Pasien sering jalan-jalan
diruangan di dampingi
orangtua nya
- Hasil pemeriksaan CT
Scan didapatkan
Abnormal III
- TTV:
- RR : 24 x/mnt
- HR : 121 x/mnt
- Suhu : 36,6 o C
- Spo2: 99 %
Kandangan, Januari 2024
Pembimbing Akademik Preseptor Klinik

(Mariani, Ns., M.Kep) (Nunung Utri Wantini,


S.Kep., Ns)

You might also like